Tentang Anakku yang Alergi Protein Susu Sapi dan Susu Formula Soya yang Cocok Untuknya
Bagaimana perasaanmu ketika anakmu bangun setiap malam dalam keadaan menangis kencang.
Ia muntah tak berkesudahan.
Tangannya sibuk menggaruk punggungnya. Wajah merahnya dan mata yang berair itu menatapmu seakan bertanya, “Apa yang sedang terjadi padaku Ma?”
Ya.. ini cerita tentangku dan Pica, anak pertamaku. Buah hati pertama yang menyeretku ke dalam dunia emak-emak. Anak pertama yang mengajariku arti pengorbanan. Anak yang sungguh merupakan seorang guru kecilku dalam perjalananku menuju kedewasaan.
Pada umurnya yang ke 2 tahun, aku menghadapi masalah baru dalam perkembangannya. Masalah itu muncul ketika aku sudah sukses menyapihnya. Setiap malam, ia bangun dengan wajah merah dan mata berair. Tangannya sibuk menggaruk punggungnya. Ia tidak ingin menyusu, ia juga tidak meminta pelukan dariku. Ia seakan bertanya pada diriku, Apa yang sedang terjadi?
Dan bodohnya aku saat itu.. Sungguh aku sendiri pun tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Ternyata, Anakku Alergi Protein Susu Sapi
Butuh waktu lama untuk membuatku sadar tentang apa yang sebenarnya terjadi pada anakku. Karena sebagai ‘mamah muda’ aku sungguh merasa segala tindakanku sudahlah sempurna. Jikapun ada yang salah pada Pica, itu pasti bukanlah kesalahanku. Begitulah egoku berkata.
Ya, sebagai tipe ibu yang cenderung perfeksionis aku merasa tidak melakukan kesalahan. Pica selalu makan masakan rumahan yang aku buat. Tak pernah sekalipun makan makanan instan. Tak pernah pula jajan sembarangan. Apalagi aku selalu memastikan asupan serat Pica selalu seimbang. Lantas bagaimana bisa Pica sering muntah akhir-akhir ini?
“Mungkin Ibunya makan sembarangan.. “
Suara sayup itu kadang terdengar. Dan pikiranku langsung menentang seketika sambil bergumam, “Pica aja udah gak nyusu lagi.. Bagaimana bisa pola makanku dikait-kaitkan lagi?”
Aku kemudian melirik ke bintik kecil merah yang bersarang di punggung Pica. Berpikir keras. Apakah anakku alergi? Apakah ia sepertiku waktu kecil? Yang tidak bisa makan telur ayam, seafood hingga ayam ras?
Ah, bukankah aku sudah banyak belajar soal itu dari Mama? Sejak MPASI aku tidak pernah memberikan Pica seafood berlebihan. Pasti aku cek reaksinya. Dan ia juga tidak alergi dengan telur ayam hingga Ayam ras. Bukannya dia sudah sejak lama makan itu?
Akupun secara iseng memeriksakan kondisi Pica ketika kebetulan check up di Posyandu. Salah seorang bidan berkata padaku, “Bisa jadi dia alergi susu. Kan alerginya kambuh sejak lepas ASI. Kalau boleh tau, Ibu pakai susu apa di rumah?”
Deg..
Aku pun langsung melirik kemasan susu pertumbuhan yang baru-baru ini aku beli. Sambil bergumam.. “Apakah gara-gara ini?”
Bergegas aku mencari informasi di google tentang ciri-ciri anak alergi dengan protein susu sapi. Dan dari semua ciri-cirinya.. Sebagian besar ada pada Farisha.
Bagaimana Bisa Anakku Alergi Protein Susu Sapi?
Ya.. Pertanyaan selanjutnya adalah.. Bagaimana bisa anakku alergi dengan susu sapi?
Bukankah aku sendiri tidak alergi? Bukankah suamiku juga tidak? Lalu bagaimana bisa Pica alergi?
