Browsed by
Month: June 2021

Review Scarlett Brightly Series

Review Scarlett Brightly Series

“Gimana ya caranya kulit yang warnanya udah mentok gini rada putihan dikit..”

“Yah, kamu.. Harusnya bersyukur punya kulit gak sensitif. Gak jerawatan.”

“Iya, tapi aku tuh malu loh. Masa sama suami sendiri mukanya putihan suami. Kan dimana-mana harusnya istri yang lebih putih..”

“Kalo mau langsung putih pake bayclin tuh..”

“Ya ampun.. Bercanda keterlaluan!”

“Ya lagian mau putih.. Gak musim kali hari gini apa-apa serba putih..”

“Eh iya.. Inner beauty ya yang lagi ngetrend sekarang.. Iya deh.. Berhenti stop make macem-macem..” 

“Kamu tuh kulitnya udah bagus. Cuma rada kusam aja. Coba deh rajin-rajin pake skincare routine”

“Tapi aku udah pake tahapan yang betul. Cleansing, Toner, Moisturizer, Sunscreen”

“Coba deh kamu coba pake Serum juga.. Serum tuh skincare yang kandungannya paling nyess dibanding yang lain.”

Akhirnya Memutuskan Coba Pakai Serum Brightening Series Dari Scarlett

Jujur, ini bukan kali pertama aku mencoba pakai serum loh. Sudah sekitar 2-3 merk serum yang aku pakai. Tapi entahlah.. Setiap kali memakai serum apalagi untuk serum dengan kandungan tertentu selalu membuat kulit wajahku purging parah. Dan hingga serum habis, efek purging itu tak cenderung hilang. Lalu berangsur membaik ketika serumnya sudah tidak dipakai lagi. Jadi, ngapain pakai serum coba.. 😂

Firstly.. Aku jelaskan tipe kulit aku ya. Kulit aku itu tipe normal. Dulu, normal to oily. Sekarang, ketika umur aku udah 30 sepertinya minyak-minyak di wajah mulai menghilang kadarnya. Konon, itu pertanda kita mau tua. Noh, gawat gak tuh.. 

Unlucky.. Aku punya tipe kulit yang lumayan tipis. Orang bilang ini namanya spidervein. Yaitu urat-urat wajah terlihat jelas pada kulit. Spidervein yang aku miliki ini natural sejak kecil. Jadi bukan karena pernah memakai krim abal-abal dsb. No no no.. Aku gak pernah sama sekali memakai skincare sembarangan. 

Aku berinisiatif membeli serum untuk melengkapi rangkaian skincare aku. Karena serum konon bisa mengubah kulitku yang kusam ini menjadi sedikit bright. Aku bukan bucin kulit putih loh ya. Aku itu lebih suka liat kulit segar dan enak dipandang. Makanya aku terkena ‘racun’ untuk mencoba Brightly Ever After Serum dari Scarlett. Aku mencoba Serum ini karena ia memiliki kandungan Glutathione. Kulitku cenderung bersahabat dengan glutathione. Karena pernah mencoba bodycare scarlett yang memiliki kandungan serupa dan benar-benar berhasil bikin kulit cerah. Tapi, kulitku cenderung sensitif dengan vitamin C yang mana juga merupakan kandungan intinya. Namun, karena penasaran dengan sejumlah review baik. Aku coba saja. Hehe

Review Brightening Serum dari Scarlett

Ingredients

Berikut beberapa ingredients yang ada pada kotak serum:

Aqua, Nicotinamide, 1,3 Butylene Glycol , Lavandila Angustifolla (Lavender) water, Ascorbyl Glucoside, Arisaema Amurense Extract Phenoxyethanol, Hydroxyethylcellulose, Glutathione, Aminomethyl Propanol, Ethyl Macadamiate, Decyl Glucoside, Pentane-1, 2-diol, Di Na EDTA, Ethylhexylglycerin, Tamarindus Indica Seed Gum, Biosaccharide Gum-1 1,2-Hexanediol, 2-Amini-1-Butanol, Tocopherol, Malic Acid, CI 16255

Bahan aktif yang aku suka dari serum ini adalah Glutathione, Niacinamide, dan Lavender Water. Ketiga bahan itu ramah dikulit aku. 

Packaging

Aku suka dengan kotak maupun botol dari serum ini. Terkesan girly aja. Pink dan putih gitu loh. Warna kesukaan waktu masa abege. 

FYI, di dalam kotak sendiri ada lapisan pengaman untuk serum. Sehingga walau dibeli secara online tapi serumnya cenderung lebih aman karena kekokohan kemasannya. Botol serum dengan drop demikian juga cenderung lebih steril dan aman. Bisa dihabiskan dengan baik hingga tetes terakhir tanpa worry terkontaminasi. Dan serum ini sangat travel friendly. 

Tekstur

Aku sudah pernah nyoba 2-3 serum. Dan rata-rata serum yang aku coba itu teksturnya agak kental. Sehingga aku terbiasa dengan 2-3 tetes untuk wajahku. Nah, untuk scarlett ini teksturnya agak cair. Sehingga memakainya agak tricky tapi sekaligus lebih ekonomis. Aku sendiri cukup memakainya sebanyak 2 tetes untuk sekali pakai. Terlihat pada foto dibawah ini ya. Aku baru meneteskan serumnya tetapi sudah langsung mengalir kebawah. Akan tetapi, no problem. Karena finishingnya serumnya menyerap kulit dan tidak lengket. Ini yang paling penting bukan untuk urusan tekstur? 

First Impression

Aku memakai serum scarlett ini pada pagi dan malam hari. Sehabis memakai toner, aku langsung mengaplikasikan 2 tetes serum dan memijatnya perlahan lalu aku diamkan selama 2-3 menit baru kemudian memakai moisturizer dan sunscreen. 

