Browsed by
Month: August 2017

Tergoda Poligami? Sebaiknya Renungkan 6 Hal Ini Dulu! 

Tergoda Poligami? Sebaiknya Renungkan 6 Hal Ini Dulu! 

Poligami? 

Ya, kata ini memang membuat kaum hawa meradang. Hanya membaca satu kata itu saja sudah banyak sekali kilasan pandangan negatif tentang poligami. Dan hal yang sebenarnya paling menyakitkan adalah ketika poligami begitu dibenarkan. Bahkan mereka para ‘poligamers’ menjadikan Al-Qur’an dan sunnah nabi sebagai ‘tameng’ atas apa yang mereka lakukan. 

Saya sebagai seorang perempuan yang berstatus sebagai seorang Istri dan Ibu menganggap fenomena poligami yang terjadi ‘kebanyakan’ dilatarbelakangi oleh alasan yang salah. Kemudian, alasan yang salah membuat caranya menjadi salah dan akibatnya besar. Hal ini yang semestinya harus banyak dipertimbangkan oleh para suami sebelum membenarkan poligami. Sayangnya, terkadang pertimbangan dan penyesalan akan selalu datang terlambat.

Tergoda Ingin berpoligami? Sebaiknya renungkan 6 hal berikut dulu! 

1. Mungkin Istri tak secantik dulu, ingatlah dia juga PERNAH CANTIK dan BISA CANTIK LAGI

Entah kenapa saya melihat fenomena poligami yang terjadi disekitar saya kebanyakan adalah karena godaan mata dan ‘bawah’. 

Ya, memang itu tidak salah. Saya mengerti dengan kebutuhan biologis suami. Senang melihat perempuan cantik, senang dengan yang bisa memasak dan menyamankan lidah ataupun dengan passion yang lain yang turut menunjang. Dan satu lagi, senang ‘dilayani’ dengan baik. Dan pelayanan ini kebanyakan membutuhkan kecantikan secara fisik. 

Pernah mendengar istilah rumput tetangga selalu terlihat lebih bagus? Itulah tanda kurangnya rasa syukur dari anda wahai para suami.. 

Jadi, Kenapa mesti bersyukur dengan istri yang sudah ‘menyusut’ kecantikannya? 

Karena ingatlah! Dia juga PERNAH CANTIK! 

Ingatlah dulu kau tersipu melihat kecantikannya. Betapa ingin memilikinya. Mendambakannya mengisi hari-harimu dengan memanjakanmu. Saat itu kau berpikir, “Jika ada dia untuk mengisi semangat dihari-hari yang kujalani, Alangkah senangnya” 

Dan Doamu terkabul, Kau memilikinya.. 

Kau senang karena setiap hari ada seseorang yang memberimu semangat dan memanjakanmu. Hingga dia hamil dan memiliki anak. 

Perutnya tak selangsing dulu, wajahnya lelah karena banyak begadang, badannya tak terawat karena sibuk denganmu dan bayimu. Dia senang dan ikhlas dengan kehidupan rumah tangganya denganmu sampai kemudian dia sadar bahwa kau kecewa dengan perubahannya. 

Ya, dia tidak secantik dulu. Dia lengah karena TERLALU MENCINTAIMU. Maka, jika hal ini sudah terjadi..Rawatlah dia.. Bukan membuatnya kecewa dengan membandingkannya dengan seseorang. 

Karena jika seseorang yang kau bandingkan itu suatu saat menjadi milikmu. Ingatlah bahwa hal sama akan terulang. Ya, benar..saat itulah kau berpikir..

“Wanita itu ternyata memang sama saja” 

Wanita itu SAMA-SAMA berbakat jelek jika tak terawat.. 😛

2. Yakinkah anda bisa  ADIL? 

Sebelum anda tergoda dengan poligami anda harus tau bahwa menikahi dua wanita berarti anda harus membagi nafkah lahir dan batin secara adil. 

Bisakah demikian? 

Dalam kasus nyata, para pelaku poligami dari rakyat jelata, kalangan pejabat hingga (maaf) kalangan agamis saja keadilan sangat sulit benar-benar diterapkan. Mungkin istri pertama tadinya diam, tapi didalam hatinya.. Kita tak pernah tau. 

Ada yang adil dalam nafkah lahir namun nafkah batinnya terzholimi. Ada pula yang adil dalam nafkah batin namun nafkah lahirnya terabaikan. Kenyataannya, jika poligami disetujui oleh istri pertama maka permasalahan adil selalu muncul bahkan pada menit pertama anda menikahi yang kedua. 

3. Pikirkan Kondisi Psikologis Anak

Jika anda tergoda ingin berpoligami sementara anda memiliki anak akan lebih baik jika anda memikirkannya dengan matang-matang. 

Karena anak hanya akan menjadi ‘korban’. 

Kenapa? 

Karena pertengkaran dari orang tua mereka. Psikologis anak tentu merasa tidak siap dengan hadirnya ‘wanita asing’ didalam rumahnya. Dia akan stress mendengar tangisan dirumahnya. 

Saya memiliki beberapa kasus tentang terganggunya psikologis anak pasca poligami yang dilakukan ayahnya. Ya, memang saya bukan psikolog yang menerapi mereka secara langsung ya… Bukan.. 😅

Tapi saya cukup sering mendengar cerita. Dan kau tau cerita siapa yang paling membuatku tersentuh? Ya, cerita suamiku. Dia salah satu anak dari korban poligami yang sempat mengalami stress. Karena itu, poligami membuatnya banyak belajar. 

Perlu anda tau wahai suami, stress bukan hanya terjadi pada anak yang melihat ayahnya berpoligami. Namun tentu stress yang paling banyak dirasakan oleh ibunya. 

Apakah anda tau stress pada Ibu hamil sangat berbahaya? Apa anda tau bahwa stress pada Ibu hamil bisa menyebabkan anaknya lahir dengan kondisi schizophrenia biologis? Ya, Jenis penyakit jiwa ini tidak dapat dideteksi mulai bayi karena akan muncul begitu saja ketika ia dewasa_ketika ia tertekan. 

Tidak percaya? Ayolah.. Apa aku harus bercerita lagi? 

4. Ingatlah siapa yang menerimamu dari Nol 

Ingatkah ketika ia menerimamu dalam kondisimu yang masih ‘payah’? 

