Browsed by
Month: February 2019

Review CC Cream La Tulipe No. 02

Review CC Cream La Tulipe No. 02

Apa yang biasa kalian lakukan jika punya kekurangan pada kulit wajah?

Something like..

Pori-pori yang gede…

Warna kulit yang enggak merata…

Sampai bekas jerawat yang sungguh merusak pemandangan.

Pada umumnya kita tentu akan mencoba menghilangkannya dengan memakai skincare. Namun, tentu saja pemakaian skincare untuk menghilangkan kekurangan pada kulit wajah memakan waktu yang cukup lama. Karena itulah, sebagai wanita tentu kita memerlukan tambahan makeup untuk dapat tampil cantik secara instan. Hehe.

Ya, kekurangan pada kulit wajah dapat ditutupi dengan berbagai cara di antaranya adalah dengan memakai foundation, BB cream, DD cream, dan lain-lain. Namun, tidak banyak yang tahu tentang CC cream. Mungkin hal ini karena tidak begitu banyak promosi yang menawarkan CC cream sehingga CC cream memang kebanyakan hanya dikenal di kalangan beauty enthusiasts saja.

Sebenarnya Apa Itu CC Cream?

Pada tulisan tentang review DD cream sebelumnya sebenarnya aku sudah menjelaskan perbedaan antara DD cream, foundation, hingga CC cream. Walau cara pemakaiannya sama saja namun fungsi dan kandungannya itu berbeda.

CC cream atau cream korektif atau complexion corrector adalah formula cream wajah yang lebih ringan dibandingkan BB cream atau foundation pada umumnya. Sebagian besar CC cream memiliki tekstur krim lembut yang sangat ringan dan halus.

Fungsi CC cream adalah menyamarkan perbedaan warna kulit pada wajah, kemerahan dan hiperpigmentasi dengan menambahkan bahan lycopene untuk membantu mengurangi kemerahan dan memberikan nutrisi vitamin C agar wajah tampak bercahaya.

Alasanku Mencoba Membeli CC Cream

Kulit wajahku cenderung normal, tidak berminyak dan tidak kering. Namun, aku punya permasalahan yang mungkin sangat sedikit para wanita yang mengalaminya.

Permasalahan itu adalah kulitku sangat tipis, urat wajahku bahkan terlihat sekali jika tidak memakai apa-apa. Hal ini menyebabkan warna kulitku tidak merata, bagian pipi terlihat lebih merah dibanding bagian yang lain. Area sekitar mata pun kadang terlihat kehitaman.

Klaim produk CC cream adalah ia dapat membantu menutupi permasalahan kulit wajah sepertiku. That’s why aku mulai mencari produk CC cream dari brand lokal yang bersahabat di kantong emak rumahan sepertiku.

Review CC Cream La Tulipe 02

Ya, aku memutuskan untuk membeli CC Cream La Tulipe dan klaim dari CC cream ini adalah:

“Cream multifungsi dan bebas minyak dengan tabir surya yang dapat memberikan perlindungan terhadap sinar matahari, selain itu juga dapat membantu menyamarkan pori-pori, garis-garis halus, dan warna kulit yang tidak merata, namun tetap memberi kesan natural. Cream ini juga mengandung Sasa Quelpoertensis Extract (Jeju Jolitdaecha) yang bertindak sebagai antioksidan dan membantu mencerahkan warna kulit.”

Petunjuk Penggunaan:

Gunakan cream secukupnya pada wajah yang telah dibersihkan secara merata pada kulit wajah. Cream dapat digunakan langsung atau setelah menggunakan pelembab, selain itu juga dapat digunakan dengan atau tanpa bedak.

Ingredients:

Purified Water, Titanium Diaxide, Caprylyl Methicone, Cyclopentasilaxane, Dimethicone, Cyclohexasiloxane, Sorbitan Olivate, PEG-10 Dimethicone, Aluminium Hydroxide, Aluminium Stearate, Dimethicone Crosspolymer, Butylene Glycol, Sodium Chloride, Propylene Glycol, Sasa Quelpaertensis Extract, Diazolidinyl Urea, Tetrasodium EDTA, Methylparaben, Triethoxycaprylylsilane, Propylparaben.

Packaging:

Overall, aku suka banget sama inovasi packaging dari la tulipe. Menurutku, packaging dari produk-produk terbaru la tulipe ini girly banget. Untuk lip tint la tulipe yang kemarin aku review juga aku suka sekali.

