Browsed by
Month: March 2021

Pentingnya Menjaga Saluran Pencernaan Anak untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak di Masa Pandemi

Pentingnya Menjaga Saluran Pencernaan Anak untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak di Masa Pandemi

“Mama, memangnya covid itu ada gak sih. Masa temen Pica bilang itu cuma bohongan aja. Buktinya temen-temen sekelas Pica gak ada tuh yang sakit.” Pica bertanya bingung padaku hari itu.

“Menurut Pica sendiri gimana?” Aku bertanya balik.

“Keluarga kita juga gak ada yang sakit ma. Malah pas pandemi sehat-sehat aja. Jarang sakit. Jangan-jangan cuma bohongan sama kayak dibilang temen Pica.”

“Temen Pica mungkin mainnya kurang jauh. Sini Mama jelasin..” 

Mungkinkah Anak-Anak Bisa Terserang Covid? 

Di indonesia, kasus positif covid pada anak itu tertinggi lho di Asia. Inilah fakta yang ada berdasarkan data di lapangan. Mau dibilang konspirasi, tapi ternyata tidak demikian. Mau dibilang anak-anak daya tahan tubuhnya jauh lebih bagus, tapi nyatanya kasus kematian itu ‘ada’. 

Kami sekeluarga bisa dibilang beruntung dan patut bersyukur dalam masa pandemi seperti ini. Bagaimana tidak? Circle keluarga besar dan temanku serta teman di sekolah Pica tidak ada kasus positif covid yang berat. Padahal, keluarga besar kami ada yang berprofesi sebagai dokter hingga perawat. Saking beruntungnya, Pica sampai bertanya hal demikian padaku. Tapi, aku tidak menghakiminya. Namanya kan juga anak kecil. Masih 8 tahun loh. Dan menurutku sangat wajar dia berpikiran demikian. 

Mungkin, dia bertanya begitu karena mengakui sendiri bahwa dia jarang sakit sejak pandemi. Padahal waktu sekolah dulu, kalau ada satu saja teman sekelasnya yang sakit, satu hari setelahnya pasti ada saja yang tertular. Termasuk itu Pica. Yah, mungkin karena merasa sehat raga dan merasa haus akan aktivitas di luar rumah maka psikologisnya bertanya demikian. Padahal, hmm.. Bukan begitu kan cara mainnya Bu ibu? Anak-anak jarang sakit masa pandemi ya karena protokolnya sudah sedemikian ketat bukan?

Tapi tunggu, apakah mengandalkan protokol saja sudah cukup? 

Kiat Menjaga Daya Tahan Tubuh Anak di Masa Pandemi

Untuk menjaga kesehatan di masa pandemi kami percaya pada pentingnya menjaga 3M, yaitu Iman, Imun dan Aman

Karena apapun yang terjadi, berpegang pada Iman dalam berdoa adalah hal yang tak bisa dianggap remeh kekuatannya. Pun juga tak abai dengan protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, hingga mencuci tangan sudah menjadi perilaku standar di masa demikian. 

Tapi, ada satu hal lagi yang sangat kami perhatikan untuk menjaga kesehatan anak. Satu hal itu adalah menjaga imunitas atau daya tahan tubuh anak. Yap, selama pandemi aku sangat menjaga imun anak-anak di rumah dengan memastikan gizi harian mereka terpenuhi. Karena sungguh, kalau anak sakit itu rasanya emaknya jadi ikutan sakit. Dari sakit hati melihatnya, hingga sakit karena capek merawatnya. Jadi, kalau bisa kesehatan mereka itu nomor 1. 

“Kalian gak boleh sakit, biar emak aja yang lelah..”

Begitulah kira-kira kondisi idealis yang aku ciptakan selama ini. Sampai suatu hari, aku mengikuti konferensi pers dari Morinaga Chil*Go! secara virtual pada tanggal 25 Maret 2021 dengan tema Peduli Gizi Anak. Waw, Excited sekali. Karena selain dihadiri para dokter yang kompeten juga ada Chef Devina, finalis master chef season 5 juga yang bakal bagi-bagi resep. Ini juga ikhtiarku yang kesekian dalam mengikuti kelas gizi agar anak-anak di rumah tidak gampang sakit. Karena jujur, anak-anak mulai bosan dengan masakan yang itu-itu saja. Huhu.

“Daya tahan tubuh anak berkaitan erat dengan pemberian nutrisi harian dan pola pengasuhan keluarga. Tentunya kesehatan keluarga ini juga tidak terlepas dari peran para dokter yang ada dalam memberikan edukasi dan pelayanan kesehatan terhadap keluarga, termasuk untuk anak-anak,”

Dr. Daeng M Faqih, S.H., M.H., Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI)

“Pola makan seimbang yang terdiri dari nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan nutrisi mikro (vitamin dan mineral) dikombinasikan dengan pola hidup bersih sehat (PHBS) seperti rajin cuci tangan, menghindari keramaian, memakai masker, tidur cukup, tetap beraktivitas fisik, serta stres rendah, paling efektif membantu tubuh melawan infeksi virus dan penyakit. Hal ini sama pentingnya untuk orang dewasa maupun anak-anak, apalagi dalam situasi saat ini. Oleh karenanya para orang tua dan anggota keluarga perlu memperhatikan dengan benar-benar pemenuhan nutrisi dan juga aktivitas anak sehari-hari,” jelas dr. Daeng.

Perkataan dr. Daeng kembali mengingatkan diriku bahwa aku harus mengatasi masalah picky eater yang ada pada kedua anakku akhir-akhir ini. Karena pola makan itu harus seimbang. Baik itu nutrisi makro maupun mikro. Aku pun kembali disadarkan bahwa anak-anak harus beraktivitas fisik selama pandemi. Jujur terkadang sedikit takut membawa anak keluar rumah. Sehingga kadang sehabis belajar anakku menjadi uring-uringan di kamarnya. Tapi dokter bilang bahwa tidak apa-apa membawa anak keluar rumah menikmati alam bebas. Asal tidak berinteraksi dengan circle yang lain. 

Intinya, untuk menjaga imunitas kita perlu keseimbangan jiwa dan raga. Raga yang sehat dengan nutrisi seimbang serta jiwa yang senang dengan aktivitas yang seimbang. Berpikiran positif namun tidak stress dan tidak juga meremehkan. 

Daya Tahan Tubuh Anak yang Baik diawali dari Saluran Pencernaan Anak yang Sehat

Sudah sangat banyak yang tau kiranya bahwa nutrisi berperan penting untuk menjaga imunitas. Namun, tahukah? Bahwa awal dari daya tahan tubuh anak yang baik itu adalah saluran pencernaan anak yang baik. 

