Browsed by
Month: July 2021

Anak sudah bosan di rumah kala pandemi? Ajak main di plays.org aja! 

Anak sudah bosan di rumah kala pandemi? Ajak main di plays.org aja! 

“Mama, Pica Kangen Sekolah..”

Ucap Pica menunduk hari itu. Tidak semangat untuk beraktivitas. Pasalnya, Pica bilang dunianya menjadi kotak setelah pandemi melanda. Pica baru mengerti bahwa di rumah kadang bisa mengalami kebosanan sedemikian. 

Saat begini, Pica jadi mulai bisa berempati denganku. Eh kok gitu? Iya, dulu Pica kira jadi Ibu Rumah Tangga itu nyaman karena kerjanya cuma di rumah. Ternyata, di rumah itu rentan banget mengalami namanya rasa bosan. 

“Ruang yang dieksplore itu-itu aja. Kamar, dapur, ruang keluarga. Gak ada teman. Dan gak ada main-main bareng kayak dulu lagi.. Kok bisa sih mama setiap hari gini dan gak kunjung bosan?”

“Ya udah, kita main bebikinan apalagi nih? Cari ide di youtube yuk. Atau Pica mau main apa nih?”

Ketika berbagai DIY di rumah sudah terasa membosankan

Hal yang aku lakukan jika sudah selesai dengan pekerjaan domestik dan PJJ biasanya adalah menonton video di youtube bareng Pica. Nah, video yang aku tonton itu biasanya beberapa kreasi mainan oleh para youtuber anak. Sejak awal pandemi, Pica memang lebih menyibukkan diri dengan berkreasi. Dari belajar menggambar, membuat squishy hingga karya-karya lainnya. 

Belakangan, kami juga ikut mencoba berbagai DIY dari mengikuti kegiatan di berbagai webinar. Mengikuti acara seru begini, kadang membuat anak merasa sensasi berbeda. Tapi, ketika acara sudah usai dan kreasi DIY sudah selesai dilakukan.. Rasa bosan itu datang lagi.

Ngapain lagi sekarang? Bikin apa lagi? 

Aku sih, sangat maklum ya jika Pica merasa hal demikian. Bukan tidak mau berkreasi lagi, tapi kadang manusia itu butuh semacam hiburan lain untuk mengusir rasa jenuh. Kadang rutinitas itu adalah pembunuh kreatifitas jika tidak segera menemukan jalan keluar. Maka, duh.. Musti ngapain ya? 

Sementata kondisi kan sedang begini? Varian delta dari covid 19 menyebar lebih cepat dari dugaan. Area kami yang tadinya hijau, berubah jadi merah kembali. Jadi, apa iya harus bawa anak main keluar rumah? 

Bahkan perkelahian antar saudara sering terjadi saat pandemi

“Ajak main sama Humaira aja win! Kan Pica punya adek. Jadi bisa diajak main di rumah aja”

Duh, kenyataannya.. Tidak semudah itu. Huhu. 

Kadang kala (sering bahkan) Pica itu suka bertengkar dengan adiknya. Aku tidak menyalahkan juga sih. Adiknya Humaira baru berumur 2 tahun. Yang mana saat itu memang sedang masa tantrum. Jadi, kadang Pica itu tidak salah loh. Humaira malah ngamuk-ngamuk saat dia dekatin. Jadi, kadang dua bersaudara ini bukannya bisa main bareng dengan akur. Malah layaknya tom and jerry. Selalu bertengkar. Sampai pusing aku dibuatnya. Huhu. 

Pernah suatu hari, keduanya aku ajak mewarnai di dinding kamar yang sudah aku tempelkan kertas lebar. Hasilnya? Alhamdulillah, selama 20 menit mereka damai. Tapi, gak lama kemudian mereka bertengkar lagi. Pasalnya, Hum mengamuk saat warna pink kesukaannya ada di tangan Pica. Duh, bukannya pewarnanya sudah dipisahkan satu sama lain. Huft.. 

Mereka berdua memang mirip dengan Tom and Jerry. 

Pica selalu protes kalau aku bilang demikian. Soalnya, saat dia bertanya, “Pica jadi Tom atau Jerry?”

Aku menjawab, “Pica itu Tom, Humaira yamg Jerry”

“Berarti Pica kalah terus dong.. Gak mau ah. Pica mau doraemon aja”

Ya, begitulah. Kadang memiliki dua anak itu tidak semudah yang dibayangkan. Tadinya bikin anak kedua supaya Pica tidak berasa lonely. Eh, ternyata jadi begini. Hahaha

Anak Main Game? Kenapa Tidak? 

Suatu ketika, aku keluar rumah bersama Pica dan Hum karena ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan. Kedua anak pun terpaksa aku bawa karena tidak tau harus menitipkan mereka kepada siapa. Lalu, saat mengantri kami bertiga berhadapan pada kakak-adek laki-laki yang sedang bermain game di depan kami. Umurnya bisa dibilang hampir sama dengan Pica dan Humaira. 

Aku menatap mereka berdua. Asik sekali. Si adek menyemangati, dan si kaka terlihat serius. Entahlah apa yang sedang mereka mainkan. Tidak berapa lama, si adek bertepuk tangan. Lalu mereka berdua kompak bersama. Sebuah pemandangan kontras dibanding realita kehidupan Pica dan Hum di rumah. Haha. 

“Anak laki-laki emang kompak sekali ya kalo lagi main game.” Ucapku kemudian kepada Pica. 

“Pica juga suka main game.” Jawab Pica kemudian. 

“Pica bisa gak main sama Hum dengan damai kayak mereka?”

“Gimana kalo kita coba aja Ma..”

