Browsed by
Month: November 2020

Jadi Cewek kok Berbulu? Tenang Anda Tidak Sendirian

Jadi Cewek kok Berbulu? Tenang Anda Tidak Sendirian

“Kenapa kaos kaki kamu dipanjangin sampe lutut gitu? Mau main bola ya?”

“Ih, bulu tangan kamu banyak banget. Liat dong kaki kamu gimana?”

“Waduh, kamu cewek kok kumisan?”

“Dia cewek tapi badannya kek cowok.. “

***

Hampir semua orang suka memuji badanku yang tak kunjung gemuk walau sudah memiliki 2 anak. Tapi, apakah mereka tau kalau dulu aku adalah orang yang paling merasa minder dengan badanku sendiri? 

Apakah mereka tau kalau aku sempat tidak mau sekolah karena dulu pernah dibilang ‘monyet’? 

Yup, ini ceritaku. Tentang aku si anak cewek yang ‘berbulu’. Mungkin, cerita ini bisa berguna untuk kalian yang memiliki nasib sama sepertiku. 

I just wanna to tell u.. U are not alone. 

Mama, Kenapa Aku Memiliki Banyak Bulu

Ya tidak masalah kalau laki-laki. Masalahnya, aku adalah perempuan. Yang mana selalu disuguhi statement bahwa perempuan itu biasanya memiliki kulit halus dan putih. Seperti iklan di TV itu. 

Aku? Putih enggak. Halus enggak. Sawo matang iya. Berbulu pula. 

Sebanyak apa sih? 

Oh, apakah aku harus memperlihatkan fotonya? Kurasa tidak ya. Karena sejak kuliah aku sudah memutuskan untuk menutup aurat. Walau masih tidak sempurna tapi memperlihatkan fotonya kurasa tidak bijak untuk orang yang sudah bersuami sepertiku. Hihi. 

Pokoknya. Buanyak_Banget. Haha. 

Sejak aku SD, bulu ditangan dan kakiku sudah sangat lebat. Sehingga aku pernah ditegur oleh seorang guru. 

“Win, kamu makai shampo kebalik ya? Kok bulu kakinya panjang buanget..”

Sejak ditegur seorang guru laki-lakiku itu. Aku menjadi insecure. Huhu

Jujur guru ini tamvan kek oppa. Mungkin ya maksudnya bercanda. Tapi bagiku itu hurt banget. Sejak itu aku selalu memakai kaos kaki panjang jika sekolah. Saat itu, masih tahun 1999. Aku masih berumur 9 tahun. Belum ada yang memakai kerudung dan pakaian muslim di tempatku. Aku masih mengenakan rok selutut saja. 

Aku pulang dengan sedikit menangis kala itu lalu bertanya pada Mama, “Ma, kenapa aku berbulu lebat begini?”

Tapi Mama tidak pernah menjelaskan secara detail. Mama hanya bilang aku mirip abah (ayahku). Dan itu kehendak Allah. Tapi bukankah tidak lazim jika anak perempuan berbulu selebat ini? Bahkan lebih lebat dari kakakku yang laki-laki? 

Katanya, Anak Perempuan yang Berbulu itu Beruntung

Sejujurnya, aku sering sekali mendapat semangat dari Mama dan Abah tentang kondisi fisikku. Mereka bilang bahwa anak perempuan yang berbulu itu ‘peuntungan hidup’. 

“Kada usah minder. Anak binian bebulu tuh bauntung”

“Disayangi laki kena tahulah.”

“Lakian ketuju lawan binian bebulu”

Itulah yang menjadi penyemangatku. Mama dan Abah selalu menyayangiku dan memujiku. Aku tidak pernah mencukur bulu tangan dan kakiku. Sekalipun. Walau teman lelaki dan perempuanku sering bertanya bahkan usil menarik-narik bulu kakiku. Menyebalkan. 

Tapi, sungguh perkataan guru itu menggangguku. 

Jangan mencukur bulu, nanti tambah panjang. 

“Kenapa kamu pakai kaos kaki panjang mulu sih? Mau main sepak bola?”

Siapa yang mengucapkan itu? Hmm.. Pernah kan kalian punya perasaan suka untuk pertama kali? Yang mengucapkan itu adalah orang yang aku sukai pertama kali. Maklum, saat itu adalah fase pubertas.  

Seakan ingin membuktikan diri bahwa ‘aku normal’ maka aku mencukur bulu untuk pertama kalinya. Menggunakan silet. Daaan.. Luka dong. 

Tapi sungguh senang sekali melihat hasilnya. Ya ampun, ternyata kakiku ini putih sekali. Mungkin saking lebatnya si bulu ini. Jadi kulitnya terlindungi dari sinar matahari. 

Dan untuk pertama kalinya, aku pergi ke sekolah dengan kaos kaki pendek dan kaki putih nan mulus. Hanya untuk sebuah pembuktian kepada teman lelaki yang menegurku. Sungguh kekanakan kalau diingat-ingat. 😅

Aku lewat dengan pede sekali di depan teman lelakiku itu. Sampai matanya oleng karena kaki putihku saat itu. 

Tapi, itu tak bertahan lama. 

Sehari sesudah mencukur bulu, kakiku sungguh amat gatal. Aku pun jadi sering menggaruknya. Sampai merah-merah. Mama yang memergokiku sering menggaruk kakipun iseng bertanya. 

“Kenapa kaki ikam?”

“Digigit nyamuk ma..”

Iya. Mama masih tidak tau. Maklum, aku biasa memakai celana panjang kalau di rumah. Dan masih memakai kaos kaki panjang jika berangkat sekolah. Baru menggantinya diparkiran sepeda saja hari kemarin itu. 

Tapi bukan mama namanya kalau tidak jeli. Mama tau bahwa ‘saking panjangnya buluku’ maka pasti ada yang keluar dibalik celana panjangku kala berwudhu. 

“Kenapa bulu batis kam win? Kam larap kah?” 

Doeeenk. Akupun mendapatkan ceramah panjang lebar kala itu. Maklum. Mama selalu menasehatiku untuk tidak mencukur bulu. 

“Nanti tambah lebat” Kata mama. 

Dan akupun membenarkan kata-kata mama. Lihatlah kakiku sekarang, bibit-bibit bulu itu tumbuh makin hitam dan tebal.. Dan tentu saja gatal sekali. Hiks. 

Esok harinya, aku datang kesekolah dengan kaos kaki panjang lagi. Tidak ada lagi kaki putih dan mulus itu. Sudah expired. Expired dalam sehari. 

Cewek Berbulu itu Mirip Monyet

Kutukan yang muncul gara-gara aku mencukur bulu itu ternyata mengerikan. 

Pertumbuhan bulu kaki itu sampai menembus kaos kakiku. Iya, memang separah itu. Sehingga kaos kakiku seperti kaktus. Berduri. 