Kotaknya berwarna soft purple dengan sentuhan gold. Kemasan dari CC cream ini juga ramping. Kesan ramping dan elegannya ditambah dengan sentuhan tutup yang meruncing. Aku suka sih yang begini, terkesan simpel dan travel friendly banget.

Tekstur

Sesuai dengan klaim CC cream pada umumnya, maka menurutku CC cream la tulipe ini juga bertekstur lebih ringan dibanding foundation. Namun, jika dibandingkan dengan DD cream yang biasa aku pakai.. Menurutku CC cream La Tulipe tergolong lebih berat. CC cream La Tulipe ini teksturnya mendekati foundation karena agak kental dan mudah kering dan menyatu ketika diaplikasikan.

Hasil

Sesuai dengan teksturnya CC Cream La Tulipe ini mudah kering dan menyatu di wajah namun tetap memberi kesan glowing. Coverage-nya juga cukup maksimal di wajah walau tidak memakai bedak tabur. Namun, karena teksturnya yang cepat kering jadi pemakaian cream ini di wajah sedikit lebih boros karena harus beberapa kali colek.

Dan berikut adalah hasil sebelum dan setelah aku memakai CC cream. Hasilnya memang terlihat lebih putih, tapi aslinya ini gak terlihat dempul loh. Lebih ke natural finish dan sukses menutupi warna kulitku yang kemerahan.

Daya tahan CC cream ini cukup lama buat aku. Mungkin karena kulitku cenderung normal. Tapi, untuk kulit berminyak CC cream ini tidak aku rekomendasikan karena mungkin daya tahannya tidak tahan lama.

So, yang aku suka dari CC cream ini adalah:

-Kemasan girly dan travel friendly

-Finishing oke

-Tahan lama dipakai

-Harga bersahabat, hanya 45 ribu saja

Dan, yang tidak aku suka dari CC cream ini adalah:

-Teksturnya cepat kering dan seret di wajah

-Warnanya agak keputihan buat aku

Nah, itu dia review CC cream La Tulipe ala aku. Kalian tertarik pengen beli juga? Pengen beli dengan harga promo atau gratis ongkir sambil santai di rumah? Beli di Shopee aja dan nikmati berbagai promo pembelian disana. Yuk semangat buat tampil cantik! 😊

Pengalaman 2 kali Melahirkan Cesar menggunakan BPJS secara Gratis

Pengalaman 2 kali Melahirkan Cesar menggunakan BPJS secara Gratis

“Serius kamu melahirkan cesar lagi?”
“Kamu gak pengen ngelahirin normal gitu?”
“Eits.. Denger-denger sekarang ngelahirin cesar gak ditanggung BPJS lagi loh..”

Itulah kata-kata dari beberapa temanku saat mengetahui bahwa aku di-vonis cesar (lagi) oleh dokter. Di kehamilan yang kedua ini, tentu sebenarnya aku sedih sekali mendengar keputusan dokter. Pasalnya, proses melahirkan anak pertamaku pun juga melalui cesar. Besar sekali harapanku untuk bisa melakukan VBAC (Vaginal Birth After Cesar) di kehamilan kedua. Karena jarak anak pertama dan kedua 6 tahun dan terbilang sangat mungkin untuk VBAC.

Ternyata tidak semudah itu ferguso..

Kenapa sih Melahirkan Cesar?

Pada Trisemester pertama dan kedua kehamilan aku sangat percaya diri bisa melahirkan normal. Terlebih dokter kandungan langgananku juga membenarkan harapanku. Dokter bilang jarak kehamilanku yang cukup panjang dengan kehamilan kedua ini sangat memungkinkan untuk melahirkan normal karena kondisi jahitan di rahim sudah benar-benar pulih dan minim risiko dapat sobek saat melahirkan normal. Namun, dokter tetap berpesan bahwa sebaiknya berat bayi tidak lebih dari 3 kg.

Pada Usia Kandungan 38 Minggu aku memeriksa posisi bayi di puskesmas terdekat. Betapa terkejutnya diriku saat bidan memberitahuku bahwa posisi bayiku melintang. Tak ingin berlama-lama maka esok harinya aku langsung USG ke dokter kandungan untuk memastikannya. Ternyata benar, posisi bayiku melintang. Hiks_

Padahal pada Usia Kandungan 36 Minggu aku baru saja USG dan saat itu posisi kepala bayi masih dibawah. Walau beratnya sudah 2700 gr tapi aku sangat optimis bisa melahirkan normal. Saat dokter mengetahui posisi bayi yang melintang di Umur Kandungan mendekati 39 Minggu maka beliau langsung membuat surat rawat inap untuk melakukan prosedur Cesar.