Terdiam aku sebentar. Berpikir keras. Kira-kira game seperti apakah yang cocok mereka mainkan? 

Lalu, diriku yang lain langsung memberontak keras. 

“Win, anak umur segini jangan diajak-ajak main game. Nanti kecanduan.”

Akupun teringat pada sepupuku yang berbeda pulau disana. Dia yang umurnya sudah setua kakakku, pernah kecanduan game sejak kecil hingga dewasa. Sehingga di dunia nyata dia tidak bisa fokus dalam belajar. Hal itu membawa dampak ke masa depan. 

Tapi, disatu sisi aku melihat suamiku. Sang gamers sejati pada zamannya. Dia berkata padaku bahwa game lah yang membuatnya bisa menjadi programmer handal seperti sekarang. 

“Gamers terbiasa berpetualang pada tantangan demi tantangan. Ketika bosan dan stuck di dunia nyata. Game membawa semangat. Lalu memunculkan solusi saat stuck memecahkan kode program.” -Suamiku

Hingga kini, suamiku masih lah seorang gamer. Jika ia memiliki waktu luang, ia masih setia dengan gadget di tangannya. Serius memecahkan tantangan dalam game. Lantas bersemangat kemudian. Lalu, ia memberi saran padaku. 

“Tidak apa-apa memperkenalkan anak pada game. Sebatas untuk hiburan mereka. Siapa tau game tersebut bisa memercikan api semangat dalam mendorong mimpi mereka. Kita tidak tau bukan? Di era digital seperti sekarang, kadang memulai mimpi bisa dari game..”

Bermain di plays.org memupuk rasa kasih sayang Pica dan Humaira

Akupun mencoba memperkenalkan Pica pada situs game yang terlihat nyaman untuk dicoba. Namanya adalah plays.org

Ada berbagai macam jenis mainan disini. Jika terus scroll halaman websitenya kebawah maka akan terlihat katalog A-Z yang sangat banyak ragamnya. Anak tinggal memilih, dia sedang suka apa sekarang? 

Pertama kali mencoba, Pica langsung tertarik dengan game coloring. Maklum, selama ini Pica hanya mewarnai di kertas saja. Jadi, dia penasaran bagaimana mewarnai di game? 

Humaira pun antusias melihatnya. Ia yang memiliki hobi ekstrem ‘memecah crayon’ mulai excited melihat goresan warna bisa timbul di layar laptop. 

Sesuai kondisi, aku mencoba game Tom And Jerry Arts and Craft: Coloring & Art Game for Kids. Aku tersenyum licik. Kartun yang mirip dengan Pica dan Hum. Haha. 

Meski Pica kesal dengan pilihanku tapi ia menikmatinya. Apalagi, saat mencoba menghias cupcake. Wow, mereka berdua bersemangat. Pica membuat hiasan dan Humaira bertepuk tangan. Lantas mencoba membuat sprinkle di bagian atasnya. 

Aww.. Mereka senang sekali. Mereka lalu mencoba berbagai pilihan mewarnai lainnya. Hasilnya? Seru! 

Siapa sangka game di play.org bisa mendamaikan Tom and Jerry di rumahku? Memperkenalkan rasa kerjasama lalu memupuk kasih sayang kemudian. 

Bermain bisa menyalurkan hobi dan mengasah otak? Tentu! 

Bukan hanya game coloring yang sudah kami coba. Game dengan keyword cat juga sudah kami jelajahi. Dan ternyata seru juga bermain Playful Kitty Yarn Ball Rolling Logic Puzzle Game. 

Dari game ini anak bisa belajar strategi. Secara tidak langsung mereka sedang mengasah otak untuk berpikir sebuah solusi. Pica tak bosan terus mengulang misi saat gagal. Dan Humaira? Dia fokus pada ekspresi kucingnya. Apalagi saat gagal, dia tertawa terbahak-bahak. Dan jika misinya berhasil, ia ikut bertepuk tangan. Jadi, apa Pica kesal ditertawakan Humaira? Tidak, dia malah ikut tertawa. Haha. 

Humaira pun mulai mencoba level yang terkecil. Dan saat berhasil, ia girang sekali. Dalam dunia nyata ia mencoba memberikan bola kasti pada anak kucing di rumah kami. Menaruhnya di bagian perut. Berharap si kucing bisa senang. 

Dan, jika kedua anak sudah tertidur. Saatnya emak beraksi. Ngapain? Main juga dong. Haha

Karena melihat begitu banyak kategori pada game di plays.org maka aku merasa kangen dengan masa laluku. Ssst.. Aku juga seorang gamer loh saat masa kuliah dulu. Dulu, aku ikut game online di facebook dan memiliki komunitas sendiri dalam klan. Klan tersebut membawaku berkenalan dengan berbagai teman di dunia maya. Dan ya.. Game membuatku bersemangat! 

Aku ingin merasakan semangat itu kembali. 

Lalu aku iseng memainkan Be Cool Scooby Doo The Mysterious Mansion Hidden Objects. 

Permainan ini mengingatkanku pada masa kecilku. Kartun scooby doo adalah kartun pertama yang membuatku suka dengan film berbau detektif. Jadi, menemukan hidden objects itu jadi keseruan sendiri. Iya awalnya iseng main sendiri. Besoknya, ngajakin Pica main sama Humaira. Eh, ternyata mereka lebih jago dong. Hihi

Berbagai kelebihan plays.org menurut kami

Cara bermain sangat mudah

Cukup membuka website dan bermain sesuai kategori. Tidak perlu mendownload aplikasi dll dsb. Sangat ringan dipakai di laptop maupun smartphone. 