Menurutku sendiri, serum ini tidak mengganggu tampilan kulit dalam menggunakan basic skincare. Karena teksturnya tidak lengket. Jadi ketika serum sudah meresap rasanya kulit sedikit bouncy. Untuk pemakaian make up sehabis memakai serum pun so far tidak ada masalah ya. 

Review Scarlett Brightening Facial Wash 

Ingredients

Diethanolamide, Glycerin, Rosa Canina Flower, Cocamidopropyl BetaineAmmonium Salt, Aloevera, Acrylates Copolymer, Glutathione, Triisopropanolamine, dmdh Hydantoin, Glass Beads Vit E, EDTA.

Untuk urusan bahan aku suka dengan facial wash ini karena Bebas dari simple alcohol, SLS, paraben, fragrance & essential oil, serta hanya menggunakan 12 jenis ingredients. 

Packaging

Urusan packaging, scarlett emang juara sih. Botol bening untuk lebih menonjolkan isi facial foam yang berwarna pink dengan sedikit butiran scrub serta lembaran ‘rose petal’ yang terlihat sangat soft. 

Tekstur dan Wangi

Tekstur facial foam ini lembut dengan kekentalan medium serta butiran scrubnya tidak terasa kasar dikulit. Sangat friendly untuk kulit normal hingga sensitif sih menurut aku. Karena busanya sendiri tidak banyak. Jadi tidak mengikis kelembaban alami kulit. 

Wangi facial foam ini berasa bau manis gitu. Nah bingung gak tuh bau kok manis.. 😂

Mungkin karena rose canina flowernya mendominasi bau ya. Jadi baunya itu soft dan nyaman. Lebih ke bau mawar namun ada sensasi bau manisnya. 

First Impression

Aku menyarankan untuk memakai pembersih make up terlebih dahulu sebelum memakai facial foam ini. Dan untuk yang no make up aku sarankan untuk memakai micellar water. Karena facial wash bukan jurus jitu untuk membersihkan wajah ya. Apalagi kalau kecewa dengan busa yang sedikit. Facial wash yang bagus memang busanya tidak terlalu banyak. Seperti Facial Foam Scarlett ini. 

Aku memakai facial wash ini 2 kali sehari. Sangat bersahabat untuk kulit normal otw to dry. Karena sehabis membersihkan aku masih merasakan kelembaban alami wajah. Saranku, untuk facial wash dengan busa yang sedikit gunakan dan tuang secukupnya saja saat membersihkan. Dan akan lebih baik jika sesudah dibersihkan dibiarkan saja hingga mengering sendiri. Atau jika ingin memakai handuk gunakan handuk special untuk wajah ya. 

Hasil Pemakaian Scarlett Brightly Series Selama 2 Minggu

Tada, gak kerasa udah 2 minggu aku memakai facial foam dan serum dari scarlett. Sebuah timing yang bakal menentukan apakah aku akan repurchase atau enggak. Haha. 

Karena aku kan sudah curhat diawal tadi bahwa ketika aku memakai serum baru selalu saja terjadi purging parah di wajah aku berupa munculnya jerawat yang tak kunjung hilang kecuali serumnya sudah habis.. 😂

Jujur, kupikir scarlett sedikit friendly karena teksturnya lebih cair dibanding serum lain yang pernah aku pakai. Mikirnya singkat aja sih, agak cair berarti damage jerawatnya kecil. Duh, abaikan pendapat begini yah. Namanya juga mikir singkat.. 🤣

Selama 3 hari pemakaian serum wajah aku ‘biasa saja’. Tambah cerah enggak juga, jerawatan juga enggak. So, aku tetap lanjut pemakaian. Karena sudah percaya diri kalau berkelanjutan dipakai pasti bakal ada efek menghilangkan kusam. 

Ternyata, 1 minggu sehabis pemakaian jerawat itu muncul dan langsung ‘kompakan’ banyak banget euy. Hiks. Aku sempat worry juga apakah bakal lanjut makai atau stop dulu. Karena tergolong kaget juga jerawat langsung sebegini banyak. 

Aku lalu mencoba observasi, apakah serum ini tidak cocok aku pakai bersamaan dengan moisturizer dan sunscreen yang ada. Akhirnya, aku mencoba mengurangi durasi pemakaian. Yang awalnya aku pakai di siang dan malam hari.. Menjadi aku pakai pada malam hari saja. 

Dan voilaaa.. Setelah aku coba cara yang demikian jerawat jadi cenderung mengempis. Senang banget melihatnya. Aku pun terus melanjutkan pemakaian serum dan beginilah hasil perubahan setelah memakai serum brightening dan facial wash dari scarlett. 

See, kulit wajah aku sebelum pakai scarlet itu kek foto H1. Kusam, tipis, dan gak bright sama sekali. Padahal sudah memakai skincare routine. Dulu, aku juga sempat kok mengalami masa kejayaan kulit wajah. Dimana cukup pakai moisturizer kulit muka tuh baek-baek aja. Mungkin karena umur sudah 30 jadi kulit juga butuh nutrisi lebih ya supaya terlihat segar dan tidak kusam. 

Setelah pemakaian 2 minggu kulit aku mulai menunjukkan wajah belianya.. Ya kan? Beda kaaan.. *halah.. 🤣

Iya, walau sempat drama dihampiri jerawat bertubi-tubi tapi karena konsisten dalam pemakaian akhirnya hasilnya bagus juga. Memang yang  namanya konsisten itu adalah kunci. Aku ngebayangin andai aja aku nyerah dan stop lalu suuzhon sama serumnya mungkin ya kulit aku bakal balik kusam kayak awal lagi. Ditambah dengan jerawat. Heu heu.. 

