Browsed by
Month: February 2018

Review Wardah Renew You Anti Aging Insentive Serum

Review Wardah Renew You Anti Aging Insentive Serum

Anti Aging? Perlu gak sih?

Ada gak sih yang suka bertanya-tanya perlu gak sih sebenarnya pakai anti aging?

Apa anti aging dipakai buat emak-emak umur 30an aja?

Apa anti aging perlu dipakai ketika tanda penuaan sudah muncul?

Apa anti aging sebaiknya mulai dipakai menjelang usia 25? sebelum tanda penuaan muncul?

Sebaiknya anti aging kayak gimana sih yang dipakai? Buat aku yang.. Bla bla bla..

Nah, hal ini juga pernah ditanyakan olehku. Dan para temanku bilang bahwa kita perlu anti aging menjelang usia 25, tidak perlu menunggu tanda penuaan muncul. Karena kalau sudah muncul malah susah hilangnya..

So, Kesimpulannya.. Memakai anti aging adalah sebuah langkah pencegahan penuaan pada kulit. Bukan menghilangkan penuaan saja. Mencegah lebih baik dari pada mengobati bukan?

Dan untuk aku sendiri, sebenarnya baru pertama kali memakai jenis serum anti aging. Biasanya, aku cuma pernah sesekali memakai pelembab yang mengandung anti aging. Bukan jenis serum. Kenapa mendadak beli beginian sih?

Karena.. Emak takut menua.. Huahahaha..😂

Iya.. Umur aku sudah 27 tahun yang artinya sudah hampir kepala tiga. Takut juga sih kalau-kalau tanda penuaan mulai muncul. Apalagi kalau liat daerah bawah mata yang sudah dari sononya koleksi komedo putih yang membentuk kantung mata. Bawan baper lah liat begitu.

Makanya kemarin ketika emak jalan-jalan beli kosmetik, akhirnya tergoda liat packaging si ungu yang unyu-unyu ini. 😍

Melayanglah duit emak sebanyak 75ribu. Akhirnya emak ga jadi beli make up karena inget budget kosmetik emak tiap bulan ga boleh lebih dari 100ribu. Jadi, udah beli mahal kan rugi ya kalau ga direview.. 😂

Kenapa Pilih Wardah ?

Karena.. Wardah serum anti aging ini punya terobosan baru namanya Advance RecoverAge System, yaitu terobosan dalam perawatan kulit yang membantu menyamarkan tanda-tanda penuaan (kulit kering, garis-garis halus, bintik hitam, warna kulit tidak merata, dan berkurangnya elastisitas kulit).

Wardah Renew You ini Lebih dari sekedar serum. Karena ini adalah perawatan kulit yang mengandung lebih dari 10 bahan aktif yang merawat kulit dengan lebih intensif. Serum inovatif wardah ini cepat meresap dan membantu menyamarkan 10 tanda penuaan kulit.

Bahan Aktifnya apa aja?

Pastinya aku tergoda karena bahan dari produk ini juga bener-bener bagus. Berikut keterangan pada kemasan:

Serum bertekstur lembut ini diformulasikan dengan ekstak stem sel Apel (Malus Domestica), bahan aktif premium yang membantu melindungi sel-sel kulit yang paling berharga, skin stem cell, dari penuaan dini. Mengandung 5 Botanical Extract yang menjaga kelembaban kulit, dilengkapi dengan Advanced Moisturizing Complex yang membantu menjaga agar kelembaban bertahan lama. Kandungan Vitamin E, Centella Asiatica, dan Resveratol sebagai antioksidan. Peptide memberikan manfaat pada kulit untuk menjaga elastisitasnya. Allantoin ditambahkan sebagai anti iritan. Kulit menjadi lebih cerah, halus dan tampak lebih muda.

Berikut tertulis komposisi pada kemasan:

Aqua, Aloe Barbadendis (Aloe Vera) Leaf Extract, Biosaccharide Gum-1, Dimethicone, Vaccinium Myrtillus Fruit/Leaf Extract, Cyclopentasiloxane, Pentylene Glycol, Glycerin, Saccharum Offinarum (Sugar Cane) Extract, Xanthan Gum, Phenoxythanol, Butylene Glycol, Citrus Aurantium Dulcis (Orange) Fruit Extract, Citrus Medica Limonum (Lemon) Fruit Extract, Dimethicone Crosspolymer, Fragrance, Malus Domestika Fruit Cell Culture Extract, Acer Saccharum (Sugar Maple) Extract, Caprylic/Capric Triglyceride, Allantoin, Polyvinyl Alcohol, Tocopheryl Acetate, Dimethicobe/Vinyl Dimethicone Crosspolymer, Ethylhexylglycerin, Sodium Hyaluronate, Olive Oil PEG-7 Esters, Centella Asiatica Extract, Carboner Hydrogenated Lecithin, Lecithin, Cholesterol Dimethiconol, Polysorbate 20, Libiquinone, Resveratol, Palmitoyl Oligopeptide, Palmitoyl Tetrapeptide-7.

Packaging n bla bla..

Berhubung ini review produk jadi harus ada kali ya point ini. Walau aku ga suka amat. Haha..

Warnanya suka sih buat aku yang orangnya moodbooster. Berhubung ungu adalah warna kesukaanku entah kenapa seneng aja makainya. Berasa jadi rajin makai. Hahaha.

Oh ya, kuperhatikan sih wadah dari serum ini dari kaca. Pipetnya juga dari kaca. So, hati-hati nyimpennya ya kalo punya bocil aktif. Kalo pecah sayang banget cin, mahal ini..😅

Pipetnya juga enak, keluarnya sesuai dengan yang diinginkan. Pokoknya ga bakalan kelebihan kok kalau makai ini.

Cara memakainya bagaimana?

Cara memakainya simple, seperti memakai serum pada umumnya. Cukup usap lembut dikulit wajah dan hindari daerah mata. Menggunakan serum ini akan lebih efektif kalau dimalam hari.

Oh ya, makai serum ini jangan serakah ya. Dikit aja, 2 tetes di aku cukup kok buat satu muka. Selain hemat ini juga supaya muka ga kena efek berlebihan. *kamunya aja yang mau hemat kaleees..