Dan sialnya, ketika aku di sekolah.. Ada saja yang memperhatikan itu. Awalnya hanya gara-gara teman-temanku berbicara tentang kumis. Lalu beberapa dari mereka melirik kearahku. Melihat wajahku dengan lama lalu kearah tangan.. Daan.. Kakiku. 😣

“Dikelas kita ini kayaknya si Aswinda ini yang paling banyak bulunya..”

“Bukan, kumisnya tebelan si Anu”

“Tapi si Anu tangannya gak berbulu. Cuma kumisan sama bulu kaki aja. Lagian dia kan cowok. Ya wajar.”

“Iya ya, tapi Aswinda kakinya enggak berbulu tuh. Kemarin pas pake kaos kaki pendek kakinya putih.”

Aku masih ingat perasaanku kala itu ketika menuliskan cerita ini. Bagaimana merahnya mukaku, bagaimana rasanya keinginanku untuk memotong kakiku saja. Malu sekali. Huhu. 

Mereka melihat kearah kaos kakiku dan tertawa dengan ‘mode kaktusnya’. 

“Eeeh.. Gak boleh ngetawain temen gitu” Kata salah seorang temanku.. 

“Iya, cewek yang berbulu itu perejekian. Aku pernah denger begitu” Bela temanku yang satunya. 

Dan kagetnya aku. Lelaki yang aku sukai pada masa puber pertamaku berkata, “Kata siapa? Cewek kalau berbulu itu ya mirip monyet.. “

Sejak itu, aku mencoret nama laki-laki itu. Berharap tidak lagi satu kelas denganku. Satu SMA denganku hingga kuliah. Jangan pernah bertemu dengan wajah menyebalkan itu lagi. 

Penjelasan Ilmiah tentang Perempuan yang Berbulu

Seiring berjalan waktu, trend sekolah dengan jilbab pun mulai muncul. Saat SMA aku berkerudung. Tapi, diluar sekolah aku tidak berkerudung. Maklum, masih labil dan masih merasa jauh lebih cantik tidak berkerudung. 

Satu hal yang pasti saat itu, tidak ada teman yang tau bahwa aku memiliki banyak bulu. Karena bajuku selalu lengan panjang dan celana panjang. Didalam maupun diluar sekolah, aku tidak pernah menggulungnya. Aku trauma kalau-kalau dibilang monyet lagi. 

Akupun akhirnya tau bahwa aku memiliki kelebihan hormon androgen. Umumnya, hormon ini dimiliki oleh lelaki, tapi hormon ini juga sedikit dimiliki oleh perempuan. Namun untuk kasusku, aku mengalami hirsutisme. 

Hirsutisme adalah suatu kondisi tumbuhnya rambut secara berlebihan pada tubuh dan wajah yang biasanya dimiliki oleh laki-laki tapi terjadi pada perempuan. Hal ini kemungkinan timbul akibat kelebihan hormon yang disebut androgen dan hormon utamanya adalah testosteron. Selain itu faktor keturunan atau etnis kemungkinan juga memainkan peran, karena jumlah rambut yang tumbuh ditentukan oleh faktor genetik.

Wikipedia

Aku beruntung loh, kasusku tidak terlalu parah. Aku membaca bahwa banyak sekali perempuan yang mengalami hirsutisme parah diluar sana. Bahkan sampai berkumis dan berjenggot panjang. Untuk kondisiku ini ternyata masih sangat ringan. 

Apakah bulu yang kumiliki adalah faktor genetik? 

Aku akan menjawab iya andaikan aku adalah seorang laki-laki. Mungkin saja aku mirip Ayahku. Tapi please aja, bulu milikiku bahkan lebih parah lebatnya dibanding Ayahku. Padahal, Ibuku mulus sekali. Heu. Jadi, aku ini Hirsutisme ringan namanya.. 

Hirsutisme parah bisa bergejala seperti suara yang berat, jerawat, botak, pigmen rambut yang kasar, penurunan ukuran payudara, pembesaran klitoris dan peningkatan massa otot.

Well, aku tidak memiliki gejala parah diatas. Suaraku tidak berat tapi punya 4 mode. Temanku dulu pernah bilang bahwa aku seharusnya menjadi dubber. Haha. 

Urusan pigmen rambut sedikit benar. Rambutku hitam lurus dan bilah rambutnya seperti bilah sapu. Lucunya teman-temanku selalu iri pada rambutku. Sejak SD sampai SMP mereka selalu bilang bahwa rambutku hitam dan lebat. Tidak ada cela layaknya iklan shampo. Padahal kalau diperhatikan rambutku ini tidak lembut melainkan kasar. Meski begitu, pujian teman itu benar-benar meningkatkan rasa percaya diriku sehingga aku masih malas memakai jilbab kala SMA dulu. Rambut hitam lebat itu adalah berkah dari hirsutisme ringan ini. 

Alisku sangat tebal. Layaknya sinchan. Aku juga berkumis. Tapi tidak parah. Tidak nampak sekali layaknya Iis Dahlia. Mungkin seperti Intan Nuraini. Bukan, bukan kepedean mirip artis ini. Aku cuma ingin kalian membayangkan tingkat lebatnya seperti apa. Kalau wajahnya sih jelas kalah jauh. Wkwk. 

Tapi, ada satu yang aku duga ‘mungkin’ ikut menjadi faktor penyebab aku memiliki banyak bulu. 

Aku berada dalam perut Mama hampir satu tahun. Kalau orang dulu bilang, mamaku hamil kebo. Air ketubannya bahkan hampir kering. Maklum saja, orang zaman dulu tidak sepeka kita akan HPL. Aku menduga-duga.. Ini turut mempengaruhi faktor kulit berbulu ini. Walaupun masih belum ada bukti ilmiahnya. 

Kamu Wanita Berbulu Juga? Jangan Minder! 

Aku menulis cerita ini di blog bukan tanpa alasan. Pada suatu grup aku melihat ada cewek curhat panjang lebar tentang kondisi kulitnya yang berbulu. Dia juga memoto bagian kumis dan alisnya. Ya ampun, dia mirip aku pikirku. 

Anak ini dalam masa pubertas juga. Kuduga dia non muslim. Aku tau sekali bagaimana perasaannya. Pasti dia minder. 

Mungkin juga ada saatnya anak itu akan mengalami rasa tidak pede sepertiku. Bahkan saking tidak pedenya sampai bertanya-tanya, “Bisakah jenis werewolf sepertiku mendapatkan jodoh?”

Well, didunia ini.. Akan selalu ada orang yang melihat sisi buruk kita. Kita tidak bisa menyuruh mereka untuk diam. Tapi, kita selalu bisa mengontrol diri kita sendiri. Apakah memilih denial pada kekurangan itu, atau menerimanya? 

Pada akhirnya, aku menerima seluruh kekurangan yang ada pada diriku. Aku berbulu, aku berkumis, alisku lebat tidak karuan bahkan dibilang perias tidak bisa diatur saat aku bersikeras untuk jangan mencukur, aku bahkan memiliki tahi lalat besar dibawah hidung. But I try accepted it. 