So, repurchase beli Facial Wash plus Serum Brightening dari Scarlett? 

Why not..? 😁

Membaca Prospek Kerja Jurusan Manajemen di Universitas Gunadarma

Membaca Prospek Kerja Jurusan Manajemen di Universitas Gunadarma

(Sumber Foto : fe.gunadarma.ac.id)

Bila kita sedang mencermati beberapa jurusan yang tertera di fakultas ekonomi dari berbagai kampus yang ada di Indonesia, maka pasti salah satunya yang pasti ada merupakan jurusan manajemen. Jurusan manajemen bisa disebut sebagai salah satu program studi yang paling banyak diminati karena beberapa prospek kerja yang siap menyambut para alumninya.

Jurusan manajemen sendiri pada umumnya merupakan sebuah bidang keilmuan yang secara spesifik mencakup pembelajaran tentang kegiatan dan dinamika kerja dalam suatu perusahaan. Bidang keilmuan yang mempelajari tentang seluk beluk kegiatan kerja dalam suatu perusahaan tersebut termasuk kedalam disiplin ilmu ekonomi dan bisnis.

Tentu akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, ketika seorang anak muda lulusan jurusan manajemen bisa diterima untuk bekeja dalam sebuah perusahaan besar. Seperti halnya beberapa profesi menarik lainnya, bekerja dalam sebuah manajemen perusahaan juga selayaknya menjadi hal yang didambakan para anak muda.

Maka, sangat penting kiranya bagi para anak SMA yang hendak meneruskan kuliah dengan memilih jurusan Manajemen agar mengenali kampusnya terlebih dahulu. Artinya, mengenali profil jurusan manajemen di setiap kampus merupakan hal yang wajib dilakukan oleh  anak SMA yang berniat melanjutkan kuliah ke jurusan manajemen.

Mengenali profil jurusan manajemen di suatu kampus menjadi sangat penting agar bisa mengetahui seberapa bagusnya mutu pendidikan serta kurikulum pembelajarannya. Maka, jurusan manajemen di Universitas Gunadarma bisa menjadi salah satu opsi terbaik untuk para siswa-siswi SMA yang hendak berkuliah di jurusan manajemen.

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma menekankan penerapan kurikulum berbasis kompetensi sebagai komponen utama dalam menjalankan sistem pembelajaran bagi para mahasiswanya. Baik program studi manajemen keuangan maupun program studi manajemen pemasaran telah menjalankan sistem pembelajaran berbasis teknologi sebagai keunggulan utamanya.

(Sumber : Mamikos.com)

Hal tersebut sejalan dengan visi jurusan manajemen yang ingin terus mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan dan alumninya hingga ke tingkat Internasional. Visi tersebut  

diharapkan sudah akan tercapai pada tahun 2022 mendatang, khususnya pada bidang keuangan, perbankan, pemasaran dan sumber daya manusia berbasis keunggulan. Visi tersebut dirumuskan dalam kegiatan tri dharma perguruan tinggi guna meningkatkan daya saing bangsa Indonesia menyongsong era revolusi industri 4.0.

Visi tersebut yang akan mendorong dan membentuk para calon sarjana manajemen di Universitas Gunadarma menjadi lulusan yang memiliki kompetensi kerja yang baik dan profesional. Memiliki kecakapan kerja dan pengambilan keputusan yang matang, disamping pemahaman akan teknologi dan informasi yang mumpuni.

Guna mencapai targetnya pada tahun 2022, jurusan manajemen di Universitas Gunadarma memiliki 11 dosen pengajar dengan kompetensi yang mumpuni. Keberadaan 11 dosen pengajar tersebut sangatlah penting dalam mengimplementasikan pola pembelajaran yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi dan teknologi informasi.

Jurusan manajemen di Universitas Gunadarma memiliki beberapa fasilitas yang akan menunjang kelancaran dan efektifitas pembelajaran para mahasiswanya sesuai visi dan misinya. Terdapat setidaknya 5 faslitas inti, yakni 3 laboratorium serta 2 lab untuk bidang perbankan serta statistika.

Adapun untuk Laboratorium Manajemen dasar memiliki beberapa mata kuliah yang wajib ditempuh oleh para mahasiswanya. Yakni, mata kuliah Riset Pemasaran, mata kuliah Matematika Ekonomi1, mata kuliah Matematika Ekonomi 2, serta mata kuliah statistika 1 dan mata kuliah statistika 2.

Sementara itu, di Laboratorium Manajemen Menengah memiliki beberapa mata kuliah yang wajib ditempuh oleh para mahasiswanya. Yakni, mata kuliah Manajemen Keuangan, mata kuliah Dasar Manajemen Keuangan, mata kuliah Manajemen Keuangan, mata kuliah Manajemen Operasional, mata kuliah Riset Operasional 1 dan mata kuliah Riset Operasional 2.

Laboratorium Manajemen Lanjut memiliki cakupan materi perkuliahan yang relatif lebih sedikit, namun bobotnya cukup berat. Yakni, mata kuliah Komputerisasi Akuntansi Keuangan, mata kuliah Pengantar Teknologi SIM 2, mata kuliah Penganggaran Perusahaan 2 serta Komputerisasi Lembaga Keuangan Perbankan.

Adapun beberapa mata kuliah yang diajarkan di Laboratorium tersebut memiliki durasi total selama 48 per mata kulianhnya dalam satu semester. Sistem perencaan dan rancangan pola pembelajaran yang matang tersebut yang mengantarkan jurusan manajemen di Universitas Gunadarma mendapatkan akreditasi A.