He said, “Kalau bisa operasinya jangan lewat dari HPL. Takutnya nanti sudah kontraksi baru mau operasi. Sakitnya jadi 2x. Sedangkan bayinya posisi melintang dengan riwayat Cesar.”

Yah..yah..

Kalau bisa dideskripsikan bagaimana perasaanku saat itu.. Rasanya.. Sakit banget. Hiks_ Cesar lagi.. 2 kali melahirkan.. 2 kali Cesar.. 😭

Sekilas Tentang Melahirkan Anak Pertama dengan Cesar dan BPJS

Iya, betul.. Aku melahirkan anak pertama dengan Cesar tepat pada tanggal 24 Februari 2013. Tindakan Cesar dilakukan karena ketubanku pecah dan tidak ada pembukaan sama sekali. Akhirnya, setelah menunggu lama dari jam 11 malam sampai pagi harinya.. Dokter memutuskan untuk melakukan Operasi Cesar pada jam 8 pagi.

Saat itu aku menggunakan BPJS untuk proses persalinan dari awal sampai akhir. FYI, aku saat itu melahirkan di Pelaihari, tempat orang tuaku tinggal. Sedangkan kartu BPJS ku terdaftar di Banjarmasin.

Banyak yang bertanya, Apakah bisa kartu BPJS yang tidak sesuai domisili digunakan?

Jawabannya adalah BISA. Asalkan dalam kondisi Darurat. Seperti pada kasusku yang langsung dilarikan ke UGD dan dioperasi keesokan harinya. Kartu BPJS dapat digunakan karena kondisi pasien sudah darurat.

Apa saja dokumen yang diperlukan saat Darurat harus operasi Cesar? Apakah biayanya 100% gratis?

Pada pengalaman anak pertama hampir tidak ada dokumen yang diperlukan selain kartu bpjs, KTP, dan kartu keluarga. Alhamdulillah prosesnya berjalan lancar walau saat itu suamiku tidak ada. Cukup berkirim-kiriman gambar dokumen sudah sangat cukup untuk melengkapi persyaratan. Tapi, kartu BPJS wajib dibawa ya.

Biaya persalinan dengan Cesar saat itu adalah ‘NOL’ Rupiah. Untuk seseorang sepertiku yang baru saja merintis kehidupan tentu saja ini sangat membantu. Lumayan sekali bukan, operasi Cesar saat itu biayanya berkisar antara 15-20 juta dan aku dapat menikmatinya gratis.

Untuk biaya obat aku memutuskan untuk membeli obat diluar BPJS, jadi cukup mahal untui point ini. Aku juga menempati kamar VIP walau jatahku sebenarnya adalah kamar kelas 1. Tapi, saat itu hanya dengan membayar biaya tambahan 30 ribu sehari dapat menikmati kamar VIP. Biaya tambahan lain adalah pembelian plester anti air dll. Tidak ada biaya tambahan berupa perawatan bayi di RS saat itu. Jadi, total seluruh biaya melahirkan yang aku keluarkan sendiri menghabiskan kurang lebih 2 juta rupiah.

Sebenarnya, saat operasi Cesar itu lebih banyak sedihnya sih. You know lah ya.. Anak pertama aja Cesar.. Keduanya bisa Cesar lagi dong. Hiks_

Hal-hal yang aku lakukan saat di-vonis Cesar lagi

Walau sudah pernah operasi cesar enam tahun yang lalu tapi tetap saja aku nervous sekali. Apalagi jika mengingat rasa sakitnya itu.. Du du du.. Ampuni hamba..

Tapi, saat itu bukan hanya rasa sakit yang aku cemaskan. Tapi peraturan BPJS yang konon katanya berubah-ubah itu. Bahkan ada saja yang bilang bahwa melahirkan Cesar tidak di cover oleh BPJS lagi. What? Jadi harus keluar duit 20 juta begitu? Hiks_

Pasca divonis cesar oleh dokter, 2 kali aku berkunjung untuk memeriksa kandungan dan 3 kali aku bertanya pada dokter yang berbeda. Pertanyaan yang diulang-ulang seperti..

“Dok, ini kartu bpjs saya. Saya masuk dalam kategori kelas 1. Kira-kira biayanya gratis gak dok?”

“Gratis mba.. Tenang aja..”

“Dok, jahitannya bagaimana? Beda ya antara kelas VIP dan kelas 1? Maaf saya pernah dengar kalau BPJS kelas bawah jahitannya vertikal dan benangnya gak langsung jadi daging.. Ini bener gak dok?”