Pilihan levelpun bisa diatur sesuai umur dan mood pemain. Dalam setiap game ada petunjuk dan cara bermain. 

Pilihan Permainan Banyak

Katalognya saja sudah sedemikian lengkap. Dan setiap satu kategori ada 3-5 bahkan lebih isinya. Jadi, ya.. Iya. Ratusan game disini. Tinggal pilih sesuai kesukaan saja. 

Tidak ada iklan hingga maintenance di sela-sela game

Siapa nih kalo main game di aplikasi kadang terganggu dengan iklan? Aku banget. 

Seumur emak-emak sih masih aman ya. Kalau anak-anak? Main game yang kadang dipenuhi dengan iklan? Bahaya bukan? Senangnya di plays.org tidak ada iklan dalam game. Dan webnya lancar. So far selama hampir sebulan bermain kami tidak pernah merasa terganggu

Cocok untuk semua umur

Siapa bilang yang cocok main di plays.org cuma anak-anak. Orang tua sepertiku pun senang loh bermain disini. Bahkan main Playful Kitty Yarn Ball Rolling Logic Puzzle Game aja aku juga ikut-ikutan. Suami juga kadang ikut bermain menyalurkan ide. Akhirnya, kami semua bermain. Haha.

Duh, jadi ramai kan bonding antar keluarga karena keseruan main game di plays.org

Kalian musti coba juga main di plays.org ! Wajib! XD

Dear Diriku: “Apakah Tidak Apa-Apa Hidup Begini Saja?”

Dear Diriku: “Apakah Tidak Apa-Apa Hidup Begini Saja?”

Belakangan ini, aku sengaja tidak begitu aktif dalam sosial media. Penyebabnya satu hal. Konon namanya adalah.. 

Insecure. 

Seharusnya, perasaan yang tumbuh ketika kita melihat orang lain senang atau memiliki pencapaian lebih adalah perasaan senang pula. Senyum ketika melihat pencapaian orang lain. Ikut senang melihat kebahagiaan mereka. Tapi, entah kenapa tiba-tiba ada rasa ingin bersembunyi ketika melihat semuanya. 

Rasanya seakan-akan kamu merasa lelah. Mengejar sesuatu akan tetapi realita yang terjadi adalah kamu kelelahan hanya karena lari ditempat. Tidak berpindah, tidak kemana-mana. Tidak mencapai sesuatu. Seperti halnya mereka, mereka, dan mereka. 

Kayaknya aku capek kok hasilnya enggak ada? 

Apa karena potensiku memang begitu receh? 

Hidupku kok stuck di tempat? 

Lalu, Mau Hidup yang Bagaimana? 

Aku terdiam di depan kaca, bertanya pertanyaan yang sama. “Apa gak papa ya hidup begini begini saja? Kok sepertinya pencapaianku receh sekali?”

Belakangan aku memang agak shock ketika melihat PV blog yang turun hingga 50% sebulan ini. Entahlah dimana kesalahannya. Hal itu juga sudah aku komunikasikan dengan suami. Pun juga kejadian tak terduga di perusahaan kami bulan ini. Salah seorang klien marah besar ketika jurnalnya tampil tidak karuan. Ternyata, 2 pagawai di kantor melakukan kesalahan. Dan masih banyak kejadian yang membuat aku merasa seakan hidup akhir-akhir ini tidak ada pencapaian. Kontras dengan sosial media. Ya padahal harusnya aku tahu diri bahwa sosial media hanyalah citra. Layaknya aku yang kadang bekerja receh disana. Tapi, namanya perasaan sedang insecure. Haha. Sudah hampir 3 tahun aku aktif di instagram. Tapi sepertinya baru kali ini merasa ingin bersembunyi saja. 

Lalu, aku berjalan ke halaman depan pada kantor kami yang dalam proses pembangunan. Sekitar tempat itu masih tergolong asri. Meski diatas sungai penuh dengan rumah penduduk. Tapi diseberangnya terhampar sebidang sawah hijau. Dan tak jauh dari sana, bangunan kampus universitas kami berdiri kokoh. Seakan melambai-lambai minta jenguk kembali. 

Humaira merengek kesal karena aku melamun saja. Aku jadi ikut kesal melihatnya yang sepertinya tak paham bahwa kadang ibunya butuh melamun sejenak. Sekitar situ memang tidak ada apa-apa. Tidak ada kucing berkeliaran, apalagi sapi. Hewan yang akhir-akhir ini menjadi favorit Humaira sejak idul adha. Akupun melirik setangkai bunga liar di pinggiran sawah. Tumbuh tidak karuan di lahan gambut bersama dengan tumbuhan lain yang tak kalah semrawutnya. Kupetik bunga tersebut. Lalu, aku berikan pada Humaira. Humaira seakan melongo menatapnya. Kupikir, pasti anak ini akan menangis lagi. 

Bunga liar. Apa bagusnya. 

Tapi Humaira melamun dan berpikir sejenak sambil melihat bunga itu. Dicium, dipotek, dilepeh hingga hampir diinjak. Anak itu memang sedang tantrum. Lantas kurebut bunganya. Kurentangkan tanganku menuju sawah. 

“Lihat Hum.. Bunganya Cantik..”

Humaira tertegun. Aku langsung mengeluarkan hp dan memotonya. 

“Bunga ini akan cantik ketika latarnya berubah..”

Aku menatap foto itu berkali-kali. Diperjalanan, aku melamun panjang. Bahwa, mungkin selama ini aku hanya bisa melihat dalam sudut pandang sempit. 

Mungkin selama ini bukan hidupku yang biasa-biasa saja yang bersalah. 

Tapi, sudut pandangku. 

