Jika Ingin Istri Seperti Nikita Willy

Jika Ingin Istri Seperti Nikita Willy

Judulmu win.. Bau-baunya pengen nulis tulisan berbau ‘judgemental’ gitu ya?

Ya.. Gak juga sih..Cuma entah kenapa sih ya perbincangan tentang Nikita Willy ini seminggu ini ‘agak ramai’ di sosial mediaku. Ini awalnya, cuma dari aku yang entah kenapa ketika membuka fb tetiba muncul saja reels yang memperlihatkan Nikita Willy sedang senam. Aku sih awalnya mikir positif aja. Kebetulan aku kan sedang ‘senang workout’, jadi mungkin postingan bertema ‘serupa’ akan sering muncul di beranda karena aku juga lagi seneng-senengnya follow akun yang berbau olah raga. Jujur saja sih, aku ‘kurang kepo’ dengan berita-berita artis atau semacamnya. Justru aku tau dengan aktivitas artis kalau memang sedang ada job aja yang mengarah kesana.

Tapi semakin kesini, konten yang diarahkan kadang berupa konten tentang mamak-mamak yang membandingkan dirinya dengan Nikita Wily, atau konten tentang suami yang bertanya kenapa istrinya tak seperti Nikita Willy. Eh, kok jadi lari kesini ya? Padahal follow juga enggak. Aku malah lebih suka nonton animasi Tuk Kutuk sama Santon TV. Aduh, parah nih sosmed kadang penggiringannya sejauh ini. Dan parahnya aku juga nonton sampe abis. Haha.

Ya intinya sih. Tulisan kali ini cuma sebagai reminder aja buat aku maupun suami. Reminder bahwa jika sebenarnya hidup ini sesuai dengan apa-apa yang kita tanam. Bagitupun konsep dalam suami-istri dan sebagai orang tua.

Kualitas yang Diinginkan Suami dari Seorang Nikita Willy

Aku sering sih bertanya-tanya sambil kepo ke kolom komentar emak-emak yang terkesan anu dengan Nikita Willy. 

Pertanyaan seperti, “Ya wajar aja kan Niki begitu. Kan hidup dia dari start sampe milih pasangan beda ama kita.. Kenapa pada dibandingin ‘penderitaan’nya… Ya jelas aja beda. Kita kan dari start emang gak punya goals kayak Niki. Gak pengen jadi artis, memilih pasangan yang mungkin berbeda secara material dengannya. Secara hasil, tentu aja berbeda.”

Tapi mungkin begini.. Ada ‘beberapa suami’ yang begitu mendambakan memiliki seorang istri layaknya Nikita Willy. Yang masih ‘seger’ meski sudah memiliki anak. Bisa workout dengan keringet yang ‘tumpeh-tumpeh’ bikin ngiler. Bisa selalu terlihat sabar anggunly. Kok terasa idaman sekali ya. Mana kalau diliat terus bikin tambah pengen punya istri demikian. 

Ya mungkin memang ada suami yang berkata demikian. Memang ada, suami yang suka membanding-bandingkan kualitas istri orang dengan kualitas istrinya sendiri. Tapi, coba deh bertanya kediri kita masing-masing sebagai seorang istri.. Suami demikian mungkin saja kan cuma suami orang. Bukan suami kita sendiri. Hehe. Kadang, konten di sosial media sering mengarahkan hati kita sebagai istri untuk ‘ngegas’ sama suami kalau suami menekankan hal yang mirip-mirip.

Contoh nih ya.. Contoh aja sih..

Sudah sehari ini suami beli alat lompat tali begini. Awalnya aku kira ini ‘cambuk’. Imajinasiku.. HAHAHA

Trus suami bilang, “Bagus ini buat olah raga sambil nonton drakor. Gak perlu liat instruktur senam lagi..”

Secara logis, aku masih mikir.. “Oh iya.. Suamiku pasti mengabulkan requestku karena aku kemarin ngeluh kalau ngedrakor yang series ini gak produktif. Kemarin aku ngeluh kalau nyetrika sambil ngedrakor kan 1 jam selesai. Kadang badan gak gerak itu gak enak. Coba dibawah subtitle itu ada instruktur senam ya.. Bla bla.. Dan suami mengakali dengan membelikan ini.”