Maaf ya, aku anaknya memang kalau nanya sedetail itu.. Hahaha.. Dan dokter pun langsung tertawa sambil bilang..

“Itu Hoax bu.. Kalau saya mau kelas mana aja jahitan tetap melintang dibawah perut dan kualitas benang yang sama. Kecuali memang saat itu kondisi pasien berbeda..”

Dan..pertanyaan terakhir seperti ini pun aku tanyakan kepada dokter..

“Dok, kalau anak sudah lahir pasca operasi Cesar.. Apakah ada biaya perawatan anak yang ditanggung diluar BPJS?”

Dan dokter bilang, “Wah, kalau anaknya dijaga bidan dan perawat selama di RS plus anaknya juga ada perlu perawatan khusus kayak perlu inkubator dll mungkin ada biaya khusus diluar BPJS. Tapi, kalau enggak ya enggak ada biaya khusus. Tenang bu.. 100% GRATIS..”

Dan kata-kata finishing dari dokter tersebut membuat hatiku legaaah..

Hal lain yang aku lakukan setelah itu adalah membaca berbagai pengalaman operasi cesar dengan BPJS yang ditulis oleh para mom blogger. Cukup mengherankan bahwa pada kenyataannya memang banyak yang mengeluarkan biaya tambahan yang tidak sedikit walau sudah memakai BPJS. Namun, ada pula yang sama dengan pengalamanku Cesar pertama seperti tulisan tentang melahirkan cesar dengan BPJS yang ditulis mba Echa. Dan I believe it. Memang bisa kok 100% gratis.

Pada beberapa kasus yang lain ada beberapa mom yang ingin menaikkan kelasnya saat operasi. Seperti yang memiliki BPJS kelas 1 namun ingin naik ke VIP maka biayanya dikenakan naik satu paket (operasi, kamar, obat, perawatan bayi dsb), dan kenaikan itu berkisar antara 6-7 juta rupiah.

Lalu, bagaimana jika hanya ingin naik kelas VIP untuk operasi saja? Atau untuk kamar saja? Seperti pada pengalamanku sebelumnya yang hanya dikenai tambahan 30 ribu rupiah saja saat pindah naik ke ruang kamar VIP.. Apakah masih berlaku?

Ternyata tidak, aku sudah menanyakan hal ini berkali-kali ke BPJS center dan mereka menekankan bahwa jika ingin naik kelas dalam pelayanan menjadi ke VIP maka harus satu paket (operasi, kamar, obat, perawatan bayi dll). Tidak bisa jika hanya memilih satu saja. Jadi, tahu sendiri lah ya keputusanku.. Aku memilih untuk menjalani operasi Cesar dengan BPJS kelas 1 secara Gratis tanpa kenaikan tarif menjadi VIP. Hehe

Bagaimana melahirkan cesar dengan memanfaatkan BPJS kelas 1? Memuaskan?

Tepat pada tanggal 31 Januari jam 11.30 Operasi Cesar selesai. Aku melakukan operasi di RS terdekat dari rumahku di Banjarmasin yaitu di RS. Ansari Saleh. Saat itu Dokter yang menangani adalah Dr. Bill. Dan waw.. Ini pertama kalinya aku operasi dengan proses anestesi seperti ini. Yup, orang bilang ini adalah Bius separo badan.

Iyes, saat melahirkan anak pertama dulu aku dibius total. Hihi. Mungkin aku akan bercerita perbedaan bius total dan separo ini di lain post ya.. Kalau disini kalian akan terlalu lelah membacanya. 😅

Jujur, ini pertama kalinya aku masuk ruang operasi. Menurutku, ruang operasi itu keren. Haha. Karena sejauh ini aku cuma bisa menyaksikan ruang operasi di drama korea. Ternyata aslinya cakep. Bersih dan modern sekali. Andai aku boleh bawa HP saat operasi pasti deh ya sudah selfie dan foto-foto ruangannya.

Dokter anestesi dan Dr. Bill pun orangnya sangat menyenangkan. Saat proses anestesi aku diajak ngobrol supaya tidak tegang. Dan suntikan dipunggung yang konon rasanya sakit sekali itu… Malah enggak berasa apa-apa loh buat aku. Sampai aku nanya sama Dokter Anestesinya, “Dok, ini sudah disuntik serius?”

Dan.. Benar sih ya.. Operasi Cesar itu gak berasa sakit sama sekali. Malahan fun banget karena para dokter yang menangani malah asik ngobrol ngalur ngidul. Sempat ketawa-ketawa lagi. Dr. Bill bahkan sempat-sempatnya mengambil foto anakku yang sedang IMD. 😅

Jahitannya bagaimana? Kualitas benangnya? Vertikal atau Horizontal?