Ternyata, bisa saja sistem kekebalan tubuh Pica langsung bereaksi ketika mengonsumsi kandungan protein yang terdapat pada susu sapi secara langsung. Padahal, aku sendiri juga mengonsumsi susu sapi. Akan tetapi ketika Pica masih ASI, tidak ada reaksi apa-apa. Itulah yang awalnya membuatku ragu.
Ternyata bisa saja anak alergi susu sapi walau kedua orang tuanya tidak alergi. Apalagi Pica saat itu masih berusia 2 tahun sehingga sistem pencernaan dan kekebalan tubuhnya belum sempurna.
Atas pertimbangan alergi, maka aku memutuskan untuk berhenti memberikan Pica susu pertumbuhan. Aku hanya rutin memberikannya makanan 4 sehat secara seimbang. Alhamdulillah alergi itu tidak datang lagi.
Perjuangan Mencukupi Nutrisi Anak Alergi
Ternyata, mencukupi kebutuhan nutrisi anak itu tidak sesimple itu. Awalnya, kupikir dengan memberikan Pica makanan sehat secara seimbang saja sudah sangat cukup untuk kebutuhan nutrisinya. Ternyata aku salah.
Di usia Pica yang sudah 3 tahun, ia sering sekali terkena radang tenggorokan. Tidak tahu kenapa. Sampai pernah suatu hari dia di opname selama 3 hari. Dan selama itu dia tidak mau makan. Disitulah hatiku terasa ‘terpotek-potek’. Hiks..
“Anaknya gak mau minum susu ya?”
“Kok gak dikasih susu?”
Begitulah komentar orang-orang disekelilingku sehingga akupun menjadi serba salah.
“Adek Pica ini di rumah biasanya makanan kesukaannya apa?” Kata Dokter padaku.
“Dia suka sekali telur dadar dok. Hampir setiap hari makan telur..” Kataku
“Apa lebih dari satu kali bu? Kalau bisa dikurangi ya Bu. Anak Ibu ada alergi. Dari sekarang harus rajin juga makan ikan sungai dan sayur ya..
Yah, aku tidak terlalu peka soal alergi pada anak ini. Dulu waktu baru disapih, Pica alergi susu sapi. Kulitnya kemerahan dan sering muntah.
Ketika berumur 3 tahun aku kadang sedikit iseng memberikannya susu sapi. Karena Pica sebenarnya suka dengan berbagai susu UHT. Dan aku senang karena bintik merah itu tidak muncul lagi.
Akan tetapi, rhinitis alerginya kambuh sedikit lebih parah. Sehingga kadang radang tenggorokan juga sering kambuh. Biasanya diawali dengan batuk dan pilek yang tiada henti kemudian berujung tidak mau makan. Tuh kan, sedih sekali aku kalau mengingatnya. Besar kemungkinan kalau penyebab meningkatnya alergi Pica juga disebabkan oleh susu sapi.
Untungnya, Dokter merekomendasikan kepadaku untuk memberikan susu formula soya pada Pica. Dan atas rekomendasi dokter tersebut, kini Pica rutin minum susu pertumbuhan soya.
Ya, hingga usia Pica sudah 7 tahun seperti sekarang. Tak dipungkiri bahwa susu soya turut membersamai pertumbuhannya. Tak lupa disertai dengan makanan sehat yang mendukung untuk menghambat alerginya. Aku terus mengusahakan yang terbaik untuk Pica hingga sekarang. Karena aku tau saat inilah masa tumbuh kembang yang krusial. Ya.. Nutrisi Pica harus tercukupi, karena waktu tak bisa kembali lagi.
Nah, Ini adalah salah satu menu makanan kesukaan Pica. Ikan patin panggang, berbagai sayur, buah dan sambal tomat. Aku hanya memberikannya telur tidak lebih dari satu setiap hari. Dan aku juga selalu rajin memantau reaksi alerginya setiap 3 bulan sekali.
Tips untuk Ibu yang memiliki Anak Alergi Protein Susu Sapi
Nah, pastinya salah satu dari kalian ada yang memiliki permasalahan sama sepertiku bukan? Berikut tips untuk Ibu yang memiliki anak alergi susu sapi:
1. Jangan stress
Tidak usah stress loh. Karena yang namanya alergi itu wajar banget terjadi. Apalagi untuk alergi susu sapi. Konon, 2 dari 10 anak bisa mengalami alergi susu sapi.