(Sumber Foto : fe.gunadarma.ac.id)

Akreditasi A jurusan manajemen tersebut tepatnya diraih pada tanggal 11 Maret 2015 berdasarkan SK 089/SK/BAN-PT/Akred/S/III/2015. Sehingga, menjadi sebuah penanda mutlak akan mutu pendidikan serta output yang akan dihasilkannya nanti.

Satu hal yang jelas, sarjana Manajemen memiliki banyak opsi dan peluang dalam bekerja, mulai dari menjadi seorang pengusaha, pegawai BUMN, bekerja di perusahaan multinasional, menjad seorang project manajer, bahkan menjadi seorang konsultan.

Masih banyak lagi beberapa posisis strategis yang sangat relevan dengan kompetensi keilmuan para lulusan Manajemen. Satu hal yang jelas, profesi yang disebutkan tersebut sangat mengapresiasi dalam hal gaji para pekerjanya. Jadi, bila anda ingin berkuliah di jurusan manajemen, yuk segera mendaftar dan berkuliah di jurusan manajemen Universitas Gunadarma.

TRAC To Go Experience, Rekomendasi Sewa Mobil untuk Wisata Keluarga

TRAC To Go Experience, Rekomendasi Sewa Mobil untuk Wisata Keluarga

Seminggu yang lalu, aku memberanikan diri untuk pulang kampung pertama kalinya selama pandemi. Rindu rasanya bertemu Mama dan Abah. Mereka sekarang cuma tinggal berdua saja. Sementara dua adik kembarku kuliah dan kakak laki-lakiku tinggal di lokasi yang lebih jauh dariku. 

Pertemuan keluarga kali ini benar-benar aku nikmati. Selain menikmati dengan memasak bersama mama, aku juga iseng jalan-jalan ke sekitar kota. Juga sempat mampir ke salah satu pantai yang sudah hampir 10 tahun tidak aku kunjungi. Ya ampun, kusadari bahwa aku memang makhluk yang jarang piknik. Norak sekali saat melihat pantai. Untungnya, saat itu hari sedang mendung dan pantai lumayan sepi. 

Kebersamaan dengan keluarga selama hampir 1 minggu membuatku tersadar akan pentingnya rasa rindu masa kecil. Setidaknya, selama beberapa bulan ke depan kami berencana untuk berwisata tipis-tipis lagi. Namun, mengingat jika kami sekeluarga berkumpul maka anggotanya jadi lumayan banyak bingung juga untuk memilih alat transportasinya. Maklum, aku sekeluarga belum punya mobil. Hihi

Rekomendasi Sewa Mobil Untuk Wisata Keluarga

Ketika aku iseng mencari sewa mobil di google, aku langsung masuk dan kepo ke halaman TRAC. Sepertinya tidak asing. Benar saja, aku pernah membaca salah seorang temanku menulis tentang pengalamannya memakai jasa TRAC ini. Karena saat ini sedang pandemi bukan? Aku enggak bisa asal pilih sewa mobil biasa saja. 

Saat Pandemi, Kebersihan adalah point yang penting. 

Aku senang saat mengetahui bahwa layanan rental mobil dari TRAC ini sudah melakukan SMART Protocol. Apa itu? 

-Penyemprotan rutin unit kendaraan dengan disinfektan setiap sebelum dan sesudah digunakan

-Memastikan pengemudi yang bertugas telah melalui pemeriksaan kesehatan

-Mewajibkan penggunaan masker serta sarung tangan

-Menyediakan hand sanitizer untuk penumpang

-Menerapkan physical distancing dengan membatasi jumlah penumpang

Jujur, aku bukanlah tim yang begitu nyantai dalam menghadapi pandemi. Semua yang mungkin mengikuti sosial media hingga blogku pasti paham bahwa aku begitu ketat dengan protokol. Akan tetapi, seiring berjalan waktu aku sadar bahwa kita tidak bisa berdiam diri di rumah saja selamanya. Ada keseimbangan yang menuntut untuk diselaraskan. Baik itu tentang ekonomi, kesehatan hingga psikis. Berwisata tipis-tipis ke tempat sunyi dan terbuka bersama keluarga setidaknya dapat membuat kesehatan mental membaik. 

Asalkan kita masih berpegang teguh pada protokol kesehatan kenapa tidak untuk berani mencoba berwisata keluar? Lagi pula, layanan pun sudah berusaha beradaptasi dengan keadaan. Seperti aplikasi sewa mobil TRAC ini. Kita tinggal download di google store dan menikmati layanannya. Sst, kalian tau? Aplikasi TRAC ini juga  dilengkapi dengan fitur experience. 

Fitur TRAC To Go Experience, Lengkapi Rencana Wisata Keluarga

Nah, kalian tau kan kalau berwisata keluarga itu kalau bisa dengan memilih paket wisata. Jadi, kita bisa menyesuaikan dengan keinginan wisata kemana, mampir ke hotel apa hingga restoran dan tempat makan yang nyaman. Apalagi, kalau destinasi wisata itu masih baru kita kunjungi perlu banget panduan khusus. Tapi no worry loh, kan ada fitur TRAC To Go Experience. 

TRAC To Go Experience merupakan fitur terbaru dari aplikasi TRAC To Go. TRAC To Go Experience memungkinkan Customer dapat memilih paket wisata yang disediakan oleh masing-masing cabang TRAC yang ada di berbagai kota di Indonesia seperti Bali, Malang, Jogjakarta, dan masih banyak lagi.