Sebelum menikah, aku bilang pada calon pasanganku akan kekuranganku. Semuanya. Aku bercerita padanya bahwa aku werewolf, bahwa bulu kakiku lebih lebat dan panjang dari pada bulu kakinya. Dia kaget? Oh tentu saja. Hahaha. 

Tapi diatas semua kekuranganku, aku jauh mensyukuri semua kelebihan yang Allah beri padaku. Alisku tebal dan tak perlu pensil alis untuk berdandan, rambutku tidak pernah rontok bahkan walau sudah menyusui 2 anak, kumisku bisa ditutupi dengan concealer, tahi lalatku.. Ah sudahlah. 

Untuk kalian yang mungkin memiliki nasib yang mirip denganku. Cobalah melihat kaca lagi. Mungkin apa yang orang dulu bilang tentang cewek berbulu itu betul. 

“Perejekian.. Disayang suami..” Mama selalu mengatakan itu padaku seolah itu adalah sebuah doa. 

Dan itu terjadi. Benar-benar terjadi. 

PS: Jika suatu hari aku bertemu dengan lelaki yang menyebutku monyet lagi. Aku berharap saat itu aku sedang dalam keadaan cantik paripurna dan menggandeng suamiku. Sungguh aku ingin pamer. 

Gigi Susu Seri Anak 20 Bulan Patah? Aku Harus Bagaimana?

Gigi Susu Seri Anak 20 Bulan Patah? Aku Harus Bagaimana?

BRAK

Humaira jatuh dibelakangku ketika hendak menaiki kursi kerja Ayahnya. Biasanya, ia tidak pernah jatuh. Tapi lihatlah hari itu? 

Rupanya ia menaiki kursi itu dari atas kasur. Karena si kursi memiliki roda, maka kursinya maju ke depan saat ia naiki. Berakhir dengan suara bruk dan tangisan Humaira yang kencang. 

Aku langsung menghampiri Humaira sambil melihat kearah wajahnya. Ia memegang mulutnya. Tidak ada darah waktu itu. 

Tapi saat kubuka mulut Humaira. Aku shock. 

Gigi serinya patah. Patah membentuk huruf V dengan pola membelah giginya. Gusinya berdarah. Patahan gigi itu langsung aku amati, kemudian aku lihat lagi kearah giginya yang patah. 

Ya Allah. Goyang. 

Sebuah Penyesalan: “Kenapa Kamu Harus Jatuh Humaira?”

*tak kusangka ini adalah foto kecil Humaira dengan gigi seri cantik dan sehat yg terakhir..hiks*

Akupun langsung berteriak memanggil suamiku. Ayah Humaira langsung datang dan melihat kearah gigi Humaira. Melihat ekspresi panikku, ia lantas berkata, “Gakpapa.. Gigi susu juga. Nanti bakal tumbuh lagi..”

“Tapi giginya goyang pah, Humaira masih belum 2 tahun bahkan. Masa sudah ompong. Gigi susu ini jangan dianggap remeh. Bakal ngaruh ke pertumbuhan gigi permanennya nanti.”

“Enggak papalah.. Udah gak usah panik. Kan cuma patah doang.”

“Harus ke dokter pokoknya..”

“Kalau kedokter bisa diapain juga? Anak kek Humaira gini paling ngamuk-ngamuk kalau disuruh buka mulut..”

Akupun mencoba berpikir logis. Benar juga, kalau dibawa ke dokter memangnya bisa diapakan? Toh tidak bisa ditambal. Paling-paling hanya dibersihkan. 

Sambil memeluk Humaira erat dan menyusuinya. Aku menyesali kelengahanku dalam menjaganya hari itu. Andai saja aku tidak lengah. Andai aku melihat. Andai.. Andai.. Andai.. 

Mungkin Humaira tidak akan jatuh andai saja aku saat itu tidak memegang handphone. 😭

Baca juga: Ketika Gigi Seri Emak Patah

Pertolongan Pertama Ketika Gigi Susu Anak Patah

Saat hatiku ingin sekali melempar smartphoneku demi menyalahkannya maka aku menatapnya kembali. Pikiran logisku masih bekerja. 

Aku langsung menghubungi dokter gigi langgananku, memoto gigi Humaira dan meminta saran darinya. Kalau harus ke dokter maka aku akan bersiap dan segera ke dokter. Aku tidak peduli dengan pandemi, yang jelas ini urgent. 

Akan tetapi.. 

Yah, begitulah balasan dari Dokter. Satu sisi aku sedikit lega karena mungkin trauma gigi Humaira tidak seserius yang aku pikirkan. Tapi disisi lain, aku merasa harus banyak confirm pada dokter selain ini. Maka, akupun menanyakan pada temanku yang kebetulan suaminya adalah seorang Dr Gigi. Dan.. jawabannya seperti sebelah kiri gambar diatas. Hiks

Ya.. Tak cukup hanya bertanya kepada 2 Dokter Gigi, aku juga bertanya pada google. Membuka berbagai artikel yang related. Dan tentu saja mencari artikel blogger dengan pengalaman serupa. Namun hasilnya nihil. 

Sepertinya memang harus aku blogger yang menuliskan pengalaman pertama agar menjadi pembelajaran bagi yang bernasib sama. 

Sebagai pertolongan pertama saat anak jatuh dan cedera pada gigi. Maka rincian hal yang aku lakukan adalah:

-Segera menyusui anak untuk meredakan tangisan dan rasa sakitnya

-Konsultasi dengan Dr Gigi secara online. Bisa melalui WA atau aplikasi Halodoc. 

-Tidak memberikan makanan bertekstur keras, hanya memberikan susu dan bubur

-Membersihkan gusi dan gigi anak dengan cotton bud dan air garam saat ia tertidur. Jangan ditanya bagaimana caranya. Sulit sekali. Tapi harus berjuang. 

-Mengobati luka pada gusi (jika ada) dengan aloclair

-Kontrol kondisi gigi dan gusi anak dari hari ke hari. 

3 Hari Pasca Gigi Patah, Anakku terkena Radang Gusi

Hari kedua pasca jatuh, aku merasakan ada yang lain pada bau mulut Humaira. Terasa berbeda. Dan bau itu lengket pada payudaraku pasca ia menyusu. Akupun menepis kekhawatiranku. 

“Ah.. Namanya juga pasca jatuh.. ” Pikirku mencoba rileks. 

Aku selalu rutin membersihkan gigi Humaira. Walau jujur saja, pasca jatuh Humaira sangat takut disentuh bagian bibirnya. Termasuk adegan sikat gigi. Dulu, dia sangat suka sikat gigi. Karena itu giginya putih dan bersih. Pasca jatuh, dia jadi trauma kalau ada makanan atau benda yang menyentuh giginya. Akhirnya, segalanya penuh dengan tangisan. Hiks. 