Intinya, kita tidak sendirian. Dan dari pada larut dengan kesedihan karena anak sangat sensitif terhadap potein susu sapi lebih baik kita hadapi permasalahannya dengan hati yang lapang.
2. Hindari Makanan yang Mengandung Susu Sapi
Alergi susu sapi ini ada berbagai macam tingkatnya. Ada loh anak yang bahkan mengalami alergi ketika masih ASI. Dan itu terjadi karena ibunya mengonsumsi protein susu sapi.
Untuk kasus Pica, alergi terjadi ketika ia berusia 2 tahun dan sudah berhenti ASI. Awalnya kupikir susu pertumbuhannya yang perlu diganti. Ternyata tidak, semua susu yang mengandung protein susu sapi pasti memicu sedikit alergi. Begitupun dengan makanan yang mengandung susu sapi. Seperti keju. Pica akan muntah.
Oleh karena itu aku menghindari makanan dengan penggunaan susu sapi. Siasatnya adalah dengan membuat makanan sendiri di rumah.
3. Rutin Memantau Perkembangan Alergi Anak
Biasanya, alergi susu sapi tidak berlangsung selamanya loh. Kebanyakan hanya berlangsung hingga anak berumur 2-3 tahun saja. Jadi, jangan khawatir untuk belajar memantau perkembangan alergi anak.
Caranya bagaimana?
Sesekali, berilah anak makanan yang mengandung protein sapi. Kemudian amati reaksi alerginya selama 2-3 minggu.
Ketika Pica berumur 2-3 tahun. Ia tidak tahan makan keju. Tapi, ketika sudah berusia 4 tahun hingga sekarang.. Pica sudah tidak alergi lagi dengan keju. Untuk makanan yang lain pun mulai menyusul satu per satu. Meskipun untuk meminum susu sapi alergi masih muncul.
4. Gunakan Susu Dengan Protein Soya
Nah, ini yang aku lakukan sejak Pica umur 3 tahun. Sedikit terlambat sih tapi lebih baik terlambat dibanding tidak sama sekali.
Saat ini ada berbagai macam susu formula pertumbuhan dengan protein soya. Akan tetapi tidak semua ramah di pencernaan anak dan beberapa anak tentu sedikit tidak familiar dengan rasa soya.
Untuk susu pertumbuhan yang Pica konsumsi adalah Morinaga Chil*School Soya.
Morinaga Chil*School Soya, Susu Formula Soya Untuk Anak 3-12 Tahun
Menurut berbagai referensi, biasanya alergi susu sapi akan hilang dengan sendirinya seiring dengan matangnya saluran pencernaan bayi (pada usia 2-3 tahun). Oleh karena itu, kadang aku juga sering melakukan challenge test dengan cara mencoba memberikan produk-produk yang mengandung susu sapi sedikit demi sedikit.
Dulu, Pica sangat suka dengan keju. Tapi, kalau ia memakan lebih banyak pasti berujung dengan muntah. Tapi seiring berjalan waktu, alergi keju sudah memudar. Begitu pula dengan berbagai makanan lain yang mengandung susu sapi. Alerginya sudah mulai hilang. Hingga usia Pica 7 tahun, hampir tidak ada makanan yang mengandung susu sapi dapat memicu alerginya. Alhamdulillah sekali.
Akan tetapi aku belum berani mengganti susu pertumbuhannya secara penuh. Karena mungkin sedikit trauma. Jadilah sampai sekarang Pica selalu punya persediaan susu formula soya di rumah.
Dan susu formula soya yang Pica konsumsi adalah Morinaga Chil*School Soya. Susu formula ini tergolong sangat cocok untuk Pica karena dari dulu kandungannya sangat ramah untuk pencernaannya. Dengan kualitas protein setara susu sapi, diperkaya L-Metionin, Karnitin, Asam Amino Esensial, serta Vitamin dan Mineral.
