Browsed by
Month: December 2019

Mencukupi Kebutuhan Nutrisi Bayi GTM

Mencukupi Kebutuhan Nutrisi Bayi GTM

“Bu.. Anak Ibu sudah 3 bulan berturut-turut tidak mengalami kenaikan berat badan. Kalau boleh tau.. Makannya bagaimana?”

Deg.. Wajahku langsung merah padam. Bingung harus berkata apa. 

Ya.. Sudah sekitar 1 bulan ini Humaira sulit sekali makan. Fase ini pernah aku ceritakan di blog postnya sebelumnya. Fase mengerikan yang bernama GTM atau Gerakan Tutup Mulut. 

Sesungguhnya, aku sudah sangat bisa berdamai dengan GTM. Akan tetapi, perkataan bidan di posyandu ini terus terngiang-ngiang di kepalaku. Apalah artinya aku yang kesana kemari menenangkan diri berdamai dengan GTM, kalau ternyata faktanya berbicara bahwa anakku tidak mengalami kenaikan berat badan selama tiga bulan. Wow, I’m Stuck. 

Disitulah saran demi saran terdengar di telingaku. Dari bidan yang merekomendasikan susu A sampai G. Dari Ibu Mertua yang kadang suka membandingkan Humaira dan sepupunya. Dan teman sosialita yang bercerita bahwa anaknya yang lahap makan karena diberikan tambahan cita rasa. Disitulah aku merasa.. Hmmm… Can I try? 

Its Okay, Motherhood just about Baby and Me

Aku selalu percaya bahwa sangat tidak penting mendengarkan apa perkataan ‘mereka’ tentangku. Tentang bagaimana pola asuh yang aku miliki, ideologiku dsb. Tentang perkataan mereka yang kadang menyudutkanku bahwa merekalah yang paling benar. Aku hanya percaya bahwa parenting yang benar adalah dengan menikmati proses cinta antara aku dan anakku. 

Setiap Ibu itu spesial. Begitu pula anakku dengan kekurangan berat badannya. Nyatanya, Humaira adalah anak yang aktif dan periang. Segala perkembangannya selalu mengagumkan. Bahkan ia sudah bisa berdiri sendiri disaat bayi lain yang seumuran dengannya bahkan masih terbata-bata untuk merangkak. I know it.. Humaira is special. 

Tapi, keangkuhanku luntur seketika begitu melihatnya sakit dan GTM sangat parah. Aku mengusahakan segalanya agar ada sesuap makanan pendamping yang dapat dimakannya. Dari homemade sampai instan. Mencoba berbagai cara yang aku cari-cari di google. Berkonsultasi dengan pakar kesehatan yang membuatku semakin galau. Sampai akhirnya, aku mencoba cara baru untuk mengakhiri GTM ini. 

Ya, Aku Berkenalan dengan Susu Organik

Apa itu Susu Organik?

Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 64 tahun 2013, organik adalah istilah pelabelan yang menyatakan bahwa suatu produk telah diproduksi sesuai dengan standar produksi organik dan disertifikasi oleh lembaga sertifikasi resmi. Contoh sertifikat resmi yaitu Sertifikat Organik Indonesia, atau sertifikasi tertinggi di dunia, yaitu Sertifikat Organik Eropa.

Nah, ternyata untuk memperoleh sertifikasi organik ini tidak mudah loh. Merk susu organik harus memenuhi Persyaratan Pangan Olahan Organik, yaitu dari segi kandungannya yang harus mengandung pangan organik paling sedikit 95% dari total berat atau volume (tidak termasuk air dan garam), kandungan pangan non organik di dalamnya bukan merupakan pangan yang sejenis dengan pangan organik yang digunakan, dan tidak mengandung bahan-bahan tambahan yang tidak diizinkan. Duh, sedetail itu loh pemirsa. 

Hmm.. Sejauh ini rasanya belum ada sih aku mendengar ada susu organik di indonesia. Memang kadang ada sih simpang siur melihat di market place. Tapi belum memenuhi persyaratan pangan olahan organik dan belum memiliki sertifikat resmi dari sertifikat organik indonesia maupun sertifikat organik eropa.

