Browsed by
Month: December 2017

Tips Menghemat Pengeluaran Rumah Tangga ala Shezahome

Tips Menghemat Pengeluaran Rumah Tangga ala Shezahome

Bicara tentang pengeluaran rumah tangga itu kayaknya tidak pernah ada habisnya ya? Ini habis terus mau beli itu lagi. Itu belum habis tiba-tiba ada yang beginian lagi. Beginian udah dibeli tiba-tiba ada yang lebih kekinian lagi. Nah, tanpa disadari kok makin runyam ya pengeluarannya. Sebenarnya yang dibeli ini kebutuhan semua ya? 😅

Kok bisa ya runyam? 

Basicnya, hal ini terjadi karena prinsip pertama dalam pengeluaran rumah tangga belum diterapkan dengan benar. Prinsipnya simple kok. Aku juga pernah menulis hal ini lama sekali disini

Ya, sebenarnya kebutuhan manusia itu terbatas, yang tidak terbatas itu adalah keinginannya. Maka, selama manusia hidup tidak dapat membedakan keinginan yang bijak maka selama itu pula pengeluaran rumah tangga menjadi tidak teratur. 

Apa maksudnya keinginan yang bijak? Hmm.. Apa yah.. Maksud disini adalah tentu wajar jika manusia memiliki keinginan karena itu sudah bawaan dari nafsu yang dimilikinya. Tapi nafsu itu juga anugerah. Karena tanpa nafsu kita juga tidak bisa merasakan pahit manis dunia. Tanpa nafsu kita tidak bisa merasakan manisnya berkah dari aktivitas jual-beli. 

Namun, nafsu yang dibiarkan tidak terkontrol dalam berumah tangga itu dampak negatifnya banyak sekali. Sebagai Ibu, aku sangat merasakan dampak yang terjadi kalau ditengah-tengah bulan suka tergoda dengan barang yang tak seharusnya. Budget yang seharusnya segini cukup malah menjadi lahir prematur. Akibatnya, pada akhir bulan aku malah mengambil stok uang tabungan. Ga banget kan? 

Nah untuk menghindari pola keinginan yang tak stabil dari emak-emak, maka penting sekali untuk memulai prinsip hidup hemat. Hidup hemat itu bukan pelit! Yes? 

*Ah.. Aku sebel sekali kalau diingat-ingat sering dibilang pelit oleh temanku dulu.. Padahal ya wajar lah anak sekolahan kalau pelit, wong uangnya kan terbatas dan eike toh bukan orang kayah.. 😅

Loh kok malah curcol? Okeh, aku tambahin curcolnya.. 😝

Ya, apapun itu hidup pelit dimasa muda itu ternyata lumayan berguna juga. Karena pada tahap menjadi Full Time Mother ini aku merasa seperti kembali pada zaman abegeh. Bedanya, kalau di zaman abegeh duit aku habis buat beli buku dan skincare sementara budget jajan diabaikan serta tabungan gaya celengan ayam. Kalau zaman emak-emak duit aku habis buat keperluan keluarga dan menabung pun buat keluarga dan gayanya dengan investasi. Jadi tetep, ga ada yang namanya prinsip, “Eh, ini uang saya” 

Tapi buat perawatan diri pake duit apa hayoo??

Ya duit bersama lah.. 😂 Ambil si merah selembar sisihin buat anggaran perawatan bulanan emak. Haha.. Ini bukan uang egois. Ini uang jaga mata loh ya mak.. Penting..😝

Okeh, sampai kapan kamu nyurcol? To the point aja ya.. 😑

Baiklah, berikut adalah point-point penting buat mengontrol pengeluaran rumah tangga ala shezahome. Yuk, simak! 

1. Ingat! Kita butuh Buku Catatan! 

Pernah dengar pribahasa, “Besar pasak dari pada tiang?”  

Tentu semua sudah tau apa arti dari pribahasa tersebut. Tapi apakah semuanya dapat menerapkannya? 😂

“Aku ga bisa deh, uang bulananku pas pas’an” 

“Aku ga bisa, coba hitung bayar cicilan rumah dan pengeluaran bulanan aja ngepass!” 

“Aku ga bisa, pemasukan ini aja kurang ya jelas lebih gede pengeluaran suami aku kan cumaaaa” 

Iya mak, aku ngerti. Ngerti banget. 

Hidup itu emang kejam ya mak..  Gas mahal, Listrik naik, Air ikutan naik, dirumah udah makan punya beras aja rejeki banget apalagi punya lauk, ditambah anak udah mulai sekolah dan mesti bayar SPP serta uang jajannya. Kenapa hidup emak begitu dilematis ya.. Apakah ini yang namanya kekerasan finansial? Ketika protes dibilang uang kurang eh kitanya dituduh cewek matre..  Banyak begini? Banyak mak! 😂

Baca juga: Penyebab Materialisme pada Istri

Makanya kita harus punya ‘Buku Catatan’ (gaya blues clues). Eh ada yang tau? Okeh, abaikan.. 😂

Apa yang kita butuhkan? Yes, buku Catatan! 😂

Sebagai emak yang dulunya sempat mendalami ilmu akuntansi maka sejak awal berumah tangga aku termasuk pribadi yang detail. Aku mencatat semua pengeluaran rumah tangga hingga ke uang parkir. Bukan hanya itu, aku juga membuat anggaran bulanan hingga arus kas. Kenapa hal ini dilakukan? Apakah aku sudah menjadi pribadi yang amat pelit? 😂

Tujuanku melakukan hal itu hanya satu. Yes, Pembuktian! 

Jadi, ketika suami bertanya, “Kok udah habis uangnya.. Kemana aja ya?” 

Noh, aku punya bukti pengeluaran beserta struknya. 

Ketika suami ngeles, “Kita beli ini yuk, gapapa kan?” 

Noh, aku punya rincian anggaran yang harus dibeli. Mau beli apa lagi sih boleh, tapi yang urgent harus lebih diutamakan. 

Dengan adanya bukti catatan pemasukan dan pengeluaran maka suami yang tadinya tidak mengerti akan lebih mengerti. Selain itu, fungsi buku catatan agar dapat mengontrol lebih baik pengeluaran urgent dan non urgent. Dengan begitu, pengeluaran lebih terkendali. 

2. Menerapkan metode memasak hemat namun Lezat 

Semua emak pasti setuju kalau memasak itu lebih hemat dibanding membeli makanan diluar. Selain itu makanan yang kita makan juga lebih terjamin kesehatannya. Tapi, sebenarnya bisa jadi loh karena addicted memasak anggaran pengeluaran malah bengkak. 

Ga percaya? Aku mengalami sendiri loh.. 😅

Ya, ini terjadi ketika zaman aku addicted pengen belajar skill baking. Alhasil aku jadi banyak banget beli stok telur, gula dan mentega. Ditambah lagi saat itu aku masih menyusui. Yah, emak-emak pasti tau dong kalau Busui itu tuntutan makannya gede. Zaman itu uang bulananku hanya habis untuk belajar baking, belanja dan membuat makanan. Yes, Dapur is My Life! 

Sebenarnya skill memasak itu bisa membawa keuntungan jika anda dapat mengalihkannya ke bisnis catering. Namun, sepertinya aku tidak bisa seperti itu. Memasak dan baking bagiku hanyalah hoby kecil. Jadi untuk mengorganisir hoby ini supaya lebih hemat aku menerapkan 3 aturan menu dalam memasak dirumah. 

a. Membuat menu praktis dipagi hari 

Aku yakin tiap emak pagi-pagi pasti rempong. Apalagi yang punya anak kecil atau suami yang kayak bayi gede. 😂

Karena itu di pagi hari aku biasanya hanya mengolah makanan praktis. Entah itu stok frozen food atau hanya sekedar telur dadar besar yang didalamnya penuh campuran supaya keliatan gede. 😂

Nah, kalau ‘urang banjar’ menu pagi ini biasanya praktis sekali. Mereka lebih suka makan iwak karing, wadi maupun pakasam. Tapi problematikanya adalah mereka terbiasa makan kue sebelumnya. Sebenarnya aku juga begitu, hehe.. 