Akupun tidak mau menyerah. Saat Humaira tertidur, aku sigap menyiapkan cotton bud dan larutan listerin+air untuk membersihkan giginya. Kadang ia terbangun karena sadar, kalau sudah begitu aku hanya bisa menyusui lagi lalu mengulanginya lagi saat dia tertidur. Sungguh sebuah perjuangan. Heu. 

Dan sedihnya, diatas semua perjuangan itu. Dihari ketiga pasca jatuh aku mendapati Gusi Humaira yang bengkak, bau mulutnya tambah parah. Dan sedihnya lagi, dia tidak mau makan.. 😭

Aku langsung sigap menghubungi Dokter langganganku, juga temanku. Menanyakan kepada mereka apakah anakku terkena radang Gusi? Karena dari gejalanya sangat mirip sekali. Gusinya bengkak, disentuh sedikit saja langsung berdarah, mulutnya bau, bahkan gigi sisanya terlihat mengecil saking besarnya bengkak digusinya. Gusinya sudah sebesar gigi disebelahnya. Mengerikan. 

Aku sangat sedih saat aku ingin ke dokter langgananku ternyata beliau tidak bisa. Saat sedang pandemi seperti ini rasanya aku tidak tega kalau membawa Humaira ke puskesmas atau ke RS dengan mengantri. Aku juga tidak mau hanya membawanya ke dokter anak karena toh dokter anak tidak bisa menangani giginya. Jangan tanya kenapa tidak dibawa ke dokter gigi yang lain. Karena sedihnya, praktik dokter gigi lain yang dekat dengan rumahku tutup selama pandemi. 

I feel so hopeless. Haruskah aku membawa ke dokter yang jauh dari rumah dan mengantri disana? Ditengah pandemi ke dokter gigi? Sendirian berkendara? 

Ketika Anak Terkena Radang Gusi di tengah Pandemi

Entah kenapa, saat sedang kalut begitu aku malah membuka instagram. Tidak sengaja aku melihat ig live tentang perawatan gigi susu pada anak. Nara sumbernya adalah seorang Dokter Gigi. 

Tanpa ba bi bu.. Aku langsung bertanya pada dokter tersebut tentang kondisi anakku. 

Saat mendengarkan penjelasanku sekaligus melihat foto gigi Humaira, Dokter tersebut langsung menyarankanku untuk segera ke dokter gigi. Akupun langsung menceritakan keadaanku. 

“Anaknya harus diberi antibiotik bu..”

“Boleh gak saya minta resep antibiotiknya saja dok?”

“Wah, harus dengan resep dokter langsung bu.. Soalnya saya tidak melihat kondisinya secara langsung.”

“Tapi dok, ini urgent. Dan dokter gigi saya tidak bisa menangani. Saya takut antri di RS kalau dengan bayi, kalau saya sendiri tidak papa. Praktik didekat sini tidak ada yang buka dok..”

Akhirnya, dengan segala rayuanku.. dokter tersebut mau memberikan resep antibiotik. 

I know.. I know cara aku ‘salah’. 

Tapi setelah berdiskusi cukup panjang tentang efek samping dsb. Aku yakin bahwa memberikan antibiotik pada Humaira adalah jalan satu-satunya agar ia bisa sembuh. Karena radang gusi hanya bisa sembuh dengan antibiotik. Dan jika terlambat dan dibiarkan maka akan menyebabkan intrusi gigi. Hal ini bisa membuat gigi sisanya lepas begitu saja hingga terubahnya struktur gusi. Dan of course mempengaruhi tumbuhnya gigi permanen. 

Aku sangat beruntung dipertemukan lewat instagram dengan seorang dokter gigi yang sangat komunikatif. Ditengah kekalutanku begini. Saking komunikatifnya, aku jadi punya banyak ilmu baru tentang gigi anak. Dan Dokter ini luar biasa sekali, dia bahkan rutin menanyakan kondisi anakku lewat DM Instagram. Hiks, speechless kan? 

Siapakah dokternya win? Aku jadi mau kepoin ignya. 

Aku tidak akan memberikan nama dokternya, karena terkait dengan pemberian resep ya. Takut niat baik malah jadi buruk nantinya. Hehe

Tapi serius, gimana kondisi Humaira setelah diberi antibiotik? 

Drama Memberikan Antibiotik pada Bayi dibawah 2 tahun

Gimana kondisinya Humaira?

Aku tidak akan bercerita seinstan itu. Karena cerita selanjutnya bukan seperti dongeng begini.. 

Beberapa hari setelah Humaira menghabiskan antibiotik, maka bengkaknya sembuh dan mengecil. Bau mulutnya hilang dan ia hidup bahagia selamanya.. 

Oh ferguso, hidup bahagia tidak seinstan itu. Tentu ada drama didalamnya. 

Hal yang lebih sulit dibanding membersihkan gigi Humaira pasca jatuh adalah meminumkan obat. Sungguh ini perjuangan sekali. 

Ditambah dengan sifat obat antibiotik yang horor. Yaitu harus dihabiskan dan sesuai dosis, kalau tidak maka bakterinya akan resisten. Artinya bakal makin parah. Horor kan? Orang gede aja susah on time minum obat. Yang ini bayi woy.. Bisa dimuntahin pula. Hiks. 

Hari pertama pemberian antibiotik sirup, Humaira langsung sigap memuntahkannya. Untungnya tanganku sudah bersiap menengadah muntahannya. Untungnya tidak ada makanan disana. Pure hanya obat. Sehingga bisa diminumkan lagi. 

Aku lalu bersiasat untuk mencampur obatnya dengan air putih di gelas. Namun percuma, Humaira tau rasa airnya berbeda. 

Trik terakhir, ya memang mau tidak mau bayi harus dipaksa. Apalah itu ilmu parenting yang bilang bla bla.. Aku tidak peduli. Ini urgent. 

Saat meminumkan obat aku perlu bantuan suami untuk membuka mulut Humaira dan menahan tangannya. Sedih jika mengingat adegan itu. Tapi bagaimana lagi, sebagai orang tua kami hanya ingin anak sembuh dari sakitnya. 

Hari kedua pasca minum antibiotik, bengkak gusi Humaira sudah berkurang, begitupun bau mulutnya. Ia juga sudah mulai mau makan. Meski masih sangat amat sulit untuk menggosok gigi. Gusinya masih sensitif ketika dibersihkan, terkena cotton bud saja langsung berdarah. 

Gigi Patah Pada Bayi hingga Radang Gusi? Bisa sembuh kok! 

Oke langsung lanjut hari terakhir pemberian antibiotik saja ya. Karena kalau drama terlalu panjang nanti jadi ‘terjatuh 1,terjatuh 2,terjatuh 7..’ kan panjang kayak sinetron. Jadi loncat aja. 😌

Pasca antibiotik sudah habis, bengkaknya sudah hilang. Hanya menyisakan sedikit benjolan gusi. Dan aku berharap ini tidak akan mempengaruhi pertumbuhan gigi permanennya. Amiin. Dan berikut bisa dilihat proses perubahan pada gusi dan giginya.