Tapiiii… Akan beda ceritanya kalau begini nih..

“Tapi aku gak bisa makenya. Gak bisa main lompat tali”

“Coba liat video Nikita Willy…”

JENG JENG JENG JENG…..

Otomatis pola pikirku yang sudah teracuni konten emak-emak akan berkata be like.. “TERUS KAMU PIKIR AKU GAK KEK NIKITA WILLY GITU.. MASIH KURANG GITU…”

((Inilah kadang awal konflik rumah tangga yang tak jelas penyebabnya dimulai))

Pertanyaannya, Apakah Pelakunya Nikita Willy atau Konten-konten panas lainnya? Atau sebenarnya.. Ya kitanya aja yang ‘kurang self kontrol’?

Menerima Kenyataan Se- Apa Adanya

Wind, seriusan jadi konflik gara-gara suami beliin alat lompat tali?

Ya enggak sih. Sempat memang terbesit pikiran demikian. Sempat banget. Jujur.. Sampe ‘sekian kali’.. Haha

Tapi aku mikirnya relax aja sih. *Untung saat itu gak lagi PMS juga..HAHA

Aku mikirnya, Ya Allah.. Baek banget suami beliin aku begini supaya bisa kayak Nikita Willy. Kenapa gak sekalian sama budget buat workout diluar juga..*Canda..canda..

“Murah banget ternyata sayang.. Cuma 18rebo..” Kata Suami

Me In Reality.. “Wah murah banget ya.. Baik banget sayang”

Me In Deep Deep Heart Terdalam.. “Terus kamu pikir cukup bikin aku kayak Nikita Willy hanya dengan modal 18ribu aja?” 

Tapi tahan, Inhale Exhale.

Pahami lagi, bahwa inilah suami yang telah aku pilih 10 tahun yang lalu. Suami yang dari kencan pertama saja sudah terlihat bahwa dia begitu ekonomis dalam membeli sekian hal. Suami yang sejak 3x pertemuan sudah jujur bahwa dia memiliki banyak tanggungan. Suami yang juga ingin aku perjuangkan mimpinya karena dia punya semangat yang tinggi sekali. 

Inilah suami yang aku pilih. Bukan suami seperti Nikita Willy. Yang dari sononya memang sudah kaya. Dan aku harus menerima seapa adanya. 

Iya mah.. Aku sebenarnya kurang tau juga awalnya dengan suami Nikita Willy itu siapa. Baru tau justru ketika melihat konten dari @emtrade_id. Oh ternyata ya.. 

Setelah selesai makan malam. Aku kemudian mengobrol dari hati ke hati dengan suami. Berawal dari membahas saham idx8 sampai ‘ehm’ iseng membuka akun emtrade_id yang aku ikuti. Aku memang selalu punya teknik khusus kalau berkomunikasi dengan suami. Karena paham suami lumayan sensitif kalau to the point. Tapi kalau diawali dengan ‘kepura-puraan’ yang tak disengaja pasti bisa paham..

“Empat orang terkaya di indonesia…. Wuah.. Coba deh sayang liat.. Ternyata salah satunya suami Nikita Willy”

Suami kemudian ikut ‘kepo’ melihat kontennya.

“Pantes aja ya..”

“Apanya ka?”

“Ya pantes aja Nikita milih.. “

Whehehe… responnya diluar kendaliku.. Padahal yang aku harapkan adalah.. “Pantes aja Niki walau udah punya anak masih sempat ini itu bla bla.. Kan cuannya juga banyak..”

Tapi aku coba berkata begini.. “Ya gitu.. Niki memilih suami yang sesuai dengan standarnya dan gak salah juga sih milih begitu. Semua punya konsekuensi masing-masing. Seperti Output Niki sekarang.. Pada banyak yang suka kan liat kualitas dia sebagai Ibu anak satu.. Masih cantik, Fresh.. Karena ternyata memang ada suami yang support dibelakangnya.. Jadi dia bisa punya baby sister, pembantu, bla bla..”

“Ya tapi disesuaikan kondisi juga kan..” Kata suami

“Iya, sesuai kondisi. Kadang banyak orang yang pengen istrinya kayak Nikita Willy tapi gak support apa-apa. Istri disuruh kerja 24 jam di rumah. Apa-apa sendiri. Pakai daster dikritik. Yang perlu kita sadari poinntnya sebenarnya adalah mulailah menerima kenyataan seapa adanya. Jika ingin memiliki istri seperti Niki maka harus sadar bahwa Suami pun setidaknya punya kualitas seperti Suami Niki..”