Jadi kue yang aku buat dipagi hari itu adalah kue praktis dan hemat. Entah itu membuat bikang, roti pisang, atau sekedar ‘untuk’ (roti goreng) yang adonannya aku olah dimalam hari. 

Anggaran sarapan dipagi hari aku kategorikan anggaran kecil. Biasanya dengan budget 10ribu sampai 15ribu untuk seluruh anggota keluarga (bertiga). Ga cukup? Karena itu, masak dong beib.. Hihi

b. Menu enak disiang hari

Keluarga kami biasanya makan enak itu disiang hari aja. Maksud disini yang complete version. Ada Lauk, Sayur, dan Buah. Berbeda dengan pagi hari yang biasanya diisi dengan kue dan susu. Kenapa begitu ya? Simple, karena siang itu laper! 😅

Biasanya budget makanan untuk siang hari ini sekitar 20ribu. Kami orang banjar biasanya suka membuat olahan ikan sungai untuk dimasak. Sebagai sayurnya kami suka membuat Gangan Banjar. Alhamdulillah budget masakan banjar tidak begitu mahal. 

c. Menu super hemat di malam hari

Biasanya kalian makan malam ga sih? 

Kalau keluarga kami sebenarnya kadang suka malas makan malam. Malah biasanya cuma ngemil buah selesai deh. Tapi kalau lagi kena nafsu ‘maruk’ nih kadang bisa juga jalan-jalan keluar beli bakso. Hehe.. 

Apah? Perut minimalis? 

Bukan, itu suami saya. Bukan saya. Sebenarnya saya anaknya juga maruk. 😂 

Sebelum menikah makan malam itu wajib. Ngemil sehabis makan malam itu wajib. Nah, ketika zaman menyusui malah nambah lagi yaitu stok cemilan tengah malam itu wajib. Tapi entah kenapa ya.. Ketika anakku udah gede gini aku jadi ikut-ikutan suamiku. Males banget makan malam. Perut rasanya suka kenyang. Hihi

Tapi sesekali kami makan malam kok. Biasanya menu makan malam itu super hemat dan praktis. Yah, kayak nasi goreng, ikan asin dan cacapan, hingga hanya membuat mie instan. Budget untuk makan malam ini biasanya 5ribu-10ribu. Hemat beib. 😂

d. Jadwal baking sebulan sekali

Nah, seperti yang aku ceritakan diatas bahwa aku itu dulu hoby baking. Puncak hoby aku itu ketika zaman menyusui. Jangan dikira loh ya apa-apa semua masak itu hemat. Kalau anda suka baking maka itu juga boros loh. 😂

Aku masih ingat loh zaman menyusui itu aku cuma punya 1 skincare buat muka dan bedak tabur bayi buat make up. Serius ini. Halah, jangan kira ya aku ini beauty addict cuma karena kadang review produk kecantikan disini. Kalian perlu tau emak juga punya masa lalu. Masa ketika emak gila-gilaan beli telur, butter, gula dan tepung. 😛

Karena nafsu makanku sekarang udah enggak gila-gilaan kayak zaman menyusui lagi makanya sekarang aku memutuskan untuk tobat. Lagian siapa juga yang makan kalau aku baking lagi? Anakku sih ga maruk-dia mirip bapaknya, Aku juga udah berhenti jualan. Makanya sekarang aku kasih jadwal khusus buat bikin menu baking yang mahal. Ya, cuma sebulan sekali. Dan terbukti aku bisa hemat dengan mengurangi jadwal bakingku. 

3. Tips berbelanja Hemat emak

Semua pasti setuju kalau emak-emak itu doyan banget belanja. Betul? 

Belanja is me time. 

Tapi kalau emak-emak ga pinter belanja maka pengeluaran ga terkontrol. Berikut adalah tips untuk berbelanja hemat versi emak:

a. Pilihlah pasar traditional

Kamu tim supermarket atau pasar tradisional? 

Aku tim pasar tradisional. Alasan aku memilih pasar tradisional diantaranya adalah harga lebih murah. Tentu ini bukan harga dari hasil tawar menawar yang ekstrem. Bagiku tawar menawar sih boleh, tapi cuma sekali dan pengecualian buat pedagang sayur. 

Alasan kedua itu yaitu pasar tradisional adalah media sedekah emak yang paling sederhana. Ya, kan kalian tau kalau emak rumahan yang pemasukan bulanan ngarep suami kayak aku menyebabkan aku tidak punya media uang khusus buat sedekah. Tapi dipikir-pikir ya, sedekah itu luas. Kita membeli barang-jasa dari orang aja sudah termasuk pahala. Apalagi nih ya, apalagi di pasar tradisional itu para penjualnya recomended banget buat dibeli barangnya. Karena dengan membeli barang dagangan mereka kita turut membantu hidup mereka juga. Rata-rata penjual dipasar tradisional itu memiliki ekonomi menengah kebawah. 

Kamu punya penjual langganan dipasar? 

Hmm.. Menurut kalian penting ga sih punya langganan itu? Sebenarnya aku ini tipikal Ibu-ibu yang jarang banget basa-basi sama penjual dipasar. Kalau udah beli barang terus bilang ‘Tukar lah’ (adat jual-beli urang banjar) dan sang penjual sudah bilang ‘Jual’ maka transaksi berakhir. Jadi jelas ya, aku sebenarnya tidak punya langganan tetap. 😂

Sebaliknya kalau ada ‘wajah baru’ dari penjual dipasar aku pengen mampir. Bukannya kenapa tapi aku itu suka mengetes kepribadian penjual. Kadang suka iseng menawar. Eh, ada loh penjual yang langsung pasrah dan manggut-manggut. Ada juga yang langsung marah-marah. Intinya, aku lebih suka membeli barang pada orang yang ramah dan tak meremehkan. 😅

b. Manfaatkan diskon

Diskon? Berarti kamu tim supermarket dan mall juga ya ternyata? 😂

Lebih tepatnya tim diskon sih ya..hihi..

Taukan kalau ketemu emak-emak berkendaraan didekat indo*aret atau al*amart harus hati-hati? Kenapa? Karena mereka bisa ngerem mendadak atau belok mendadak tanpa righting. Cuma gara-gara ngeliat minyak lebih murah 2-3ribu..😂

Ternyata kamu begitu ya win aslinya.. 😅

Bukan, bukan saya. Itu, saya pernah ketemu emak-emak begitu. (atau jangan-jangan tanpa sadar saya juga begitu ya?) 😂

Intinya mak, kalau di supermarket ada diskon gede-gedean sikattt aja mak! 

c. Stabilkan uang belanja untuk belanja barang pelengkap di akhir bulan

Sebenarnya untuk point ini juga masih PR sih buat saya. Kenapa? Karena pengeluaran tak terduga itu kadang banyak kadang enggak. Ya, namanya juga manusia. Kita enggak bisa mengontrol musibah yang sewaktu-waktu terjadi. Kita juga tidak bisa mengontrol jika sewaktu-waktu ada uang wajib yang harus dikeluarkan secara mendadak. Endingnya? Akhir bulan emak ga punya tabungan buat beli barang diskonan. 😥

Iya, kalau kalian tim ‘bulan muda’ maka keluarga kami ini tim ‘bulan tua’. Hal ini karena menurut analisa kami bulan tua itu bulan diskon. Entah kenapa ya kalau bulan tua malah banyak diskon, jadi kalau ingin berbelanja barang jenis komplimenter ya jadwalnya dibulan tua. 

Jadi prinsip ‘mumpung bulan muda’ itu tidak berlaku dikeluarga kami. Kami tipe yang stabil. 😅

d. Traveling ke tempat yang murah meriah

Menurut kalian bosen enggak sih kalau liburan itu dirumah aja? 

Bosen ya. Banget! 