Pengangguran.. Tidak punya uang.. Tidak punya semangat bangkit.. 

Namun ia menemanimu, mendukungmu. Ikhlas dengan sedikit yang kau berikan hingga akhirnya kau bisa bangkit dan sukses. 

Kini kau kaya raya_punya segalanya.. Akhirnya kau merasa membutuhkan ‘yang lain’ untuk memuaskan nafsumu. Ingatlah bahwa ‘yang lain’ tidak mencintaimu dengan tulus. Dia hanya ingin menikmati kepunyaanmu. 

Maka saat itu, tunggulah merosotnya karirmu, rezekimu dan kehormatanmu. 

Ini sudah banyak buktinya. Mau saya sebutin satu-satu? 😛

5. Ingatlah tidak ada Wonder Woman didunia ini, maka terima kami apa adanya.. 

Ingat ya para lelaki wonder woman itu Mitologi Yunani, Itu Mitos! Tidak ada wanita seperti itu. 

Eh, bukan, yang itu sih jelas mitos ya. 😂

Wonder woman yang aku maksud disini adalah tidak ada wanita yang sempurna. Punya Passion di segala bidang dan semua perfect. Tidak ada! 

Jika istri anda bekerja diluar dan punya kontribusi sosial yang lebih diluar sana sudah pasti dia tidak punya waktu untuk memasak. Maka, terima saja. Memasaklah untuknya. 

Jika istri anda Ibu Rumah Tangga saja yang hoby memasak dan tidak pandai bersosial serta tak pandai berdandan. Maka, terima saja. Setiap Wanita punya passion berbeda. 

Anda bisa saja membuat komunitas istri sempurna di rumah anda dengan birokrasi yang dipimpin oleh wanita ahli agama, psikolog, pengamat ekonomi, penulis, dan mantan Miss. Universe tapi ingatlah.. Semua punya kekurangan! Dan menyatukan mereka dalam satu rumah bukan membuat kerja sama. Tapi bencana besar! Hahahaha. 

Gambarannya begini, pernah melihat wanita bermain sepak bola? 

Ya, mereka tidak bisa menyusun strategi bahwa bola harus ditendang bergantian. Mereka akan berebutan.. 😅

Poligami adalah ide buruk untuk mengejar sebuah kesempurnaan. 😂

6. Pertimbangkan antara alasan Nafsu dan Sunah yang Benar

Sebenarnya bolehkah poligami? Nabi aja Poligami, kok! 

Ya, coba perhatikan para Istri Nabi? 

Ia menikahi Khadijah yang berumur 40 tahun sementara ia berumur 25 tahun. Lelaki sekarang? Doyannya yang muda-muda laah.. 

Ia menikahi Aisyah saat Istrinya Khadijah sudah meninggal. Nabi Muhammad menduda cukup lama, selama empat tahun. 

Poligami sendiri terjadi ketika banyak janda dari peperangan. Para sahabat Nabi yang dinilai “mampu” dimintanya untuk menikahi janda-janda korban perang sampai empat. Syaratnya, para sahabat itu harus mampu berbuat adil, baik terhadap istri-istrinya, maupun anak-anak yatim yang dalam perawatannya. Kalau tidak bisa berbuat adil, cukup beristri satu saja. Syarat yang dikemukakan Nabi ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat : (3).

Nabi sebagai penganjur poligami dalam keadaan darurat waktu itu, juga menikahi para janda sahabatnya, sehingga para janda itu selamat dari perlakuan semena-mena tentara musuh Islam. Anak-anak para janda yang berstatus yatim itu pun, terpelihara dan terjaga dengan baik.

Dari catatan sejarah, setelah Siti Khadijah Wafat, Nabi Muhammad SAW menikahi 11 wanita, tiga diantaranya adalah wanita budak atau tawanan perang (Siti Juwariyah, Siti Shafiyah, dan Maria Al-Qibtiyah), delapan lainnya adalah wanita merdeka yaitu (Siti Saudah, Siti Aisyah, Siti Hafsah, Siti Zainab Ummul Masakin, Ummi Salamah, Siti Zainab Putri Umaimah, Ummi Habibah dan Siti Maimunah). Dari delapan wanita merdeka itu, hanya seorang wanita yang berstatus gadis. Itulah Siti Aisyah, sedangkan yang lainnya berstatus janda.

Jadi, jika anda ingin berpoligami karena ‘nafsu’ sebaiknya anda perhatikan teladan kita, Nabi Muhammad SAW. Ia berpoligami untuk menolong wanita. Bukan untuk memuaskan nafsunya. 

NB: Ketika saya menulis ini suami saya ber ‘hehe’ disebelah saya. Sambil bilang, “Berarti boleh ya?” 

Dan saya menjawab, “Boleh, tapi saya yang nyarikan. Para janda yang ‘tidak laku’ lagi dipinggiran sungai. Mau? Saya punya calonnya..” 

Dan dia langsung bilang “Ogaaaaah” 😛

Hahahaha.. 😂

Sekian artikel dari saya. Tulisan ini merupakan ide yang tiba-tiba muncul begitu saja ketika geram melihat kasus poligami dan pelakor (perebut laki orang) ramai diperbincangkan. 

Akhirnya tulisan ini dijadikan salah satu collaboration #curcolanfikawinda. Emak Fika adalah salah satu member Female Blogger Banjarmasin dan juga merupakan Ipar saya. Tertarik ingin membaca tulisan Fika tentang ‘Pelakor’? 

Yuk, lihat tulisan kece emak ini disini.. 😊

Ketika Anakku mengalami Sakit Telinga (Pengalaman Ibu dengan Anak yang terkena Otitis Eksterna dan Otitis Media) 

Ketika Anakku mengalami Sakit Telinga (Pengalaman Ibu dengan Anak yang terkena Otitis Eksterna dan Otitis Media) 

“Ma, telinga Farisha Sakit” 

Begitu kalimat yang terlontar oleh anakku Farisha beberapa bulan yang lalu. Ya, ini memang bukan cerita baru yang aku tulis. Namun, aku tergerak untuk menuliskan hal ini karena aku rasa ‘mungkin’ banyak Ibu diluar sana yang mengalami kejadian sama sepertiku. 