Penelitian telah membuktikan bahwa sistem kekebalan tubuh sangat berhubungan dengan saluran pencernaan. Hal ini bisa terjadi karena saluran pencernaan yang baik memungkinkan penyerapan nutrisi dalam tubuh bisa dilakukan dengan baik, yang pada akhirnya membuat daya tahan tubuh menjadi lebih baik. 

Bagaimana saluran cerna yang sehat itu? 

Saluran cerna yang sehat dihuni oleh bakteri baik yang dominan untuk melawan bakteri jahat. Nah, untuk bertumbuh subur, bakteri baik perlu makanan yang disebut prebiotik, di mana salah satu sumbernya adalah Serat Pangan Inulin.

Inulin adalah salah satu jenis karbohidrat yang mengandung serat dan tergolong sebagai prebiotik. Secara alami, inulin dapat ditemukan pada berbagai buah-buahan dan sayuran, seperti bawang, pisang, bawang putih, gandum, dan sebagainya. 

“Serat pangan inulin bisa menjadi salah satu senjata utama dalam tumbuh kembang dan menjaga kesehatan tubuh anak-anak. Serat pangan inulin adalah salah satu jenis prebiotik yang tinggi serat dan rendah kalori serta dapat menjadi pilihan nutrisi yangbermanfaat bagi saluran pencernaan anak, apalagi saluran pencernaan sering disebut sebagai “otak kedua” manusia.”

-Dr. Muliaman

Adapun ciri saluran anak yang sehat antara lain adalah:

  • Pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil sesuai dengan yang direkomendasikan.
  • Si Kecil jarang mengalami gangguan pencernaan.
  • Nafsu makan Si Kecil baik dan nutrisi yang masuk dapat terserap dengan baik.

Jujur, saat awal pandemi hingga 3 bulan terakhir kedua anakku ✅ saja untuk tiga point diatas. Akan tetapi, sudah hampir seminggu ini anakku yang kedua mengalami susah BAB. Tidak hanya itu, nafsu makannya pun sedikit menurun. Sebagai Ibu, aku jadi cemas. Takut kalau-kalau sebenarnya nutrisi yang ia konsumsi tidak seimbang. Karena akhir-akhir ini picky eater-nya kambuh lagi. Padahal, aku sudah bolak-balik mengatur menu yang berbeda. 

Disitulah aku ingin menangis.. 😭

Melengkapi Nutrisi Anak dengan Morinaga Chil*Go! 

Akhirnya, selain bolak-balik mengatur menu berbeda untuk buah hati. Aku pun memutuskan untuk memberikannya nutrisi tambahan. Dari sekian banyak saran hingga mengikuti webinar maka aku memutuskan untuk melengkapi nutrisi anak dengan Morinaga Chil*Go!

“Orang tua perlu benar-benar memperhatikan nutrisi harian anak di masa pandemi ini. Selain memberi makanan sehat dan seimbang, orang tua juga perlu memberikan nutrisi tambahan yang tepat karena dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak. Nutrisi tambahan yang diberikan bisa berupa susu, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Dan semua nutrisi ini diperlukan untuk mendukung saluran pencernaan yang lebih sehat, agar bakteri baik yang ada di dalamnya bisa membentuk daya tahan tubuh yang lebih optimal.”

dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals 

Anak-anakku sudah familiar dengan susu Morinaga sejak dulu. Dari Pica yang sempat mengalami alergi susu sapi dan mengonsumsi Morinaga Chil*School Soya. Hingga akhirnya keduanya cocok untuk mengkonsumsi Morinaga Chil*Go! 

Nah, Morinaga Chil*Go! sendiri merupakan produk inovasi baru dari Kalbe dan Morinaga dalam bentuk susu cair siap minum untuk usia 1 – 12 tahun, beberapa keunggulannya adalah mengandung Serat Pangan Inulin yang berguna untuk menjaga saluran pencernaan anak, serta 9 Vitamin dan 5 Mineral untuk mendukung daya tahan tubuh. 

Ssst.. Kalian tau? Morinaga Chil*Go! ini dikemas dalam kemasan praktis yang bisa didaur ulang lho.  Morinaga Chil*Go! juga telah melalui uji kualitas PT Kalbe Nutritionals dan Morinaga Jepang. 

Morinaga Chil*Go! juga punya varian rasa yang pasti disukai anak-anak, seperti Coklat, Vanila, Stroberi, dan Melon. Akan tetapi untuk nutrisi tambahan sehari-hari aku lebih merekomendasikan Morinaga Chil*Go rasa original.

Morinaga Chil*Go! Rasa Original, Susu Cair Rendah Gula untuk Nutrisi Tambahan Harian Si Kecil

“Dalam memberikan nutrisi harian serta nutrisi tambahan untuk anak, perlu diperhatikan juga kandungan gulanya sehingga tidak berlebihan. Hal ini dikarenakan jika anak-anak kelebihan asupan gula, akan menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, permasalahan pada gigi, obesitas, dan berbagai penyakit di masa depan. Adapun berdasarkan rekomendasi World Health Organization (WHO) tahun 2015, asupan harian gula tambahan untuk anak usia di bawah 12 tahun maksimal 200 kkal, yang setara dengan 50 gram gula atau 6 sendok makan/hari,”

dr. Muliaman

Pada bulan Januari tahun 2021 kemarin, Morinaga Chil*Go! mengeluarkan varian rasa baru yaitu rasa original. Varian ini dibuat dengan kandungan lebih rendah gula untuk mendukung gaya hidup yang lebih sehat. Karena seperti dipaparkan oleh dr Muliaman tadi bahwa jika anak-anak kelebihan asupan gula maka akan menyebabkan turunnya daya tahan tubuh. Selain itu dampak masalah pada gigi hingga obesitas juga tidak dapat disepelekan. 

Selain karena rendah gula, ada dua alasan lain kenapa aku lebih menyukai Morinaga Chil*Go! varian rasa original. 

Alasan Pertama adalah rasanya lebih friendly buat anak-anak yang terbiasa mengkonsumsi ASI. Karena rasanya enak maka anak keduaku Humaira yang berumur 2 tahun dan sudah disapih langsung suka serta menghabiskannya. Ini sangat jarang terjadi karena biasanya dia hanya suka varian coklat. 

Alasan Kedua adalah varian rasa original ini bisa dikreasikan menjadi berbagai olahan makanan. Dari appetizer hingga dessert. Aku jadi semakin semangat untuk mencoba-coba resep yang menggunakan susu sejak penampilan chef Devina di webinar kemarin. 