Antara Impian, Pengakuan, Ambisi hingga Penerimaan

Pada tulisan sebelumnya, aku telah bercerita tentang perbedaan antara impian, pengakuan dan ambisi untuk ambang kebahagiaan. 

Namun, dalam proses meraih impian. Kadang kala, ada jeda panjang yang membuat proses tak lagi menjadi fokus. Kadang, kita terpaksa mengambil langkah jalan ditempat hingga lari ditempat. Tak berpindah. Untuk melakukan hal lainnya. Hal demikian sering terjadi sejak fase pernikahan hingga memiliki anak.

Karena merasa stuck dan tak berpindah latar maka pikiran menjadi begitu sempit. Seakan hidup tidak memiliki pencapaian. Padahal jika di runut kebelakang. Begitu banyak hal-hal receh yang kadang terlupakan untuk disyukuri. 

Aku kadang lupa mengapresiasi diri ketika memenangkan sesuatu, pun kadang lupa bahwa suami juga kerap kali memujiku. Lupa bahwa anak-anakku baik-baik saja ditengah krisis ini. Aku tak kehilangan sesuatu hal yang berharga. Betapa kemudian karunia ini kadang terlihat receh lalu tak diresapi ‘rasa’nya. 

Hidup memang perlu tantangan dan level baru. Namun, ketika merasa biasa-biasa saja bukan berarti tantangannya tidak ada. Ketika merasa biasa saja, bukan berarti kerja keras yang sudah dilakukan menjadi tak berharga. Ia hanya berubah wujud dan sudut pandang. 

Proses receh itulah kenikmatan yang kadang terlupakan. 

Penerimaan dan syukur. Hal yang kadang kala terlupakan oleh Ibu Rumah Tangga yang aktivitasnya seakan berputar disitu-situ saja. Namun, hal yang terpenting adalah tak pernah menghilangkan diri sendiri. Itulah yang aku pelajari ketika pernah kena PPD dulu. 

Aku sadar hidupku begitu berharga. Walau terlihat begini-begini saja. 

Selalu ada anak yang bertanya, “Mama, besok kita makan apa?”

Selalu ada tangisan disela-sela aktivitasku. Seakan itulah tantangan untukku bertumbuh. 

Dan selalu ada impian di depan sana. Bukan hanya impianku, tapi impian bersama. 

Mendirikan perusahaan yang mandiri. Bangkit dan menggandeng support lalu kembali belajar hal yang baru. 

Untuk sekarang, nikmatilah hidup yang begini-begini saja. Karena masa kecil Hum itu tidaklah lama. 

Hidup jadi Ibu, ya memang ‘harus begini-begini saja’ dulu. Gitu win! *aku sedang berbicara di depan cermin

Untukmu yang sedang merasa biasa-biasa saja. Percayalah hal biasalah yang mungkin dapat membuatmu bertumbuh. ❤

“Mari tumbuh bersama lagi mulai besok Hum.. “

Galau Memilih Bimbel Untuk Anak di Kala PJJ

Galau Memilih Bimbel Untuk Anak di Kala PJJ

“Si Pica gak ikut Bimbel Win? Anak aku udah 2 bulan ini kuputusin ikut bimbel. Cuma untuk beberapa pelajaran aja sih. Kayak matematika sama bahasa inggris. Soalnya kalo aku yang ngajarin bisa keluar tanduknya. Haha..”

“Wah, gitu ya.. Pantes anak kamu pinter gitu sekarang. Ikutan bimbelnya online atau offline sih?”

“Offline, jadi di dekat rumah aku ada yang buka bimbel kecil. Sudah prokes juga. Udah gitu gurunya ramah. Anak aku suka.”

“Oh ya? Berapa biayanya perbulan?”

‘Segini’ kata temanku. Dan aku pun terdiam. 

Lumayan juga sekarang harga bimbel sekarang ya. Huhu

Anak Ikut Bimbel? Yay or Nay ya? 

Kalau ingat zaman ketika aku sekolah dulu sih, aku sendiri termasuk anak yang sangat suka ikut bimbel. Bukan hanya karena aku ingin belajar saja, tapi dulu itu aku seakan jadi punya kegiatan rutin yang harus dilakukan setiap hari. Bimbel menjawab kebosananku yang saat itu tidak punya hobi spesifik. Bimbel membawaku bertemu dengan teman-teman baru. Hingga membawaku pada cinta pertama. *ini apaan sih kalimat terakhir.. 🤣

Tapi, zaman dulu aku ikut bimbel ketika sudah sekolah SMA. Ketika SD seumur Pica (8 tahun) kerjaanku hanya main tanah liat di tanah. Jadi selama 6 tahun duduk sekolah di SD aku memang tidak pernah punya pelajaran tambahan diluar sekolah. Karena duniaku benar-benar hanya bermain saja. 

Jadi sebenarnya penting gak sih anak ikut bimbel? Seumur Pica begini? 

Menurutku, itu pilihan orang tua masing-masing ya. Dan harus dilihat dari kebutuhan anaknya juga. Dulu, pelajaran kelas 3 SD levelnya tidak setinggi sekarang. Bahkan, aku sih ingat sekali saat aku sekolah kelas 3 dulu.. Ada saja siswa di kelas yang masih terbata-bata dalam membaca dan itu tidak apa-apa. Perkalian dan Pembagian masih menjadi skill expert yang diketahui jawabannya dari buku perkalian buatan. Tidak seperti sekarang, anak-anak seakan sudah dituntut untuk paham soal cerita yang expert. Bukan hanya itu, pelajaran bahasa inggris pun sudah memiliki level setingkat aku SMP dulu. 