Semoga ceritaku dapat membantu…

Aku langsung melihat kearah telinga kanan Farisha. Tak ada yang aneh, namun aku beranikan menciumnya sambil menyinarinya dengan senter. Aku tak terlalu melihat jelas apa persisnya yang ada didalam. Ah, mungkin kotor. Tapi? Tapi kok bau amis begini? Pikirku. 

Aku kemudian membersihkannya memakai peniti. Ya, aku tak berani membersihkannya memakai cotton bud karena sepengetahuanku memakai cotton bud hanya akan membuat kotoran telinga semakin kedalam. Aku kemudian mengeluarkan kotorannya. Aku memberanikan diri melawan rasa jijik dengan mencium kotorannya. Dan bergumam, “kok bau ya?” 

Ya, bau yang tak biasa. Bukan bau kotoran telinga pada umumnya melainkan bau agak amis. Dan Farisha mengeluh sakit. Aku kemudian memberanikan diri bertanya padanya.. 

“Farisha ada masukin sesuatu ya ketelinga Farisha?” 

Dia hanya menggeleng sambil kesakitan. 

“Farisha ada masuk kekamar om dan main cotton bud ya?” 

Dia menggeleng. Tapi benar, aku menuduhnya bukan tanpa alasan. Aku pernah memergokinya memegang cotton bud dikamar adikku itu. Perasaan cemas pun langsung meliputiku. Aku terus memaksa Farisha mengaku. Namun dia bersikeras bahwa saat itu dia tak sampai benar-benar memasukkan cotton bud kedalam telinga. 

Aku akhirnya menyuruh Farisha istirahat. Selama Farisha tidur, aku tak bisa istirahat. Aku terus memikirkan tentang telinganya dan cotton bud. Ah, kesal sekali aku dengan adikku yang tidak mau disiplin dalam menyimpan barang. Sudah tau aku punya balita! 

Belum lagi rasa kesal itu hilang, tiba-tiba saja Farisha mengigau aneh. Ya dia jarang mengigau, tapi malam itu dia berbicara sendiri sambil tidur. Aku kemudian menyentuh kepalanya. Astaga, demam. Panas sekali badannya. Pikirku. 

Aku menyuruhnya bangun kemudian meminumkannya Paracetamol. Lalu Dia mengeluh lagi, “Mama, telinga Farisha sakit” 

Aku menyentuh daun telinganya hendak menyinari telinganya lagi untuk melihat lubang telinganya. Tapi baru saja aku sentuh sedikit dia langsung menangis lagi.. 

“Mama jangan dipegang sakit..” 

Ya, malam itu aku tak bisa tidur. Memikirkan kira-kira apa mungkin ada kapas didalam telinga Farisha?

Bukan hanya itu, aku lalu mulai mengurutkan kejadian sebelum Farisha sakit telinga hari itu. Berpikir, apa sebenarnya penyebabnya. 

Pagi itu Farisha memang flu. Aku tak terlalu worried. Rhinitis Alergi padaku memang menurun secara genetik pada Farisha. Kami alergi dingin, debu serta bulu kucing. Sehingga ketika pagi hari memang ‘bersin’ adalah rutinitas yang sangat biasa. 

Karena hari itu hari libur aku membiarkannya berlarut-larut tidak mandi. Baru jam 9 pagi dia memintaku mau berendam di baskom. Aku menuruti permintaannya. Kupikir sesekali tak apa menuruti kesenangannya bermain air dibaskom dengan para ikan plastik. Aku membiarkannya lama dikamar mandi. 

Hingga tangannya mengerut dan badannya menggigil. Tapi, wajahnya puas kesenangan. Karena hari libur, kamipun mengajaknya kekebun binatang. 

Dan rasa sakit itu tiba-tiba saja ada sepulang dari kebun binatang. Ada apa gerangan? Pikirku bingung. Kenapa tiba-tiba saja telinganya menjadi bau begini? Seingatku tak terjadi apa-apa dikebun binatang.

Malam itu aku benar-benar tidak bisa tidur hingga pagi..

Pagi harinya aku dikejutkan dengan keluarnya sedikit cairan kuning kehijauan keluar dari telinga Farisha. Aku menciumnya. Baunya amis dan Ya Allah, Farisha kesakitan dan semakin demam. Aku lalu memutuskan untuk membawanya kepuskesmas pagi itu. 

Dipuskesmas, Farisha diberi antibiotik (aku lupa namanya) dan disarankan kedokter bpjs. Memang bpjs Farisha terdaftar pada dokter yang jadwal praktiknya sore. Tapi karena aku tidak sabar dan takut kenapa-kenapa akhirnya aku bawa kepuskesmas dulu. 

Aku lalu meminumkan Farisha obat antibiotik dan anti radang yang diberikan. Namun, Farisha tak kunjung sembuh dan masih merasa sakit walau demamnya mulai berkurang. 

Besok Sorenya aku membawa Farisha ke dokter bpjs. 

“Ada keluar cairan kuning dok, bisa minta rujukan ke THT?” 

Dokter kemudian menulis surat rujukan dengan diagnosanya sementara. Aku berterima kasih dan pulang kerumah. 

Aku membaca hasil diagnosa dokter disurat rujukan tersebut. 

Ya, kau tau sendiri. Tulisan dokter itu jelek tapi untungnya aku sudah cukup berpengalaman dengan tulisan jelek karena sebenarnya tulisanku tak kalah jelek. Haha.. 😅

Tertulis ‘Otitis Media‘. Dan dimulailah kekepoanku ini. Biasa, emak-emak kepo, dikit-dikit om google. 😂

Jadi, Apa itu Otitis Media? 

Otitis media adalah infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah, yaitu ruang di belakang gendang telinga yang memiliki tiga tulang kecil dengan fungsi untuk menangkap getaran dan meneruskannya ke telinga bagian dalam.

Semua orang bisa mengalami otitis media, namun kondisi ini lebih umum terjadi pada anak-anak berusia di bawah 10 tahun dan pada bayi berusia 6-15 bulan. Menurut perkiraan, sekitar 25 persen anak-anak mengalami otitis media sebelum berumur 10 tahun. 

Ya, Farisha banget. Pikirku. 

Bagaimana gejalanya?