Jadi ceritanya Chef Devina sempat sedikit ‘curhat’ bahwa beliau sempat khawatir apakah kedua anaknya telah mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk membangun daya tahan tubuh. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang. Makanya, Chef Devina juga memberikan nutrisi tambahan dengan Morinaga Chil*Go!. Selain mengkonsumsi dengan meminum seperti biasa.. Chef Devina juga mengkreasikan berbagai masakan dengan Morinaga Chil*Go!. 

Yup, pada webinar kemarin itu chef Devina memasak Baked Broccoli Potato Cheese dan Panacotta with Mixed Berries Sauce​. Keduanya terlihat enak dan gampang dipraktikkan. Aku jadi gatal juga untuk mencoba membuat kreasi resep dengan menggunakan Morinaga Chil*Go! rasa Original. 

Karena menjaga daya tahan tubuh hingga menjaga rasa dari masakan Ibu itu adalah wujud kasih sayang yang akan selalu diingat oleh anak hingga ia sudah besar nanti. ❤

***

Nah, panjang juga jadinya curhatanku kali ini ya. Dari membahas covid pada anak hingga kiat menjaga daya tahan tubuh dari menciptakan saluran pencernaan yang sehat. Semoga ini bermanfaat ya buat kalian yang mungkin mengalami perasaan yang sama sepertiku. 

Stay Safe and Stay Happy.. ❤

Website : https://morinagaplatinum.com/id

IG : @morinagaplatinum

BBM Ramah Lingkungan untuk Wujudkan Program Langit Biru

BBM Ramah Lingkungan untuk Wujudkan Program Langit Biru

“Mama, Apakah mungkin suatu hari nanti warna langit akan berubah? Layaknya warna sungai di kota kita?”

Pica bertanya padaku sambil memandang langit biru hari itu. Di atas menara siring kota banjarmasin kami bertiga terdiam mendengar kata-kata Pica. 

“Karena di buku yang Pica baca, manusia semakin hari akan menambah polusi. Bukan cuma air yang bakal rusak. Tapi langit juga. Manusia di negeri awan akan marah dan menurunkan air bah..”

“Pica, manusia di negeri awan itu tidak ada. Itu hanya ada di buku” Sanggahku sambil tertawa. 

“Tapi, mungkinkah Tuhan dan malaikat tinggal di negeri awan? Pica sering membayangkan begitu.”

Akupun tertawa lagi.. 

Tertawa, sambil merenung di dalam hati. 

Akankah Langit Masa Depan Masih Langit yang Sama? 

Beberapa bulan yang lalu, kalimantan selatan dilanda banjir terparah. Banjir yang memakan korban hingga merusak rumah dan beberapa jembatan tersebut mengingatkan kami bahwa pencemaran air bukanlah hal yang harus dianggap remeh, begitupun faktor lainnya. Sudah begitu sering rasanya Pica bertanya padaku, kenapa pantai dan sungai disini tidak pernah berwarna biru. Tapi tentang langit yang tak lagi biru? Itu terlalu mengerikan untuk dibayangkan. 

Tapi, hal tersebut ‘mungkin saja’ terjadi.. 

Beberapa novel dan komik remaja mulai menuangkan konsep rusaknya udara untuk menyadarkan generasi-generasi muda. Dengan membaca, anak-anak dan remaja mulai disadarkan akan pentingnya menjaga bumi. Tapi pertanyaannya, mungkinkah hal yang kita lakukan cukup? Dengan membuang sampah pada tempatnya saja misalnya. Apakah itu cukup? 

Bagaimana jika bumi sudah terlanjur rusak? Bagaimana jika berpuluh tahun kemudian, Humaira dan Pica tak lagi menikmati langit yang sebiru sekarang? Cerita macam apa yang akan mereka ceritakan pada anak-anak nantinya? 

Akhirnya, aku hanya terpaku nanar memandang sebuah ayat dalam Al-Qur’an pada bacaan buku anakku.. 

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. 30 Ar Ruum : 41).

Dan aku kembali bertanya di dalam hati, masihkan ‘bisa’ kami menemukan ‘jalan yang benar’? 

Tentang Program Langit Biru

Sesungguhnya, kita sudah lama disadarkan akan ancaman kerusakan lingkungan. Action untuk memutus kerusakan lingkungan pun sudah dilakukan jauh hari. Beberapa program dunia sudah banyak yang berjalan. Akan tetapi, kadang tidak banyak orang yang tau. Termasuk itu dengan program langit biru. 

Kalian tau? Program ini sudah diluncurkan pertama kali pada tahun 1996 oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 1996. Tahun 1996 loh, sudah 25 tahun yang lalu. 

“Program langit biru merupakan program yang bertujuan untuk mengendalikan dan mencegah pencemaran udara dan mewujudkan perilaku sadar lingkungan baik dari sumber tidak bergerak (industri) maupun sumber bergerak yaitu kendaraan bermotor”

Dirjen Perhubungan Darat, Ir. Iskandar Abubakar, Msc

Meski sudah lama ada, akan tetapi program ini kurang maksimal berjalan. 

Padahal, programnya sudah ada. Diantaranya adalah pendekatan teknologi ramah lingkungan, inspection and maintenance kendaraan bermotor, penetapan standar emisi gas buang untuk kendaraan yang sudah berjalan, serta pendekatan manajemen lalu-lintas yang baik.

Akupun kembali disadarkan dengan adanya program langit biru ketika mengikuti webinar bersama KBRxYLKI. Webinar yang berlangsung selama 2 hari berturut-turut dengan durasi yang cukup lama menyadarkanku betapa program ini sebenarnya masih ada. 

Akan tetapi, kadang ada saja hambatan untuk sebuah misi. Pencemaran udara nyatanya selalu terjadi. 

Jadi, siapa yang salah akan pencemaran udara yang selama ini terjadi? Apakah hati nurani kita sudah sedemikian tertutup sehingga hanya dapat berkata itu adalah tekanan lingkungan? 

Kerusakan Udara di indonesia? Siapa yang Harus disalahkan?

Mari kita buka cerita ini dengan sebuah berita. 

Masih ingatkah kita dengan berita tentang pelarangan mobil-mobil indonesia di Vietnam? Hal ini disebabkan karena mobil-mobil Indonesia yang sebelumnya diekspor ke sana masih menggunakan standar emisi EURO 2. 

Ya, Vietnam sudah menerapkan kebijakan baru terkait uji tipe dan uji emisi dalam regulasi nomor 116 tentang overseas vehicle type approval (VTA). Kebijakan ini mengharuskan setiap produsen melakukan uji tipe sesuai standar pemerintah Vietnam. Jika tidak sesuai maka seluruh produk ekspor akan dikirimkan kembali ke negara asal.