Nah, Di dalam produk Experience ini juga tersedia berbagai pilihan akomodasi mulai dari mobil penumpang berkapasitas 4 orang sampai Bus dengan kapasitas hingga 45 orang. TRAC To Go ini Bekerja sama dengan vendor-vendor terpercaya seperti hotel bintang 4 dan 5, tempat-tempat wisata, serta beberapa restoran yang otentik. Hal begini nih yang bikin layanan TRAC semakin lengkap untuk mengisi liburan keluarga. 

Wah, aku jadi gak sabar nih pengen waktu cepat berlalu dan bisa berwisata dengan keluarga besar. Apalagi ketika sudah kenalan dengan TRAC, makin yakin kalau wisata nanti bisa dengan nyaman tiduran di mobil dan mampir ke tempat-tempat seru. Ke pantai lagi win? Kenapa enggak!

Nah, untuk teman-teman yang kepo dengan gimana sih aplikasi TRAC ini. Langsung saja download di link Google Playstore:

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.trac.tractogo&hl=en&gl=US

Atau bisa juga ke Link Apple App Store: https://apps.apple.com/us/app/trac-to-go/id1459840738 

Happy Travelling! 

Untold Story Dibalik Kisah Anak Durhaka

Untold Story Dibalik Kisah Anak Durhaka

“Dasar Anak Durhaka! Kamu gak tau ya kesakitan Mama ngelahirin kamu! Sudah tua Mama dibeginikan! Menyesal aku melahirkan kamu!”

Masih ingat aku omelan demikian. Saat itu, usiaku masih 17 tahun. Kulihat air matanya, kulihat amarah di wajahnya. Kurasakan getaran pada tangan dan kakinya. Namun, air mata orang yang memelukku.. 

Jauh lebih deras.. 

Ini bukan cerita tentangku. Bukan tentang aku sebagai anak durhaka. Tapi, cerita ini layak untuk kalian baca dan renungkan. 

Asal Usul Anak Yang Durhaka

Ini bukan cerita tentang Malin Kundang. Mungkin jauh setelah Malin Kundang lahir, bertahun kemudian di negeri antah berantah. Lahirlah seorang anak perempuan dari dua insan yang tak lagi saling mencintai. 

Sebut saja namanya adalah Meri. Ia lahir satu bulan pasca perceraian kedua orang tuanya. Sang Ibu bersikeras tak mau memeliharanya. Sementara Sang Ayah jatuh miskin. Tak ada satupun harta digenggamannya. 

Meri hidup dari satu tangan ke tangan yang lain. Dari tangan tante pertama, ia pindah ke tangan tante kedua. Lalu saat usianya menginjak 5 tahun ia mencoba untuk menghambakan diri. Belajar pekerjaan rumah tangga hingga belajar berjualan diluar sana. Pada usia sekecil itu, Meri sudah paham akan arti kerasnya hidup. Bahwa untuk makan sebutir nasi, ia harus berusaha. Ia tak kenal akan kasih sayang. Apalagi sentuhan seorang Ibu. Yang ia ketahui hanyalah satu hal. 

“Aku harus berjuang untuk hidup..”

Hingga usianya beranjak 13 tahun, Meri hidup dengan keras. Untuk sekolah saja ia tak pernah memakai sepatu. Hanya sepasang sandal jepit hasil pinjaman sepupu yang ia pakai. Pun soal uang jajan, jika jualannya tidak mencapai batas laku yang seharusnya. Maka ia tidak jajan. Akan tetapi Meri anak yang tangguh. Dijemur guru beberapa kali karena datang terlambat hingga memakai sandal jepit.. Ia tetap sekolah lagi dan lagi. Sehingga ia menjadi anak yang terkenal di sekolah. Semua guru senang mengandalkannya. Menyuruhnya membeli sayur, mencuci piring dll. Meri mengerjakannya dengan ikhlas. Jika diberi Alhamdulillah, jika tidak ya tidak apa-apa. 

Meri tak pernah sekalipun menanyakan kehadiran orang tuanya. Ia cukup tau diri, sepertinya Mamanya bukanlah orang yang menginginkannya. Pun juga Ayahnya. Apa yang bisa ia harapkan dari penjahit yang kala itu tidak sanggup menopang finansial. Tapi, keinginan Meri untuk mengetahui keberadaan orang tuanya selalu ada. Hari itu, ia putuskan untuk mengunjungi Ayahnya. 

Ternyata, Ayah kandungnya telah menikah lagi. Baru saja ketika usia Meri 13 tahun. Meri pun memutuskan tinggal sebentar dengan Ayah dan Ibu Tirinya. Ia berharap keduanya baik. Keesokan paginya, Meri bersekolah dan memakai sandal jepit yang ada di teras rumah. Dan sepulang sekolah Ibu Tirinya langsung meneriakinya, “Dasar Maling Sandal!”

Ia akhirnya tau, bahwa tak ada satupun yang menginginkannya untuk tinggal. Tapi Meri tau satu hal bahwa Ia harus bertahan dan membuktikan bahwa Ia bisa mendapatkan penerimaan itu suatu hari nanti. 

Ia yakin suatu hari akan ada yang berkata padanya.. “Ini adalah Meri, Anakku yang membanggakan..”

Meri terus berjuang untuk hidup. Ia berhasil sekolah di SMP hingga SMA dengan keadaan jatuh payah sedemikian. Beruntung parasnya tergolong cantik sehingga di sekolah ia mendapatkan lingkungan yang nyaman untuk menerimanya. Selama 17 tahun hidupnya, ia tak pernah mengenal apa arti kata ‘Mama’. Yang ia tau, ia harus bisa hidup lebih baik. Keluar dari lingkungan yang membuatnya bekerja siang malam. Sekolah akan membuat hidupnya lebih baik. Itulah yang ia yakini. 

Tapi, keinginan itu muncul juga. 