Apakah sama dengan yang dialami Farisha? Berikut gejalanya:

  • Sering menarik, menggenggam, dan menggaruk telinga
  • Mengalami demam
  • Tidak mau makan
  • Mudah marah atau rewel
  • Mengigau saat tidur
  • Gejala berikutnya telinga sakit, mengeluarkan cairan hijau dan berbau

Jika sudah seperti gejala terakhir diharapkan SEGERA membawa kedokter supaya tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Karena Rasa sakit yang diakibatkan oleh infeksi ini terjadi karena peradangan dan penimbunan cairan di telinga bagian tengah. Ini bahaya Ibu-ibu.. 😰

Apa yang terjadi jika Otitis media tidak ditangani?

Jika otitis media tidak ditangani, pada kasus yang langka dapat menyebabkan beberapa komplikasi:

1. Infeksi yang menyebar ke tulang telinga

2. Infeksi yang menyebar ke cairan sekitar otak dan saraf tulang belakang

3. Kehilangan pendengaran permanen

4. Pecahnya gendang telinga.

Serem banget ya Ibu-ibu.. 😰

Kalau dalam bahasa familiarnya kita mengenal penyakit ini dengan sebutan Congek. Dan dalam bahasa banjar dikenal dengan sebutan ‘Becorekan’ 

Kenapa sih bisa kena Otitis Media? 

Sebagian besar kasus otitis media muncul karena terjadinya infeksi akibat virus atau bakteri. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya penimbunan mukosa atau lendir di telinga tengah dan mengganggu fungsi penyampaian suara ke telinga bagian dalam.

Tuba Eustachius adalah saluran yang berfungsi untuk menyalurkan udara ke dalam telinga bagian tengah. Pada anak-anak, saluran ini ukurannya lebih sempit dibandingkan dengan yang ada pada orang dewasa. Karena itulah anak-anak lebih rentan terkena otitis media.

Farisha sangat beralasan terkena otitis media. Hal ini karena disamping dia masih kecil juga karena riwayat rhinitis alergi yang menurun dariku. Ya, anak dengan riwayat alergi lebih rentan terkena otitis media. Karena anak seumur Farisha tidak bisa mengeluarkan ‘ingus’ dengan benar. Sedangkan kita tahu bukan, bahwa hidung, telinga dan tenggorokan saling berhubungan. 

Lalu, Bagaimana cerita lanjutan pengobatan Farisha? 

Ya, besok harinya aku kedokter THT dengan bekal ilmu om google malam harinya supaya bisa ‘nyambung’ berkomunikasi dengan Dokter. Biasalah, aku suka rada sok pinter dikit getooh.. 😂

Setelah lama mengantri (tau sendiri kan pasien bpjs sih sejibun Bu). Aku dan Farisha masuk dan Farisha langsung disuruh berbaring sambil kemudian ditanya. 

“Telinga yang mana yang sakit ini?” 

“Yang kanan Dok, kemarin sempat keluar cairan kehijauan dan bau. Sekarang dia bilang masih sakit telinganya” aku sengaja menjawab supaya Farisha tidak berceloteh ngalor ngidul seperti igauannya beberapa malam itu. 😂

“oke.. dibersihkan dulu yaaa..” kata Dokter sambil mempersiapkan peralatan membersihkan telinga. 

Setelah dibersihkan, Dokter lalu bertanya pada Farisha, “Masih sakit?” 

Farisha menggeleng. Aku bertanya pertanyaan serupa, takut dia berbohong pada dokter. Tapi Farisha dengan tegas bilang “Sudah ga sakit lagi ma” 

Sebenarnya aku bingung bercampur senang karena setau dan seyakinku anakku terkena Otitis Media karena sempat mengeluarkan cairan hijau ditelinga dan segala gejalanya membenarkan hal itu. Akhirnya aku bertanya kepada dokter untuk meyakinkan kembali. 

“Dok, gendang telinga anak saya gapapa ya?” 

Dokter berkata dengan santai “Gapapa itu, cuma kotor aja” 

Aku meyakinkan lagi “Tapi kenapa sempat bau dan sakit ya dok? Bau amis begitu?” 

Dokter masih menjawab dengan santai “Ah, itu kotor aja makanya bau. Masih sakit ga telinganya, dipegang gini sakit ga?” tanya dokter sambil memegang-megang daun telinga Farisha. 

“Enggak Dokter” kata Farisha. 

Dan aku speachless… Hilanglah perdebatan yang sudah emak siapkan berbekal om google malam tadi.. Hahahaha.. 😂

Tapi yang namanya emak kepo ya nanya lagi aja. 

“Tapi dok, diagnosanya bukannya Otitus Media ya? Dan gejalanya sama dok, telinganya itu bau loh dok..dan kemarin sakit”  (nanya ulang-ulang, ah pede aja) 

Dan sesantai tadi pula dokter lagi-lagi menjawab, “Bukan, ini enggak papa telinganya. Gendang telinganya juga tidak masalah” 

Akhirnya, walau masih banyak pertanyaan berkecamuk didiriku. Aku memutuskan untuk berterima kasih dan pulang. 

Ya, tanpa obat. Farisha dinyatakan tidak bermasalah dan sembuh. Aku kemudian mengambil kesimpulan bahwa mungkin ketika aku membawa Farisha ke Dokter THT waktu itu bisa saja obat antibiotik yang diberi Puskesmas bekerja dengan baik dan mengobati Otitis Media pada anakku sehingga tidak sampai merusak gendang telinganya. 

Apakah masalah sudah selesai? 

Ternyata belum pemirsa. 

Satu setengah bulan kemudian setelah pulang dari THT aku mencium aroma amis itu lagi dari telinga kanan Farisha. Aku kemudian menyinari telinganya dengan senter dan mendapati sedikit cairan kuning agak ‘cair’ yang berbau. Dan esok harinya aku langsung membawanya ke Dokter Bpjs. 

“Kemarin kata Dokter THT-nya apa?” 

“Katanya bukan Otitis Media Dok, tapi kotor aja. Tapi kemudian saya pikir mungkin aja waktu itu obat antibiotiknya sudah bekerja sehingga terlihat tidak apa-apa” 

“Kalau begitu mungkin tidak apa-apa bu” 

“Tapi telinganya bau Dok, dan baunya amis. Berbeda dengan telinga kirinya. Bukannya bau menandakan ada bakteri atau infeksi ya Dok?” sanggahku sambil dalam hati bergumam… 

Cium Dok.. Cium telinganya kalo ga percaya.. 😣

(Ya, maklum pemirsa.. Emak-emak sih gitu gayanya..) 😅

Akhirnya sang Dokter menyinari telinga Farisha memakai senter dan melihat sejenak lubang telinganya. Dokter akhirnya mengeluarkan obat tetes telinga dari lemarinya. 