Seiring dengan hilangnya radang gusi, gigi Humaira yang patah dan goyang sebelumnya juga menjadi sedikit menguat. Awalnya goyang sekali loh. 

Walau giginya tidak bisa dipakai untuk menggigit tapi aku bersyukur sekali karena bau mulut Humaira sudah hilang. Yang menjadi peer sekarang ini adalah bagaimana cara merawat giginya yang patah itu? 

Iya, karena tidak bisa digosok. Aku takut goyangnya tambah parah. Dan hanya bisa dioles lembut memakai cotton bud. Dan itu tidak maksimal membersihkan. 

Akhirnya, kami hanya bisa menjaga saja. Dengan tidak memberikan Humaira makanan yang manis-manis hingga sering-sering menyuruhnya minum air putih. 

Giginya yang goyang itu, sekarang warnanya sedikit coklat dibanding gigi yang satunya. Tetapi, ah yang namanya bayi.. Tetap saja senyumnya lucu sekali. 

Semoga gigi permanenmu akan baik-baik saja ya Humaira. 

Maafkan mama. 

PS: Kalian tau? Humaira tidak jera-jeranya naik kursi kerja Ayahnya. Bahkan sekarang lanjut menaiki meja kerjanya. Ajaibnya anak kecil itu.. Mereka tidak mengenal trauma dan terus mencoba menjawab rasa ingin tahunya. 

Kangen Jadi Blogger Curhat yang Dulu

Kangen Jadi Blogger Curhat yang Dulu

“Entah kenapa sekarang Blog Walking gak seseru dulu. Mungkin karena sekarang kalo blog walking tulisannya pada sponsor mulu ya..”

“Iya, kan butuh traffic dan engangement juga.. “

“Tapi jadi gak asik lagi ya.. Pernah gak kamu ngerasain jenuh ngeblog karena hal begini?”

Dan jangan terbawa serius dengan obrolan diatas. Apalagi bertanya, ngobrol sama siapa win? 

Jujur, aku ngobrol sama kaca. 

Kangen Nulis Polos Kek Zaman Dulu

Dulu, waktu belum mengenal job.. DA, PA, SEO dan sebagainya. Sepertinya tulisanku lebih lepas dan luas. Dan yang kurasakan adalah, sepertinya dulu aku memang membutuhkan blog untuk mencurahkan isi hati. Iya, dulu aku adalah blogger curhat yang jujur saja.. Enggak peduli woy orang mau ngomong apa sama curhatan aku. 

Seiring berjalan waktu, aku kenal dengan blogger A, B, C dan D. Lalu, semakin kesini sepertinya aku memiliki ‘urat malu’ untuk curhat lagi. Aku pun memutuskan hanya menulis sesuatu yang bermanfaat dan dibutuhkan. 

“Untuk apa menulis banyak-banyak dan enggak karuan kalau tidak ada yang baca?” Itulah salah satu komentar teman bloggerku. 

Dan hal itu memang benar. Namanya ilmu SEO itu perlu, riset keyword dsb perlu untuk menunjang tulisan. DA PA dsb perlu untuk kualitas job. 

Masalahnya, semakin kesini.. Jujur aku merasa semakin minder dan malu untuk menjadi blogger lepas seperti dahulu. 

Yang suka menjebolkan capslock kalau marah. Juga suka lompat-lompat tanpa menghiraukan EYD. Aku kangen menjadi anak kecil yang mencoret tembok sembarangan itu. 

Apakah Arti Menulis Bagimu? 

Termangu melihat Humaira yang tertawa lepas sambil mencoret-coret tembok. Lama. 

Aku semakin merenung, sebenarnya.. Apa arti menulis bagiku ya? 

Kenapa aku sekarang harus malu untuk menuangkan ekspresi? 

Apakah aku sudah move on atau malah menjadi blogger yang stuck hanya karena mengejar standar seperti kebanyakan? 

Aku kemudian melihat Farisha, lantas iseng bertanya padanya, “Pica, kenapa gak ikut Humaira mencoret tembok?”

“Memangnya mama enggak marah kalau Pica mencoret tembok?”

Lama kuberpikir. Apakah aku memiliki alasan yang sama dengan Pica? Aku takut berekspresi karena takut dengan pendapat orang lain? 

“Kalau Mama tidak marah, apa Pica masih suka mencoret tembok?”

“Enggak ma, Pica gak suka lagi. Karena Pica sudah punya tempat yang pas. Mama sudah membelikan buku gambar dan Mama juga bilang untuk memanfaatkan kertas bekas print gagal yang tidak terpakai untuk dicoret-coret. Jadi kenapa harus mencoret tembok? Itukan kerjaan bayi kayak Humaira..”

Kerjaan bayi? Pikirku lama. 

Perkataan Pica banyak menyadarkanku. Bahwa sebenarnya, apa yang aku lakukan selama ini bukanlah hal yang sepenuhnya salah. Aku bukanlah seorang blogger yang tersesat karena mabuk dengan sponsored post. Aku hanyalah seorang blogger yang sedang dalam tahap picky. 

Bahwa tulisan memiliki tempatnya masing masing. Arti menulis bagiku bukan terpaku hanya pada blog saja. 

Aku sudah sedikit memahami blog. Ada 2 hal yang harus dipilih untuk memaksimalkan traffic. Yang pertama adalah branding maksimal di sosmed sedangkan yang kedua adalah memanfaatkan SEO. 

Sejak memiliki anak kedua, aku tidak bisa memaksimalkan branding di sosmed lagi. Pikiranku penuh dengan cabang. 

Baca juga: 9 Hal Penyebab Tulisan Emak Tak Kunjung Selesai

Aku memiliki banyak hal untuk dicurhatkan, tetapi aku malu menuliskannya di blog. Sekarang, aku seperti Pica yang belajar menggambar di kertas bekas. Kertas itu berserakan. Dan kukumpulkan. 

Aku masih membutuhkan menulis untuk hidup. Tapi, aku tidak bisa membagikan semua tulisanku. Ada yang kusimpan sendiri, ada yang aku sharing dengan teman dekatku, dan blog ini bukanlah tempat untuk itu. 

Kangen Seperti Dulu, Tapi Belajar Menyaring dan Menahannya

Yup, intinya aku memang kangen dengan diriku yang dulu. Yang tidak tau malu. Semuanya dicurhatkan di blog. Tulisannya memang organik dan menarik. Tulisannya lepas, seru, melegakan. Tapi, tidak begitu bermanfaat. 

Lagi pula, sebenarnya aku sudah menuliskan curhatan-curhatan itu di media yang tidak diketahui. Jadi toh sebenarnya, aku ini bukannya sedang mengalami ‘blocked’ dalam menulis. Tapi belajar memisah-misahkan ekspresi dan manfaat. 