Anehnya itu tidak berlaku untuk suamiku dan segala kiri kanan depan belakang keluargaku. Yah kupikir dilingkungan keluargaku cuma aku saja yang punya keinginan travelling terpendam. Pengennya sih ya.. Travelling itu ketempat jauh yang belum pernah dituju, yang pemandangannya indah dengan kuliner enak nan murah dengan fasilitas hotel yang menyenangkan. Tapi? Tapi saya mau hemat pemirsaa karena sekali lagi saya Ibu Rumah Tangga biasa yang pengen ngirit buat investasi masa depan. 😂

Jadilah saya ga pernah travelling kecuali diajak keluarga. 😂

Akhirnya, travelling versi keluarga kami sederhana diantaranya berjalan menyusuri sungai pangeran, sungai miai hingga siring. Disana kami punya pembelajaran sederhana tentang pola hidup masyarakat dari berbagai kalangan. Sesekali kami berjalan melintasi kawasan pasar lima untuk membeli bahan makanan bulanan hingga tetek bengek seperti ikan asin telang. 😂 

Tapi serius, traveliing versi keluarga kami itu banyak pembelajarannya. Diantaranya adalah untuk tidak selalu mendongak keatas namun juga menunduk kebawah. Simplenya, hal ini mengajari kami untuk selalu bersyukur. 

e. Mencari kesenangan yang sederhana

Me time itu butuh Duit!!! 

Eh, kata siapa? Ternyata bahagia itu S.E.D.E.R.H.A.N.A

Saat si kecil udah tidur dan si bapak masih kerja, si emak bisa menuangkan inspirasi dengan menulis di blog, memasak, membaca buku sambil mengelus kucing, hingga menonton korea. 

Saat si Bapak kerja dan tinggal si Emak dan si Kecil berduaan maka kami bisa berbagi kisah mengenai suka-duka si Kecil di sekolah. Kami bisa main bersama hingga tertidur. Senang? Senang lah! 

Saat si kecil tidur lalu tinggal si emak dan si bapak yang bangun. Yah, u know what happen lah.. 😝

4. Memakai prinsip Frugal Living Style

Beberapa hari lalu aku membayar tagihan air melalui loket pembayaran air di luar. Dari sana aku bertemu para konsumen lain yang juga membayar tagihan listrik dan air disana. Sekitar 5 dari 7 pembayar listrik dan air mengeluarkan uang sebesar 700rb-1juta perbulannya. Emejing ga tuh?

Loh, kok kamu bisa tau sih? Kamu nguping ya?

*Salahkan telinga saya ya, bukan saya.. 😂

Kenapa sih tagihan listrik dan air jadi sedemikian mahal? Ya, salahkan pemerintah! Ops.. 😂

Serius, sebenarnya selain karena subsidi listrik untuk pelanggan 900kwh sudah dihapus hal ini juga karena mereka tidak menerapkan prinsip frugal living style.

Nah, bagaimana prinsip frugal living style versi shezahome? Berikut rinciannya.

a. Memakai lampu hemat energi

Ini work banget! Dulu waktu awal pindah rumah masih ada tuh dua-tiga biji lampu biasa dan ketika kami ganti lampu LED biaya listrik bulanan jauh lebih murah. 

b. Mencuci baju dua kali seminggu 

Ih jorok amat kok baju ga dicuci-cuci? 

Bodo amat ya yang penting aku hemat listrik dan air.. 😛

Kenapa hemat ya kalau semakin jarang mencuci? 

Karena aku pakai mesin cuci dua tabung yang mana kata orang elite “Air sabun bekas cucian buang ajah, jorok” maka kata aku “sayang nih masih bisa buat nyuci yang lain” 😛

Bersih ga sih? Ya bersih lah, asal ngebilas bajunya jangan pelit-pelit air juga. Yah sebenarnya sih untuk mantan penduduk desa ngirit air itu susah. Dulu sejak kecil sampai SMA dirumah orang tuaku memakai air sumur. Jadi, memakai air itu sesuka hati. 

c. Menyalakan air PDAM hanya 1/4 bagian keran hingga memakai shower dan keran air kecil. 

Kenapa sih hanya 1/4 bagian keran? 

Karena jika keran air dibuka secara full maka air di kilometer PDAM itu akan laju sekali putarannya. Ini menurutku ga seimbang sama air yang keluar. Kebetulan di daerahku ini jika membuka air secara full tetap saja yang keluar sedikit. Jadi, aku bukan curang yah. Cuma kilometer airnya yang curang.. 😂

Kami punya penampungan untuk menampung air dari 1/4 air keran tersebut. Setelah penampungan itu penuh barulah kami sedot airnya ke tandon atas rumah kami. Air tandon itulah yang kami gunakan sehari-hari. Metode seperti ini juga efektif untuk membersihkan air yang terkadang kalau disedot secara langsung banyak banget kotorannya. 

Selanjutnya untuk mandi dan cuci piring, kami menggunakan shower dan keran air kecil agar hemat air. 😂

d. Tidak memakai AC, Oven Listrik dan Dispenser

Banjarmasin panas betah aja ga pake AC? 

Dibetah-betahin aja.. Kan buat hemat beib.. Emak gak sanggup kalau jatah bulanan harus dibagi buat listrik AC doang.. 😝

Iya berhubung keluarga kami masih merintis tertatih-tatih untuk membangun perekonomian yang lebih baik.. *tsah.. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak memakai AC bahkan Oven Listrik dan Dispenser. 

Menyesal juga sih kemarin buat apa ya beli oven listrik? Mungkin saat itu semangat baking saya sedang menggebu-gebu tanpa memikirkan dampak listrik yang akan naik. Akhirnya, oven itu cuma nangkring kece didapur tanpa dipakai. Sama halnya dengan dispenser, nangkring tanpa dipakai sama sekali. 😂
e. Setrika baju seminggu sekali dan hanya baju urgent saja

Ehm, kalau ini sih berlaku sejak aku remaja. Pokoknya yang namanya nyetrika itu males banget. Anehnya nih ada aja yang bilang aku anaknya rapi (Rapi dari hongkong?) 😂

Iya itu aku, tapi ada loh orang yang perfeksionis banget sampai baju kaos dan daster aja disetrika untunglah aku masih tidak sesempurna itu. Kadang mikir juga sih, Ini rajin atau kelewat rapi ya? Yang jelas sih lumayan listriknya. 😂

***

Ya, itu dia tips menghemat pengeluaran rumah tangga ala shezahome. Sekali lagi itu ala rumah tangga kami aja ya. Jangan baper bacanya kalai tak seirama. Ambil hal yang baik abaikan curcolan tidak jelas. 😂

Karena kayaknya saya udah lama ga nulis jadi tulisannya mau gaya nyurcol dulu. 

*kayak yang dulu-dulu bagus aja tulisannya.. 😛

Sekian maaak, Happy Ngiriiitttt!!! 😂

Berdamai dengan Innerchild? Mungkinkah? 

Berdamai dengan Innerchild? Mungkinkah? 

source: berkoztrukdeviantart.com

Mereka menyebutnya dejavu, tapi tidak_ itu terlalu keren. Mimpi buruk dimasa kecil yang saat kita lakukan sekarang seakan-akan terasa pernah mengalaminya bukanlah dejavu yang keren.

Akhirnya aku tau, itu adalah bisikan trauma Inner Child.. 

***

Masa lalu adalah Pembentuk 50% karakter manusia. Jika ingin tau bagaimana karakter manusia itu maka lihatlah masa lalunya. *Kata-nya

Sebagian besar manusia menganggap masa lalunya adalah sebuah pembelajaran. Mereka berkata jika melakukan kesalahan maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah bangkit dari kesalahan tersebut. Namun, bagaimana jika kesalahan itu terjadi pada masa kecilnya yang masih ‘putih’? 

Mereka menyebutnya Inner Child. Inner Child adalah  Ego Personality. Secara sederhana inner child adalah sosok anak kecil yang berada di dalam diri kita. Inner Child merupakan suatu entitas besar yang membentuk kita sejak kecil terhitung dari dalam kandungan hingga semakin bertambahnya usia. Usia yang dimaksud terdiri dari Inner Child- Adult- Parent. Inner Child terbagi menjadi dua kondisi yaitu baik dan bermasalah.