Memang, kemampuan otak anak akan berkembang sesuai umurnya ya. Tapi, kadang kita juga harus peka dengan lingkungan plus perkembangan pendidikan. Tentu dari standar yang ada, setidaknya kita menginginkan anak kita bisa lulus dengan pemahaman yang baik. Tidak ketinggalan dengan standar yang ada. Karena kalau tertinggal, kasian anaknya juga. Begitu sih pandanganku. 

Lagi pula, bimbel zaman sekarang itu metode belajarnya tergolong fun. Anak tidak hanya mengerti melalui teori tapi juga praktiknya. Guru bimbel pun kebanyakan tidak menghakimi anak jika melakukan kesalahan. Mereka lebih menikmati prosesnya. Kenyataan demikian, membuat banyak bimbel menjamur di luar sana. Menawarkan kelebihannya masing-masing. 

Jadi, tinggal kita saja yang bisa memilih. Mau ikut bimbel apa yang sesuai dengan kondisi kita. Apalagi sekarang sedang dalam situasi pandemi. Tentu memilih bimbel bukanlah hal yang mudah. Selain mempertimbangkan faktor keamanan, kita juga harus mempertimbangkan faktor ekonomi. 

Iya, gak semua orang tua bisa membayar biaya bimbel yang mahal bukan? 

Ternyata Bimbel Brain Academy Tergolong Murah

Setelah keliling survei biaya bimbel, maka aku memutuskan bahwa.. 

“Ya ampun bimbel offline disini gak ada yang murah. Harganya gila semua.. ” 😭😭

Dan tentu saja usulan untuk bimbel ditolak mentah-mentah oleh suami. Jadi, kudu piye? 

Untungnya, ternyata di ruangguru ada Brain Academy. Ini beda ya sama ruangbelajar yang pernah aku tulis. 

Brain Academy adalah fasilitas kelas virtual yang dihadirkan oleh Ruangguru, bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran siswa di rumah. Dengan Brain Academy, siswa bisa mengakses ratusan ribu video materi belajar, bank soal, infografis, dan quiz yang dapat diakses melalui aplikasi belajar Ruangguru.

Berapa biayanya? Menurutku, cenderung terjangkau ‘banget’  dibanding biaya bimbel offline yang sedang menjamur. 

Brain Academy Online, Pengganti Bimbel Offline Kala Pandemi dengan Banyak Keunggulan

Meski di beberapa tempat sekolah PTM sudah dibuka kembali, bahkan bimbel offline pun kembali eksis. Akan tetapi, akan lebih baik jika kita memilih online saja ya. Hal ini jauh lebih aman di tengah menyebarnya varian delta covid 19. Selain itu, menurutku sih ya lebih nyaman aja. Tidak perlu keluar rumah, tidak perlu repot ganti baju dan langsung cuci. Dan terakhir, tentu tidak perlu tambahan uang jajan. Haha. 

Selain itu, Brain Academy ini punya banyak keunggulan. Apa aja sih? 

-Bimbel dengan Kelas online interaktif

Bimbel online dengan live Teaching interaktif yang terjadwal bersama Star Master Teacher secara langsung via aplikasi dan desktop? Bisa banget! 

-Klinik PR

Disini ada bimbingan belajar online dengan sesi Klinik PR untuk selesaikan tugas sekolah bersama Master Teacher secara eksklusif dalam grup kecil melalui video call.

-Konseling Pendidikan

Konseling privat video online dengan guru wali dan disediakan juga laporan perkembangan anak untuk orangtua. Mantep banget kan. 

-Modul Belajar

Bimbingan belajar online yang menyediakan modul lengkap untuk belajar 1 tahun yang dicetak dan dikirim ke rumah siswa. Wah, bisa buat bahan bacaan anak juga. 

-Kelas Pengembangan Diri

Bimbel online dengan kelas tambahan seperti tips masuk PTN favorit, prospek karir, public speaking dan kreativitas. Anak berkembang meski di rumah aja? Bisa! 

-Komunitas Diskusi Soal

Share berbagai latihan soal yang sulit dalam grup dan akan ada tutor serta teman dari seluruh Indonesia yang siap menjawab. Sudah kayak kerja kelompok virtual ya. 

-Klub Hobi

Bertemu teman dari seluruh Indonesia dengan bergabung ke dalam lebih dari 50 Klub Hobi. Wow, sejak kecil udah bisa kumpul sama teman-teman yang satu hobi nih

-Tryout Ujian

Try Out Ujian dengan tipe soal terbaru untuk mempersiapkan siswa menghadapi ujian. Gak galau-galau lagi si emak bikin soal kisi-kisi tiap malam. 

Jadi, memilih bimbel di Brain Academy? Why Not? 

Nyobain Bolu Pandan Amanda, Ternyata ada 5 Hal yang Unik

Nyobain Bolu Pandan Amanda, Ternyata ada 5 Hal yang Unik

Bagiku, yang namanya kue bolu itu adalah kue yang membawa sejuta kenangan.. 

Kenangan yang begitu melekat di ingatanku adalah kala Mama harus berjualan beberapa tingkat bolu untuk menopang perekonomian keluarga. Saat itu, aku sudah jatuh cinta dengan kue bolu. Rasanya yang lembut dan manis telah membuat keluargaku merasakan kehangatan. 

Dan kenangan itu perlahan hilang ketika mama memutuskan untuk berhenti berjualan. Tapi, tahukah? Sungguh rasa itu selalu ada. 

Ternyata, di Amanda sudah ada Bolu Pandan

Siapa yang tidak kenal dengan Amanda? Sungguh kiranya hampir seluruh indonesia pasti sudah pernah merasakan brownies yummy Amanda. Aku pun sudah berkali-kali membeli produknya. Tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri, tapi juga untuk oleh-oleh pada orang tersayang. 