Ah, ternyata jadi ‘blogger dewasa’ itu susah. Kangen dengan blogger apa adanya seperti dulu. Tapi, rasa kangen itu dikalahkan oleh rasa ingin menjadi lebih baik. *eh gimana? 

Apa kalian ada yang sepertiku? Kangen dengan zaman ngeblog dahulu? 

Pengen Wisata ke Pasar Terapung Banjarmasin? Nginepnya di Summer Bed and Breakfast Aja Yuk!

Pengen Wisata ke Pasar Terapung Banjarmasin? Nginepnya di Summer Bed and Breakfast Aja Yuk!

“Pasar terapung banjarmasin sekarang tambah cakep ya win. Terakhir aku kesana kan 5 tahun yang lalu. Kok liat foto di ig mu kayak tambah bagus n rame aja.”

“Iya, emang tambah rame. Tapi kan btw kamu ke pasar terapung yang di pangeran kan kemarin? Masih yang deket makam sultan suriansyah? Udah tau kalo pasar terapung sekarang ada yang di siring tandean?”

“Wah, jadi ini di siring? Pantes aja kek beda banget.. “

“Iya di siring”

“Wah.. Jadi kangen banjarmasin. Nanti kalo aku kesana kamu jadi guide aku ya. Udah lupa banget sama banjarmasin nih..”

“Ashiaaap”

Pasar Terapung Siring Tandean, Pesona Tempat Wisata Terbaru di Banjarmasin

Kalian yang berada di luar Banjarmasin pasti banyak yang enggak tau nih kalau Pasar Terapung sekarang juga ada di siring tandean. Lokasi ini berbeda jauh dengan pasar terapung yang ada di pangeran. Selain pemandangannya lebih menyenangkan, letaknya yang berada ditengah kota juga memudahkan para wisatawan berkunjung. Tidak hanya itu, para pedagang pun lebih beragam di pasar terapung ini loh. 

Kalau aku sih termasuk warga banjarmasin yang sangat sering kesini. Maklum, penduduk lokal yang jarang ke luar kota. Jadi ya jalan-jalannya sekitar banjarmasin saja. Meski begitu, aku tidak kunjung jenuh loh jalan-jalan di sekitar pasar terapung ini. Karena selain berolah raga membawa keluarga disini, aku juga bisa mampir ke beberapa tempat termasuk kulinernya juga tentunya. 

Disepanjangan siring selain terdapat pasar terapung juga terdapat menara pandang, aku dan keluarga sering sekali kesini untuk memandang kota banjarmasin dari ketinggian. Nah, dalam perjalanan ke menara pandang biasanya aku juga mampir ke perpustakaan daerah hingga berfoto dengan badut-badut di sekitar sana. Biasalah, hiburan receh emak dan anak. 

Setelah lelah berjalan, jika waktu dzuhur telah tiba kami juga mampir ke Masjid Raya Sabilal Muhtadin. Dulu, setiap malam jum’at aku selalu mengajak Farisha kesini untuk ikut pengajian. Setelah Humaira lahir kegiatan itu terhenti. Dan hanya berlanjut di akhir pekan untuk sholat disini. 

Nah, biasanya kami juga tidak lupa untuk mengunjungi patung bekantan. Patung besar yang menjadi maskot kota banjarmasin ini terlihat lebih indah jika di malam hari. 

Pokoknya, kalau ditanya tempat wisata mana di banjarmasin yang oke banget buat dikunjungi di akhir pekan? Ya pasar terapung siring tandean jawabannya. Karena bukan hanya pasarnya yang unik. Tempat-tempat di sepanjang siring juga menarik untuk dikunjungi

Lalu, tempat wisata apalagi win yang menarik di banjarmasin? 

Aku sudah pernah loh menulis beberapa tempat wisata di banjarmasin. 

Baca juga: Family time di banjarmasin, kemana aja yah? 

“Aku mesti nginap dimana win kalo aku ke banjarmasin nanti?” Ucap temanku

“Nah, Aku punya rekomendasi hotel yang bagus di sekitaran pasar terapung.. Kebetulan juga pernah kesana.. Namanya adalah Summer Bed and Breakfast..

Review Summer Bed and Breakfast

Buat kalian yang ingin berwisata ke banjarmasin, aku rekomendasikan untuk staycation di Summer Bed and Breakfast. Bukan tanpa alasan loh aku merekomendasikan hotel ini. Iya, yang jelas aku sudah pernah menginap dan sarapan disana bersama keluarga kecilku. 

Hotel Summer ini terletak di seberang kelenteng Cina, tepatnya di jalan Veteran no. 3, Gadang, Kec. Banjarmasin Tengah. Dari jembatan sasirangan yang membelah siring saja kalian sudah bisa melihat tulisan summer di atas. Terbayang bukan pemandangan dari atas hotel ini? 

Mari kita masuk ke dalamnya. 

Kamar dan Fasilitasnya

Kebetulan, aku menginap di superior room seharga 350.000 per kamar. Untuk budget terjangkau sedemikian, aku sudah bisa menikmati tempat tidur empuk nan mewah, penerangan kamar yang nyaman, TV, AC, Meja tempat meletakkan berbagai barang, hingga lemari baju dan hangernya. Tak lupa disertai dengan kaca ukuran besar di samping kanan depan tempat tidur. Dan yang menyenangkan adalah pemandangan dari luar jendela. Wah, kelenteng cinanya terlihat. 

Didalamnya juga disediakan 2 botol air mineral ukuran sedang. Dan jika ingin memakai botol air mineral ukuran besar maka akan dikenakan harga 15ribu perbotol. Tersedia pula 2 gelas untuk minum serta daftar menu jika ingin makan. 

Oya, disini juga free wifi. Namun aku menyarankan untuk tidak membiarkan paket datamu habis, karena sinyalnya sedikit lemah. 

Kamar Mandi

Kamar mandi disini juga tergolong nyaman. Ada westafel, kloset duduk, hingga shower hot n cool. Handuk di kamar mandi juga tercium wangi dan bersih. Dan tentu saja semuanya dilengkapi dengan perlengkapan mandi seperti pasta gigi, sikat gigi, sabun dan shampoo. 

Restoran

Nah, jangan ngaku pernah staycation di summer kalau belum berkunjung ke rooftop bar atau restorannya. Karena menurutku, view disinilah juaranya jika dibandingkan dengan hotel lain di banjarmasin. 

Bahkan, banyak loh para pengunjung yang hanya mampir kesini saja untuk sekedar nongkrong. Karena tempatnya memang nyaman dengan desain yang khas. 

Breakfast

Aku sarapan apa disini? Nah, ini dia sarapanku. 

Hanya nasi goreng dengan ayam lada hitam dan omelet. Pilihan sederhana asalkan semua keluarga suka. Sebenarnya banyak menu yang menggiurkan disini, hanya saja aku ragu kalau anakku suka. Jadi ya seragamkan saja. Haha. 