Kesan pemakaian? Ada efek negatif dari serum ini?

Tekturnya serum ini kayak serum pada umumnya dan wanginya enak sih menurutku. Terus yang aku suka itu serum ini cepat meresap dikulit. Dan selang beberapa saat habis makai serum itu rasanya kulit kenyal dan segar.

Aku sudah pakai serum ini selama satu bulan. Sempat stop selama 3 hari memakainya karena jerawat muncul silih berganti. Awal pemakaian jerawat yang muncul adalah jerawat besar. Kira-kira sekitar 3 jerawat besar yang pernah muncul awal pemakaian. Sempet galau juga sih liatnya. Tapi emak masih aja makai karena harganya lumayan beb.. 😂

Akhirnya emak jerawatan lagi. Kali ini jerawat yang muncul adalah jerawat mini berkelompok didaerah pipi. 😅

Jadi kalian suka jerawat tipe bagaimana genks.. 😂

Apakah emak stop makai?

Galau juga sih, sempat mau beriin ini serum ke Mama. Tapi jangan deh, Mama aku jangan dibikin awet muda lagi entar kalau balik remaja yang menderita anaknya kalau diajak jalan bareng. Sekarang aja udah sering dibilang, “Kok kece’an Mamanya sih daripada anaknya”

Jangan lah ya.. Hahhaha.. *anak medit..

Akhirnya dipakai terus itu serum. Finally, aku akhirnya dapet efek yang aku harapkan… Hahay!

Bagaimana Hasilnya setelah pakai Serum ini?

Mari kita bandingkan dengan klaim pada kemasannya. Pada kemasan tertulis bahwa produk ini dapat:

  1. Membantu agar kulit terasa lebih halus dan kenyal
  2. Menjaga kelembaban kulit
  3. Menjaga elastisitas kulit
  4. Membantu menyamarkan tanda-tanda penuaan (bintik hitam dan garis-garis halus)
  5. Mengandung antioksidant
  6. Formula yang ringan dan nyaman

Daan.. Aku sih yes untuk semuanya.. Horeyyy… 😆

Iya, jadi alasan aku enggak stop makai serum ini adalah karena serum ini enak dipakai. Rasanya ringan dan sejuk dikulit. Terus kulit itu berasa lembab terus dan ada kenyal-kenyalnya gitu. Point plusnya lagi adalah.. Muka aku berasa cerahan deh.. 😘

Yeay.. Emak kembali muda.. Hahaha..

Kok ga ada foto before-afternya?

Ini dia.. Kemarin harusnya aku foto ketika jerawat bersemi. Tapi enggak ada dokumentasi sama sekali.. 😭

Karena aku sudah bukan beauty blogger. Jadi produk yang aku review diblog ini bukan produk yang enggak oke, tapi produk yang oke aja. Dan aku enggak nyangka hasil akhir dari serum ini bakalan bagus. Jadi males deh moto moment berjerawat kemarin. Heu..

Oh ya.. Kamu perlu hati-hati..

Serum Anti Aging tidak dapat dipakai bersamaan dengan produk skincare yang mengandung vitamin C. Itu akan bikin muka kamu jerawatan parah. Ini juga mungkin yang terjadi denganku. Walau aku tau hal ini dan tidak memakai skincare yang ber vitamin C bersamaan tapi yaa.. Kayaknya mukaku masih ada bekas skincare terdahulu.

Kesimpulannya…

Hmm.. Walau serum ini sempat bikin muka aku jerawatan. Tapi ternyata itu no problem. Kurasa sih itu efek penyesuaian aja ya karena sebelumnya aku enggak pernah makai beginian. Ataaaau…

Atau serumnya kelewat manjur jadi dia bisa deteksi kalau kulit emak versi remaja dulu juga jerawatan.. Ya udah, dia bikin jerawatan dulu supaya berasa efek pubertasnya.. 😂

Oke lah, kamu sukses bikin saya berasa muda karena punya jerawat cinta gede besar di zaman emak-emak. Hahaha..

Jadi, buat kamu yang mau makai serum ini harap maklum dengan efek negatif yang satu ini ya. Buat aku sih serum ini manjur kok sesuai klaimnya pada kemasan.

Overall, yang aku suka dari serum ini adalah:

(+)

-Formulanya ringan dan nyaman

-Serum langsung meresap dikulit

-Membuat kulit terasa sejuk dan kenyal

-Membuat wajah lebih cerah

-Mengandung Antioksidant

(-)

-Harganya agak… Mahal.. 😅

-Perlu penyesuaian dengan kulit dan menimbulkan jerawat pada awal pemakaian

Beli lagi?

Mikir dulu, tergantung keuangan emak.. Haha.. 😂

Oke sekian review dari saya, semoga bisa membantu ya buat kalian yang sedang bingung cari anti aging..😘

7 hal yang patut disyukuri oleh Mahmud Abas

7 hal yang patut disyukuri oleh Mahmud Abas

Mahmud Abas apaan ya? Kamu ganti jenis kelamin? 😂

Hahaha..

Iya, aku juga bingung loh waktu pertama kali mendengar Istilah Mahmud Abas. Awalnya itu aku kira nama suami orang. Tapi kok emak-emak kekinian hampir semuanya kenal sama Mahmud Abas? Siapakah gerangan?

Eh, ternyata.. Mahmud Abas itu kepanjangan dari Mamah Muda Anak Satu..😅

Aku dong ya? Eh, masa? Aku muda? *ambil kaca

Iya yah masih imut.. *digetok gayung.. 😂

Anggap aja muda ya.. Walau umurku sudah lebih dari 25 tahun tapi karena belum sampai 30 tahun ya anggap saja muda banget.. Hah? Banget? 😂

Oke, abaikan kenarsisanku..