Karena itu, produsen didorong untuk mulai mengganti produksi mobil EURO 2 ke EURO 4. Indonesia tidak memiliki standar perlakuan yang sama dengan Vietnam. Begitupun beberapa negara lain yang sudah mulai memperdulikan perubahan teknologi dan penggunaan BBM yang ramah lingkungan. 

Kerusakan udara di indonesia memang tidak hanya dipengaruhi oleh penggunaan BBM yang tidak ramah lingkungan dari transportasi. Ada beberapa multiplayer effect. Beberapa lainnya adalah efek rumah kaca, kebakaran hutan, kemacetan jalan hingga bencana alam lainnya. Tetapi, berkaca dari perkembangan negara lain apakah mungkin jika indonesia mencoba untuk move on? Dengan mengurangi polusi udara dari transportasi darat misalnya. Karena inilah penyebab pencemaran udara yang cukup besar dibanding faktor lainnya. 

Ya.. Dari webinar kemarin, aku baru mengetahui bahwa indonesia termasuk dalam negara yang emisi karbon globalnya tinggi. Nomor dua setelah china. Meskipun ketika kebijakan PSBB awal emisi sempat menurun namun indonesia ternyata tertinggal jauh dibanding negara lain dalam usaha mengurangi emisi karbon. 

Ada 2 faktor setidaknya yang menyebabkan hal ini, yang pertama adalah teknologi kita masih menggunakan standar euro 2. Dan yang kedua adalah indonesia merupakan salah satu negara yang masih menggunakan bahan bakar premium. 

Wait, Apa salahnya menggunakan premium? Toh itu lebih murah. Toh kan dulu-dulu kakek nenek kita juga pakai premium? Terus, gak mikirin apa kalau premium ditiadakan.. Masyarakat golongan bawah pakai apa dong? Air sungai? 

Mari Mulai Menggunakan BBM Ramah Lingkungan

Tahukah kalian? Kini di dunia hanya tinggal tujuh negara yang menggunakan bensin dengan RON di bawah 90. Tujuh negara itu antara lain Indonesia, Bangladesh, Colombia, Mesir, Mongolia, Ukraina dan Uzbekistan. Sementara kebanyakan negara lain telah menggunakan bensin dengan RON di atas 90, termasuk negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, maupun Vietnam.

Premium sendiri sudah lama menjadi kontroversi karena dinilai mengandung sulfur tinggi dan tidak ramah lingkungan. 

Kita mungkin sering merasa bahwa memakai premium lebih hemat, lebih nyaman. Bahkan saking sudah terbiasanya masyarakat dengan premium, di daerahku sendiri premium ini sampai dijadikan ladang bisnis. Premium eceran ramai dijual dimana-mana. Dari ada yang namanya agen premium hingga para pengecer premium jalanan. 

Tanpa kita sadari sesungguhnya penggunaan premium ini sebenarnya merugikan diri sendiri. Tahukah bahwa jarak tempuh kendaraan dengan bahan bakar premium lebih sedikit dibanding menggunakan bahan bakar diatasnya? Dan tahukah bahwa penggunaan premium mengakibatkan adanya pengikisan komponen mesin akibat kerak di bagian ruang bakar. Ya, menggunakan bahan bakar kualitas rendah mengakibatkan pembakaran kurang sempurna. 

Jadi, masih inginkah kita melanjutkan penggunaan bahan bakar bensin dengan RON dibawah 90? Menggunakan premium? 

Tapi win, pertalite dan pertamax itu mahal! 

Ah, kalian kurang gaul! Makanya, jangan beli premium di eceran gaes.

Program Langit Biru juga telah dikampanyekan oleh PT Pertamina (Persero). Adanya harga diskon atau harga khusus untuk bensin dengan RON lebih tinggi yakni Pertalite (RON 90) seharga Premium di SPBU yang masih menjual Premium pun mulai dilaksanakan. Jujur, di banjarmasin sendiri ini mulai terwujud. Aku sendiri sudah lama move on ke pertalite sejak ini. Pertama karena merasa harganya tidak jauh-jauh banget dengan premium. Dan akhirnya jadi keterusan karena sungguh banyak efek positif yang aku rasakan. 

Ya.. Hasilnya, memang frekuensi servis kendaraan mulai berkurang. Dan memang daya tempuhnya lebih tinggi. Jadi, sebenarnya kita tidak rugi kok. Justru dengan menggunakan BBM ramah lingkungan kita turut berkontribusi dalam menjaga lingkungan. 

Dan kalian mau tau cara hemat menggunakan bahan bakar ramah lingkungan lainnya? 

Kalian bisa download My Pertamina di PlayStore untuk transaksi cashless. Dengan pembelian pertamax kalian akan mendapatkan cashback sebanyak 300 rupiah. Awalnya mungkin terasa mengikis dompet, tapi percayalah dampak positifnya juga tak kalah banyak. 

Kemungkinan Konflik Sosial-Ekonomi yang Harus Diperhitungkan Jika Premium Dihapuskan

Ah, ngeles aja kamu win. Masa ujung-ujungnya masyarakat miskin yang disalahkan gara-gara pakai premium. Duh! Mentang-mentang bisa beli pertamax! 

Aku bisa membayangkan konflik yang mungkin terjadi jika premium dihapus. Mungkin, ramai masyarakat protes. Terutama yang keadaan sosial ekonominya masih dibawah. Para pengecer premium yang kadang tak punya inovasi dan mengalami kemiskinan terstruktur mungkin akan bertanya kenapa dan ada apa? Jika aku menjadi mereka, mungkin saja aku juga merasakan hal yang sama. 

Kesenjangan sosial dan tingkat kriminalitas akan semakin tinggi. 

Sudah susah makin susah. 

Akan tetapi, setelah menghadiri webinar kemarin aku menyadari bahwa biaya sosial ekonomi dari kerusakan lingkungan itu jauh lebih tinggi dibanding biaya konsumsi bahan bakar ramah lingkungan. Sosial dan ekonomi dapat diperbaiki dari sekarang. Dari kesadaran kita dan tentunya dari dukungan pemerintah. 

Hei, its not about business, its about care each other. Humanity and Nature. 

Bersama, kita bisa saling menguatkan. Program langit biru adalah program yang berdiri untuk menjaga bumi dari pencemaran udara. Agar oksigen kita tetap sama. Agar langit kita dimasa depan masihlah langit yang sama. Langit biru yang indah dengan penuh udara bersih di bawahnya. 

Perubahan iklim global akan terjadi jika kita terus tak bisa mengubah mindset kita. Jika suhu udara naik 1-2 derajat saja maka diperkirakan akan memungkinkan untuk menenggelamkan pulau. Inilah yang dinamakan kerusakan multi dimensi. Kita tak mau hal ini terjadi bukan? 