Merk Susu Organik Pertama di Indonesia

Nah, ternyata sekarang di indonesia sudah hadir merk susu organik. Namanya adalah Baby & Me Organic. Susu organik pertama di Indonesia yang tak hanya memperoleh Sertifikat Organik Indonesia, namun juga Sertifikat Organik Eropa. Baby & Me Organic dihasilkan dari peternakan susu organik terbesar di dunia, yaitu Arla dari Denmark.

FYI, Arla Foods amba adalah salah satu perusahaan produk susu terdepan di Eropa. Memulai perjalanannya sejak 130 tahun yang lalu, kini Arla Foods amba telah memasarkan berbagai jenis produk dairy di mancanegara. Arla Foods amba menerapkan sistem mutu ARLAGAARDEN yang memastikan bahwa susu yang dihasilkan peternak Arla tidak hanya memiliki kualitas yang baik, namun juga dihasilkan melalui proses yang ramah lingkungan.

Peternakan susu organik ini tentu berbeda dengan susu biasa. Sapi organik diberi makan rumput organik dan biji-bijian organik, serta dipelihara bebas di padang rumput organik di bawah kehangatan sinar matahari Eropa selama musim panas. Sudah bisa diimajinasikan belum mak? Jangan gagal fokus ya.. Membayangkan diri sendiri yang berjemur saking jarang pikniknya.. Hahahaha..

Bisa dibayangkan kan peternakan Baby & Me Organic yang selangkah lebih dekat dengan alam? Oya, Baby & Me Organic tak hanya mengandung segala manfaat baik dari susu organik loh, tapi namun juga mengandung:

  • Omega 3 & 6 Organik dan DHA untuk bantu optimalkan perkembangan kognitif Si Kecil.
  • Tinggi protein organik (Whey dan Casein dengan rasio seimbang), dan kalsium serta vitamin D untuk membantu mengoptimalkan pertumbuhan fisik Si Kecil.
  • FOS & GOS Organik dengan rasio seimbang, dan sumber serat pangan yang membantu meningkatkan fungsi pencernaan dan perkembangan bakteri baik, serta menjaga daya tahan tubuh Si Kecil.
  • Kandungan 15 vitamin dan 12 mineral yang penting untuk tumbuh kembang Si Kecil, juga tinggi zat besi, zink, dan vitamin A dan C yang tinggi untuk imunitas yang baik.

Review Susu Baby and Me Organik

Aku sudah mencoba susu organik dari
Baby & Me Organic loh, yaitu formula lanjutan untuk usia 6-12 bulan. Ya, Susu organik ini ada beberapa varian loh. Untuk yang 1 tahun keatas juga ada. Jadi, jika ingin mencoba bisa disesuaikan dengan usia anak ya. Dan juga akan lebih baik jika berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan saran berdasarkan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi. 

Untuk anakku sendiri yang sudah berumur 8 bulan ke atas aku menggunakan 7 sendok takar (1 takar=4,6 gr) dalam 210 ml air dengan suhu 70 derajat Celcius.

Saat aku mencoba rasanya sekilas seperti susu UHT. Tentu saja enak. Dan susu ini tanpa tambahan gula loh. Syukurlah, Humaira sudah sering aku tinggalkan keluar rumah beraktivitas jadi dia sudah familiar dengan dot. Susu Arla ini terlihat nyaman dan aman untuknya karena susu ini tanpa zat tambahan apapun, sudah memiliki sertifikasi dan halal. Ini yang terpenting. 

Biasanya.. Aku meminumkan susu organik di dot saat mendampingi Humaira makan. Hal ini karena jika Humaira sudah menyusu padaku, ia jadi tidak mau makan lagi. Jadi, aku harus sedikit melepaskan sesaat saat makan agar ia dapat fokus pada makanannya. Aku juga menggunakan susu organik ini untuk campuran makanan pendamping Humaira. Dan responnya ternyata membuatku speachless. Humaira suka! 