Nah, kalian tau? ada produk baru loh dari Amanda. Yaitu Bolu Pandan dengan cita rasa khas Amanda. Produk ini  secara resmi launching pada Sabtu, 10 Juli 2021 secara serentak di seluruh outlet Amanda di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Iya, hari ini. Aku sendiri excited ingin mencobanya. Karena produk ini adalah produk best seller yang akan melengkapi dan menambah variasi pilihan produk di outlet Amanda Brownies. 

First Impression Bolu Pandan Amanda

Ta daa.. 

Dan akhirnya aku berkesempatan mencoba produk Bolu Pandan Amanda. Aku senang dengan packaging yang hijau dengan taburan cover keju. Temanya benar-benar tetap khas ‘Amanda Banget’ namun dengan varian yang berbeda. Jika hidungmu sangat tajam, bahkan dari kotaknya saja sudah tercium aroma pandan yang cukup tajam. 

Mari kita buka.. 

Keju dan keju dengan pinggiran brown dan wangi pandan. 

Jangan salah dengan tampilan awalnya. Mungkin terlihat sedikit rendah dibanding brownies amanda. Bukan berarti ini bolu bantet. Akan tetapi, memang demikianlah cita rasa khas Amanda. Kalian akan tau detailnya ketika sudah memotongnya dan merasakannya di lidah. 

Mari Potong.. 

Hijau, segar… wanginya menyeruak keluar. 

Akupun mulai memotongnya dengan kedua tangan. Merasakan teksturnya dengan lebih jelas untuk menjawab keingintahuan.. 

Well, ini bukan bolu bantet. Ini bolu pandan yang memiliki cita rasa yang khas. 

Aku menggigitnya sepotong. Lantas memejamkan mata. Setidaknya aku merasakan 4 hal yang unik dari Bolu Pandan Amanda

5 Hal Unik dari Bolu Pandan Amanda

Sebagai anak dari ibu yang berjualan bolu, tentu aku sudah kenyang sekali merasakan berbagai macam jenis bolu. Aku sendiri bahkan dulu sempat berjualan saat ekonomi keluargaku sedang down. Aku sudah pernah merasakan jenis bolu jadul, bolu mentega, bolu pisang hingga ya.. Bolu pandan. 

Tapi dari sekian banyak jenis bolu yang aku rasakan. Menurutku sendiri, Bolu Pandan Amanda punya cita rasa yang khas. Yang mungkin selama ini tidak bisa aku temui dan rasakan. 

Setidaknya, ada 5 hal unik dari bolu pandan amanda, yaitu:

1.Teksturnya yang padat dan lembut

First impression memang kerap kali berbohong. Seperti saat aku pertama kali melihat bolu pandan amanda yang terkesan lebih pendek dibanding bolu biasanya. Kupikir awalnya, eh kenapa ya? Apa memang begini? 

Ternyata ketika sudah diiris. Bolu ini memang beda teksturnya dibanding bolu biasa. Padat namun lembut sekali. Nyaris tanpa cela saat dipotong. Tidak menyisakan tekstur greesy maupun over bounce. Iya, sering loh aku memakan bolu yang over ngembang tapi rasanya ya so so aja. Tidak menyisa dilidah. 

2. Rasanya ‘Pandan Banget’

Nah, menurutku bolu pandan amanda itu rasanya lebih pandan banget dibanding bolu pandan yang biasa aku makan. Gak ngerti juga kenapa. Bahkan kotaknya saja bau pandan. Haha. 

Mungkin nih ya, karena teksturnya itu sangat mempengaruhi rasa. Teksturnya kan lebih padat dibanding bolu pada umumnya. Jadi karena itulah rasa pandannya lebih terasa. Karena seakan mengumpul dalam satu gigitan. Ditambah pula selai dibagian tengahnya yang menajamkan rasa. 

3. Pada Lapisan Tengah ada Selai Sarikaya Pandan

Biasanya pada bolu pandan biasa lapisan tengah diisi dengan butter cream. Tapi, Bolu Pandan Amanda memiliki lapisan selai Sarikaya Pandan yang rasanya cukup berbeda. Selai ini tidak dominan. Hanya sedikit olesan saja tapi sangat enak rasanya. 

4. Anti Keras walau ditaroh di kulkas

Nah, karena di rumahku penuh dengan ‘tangan-tangan usil’. Seperti tangan Pica hingga tangan Humaira yang suka sekali iseng mencari makanan dan merobeknya dengan asal.. Maka, aku itu sehabis beli makanan pasti deh dimasukin kulkas. Karena selain aman dari anak, juga aman dari semut yang kadang suka sekali usil. 

Sempat worried juga karena tekstur bolunya kan padat tuh. Kalo dimasukkan kulkas kira-kira bakal keras gak? 

Ternyata, teksturnya gak keras. Malah aku lebih suka makan yang habis keluar dari kulkas. Lebih enak dan berasa dingin. 

5. Awet meski tanpa Pengawet

Katanya, bolu ini awet hingga 3-4 hari dalam suhu normal. Nah, kalau dalam kulkas lebih awet lagi dong? 

Mana lebih enak makan yang habis dari kulkas lagi. Kelebihan begini menurutku penting banget ada. Karena selain awet buat dimakan sendiri. Juga awet buat dijadikan Oleh-oleh Banjarmasin maupun Oleh-oleh Banjarbaru hingga Oleh-oleh Palangkaraya. Iya, kan hari ini baru buka di area kalsel-teng. Kalau di area pulau jawa tentu sudah ada. hehe

Sering kan kita itu kalo mau ngasih seseorang tapi tiba-tiba gak jadi di hari itu karena sesuatu hal. Jadi gak perlu khawatir karena dikasih esok hari lagi pun masih sangat layak dikonsumsi. 