Maka, pergunakan hati nurani sebaik-baiknya dari sekarang. Berhentilah memakai sesuatu yang bukan hak kita. Ini bukan saja soal pembelian premium. Dimulai dari pembelian gas elpiji misalnya. Jika sedikit saja dari kita mengurangi ‘rasa hemat non rasional’ maka akan sangat banyak kesenjangan sosial dan ekonomi yang dapat tertolong. 

Dan jika kita sudah melakukan hal yang terbaik, maka sebenarnya itu harus diperkuat lagi. Apa yang memperkuatnya? itulah dukungan dan konsistensi dari pemerintah. 🙂 

Indonesia Langit Biru Butuh Dukungan Pemerintah

“Sulit kiranya untuk mengontrol masyarakat tentang peduli pada lingkungan. Dimana-mana, harga terendah selalu laris. Subsidi melenceng tidak pada tempatnya saja sudah sering terjadi. Hal ini harus memiliki solusi yang tegas. Yaitu aturan konsisten dari pemerintah.”

Ada satu pertanyaan yang sangat aku ingat ketika diskusi publik KBRxYLKI pada tanggal 25 Maret kemarin. Pertanyaan itu adalah, “Kenapa pemerintah tidak menghapuskan saja Premium? Karena di kota saya premium malah banyak digunakan oleh mobil pribadi. Kenapa tidak menegaskan satu aturan tentang penggunaan bahan bakar?”

Jujur, pertanyaan itu juga terlintas di kepalaku. Kenapa tidak dihapuskan? Kenapa tidak memberikan subsidi pada pertalite untuk mengurangi konflik sosial yang mungkin terjadi? 

Jawabannya tentu hal itu bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Premium tidak bisa dihapuskan sepenuhnya. Premium digunakan untuk jenis BBM khusus penugasan, pemerintah tetap memberikan kompensasi kepada Pertamina dari harga jual ke publik yang lebih rendah dibandingkan harga keekonomiannya. Meski demikian premium sudah mulai dibatasi peredarannya. 

Aku pribadi sangat menantikan adanya sanksi tegas untuk pelaku bisnis premium. Bukan hanya razia pada pedagang eceran premium yang kecil karena sungguh kurasa mereka hanya mengalami kemiskinan terstruktur yang kadang tak punya pilihan. Berantas dari akarnya. Mafia bahan bakar itu banyak. Jika akar masalah ini teratasi maka bukan tidak mungkin akan berangsur terjadi hal baik lainnya. 

Dan aturan yang konsisten sangat dibutuhkan untuk langkah tegas. Sebagai awal mula semangat untuk menggerakkan indonesia langit biru. 

Tentunya kita masih memiliki tujuan yang sama bukan? 

Mewarisi langit biru dengan udara segar untuk anak dan cucu kita nantinya.. 

Jadi, jangan tunggu sampai langkah tegas itu ada. Bergeraklah dari sekarang. Dimulai dari diri kita sendiri.

Sumber referensi tulisan:
Hasil diskusi publik KBRxYLKI
www.cnbcindonesia.com
dephub.go.id
www.kompas.com
Tingkatkan Imun saat Pandemi dengan Imunomodulator

Tingkatkan Imun saat Pandemi dengan Imunomodulator

“Mama, Nene Pica bilang kalo kita rajin minum jamu nanti gak bakal kena virus corona Ma..”

“Ah, masa.. Memangnya Pica suka minum jamu kayak Nene?”

“Bukan, yang minum jamu Mama aja. Pica asal rajin minum susu sama makan aja katanya. Kan jamu itu buat orang dewasa. Pica masih kecil.”

“Ah Pica, bilang aja gak suka pahit..” Ledekku kemudian. 

Obrolan itu, kembali terngiang ketika kemarin aku belajar tentang Imunomodulator pada sabuah acara webinar.

Apa Itu Imunomodulator? 

Jujur sih aku bukan tipikal yang percaya begitu saja kalau rerempahan seperti kunyit, jahe, serai dsb adalah obat untuk menangkal virus corona. Bagiku, jamu ya jamu saja. Sifatnya menjaga sistem imun. Bukan untuk mengobati. Jadi, aku tidak terlalu kental menerapkan rajin minum jamu layaknya Mama. 

Tapi kemudian, aku berkenalan dengan istilah imunomodulator ketika mengikuti webinar bersama Imugard di hari Senin, tanggal 22 Maret 2021. Webinar ini mengundang Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si.(Herbal) yang merupakan Ketua Umum PDPOTJI (Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia). Dan disitulah aku berkenalan dengan istilah imunomodulator dan manfaatnya. 

Imunomodulator adalah zat atau substansi yang dapat memodifikasi respon imun, mengaktifkan mekanisme pertahanan alamiah maupun adaptif →mengembalikan ketidakseimbangan sistem imun yang terganggu. 

Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si

“Jadi, dengan adanya imunomodulator maka sistem imun kita dapat ditingkatkan. Karena virus sejenis corona tidak memiliki obat spesifik. Ia bisa dilawan dengan imun yang kuat. Bahkan, vaksin bukanlah obat untuk virus corona. Vaksin hanya akan mendorong pembentukan kekebalan tubuh.”

Hmm.. Sesungguhnya kadang perkataan orang tua itu memiliki sisi benarnya juga. Dokter saja membenarkan khasiat imunomodulator untuk mengaktifkan mekanisme pertahanan tubuh loh. Akan tetapi, ingat.. bukan berarti kita hanya mengandalkan imun di masa pandemi ini. Ingat juga untuk iman dan aman dengan tak lupa berdoa dan menerapkan protokol kesehatan. 

Herbal dengan Kandungan Imunomodulator yang Ada di Indonesia

Ternyata,  Banyak Herbal Indonesia yang punya peranan sebagai imunomodulator yang dapat dikombinasikan untuk mendapatkan efek modulasi respon imun yang lebih optimal. Tentunya dengan tetap mengutamakan pertimbangan keamanan pemakaian jangka panjang ya. Beberapa tanaman itu antara lain adalah:

Meniran (Phyllanthus niruri)

Meniran ini bersifat Imunostimulasi. Ia dapat Mempercepat penyembuhan infeksi virus cacar air. Dan aman untuk pemakaian jangka panjang. 

Dulu, aku bingung ketika salah seorang tetangga mencari tanaman ini untuk cacar air anaknya. Oh ternyata, begini manfaatnya. Aku sendiri belum pernah cacar air dan memanfaatkan meniran ini sih. Jadi, belum tau khasiat aslinya. 