Ya, tidak semua anak memiliki masa kecil yang bahagia. Sebagian mungkin saja melewati masa kecilnya dengan trauma. Anak kecil sejatinya adalah pribadi putih yang polos. Bagaikan kertas fotocopy yang menurut dengan apa dan bagaimana tingkah polah Ibu, keluarga dan sekitarnya. Ia dengan segala keluguannya belajar bagaimana hal yang seharusnya dilakukan dan hal yang salah. Lingkungannya seharusnya membentuk kebaikan untuknya bukan sebaliknya. 

Hentakan..

Teriakan..

Kurungan..

Tangisan..

Benturan..

Perasaan sendirian.. 

Kejadian menyakitkan ini terjadi di masa kecil anak yang masih putih dan polos. Tahu apa dia? 

Jika kalian pikir segala hal diatas akan hilang dengan sendirinya ketika sudah besar.. Itu salah. Hal diatas akan tertanam. Terus, terus dan terus.. Inner Child adalah sebuah pondasi dalam membentuk Inner Adult hingga Inner Parent. Tak peduli bagaimana lingkungan berusaha merubahnya. Parahnya, hal yang ia lakukan selanjutnya adalah hal yang lebih jahat. Yaitu menularkan masa kecilnya dengan anaknya sendiri. 

***

Berdamai dengan Inner Child Mungkinkah? 

Katakan tidak untuk ‘Bentakan’ namun kenyataannya itu terulang.. 

Katakan tidak untuk ‘Teriakan’ namun kenyataannya itu terulang.. 

Katakan tidak untuk ‘membuatnya kesepian’ namun kenyataannya itu terulang.. 

Katakan tidak untuk ‘membuatnya menangis’ namun kenyataannya itulah yang terjadi. Ia menangis bukan karena jatuh, sakit, atau karena keusilan temannya. Ia menangis karenamu. Ya, karenamu. Kau bilang itu tidak apa-apa. Tapi kau salah, pada akhirnya dia hanya akan menjadi makhluk yang tidak jauh berbeda denganmu kelak. 

Dampak buruk dari trauma inner child yang terus dibiarkan bukan hanya pada psikologis anak. Tapi juga tidak terkontrolnya emosi Ibu. Sudah tau bahwa penyakit psikologis itu menurun? Sudah tau bahwa Post Partum Depression bisa saja terjadi karena trauma inner child? Sudah tau bahwa Post Partum Depression yang dibiarkan telah mengakibatkan berbagai kasus pembunuhan anak oleh Ibunya sendiri

Harus diakui berdamai dengan Innerchild itu sulit. Benar-benar sulit. Kita tidak bisa menjadi makhluk suci dihadapan anak kita karena kenyataannya sejak kecil saja kita sudah dinodai perasaannya. Kita telah membuat lubang-lubang dihatinya yang sejatinya kita sendiri tidak tau, “Apakah itu bisa disembuhkan?” 

Namun, sejak menjadi Ibu aku mulai belajar. Mengulang dan terus mengulang kesalahan dari inner child hanya akan memperburuk keadaan. Menghapus trauma Inner Child dan berdamai dengan semua perasaan sedih masa kecil itu sulit. Tapi mungkinkah? 

Sekali lagi.. Mungkinkah? 

Berikut adalah beberapa cara untuk berdamai dengan innerchild yang telah aku rangkum. 

1. Marah? Berwudhulah

Trauma Inner Child biasanya terjadi jika anak kita mengalami kejadian yang hampir serupa dengan masa kecil kita saat mengalami trauma. Kemarahan, bentakan, hingga hentakan itu dapat muncul begitu saja ketika kondisi ibu sedang tidak stabil. 

Akhirnya hanya bisa berkata, “Menjadi Ibu itu harus sabar” Ya, enak sekali ya kata sabar itu. Seolah-olah hanya dengan mengatakannya praktiknya akan gampang dilakukan. Kenyataannya sudah berapa kali kebobolan sabar bu? 😂

Sudah di Riwayatkan oleh Hadist Nabi Muhammad SAW, bahwa wudhu adalah salah satu cara untuk meredam kemarahan. Jika diingat-ingat memang benar, jika terlepas dari wudhu rata-rata marah jadi tidak terkontrol. Bayangan godaan untuk berteriak dan mencaci anak langsung muncul jika pikiran lelah dan rumah berantakan. Cara sederhana yang dapat dilakukan adalah Istighfar dan menjaga wudhu. 

Apah? Takut make up luntur? *kurangi standar kecantikan dirumah bu.. 😂

2. ‎Jangan salahkan figur utama masa lalu kita  

Lupakan segala kesalahan tokoh utama masa lalu kita. Bagaimanapun juga, mereka yang telah membuat kita tumbuh. Jika kita terus menyalahkan figur masa lalu maka tanyakan kepada diri kita, apakah sebenarnya kita sudah dewasa? Kita tidak bisa meniru kelakuan masa kecil kita terus menerus yang menunjuk nyamuk atas dasar kesalahan rasa gatal tanpa berpikir bagaimana mengobatinya. 

Sadarlah bahwa orang tua kita bukanlah datang dari kalangan yang sempurna. Kepahitan yang kita rasakan dahulu mungkin saja sudah dikurangi kadar rasa pahitnya dibanding dengan kepahitan masa kecil mereka. Kita tidak tau usaha apa yang mereka lakukan untuk berusaha membesarkan kita dengan sempurna. Sadarlah, mereka juga telah berusaha. 

Hidup itu bagai sinetron. Tokoh baik dan buruk datang bergantian. Mereka tidak memilih untuk menjadi buruk. Mereka telah dibentuk sejak dulu dan mereka akan berubah seiring berjalan waktu.  Selalu ada rasa manis dibalik kepahitan. 

Dan kadang, rasa sayang berada dibalik rasa pahit itu. 

3. ‎Ingatlah segala kebaikan masa lalu, syukuri semuanya 

Ingatlah kebaikan kami dan buang keburukannya” 

Itu adalah kata-kata sederhana dari Mama. Aku selalu mengingatnya. Sederhananya, semua orang tua ingin agar anaknya mewarisi segala kebaikannya dan membuang keburukannya. Itu berarti, melupakannya. Ya, lupakan segala keburukannya.

Ingatlah bahwa banyak masa menyenangkan yang lebih indah untuk diingat. Masa ketika ia memelukmu disaat tidur, memasak untukmu, menyanyi untukmu, ia bahkan berbisik meminta maaf dan mencium pipimu sehabis memarahimu. Ingatlah itu.. 

Menjadi orang tua adalah seni untuk selalu terlihat baik didepannya. Perlihatkanlah segala hal baik dan ia akan meniru segalanya. 

source: favim.com

4. ‎Berkaca dengan kondisi anak kita 

Inner Child tidak sepenuhnya dapat dilupakan. Karena inner child sejatinya adalah pembelajaran. Inner child baik maupun buruk adalah sebuah pembelajaran. Ia adalah tahap pertama dari pembelajaran kita tentang kehidupan. Maka, mengingat inner child merupakan anugerah. 

Karena dari situ kita dapat ‘berkaca’ 

Ingatlah perasaan sedih saat kita dibentak dahulu. Jangan tularkan perasaan sedih itu pada anak kita. Ingatlah bahwa itu akan menimbulkan luka yang membuat kita takut bersuara. Selagi ia masih kecil, bebaskan pendapatnya. Kita tak perlu membentaknya, ingatlah bahwa saat itu kita hanya butuh pelukan dan pembicaraan. 

5. ‎Buatlah pikiran menyenangkan dengan me time 

Tidak diragukan lagi, me time adalah solusi dari segala masalah psikologis Ibu. Pikiran menyenangkan akan menghapus segala kepedihan kenangan masa lalu. Maka, jangan lupa membuat dirimu merasa senang. 