Selain itu, MoriCare+ Zigma Triple Bifidus yang ada dalam Morinaga Chil School soya dapat mendukung:
- Kecerdasan multi talenta
Didukung dengan nutrisi Kolin, asam lemak esensial AAL & AL (Alfa-linolenat & linolelat), dan Zat Besi.
- Pertahanan tubuh ganda
Kombinasi Probiotik asset moricare omega dan beta (bakteri baik) dan Prebiotik GOS (makanan bakteri baik), bersinergi untuk kesehatan saluran cerna dan meningkatkan daya tahan tubuh.
- Tumbuh kembang optimal pada anak
Kombinasi Vitamin D dan Kalsium dalam susu pertumbuhan Morinaga membantu untuk menjaga kepadatan tulang dan gigi
Yah, setidaknya sebagai ibu aku ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Karena waktu tak bisa kembali bukan?
FYI, Morinaga Chil*School Soya adalah satu-satunya formula pertumbuhan dengan protein soya yang diakui BPOM dan dilengkapi dengan kandungan AA dan DHA, serta mengandung nutrisi sinbiotik (sinergi dari probiotik dan prebiotik) dengan 3 jenis Bifidobacteria.
Tidak hanya itu, susu formula soya dari Morinaga Chil*School ini juga sangat enak. Berbeda dengan stigma susu kedelai lain yang konon sedikit ‘eneg’ rasanya. Untuk Morinaga Chil School Soya rasanya enak dan segar, karena selain memiliki rasa vanila isolat protein kedelainya juga berkualitas dan tanpa laktosa.
Morinaga Chil School memiliki kualitas protein yang setara dengan susu sapi. Yup, Bebas alergen susu sapi, jadi aman untuk dikonsumsi oleh anak yang memiliki alergi terhadap protein susu sapi.
Terima Kasih Morinaga Chil School Soya, Kini Aku Bisa Menikmati Waktu dengan Pica tanpa Worry
Orang bilang.. kalau memiliki anak alergi itu pasti perasaan Sang Ibu sering cemas, terutama soal nutrisi. Dan sungguh itu benar sekali.
Dari sering memantau reaksi makanan yang memicu alergi, mencoba secara berkala hingga sabar jika alergi tiba-tiba kumat. Apalagi jika anak mendadak sakit serius. Hati ibu mana yang tidak sedih? Hiks.
Alhamdulillah, perjalanan menemukan nutrisi yang pas untuk anak alergi dapat menemukan jalannya. Dan tak dipungkiri itu berkat dukungan nutrisi tambahan dari Morinaga Chil School Soya. Karena bagaimanapun juga, menemukan susu pertumbuhan yang cocok untuk anak alergi itu bagaikan oasis di padang gurun. *maaf mamak sedang lebay..
Untuk para ibu yang bernasib sama sepertiku, saranku untukmu adalah jangan menyerah dan jangan larut dengan kesedihan. Karena anak alergi itu wajar saja kok. Apalagi alergi susu sapi. Muntah, bintik merah, dan gejala lain saat mengonsumsi susu sapi itu adalah hal yang sangat wajar. You’re not alone.
Jadilah Ibu kuat. Karena anakmu membutuhkanmu.
Yup, masa anak-anak hanya terjadi satu kali. Dan tidak bisa diulang. Begitupun kesempatan kita untuk membersamai anak, semuanya tidak dapat diulang. Karena itu, manfaatkanlah waktu yang ada untuk terus mendukung potensinya dengan memberikan kasih sayang, stimulasi dan nutrisi yang maksimal.
Terima kasih Morinaga Chil*School Soya karena telah membersamai tumbuh kembang anakku Pica. Kini perasaan cemas itu sudah berkurang. Aku dapat membersamai Pica setiap hari dengan nyaman karena nutrisinya sudah tercukupi.
Aku ingin selalu menjadi ibu yang terbaik untuk Pica. Dimulai dari sekarang. Karena waktu tak bisa kembali lagi.
Informasi lebih lanjut cek website www.cekalergi.com dan IG @morinagaplatinum.