Berhubung anakku juga ‘baru satu’ maka julukan ini sepertinya masih pas ya buat aku. Inilah dia.. Mahmud Abas yang sedang belajar bersyukur.. Jreng jreng jreng.. 😅

Ya.. Kenapa sih harus belajar bersyukur? Hmm.. Awal January lalu aku pernah curhat kalau aku baru aja keguguran. Padahal lumayan pengen banget sih udah punya bayi lagi. Soalnya anak aku sudah lumayan gede. Umurnya sudah 5 tahun hari ini. Udah bisa nyanyi, udah bisa ditinggal kesana kemari, udah punya hoby sendiri, udah enggak suka nangis-nangis lagi. Pasti deh, emak-emak tau kan moment pengen bayi lagi itu bisa datang kalau emak merasa anak pertama tak lucu lagi.. Hihihi.. *kalau kedengeran anakku dia bilang apa coba?

Apa sih yang dikangenin dari moment bersama bayi?

1. Kangen denger tangisan bayi, saking kangennya anak pertama udah pinter dengan aktivitasnya sendiri malah di buat drama supaya nangis.. 😅

2. Kangen dengan wangi bayi. Pasti lah anak udah gede gini wanginya beda sama yang masih newborn. Udah dikasih-kasih minyak telon tetep aja masih kurang bau bayinya. Haha..

3. Kangen aktivitas sibuk bayi. Apa aja kerjaan bayi? Menyusui, pup, pipis dan nangis. Aktivitasnya sih memang bikin sesuatu ya kalau bagi aku yang pernah kena sindrom baby blues. Entah kenapa kangen aja.. Haha..

4. Kangen menyusui. Kok dikangenin? Kemarin bukannya menghentikannya penuh drama? Haha. Itulah anehnya, kangen ya memang dengan drama bangun-tidur-bangun-nyuci dan lain lain. Intinya sih.. Muka bayi itu ngangenin.. 😘

Tapi dibalik rasa kangen yang tertunda itu akan lebih baik kalau aku mensyukuri keadaan yang sekarang. Halo? Kemarin-kemarin kangen masa kebebasan pas udah bebas kok mau begini begitu lagi?

Bener juga sih, makanya hari ini aku mau bikin list hal-hal yang harus disyukuri dari mamah muda anak satu atau Mahmud Abas. Apa aja sih? Ini dia..

1. Emak bisa Me Time dengan mengembangkan hoby

Zaman punya newborn dulu yang namanya me time itu omong kosong. Me time mommy yang punya newborn itu cuma tiga yaitu makan, minum dan tidur. Setuju? Haha.. 😂

Emak yang dulunya hoby baca harus ganti hoby jadi nonton film demi bisa menyesuaikan waktu dengan jadwal menyusui dan pekerjaan rumahan. Emak yang dulunya suka jalan-jalan ringan waktu punya baby jalan-jalannya diganti dengan mondar mandir membersihkan rumah.

Nah, sekarang? Zaman anak satu udah gede? Emak bisa mengembangkan hoby. Emak mulai suka baca buku lagi, mulai gelisah kalau ada waktu nganggur enggak ngapa-ngapain. Akhirnya berujung pada hoby menulis yang terlahir kembali hingga berujung pada ngeblog.

source: brainchildmag.com

Punya anak satu dan udah gede itu pas banget kalau mau konsisten dengan hoby. Aku memutuskan untuk terus belajar menulis dengan ngeblog dan aktif di sosial media. Ya, memang tulisannya enggak bagus-bagus amat. Tapi lumayan buat terapi jiwa emak supaya tetap waras. 😂

2. Emak bisa membuat bonding romantis dengan anak

Sering bertanya sih, kenapa ya kemaren belum rejeki punya debay lagi?

Belakangan aku sadar kalau salah satu jawabannya adalah Tuhan itu mau supaya aku mencurahkan kasih sayang dengan anakku secara maksimal.

Yah, dulu aku sempat cerita kan kalau sempat terkena baby blues dan postpartum depression ? Tentu hal ini berdampak negatif juga pada psikologis anakku. Karena itu mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki bonding antara kami.

Umur segini anakku masih suka tidur denganku dan aku membiarkannya. Bukan memanjakan sih. Tapi ingin menghapus innerchild negatif yang mungkin pernah terjadi dimasa lalu. Mungkin belum terlambat untuk membangun bonding positif diantara kami. Jadi, nikmati saja masa-masa romantis ini.

3. Emak bisa Istirahat

Tidur cukup itu anugerah banget. Bangun di pagi hari dengan semangat baru karena istirahatnya sudah total. Zaman punya newborn? Pagi-pagi si emak pasti ngomel-ngomel. Hahaha..

Sekarang waktu istirahat emak sudah banyak. Bahkan emak kadang suka ikutan tidur siang habis bacain buku cerita. Bangun di sore hari tanpa perasaan lapar itu enak banget. Zaman menyusui sih bangun tidur perut udah keroncongan. Hihi..

Dulu emak ini coffee addict. Sekarang? Cukup segelas teh manis panas di pagi hari untuk minuman manis. Udah jadi sumber energi banget buat aktifitas yang menyenangkan.

4. Emak bisa dandan maksimal

Zaman punya newborn itu emak selalu dandan apa adanya. Karena selain budget perawatan terbatas, emak juga enggak punya banyak waktu buat dandan maksimal. Cukup pakai pelembab dan bedak bayi, emak sudah percaya diri untuk keluar rumah disertai dengan jilbab segi empat maupun jilbab instan. Tutorial hijup? Ah.. Boro-boro.. Videonya ditonton ajah.. Enggak dipraktekkin.. Haha..

Sekarang emak sudah mulai berkenalan dengan tetek bengek make up kekinian. Udah mulai enggak pede kalau keluar rumah enggak pakai BB cream. Bahkan emak sudah mulai colek colek eye shadow dan blush on. Lipstik? Jangan ditanya.. Entah sudah berapa batang lipstik yang dikoleksi dari hasil racun komunitas blogger.. Haha..

Terpakai semua?

Iya, terpakai semua.. Karena emak sekarang punya banyak waktu buat belajar dandan. Hihi..

Nikmati saja lah waktu bermain-main dengan skincare dan make up. Karena kalau punya bayi lagi bedak bayi pun mungkin dijatah buat dipakai berdua. 😂

5. Emak bisa jalan-jalan ketemu teman

Waduh, point ini ngingetin aku dengan masa awal punya bayi. Mau jalan kesana kemari enggak dibolehin itu menderita banget.