“Lihatlah dia yang membuka mulutnya lagi dan lagi.. 

Its okay mom.. Just about baby and me!”

Sebelum berkenalan dengan susu organik, aku hanya mencampurkan MPASI instannya dengan air biasa. Mungkin saja dia kurang suka ya.. Karena rasanya kurang gurih. Setelah dicampurkan memang rasanya agak berbeda. Jadi lebih gurih dan enak. Dan yang paling penting.. Susu organik ini tidak membuatnya addicted, ia masih menyusu padaku jika ingin tidur dan diluar jam makan. Ya.. Moment terpenting baby and me tetap terjaga dan tidak hilang. 

Mungkin ada beberapa orang tua yang tidak biasa menggunakan susu organik seperti ini. Saranku, sajikan susu hanya untuk sekali minum. Lebih baik untuk segera mengkonsumsi susu dalam keadaan hangat. Jangan lupa buang susu yang tidak diminum setelah 1 jam. Gunakan bubuk susu dalam waktu 3 minggu setelah kemasan dibuka. Jadi kalau tidak habis dalam waktu 3 minggu lebih baik tidak usah dikonsumsi lagi ya. 

Cara menyimpannya cukup simple. Tutup rapat kemasan Baby & Me Organic dan pastikan bubuk susu tidak terkena cairan atau uap air. Selanjutnya, simpan Baby & Me Organic di tempat yang bersih, sejuk, dan kering, serta terhindar dari paparan sinar matahari langsung.

Oya, pastikan menyiapkan susu dengan air yang bersih dan matang ya, serta menggunakan dot yang telah dicuci bersih dan disterilisasi agar anak terhindar dari gangguan pencernaan. Cara mensterilisasi dapat menggunakan alat khusus atau dengan cara direbus.

Cara merebusnya cukup simple. Peralatan bayi harus terendam seluruhnya dalam panci tertutup dengan air mendidih selama 5-10 menit. Nah, jika peralatan bayi tidak langsung digunakan maka simpan saja ditempat yang bersih dan tertutup.

Prinsipnya simple kok, air yang tidak matang, botol yang tidak steril dan penyajian yang tidak tepat dapat mengakibatkan bayi sakit. Dan juga, penyimpanan dan penggunaan yang tidak tepat dapat mengganggu kesehatan bayi.

Oya, jika anak mengalami mual, kembung, sakit perut, dan diare setelah mengkonsumsi susu organik.. Lebih baik untuk menghentikan penggunaaannya ya. Gejala ini menandakan anak Anda mungkin memiliki alergi susu atau menderita intoleransi laktosa. 

Jadi, udah yakin kan dengan kandungan alami dari susu organik ini? 

Kini aku tidak khawatir lagi tentang kurangnya nutrisi karena GTM. Semoga nutrisi Humaira selalu tercukupi. Dan yang paling penting.. Semoga Baby and Me selalu bahagia.



Tumbuh Gigi dan Drama Menggigit Si Kecil serta Cara Menjaga Kebersihannya

Tumbuh Gigi dan Drama Menggigit Si Kecil serta Cara Menjaga Kebersihannya

“Humaira.. Kok digigit melulu sendoknya.. Yuk makan lagi yuk..”

Dan Si kecil Humaira hanya tertawa melihatku sambil menggigit sendok makannya sekuat tenaga.. 

Drama Menggigit si Kecil yang Membuat Mamak Pusing

Setelah drama GTM berakhir, si kecil Humaira kembali membuat drama baru dalam kehidupanku. Dan itu dimulai sejak gigi bawahnya mulai tumbuh satu. 