Kira-kira bagaimana reaksi Ibu kandungku jika melihatku sekarang? Akankah ia menyambutku dan menyebutku cantik? Akankah ia memberikanku uang? Sepatu mungkin? Ah, aku coba saja berkunjung. Kata tante, Ibu kandungku adalah seorang PNS. Bukankah seorang PNS setidaknya memiliki tunjangan anak? Berapa banyak tunjangan anak jika dikali 17 tahun? Ah, satu buah sepatu cukup. Ah tidak, satu pujian mungkin. Imajinasi Meri melayang membayangkannya. 

Saat liburan sekolah, Meri mengumpulkan tabungannya untuk mengunjungi Ibunya. Ia tau, Ibunya telah menikah lagi dan memiliki 2 orang anak. Suami barunya juga seorang PNS. Setidaknya, mungkin ia akan lebih sejahtera liburan disana. 

Meri senang saat sudah sampai di rumah Ibu kandungnya. Ada sebuah harapan. Pelukan dan tangisan tanda rasa rindu. Rumah itu dipenuhi dengan keriangan anak-anak. Sementara Ibunya sedang asik berhitung di warung. Dan tersenyum menyambut Meri. 

Aku tau Ibuku orang baik. 

Sayangnya, senyuman itu hanya sebentar. Meri masuk dan tak disambut oleh siapa-siapa. Ia mencoba mengerjakan pekerjaan rumah untuk mendapatkan apresiasi. Namun, tak ada satupun yang memujinya. Terlalu dini untuk kecewa. Ia memutuskan untuk ke warung dan menemui Ibunya. 

“Ma, bolehkah Meri minta pembalut ini? Meri ternyata Mens. Dan lupa bawa kain mens” 

“Jangan! Ini jualanku. Kalau kamu minta ya aku gak dapat untung. Di dapur banyak kain-kain bekas. Pakai itu aja.”

Meri melangkah ke dapur dengan menundukkan kepala. Menahan tangis. 17 tahun tak bertemu dengan Ibu Kandungnya. Namun ia merasa sangat asing. Bahkan merasa tak sedikitpun dipedulikan. Meri bertahan selama 3 hari di rumah itu. Berharap ada sedikit keajaiban. 

Hari ketiga, Meri memutuskan untuk pergi ke barabai. Tempat tinggal julak yang terkenal akan kebaikannya. Kemudian, sekali lagi Meri mencoba memancing-mancing Ibunya.. 

“Ma, Meri mau ke barabai. Bolehkah Meri minta uang untuk naik taksi? 1000 rupiah aja.. “

Sang Ibu memberinya uang 500 rupiah. Dan berbalik begitu saja. Meri mengucapkan terima kasih dengan tertahan.

Inilah uang satu-satunya pemberian ibunya selama 17 tahun. 

Sejak itu, tak pernah sekalipun Meri menjejakkan kaki di rumah itu lagi. Tangisnya membasahi tanah. Hatinya kesal. Tapi ia tau. Konon seorang anak tak boleh durhaka pada Ibunya. Malin Kundang adalah dongeng yang selalu menjadi pembelajaran untuk anak kala itu. Jika ia menangis sekarang lantas Sang Ibu melihat dan mengutuknya. Bukankah masih mungkin ia akan berubah menjadi batu? Karena merasa kesal? 

Meri kemudian bertanya-tanya. Bagaimana masa kecil Malin Kundang? Apakah ketika Ibunya Malin ditinggal oleh Ayahnya berubah menjadi Ibu yang berbeda? Apakah demikian? Sehingga Malin memilih untuk merantau ke negeri seberang? Lantas pulang dan berpura-pura tak kenal dengan Ibunya? 

Entahlah. Hari itu, Meri memutuskan hal yang sama. Merantau lalu menikah. Pergi sejauh-jauhnya.

Jika Saja Malin Kundang Memilih Jalan Yang Berbeda

Meri hidup dengan sejahtera. Ia berprofesi sebagai guru TK dan sudah PNS. Ia juga memiliki suami PNS. Dan ia dianugerahi 2 orang anak. Laki-laki bernama Wanda, juga perempuan bernama Winda. 

Dari kecil, Meri sangat suka bernyanyi dan membaca buku cerita. Karena itu ia merasa cocok bekerja sebagai guru TK. Walau ia memiliki inner child yang kelam, namun ia berusaha untuk tidak membalas semuanya. 

“Apakah Batu Menangis itu benar-benar ada Ma?” Anaknya Winda yang baru berumur 5 tahun bertanya polos. 

“Ia, batunya menangis. Menyesal karena durhaka dengan Ibunya.”

“Nangisnya kedengeran? Atau cuma keluar air mata aja? Batunya sujud gitu? Kok serem banget?”

“Iya.. Winda gak boleh kalau sudah besar durhaka sama Mama ya. Nanti kalau mama kesal bahaya..”

“Mama gak bakal berani ngutuk Winda jadi batu. Kan mama sayang.”

Meri tersenyum melihat Winda. Anak perempuan memang lebih emosional. Sementara Wanda sibuk bertanya-tanya apa itu beda legenda dan dongeng. Mengapa bisa ceritanya ada dll dsb. 

Winda dan Wanda tidak tau bahwa selama ini, ia tidak kenal dengan sosok nenek selain dari pihak ayahnya. Mereka tak pernah sekalipun menanyakannya. Seiring waktu, mereka sering mendengar ibunya terisak saat berbicara dengan ayahnya. Pun beberapa waktu belakangan, sering mereka ditemui oleh wanita tua yang datang kerumah membawa serpihan-serpihan snack murah. Mereka baru saja tau kalau itu adalah nenek. 