Eh, pas udah punya waktu mau jalan dengan bayi dan berbagai peralatan tempurnya ternyata temen yang mau didatengin sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Rasanya itu… Pengen nangis di ujung bumi. 😭

Sekarang sih enggak. Emak akhirnya punya komunitas keceh supaya bisa move on. Komunitas apalagi kalau bukan FBB atau Female Blogger of Banjarmasin. Sejak join FBB, akhirnya emak bisa menikmati lagi rasanya bergabung dan mengobrol dengan teman satu hoby. Rasanya? Senang banget lah. Pokoknya hal ini harus dinikmati selagi belum punya newborn lagi.

6. Emak bisa nabung

Punya newborn itu anggaran pengeluaran membengkak, setuju mak?

Iya, soalnya harus beli Pospak, beli makanan tambahan buat ASI booster, belum lagi kalau keracunan baju bayi yang unyu-unyu.. Aduh, kempes dompet emak.

Bagi emak anggaran perawatan newborn itu lebih mahal dibanding biaya perawatan emak. Iya, jujur aja biaya perawatan emak yang sudah maksimal itu sekitar 100ribu sebulan. Kalau punya bayi? 100ribu cuma buat pospak aja, belum lagi ini itu nganu.. Huft..

Nah, sejak si bayi udah mulai besar akhirnya emak bisa nabung sedikit demi sedikit. Seneng banget lah soalnya hasil tabungannya lumayan buat belanja diakhir tahun atau ketika lebaran.

source: trafficsalesandprofit.com

7. Emak bisa pacaran lagi

source: pairedlife.com

Terakhir nih.. Ciee… 😍

Emak curhat dulu ahh..

Emak itu dulu enggak pernah ada musim bulan madu. Jadi yang namanya jalan-jalan berdua itu jarang banget. Zaman emak hamil, kami LDR an. Zaman udah punya bayi kami enggak punya waktu jalan berdua, adanya sih bertiga dengan berbagai kerempongannya akhirnya tidak pernah ada scene romantis terjadi. 😅

Sekarang kami udah cukup sering jalan berdua aja. Si kecil kan sudah sekolah dan di hari sabtu ayahnya libur. Ah senangnya punya waktu berdua saja. Kapan lagi bisa begini coba? Hihi..

Nah, itu dia hal-hal yang patut disyukuri dari seorang Mahmud Abas. Apapun keadaannya emak harus terus bersyukur karena mungkin saja ini adalah titik paling menyenangkan dari hidup emak.

Happy Mommy.. Happy Kids.. 😘

Aku dan Teman Imajinasiku

Aku dan Teman Imajinasiku

Mereka berkata bahwa masa kecil seseorang akan mempengaruhi 50% karakternya saat dewasa. Dan hari ini, aku ingin bercerita..

Masa kecilku tak seperti kebanyakan anak pada umumnya

Bukan..

Aku bukanlah seorang tarzan yang hidup dihutan sebatang kara dan berteman dengan gorilla maupun monyet-monyet.

Bukan pula seorang anak yang hidupnya sebatang kara tanpa teman dipanti asuhan.

Bukan seperti Putri Salju yang hidup terkurung di istana karena Ibu Tiri yang jahat.

Bukan pula seperti Cinderella yang ditinggal mati Ibunya dan mulai mengkhayal memiliki Ibu Peri.

Bukan seperti itu.

Hidupku sempurna. Aku memiliki Ayah, Ibu dan seorang Kakak laki-laki yang menemaniku sejak kecil. Kami hidup di desa. Dimana saat itu tetangga yang kumiliki sangat..

Sedikit…

Kakakku adalah satu-satunya temanku. Kebanggaanku, orang yang selalu kubuntuti kemanapun ia pergi. Jikapun aku tau tentang tujuan hidup saat itu, maka jawabanku sangat sederhana.

“Aku ingin bersama Kakakku selamanya”

Namun semuanya berubah sejak aku mulai mengenal sekolah. Aku mulai mengenal teman perempuan sebaya. Kukira, di dunia ini hanyalah aku anak perempuan tercantik didunia. Seperti kata-kata yang dilontarkan kakakku.

Aku menyukai dunia sekolah saat itu. Namun aku sedikit lambat dalam proses adaptasi. Hal ini mengingat aku tak memiliki tetangga, tak pernah memiliki teman perempuan sebaya sebelumnya, dan cenderung menjadi adik yang manja. Adaptasiku semakin terhambat mengingat Mamaku adalah guru dikelasku sendiri. Sehingga aku lebih menyukai berteman dengan Mama dibanding dengan teman perempuan sebayaku. Lambat laun, aku mulai merasakan perasaan iri dari teman-temanku karena kedekatanku dengan Mama yang merupakan guru dikelas kami.

Seingatku, aku tak pernah punya teman akrab selagi TK. Aku hanya membuntut pada Mama. Hingga istirahat tiba pun aku takut untuk bermain bersama. Kurasa, tidak ada teman yang bersifat seperti Mama maupun Kakak. Ya, itulah perasaan yang kuingat sewaktu kecil dulu.

Aku tumbuh menjadi anak manja yang rindu akan teman perempuan sebaya, berharap mereka dapat bersifat sama seperti Kakak dan Mamaku..

Maka, aku mulai menciptakan Karakter itu.

source: detikhealth.com

Sejak aku sekolah, Mama mulai menyadari bahwa aku sering berbicara sendiri tanpa Kakak. Mama sering menanyakan hal aneh itu padaku namun aku hanya tersenyum-senyum malu. Aku tau bahwa lawan bicaraku bukanlah makhluk nyata. Aku hanya berimajinasi.

Fase ini beralasan. Kakakku mulai memiliki teman laki-laki dan aku pastinya juga harus memiliki teman perempuan. Namun, lingkungan tempatku tinggal tidak mendukung, begitupun dengan dunia sekolah. Lingkunganku sunyi tanpa satupun tetangga yang memiliki anak perempuan sepertiku. Aku tak pernah bergaul dengan para sepupu karena kami adalah keluarga perantauan.