Aku suka dengan rasa nasi gorengnya yang dipadu-padankan dengan ayam lada hitam. Ternyata rasanya tidak pedas. Bahkan anakku yang tidak suka pedas saja suka. 

Wisata Kuliner Banjar Sekitar Summer Bed and Breakfast

Buat yang suka jalan-jalan kuliner doang, gak ada salahnya kok staycation di hotel ini juga. Sekitaran sini juga banyak wisata kuliner yang pas buat dicicipin. Apalagi kan kulinernya ‘urang banjar’ itu selalu ngangenin. 

Disekitar siring dekat perpustakaan ada warung soto banjar. Jangan lihat warungnya, nilai rasanya. Aku sudah pernah kesini dan rasanya tidak kalah enak dengan soto bang amat yang hits itu loh. 

Jika hari sabtu dan minggu tlah tiba, ada berbagai macam stand penjual dadakan di sekitar siring yang menjual berbagai menu khas banjar seperti ketupat kandangan, lontong banjar, hingga berbagai kue khas banjar. 

Dan iya.. Wisata kulinernya juga bisa diatas kelotok. Inilah ciri khas banjarmasin. Hihi

Summer Bed and Breakfast, Hotel dengan Banyak Spot yang Instagramable

Tak mau membuang waktu di hotel dengan berleyeh-leyeh ria saja, maka aku memutuskan keluar dan jalan-jalan keliling hotel bersama suami ketika Humaira sudah tidur. 

Ngapain win? 

Hunting foto dong.. Hahaha..

Oh astaga jiwa narsisku kambuh melihat spot-spot yang instagramable di hotel ini. Cekrek sana, cekrek sini. Sampai tak sengaja HP suami pun jatuh dan retak gara-gara ulahku. Haha. Sedikit drama dibagian ini tapi berakhir tidak apa-apa karena hidup perlu banyak rasa.. *tsaaah.. 

Suami: “Astaga, HPku belum juga 1 tahun sudah pecah..”

Aku: “Lihat dong.. ” (Sambil membuka gallery, oh.. Fotonya masih aman.. *senyum licik) 

Dan inilah hasil foto-foto narsis itu.. 😌

Nah, itu dia cerita tentang pasar terapung dan hotel summer bed and breakfast. Oya, kalian bisa kepoin Instagram Summer Bed And Breakfast di @summerbnb.

So, staycation di banjarmasin? Ke Summer Aja Yuk!

Scarlett Bodycare Bisa Mencerahkan Kulit? Yay or Nay?

Scarlett Bodycare Bisa Mencerahkan Kulit? Yay or Nay?

“Pandemi begini adalah waktu emas buat emak rumahan agar bisa cerah minimal gak belang kayak zebra lagi..”

Iya, kalau dulu aku suka panas-panasan pas siang hari untuk antar jemput anak sekolah hingga mengaji.. Kini semuanya serba dilakukan di rumah aja.

Bagi cewek zodiak virgo, pasti tau banget kalau dia sudah dalam fase hibernasi. Pastinya dia harus punya target ketika keluar nanti.

Targetku sih simple aja. Semoga pas pandemi berakhir body aku rada cerah dan gak kusam. Tangan dan muka aku gak belang lagi. Haha, sesimple itu ternyata.

Keracunan Produk Bodycare Scarlett karena Endorse Selebgram

Beberapa bulan yang lalu, aku mulai kembali aktif di facebook. Walau masih sedikit malas untuk update status tapi setidaknya aku masih tau kabar-kabar dari teman-temanku. Dan aku pun sekarang memiliki hobi baru di facebook. Yaitu menonton vlog dari berbagai page facebook. Tak terkecuali vlog tentang belajar dandan, tips and trick hingga memasak juga.

Dari rajin scroll di facebook. Kadang muncul berbagai iklan. Dan iklan yang paling menarik perhatianku adalah bodycare dari scarlett. Wah, ini kok sepertinya bagus? Pikirku.

Tak lama, salah seorang teman SMA ku memajang sebuah status di WA story. Ia sudah membeli produk scarlet dan katanya bagus sekali. Baru 2 minggu hasilnya sudah terlihat. Belum lagi wanginya katanya, jadi gak pernah pakai parfum lagi saking wanginya.

Tak mau terlalu lama penasaran, akhirnya akupun memutuskan ikut membeli produk scarlett di shopee. Kebetulan saat itu ada diskon 20%, mana voucher gratis ongkirku masih ada.

4 hari kemudian, produknya sampai di rumah. Aku beli gak banyak sih, cuma produk basic aja. Namanya juga masih coba-coba. Jadi gak dapet box exclusive, hehe. Tapi salut deh bubble wrapnya tebal dan di masukin box lagi. Jadi bener-bener anti tumpah.

Bagaimana Cara Mendapatkan Kulit Cerah, Bersih dan Sehat?

Sebelum lanjut membahas tentang produk scarlett yang udah aku beli, aku mau share dulu tentang informasi penting nih. Yaitu tentang gimana sih cara mendapatkan kulit cerah dan sehat? Apa cukup dengan menggunakan lotion impor dengan harga mahal? Cukup dengan mandi pakai air beras? Atau gosok badan pakai ampas kopi?

Segala hal diatas sebenarnya gak sepenuhnya salah. Akan tetapi, perlu diakui bahwa kalau mau punya kulit sehat dan cantik itu perlu ilmu. Thats basic.

Kenapa aku beli 3 produk bodycare dari scarlet? Gak beli handbodynya aja atau scrubnya aja? Itu karena semuanya penting.

Kalau ingin kulit sehat dan cerah, setidaknya harus rajin exfoliating kulit dengan scrub. Minimal 3 hari sekali. Hal ini agar sel kulit mati yang ada di permukaan kulit hilang. Jadi, kulit bisa menyerap skincare dengan optimal.

Pernah gak mengalami hal begini? Udah rajin pakai handbody tapi kok kulit begini-begini aja? Ya mungkin karena melewati fase scrubbing ini.

Tapi ingat, scrub juga jangan terlalu sering. Apalagi sampai 2 kali sehari. Nanti, kulit akan kehilangan kelembaban alaminya. Lantas gimana supaya kondisi kelembaban kulit stabil?

Cukup mandi pakai sabun saja 2 kali sehari. Makanya aku juga beli shower scrubnya scarlett juga.

Dan untuk memaksimalkan usaha ‘pengen kulit tambah cerah dan gak belang lagi” maka aku juga beli body lotionnya. Body lotion ini yang efek brighteningnya tinggi. Jadi fix ini gak boleh ditinggal kalau mau ikhtiar punya kulit cerah, bersih dan sehat ya!

Nah, selanjutnya mari review satu per satu produk scarlet setelah aku pakai selama 2 minggu.

Review Body Scrub Scarlett

So excited dengan body scrub ini. Karena ini yang pertama kali aku coba diantara ketiga produknya. Maklum, udah lama gak scrubbing.