Baca juga: “baby blues dan postpartum hingga cara menghindarinya” 

6. ‎Bulatkan tekat “Akhiri Disini”

Rantai trauma harus berakhir. Ingatlah bahwa jika kita tidak mengakhirinya, maka rantai itu akan terus berlanjut. Belajarlah untuk merangkul inner child kita. Belajar dari trauma dan kebaikannya. Setiap kita ingin melakukan hal negatif yang sama dengan inner child kita, ingatlah dampak negatif yang akan ditimbulkannya.

Orang tua yang baik kadang bukanlah orang tua yang over ekspresif. Orang tua yang baik adalah ia yang dapat berpura-pura baik, bagaimanapun perasaannya yang sebenarnya. 

Semoga kita semua dapat berdamai dengan Innerchild kita…😊

Resolusi 2018: Menjadi Pribadi yang Seimbang

Resolusi 2018: Menjadi Pribadi yang Seimbang

sumber: job-like.com

Desember.

Apa arti bulan Desember bagimu? 

Mereka berkata bahwa desember adalah bulan ‘Tutup Buku’. Ibarat akuntan, maka bulan desember adalah bulan sibuk karena seluruh transaksi yang telah dicatat akan diperjuangkan pencatatannya pada bulan ini. Yah, mereka yang berjuang pada usaha bisnis dan membutuhkan laporan keuangan setiap tahunnya tentu setuju bahwa bulan desember adalah bulan super sibuk. 

Namun, apa arti bulan desember bagiku?

Sewaktu remaja, zaman kuliah tepatnya, tahun 2008 lalu, aku yang masih bercita-cita menjadi akuntan atau banker dengan baju dan dandanan ‘kece’ belajar cukup giat. Berharap dengan IPK yang lumayan tinggi maka aku dapat memperjuangkan cita-citaku menjadi orang kaya nan bergengsi. Bulan Desember bagiku adalah bulan tutup buku nantinya. Dan aku mengkhayal dapat membuat banyak laporan untuk menyenangkan ‘atasan’ ku saat bekerja nanti.

Lambat laun pola pikirku mulai berubah. Aku yang saat itu kuliah di Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah mulai mengikis cita-citaku dulu. Tujuanku yang mulanya ingin menjadi banker kaya nan bergengsi kini berubah menjadi hanya ingin bekerja sebagai Guru. Aku belajar giat saat kuliah untuk mencari perhatian Dosenku agar suatu hari nanti dapat bekerja membantu atau menggantikan beliau.

Kenapa ingin menjadi Guru? Karena pekerjaan Guru itu mulia. Ilmu yang aku dapatkan menular kepada muridku dan muridku akan menularkan kepada temannya dan anaknya dan anaknya kepada anaknya lalu anaknya lagi. Yah, sebuah ladang amal yang tiada habisnya. Aku ingin tampil menjadi sebuah inspirasi dengan caraku dan ilmu yang kudapat. 

Mamasuki semester 5 perkuliahan aku berkenalan dengan salah seorang asisten dosen yang baru memasuki kelas kami.  Hubungan kami berlanjut hingga membuatku menikah dengannya bahkan sebelum aku lulus kuliah. Aku menikahinya saat semester 8 saat masa pembuatan Tugas Akhir. 

Aku hamil. 

Sebenarnya aku sedikit shock dengan kehamilanku. Padahal Kami berencana menundanya. Namun karena ilmu pengetahuan yang kurang mengenai cara pemakaian KB, akhirnya malah berdampak pada penyuburan rahimku sehingga aku langsung hamil. 

Saat lulus kuliah usia kandunganku sudah 4 bulan. Dan 5 bulan lagi akan ada bayi mungil dipangkuanku. Namun peduli apa aku saat itu? Aku ingin BEKERJA!

Ayolah aku sudah lulus. Saatnya ‘memanen’ apa yang sudah aku tanam di kepalaku. Saatnya melamar pekerjaan. Aku ingin bekerja secepatnya, kalau tidak aku akan malu. Aku tidak mau dibilang sebagai sarjana pengangguran. Atau yang lebih sakit lagi, “Susah-susah di kuliahkan, eh ujung-ujungnya cuma jadi Ibu Rumah Tangga”

Alhamdulillah, aku memiliki suami yang pengertian. Ia memperbolehkanku melamar program beasiswa S2 di salah satu kampus di Pelaihari. Aku sangat bersemangat dan berapi-api. Namun belum lagi lamaran itu diantar, tangisan mertuaku membuat suamiku bimbang.

“Apa mama akan ditinggalkan disini saja? Apa kau akan bekerja di Pelaihari? Memiliki rumah disana?”

Perkataan itu membuat surat lamaranku berakhir di bawah setumpuk baju dilemari pakaian. Dan saat itu perasaanku benar-benar sedih. 

***

5 bulan kemudian, anakku lahir. Benar, aku hanyalah Ibu Rumah Tangga tulen saat itu. Mimpi untuk kuliah lagi telah kuhapus menjadi “Ayolah.. Cepat bekerja supaya membanggakan orang tua”

Tentu kalimat itu beralasan. Saat aku menyusui, mengganti popok dan mencuci tak habis-habisnya namun otakku saat itu dipenuhi dengan rasa iri. Iri melihat status teman-temanku yang satu per satu mulai bekerja. Mereka mulai ‘memanen’ hasilnya. Dan aku? Aku menjadi apa? Aku tidak mendapatkan apapun dari IPK-ku dulu. Hanya bayi, ya.. Bayi yang selalu menangis. Aku memutuskan berhenti bersosial media untuk menghapus rasa iri itu. 

Selama 2 tahun aku menjadi Ibu Rumah Tangga yang baik. Belajar skill memasak, baking, dan parenting. Sosial media kini mulai berteman lagi denganku setelah sekian lama aku ‘hibernasi’. Dulu, baby blues sindrom sempat singgah didalam kelamnya kehidupanku. Sehingga aku memutuskan untuk memiliki me time dengan bersosialisasi di dunia maya.

Namun ternyata dunia maya lebih kejam. Aku sempat memasuki grup parenting, grup ASI dan grup berbau emak-emak yang lain. Ketika aku memberanikan diri untuk terbuka dan mempertanyakan keadaan psikologisku tidak sedikit  para member yang menyindir hingga membully. Sejak itu aku berpikir, “Tak adakah tempat yang benar-benar pas denganku?”

Aku Ibu Rumah Tangga sejati, tinggal di kota dengan sedikit ruang sosialisasi, memiliki suami yang sibuk dan mulai menjadi gila dengan segala sifat perfeksionisku. Ya, anakku adalah saksi atas setiap kegilaanku saat itu. Dalam perasaan yang ‘kosong’ aku mencoba mencari sensasi dalam hidupku dengan berjualan kue.

Aku senang mencoba membuat kue dan berbagai masakan lain, apalagi jika hasilnya bisa menyenangkan keluargaku. Saat itu aku meyakinkan pada diriku sendiri bahwa ‘inilah rejekiku, rejekiku diperut suamiku’. Saat mencoba berjualan aku senang dengan keuntungan yang aku dapatkan. Aku senang memiliki passion yang bisa tersalur. 

Sebulan, dua bulan, tiga bulan. Aku mulai merasakan perasaan itu lagi. Perasaan bahwa hidupku standar, tidak terlalu berguna. Dan rasa bosan melihat tepung, gula, telur dan mentega mulai menghantuiku. Sekali, kue yang ku buat gagal total. Dua kali, aku mengerjakannya dengan berteriak membentak anakku. Tiga kali, aku membuat kue yang gagal dan menyalahkan anakku atas kegagalanku. Saat itu aku sadar, aku tidak bisa mengerjakan sesuatu yang sama setiap hari tanpa peningkatan apapun.

Saat itulah aku gelisah. Aku tidak tau perasaan apa persisnya itu. Yang jelas, aku tidak bisa tidur. Tengah malam, aku membuka facebook dan menemukan blog post diberanda facebookku. Sebuah tulisan yang dipublikasikan oleh Dosenku, Nailiya Nikmah.