Pohon-pohon disekeliling rumahku adalah tempat persinggahan imajinasiku. Pohon rambutan adalah rumah Rita, pohon jambu adalah rumah Aulia, dan pohon rambutan kering adalah rumah Gigi. Tidak perlu imajinasi lebih untuk mengkhayalkan Rita dan Aulia karena mereka adalah wujud imajinasi dari teman yang satu TK denganku. Sementara Gigi adalah teman yang kuciptakan sendiri. Dalam imajinasiku, Ia adalah tetangga baruku.

Menggenaskan? Kesepian?

Tidak, itu menyenangkan..

Jika itu tidak menyenangkan, mana mungkin aku masih mengingatnya hingga sekarang? Ya, hingga setua ini?

source: bukubiruku.com

Sewaktu kecil aku sangat hoby memanjat pohon. Tentunya pohon yang kupanjat tidak terlalu tinggi. Pohon-pohon itulah yang telah kujadikan rumah imajinasi untuk setiap teman-teman imajinasiku. Aku bahkan memasukkan karakter detail dari setiap teman imajinasiku. Seperti Gigi, si cengeng yang selalu menangis. Rita, si cantik yang banyak dikagumi. Bahkan Aulia, si baik hati yang suka bermain masak-masakan. Dan aku? Aku adalah teman yang paling mereka sukai.

Aku masih mengingat saat-saat itu. Masa saat aku membawa empat pasang sandal kerumah imajinasi. Kemudian mama panik mencari sandal-sandal dirumah yang hilang. Dan aku dengan wajah tanpa dosa berkata, “Rita, Aulia dan Gigi yang pinjam Ma”

Aku juga masih mengingat saat saat lucu itu. Saat aku menghamburkan baju-bajuku. Mencari baju yang pas untuk boneka susanku. Mengkhayal bahwa salah seorang temanku baru saja melahirkan. Ya, akulah sang dewi penolong yang membantunya melahirkan.

Dan saat pujian-pujian imajinasi itu datang satu persatu dari mulut teman imajinasiku, Mama berteriak menggerutu betapa berantakan lemari pakaianku. Tapi aku tak peduli, di mata teman-teman imajinasiku saat itu aku adalah pahlawan.

Menginjak usia lima tahun imajinasiku semakin berkembang. Mungkin ini karena perubahan teman dari lingkungan nyataku di sekolah. Teman TK yang dulu sekelas denganku sudah memasuki Nol Besar. Dan aku mendapati teman-teman baru di Nol Kecil. Bagaikan senior dikelas baru, aku kini merasa lebih dihargai. Satu per satu mulai berteman denganku di dunia nyata.

Dan teman imajinasiku di rumah mulai berubah tingkatannya. Seingatku, saat itu aku pernah mengkhayal menjadi ‘Tuan Putri’ yang berteman dengan dayang-dayangnya. Maklum saja, zaman itu acara TV sedang ramai-ramainya tentang film asia. Dan setiap sore hal yang kulakukan adalah membawa selendang putih yang dapat kutemukan kemana saja dan menyelimutkannya keseluruh tubuhku. Rasanya saat itu bahagia sekali.

Khayalan terus berkembang dimasa-masa TK hingga akhirnya aku masuk sekolah SD.

SD yang menjadi pilihan orang tuaku saat itu adalah SDN Tampang. Satu-satunya SD di desaku. Lingkungan baru yang satu itu tidak terlalu aku sukai karena sekali lagi aku harus beradaptasi. Kali ini aku harus berlatih benar-benar berteman karena mama kini tak lagi bisa kubuntuti.

Aku tak menyukai lingkungan ini. Apalagi anak laki-lakinya. Anak Desa memiliki kekuatan yang menyeramkan dibanding Anak Kota terlebih dalam olah raga. Seingatku aku selalu menjadi siswi terpayah dalam hal olah raga. Aku tidak tertarik menjalin hubungan dengan teman-teman laki-laki. Hanya satu sampai tiga anak perempuan yang dekat denganku. Tapi, keberadaan teman imajinasiku tetaplah lebih dominan dibanding teman nyataku.

Hingga umur 7 tahun aku masih memiliki teman imajinasi dan keberadaannya masih dominan dibanding teman nyataku. Akhirnya, Mama mulai bertindak. Mama mengenalkanku dengan Yanti, teman SD yang rumahnya paling dekat denganku.

Yanti menyenangkan. Kami membuat rumah-rumahan bersama. Bermain didalamnya kemudian berjalan-jalan bersama dari siang hingga sore hari. Apakah saat itu perlahan teman imajinasiku menghilang?

Tidak..

Dengan percaya diri aku mengenalkan Teman Imajinasiku kepada Yanti.

“Aku tidak melihat mereka” protes Yanti

“Aku juga tidak, tapi menyenangkan jika kita berpura-pura melihatnya”

“Haha.. Kamu aneh win..” Katanya tertawa

“Ayolah.. Ini menyenangkan” kataku memaksa

Aku memperkenalkan rumah-rumah teman imajinasiku. Yanti hanya tertawa dan memanjat pohon itu. Aku mengajaknya pura-pura mengobrol dengan teman imajinasiku. Tapi Yanti bersikeras menghilangkan keberadaan mereka. Akhirnya, kami memutuskan untuk bermain ‘bipian’.

Apa itu bipian? Mungkin terdengar asing ya. Sebagian dari kalian mungkin menyebutnya ‘pepean’ tapi kami ‘urang banjar’ lebih senang menyebutnya bipian, yaitu mainan kertas yang berbentuk karakter wanita lengkap dengan pasangan baju-bajunya. Bagi kami, bipian bagai jenis boneka dua dimensi yang sangat menyenangkan untuk dimainkan.

Source: tokopedia

Mainan bipian sangat menyenangkan saat itu. Aku sangat ketagihan. Aku bahkan belajar menggambar lebih baik untuk dapat membuat salah satu karakter bipian. Saat itu, bipian menjadi tuangan nyata dari wujud teman imajinasiku. Ya, tadinya aku sering keluar dan memanjat pohon untuk berimajinasi. Kini, aku hanya butuh ruang kotak yang berisi kertas, pensil, spidol dan crayon. Saat itu, aku ingat dengan senyum kepuasanku dan berkata, “Lihatlah, kalian semua sudah menjadi nyata”

Aku berbeda, dan aku tetap mensyukuri itu..