Ya, Meri memutuskan hal berbeda dari langkah Malin Kundang. Meski sering kesal, Meri memutuskan untuk menerima Ibunya kembali di masa tuanya. Membiarkannya bercengkrama dengan cucu-cucunya. Ikut senang ketika Wanda dan Winda begitu receh bahagianya. Snack murah dengan harga 100 rupiah sudah membuat mereka berdua senang. Berkata bahwa nenek membelikan oleh-oleh. Untuk sesaat, akhirnya kehidupan normal dengan adanya nenek itu pernah ada. 

Namun, itu tidak lama. 

Wanda dan Winda tumbuh menjadi sosok remaja yang sudah mulai mengerti akan masalah kehidupan. Mereka lambat laun paham akan kehidupan masa lalu Ibunya. Empati itu pun tumbuh. Sehingga jika melihat neneknya ke rumah maka reaksi mereka ‘Beh’ saja. Pun saat mereka tau bahwa neneknya ternyata ingin menghabiskan masa tuanya di rumah Meri. Mereka pura-pura biasa saja padahal ikut geram. 

“Aku mau makan pepuyu sekarang. Gak mau nanti.” Teriak sang Nenek di dapur. 

Meri kerepotan mengurus pagi rutin yang luar biasa. Ditambah dengan request spesial setiap pagi plus ‘ceramah’ dari sosok yang seumur hidup hanya memberinya 500 rupiah. Hati bergemuruh ingin marah. Tapi konon, bukankah seorang anak tidak boleh demikian pada Ibunya? 

Winda melihat air mata menetes di mata Mamanya. Ikut geram saat neneknya duduk santai dan mengobrol dengan pengasuh adik kembarnya.

“Kamu digajih berapa disini sebulan?” Tanya neneknya pada pengasuh itu. 

“Lima ratus ribu enggeh..” Jawab pengasuh polos. 

“Wah, banyak juga. Mana Meri ini anaknya pakai susu formula keduanya si kembar ini. Banyak banget pengeluarannya.”

Kuping Meri memanas mendengarnya. Ia berkata didalam hati, “Kalau memang merasa banyak, kenapa tidak dibantu? Bukannya Ibu tinggal disini juga? Ikut makan dengan pelayanan spesial? Bukannya uang pensiun ibu ada? Uang pensiun janda juga ada? Masa mau ditabung semua?”

Tapi kata-kata itu tertahan. Berganti dengan suara ‘PLAK PLAK’ keras saat memukul ikan pepuyu. 

“Eh, Meri.. Kamu ini ngasih gajih pembantu 500ribu sebulan. Pembantu kamu kasih gajih ya tiap bulan. Mamamu gak pernah dikasih duit.” Ibu Meri berkata demikian dengan santainya. 

Dan saat itu juga. Meri memutuskan melepaskan semua rasa itu. 

Tidak ada lagi kata sabar. 

Sabar itu ada batasnya. 

Selalu Ada Cerita Anak Durhaka, Tapi tak Pernah ada Cerita Ibu yang Durhaka

Mana yang lebih dulu diciptakan? Telur ayam atau Induk Ayam? 

Sebab dan akibat. Selama ini, kita terbiasa dikenalkan pada akibat. Lalu abai akan sebab. Padahal, sebab adalah awal dari semuanya. 

Kisah Meri sudah bisa ditebak endingnya bukan? Ia kehilangan kontrol dan melepaskan semua amarahnya. Ia mengusir ibunya dari rumah dan berakhir dengan sumpah serapah dari mulut ibunya yang berkepanjangan sepanjang hidupnya. 

Meri tak pernah dianggap sebagai anak baik di masa hidup Ibunya. Ia hanyalah seonggok anak celaka yang tidak diharapkan diawal kehidupannya. Namun diperas erat diakhir cerita. 

Apakah Ibunya mengutuknya menjadi batu? 

Ya.. Winda sering mendengarnya. Satu dua.. Mungkin sepuluh kali. Namun kiranya Tuhan lebih tau siapa sebenarnya sosok yang durhaka pertama kalinya. 

Akhir cerita Meri bukanlah menjadi sebuah batu yang menangis layaknya batu Malin Kundang. Namun menjadi anak dengan hati yang membatu. Menangis melihat perilaku Ibunya padanya. Menyesal dilahirkan oleh Ibu yang sedemikian.

Kenyataan demikian membuat Winda berpikir akan pertanyaan masa lalunya, “Bagaimana sebenarnya sosok batu menangis yang sebenarnya?”

Apakah cerita Malin Kundang benar dimulai dari kasih sayang yang dibalas dengan kedurhakaan? Apakah mungkin ‘global story’ dibalik kisah Batu Malin Kundang sebagai pengingat bahwa seburuk apapun perilaku seorang Ibu, seorang anak haruslah menjadi baik. Agar ‘rantai sifat durhaka itu putus’? Yah, mungkin itu kiranya.

Seusai diusir, Ibunya Meri pulang ke rumah anak kandung keduanya. Anak laki-laki dari pernikahan keduanya. Namun sayang, ia tak bisa diurus dengan baik. Ia ditinggalkan begitu saja di dapur rumah. Tanpa mandi, tanpa ganti popok, dan tanpa dilayani sandang pangannya. Ia hidup panjang umur. Dengan pelayanan sedemikian. Apakah itu hukuman dari Tuhan? 

Meri menyaksikan hal itu saat tidak sengaja berkunjung. Hatinya pilu sesaat. Winda dan Wanda tak pernah sekalipun mengunjungi neneknya. Uang 5000 rupiah adalah satu-satunya hal termahal yang pernah diberikan oleh neneknya yang bergelimang harta. 