Kunyit (Curcuma longa / Curcuma domestica)

Kunyit juga bersifat imunostimulasi. Selain itu ia juga bersifat anti-radang. Kunyit dapat memelihara dan memperbaiki sistem pencernaan. Kunyit juga dikenal aman untuk pemakaian jangka panjang.

Hmm.. Thats why inilah jamu yang sering diminum orang tua jaman dulu hingga sekarang. Iya. Akupun suka kok. Haha

Daun Kelor (Moringa oleifera)

Jangan salah. Daun kelor pun bersifat imunostimulasi. Sumber nutrisinya banyak yaitu: kalsium, zat besi, fosfor, kalium, zinc, protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin K, asam folat dan biotin. Daun kelor juga aman untuk pemakaian jangka panjang

Kalau aku pulang ke rumah Mama, aku hampir setiap hari memakan sayur daun kelor loh. Dan selain untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ASI daun kelor ini juga imunomodulator yang punya manfaat wow. Hmm.. Kudu banyak nanam daun kelor ini di rumah. 

Imugard, Kombinasi dari 3 Herbal Imunomodulator

Kalian bertanya-tanya bukan ketiga herbal imunomodulator ini kalau bersatu bakal begimana ya jadinya? 

Apa perlu kita coba bereksperimen dengan membuat sayur bening daun kelor dengan ekstra kunyit dan meniran supaya imun tubuh tetap terjaga? Maaf, aku imajinasikan sebentar. Kok belum apa-apa sayurnya terasa bau jamu ya.. 😂

Kenapa musti dikombinasikan? Kenapa gak konsumsi salah satunya aja? Nah, kalau dikombinasikan jadi punya manfaat ekstra yaitu jadi anti-peradangan yang bersinergis dengan keunggulan kunyit dalam memperbaiki sistem pencernaan juga keunggulan daun kelor sebagai sumber nutrisi yang cukup seimbang. Jadi, semacam kombinasi yang yahud banget buat jaga sistem imun. 

Tapi gak perlu juga kali bikin sayur bening kelor campur kunyit plus meniran. Karena, hari gini udah ada Imugard loh. 

Imugard ini udah 3 in 1, jadi dalam satu kapsul sudah mengandung 3 bahan imunomodulator tadi. Gak perlu lah ya kita  sayur bening kelor campur kunyit dan meniran. Hihi. Dan Imugard juga sudah ada standar ISO. 

Konsumsi cukup 1 kaplet Imugard setiap hari untuk menjaga daya tahan tubuh.

Nah,  saat kondisi tubuh dirasa sedang turun / drop maka konsumsi 2 kaplet Imugard setiap hari sampai membaik, lalu kalau sudah mendingan lanjutkan dengan 1 kaplet setiap hari.

Imugard dapat diminum oleh anak diatas 12 tahun, dewasa, dan lansia. 

Imugard bisa dibeli di Tokopedia, lazada, blibli dan shopee. Imugard juga tersedia di offline store seperti di Century, Watson, Apotek dan Toko Obat Retail. 

Nah temans, usaha apa aja yang kalian lakukan untuk jaga Imun? Yuk, coba Imugard juga! 

7 Cara Meminimalisir Masalah Gigi Keluarga Saat Pandemi

7 Cara Meminimalisir Masalah Gigi Keluarga Saat Pandemi

“Ma, Gusi Pica kayaknya bengkak deh Ma..” Pica masuk ke kamarku dan mengeluhkan gusinya yang bengkak. 

“Coba sini mama lihat..”

Dan kulihat gusi dibagian gerahamnya membengkak. Akupun langsung sok mendiagnosa instan dan berkata, “Ini gigi yang mau tumbuh.. Musti sering-sering gosok gigi supaya gak masuk kotoran..”

“Jadi gak perlu ke dokter gigi ya Ma?”

“Memangnya Pica berani ke dokter gigi pas kek gini?” Ucapku sambil bercanda menantang.. 

“Gak deh ma.. “

Dan dia langsung berlari untuk sikat gigi. 

***

Yah.. Masalah gigi dan gusi memang kerap hadir di keluarga. Dari masalah gigi berlubang, karang gigi, gusi bengkak hingga kecelakaan gigi. Hal-hal demikian menyadarkan kita bahwa menjaga kebersihan gigi dan mulut tidak bisa diabaikan. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang. 

Masih ingat rasanya awal pandemi melanda di indonesia. Beberapa praktik dokter gigi tutup dan terpaksa kami menunda schedule rutin. Bahkan untuk mencabut gigi susu anak kami mengusahakan untuk melakukan teknik kuno saja. Alih-alih membawa ke dokter gigi yang mungkin saat itu kami nilai berisiko tinggi. 

Apakah selama pandemi kami tidak pernah ke dokter gigi? 

Tentu tidak bisa begitu.. Ferguso.. 

Ada beberapa ‘drama’ yang menyebabkan kami harus ke dokter gigi. Dan salah satunya adalah musibah kecelakaan gigi yang menyebabkan aku harus kesana. Dan saat melihat kerusakan gigi yang terjadi padaku sekarang, aku sangat melek dan sadar bahwa kerusakan gigi itu tidak bisa dikembalikan seperti normal. Hiks. 

Aku kembali disadarkan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut ketika mengikuti webinar bersama pepsodent hari Jum’at, tanggal 19 Maret kemarin. Ya.. Jadi, dalam rangka hari kesehatan gigi dan mulut sedunia pada tanggal 20 Maret maka pepsodent menghadirkan tokoh yg concern dg kesehatan gigi untuk mengisi acara tersebut, yaitu:

– Ira Noviarti: Presdir Unilever Indonesia

– Dr. Gerhard Seebergers: Presiden FDI World Destal Federation

– drg. Oscar Primadi, MPH: Sekjen Kemenkes RI

-drg. Ratu Mirah Afifah: Head of Sustainable Living Beauty and Personality and Hine Care Unilever Indonesia Fondation

-Dr. drg.R.M. Sri Hananto Seno, Sp.BM : Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

-Duma Riris : Selebritis dan Ibu dari dua anak

Acara yang berlangsung dari jam 14.00 hingga 16.30 WIB itu membuka banyak pemahamanku tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dan akupun menarik benang merah bahwa ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk meminimalisir masalah gigi dan mulut saat pandemi. 

Cara meminimalisir masalah gigi pada keluarga saat pandemi

Sangat banyak materi yang bisa aku dapatkan pada webinar kali ini. Akan tetapi, aku akan membahas hal spesifik khusus pada cara meminimalisir masalah gigi dan mulut seperti diatas saja. Hal itu antara lain:

1. Mengubah Pola Jadwal Sikat Gigi

Ada hal menarik yang aku ingat pada webinar kemarin bahwa kebanyakan dari kita memiliki jadwal sikat gigi yang sama yaitu pagi dan sore hari. Dan itu dilakukan ketika sesudah mandi. 