Awalnya, dia hanya menggigit payudara. Sebenarnya itu cukup ngilu dan sakit. Tapi hal yang lebih menyeramkan lagi adalah ketika dia berlari kesana kemari dan memasukkan segalanya kemulutnya. Ya ampun.. “She want to bites everything”

Ya.. Si kecil Humaira yang berumur 9 bulan itu sudah lincah merangkak kesana kemari. Dia sudah mulai protes jika aku selalu menggendongnya. Bahkan, kini dia sudah tidak mau lagi makan di kursi makannya. Dia ingin makan sambil merangkak dan bereksplorasi. Sayangnya, eksplorasi si kecil ini bukan eksplorasi biasa. Mari menyebutnya Eksplorasi Oral. Hahaha

Bayangkan saja, jika dia bertemu buku pasti dia gigit. Jika bertemu boneka dia tersenyum meniru ekspresi boneka.. Tapi kemudian pasti digigit. Yang paling ekstrim adalah saat dia melihat kucing tertidur. Dia akan langsung menarik buntut si kucing, lantas kemudian ingin memasukkannya ke mulutnya. 

Disitulah kewarasanku diuji.. Huft.. 

Pentingnya Menjaga Kebersihan di 1000 hari Pertama si Kecil

Peer besar saat si kecil mengalami fase oral begini bukan pada ‘kapan ia akan berhenti menggigit atau bagaimana menghentikan fase ini’. Fase menggigit seperti ini adalah fase yang wajar. Peer sebenarnya adalah Bagaimana aku bisa menjaga kebersihannya? Dia bahkan bisa merangkak begitu cepat jika melihat hal yang menarik. Rasanya sungguh kewalahan untuk terus menjaganya sementara setumpuk tugas domestik di rumah masih melambai-lambai. 

Iya.. Mamak kan gak punya ART genks.. 

Padahal, pada fase seperti ini penting sekali untuk menjaga kebersihan si kecil. Terutama segala yang masuk kedalam mulutnya. Karena itu akan mempengaruhi kesehatan pencernaannya. Please.. Humaira masih berumur 9 bulan dan itu adalah fase Golden Age. Yang mana 1000 hari pertamanya ini akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya kelak.

“Peralatan yang digunakan untuk bayi dan balita juga harus terjaga kebersihannya, tidak hanya peralatan untuk makan dan minum, tetapi juga peralatan lain seperti baju, celana, buah dan sayur bayi dari kuman dan bakteri akan membantu menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh bayi sehingga tumbuh dan berkembang dengan baik,”


(Dr. Rini Sekartini, SPAk)

Kan? Berarti segala yang dimasukkan Humaira kedalam mulutnya itu paling tidak haruslah bersih. Dari dotnya hingga peralatan makannya tak lupa pula segala mainan yang sering dia gigit. Karena itu akan berpengaruh pada kesehatannya. FYI, Humaira sudah terserang batuk dan pilek sejak fase menggigit yang ekstrem ini. Mungkin karena aku sedikit lengah dengan kebersihan. Hiks

Cara Menjaga Kebersihan Si Bayi yang Sedang Hobi Menggigit

1. Belikan Bayi Teether yang Menarik

Dari zaman punya anak pertama, aku selalu membelikan teether atau gigitan bayi ketika fase menggigit. Karena konon gusi bayi pada fase ini gatal, sehingga ia suka sekali menggigit sesuatu yang kenyal. 

Kalau bisa, belikan bayi teether dengan mengajaknya ke toko peralatan bayi. Ini serius. Biarkan dia memilih teethernya sendiri. Karena dari pengalamanku, jika ia tak memilihnya sendiri maka besar kemungkinan teether itu tidak terpakai. Karena tiap bayi punya selera yang berbeda. 

Aku sendiri mengajak Humaira untuk memilih teethernya sendiri. Dan ternyata dia suka melihat teether berwarna pink. Aku pun membelikannya beserta dengan mainan yang lain. 

Memberikan teether begini punya dampak positif untuk menjaga kebersihan loh. Bayangkan saja kalau si kecil menggigit apapun yang ditemuinya. Sementara ‘apapun’ itu belum tentu bersih kan? Kalau hanya teether saja kan gampang dibersihkan. 