Suami termenung sebentar. Uhuk, mungkin perkataanku kan… Ada benernya.. Hehe..

Saling Meningkatkan Kualitas Pasangan Masing-Masing

“Dibalik suami yang sukses ada istri luar biasa dibelakangnya”

“Dibalik istri cantik terawat ada suami luar biasa dibelakangnya”

Miris terkadang kalau ada fenomena begini. Ada seorang istri yang menemani suaminya dari 0. Menderita bersama dari awal menikah. Melayani suami agar suami bisa sukses. Setelah sukses? Suami bukannya membawa istri untuk bisa mencapai kualitas sukses serupa. Tapi malah membiarkannya dibawah. Ia sibuk mencari hal baru yang lebih menyegarkan. Belum lagi melihat konten seperti Nikita Willy berseliweran, makin lah nafsunya bergoyang. Belum lagi tingkah polah keluarga suami yang mungin tak tau diri, melihat istri suami ‘tidak bersinar’ malah ikut memanasi anaknya agar kawin lagi dengan yang lebih segar. Ada yang demikian? Ada loh. Banyak.

Orang sering berkata bahwa ujian terberat seorang istri adalah ketika ekonomi suaminya diuji. Namun apa yang terjadi ketika ekonomi seorang suami itu sudah sukses? Ramai sang istri yang dikira tak bekerja itu di judge ‘begitu beruntung tanpa usaha’. Diruntuhkan harga dirinya hanya karena di rumah saja. Dilebihkan derajat suaminya agar bisa mendua. Dibiarkan istri yang awal mendampingi layu begitu saja. Saat demikian, saat istri baru menduduki kursi yang sama.. Lihatlah.. Apakah rejeki suami akan sama seperti yang dulu? Hmm..

Maka, benar halnya bahwa ketika kita sudah merasa sukses maka ingatlah siapa siapa yang mendukung kesusksesan itu. Tingkatkanlah kualitas pasangan. Istri yang lelah berjuang mendampingi suami yang dari awal tak seperti Suami Niki misalnya. Ia menikahimu jelas bukan karena silau harta. Maka, supporrtlah dia.

Jujur, meski awalnya aku agak ‘Ngeuh’ melihat alat lompat tali ini.. Aku kembali memahami pola pikir suami. Memahami apa-apa saja yang sudah ia usahakan untuk keluarga. Memasukkan Humaira ke Day Care supaya harga diriku meningkat dengan ikut bekerja. Membiarkanku masuk kantor jam 9 pagi agar bisa workout. Membiarkanku sering izin pada jam siang karena paham tugasku di rumah juga banyak. Meski suami adalah seorang CEO Start Up IT dengan 8 pegawai, tapi aku bisa berempati padanya tentang kenapa aku tak punya ART atau tentang kenapa anak pertama kami hanya masuk SD Negeri biasa. 

Rumah Tangga itu adalah Toleransi Seumur Hidup. Pahami suamimu. Pahami istrimu.

Beri apresiasi, berterima kasihlah, berilah hadiah sekecil apapun.

Siang ini, aku mencoba melompat memakai alat ini. Sejak SD aku benci lompat tali sebenarnya. Karena alat ini mengingatkanku pada teman-teman masa kecil yang membullyku. Tapi aku mulai ingin mencoba berdamai dengan alat ini. Sebenarnya, tujuanku workout lebih pada memperbaiki psikologis. Aku merasa sangat membaik secara psikis sejak workout. Berat badanku masih stay pada 50-52 dengan tinggi 160. Sudah termasuk Ideal. Tapi workout membuat mindsetku jauh lebih baik dipagi hari.

This image has an empty alt attribute; its file name is alat_lompat_tali1-1024x1024.jpg

Baiklah hei..lompat tali..

Mari belajar menjadi Nikita Willy dari level 1. 

Komentar disini yuk
0 Shares

One thought on “Jika Ingin Istri Seperti Nikita Willy

Komentari dong sista

Your email address will not be published.

IBX598B146B8E64A