Kini Bolu Pandan Amanda Hadir di Kalsel dan Kalteng

Amanda itu produk yang sudah pengalaman lebih dari 20 tahun. Iya, seluruh produk amanda terjamin dan memiliki kualitas produk terbaik sampai ke tangan pelanggan. Amanda merupakan produsen makanan brownies dan pastry yang terkenal dengan produk brownies kukusnya, berawal dari bisnis rumahan kemudian menjadi bisnis profesional berskala nasional hingga memiliki ratusan outlet di seluruh indonesia.

Bolu Pandan sendiri menggunakan resep berkualitas dapur Amanda dengan cita rasa pandan makanan khas Indonesia. Makanya, tidak heran rasanya unik dan enak. Kita bisa membelinya dengan harga Rp. 37.000. Cukup terjangkau bukan? 

Nah, Khusus di provinsi Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Tengah, Amanda telah memiliki 3 Outlet besar, dengan lokasi outlet sebagai berikut :

Outlet Amanda Brownies Banjarmasin:Jl. A. Yani Km 2,5 (lampu merah kuripan)

Outlet Amanda Brownies Banjarbaru: Jl. A. Yani Km 34,5 (seberang SPBU COCO)

Outlet Amanda Brownies Palangka Raya: Jl. G. Obos No. 15 (seberang POLTEKES Palangkaraya)

Jadi, tunggu apa lagi? Ke Amanda Brownies Yuk! 

Pesan Tentang Hidup Bahagia Ala Mama Mertua

Pesan Tentang Hidup Bahagia Ala Mama Mertua

“Kalau menuruti nafsu manusia.. Gak akan ada habisnya hidup ini. Selalu ada yang dikejar.”

Suamiku tersenyum mendengarnya. 

“Tapi kita itu berusaha bukan buat menuruti nafsu Ma. Kita tuh berusaha supaya bisa membantu orang. Coba kalau anak mama ini pasrah jadi PNS aja. Gak bakalan bisa membuka lapangan kerja. Dan gak bakalan bisa membantu keluarga dengan banyak..”

“Kalau prinsip kamu sudah benar nak. Yang mama maksud bukan itu. Coba lihat sekeliling kita. Banyak sekali orang-orang yang sebenarnya tidak tergolong mampu. Tapi suka sekali ganti-ganti mobil. Ya memang itu urusan mereka. Tapi apa iya kita harus hidup untuk mendapat penilaian dari orang lain dengan menyakiti diri sendiri. Itulah yang dimaksud hidup tidak ada habisnya.. Terlalu mengejar mata dunia..”

“Ya biarin aja ma.. Selama mereka bahagia. Nanti juga bakal sadar dan menyesal sendiri” Sahut Iparku di kamar sebelah.. 

Aku cengengesan mendengarnya. 

“Selama mereka bahagia, itu selalu jadi pembelaan. Manusia itu, tidak bisa membuat batas dalam mengukur kebahagiaan.” Pikirku 

Pesan Bermakna Untuk Mengukur Batas Kebahagiaan

Salah seorang dosen ekonomi islam di kampusku selalu saja mengulangi statement yang sama setiap kali pertemuan. 

Kebutuhan manusia itu terbatas, keinginannya yang tidak terbatas

Tapi dalam menjalani kehidupan, aku menyadari bahwa hasrat ‘ingin’ merupakan sebuah power dalam kehidupan. Manusia memang didesign sedemikian unik. Ia punya akal, juga punya nafsu. Nafsu membuatnya bersemangat, tapi akal membatasinya. Begitulah pola yang terjadi. 

Belakangan, pola itu sering mengalami kebablasan. Atas nama kebahagiaan, segala ‘ingin’ diciptakan. Sebuah saran dianggap parasit. Sementara ‘atas nama bahagia’ maka keinginan yang sebenarnya hanya butuh pengakuan selalu dijadikan alasan. 

Banyak terjadi. Karena kurang merasa bahagia, maka manusia sering menyakiti dirinya sendiri. Menguras finansialnya untuk mengemis perhatian dari orang lain. Sekedar mendapatkan pengakuan. Lalu jika sudah dapat, pola itu tak kunjung usai. Ia ingin minta lagi dan lagi. 

Lalu sebenarnya siapa sih yang ingin kita bahagiakan? Mata orang lain atau diri kita sendiri? 

Pernahkah kalian berpikir kenapa kita diberikan nafsu oleh Tuhan? 

Mungkin.. Hal itu karena kita ‘manusia’ harus memiliki impian.. 

Pentingnya Membedakan Impian, Pengakuan Hingga Ambisi untuk Batas Kebahagiaan

“Zaman sekarang, banyak orang salah persepsi tentang definisi bahagia.” 

Pillow talk dengan suami malam itu begitu melekat di kepalaku. 

“Mungkin, karena zaman sekarang mental health juga jadi perhatian khusus sih bah. Mereka melakukan hal-hal demikian karena psikisnya juga bermasalah..”

“Iya.. Tapi manusia perlu paham bahwa untuk memperbaiki diri.. Itu tidak bisa dimulai hanya dengan self reward remeh hingga mengemis pengakuan orang lain yang tiada habisnya. Itu bukan mengobati. Cenderung menganiaya diri sendiri.. “

Lantas, tahukah kalian bagaimana persepsi bahagia bisa tercipta? 

Dimulai dari hal sederhana ternyata. Kita harus bisa membedakan antara impian, pengakuan, hingga ambisi. 