“Dua tetes ya bu, tiga kali sehari.. Obat ini antibiotik. Dipakai seminggu secara teratur untuk mengeluarkan bakteri..”

Ya..ini yang aku tunggu pikirku.. Sebenarnya malam hari sebelum itu aku meneruskan kekepoanku lagi dengan membaca Google. Aku curiga, mungkin sekarang ini bisa saja anakku terkena Otitus Eksterna. Karena dia tidak kesakitan dan lubang terlinganya agak berselaput. Aku mengambil kesimpulan bahwa harus melakukan sesuatu dengan bakteri yang ada dilubang telinga anakku. Dan Obat ini adalah jawabannya. 

Oke, berikut keterangan lebih lanjut yang tertera pada obat:

Obat Tetes Telinga ErlaMycetin yang mengandung Chloramphenicol base 1% dalam larutan. 

Chloramphenicol adalah antibiotika spektrum luas, bekerja sebagai bakteriostatik terhadap beberapa spesies fan pada keadaan tertentu bekerja sebagai bakterisida. 

Indikasi: Infeksi superfisial pada telinga luar oleh bakteri gram positif atau gram negatif yang peka terhadap Chloramphenicol. 

Cara Pemakaian: Teteskan kedalam lubang telinga 2-3 tetes, 3 kali sehari. Atau menurut petunjuk Dokter. 

Peringatan dan Perhatian:

  • Hindarkan penggunaan jangka panjang karena dapat merangsang hipersensivitas dan superinfeksi oleh kuman resisten
  • Obat tetes ini hanya bermanfaat untui infeksi yang sangat superfisial, infeksi yang memerlukan terapi sistemik.

Efek samping: Iritasi lokal seperti gatal, rasa panas, dermatitis vesikuler, dan mokulopapular. 

Selama seminggu memakai obat ini secara teratur telinga Farisha bersih dan tak berbau lagi. Walau dalam proses pemakaiannya sempat mengalami beberapa kali rasa gatal. 

Alhamdulillah.. This is THE END. 

Jadi, apalagi itu Otitis Eksterna? 

Otitis itu sebenarnya adalah Radang telinga. Otitis dapat dikategorikan berdasarkan lokasi tempat terjadinya peradangan. Apabila infeksi terjadi di liang telinga bagian luar maka diklasifikasikan sebagai otitis eksterna. Sedangkan apabila infeksi terjadi di liang telinga bagian tengah, maka diklasifikasikan sebagai otitis media, yang biasanya disebabkan oleh robeknya gendang telinga yang disertai infeksi. Apabila infeksi terjadi pada telinga bagian dalam, maka diklasifikasikan sebagai otitis interna. Gimana? Ngerti kan? 

Trus, kenapa sih aku curiga anakku kena Otitis Eksterna? Hal ini karena gejalanya mirip. Anakku tidak mengeluh kesakitan tapi liang telinga luarnya agak berselaput dan ketika dicium berbau amis. 

Bagaimana mencegah Otitis Media maupun Otitis Eksterna? 

Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terkena otitis:

1. Jauhkan anak-anak dari lingkungan yang penuh asap atau berada di lingkungan perokok

2. Lengkapi vaksinasi pada anak-anak sesuai jadwal, terutama vaksin pneumokokus dan vaksin DTP/IPV/Hib

3. Utamakan pemberian ASI, bukan susu formula

4. Menghindari kontak langsung dengan anak-anak yang sedang sakit atau terserang infeksi

5. Jangan memberi makan pada anak saat mereka berbaring

6. Setelah anak berusia 6-12 bulan, jangan memberikan dot pada mereka.

7. Usahakan mengeluarkan ‘ingus’ dengan benar saat anak flu. 

Demikian Tulisan dari Ibu dengan pengalaman anak yang pernah terkena Otitis Eksterna dan media. Semoga dapat membantu. 😊

Disclaimer! 

Obat yang digunakan pada artikel ini diharapkan tidak digunakan tanpa resep Dokter. Jika anak anda mengalami gejala yang sama seperti diatas harap hubungi Dokter. 

Sumber bacaan : alodokterdotcom, idai.or.id

Sumber gambar 

6 Hal yang perlu Emak tau sebelum ‘Belajar Parenting’ 

6 Hal yang perlu Emak tau sebelum ‘Belajar Parenting’ 

Parenting. Ya, ilmu yang mendadak penting dikala berstatus Ibu ini tiba-tiba begitu banyak diminati. Hal ini karena kita tak pernah sekalipun belajar ilmu parenting saat dibangku sekolah. Aneh mengingat ‘ternyata’ ilmu parenting begitu dibutuhkan karena status Ibu maupun Ayah yang akan melekat saat kita memiliki anak. 

Ayah? Jadi, parenting bukan tentang menjadi Ibu yang baik saja?

Ya, tentu saja bukan. Kok bisa bikin anak berdua_ dan yang harus mengerti ilmu parenting cuma Ibu? Gak adil dong begitu! *saya bukan penganut paham gender juga bukan penganut paham aliran keras parenting, catat. 

Jadi, ilmu parenting adalah ilmu yang ‘memang wajib’ diketahui oleh para emak-emak maupun bapak-bapak. Masalahnya? Masalahnya mengetahui itu ternyata tidak segampang mempraktikkannya pemirsa.. 😅

Kok bisa?

Ya, karena keadaan setiap Ibu itu unik. 

Ada Ibu yang memiliki passion memasak kemudian menjual hasil masakannya yang berefek jika kebanjiran orderan maka ketika sang anak rewel ‘terpaksa’ disuapi ‘youtube’. Teori Parenting mengatakan? Tidak boleh! Sementara? Sang Ibu kehidupan ekonominya terbilang pas-pasan dan tidak mungkin memiliki ART. 

Ada Ibu yang dalam keterpaksaan kondisi mengharuskannya bekerja diluar lalu selama setengah hari tidak bertemu dengan buah hatinya. Siapa yang mengurus? Mungkin Mertua, orang tuanya, hingga ART. Salahkah ketika kita mendapati sang pengasuh tidak sepengertian dengan kita? Sementara teori parenting mengatakan.. Bla bla bla.. 