Memiliki teman imajinasi adalah proses adaptasi psikologis masa kecilku. Aku mengingat hal itu sampai sekarang. Aku tak pernah merasa bahwa aku termasuk anak yang aneh karena suka tertawa sendiri dahulu. Masa kecilku bahagia dan ialah pembentuk diriku yang sekarang.

Baca juga: “Wajarkah Kehadiran Teman Imajinasi pada Anak”

Memang dampak dari teman imajinasi terbawa hingga besar. Dalam proses berteman, aku terbilang sangat pendiam dan selektif. Aku tau aku adalah karakter yang pemilih dan susah untuk dijadikan teman akrab. Saat SD hanya Yanti dan Wiwik yang menjadi teman dekatku. Seiring berjalan waktu mereka berubah. Sejak lulus SD, Yanti telah berpindah rumah dan jauh dariku. Dan sejak SMP Wiwik berubah menjadi lebih gaul dibandingkan denganku yang ‘begini-begini saja’.

Aku percaya, dalam setiap proses penciptaan Tuhan ia telah menanamkan karakter yang berbeda pada setiap manusia. Seperti aku yang lebih suka hidup diruang imajinasiku, selektif dalam berteman dan tidak suka keramaian berlebihan. Dan aku hanya berharap suatu hari dapat menemukan orang berkepribadian terbalik yang dapat merubah karakterku yang ‘parah’.

Tapi itu omong kosong. Sudah berapa banyak aku berteman dengan karakter yang berlawanan denganku? Pada akhirnya, aku hanya butuh karakter yang sama denganku untuk dapat melihat potensiku.

source: pinterest

Ialah suamiku, bukan teman imajinasiku..

Ia adalah sosok nyata dari gabungan karakter teman imajinasiku..

Ia adalah temanku sekarang dan selamanya.. 😊

9 Topik Obrolan Sensitif yang berpotensi menyebabkan Mommy War

9 Topik Obrolan Sensitif yang berpotensi menyebabkan Mommy War

Berekspresi memang merupakan salah satu kebutuhan batin seorang perempuan. Tanpa berekspresi, hidup perempuan tentu akan terasa hampa. Wujud dari ekspresi itu sangat bervariatif. Sebagian berekspresi melalui foto, sebagian dengan bernyanyi, sebagian melalui tulisan, sebagian lagi lebih menyukai berbicara.

Untuk menuangkan ekspresinya biasanya seorang perempuan lebih menyukai keberadaan pendapatnya di sebuah komunitas. Adapun sebagian lain juga lebih menyukai tuangan ekspresi melalui media sosial saja. Ruang obrolan merupakan kebutuhan yang hampir tak mungkin dihindari oleh seorang perempuan.

Topik Obrolan dari Perempuan Single, married, maupun seorang ‘Mommy‘ tentu berbeda. Sebagai seorang perempuan yang sudah menyandang gelar ‘Mommy’ beranak satu tentu aku lebih menyukai ruang obrolan dengan komunitas sesama mommy pula. Ya, segalanya berubah sejak menjadi seorang ibu. Status fb, galeri instaram, hingga curcolan kecil di ruang obrolan WA dan bbm sekarang dipenuhi dengan komunitas sesama ’emak-emak’.

Obrolan yang sehat adalah saat para anggota menghindari terjadinya konflik antar individu. Untuk menciptakan keakraban dan persahabatan antar komunitas maka sebaiknya kita menghindari topik ‘sensitif’ dalam obrolan.

Tidak sedikit lho, para emak-emak zaman now bertengkar diruang obrolan yang kemudian berlanjut dengan saling sindir menyindir di sosial media masing-masing. Efek selanjutnya yang terjadi adalah komunitas para emak menjadi tidak asik dan tidak nyaman lagi bagi anggotanya.

Nah, buat kamu yang berstatus emak-emak. Sebaiknya berhati-hati dengan 9 topik sensitif yang dapat memicu Mommy War seperti dibawah ini:

1. Topik ASI atau Sufor

“Anaknya kok dikasih sufor? kalo anakku sih kemaren ASI ekslusif loh sampai 6 tahun. Lanjut lagi deh minum ASI sampai 2 tahun”

“Anu Bund.. Ini anak adopsi, saya belum dapet Ibu Susuan buat ngasih dia ASI” 😅😅

“Ooooh…”

Eh, mending sih ya kalo ceritanya kayak diatas. Obrolan usai. Nah, gimana coba kalau ceritanya beda-beda?

Ada Ibu yang melahirkan secara caesar dan galau dengan ASI yang tak kunjung keluar, sementara Ibu tersebut terancam dengan gangguan psikologis babyblues. Trus kita nengok dia ceramah-ceramah ASI. Apa jadinya bun? Makin stress dia.

Ada Ibu yang memang sudah berusaha jungkir balik banting tulang rusuk sampai beli berbagai obat pelancar ASI tapi ASI tak kunjung keluar. Ada? Ada bunda..

Ada Ibu Pekerja yang dilanda dilema dengan pekerja rumah tangga ataupun ibu dan mertua yang tidak mau bekerja sama dengan program ASI ekslusif. Terus dia curhat. Eh, malah di ceramahin “berhenti kerja aja bun, perempuan itu harusnya bla bla bla” tanpa tahu cerita dibalik layar ibu tersebut.

Terus, salah ga komunitas pejuang ASI selama ini?

Enggak, ga salah. Komunitas itu bagus banget. Tapi perlu diingat bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Termasuk pemaksaan keadaan ideal terhadap kondisi seseorang. Akan lebih baik jika suatu komunitas membimbing para membernya dengan perkataan yang halus tanpa bully.

2. Topik Pekerjaan

“Ibu kerja dimana?”

“Anu, saya cuma Ibu Rumah Tangga”

Selanjutnya si Ibu melipir menjauh. Takut tersinggung kalau-kalau si ibu ditanya lagi tentang jenjang pendidikannya. Padahal yang nanya? Petugas kesehatan.. 😂

Ada ya begini. Baper aja kalo ditanya soal pekerjaan..😂

Sementara serangan bagi Ibu Pekerja lebih gencar disosial media. Maklum, emak rumahan sepertinya komunitasnya lebih besar kalau menyangkut komunitas sosmed.