Hatiku dipenuhi rasa iri.  Tulisan itu adalah tentang program ‘indonesia mengajar’. Bagaimana serunya kegiatan mengajar yang dilakukan oleh Dosenku yang berprofesi juga sebagai penulis. Indonesia mengajar adalah sebuah cara agar siswa terinspirasi dari profesi sehingga dapat memiliki cita-cita dari rule mode profesi tersebut. Aku terhentak. Sadar bahwa selama ini aku melupakan cita-citaku untuk menjadi guru.

Tengah malam itu juga aku memberanikan diri untuk menyapa Dosenku. Perasaan ini bukanlah perasaan iri ketika melihat teman-temanku bekerja. Perasaan itu berbunyi, “Tolong ajarkan aku menjadi sepertimu Ibu”

Aku terinspirasi dari tulisan beliau. Aku ingin menjadi seperti itu juga. Setelah lama berbincang dan bertanya mengenai komunitas menulis kemudian beliau memberi saran padaku, “Bikin blog aja win..”

Serasa dejavu. Karena saran itu pernah dikatakan oleh suamiku. Suamiku adalah seorang proggrammer yang tentu saja ahli dalam hal membuat blog. Maka tiga hari kemudian aku memutuskan membuat blog di platform WordPress. Membuat blog adalah awal dari resolusi hidupku.

***

sumber: dreamstime.com

Mencoba belajar menulis telah memperbaiki kondisi psikologisku. Aku merasa nyaman dengan kegiatan me time yang baru. Memang aku sempat merasa tidak percaya diri dengan tulisanku. Tapi siapa peduli? Yang harus kulakukan adalah terus belajar dan bersemangat dengan hoby yang baru.

Hoby baruku juga didukung oleh adanya komunitas blogger perempuan di Banjarmasin. Female Blogger Banjarmasin (FBB) adalah salah satu komunitas yang membuatku bersemangat untuk terus menulis. Setiap member dari kami memiliki jenis niche yang berbeda. Tapi yang lebih penting, kami mempunyai gaya ekspresif yang sama dalam menyalurkan hoby yaitu Menulis.

Selain FBB aku juga tergabung di komunitas blogger perempuan. Disana aku akhirnya dapat memiliki teman-teman baru sehingga dapat berpikir lebih luas. Aku yang sehari-hari hanya dirumah kini mulai merasakan sensasi petualangan dengan membaca berbagai content dari para blogger. Kesepian itu dan rasa kosong yang sempat aku cari selama ini kini mulai terisi dengan warna warni kehidupan.

Aku kemudian teringat dengan cita-cita ku dahulu. Aku hanya ingin menjadi pintar dan dapat berguna dengan ilmuku. Guru, adalah profesi yang dulu aku inginkan. Kuliah lagi adalah alternatif kedua jika tidak bisa bekerja menjadi guru. Namun, ternyata rencana Allah lebih indah.

Aku mulai mencoret-coret proyek tujuan hidupku yang dulu..

2012-2014 Kuliah S2

2015-2016 Bekerja menjadi Guru

2017 Memiliki pekerjaan tetap

2018 Belajar usaha sampingan

Dari lulus kuliah tahun 2012 hingga sekarang tak ada satupun impian yang kutulis ditahun 2012 menjadi nyata karena aku memutuskan untuk menikah. Dan menikah telah mengubah segala cita-cita hidupku. Kenyataan yang terjadi, berkata demikian.. 

2012 menikah dan hamil

2013 memiliki anak

2014-2015 belajar menjadi Ibu Rumah Tangga yang baik

2016 Belajar berjualan Kue

2017 Belajar Menulis didunia blog

Apakah langkahku salah?

Tidak, aku yakin tidak pernah ada kesalahan sedikitpun dari keputusanku. Menikah dan memiliki anak diusia muda bukanlah keputusan yang salah. Jika orang-orang disekitarku ‘menyayangkan’ keputusan menikah yang telah kuambil maka aku kini telah menikmati hasil dari keputusan itu.

Awalnya memang berat. Aku perlu kehilangan duniaku yang dulu. Mengalami baby blues hingga post partum depression. Namun semua hal itu membuatku belajar. Aku menjadi memiliki banyak pengalaman dibalik itu semua. Jika teman-temanku belajar dari lingkungan kerja maka aku telah banyak belajar mengenai dunia dirumah. Dan aku tetap mensyukuri setiap langkah yang kuambil. Pilihan menjadi Ibu Rumah Tangga bukanlah pilihan yang salah.

Tahun 2017 adalah tahun kebangkitan bagiku. Dunia blogger telah banyak membuka wawasanku. Hoby menulis yang dulu sempat tak terasah kini mulai kulakukan lagi. Dari menulis aku telah banyak belajar. Dari menulis aku telah memiliki teman dan komunitas baru. Dari menulis aku telah menjadi lebih produktif. Dari menulis aku merasa telah berprofesi lebih dari sekedar Guru. Dan hal itu membuatku bahagia. 

Maka di tahun 2018 aku memiliki banyak resolusi lagi. Aku ingin mendapatkan dunia yang seimbang. Aku ingin lebih berguna bukan hanya untuk keluargaku, namun juga lingkunganku, dan menjadikan diriku sendiri lebih berarti. Adapun resolusi yang ingin kucapai ditahun 2018 adalah:

Untuk keluargaku:

  1. Menjadi Istri yang seimbang. Bukan hanya pintar memasak untuk suami namun juga pintar berdandan dan mencari sedikit uang minimal untuk keperluan sendiri dan keperluan rumah tangga lainnya. 
  2. Menjadi Ibu yang seimbang. Aku memutuskan untuk tidak memiliki target untuk peningkatan otak kiri anakku hingga dia berumur 7 tahun. Aku hanya ingin dia dapat bersosialisasi dengan baik dan aktif didunianya. Aku memutuskan berhenti menjadi Ibu yang terlalu perfeksionis dan mulai memperdulikan kualitas kesehatan jiwaku dalam mendidik anakku. 
  3. Menjadi Anak yang berbakti. Memang aku tidak bekerja supaya bisa memberi Mamaku uang. Namun, jika beliau datang kerumah aku akan berusaha membuat makanan yang istimewa. Aku juga seharusnya menyempatkan diri untuk menelpon dan menghubunginya sebisaku. Walau aku termasuk anak yang sering kehabisan kosa kata saat menelpon. Sepertinya aku perlu membuat konsep sebelum menelpon. 
  4. Menjadi Menantu yang baik. Aku akan berusaha memuji masakan mertuaku walau pada kenyataannya lidahku memang sering kaku. Semoga suatu hari kami bisa menjadi lebih akrab. 
  5. Menjadi Kakak yang baik. Mungkin aku belum bercerita bahwa salah satu adik kembarku tinggal dirumahku. Sebagai Kakak yang memiliki sifat introvert aku sering merasa berdosa karena sering terlihat cuek. Namun, dibalik itu aku ingin mendidiknya. Semoga dia dapat mengerti. 
  6. Menjadi Majikan Kucing baik. Eh, ga penting banget ya? Penting kok, bagiku memiliki kucing juga pemberi semangat hidup. Semoga aku bisa memberi makan ikan kesukaannya minimal seminggu dalam sebulan. 

Untuk lingkunganku  

Aku pribadi yang cukup tertutup. Sejak menjadi Ibu Rumah Tangga aku tidak memiliki dunia sosial untuk bergabung selain menjadi anggota yasinan komplek. Namun sejak menjadi blogger aku merasa mendapatkan duniaku kembali. Belakangan, aku dipercaya untuk menjadi Sekretaris di FBB. Semoga suatu saat aku bisa berguna di FBB dan tulisanku dapat semakin baik sehingga dapat menginspirasi pembacanya. 