Jahitannya oke, rapi.. Tapi please kalian jangan minta fotonya ya.. Haha..

Kualitas benangnya juga oke, benang langsung jadi daging lah yaa..

Letalnya Horizontal dibawah perut of course.. Siapa bilang pasien BPJS bakal di-pilih kasihkan.. Alhamdulillah..

Aku sangat amat menikmati proses persalinan anakku yang kedua ini dibanding yang pertama. Nilai plusnya adalah aku dapat secara langsung melihat anakku yang baru lahir dan melakukan IMD. Dan saat proses penyembuhan diruang rawat inap pun aku cukup puas. Walau yah.. Memang tidak ada yang sempurna.

Untuk ruang rawat inap kelas 1, menurutku ruangannya kurang memuaskan. Satu kamar untuk dua pasien dan hanya dibatasi dengan gorden pembatas. Bisa dibayangkan betapa terganggunya aku saat ada pasien baru masuk dengan suara yang ribut sementara aku punya newborn yang susah sekali tidur. Sempat lah ya nangis-nangis sendiri nahan mulut pengen negur pasien sebelah. Haha..

Alhamdulillah pada hari ke empat pasca operasi aku akhirnya dapat berjalan sendiri dan diperbolehkan pulang. Yah cesar memang memerlukan waktu penyembuhan yang cukup lama. Apalagi jika ingin ASI Ekslusif, menahan sakit cesar sambil menyusui itu luar biasa. Tapi jika dinikmati sambil menatap mata kecil si bayi… Sungguh, cesar itu tidak sehorror itu kok.

Baca juga: Pengalaman Menyusui Pasca Operasi Cesar

Banyak hal yang perlu aku syukuri walau gagal VBAC. Ya.. Something like..

Alhamdulillah bisa ke RS dengan dandanan lengkap.. Enggak dasteran.. 😂

Alhamdulillah bisa merencanakan hari lahir seperti artis juga, walau gagal karena operasiku ditunda karena kebanyakan pasien dihari yang diinginkan.. Haha..😂

Alhamdulillah bisa melahirkan tanpa rasa sakit, walau sesudah itu sakitnya please jangan ditanya.. Haha.. 😂

Alhamdulillah.. Walau melahirkan secara Cesar 2x tapi seluruh biayanya GRATIS.

Dan Alhamdulillah.. Walau aku adalah pasien BPJS tapi aku tidak merasa dipilih-kasihkan dengan non BPJS.. Karena pelayanannya memuaskan. 😊

Oya, terkait dengan gosip tentang melahirkan Cesar tidak dapat di klaim dengan BPJS itu memang benar kok. Tapi… Dalam kondisi begini..

1. Keputusan Cesar tidak darurat, maksudnya letak bayi baik-baik saja, ibu baik-baik saja, sangat memungkinkan untuk normal. Tapi Ibu mau Cesar karena ingin tanggal lahir anaknya cantik.. Atau ingin cesar karena enggak ingin merasakan sakit saat melahirkan.. Maka tentu saja operasi Cesar dengan BPJS tidak bisa. Karena memang prosedurnya tidak semudah itu ferguso.. 😅

2. Tidak ada rujukan dari faskes 1 atau dokter kandungan yang melayani saat kehamilan. Ini sangat diperlukan kalau memang Anda ingin melahirkan cesar dengan tanggal yang direncanakan. Harus ada rujukan dari Dokter yang menyatakan bahwa Anda benar-benar harus Cesar dengan kasus yang serius.

3. Anda punya kartu BPJS, kondisi darurat SC tapi iuran bulanannya gak dibayar. Ya of course lah enggak bisa.. 😅

Jadi, gosip bahwa melahirkan Cesar tidak ditanggung BPJS itu memang benar. Kalau ingin ditanggung maka keadaannya harus benar-benar darurat atau Anda punya rujukan dari faskes 1. Nah, dalam kasusku? Jelaskan bahwa keduanya adalah dalam kondisi yang memungkinkan. Yang pertama karena darurat ketuban pecah dini, yang kedua karena rujukan dari dokter terkait posisi bayi yang melintang.

Nah, itu dia cerita pengalamanku yang 2 kali operasi Cesar..

Terus, anak ketiga Cesar lagi?

*Please, jangan nanya kapan nambah anak dulu… Hormon aku lagi enggak stabil. 😂

IBX598B146B8E64A