Ada Ibu yang baru saja melahirkan kemudian karena kondisi psikologis yang belum matang serta keterkejutan dengan suasana baru membuatnya terkena babyblues. Kemudian baru saja satu tahun umur anaknya, dia hamil lagi dan melahirkan dengan kondisi psikologis baby blues yang belum sepenuhnya sembuh. Untuk membahagiakan dirinya saja ibu ini sulit. Bagaimana dia bisa mengaplikasikan teori parenting yang berkata….

Ahh.. Sudahlah.. 

Belum lagi pada zaman sekarang para orang tua terkesan gampang baper karena aktif dimedia sosial. Ya, media sosial memang terkadang membuat kita merasa minder ketika.. 

Melihat sang Ibu yang begitu perfeksionis dan anaknya sudah bisa bla bla..

Melihat anak artis dengan sejuta fasilitas dan baby sister yang selalu ada serta mama yang terkesan awet muda dengan video mesra bertema ‘Begini lohh.. Keluarga dan Mama dan Hebat itu..’ 

Sementara kita? 😢

Kenyataannya, mempraktikkan teori parenting sangat luar biasa sulit. Ada beberapa hal yang perlu ’emak tau’ sebelum membaca berbagai teori parenting agar dapat memahami maksud dari teori dengan pemahaman yang luas. Hal apa saja itu? Yuk, kita simak.. 

1. Waraskan diri sendiri sebelum belajar

Sebanyak apapun membaca teori parenting jika kondisi psikologis sang Ibu bermasalah maka percuma. Setuju? 

Ibu lelah pikiran, jarang berlibur, jarang me time, jarang bersosialisasi, kemudian ingin membaca teori parenting? Jangan! Tambah stress nanti.. 😂

Kewarasan Ibu bagaikan sebuah charge dalam aktivitasnya dirumah. Jadi, jangan pernah biarkan kondisi Ibu tidak waras ya. 

Bacalah teori parenting dikala otak sudah dapat menerima dengan baik. Jangan baca teori ketika anak disamping nangis ya. Tambah stress nanti.. 😅

2. Bukan hanya banyak membaca tapi LAKUKAN! 

Ini adalah kesalahan yang paling sering aku lakukan. Aku lebih sering membaca dibanding melakukan. Dan anehnya semakin banyak aku membaca malah semakin sedikit praktik yang aku lakukan. 

Bagiku mengetahui itu mudah. Melakukan luar biasa sulitnya. Menulis itu mudah, praktiknya? Luar biasa melelahkan.. 😥

Bagi seorang Ibu Introvert sepertiku membaca adalah sebuah ruang kebahagiaan namun tanpa sadar bahwa ‘ladang amal’ sedang bertebaran dirumah sendiri. 😅

Buat kamu yang sedang belajar parenting, ingatlah, lakukan! Bukan hanya pelajari! Membaca tentu boleh, tapi jangan sampai buku mengalihkan perhatian kita pada anak kita yang jauh membutuhkan perhatian kita. 

3. Jangan terlewat Baper ketika membaca Teori tak seirama

Harus diakui bahwa beberapa teori parenting itu terkesan kejam. Kejam? 

Ya, kejam. Kejam sama si pembaca kalau tidak sesuai. 

“Loh.. Ini ga boleh ternyata.. Aku sudah begini padahal sama anakku, gimana ya.. Gimana nanti kalau..bla bla..” 

Anehnya, jika tulisan parenting tersebut bersumber dari sosial media dan dikomentari dengan komentar seperti diatas akan ada saja Ibu-ibu yang sok perfeksionis dan menyalahkan. Ya, memang hal tersebut tidak salah. Makanya saran selanjutnya adalah jangan baper. 😂

Jika kita sudah berusaha sebaik-baiknya untuk menjadi Ibu yang baik namun kenyataannya ternyata kita ‘baru tau’ kalau itu ‘salah’ maka jawabannya adalah ‘Memaafkan diri sendiri dan belajar lebih baik’. Jangan merenungi kesalahan dan baper berkepanjangan. 

4. Ambil teori yang baik dan aplikable, pahami setiap Mama punya Gaya Parenting tersendiri

Harus diakui bahwa tidak semua teori parenting ‘bersahabat’ dengan keadaan kita. 

Kita tidak bisa menyamakan keadaan mereka yang memiliki baby sister dan ART dengan diri kita. 

Kita tidak bisa menyamakan keadaan mereka yang Stay At Home Mom dan Working Mom

Kita tidak bisa menyamakan mereka yang memiliki passion berbeda dengan kita. 

We have our own style.. Mom..! 

Jadi, tidak usah melirik anak artis, anak orang kaya, anak yang ‘katanya harus homeschooling’, anak yang harus begini dan begitu supaya pintar.. 

Tidak usah melirik tulisan parenting gaya mereka dan minder dengan passion kita yang berbeda. Sekali lagi.. 

We have our own style.. Mom..! 

5. Setiap anak punya metode Parenting yang berbeda

Memiliki mama yang merupakan seorang guru TK membuatku sedikit belajar untuk tidak terlalu terpaku pada buku dan artikel parenting. 

Karena sesungguhnya dalam realitanya mendidik anak kecil itu sungguh perlu memiliki banyak ‘gaya’. Ada beberapa anak yang terlahir sensitif sehingga tidak bisa mendengar nada tinggi hingga kata ‘jangan’, dia akan menangis dan perasaan lukanya membekas. Ada pula, anak yang ketika diramahi maka akan semakin menjadi-jadi gaya berkuasanya. 

Ada beberapa anak yang masa Tantrumnya tidak pernah usai kecuali ketika sang Ibu ‘Tegas’ dan mengenalkan aturan. Ada pula anak yang sedari kecil sudah memiliki perasaan halus sehingga masa tantrumnya dapat teratasi hanya dengan menanamkan empati. 

Ya, hanya kita yang tau Metode Parenting yang benar untuk anak kita. 