Untuk diriku sendiri 

Aku memutuskan untuk ‘benar-benar tercebur’ didunia blogging. Bukan hanya menjadikannya hoby namun juga profesi. Namun, mengingat skill blogging yang aku miliki masih sangat rendah maka aku memutuskan untuk terus belajar. Tentu menyenangkan mengingat suamiku sendiri adalah proggrammer. Namun sampai kapan aku harus terus bergantung padanya? Aku harus bisa sendiri. Minimal untuk mengurus blogku sendiri. Karena itu aku perlu membuat tujuan belajarku sendiri, diantaranya adalah:

  1. Belajar teknik SEO pada bulan Januari hingga Maret 
  2. Belajar membuat blog dari awal hingga selesai. Ya, mungkin aku akan membuat blog baru khusus untuk hoby memasak. Semoga bulan april-akhir tahun blog itu benar-benar tercipta dan memiliki domain authority yang tinggi.
  3. Belajar teknik fotografi. Ini PR sekali, sejauh ini aku merasa skill fotografi yang kumiliki terlalu biasa. Sebagai blogger, aku harus bisa mendapat kualitas foto yang bagus. Ah mungkin aku perlu kamera baru? 😂
  4. Memperbanyak membaca buku. Ya, sejak punya anak aku tidak memiliki banyak waktu untuk membaca buku. Tetapi sekarang anakku sudah cukup besar sehingga dia juga telah memiliki hoby baru untuk kesehariannya. Aku harus bisa membaca buku minimal 1 buku untuk 1 bulan. 

    Pernah saja aku tergoda untuk mencoba menulis 1 day 1 post. Namun semua draft yang aku buat hanya berakhir di black hole. Kenapa? Ya, kuakui.. Aku ini penyakitan. Aku punya penyakit rhinitis alergica yang merupakan kutukan sejak kecil. Ditambah lagi dengan konsentrasiku yang mudah terganggu. Anak menangis, suami tiba-tiba datang, suara air mendidih dan bersin yang tiada habisnya lalu inspirasi itu hilang. Akhirnya, tujuan yang harus aku capai menjadi pending and pending again. Kalian pernah begini?

    Menjelang musim hujan penyakit rhinitis ku selalu kambuh. Aku perlu satu kotak tisue sambil membuat tulisan. Perlu satu kotak tisue saat tidur. Hingga saat memasakpun, aku perlu satu kotak tisue menemaniku. Terbayang terganggunya aku dengan semua itu? Sesuatu yang seharusnya bisa aku lakukan dengan waktu singkat akhirnya memakan waktu lama dan terbuang sia-sia. 

    Akhirnya, berkat bersosialisasi dengan para blogger aku mengenal theragran-M. Theragran-M adalah Multivitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan. Teman-temanku ternyata meminum ini untuk menjaga daya tahan tubuh. Nah, Biasanya aku meminumnya saat kondisi badanku sedang down karena rhinitis ku kambuh. Ya, kalian tau kan? Penyakitku itu tidak ada obatnya. Obatnya hanyalah menjaga daya tahan tubuh supaya tetap fit. Jika kondisiku sedang tidak baik, penyakitku kambuh lagi. Ya sakit sih boleh, tapi jangan lama-lama juga.

    Efek yang aku rasakan setelah meminum theragran-M adalah badan menjadi terasa nyaman. Tentu saja ini mengurangi frekuensi bersin ku sehingga aku dapat leluasa beraktivitas. Ya, menjadi pusat perhatian di dalam keluarga itu berat. Sakit sedikit saja menyebabkan rumah, anak dan suami terbengkalai. Sesekali sakit sih memang perlu supaya kita bisa bermanja-manja merasakan perhatian suami. Hehe.. Tapi tetap ya, jangan lama-lama. Nanti merasa berdosa.

    Resolusi terakhirku adalah dapat menjadi pribadi yang seimbang. Dapat membagi diri dengan benar antara keluarga-lingkungan dan diriku sendiri. Ya, aku mengaku tidak dapat membagi diri dengan benar karena kondisi badanku yang sering down. Namun bersama Theragran-M, aku optimis dan aku akan terus berusaha. 

    ***

    Desember. 

    Desember bagiku sekarang adalah bulan pengingat diri. Akhir bulan yang seakan bertanya padaku, “Hei, apa saja yang kau lakukan tahun ini, tutup buku macam apa yang kau buat?”

    Dan sekarang, aku berani menjawab, “Aku sudah banyak berubah tahun ini, dan tahun depan harus lebih baik lagi. Aku berjanji akan menjalankan resolusi baru untuk hidupku_chapter baru dalam hidupku yang mulai berapi-api”  

    Januari. 

    Adalah sebuah tujuan baru, langkah baru, dan semangat baru. Tak sabar untuk menunggumu Januari. 

    Happy New Year! 

    *Artikel ini diikutsertakan sertakan dalam lomba menulis blog yang diadakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M 
     

    Kompor Induksi PLN Kalselteng-Solusi Masa Depan yang lebih baik

    Kompor Induksi PLN Kalselteng-Solusi Masa Depan yang lebih baik

    sumber: architectaria.com

    Apa yang ada dibenak kalian saat mendengar kata Kompor Induksi? Apakah itu jenis Kompor elite? Kompor Mahal? atau Kompor kekinian? Jujur, dipikiran emak-emak sepertiku kata Kompor Induksi masih terdengar terlalu elite karena aku yang hanya berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga diharuskan untuk bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga seberapapun pemasukan yang ada. Rasanya terlalu jauh untuk berpikir mengenal bahkan memiliki Kompor Induksi. Tapi itu dulu, sebelum aku akhirnya mengetahui tentang kompor induksi di acara ‘Bamasak Mamakai Kompor Induksi’ – aman nyaman dan barasih di Taman Kamboja Banjarmasin pada tanggal 10 Desember 2017 kemarin. Menghadiri acara itu telah membuka pengetahuanku tentang kompor induksi.

    Bersama chef agus sasirangan di acara ‘Bamasak Mamakai Kompor Induksi’

    Kompor Induksi adalah salah satu jenis kompor yang memakai reaksi magnet untuk menghasilkan panas. Panas yang dihasilkan kompor ini berasal dari reaksi elektromagnetik antara alat masak dan area pada kompor. Jadi, sumber panasnya berasal dari panci atau wajan yang merupakan pemanas itu sendiri. Saat panci dan alat masak lainnya tidak diletakkan di atas kompor induksi, maka kompor ini tidak akan menghasilkan panas. Wow, ajaib ya! Saat mengetahui hal ini aku langsung berpikir, “ini dia kompor induksi-kompor masa depan” 

    Ya, Kelak kompor gas yang kita pakai sekarang hanya akan menjadi sejarah seperti halnya kompor dengan minyak tanah dan tungku batu bara. Kenapa? Karena energi listrik selalu tersedia, sehingga pemakaian kompor induksi di masa depan sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Ketersediaan listrik di Banjarmasin tentu tidak perlu diragukan lagi, karena pasokan listrik selalu ada di pln kalselteng. Oh ya, kalian juga bisa membaca Topik kompor induksi pln kalselteng di portal bpost online

    Apakah Kompor Induksi sama dengan Kompor Elektik? Boros dong ya? 

    Kompor induksi menggunakan listrik tapi kompor induksi berbeda dengan kompor elektrik. Kompor elektrik tidak menginduksi peralatan masak, tetapi mengalirkan panas pada peralatan masak tersebut. Bisa dibayangkan bukan? Artinya, untuk melakukan pemanasan dilakukan dengan mengubah energi listrik menjadi energi panas dan berarti konsumsi listrik dari kompor elektrik jauh lebih besar daripada kompor induksi. Emak-emak pilih mana? Pilih Kompor Induksi dong yah.. Lebih irit.. Hehe

    Pemakaian Kompor Induksi ini jauh lebih aman karena tanpa api. Sehingga kejadian kebakaran karena lupa mematikan api tidak akan terjadi ketika kita menggunakan kompor ini. Ini penting sekali karena aku yang suka memasak ini sering sekali lupa mematikan api saat selesai mengangkat panci. Setelah selesai memasak, aku suka sekali asyik memoto makanan untuk bahan tulisan blog tanpa sadar kalau api di kompor masih menyala. Jadi, pertimbangan rasa aman saat membeli kompor induksi adalah nomor satu. 