Sebenarnya, hal itu tidak salah sepenuhnya. Hanya saja, sebenarnya yang lebih baik adalah menyikat gigi setelah selesai makan. Contohnya ketika di pagi hari, lakukanlah sikat gigi setelah selesai sarapan. Bukan sebelum sarapan. 

Begitupun juga jadwal sikat gigi di sore hari. Hal ini tentu baik. Namun, jangan lupa bahwa yang tidak kalah penting adalah menyikat gigi sebelum tidur. 

2. Menyeimbangkan Porsi Kesehatan Fisik dan Mental 

Apa hubungannya ya? Hmm.. Ada kok. 

Ada tidak yang selama pandemi ini merasa parno dan takut? Kemudian mulai memborong suplemen dan beberapa keperluan pangan untuk bisa berlama-lama di rumah saja? 

Tidak salah sebenarnya, asalkan nutrisi dari makanan yang distok di rumah tetap baik. Bukan sekedar makanan instan dan rutin mengonsumsi suplemen kesehatan saja. Karena kadang, rasa takut dan habit yang demikian justru menurunkan imun dan mengabaikan kebiasaan baik yang lain. Termasuk itu menggosok gigi. 

Khawatir berlebihan pada hal yang belum terjadi menyebabkan habit yang baik menjadi berkurang porsinya karena terdistraksi oleh kecemasan yang lain sehingga tidak menjadi skala prioritas lagi. Survei menunjukkan bahwa 70% masyarakat mengalami hal ini. 

Maka, sebaiknya seimbangkan antara kekhawatiran dan prioritas yang baik termasuk itu rutin menggosok gigi

3. Berkonsultasi Secara Online

Beberapa orang menghindari pergi ke dokter gigi saat pandemi. Hal ini bukanlah hal yang salah. Karena risiko penularan virus corona merupakan faktor yang harus dipertimbangkan. 

Namun, sebenarnya banyak cara lain untuk tetap memperhatikan kesehatan gigi. Salah satunya dengan berkonsultasi secara online terlebih dahulu. 

Aku sudah beberapa kali memanfaatkan konsultasi online saat pandemi. Namun, saat situasi mendesak maka aku tidak akan menunda untuk ke dokter gigi. Contohnya saat aku kecelakaan kemarin. Meski aku tahu risikonya namun kerusakan pada gigi akan semakin parah jika aku terlambat menanganinya. 

Pada kasus Pica di atas pun aku mencoba berkonsultasi secara online terlebih dahulu sebelum memutuskan memeriksa gusi Pica ke dokter. Jadi, pandemi bukan menjadi alasan untuk tidak memeriksa gigi apalagi mengabaikan kebersihannya

4. Menghindari Makanan ‘Sensitif’

Bagiku yang sudah mengalami kerusakan gigi saat kecelakaan kemarin, maka hampir segala makanan dingin dan manis adalah hal yang harus kuhindari. Karena jika menyentuh itu semua maka gigiku akan berangsur ngilu. 

Begitupun anakku, mereka yang masih memiliki gigi susu akan sangat aku batasi makanan manis. Karena makanan manis rentan menimbulkan karies pada gigi. 

5. Jadilah Role Model yang Baik untuk Anak

“Anak itu bener-bener dah peniru ulung orang tuanya. Pokoknya kalo dibilangin mereka biasa aja. Tapi kalo mereka liat aku begini, mereka langsung ikutan”-Duma Riris

Children See.. Children Do. 

Benar layaknya kata-kata tersebut, termasuk soal habit menggosok gigi. Karena sesungguhnya bukan hanya Duma Riris yang mengalaminya tapi aku juga. Anak-anak itu suka sekali meniru kebiasaan orang tuanya. Kadang kala, kebiasaan buruk lebih nyaman ditiru. Hiks.. 

Seperti aku yang terbiasa tidur larut malam untuk melakukan beberapa pekerjaan yang tak sempat dikerjakan di siang hari. Akhirnya, aku juga sikat gigi larut malam karena kadang suka mengemil saat mengerjakan tugas. 

Diam-diam, si kecil Pica meniru kebiasaan itu di kamarnya sendiri. Bahkan kadang ikut lupa menggosok gigi. Sampai akhirnya giginya berlubang dan aku merasa berdosa sekali.. 

Lambat laun aku menggandeng suami sebagai partner untuk menciptakan kebiasaan baik di keluarga kami. Karena suami lelah bekerja di siang hari jadi saat malam dia selalu tertidur tepat waktu. Akhirnya, dia selalu mengajak anakku sikat gigi bersama. 

6. Sikat Gigi Sekarang! 

Kapan harus sikat gigi? Apakah cukup hanya 2 kali sehari? 

Tidak usah menunggu waktu yang tepat sekali. Sudah seberapa sering makan dan mengemil? Segera sikat gigi sebelum sisa-sisa makanan tersebut menjadi plak yang akan merusak gigi. Karena ketika gigi sudah terlanjur rusak maka akan sangat terlambat untuk memperbaikinya. Begitulah pembelajaran berharga yang aku dapat dari webinar kemarin.

Dan lagi, memperbaiki gigi yang rusak itu MAHAL loh. 

Jadi, untukmu yang masih memiliki gigi yang bagus jagalah kebersihannya. Apalagi untukmu yang sudah mengalami kerusakan gigi, jagalah jangan sampai kerusakannya bertambah luas. 

7. Memakai Pasta Gigi yang Cocok untuk semua Anggota Keluarga

“Tapi win, gigiku ini sensitif. Gak mempan pasta biasa”

Nah, sama dong. Gigiku juga sensitif sejak kecelakaan kemarin. Dan kemarin aku selalu memakai varian pasta gigi untuk gigi sensitif. Anakku Pica juga memakai pasta gigi untuk mencegah gigi berlubang. Sedangkan suami, memilih memakai varian charcoal karena lebih nyaman di mulut. 

Beda masalah, beda varian pasta giginya. Jadi gimana dong.. 😅

Ya kadang kami memakai varian pasta gigi yang berbeda. Untungnya, pepsodent memberikan kemudahan pada kami. Masing-masing variannya sesuai dengan yang kami butuhkan. Hihi. 

Dan sekarang gigiku sudah tidak terlalu sensitif lagi. Aku sekarang memakai varian pepsodent herbal karena terasa segar dan nyaman di mulut. Kebetulan semua anggota keluarga cocok memakainya. 

***

Jadi, masalah gigi apa yang sering terjadi di keluarga kalian? Cerita denganku yuk! 