6. Sebaik apapun Teori, Sabar adalah segalanya

“Ya sabar laah, namanya juga anak-anak” 

“Sabar laah, kamu dulu juga begitu” 

“Sabar dulu, nanti juga dia bisa” 

“Jangan marah begitu, ya sabar lah” 

Sabar.. Sabar… 

Ya, kalau di alibaba, tokopedia, olx, lazada, shoope, blibli, bla bla ada jualan stok sabar aku bakal ikut beli deh walau ga pake free ongkir.. 😂

Kenyataannya sabar itu sulit pemirsa.. *apalagi kalau musim PMS melanda.. Ops.. 😬

Akhir kata, sepintar apapun anda_Sudah mendalami ilmu psikologi setinggi apapun anda.. Namun, kadar kesabaran anda masih dibawah emak-emak yang lulusan SD saja, maka jangan bangga dulu.. 😂 *mukul kepala sendiri

Sekali lagi aku nanya serius ya.. Ada emak-emak yang jualan stok sabar? Aku mau beli.. 😬

Sekian artikel dari saya, semoga bermanfaat.. 😊

Sumber Gambar 

Belanja Aksesoris Handphone? Yuk, ke duahari.com aja!! 

Belanja Aksesoris Handphone? Yuk, ke duahari.com aja!! 

Beberapa hari ini hujan mulai sering turun. Mungkin dalam sehari hujan bisa saja turun 2-3 kali. Bagi Ibu Rumah Tangga seperti saya hujan bukanlah sebuah halangan, namun sepenuhnya adalah berkah. 

Berkah pertama karena saya bukan pecinta rasa panas dan bukan pecinta ruangan ber-AC namun pecinta kesejukan. Berkah kedua karena saya senang dengan suara hujan walau tidak termasuk petir yang terkadang menyertainya. Berkah ketiga adalah saya percaya bahwa dalam setiap tetesan hujan, ada rejeki didalamnya. Dan yang terakhir, saya bersyukur walau dengan kehidupan ekonomi yang terbilang sederhana dan jelas tidak memiliki mobil didalamnya namun tetap bisa bersosialisasi hingga melakukan transaksi jual-beli hanya dengan mengandalkan kuota saja. 

Ya, belakangan ini saya dilanda ‘malas gerak’ tingkat akut. Bahkan untuk sekedar kepasar saja saya sangat malas. Tentu saja saya tidak menyalahkan hujan atas rasa malas itu. Tapi saya berasumsi bahwa hujan yang datang saat itu adalah pembawa rejeki bagi orang lain. Sehingga saya yang terbiasa kepasar diharuskan mendistribusikan rejeki ketangan yang lain, bukan sekedar langganan saja. Ya, saya mulai mengandalkan transaksi pembelian online untuk penyaluran rejeki yang pas agar berkah dikala musim hujan tiba. 

Awalnya saya hanya membeli barang seperti buku, peralatan bermain hingga hiasan rumah. Lama kelamaan, saya mulai addicted dengan bertransaksi online. Ya, bagaimana tidak? Hanya dengan melihat situs online, memilih, dan transfer uang saya dapat santai sambil menunggu barang tiba tanpa harus repot keluar rumah. Akhirnya, hampir segala kebutuhan rumah tangga saya penuhi dengan pembelian online. 

Kemudian, suami yang mulai menggelengkan kepala melihat hobi saya yang baru ini mulai bertanya, “Tau ga situs jual beli Handphone dan Aksesoris yang terpercaya?” 

Saya melongo, terus terang saya bukan penggemar Aksesoris Handphone apalagi suka ganti-ganti Handphone. Akhirnya, saya bertanya pada salah seorang teman saya tentang situs web terpercaya yang melayani jual-beli Aksesoris Handphone secara online. Dan dia menjawab, “duahari.com aja” 

Sekilas ketika dia menyebut namanya aku hanya bisa mengernyitkan dahi sambil berpikir, “Duaharidotcom? Kok namanya ga ada nyambung-nyambungnya?” 

Ahh.. Ya sudahlah liat – liat dulu… 

Dan aku langsung mengklik halaman duahari.com. Saat membaca halamannya aku sempat berpikir bahwa ini hanya situs jual beli online secara umum karena banyak barang yang dijual disana. 

“Duahari.com adalah online shopping mall yang berkomitmen memberikan pengalaman berbelanja online yang aman, nyaman, mudah, menyenangkan, dimana saja dan kapan saja” 

Namun, Duahari.com rupanya sudah terkenal sebagai situs online untuk jual-beli Aksesoris handphone. Bisa dilihat pada menu bahwa situs ini lebih mengkhususkan penjualan Aksesoris Handphone. 

Jadi, kenapa saya merekomendasikan duahari.com untuk membeli Aksesoris Handphone? Ya, karena banyak kelebihannya, antara lain sebagai berikut:

1. Duahari.com menghadirkan cicilan 0% untuk semua produk dengan tenor cicilan hingga 12 bulan. 

2. Duahari.com memberikan layanan gratis pengiriman keseluruh indonesia. 

3. Duahari.com memfasilitasi layanan pengembalian produk dengan batas waktu klaim 15 hari setelah produk diterima. 

4. Pembayaran mudah, dengan berbagai pilihan metode pembayaran yang aman dan bervariasi. Dengan sertifikasi VeriSign dan Credit card fraud detection system. 

5. Duahari.com menyediakan layanan costumer care yang siap membantu konsumen untuk bertanya, dan berkonsultasi seputar layanan duahari.com. 

6. Terdapat beberapa promo menarik di Duahari.com. 

Gimana? Tertarik kan? Nah, tapi ribet ga sih kalau mau berbelanja disini? 

Pencarian produk original favoritnya tergolong mudah karena ada berbagai fitur pencarian, pilihan kategori, hingga produk Rekomendasi. Kita tinggal klik produk untuk masuk kehalaman produk detail. 

Kemudian klik tombol “tambahkan kechart” lalu klik “Lanjutkan belanja”. Jika anda ingin mengubah isi pesanan maka klik “Lihat/Ubah isi Bag” 

Gimana? Mudahkan? 

Oya, bukan cuma Aksesoris Handphone loh yang available di Duahari.com, bahkan kebutuhan sehari-hari juga ada loh seperti berbagai peralatan untuk hiburan, alat olah raga, hingga peralatan rumah tangga dan peralatan make up. Yeay!! 

Jadi, tunggu apa lagi.. Yuk, ke duahari.com

😊

Happy Shopping!! 