First, mari bahas packaging. Aku suka dengan designnya yang soft and girly. Dengan nuansa pink dan putih serta kemasan yang enggak gampang tumpah karena di dalamnya ada lapisan aluminium foil yang bisa dibuka tutup juga.

Untuk tekstur aku suka dengan butiran scrub yang sangat halus ini, bisa dilihat di tanganku sendiri scrubnya halus dan tidak bergerindil sama sekali.

Setelah mengusapkan scrub keseluruh tubuh, diamkan selama 2-3 menit. Baru kemudian digosok secara perlahan dan dibilas dengan air. Aku suka sekali dengan scrub ini karena ketika diusapkan tidak membuat kulit terasa sakit. Biasanya, kalau menggunakan body scrub aku selalu menambahkan minyak zaitun. Karena beberapa bagian kulitku tergolong sensitif. Tapi sejak pakai body scrub scarlet, minyak zaitun aku awet dong. Haha

Review Shower Scrub Scarlett

Kan sudah pakai body scrub? Kenapa musti pakai shower scrub juga?

Ya kali, masa setiap mandi pake body scrub mulu. Emak juga punya balita yang suka nangis kejer kalau ditinggal mandi sebentar. Thats why, shower scrub begini penting banget.

Aku pilih beli yang promegrante. Si ungu yang eyecatching sekali dan memberikan efek brightening.

As you can see, ada buliran scrub berwarna biru dan pink yang dapat memaksimalkan saat membersihkan tubuh. Jadi memakai shower scrub ini sudah seperti semi scrubbing. Praktis dan enak.

Meski memiliki scrub halus tapi saat menggosok scrub ini memakai kedua tangan, scrub tersebut langsung berbusa. Dan busanya itu tidak over. Tau kan kalau sabun mandi yang busanya melimpah kadang suka bikin kulit kering? Sabun ini enggak. Alhamdulilah. Dan aku suka sekali dengan wanginya yang soft.

Review Body Lotion Scarlett

Next, ini dia yang paling aku suka dari ketiga produk yang aku beli. Fragrance Brightening Body Lotion-Freshy.

Dari awal produk ini datang, kedua anak perempuanku sudah excited ingin ikut mencoba. Si Pica dapet shower scrub, si Humaira dapet body lotion. Aku kemana? Panik berlari denger suara air mendidih di dapur. Haha.

Nah, untungnya walau si Humaira sudah pencet-pencet body lotion ini tapi isinya tidak keluar. Ketika aku perhatikan, oh.. Ternyata botol lotion ini ada lock unlocknya. Pantes saja tidak keluar isinya meski dipencet. Aku pun langsung tersenyum licik kearah Humaira. *Alhamdulillah lotion emak aman, kataku dalam hati.. Haha

Ketika mencoba lotion ini untuk pertama kali aku langsung merasa senang sekali dengan baunya. Ya ampun. Serasa pakai parfum keseluruh badan. Dan wanginya enak banget. FYI nih, varian body lotion yang freshy ini terbaru loh dari scarlett. Wanginya itu kayak Jo Malone English Pear & Freesia eau de cologne. Tau gak? Pecinta parfum pasti tau dong ya.

Tekstur dari body lotion ini padat dan lembut. Tidak terlalu cair, juga tidak sticky walau tergolong padat. Sebaliknya formulanya mudah meresap dan tidak lengket di kulit.

Aku pakai body lotion ini setiap habis mandi. Dan sejak pakai ini aku enggak pakai parfum lagi dong. Itupun suami nanya loh, “Mama beli parfum apa kok wangi banget.. ?”

“Enggg… beli ini pah. Nanti kalau abis beliin lagi ya.. !”

*eaaa.. 😆

So, Scarlett Bodycare Beneran Bikin Kulit Tambah Cerah dan Gak Belang Lagi Gak?

“Kulit tangan sama mukanya kok beda, jangan-jangan ketebelan pakai make up aja tuh mukanya..”

Sering banget aku dibilang begitu. Hahaha. Padahal ya emang beda warna muka dan kulit. Apalagi aku memang suka naik kendaraan tanpa sarung tangan dan sunscreen.

Kadang suka ngiri sama Humaira, anak bungsuku yang kulitnya udah putih duluan. Walau panas-panasan gak pernah muka dan tangannya belang kek emaknya. Yaelah, iri dengki kok sama anak sendiri? Hahaha

Kalau aku sih nyampur gak jelas. Seperti halnya muka dan tangan. Warnanya beda banget. Apalagi waktu sering antar jemput anak sekolah n ngaji. Sering banget lupa pakai sarung tangan. Akhirnya belang. Hiks.

Keliatan banget loh, bahkan difoto juga kelihatan sekali. Coba deh lihat foto dibawah ini

Bukan karena make up sih belangnya. Memang aslinya bener-bener belang. Karena itu, ketika anak gak sekolah karena pandemi ini aku harus bisa bikin muka dan tangan gak belang lagi.

Selama 2 minggu memakai produk scarlet, perlahan belang tanganku mulai hilang. Kulitku ini problem masalahnya bukan hanya pada belang saja, tapi kulitnya memang rada ‘tipis’. Makanya, keliatan banget kan urat tangannya? Tapi lumayan banget berkurang itemnya sejak pakai scarlet. Efek brighteningnya benar-benar terlihat. Senang banget!

Dan senengnya lagi itu, ketika aku bandingkan warna tangan dan muka.. Warnanya udah sama dong. Yeay!

Receh sih ya? Tapi buatku ini luar biasa loh. Soalnya belang tanganku ini lumayan parah sebelumnya.

Beli Scarlett Lagi? Atau Mau Coba Kelain Hati?

Aku sudah ngebuktiin kalau produk scarlet worked banget buat kulit aku. Belang ditanganku berangsur sama warnanya dengan kulit wajahku. Jadi, kalau sudah cocok dengan satu pruduk.. Kenapa musti coba yang lain?

Semua rangkaian bodycare dari Scarlet ini mengandung Glutathione dan Vitamin E yang bisa mencerahkan, melembabkan, dan menutrisi kulit. FYI, Tidak semua handbody yang mengandung glutathione biasanya cocok untuk kulitku.

Semakin aman rasanya karena produk ini sudah terdaftar di BPOM serta not tested on animals. Ini penting karena gak mau kan produk yang kita pakai ternyata abal dan macam-macam?

Untuk harga satuan produk ini adalah 75.000. Nah, ada paket hematnya juga loh. Lima item harganya 300.000 (dapet box exclusive+free gift)

Kalian bisa order produk ini melalui official storenya di shopee (Scarlett_whitening) atau melalui whatsapp ke 087700163000.

Hari gini masih belang-belang kek zebra? Malu atuh, kan di rumah aja. Yuk, yang rajin lagi perawatan dirinya.. Kulit cerah, hati jadi cerah juga kan.. 🙂

IBX598B146B8E64A