Hmm.. Tapi bagaimana kalau si kecil bereksplorasi keseluruh ruangan di rumah? 

2. Berikan Ruangan Khusus untuk Bayi bermain

.. Ya beri saja ruangan khusus untuknya bermain.. 

Kalau punya ruangan nganggur, ada baiknya jika ruangan itu untuk si kecil saja. Pada fase suka menggigit ini, bayi butuh ruangan khusus untuk bereksplorasi. Karena please deh ya.. Kalau semua ruangan jadi tempat eksplorasi bayi maka ‘mamak tidak bisa pencitraan’. Karena ruang tamu adalah salah satu ruang pencitraan ‘sok bersih dan rapi’ bagi emak.. Hahaha

Aku sendiri memutuskan untuk mengosongkan ruangan di dekat dapur. Aku biarkan dia merangkak dan bereksplorasi sendiri disana. Tidak khawatir dengan terbengkalainya tugas domestik juga, karena ruangannya berdekatan dengan dapur. Aku bisa sambil memasak di dekatnya. 

Biasanya, ruangan untuk eksplorasi ini hanya aku isi dengan teether, buku bayi dan mainan  yang bisa dicuci lainnya. 

Dan jauhkan si kecil dari mainan super mungil yang bisa saja masuk dalam mulutnya. Sumpah.. Ini bahaya banget. 

3. Bersihkan Mainan dan Peralatan Bayi lainnya Memakai Sabun Pembersih Khusus untuk Bayi

Nah, ini solusi yang super duper penting banget. 

Tadi aku cerita kan kalau Humaira sempat pilek dan batuk? Kalian tau gak kira-kira apa penyebabnya? 

Kalau aku boleh menebak sih, salah satu alasannya karena aku lengah dengan kebersihannya.

Ceritanya, dua minggu yang lalu.. aku mengajak Humaira ke rumah neneknya. Dan aku benar-benar lupa untuk membawa hal yang penting. Yaitu, sabun Pembersih peralatan bayi. 

Tadinya sih aku mau enjoy aja. Masa sih karena masalah sabun aja bikin macam-macam. Eh ternyata aku salah. Pasca pulang dari rumah nenek, Si Humaira langsung pilek dan batuk. Huhu.. 

Ternyata, aku memang gak boleh ketinggalan bawa Sleek Baby Bottle Nipple & Accessories Cleanser. Iya, aku percayakan kebersihan anakku dari yang pertama sampai yang kedua ini sama Sleek. 

Dari Humaira Bayi dan ASI aku masih super seret.. Aku selalu membawa Pompa ASI dan Sleek kemana saja. 

Dari Botol ASIP, Dot, serta peralatan MPASI aku selalu mempercayakan kebersihannya dengan memakai Sleek Baby Bottle Nipple & Accessories Cleanser. 

Hingga Humaira dalam fase menggigit ini pun.. Aku selalu memakai Sleek Baby Bottle Nipple & Accessories Cleanser untuk membersihkan semua mainan dan teether-nya. Pokoknya, terpakai banget dan please jangan lupa lagi deh dibawa. Karena sepenting itu punya sabun pembersih yang food grade. 

Oya, Sleek ini mengandung Stain Removal Formula. Jadi, dapat menghilangkan sisa lemak susu dan bau yang menempel pada peralatan botol bayi. Hayo.. Siapa kemaren yang mengaku cheating menyiapkan MPASI bayi dengan memberinya teether terlebih dahulu? Ngaku deh ngaku.. *malu.. 

Jadi, teether Humaira itu rata-rata dicuci 3x sehari. Karena saat makan, dia pasti sambil menggigit teethernya. Kalau diibaratkan dengan kelakuan orang dewasa.. Mungkin dia pikir teether itu kerupuk.. Haha.. 

Tapi aku enggak worried. Karena kalau dicuci dengan Sleek, baunya hilang loh. Selain efektif untuk menghilangkan lemak dan bau, 

Sleek Baby Bottle Nipple & Accessories Cleanser juga hadir dengan Formula Baru. Sleek kini dilengkapi dengan 8 Proteksi yang pastinya membuat kebersihan peralatan bayi lebih aman. 