Taukah kamu? Bahan-bahan sisa di dapur ini bermanfaat untuk kecantikan

Taukah kamu? Bahan-bahan sisa di dapur ini bermanfaat untuk kecantikan

Siapa sih perempuan yang ga kepengen tampil cantik? Muka mulus bebas jerawat? Sehat? Awet muda? 

Pastinya pengen deh ya! Apalagi kalo udah punya suami, harus tetap bisa merawat diri walau budget pas-pasan buat masalah dapur doang. Hihi

“Ya mana bisa laaah.. Kalo mau istri cantik itu dimodalin.. Kesalon.. Beli ini..itu..”

Ada yang berpikir demikian? Eeeh.. Itu egois namanya buu.. Karena ga semua suami itu terlahir kaya dan ditakdirin kaya buat kita.. Dan ga semua perempuan itu ditakdirkan buat make fasilitas mahal untuk menunjang kecantikannya. 

Kalau diingat masa awal nikah, agak kasian sama muka sendiri. Make pelembab aja cuma setengah ujung jari sekali sehari. Bedak minta jatah si bayi, ah boro-boro beli make up. Lipstik aja kalo habis saya kerik pake lidi.. 😂

*saya serius loh

Apa saya protes ke suami? Ga laah.. Cukup tahu diri bahwa masa awal pernikahan adalah masa perjuangan! Bukan masa pemborosan.. Solusi kalo pengen cantik ya berusaha dengan bahan seadanya. 

Cantik tanpa mahal itu bisa banget loh. Asal syarat utamanya harus ‘rajin’. Rajin didapur saja bisa banget buat muka kita tetap sehat dan cantik. Karena sesungguhnya didalam kulkas saja tersimpan segalanyaaa.. 😅

Nah, lucunya kita para wanita ini sering ga sadar kalo yang namanya cantik itu murah. Bahkan dengan bahan ‘sisa memasak’ saja bisa merawat kecantikan. Bahan apa aja sih? Yuk, intip.. 

1. Jeruk Nipis

Jeruk nipis adalah stok buah wajib yang harus ada dikulkas. Karena selain untuk bahan penghilang amis pada lauk, jeruk nipis juga kaya akan manfaat lainnya. 

Setelah memeras air jeruk nipis secukupnya pada bahan makanan. Jeruk nipis biasanya aku gunakan sebagai pembersih muka dipagi hari dengan menggosokkannya kearea muka. 

Selain itu, air jeruk nipis juga bermanfaat untuk menghilangkan ketombe. Caranya, sebelum keramas kita oleskan air jeruk nipis pada kulit kepala selama 20 menit. Lalu pakai shampoo dan bilas. Ini bikin kulit kepalamu terasa sejuk dan bersih. 

2. Ampas Teh Hijau

Seperti kita tau bahwa teh hijau kaya akan manfaat karena antioksidantnya yang tinggi. Aku dan keluarga juga sekarang konsumsi teh hijau untuk menjaga kesehatan tubuh. 

Tapi, tahukan anda bahwa ampas teh hijau juga dapat digunakan sebagai masker? 

Aku rutin menggunakannya selama 3 hari sekali. Karena ini bagus sekali untuk kulit aku. Selama memakai teh hijau wajahku terasa lebih fresh dan nyaman. Konon teh hijau juga dapat membuat awet muda. 

Alasan lain aku memakai masker teh hijau karena ini bikin kulit aku yang cenderung berminyak diarea T lebih lembab. Teh hijau juga cocok untuk jenis kulit yang kering dan berjerawat. 

3. Air Cucian Beras

Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa air cucian beras punya banyak manfaat. 

Konon orang zaman dahulu memanfaatkan air cucian beras untuk mencuci muka pada pagi hari agar wajah ‘putih’ dan bersih. 

Bagaimana? Tinggal dibilaskan saja di wajah setelah kita mencuci beras. Diamkan beberapa menit hingga air meresap. 

Hei hei.. Wajah aku kok ga putih-putih make ini? 

Buat kamu yang cenderung tergoda dengan kata-kata whitening, saran aku ga usah banyak berharap. Karena putih itu sekarang bisa dikamuflase pake kamera.. 😛 hahahha

*becanda ding

4. Ragi Roti

Ragi roti? Apaan? Lo serius win?  😂

Ya eya lah serius. Kalo enggak ngapain ditulis.. 😛

Ragi Roti ini biasanya bentuk pasarannya seperti merk fermipan ini nih. 

Nah, terus diapain? 

*Dijadiin bedak dingin buat bikin pipi lo makin melebarrrrr…. Hahahha.. 

Bukan ya! Ini ragi roti bagus banget buat dijadiin toner. Bikin muka kenyel kenyel menyejukkan. Bisa lihat tutorial cara bikinnya di Blog Mba Fika ya.. 

5. Es Batu

Suami sering pulang kerumah minta bikinin minuman es terus masih ada banyak es nyisa? 

Cuci esnya.. Lalu gosokin kehidung kamu yang berkomedo itu supaya pori-porinya mengecil.. Hihihi.. 

Es Batu juga bermanfaat untuk mengurangi gatal dikulit loh.. 

6. Timun

Salah satu jenis masker alami yang paling sering aku pakai adalah timun. Karena efek dari buah timun menyejukkan wajah dan membuatnya kenyal. Timun merupakan buah yang kaya akan vitamin E. Bagiku, masker timun terbukti ampuh untuk masalah kulit seperti mengecilkan pori-pori, menghilangkan kantung mata, serta mengancangkan kulit wajah. 

Cara memakai masker timun pun cukup sederhana. Cukup parut timun lalu sedikit diperah dan tempelkan diwajah. Diamkan 15 menit dan bilas. 

7. Madu 

Seperti yang kita tahu madu kaya akan antioksidant dan anti inflamasi yang cocok dipakai untuk kulit normal hingga cenderung berjerawat.

Tapi, aku sendiri agak kurang suka memakai madu karena aku lebih suka masker yang memberi efek menyegarkan. So far, biasanya madu aku pakai untuk campuran masker timun maupun teh hijau. Aku tidak pernah memakai madu saja sebagai masker. 

Demikian beberapa bahan dapur yang sering tersedia dikulkas ‘Shezahome’ untuk perawatan cantik sang emak dirumah. Anda tertarik untuk mencoba? Yuk, langsung intip kulkas anda… 😊

Sumber gambar 

IBX598B146B8E64A