Drama biasanya dimulai dengan cerita-cerita tragis tentang anak yang dititipkan pada pengasuhnya. Siapa yang paling banyak share? Emak rumahan tentunya. Sharing pertanda rasa syukur bahwa dia tidak bekerja dan dapat menjaga anaknya sendiri. Biasanya sebelum sharing, postingan dibumbui dengan kata-kata bijak perihal betapa mulianya emak rumahan yang mengabdikan hidupnya pada rumah tangga saja tanpa bekerja.

Bagus ga sih begini?

Ini sensitif loh bun.. 😅

Jika kita berada diposisi ibu pekerja tentu kita akan merasa galau sekali melihat postingan tersebut. Perasaan bersalah akan muncul bertubi-tubi. Padahal, setiap ibu itu punya pilihan masing-masing. Mau sebagai Full Time Mom maupun Working Mom. Mereka sama, tetaplah seorang ibu yang mencintai anaknya dan butuh dihargai bukan direndahkan pilihannya.

Maka, bersahabatlah kalian hei working mom dan full time mother. Kalian sama-sama luar biasa.

3. Topik Perkembangan Anak

“Anak saya umur 9 bulan kemaren udah bisa jalan loh bunda”

“Wah itu sih biasa, anak saya 9 bulan udah hapal pancasila”

“Anak saya bun, umur 9 bulan sudah bisa maen game edukasi marbel belajar huruf loh”

Dst.. Dst..

Anak saya apa kabar? Yang jalan belum bisa, pancasila ga hapal bahkan ga kenal huruf satu pun. Bisanya cuma berantakin rumah. Kok anak mereka pinter betul ya? Apa anak saya nurun saya semua ya jadi kayak gini? Apa mesti dibawa ke dokter anak?

😂

Familiar ya sama yang beginian. Kalau udah begini langsung deh si emak browsing tentang tumbuh kembang anak sesuai umurnya. Belum puas juga? Cari emak yang senasib atau bahkan dibawah standar perkembangan anak kita supaya hati lega.

Topik perkembangan anak ini juga termasuk topik sensitif loh. Banyak para bunda yang galau dengan pertumbuhan anaknya yang mungkin terlambat. Padahal, tiap anak itu spesial. Keterlambatan merupakan hal wajar dan merupakan keunikan tersendiri. Tidak perlu baper dan sensitif berlebihan dengan topik obrolan seperti ini.

4. Topik Homemade dan Instan

“Aku ga mau anakku jajan diluar, pokoknya semua makanannya aku yang bikinin. Soalnya jajan diluar itu bla bla bla”

“Aku juga, soalnya mereka suka over kalau nambahin vetsin. Itu kan ga baik. Mending pakai bla bla”

“Aku beli mie instan aja ga pernah. Beli ini itu di super market ga pernah.. Ssst.. Katanya itu bikin kanker loh”

Trus apa kabar emak yang dipojokan ngederin ini?

Yang ga punya waktu buat masak ini itu karena banyak kegiatan, yang malam-malam suka makan mie instan trus dipalakin anaknya, yang ga bisa denger bakso lewat bawaannya laper ajah. 😂

Apakah dia termasuk emak pemalas?

Apa jadinya kalau emak yang terlihat pemalas itu ternyata punya banyak kegiatan mulia? Yang karena padatnya jadwal kegiatannya maka ia terpaksa membeli bahan makanan instan. Yang karena rasa capeknya ia memanfaatkan jasa antar makanan saja.

Dilihat dari sisi kesehatan hal ini memang tidak baik. Tapi, jika saja kita dapat melihat ke sisi yang lebih luas..

Emak yang instan mungkin saja telah memutar roda perekonomian lebih baik. Karena ‘ketidakberdayaannya’ ia membeli makanan dari jualan makanan para emak yang membutuhkan uang, ia membeli makanan pada jasa antar yang membutuhkan uang. Apakah kadar usahanya sama dengan emak homemade? Sama saja..

Jadi, please jangan berlebihan saling merendahkan satu sama lain ya homemade mom and instan mom.. Kalian sama luar biasanya.. 😊

5. Topik Finansial

Ada tidak sih emak kepo yang suka nanya berapa pengeluaran sebulan? 😅

Ini kepo udah kebangetan ya menurutku.. Kalau mama atau mertua yang bertanya sih mungkin wajar. Tapi kalau yang nanya sesama emak-emak? Kenapa?

Alasan kuatnya adalah dia ingin tahu seberapa hemat sebenarnya dirinya dibanding orang lain. Sebenarnya jika pertanyaan tak berbuntut panjang, tentu ini adalah hal biasa. Tapi, yang namanya emak-emak pasti pertanyaannya beranak pinak. 😂

Pertanyaan ini sangat memicu mommy war jika sang penanya dan penjawab adalah working mom dan full time mom, pertanyaan ini juga sangat memicu mommy war jika tingkat ekonomi ibu berbeda. Sebisa mungkin batasi pertanyaan berbau finansial, kecuali para ibu memang berada pada seminar ekonomi maupun kegiatan lain yang berhubungan.

6. Topik Cara Melahirkan

“Kamu kemarin melahirkan normal atau caesar sih?

“Caesar Bun, anu…”

“Wah enak ya ga sakit, aku kemarin loh bla bla bla”

😅

Sering denger begini?

Padahal setiap ibu yang sudah melahirkan itu sama saja. Sama-sama ga utuh lagi. Yang satu perutnya punya bekas jahitan, yang satunya punya juga di letak yang berbeda. Sakitnya? Ya sama aja lah. Yang satu ketika proses melahirkan tidak merasa sakit tapi tahap selanjutnya sakitnya jangka panjang. Yang satu ketika proses melahirkan sangat sakit tapi tahap selanjutnya penyembuhan rasa sakit tergolong mudah. Ya sama aja lah.. 😂

Tapi topik ini termasuk topik sensitif juga loh kalau dibahas berkepanjangan. Bisa kelahi juga? Bisaa.. Makanya hati-hati.. 😅

7. Topik Kecantikan

Tau kenapa produk kecantikan itu tidak ada matinya?