Nah, itu dia pengalamanku dalam menghadapi drama si kecil yang suka menggigit apa saja. Fase ini adalah fase yang sangat normal loh. Kita tidak bisa melarang si kecil untuk bereksplorasi dengan mulut kecilnya itu. Yang bisa kita lakukan adalah menjaganya dan memperhatikan kebersihannya. Iyakan? Kalau moms yang lain bagaimana nih? Punya pengalaman seru juga gak dengan drama si kecil yang suka menggigit? 

Yuk, kunjungi sosial media Sleek untuk tahu lebih banyak.. 

Fb: Sleek Baby

Ig: sleekbaby_id

#SleekBaby #SleekBabyAlamiMelindungi #SleekBaby8Protection #1000HariPertama 

#PerlengkapanBayi #ProdukBayi #BayiBaruLahir #PembersihBotol 


#FBB Collaboration: Surat Untuk Mama, Maafkan Aku yang Terlambat Reframing

#FBB Collaboration: Surat Untuk Mama, Maafkan Aku yang Terlambat Reframing

“Nanti kalau kamu sudah jadi Ibu.. Baru tau rasanya.. “

Itulah kalimat yang sering mama ucapkan setiap kali kami bertengkar. Berulang-ulang layaknya kaset rusak. Sudah diputar kebelakang.. Tapi malah masuk lagi di gendang telinga. Sampai-sampai.. Lelah mendengarnya. 

Lalu aku mendengus di dalam hati, “Nanti kalau aku jadi emak-emak.. Aku harus jadi emak yang bijak.. Yang enggak ngomong kalimat itu-itu saja setiap kali marah.. Aku bakal menjadikan anak sebagai teman lalu aku bla bla bla.. “

Begitu kiranya keluhanku di dalam hati. 

Perkenalkan, Aku adalah Anak yang Paling Sering Bertengkar dengan Mama

Aku adalah anak kedua dalam empat bersaudara. Kakakku yang pertama adalah laki-laki, berjarak 3 tahun dariku. Sementara adikku kembar.. Laki-laki juga, berjarak 8 tahun dariku. Yaa.. Aku adalah anak perempuan satu-satunya.. 

Seharusnya.. Akulah yang paling disayangi. Itulah ego yang sering muncul di kepalaku. 

Nyatanya, diantara 4 bersaudara tersebut.. Akulah yang paling sering mencari masalah dengan mama. 

Sewaktu kecil dulu.. Aku sering menangis karena selalu mendapat baju lungsuran dari kakak. Aku iri dengan teman-teman perempuanku. Aku ingin memakai baju cantik seperti mereka. Aku tidak suka terlihat seperti laki-laki. Aku bilang  pada mama, “Ma, Winda mau seperti xxxx juga. Winda mau cantik juga.. “

Aku.. Tidak tau bagaimana perasaan mama saat itu.. 

Kami hanya bertengkar. Dan berakhir saling memeluk di malam hari. 

Aku masih ingat ketika aku beranjak remaja dulu. Aku yang mengamuk saat tidak diperbolehkan ikut berkemah. Aku yang protes dengan lantang saat tidak diperbolehkan ikut acara ‘masak-masak’ di malam hari. Aku yang berdebat karena dibilang boros dan langsung membandingkan uang sakuku dengan temanku. 

Tak terhitung rasanya pembenaran demi pembenaran aku ucapkan dengan lantang dihadapan mama. Aku selalu merasa bahwa akulah yang paling menderita di dalam circle pergaulanku. Dalam circle keluargaku. 

Itu terjadi begitu saja. Perasaan insecure. 

Ketika kakakku lulus kedokteran. Ketika adikku terlihat kepintarannya. Sementara aku si anak tengah? Aku terlihat biasa saja. Tidak memiliki kelebihan. 

