Indonesia Bergerak Maju tanpa HOAX

Indonesia Bergerak Maju tanpa HOAX

Hari Jum’at tanggal 13 Oktober 2017 saya mendapat undangan Flash Blogging dari Kominfo. Tentu sebagai anggota dari Female Blogger Banjarmasin hal ini merupakan hal yang membanggakan mengingat saya baru saja memulai aktivitas blogging bulan Januari lalu dengan blog berbasis WordPress.

Sekedar cerita, bulan maret 2017 saya tergabung dikomunitas Female Blogger Banjarmasin dan secara aktif memulai blog TLD saya sejak bulan April 2017. Alhamdulillah kegiatan blogging ini membawa perubahan positif didalam hidup saya. Salah satu kegiatan yang benar-benar berkesan adalah Event Flash Blogging dengan tema “Bijak Bersosial Media” yang diselenggarakan oleh Kominfo.

Jam 08.00 WITA aku dan teman-teman dari Female Blogger Banjarmasin melakukan registrasi dan duduk di meja bundar bagian depan. Kami menyanyikan lagu Indonesia raya yang disusul dengan sambutan oleh Kadiskominfo Kalimantan Selatan, sambutan direktur kemitraan komunikasi hingga foto bersama. 

Selanjutnya adalah materi tentang teknik menulis kreatif yang dibawa oleh nara sumber Akhmad Riannor Asrari Puadi, penulis blog asraripuadi.net. Terlebih dahulu, beliau mengemukakan tentang pentingnya penyaringan berita hoax karena para penulis berita hoax adalah para haters. 

Perubahan Dunia dimulai dari aktivitas menulis. Tanpa menulis sejarah akan hilang. Penemu dan pengembang diindonesia ada karena aktivitas menulis. Dengan perubahan zaman, generasi milenial memegang peranan penting dalam perubahan persepsi masyarakat. Sayangnya, perubahan persepsi masyarakat sering kali condong ke arag negatif akibat dari beredarnya hoax.

Peperangan digital terus melaju. Para haters dan para penulis ‘yang benar’ semakin sulit dibedakan. Judul-judul dengan kalimat pemancing yang luar biasa menyebabkan traffic dari blog haters jauh lebih tinggi dari blog ‘pembawa kebenaran’. Anehnya, hal ini menyebabkan blog haters tersebut lebih didukung dan dipercaya oleh publik. Tulisan content pada Blog tersebut cenderung lebih banyak dibagikan oleh para penggiat sosial.

Ya, media sosial memang membawa peranan penting bagi perubahan persepsi masyarakat. Semakin banyak kontent positif yang disebar maka semakin banyak pula orang-orang yang dapat berpikiran positif. Sebaliknya, jika kontent bermuatan negatif semakin banyak disebar maka semakin banyak pula tercipta para ‘haters’ baru.

Sudah tugas kita untuk dapat bersosial media dengan bijak. Penulis pidato presiden, Sukardi Rinakit mengingatkan bahwa kita harus melakukan 3 hal dalam hidup ini. Pertama, kita tidak boleh mudah kecewa. Kedua, kita tidak boleh salah persepsi. Ketiga, kita harus melakukan dan mengutamakan cek dan recheck terhadap sesuatu.

Ketiga hal tersebut mengingatkan saya akan pentingnya menjadi blogger dan penggiat sosial media yang selektif terhadap berita. Jujur, sebelum menjadi blogger saya adalah salah satu orang yang mudah terpancing dan terpengaruh dengan berbagai kontent negatif. Saya sering menyebarluaskan berita fitnah yang ‘pernah’ saya anggap benar.

Hal ini diawali sebelum masa pemilihan presiden. Saya yang merupakan pendukung calon presiden ‘lain’ memulai paham fanatik saya dengan menyukai salah satu fanspage penulis haters. Ya, saya menyukai semua tulisannya. Caranya membawa para pembaca untuk tidak menyukai presiden ‘ini’ benar-benar logis dan sangat beralasan.

Kemudian suatu hari saya menjumpai tulisan yang terlihat ‘sangat dibuat-buat’ dan tidak jelas sumber data yang diambil. Tanpa berpikir panjang saya memutuskan untuk dislike halaman penulis tersebut. Saya pikir penulis harus memiliki sumber yang kuat dan tidak berdasarkan opini semata. Apa penulis ini hanya mencari sensasi untuk penjualan bukunya? Pikir saya.

Sejak memulai belajar menulis bersama komunitas blogger saya menjadi mengerti tentang pentingnya sebuah adab dalam menulis. Saya menjadi merasa sangat bodoh karena dulu sempat menjadi penyebar hoax. Kemudian, saya bertekad harus menulis kebaikan demi menghapus dosa dari hoax yang pernah saya sebarkan.

Materi dari Bapak Andoko Darta dari Tim Komunikasi Kepresidenan telah membuka mata saya tentang betapa banyaknya kegiatan positif yang telah dilakukan oleh Bapak Jokowi_presiden yang dulu pernah membuatku ‘merasa kecewa’ dengan berita negatif dari berbagai kontent haters (hoax). Ya, aku baru tau ternyata kinerja positif President Jokowi selama ini telah tertutup oleh kontent-kontent kebencian.

Bagaimana bisa aku tidak tau tentang kinerja Bapak Jokowi di Desa Ampas, Papua. Desa Ampas dulunya tidak memiliki listrik hingga 72 tahun. Dan baru di era Bapak Jokowi, desa ini akhirnya telah memiliki listrik. Bayangkan betapa senang rakyat disana telah sangat terbantu.

Pemerintahan era Jokowi menekankan pada keadilan perlakuan, bukan persamaan perlakuan. Ia mengutamakan masyarakat golongan kecil untuk mendapatkan ‘hak’ yang sama dengan golongan menengah dan atas. Karena itu, perjuangannya tidak dapat dirasakan oleh masyarakat menengah sepertiku.

Pencerahan ini membuatku tersadar. Betapa gelapnya pola pikir dan sudut pandangku dahulu. Betapa ‘nyaman’ tanganku membagikan berita yang belum tentu benar. Betapa mudah diriku yang ‘merasa pintar’ ini menyebarluaskan semuanya seolah-olah itu benar. Padahal, kenal dengan orang terdekat beliau saja aku tidak pernah.

Perjuangan ini belum berakhir. Masih banyak berita hoax yang membawa kebencian dijejaring sosial. Masih banyak blog negatif yang terus menyebar hoax demi kepentingan pribadinya. Bahkan, banyak dari pengelola kontent-kontent negatif tersebut  yang menjadi kaya karenanya.

Siapa yang bertanggung jawab atas semua itu? Apa hal positif yang bisa kita lakukan?

Mari, menulislah untuk kebaikan..

Karena, itulah sejatinya tugas dari penulis. Bukan untuk menjadi tenar, tapi untuk menyebarkan kebaikan.

Semoga Female Blogger Banjarmasin turut menjadi pejuang Pergerakan Kemajuan Indonesia melalui tulisan kebaikan.

Komentar disini yuk
0 Shares

Komentari dong sista

Your email address will not be published.

IBX598B146B8E64A