    Oh ya, salah satu masalah dalam aktivitas memasak yang aku lakukan adalah tidak stabilnya pengaturan suhu. Ya, kalian pastinya tahu kalau kompor gas yang emak-emak pakai itu tidak ada pengaturan suhu secara detail. Tetapi dengan memakai kompor induksi pengaturan suhunya dapat dipakai secara tepat. Kita bisa mengatur ingin memakai suhu tinggi, sedang ataupun rendah. Apa gunanya? Tentu berguna banget buat mengasah skill baking aku. Selain itu pengaturan suhu ini juga berguna untuk hal lainnya seperti pembuatan MPASI dan lain-lain. Wow, kompor induksi ternyata sangat nyaman digunakan. 

    Membersihkan kompor induksi juga tergolong sangat mudah. Kita tinggal lap saja permukaan kompor induksi dengan kain lembab. Tampilan elegan dari kompor induksi membuat tampilan dapur jauh lebih rapi dan bersih. Ya, kalau orang banjar sepertiku menyebutnya dengan istilah barasih

    Lengkap kan sudah kenapa kompor induksi menjadi pilihan kompor masa depan? Karena kompor induksi dinilai lebih aman, nyaman dan barasih. Ditambah lagi dengan pasokan listrik yang tak terbatas dari pln kalselteng. 

    Nah, tertarik ingin membeli Kompor Induksi? Berbagai merk kompor induksi telah tersedia diantaranya adalah Philips, Midea, Kenwood, Mastoso,  Maspion, dan Cosmos. Harga dari kompor induksi ini juga bervariasi mulai dari 700k, 800k hingga 3 juta. 

    sumber: sastodeal.com

    Nah, didaerah Banjarmasin juga tersedia berbagai tempat untuk membeli kompor induksi. Tempat yang sering aku kunjungi yaitu Ufo Elektronik, Ace Hardware, SenWell, Depo Gemilang, Hypermart, dan Pondok Elektronik. Kalian juga bisa cek galeri kompor induksi di instagram pln kalselteng. 

     

    Gini Gaya Mommy Introvert ngasuh anak! Masalah?? 

    Gini Gaya Mommy Introvert ngasuh anak! Masalah?? 

    “Ih.. Mommy Farisha itu kerjaannya mencet handphone mulu.. Ketawa ketiwi.. Anaknya gimana tuh?”

    Familiar deh ya sama beginian.. 😂

    Apalagi buat mereka yang temenan sama aku di bbm. Udah pasti tau betapa seringnya aku update status. 😅

    Terussss…? Masalah? 😛

    Iya masalah banget win soalnya disini kamu yang ngakunya ‘Mom Blogger’ dan terkadang suka nulis ‘Parenting’ sok perfectionist tapi faktanya kerjaan kamu mencet-mencet hape sambil ketawa ketiwi doang.. 😂

    Audience kamu mulai curiga jangan-jangan praktiknya ga sebagus tulisannya. 😅

    Jangan-jangan blog ini tujuannya cuma buat pamerrrr… 

    Oke, First buat kamu yang mulai mikir begitu aku sediain air putih dimeja sambil aku senyumin manis-manis ya. 😊 *ga usah nanya kenapa tiba-tiba air putihnya jadi berasa manis ya.. 😝

    Second, aku mau cerita sama kamu kalau mommy yang satu ini punya kepribadian yang ‘mungkin’  beda sama kamu. 

    Suka sendirian, tapi juga butuh piknik..

    Ngaku punya dunia sendiri tapi juga butuh diakui..

    Pendiam didunia nyata tapi kalau sama kelompoknya dia bisa ceriwis bukan main.. 

    Yes, I’m Introvert.. 70% maybe..

    Semua orang mungkin udah tau kalau ‘masalah’ terbesar orang introvert itu adalah dia tidak bisa berekspresi dengan baik dan benar. Orang introvert kebanyakan adalah pemalu dan tidak suka melakukan hal yang ‘nothing’. That’s why Handphone is Everything for me on the outside! 

    Apa yang aku lakukan ketika mendengar para mommy ekstrovert ngumpul dan membicarakan kelebihan anak masing-masing? Yes, aku diam. 

    Apa yang aku lakukan ketika mendengar para mommy ekstrovert ngegosip dan membicarakan orang lain? Yes, aku diam. 

    Kenapa aku jadi diam? Sekali lagi, orang introvert punya masalah dengan gaya ekspresinya yang unik. Mommy ekstrovert akan berpikir bahwa itu antisosial. Kenyataannya? Mommy Introvert berpikir, memang kalau ngikut disana aku ngomong apaaaa???  

    Karena itu mommy introvert lebih suka berekspresi dengan menulis, jeprat-jepret, bermusik, dan pamer disosial media. 

    Terus anaknya gimana??? Masa kerjaannya main hape sama nulis blog aja? 

    Percayalah mommy introvert tidak seekstrem ‘kelihatannya’. Dia punya gaya sendiri dalam mendidik anak walau terkesan cuek diluar. Seperti apa? Yuk.. Simak..

    1. Mommy Introvert ga suka Ngegosip ngumpul rame sembari nunggu anak main

    Para emak-emak asik ngegosip? Mommy Introvert ngapain selagi anaknya bermain? 

    Lebih milih asyik dengan handphonenya sambil sembari jeprat jepret anaknya main. 

    Kok segitunya? Ga suka bergaul? 

    Bukan, mommy introvert itu selektif, bukan antisosial. 😛

    2. Mommy Introvert ga suka terlihat ekspresif diluar dengan anaknya 

    “Ihh.. Mommynya cuek amat.. Anaknya padahal cerewet nanya-nanya mulu” 

    Kalian pikir anak cerewet berasal dari mana? Kosa katanya dari mana? 

    Ya dari mommynya yang aslinya cerewet ini.. 😛

    Kalian sih ga tau gimana asli dan hebohnya si emak kalau lagi mendongeng.. Semua boneka keluar lengkap dengan vokal berbeda. 😂

    Kalian sih ga tau gimana hebohnya si emak kalau liat anaknya pinter bikin kreatifitas. Udah muji-muji kebangetan terus cuss foto-foto.. Hahahaha.. 😂

    “Anaknya nyanyi pinter amat tapi emaknya ngomong aja datar..”

    Ya kalian ga tau aja gimana aslinya emak dan anak ini kalau udah dikamar mandi.. 

    Lengkap satu kaset dinyanyiin sampe tangan keriput.. 😂

    3. Mommy Introvert lebih suka menulis dibanding ngomong

    Nah, suka bingung kenapa ada mommy yang dikit dikit update status panjaaaang tapi aslinya diluar diem. 

    Yes, the answer is “her hand talk better” 😂

    Jika pernah mendengar istilah ‘diam itu emas’ maka istilah ini berlaku buat para orang introvert yang kalau ngomong kadang suka aneh. Tapi percayalah, tulisannya mungkin jauh lebih baik. 

    4. Mommy Introvert itu diluar kikuk tapi didalem dia jago akting 

    Mommy Introvert itu punya dunia kotak. Yang artinya, tiap berada disebuah ruangan dimana hanya ada dia dan anaknya maka dia bisa berekspresi dengan benar. 😂

    Jangan ditanya kenapa karena dari sononya sudah begitu.. 😛

    6. Mommy Introvert emang serem tapi mendidik. 

    Terakhir, mommy introvert itu seram. Serius.

    Dia punya bejibun aturan buat anaknya. Ga boleh ini, ga boleh itu, kalau begini nanti dihukum. Bahkan ada loh, mommy introvert yang bikin surat perjanjian bernomor puluhan hanya untuk mendidik anaknya. 

    Sekilas ini memang terlihat kejam. Tapi mommy introvert tau bahwa dibalik setiap kekejaman ada pembelajaran. Jika para mommy lain memperlakukan anaknya sebagai raja saat kecil maka mommy introvert lebih memilih konsisten untuk membuat anaknya belajar sehingga saat dewasa nanti sang anak lebih belajar mandiri.

    Nah, kalau kalian type mommy introvert juga? Sharing yuk!

    Happy Mommy.. 😊

    IBX598B146B8E64A