Ketika itu.. Setiap kali aku ingin mengembangkan diri dengan caraku.. Mama selalu mengatakan ‘jangan’ dan ‘jangan’ yang lain. Mama seakan menjadi pagar dalam kehidupanku. Membuat duniaku yang seharusnya bulat menjadi kotak. 

Saat itu.. Sungguh.. Aku tidak tahu perasaan mama.. 

Aku hanya berteriak dan membangkang… 

‘Kebebasan!’ teriakku.. 

Antara Mama dan Anak Perempuan

Perasaan paling menyenangkan yang aku rasakan hingga sekarang salah satunya adalah ketika mama bercerita.. Bahwa ia sangat menginginkan anak perempuan. 

Ya, katanya.. Saat ia hamil anak kedua ia menginginkanku. Sang anak perempuan. Bukan hanya itu.. Ayah dan kakakku juga. 

Mereka menantikan kehadiranku! 

Katanya, aku sangat lama keluar. Hampir 11 bulan. Aku yang seharusnya lahir bulan Juli malah lahir di bulan September. Mama mengeluarkanku kedunia ini penuh dengan perjuangan. Mama harus diinduksi. Konon itu rasanya sakittt sekali. Aku? Sampai sekarang aku yakin tak ada rasa sakit yang aku lalui dan bisa menyamai rasa sakit itu. 

Saat itu, kondisi ekonomi keluarga kami sangat pas-pasan. Mama dan Abah berjuang mulai nol. Aku masih ingat ketika kami memiliki rumah yang baru dulu. Kami bahkan tidak punya toilet. Jangan tanyakan bagaimana. Itu hal yang tidak nyaman diceritakan. 

Aku berlarian kesana kemari dengan memakai baju lungsuran kakakku yang laki-laki. Tidak ada perasaan kecewa saat itu. Yang aku rasakan hanya cinta dan penuh Terima kasih. 

Aku masih ingat, baju perempuan pertama yang paling berkesan. Baju Sailor Moon yang mama belikan sebagai oleh-oleh saat pergi penataran dulu. 

Aku masih ingat, boneka susan pertama di desaku dulu. Akulah yang pertama kali memilikinya. Saat itu.. Aku begitu merasa disayangi. 

Entah apa yang membuatku berkata kalimat pembandingan itu. Entah setan apa yang menggodaku untuk merasakan perasaan kurang dan kurang. Hingga aku sakiti perasaan mama… Yang saat itu sedang jatuh bangun menyejahterakan ekonomi keluargaku. 

Aku menyakiti mama sejak sekecil itu. Dengan kalimatku yang polos.. Dengan wajahku yang lugu. 

Tidak cukup sampai disitu, Aku pernah bertengkar paling mengerikan dengan mama saat hamil anak pertama dahulu. Aku yang merasa down saat fase ekonomi sedang tidak stabil. Aku yang berkata pada mama, “Memangnya siapa yang menyuruhku untuk menikah semuda ini? Siapa yang menyuruhku menunda cita-citaku? Kenapa Mama begitu egois. Aku sudah menuruti semua permintaan Mama…”

“Ma.. Aku sudah berusaha menjadi Winda versi terbaik bagi Mama..”

Aku mengeluarkan semua emosiku. Tapi, aku terlambat untuk Reframing. Aku tidak tau.. Bahwa segala keputusan mama memang selalu dilandasi oleh Kasih Sayang. 

Hei, ternyata begini rasanya menjadi Seorang Mama.. Mama dari Anak Perempuan.. 

Kini, aku mengerti segala keputusanmu Ma. Setelah melahirkan Farisha. Membesarkannya dan menyelami segala kelakuannya. Kini aku mengerti bagaimana perasaan seorang Ibu. 

Bahwa seorang Ibu hanya ingin yang terbaik untuk anaknya. 

Untuk segala pikiran kerasmu dalam mendidikku.. 

Untuk semua pagar demi pagar yang engkau berikan.. 

Aku mengerti..

Untukmu yang menghalangi mimpiku dahulu.. 