Social E-commerce bersama PT Komunitas Cerdas Indonesia

Social E-commerce bersama PT Komunitas Cerdas Indonesia

“Pakeeet”

Teriakan kurir siang itu membuatku bersemangat menuju ke depan rumah. Sembari mempersiapkan uang, suamiku yang sedang duduk santai di ruang tamu ber’ehm’ sambil berkata..

“Belanja apa lagi Ma?”

Akupun cengengesan sambil berkata, “Belanja Masker Pah..”

“Beli masker pun onlen? Kan di depan komplek rumah banyak yang jualan..”

“Anu.. Mumpung lagi promo dan gratis ongkir Pah.. Hehe..”

Bisnis Zaman Now tanpa Internet? Gimana Nasibnya? 

“Ish, sesekali belilah jualan para tetangga sekitar. Jangan beli onlen terus..” Obrolan kembali berlanjut ketika aku dengan sumringah membuka paket. 

“Kalo keluar rumah pastilah dibisa-bisain mampir Pah. Tapi kan kadang susah keluar rumah. Dua buntut ini pasti pada ikut.”

Suamipun bergeleng-geleng kepala sambil melihat hasil belanjaku.. 

“Berapa harganya ini?” Ucapnya sambil memegang sekotak masker anak. 

“Cuma 30ribu pah. Gratis ongkir pula..”

“Wah, murah amat.. Nanti beliin buat aku juga ya kalo diskon lagi..”

Akupun melongo sambil tertawa.. 

Hmm.. Berbicara tentang perkembangan ekonomi di masa pandemi memang ada up dan down. Disatu sisi, ada beberapa pedagang yang bisa survive. Tapi disisi lain, ada yang gulung tikar hingga bangkrut. 

Sebutlah Pak Min, pedagang kantin sekolah yang banting setir menjadi penjual masker. Pak Min lahir di era generasi baby boomer, sehingga tidak mengenal internet. Hanya baru-baru saja beliau kenal dengan apa itu Whats App. Itupun karena terdesak dengan kondisi anak yang harus sekolah online. Boro-boro kenal dengan zoom dsb, Pak Min lebih memilih anaknya ikut belajar dengan tetangga dibanding harus repot dengan menginstall aplikasi dan bingung harus apa lagi. 

Tak jauh dari sana, ada seorang tetangga yang tak berbeda jauh umurnya bernama Pak Usup. Pak usup yang sudah 3 bulan di PHK, kini harus banting setir dengan berjualan abon ikan. Berbagai pemasaran dilakukan tapi hasilnya tidak maksimal. Sampai akhirnya anaknya yang sekolah SMA mengenalkannya pada e commerce dan berbagai aplikasi market place. Pak Usup akhirnya mencoba berdagang online. Bekerja sama dengan anaknya sebagai pengelola toko onlinenya. 

Bisakah ditebak yang mana yang lebih sukses? 

Pak Usup tentu. 

Mungkin benar kiranya bahwa di zaman sekarang, orang yang tidak mengenal internet dan tidak memiliki kemauan untuk belajar maka akan mengalami ketertinggalan. Baik itu secara sosial maupun ekonomi. 

Jujur, sebelum pandemi aku tipe emak-emak yang lebih mengandalkan belanja secara langsung dibanding belanja online. Alasannya, karena aku suka jalan-jalan dan bertemu orang. Haha. Tapi, setelah pandemi melanda, perlahan berbagai e commerce mulai aku kepoin. Sudah 3 aplikasi market place yang aku install. Dan aku sangat menikmati belanja online. Pola konsumsiku berubah. Dari yang dulu offline menjadi serba online. Inilah yang dinamakan era digitalisasi. Era ini mengubah pola produksi, distribusi maupun konsumsi. 

Membangun Pertumbuhan Digital Indonesia bersama PT Komunitas Cerdas Indonesia dengan Konsep Social E-Commerce

Sadar tidak sadar, pertumbuhan digital di indonesia berkembang sangat pesat. Terlihat dari tingginya jumlah belanja E-Commerce Indonesia yang melampaui berkali-kali lipat dibandingkan pengeluaran iklan berbasis selulernya. 

Aku sangat menyadari nyamannya bersahabat dengan proses produksi, distribusi dan konsumsi di era digital. Untuk usaha IT keluarga kami misalnya. Kami sudah tidak memakai sistem pemasaran melalui pengajuan proposal ke lembaga-lembaga pemerintah lagi. Melainkan sudah merambah melalui iklan di google ads dan facebook ads. Sungguh ini membuat sebuah perubahan besar. Dari yang awalnya kami berpikir keras untuk berkembang di era pandemi menjadi merasa nyaman dengan datangnya klien di berbagai belahan dunia. Mungkin, inilah yang dinamakan the power of kepepet. 

Nah, tahukah kalian bahwa ada konsep baru untuk industri periklanan dan e-commerce ini? 

Adalah PT Komunitas Cerdas Indonesia, perusahaan yang menawarkan konsep baru yaitu social e-commerce sebagai pilihan investasi dan bisnis di masa mendatang. Akarnya berasal dari social concept yang merupakan konsep baru dengan menggabungkan kekuatan sosial masyarakat dengan industri digital big data. 

Dengan Social E-commerce, kekuatan masyarakat dapat digunakan untuk meningkatkan percepatan distribusi produk secara digital. 

Lalu, dengan adanya Social Advertising, kekuatan masyarakat digunakan untuk melakukan percepatan dalam meningkatkan traffic digital advertising. 

Wuah, sound familiar ya. Para pegiat sosial media dan pedagang E-commerce pasti sudah sedikit mengerti kemana larinya konsep ini. Contoh kecilnya saja, jika kita sedang melihat para influencer favorit sedang merekomendasikan produk favoritnya maka kita akan melakukan ‘action’ dengan kepo ke market place yang menjual barang tersebut. Social E-commerce adalah sebuah konsep yang diharapkan dapat meningkatkan percepatan distribusi produk secara digital dengan cara penggabungan kekuatan masyarakat dan industri digital. Jadi, social E-commerce ini berbeda ya dengan social commerce. 🙂

Lantas, bagaimana berjalannya konsep social E-commerse ini? 

Konsep baru ini akan terlaksana di dalam mobile apps bernama Viplus, yang nantinya disana akan ada produk suplemen kesehatan di e-commerce nya. 

Aku pribadi sangat menantikan mobile apps Viplus ini. Semoga dengan adanya aplikasi ini pilihan bisnis dan investasi hingga langkah para penggiat ekonomi semakin nyaman. 

Jadi, siapkah mengubah pola konsumtif menjadi produktif? 

IBX598B146B8E64A