Impian adalah hal yang benar-benar ingin kita lakukan dan bertujuan positif di masa depan. Impian selalu diatur setinggi mungkin. Ada rasa senang didalam menjalaninya. Apalagi jika membuat orang ikut merasa terbantu. Kita cenderung tidak peduli dengan penilaian toxic dari orang lain tentang impian. Selama itu bisa meningkatkan kualitas diri dan tujuan hidup yang lebih baik. Kenapa tidak? 

Contoh, Seseorang memiliki mimpi besar untuk membangun sebuah perusahaan. Ia memiliki uang sebesar 1 M untuk mengembangkannya. Uang tersebut ia peroleh dari pola hidup yang sederhana. Banyak orang disekelilingnya menganggapnya pelit, kikir dsb karena tak pernah menikmati hidup. Tapi, ia tidak peduli. Toh, itu impiannya bukan? Bersakit-sakit dahulu supaya bisa mengembangkan mimpi dan membantu orang kemudian? Kalian tau, jika kita hidup dengan membangun mimpi.. Maka tangki bahagianya selalu terisi berkesinambungan. 

Dan apa itu Pengakuan? Pengakuan adalah hal yang kita lakukan semata-mata untuk mendapat apresiasi dari orang lain. Kita tidak peduli hal itu benar atau salah. Selama itu bisa menyenangkan orang lain. Kenapa tidak? 

Contoh, Seseorang memiliki kemampuan finansial yang pas-pasan. Namun, karena begitu banyak tuntutan dari orang sekeliling. 

“Beli mobil, renovasi rumah, beli ini itu..”

Maka ia lemah, dan melakukan hal yang tidak seharusnya. Ketika sudah mendapat pengakuan ia bahagia. Namun, kebahagiaan yang dibangun atas nama pengakuan tidak akan restok dengan benar. Pengakuan cenderung akan menyakiti diri sendiri. Dan selalu meminta ‘lagi, lagi dan lagi’ tak ada habisnya. 

Seperti layaknya kata-kata diatas.. 

“Hidup jika mengejar dunia.. Tak ada habisnya..”

Kalau dinilai dengan singkat, Impian ini memiliki kebahagiaan jangka panjang sedangkan pengakuan memiliki kebahagiaan jangka pendek. 

Dan diantara keduanya, ada satu hal yang kadang muncul dan mirip dengan gabungan keduanya. Kalian tau apa itu? 

Namanya adalah Ambisi. 🙂

Sudahkah dalam hidup ini kita berkenalan dengan rasa ‘ambisius’? Aku? Sering. 

Ambisi terjadi ketika impian dan pengakuan bersatu. Seringkali dalam kehidupan hal ini terjadi pada sebuah kompetisi. 

Menang-Kalah.. 

Ambisi adalah impian yang ingin diakui dengan kemenangan. Agar orang-orang yang menyayangi kita dapat mengakui kita lebih tinggi. 

Ambisi seringkali terjadi jika impian kita tak kunjung mendapatkan semangat dari orang sekitar. Akhirnya, kita semacam mencari ‘pembuktian’

Pertanyaannya, Apakah rasa ambisius itu salah? 

Bisa jadi salah, bisa jadi pula benar. 

Benar ketika kita memunculkan semangat sendiri dalam mengejar ambisi. Namun, bisa menjadi salah saat kita tidak ‘legowo’ dengan hasilnya. Ambisi bisa menjadi salah ketika rasa ingin diakui lebih tinggi dibandingkan rasa legowo. 

Karena itu, aku menyimpulkan bahwa.. 

Jadilah manusia yang terus membangun mimpi, tapi juga menikmati proses jatuh bangunnya. 

Karena bahagia tak melulu dinilai dari hasil. 

Well, aku pernah menuliskan tulisan yang mirip dengan hal ini. Meski terdengar pesimis tapi sesungguhnya, saat menjadi ibu kadang kala kita harus menurunkan ambisi. 

Baca juga: Haruskah seorang Ibu mengejar mimpinya.

Pesan Mama Mertua, “Jadilah Manusia yang Biasa-Biasa Saja”

Terdengar pesimis bukan? Percayalah arti kata-kata Mama Mertua bukan sesederhana itu. 

Dalam bahasa banjar kepanjangan dari kata-kata itu adalah.. 

“Babila Sugih Jangan Tatawa, Babila Miskin Jangan Manangis..”

Artinya: Jika Kaya jangan tertawa, Jika Miskin jangan menangis. 

Seringkali, kita sebagai manusia begitu over dalam mengeluarkan ekspresi. Begitu pula dalam membendung keinginan. Padahal, sungguh andai saja kita itu bisa ‘biasa-biasa saja’ dalam setiap proses kehidupan, mungkin itu jauh lebih baik. Tapi, ya begitulah manusia bukan? 

Aku mengartikan kalimat itu dalam konteks yang berbeda. Yaitu dalam membangun mimpi. 

Mungkin maksudnya adalah.. Ketika kita membangun mimpi, jika berhasil maka jangan sombong. Sebaliknya, jika tidak berhasil maka jangan sedih. 

Apa maksud menjadi manusia yang biasa-biasa saja? 

Jadilah manusia yang mengenal arti ‘cukup’ dengan baik. Paham dengan hidup harus memiliki impian. Setuju bahwa dalam prosesnya tidak perlu pengakuan serta legowo dalam setiap tantangan hingga level ujian yang ada. 

Ah, semoga saja bisa demikian. Mungkin benar adanya bahwa bahagia itu sederhana. Jika kita mengerti maksudnya. 

IBX598B146B8E64A