Aku memaafkanmu atas segala perlindungan kerasmu untukku.. 

Aku kini mengerti, kau lakukan itu semua karena aku adalah si Anak Spesial. Satu-satunya perempuan yang harus dilindungi.

Segala perlakuanmu padaku.. Aku sudah mengerti segala manfaatnya. 

Lihatlah anakmu yang memiliki dua anak perempuan. Masih sekecil ini saja sudah berapa aturan yang aku terapkan untuk melindunginya. Ternyata, memiliki anak perempuan tidak semudah yang dibayangkan. 

Perempuan cenderung berbicara dengan perasaan. Terkadang emosinya turut ikut andil. Jika kita sangat sering bertengkar karena itu.. Maka kini aku mengerti kenapa anakku sering menangis saat aku nasehati. Ya, dia masih kecil saja begini. Bagaimana jika sudah besar nanti? Konflik macam apa yang akan terjadi? Pagar macam apa yang harus aku berikan? Dan bisakah aku sesukses mama dalam mendidiknya nanti? 

Ah, entahlah. 

Mama, kini aku bisa memahamimu. 

Izinkan aku berterima kasih, meminta tolong dan meminta maaf padamu. 

Ya, kau kan yang mengajariku 3 kata ajaib itu? 

Terima kasih Mama

Aku memang hidup dalam lingkungan yang patriarki sekarang. Namun aku bersyukur memiliki seorang mama feminis yang selalu menjunjung tinggi tugas domestik di rumah. Atas segala pembelajaran berharga mu untukku.. Sungguh aku merasakan sekali manfaatnya sekarang. 

Lihatlah, karenamu aku bisa melakukan segalanya di rumah. Aku tidak terkejut dengan tugas domestik di rumah. Aku sudah terbiasa. Karenamu aku bisa memasak, melipat baju dengan rapi dan merawat anak-anakku dengan baik. 

Please.. Mom.. 

Tolong ma.. 

Tolong percayalah sepenuhnya pada langkah hidupku. Hanya doamu yang aku harapkan. Dan aku ingin kau bangga padaku. Walau aku satu-satunya yang bukan seorang dokter dari semua anak-anakmu.

Menjadi Ibu rumah tangga itu tidak berat ma. Lelah hanya begitu-begitu saja. Yang paling membuatku lelah adalah tidak ada apresiasi. Tidak ada kata-kata Terima Kasih atas usaha yang aku berikan di rumah. Tolong berilah aku perasaan bangga itu. Aku sungguh sangat membutuhkannya. 

Tolong lindungi aku dari orang-orang yang memandang rendah diriku. Orang-orang yang berkata bahwa aku tidak bisa apa-apa. Mereka yang sering berkata Susah-susah dikuliahkan tapi malah tidak bekerja, apa yang dikerjakan di rumah? Dan pertanyaan memojokkan lainnya. Aku tau kau sudah menerimaku dan please.. Banggakan aku di mata orang-orang tersebut. 

Maaf Ma..

Maaf karena aku hanya bisa menjadi Ibu Rumah Tangga. Jauh dari cita-cita mandiri secara finansial yang engkau harapkan. 

Maaf karena tidak bisa menemanimu di rumah. Maaf karena aku harus menjauh mengikuti suamiku. 

Terakhir.. Maaf karena aku terlambat reframing perasaanmu. Sungguh, aku menyesali pertengkaran demi pertengkaran dahulu. Andai saja aku bisa berkomunikasi dengan lebih baik dahulu. Mungkin aku bisa membuatmu mengerti tentangku. Andai saja emosiku tidak menggebu-gebu.. Mungkin aku bisa menjadi Winda yang lebih baik. 

Ah, menyesal memang selalu terlambat bukan? Tapi semoga tidak ada kata terlambat untuk menyayangimu lagi.

Dariku, sang anak yang sudah berubah menjadi Ibu. 

NB: Tulisan ini diikutsertakan dalam FBB Collaboration dengan tema Hari Ibu

IBX598B146B8E64A