Tapi Winda sadar. Bukan hanya uang 5000 rupiah yang telah diberikan nenek. Namun sebuah pembelajaran berharga bahwa.. 

Jangan pernah menjadi orang tua yang durhaka.. 

Anak tak pernah meminta dilahirkan.. 

Ia lahir untuk disayangi. Diwariskan rasa-rasa yang baik agar ia menjadi orang baik. 

NB: Ya, aku menulis ini seminggu pasca menonton film Cruella. Kisahnya mengingatkanku pada sepotong cerita. 

Tulisan ini bukan untuk membenarkan perilaku durhaka. Tapi untuk mengunggah hati kembali. Mencari sudut yang berbeda agar kita.. khususnya para Ibu.. 

Belajarlah untuk mencintai anak dengan tulus.. ❤

Jadi kalian tau Winda dan Wanda itu siapa? 🙃

Another galau story: Mama, Maafkan Aku Hanya Bisa Menjadi Ibu Rumah Tangga

Rekomendasi 5 Karakter FF Terbaik dan Cocok Untuk Pemula

Rekomendasi 5 Karakter FF Terbaik dan Cocok Untuk Pemula

Bingung pilih karakter FF yang cocok untuk pemula? Inilah rekomendasi 5 karakter FF terbaik, cocok untuk pemain FF pemula

Apakah kamu pemain baru dalam game Free Fire? Masih bingung bagaimana memilih karakter Free Fire? Tenang, di artikel ini kita akan bahas seputar pemilihan karakter FF. Kita akan bahas rekomendasi 5 karakter FF yang bagus dan menarik untuk para pemula. 

Tak hanya itu, kita juga akan bahas beberapa tips dalam memainkan karakter FF tertentu. Langsung saja, inilah 5 karakter FF yang cocok untuk pemula. 

1. Jota FF

Salah satu karakter FF yang menarik untuk dipakai adalah Jota FF. Karakter ini terinspirasi dari tokoh peran kenamaan Indonesia yakni Joe Taslim. Jota digambarkan sebagai sosok berusia 31 tahun. Ia bisa disebut sebagai karakter dengan latar belakang paling normal dibandingkan karakter lain. Ia berasal dari keluarga biasa dan menjalani masa kecil seperti anak-anak kebanyakan. Namun, rutinitas harian yang biasa membuat Jota ingin mencari tantangan baru. Ia pun menekuni parkour demi bisa melihat dunia dari balik gedung yang dipanjatnya.

Kelebihan utama karakter Jota adalah sulit dibunuh, sebab punya skill yang bisa memulihkan HP (Health Point). Menarik, banget kan? Jika kamu tertarik, kamu bisa juga memainkan karakter ini. 

2. Karakter K Free Fire

Berikutnya ada karakter K Free Fire. Ciri khas karakter ini adalah memiliki kemampuan khusus berupa Max EP meningkat sebesar 50. Mode Jiu Jitsu: teman satu tim dalam jarak 6m mendapatkan peningkatan rasio konversi EP sebesar 500%. Mode Psikologi: Pulihkan 2 EP setiap 4 detik, hingga 6 EP. CD tukar mode: 20 detik. Dalam game FF, karakter K ini memiliki usia 31 tahun. Apakah kamu tertarik untuk mencobanya? 

3. Hayato FF

Karakter FF yang juga populer adalah Hayato FF. Dengan penampilan yang keren, tak heran Hayato FF menjadi salah satu karakter favorit. Bagi yang penasaran, inilah skill andalan Hayato FF dan yang membuatnya kuat. Makin HP atau darah menipis, damage yang dihasilkan karakter ini akan makin kuat. Ketika darah menurun sebesar 10%, penetrasi armor Hayato akan meningkat sebesar 7,5%, meningkat lagi di level 2 menjadi 8%, di level ketiga menjadi 8,5%, di level 4 menjadi 4%, kemudian mendapatkan Fist of Flame di level 5.

Penetrasi armor akan terus naik menjadi 9,5% di level 6, dan akan mendapatkan Banner Life of Hayato di level ke 7. Kesimpulannya, lawan pun harus berhati-hati karena makin diserang, Hayato malah akan memberikan serangan yang lebih bar-bar. Keren, kan? 

Jika tertarik kamu bisa mencobanya. 

4. Luqueta FF

Yang keempat ada karakter Luqueta. Dalam game FF, karakter ini berusia 20 tahun dan merupakan seorang bintang sepak bola. Salah satu kekuatan utama karakter ini adalah setiap kali berhasil melakukan kill akan meningkatkan maks HP hingga 35. Jika tertarik kamu juga bisa mencoba karakter ini. 

5. Maxim Free Fire 

Salah satu ciri khas Maxim adalah tampilannya yang santai dengan pakaian khas anak muda. Tentunya tampilan keren ini menjadi salah satu ciri khas dari Maxim. Skill Maxim Free Fire yang utama adalah Gluttony yang membuatnya bisa menggunakan Medkit dan memakan jamur lebih cepat mulai 2% hingga 12% di level tertinggi. Dengan cara ini, ketika berada dalam perang, Maxim bisa lebih cepat pulih dan kembali melakukan penyerangan terhadap musuh. 

Jika kamu ingin memainkan karakter Maxim, jangan lupa untuk mempelajari combo dan perpaduan item yang cocok untuk karakter ini. 

Tips Mempelajari Karakter FF 

Jika kamu tertarik untuk menggali lebih dalam tentang karakter FF, kamu juga bisa pelajari langsung di web ff.garena.com. Kamu bisa buka menu karakter. Di sana kamu akan menemukan banyak ulasan seputar karakter-karakter FF. Selamat mencoba dan happy gaming! 

IBX598B146B8E64A