Karena sejak single sampai menikah topik kecantikan memang topik hangat dikalangan wanita. 😂

Nah, jika saat remaja para cewek bersaing untuk mendapatkan kulit mulus dan wajah cantik. Maka saat menjadi emak-emak, percayalah persaingan selanjutnya adalah lomba kelangsingan tubuh pasca melahirkan. 😅

Emak-emak yang sudah dari sononya sulit untuk langsing pastinya ngiri tingkat langit dong kalau emak awet kurus bilang, “Aku udah punya anak 3 tapi berat badanku ya segini-gini aja”

Terus si emak gendut bilang, “kamu makan emang dikit kali”

Keselnya nih emak kurus malah bilang, “Aku banyak makan tapi ga gendut-gendut, kenapa ya?” *ditambah muka sok polos.. 😂

Jangan ya.. Jangan sekali-sekali singgung tentang fisik seorang emak-emak yang berubah drastis. Itu menyakitkan. Percayalah.. 😂

8. Topik Pilihan Pendidikan Anak

Belakangan ini mulai tercipta kalangan emak generasi baru. Namanya emak homeschooler. Itu tuh, emak yang milih anaknya buat homeschooling aja dan say no untuk sekolah diluar. Katanya sekolah diluar itu ga terlalu penting dan efeknya bla bla bla (bisa cari sendiri ya)

Aku sih tidak mengalami konflik ini didunia nyata karena disini metode homeschooling masih sedikit digunakan. Tapi, aku cukup baper melihat metode homeschooling yang dilancarkan para emak-emak penggiat homeschooling didunia maya. Kesannya, salah banget nyekolahin anak disini. 😂

Ya apa boleh buat. Homeschooling itu berat bagi emak-emak yang punya banyak pertimbangan khususnya pertimbangan ekonomi. Tapi tiap emak punya pilihan. Bagi emak sepertiku sekolah tetap hal yang penting, ijazah? Penting, terlepas itu kertas nanti berguna atau tidak. Masa-masa sekolah bagi emak sepertiku adalah masa yang penting.

9. Topik Vaksin

The Last.. Is… Yes.. Vaksin.. 😂

Mommy vaksin vs mommy antivaksin. Peperangan yang tiada ujungnya hingga sekarang. Masing-masing kuat dengan argumennya sendiri. Para antivaksin bersikeras bahwa vaksin itu haram dan mommy vaksin bersikeras bahwa vaksin itu wajib. Dan jika mereka bertemu diruang obrolan vaksin disosial media… Jreng jreng..

Walau termasuk sebagai mommy vaksin tapi aku sangat menjauhi jenis obrolan yang satu ini. Karena apa? Karena penjelasan apapun akan berputar putar tak berguna. 😅

Ah.. Sudahlah.. Emak lelah.. 😂

Ada yang lelah juga baca artikel ini? 😅

Ada yang punya pendapat “Ah, ini sih kalau dari sononya emaknya udah sensitif ya semuanya bikin tersinggung apapun jenis obrolannya”

Ya, memang tiap orang punya sisi sensitifnya masing-masing. Karena itu, sebagai makhluk sosial kita harus saling menghargai, menghormati dan tidak merendahkan pilihan yang lain. Artikel ini dibuat agar setiap ibu lebih berhati-hati saat berada dalam pembicaraan 9 topik sensitif diatas. 😊

Valentine Remaja vs Valentine Emak-Emak

Valentine Remaja vs Valentine Emak-Emak

“Mama, kenapa di super market sekarang banyak Coklat berbentuk hati?” celoteh anak saya sore itu.

Tentu saya tidak memperdulikannya. Yah, untuk apa dijelaskan jika samping kiri kanan ada kasir dan pengunjung lain. Jikapun pertanyaan itu di jawab sudah tentu pertanyaannya akan beranak pinak. Tidak ada habisnya meladeni pertanyaan anak berumur 4 tahun dengan rasa ingin tahu yang menggebu-gebu. Diam adalah pilihan terbaik jika pertanyaan diajukan di tempat umum.

Satu..

Dua..

Tiga..

Kasir dan pengunjung lain mulai cekikikan mendengar suara ‘cempreng’ anakku bertanya tiada habisnya. Dalam hati aku bergumam, “Tidak dijawab saja pertanyaannya beranak, kalian sih belum tau pertanyaan lanjutan yang bakal dia tanyakan kalau yang ini saja sudah kujawab, ah biarlah mereka bingung melihat dan menilai ‘Bagaimana bisa Ibu berwajah datar punya anak seekspresif itu?’

Sampai akhirnya anakku berkata,”Ma, Coklat itu enak loh.. Farisha suka makan coklat”

😑

***

Apa harus kuterangkan pada si kecil bahwa didunia ini ada tanggal di kalender yang berbentuk hati dan berwarna pink? Ah, dulu aku senang sekali mewarnai tanggal itu. Mengkhayal, kira-kira tanggal itu aku akan dapat coklat tidak ya? 😂

Mereka menyebutnya Hari Kasih Sayang. Sebuah hari dimana coklat-coklat bertebaran dimuka bumi. Ya, aku yang dikenal sebagai anak yang cukup pelit untuk mengeluarkan uang tentu sangat jarang membeli coklat. Seingatku dulu coklat dibawah ini adalah coklat yang paling sering aku konsumsi. Maklum, edisi anak tahun 90an. Haha

Coklat jadul era tahun 90’an

Sementara coklat silver queen termasuk salah satu coklat elite dimana aku hanya membelinya selama setahun sekali untuk kumakan sendiri. 😂

Coklat elite era tahun 90-an

Tapi, menginjak umur 14 tahun aku mulai memakan coklat Silver Queen 2x dalam setahun. Silver Queen bagaikan lambang kasih sayang para remaja saat itu. Sehingga sempat terdengar lelucon konyol seperti..

“Barang siapa mendapatkan coklat silver queen dihari valentine maka berbahagialah, seseungguhnya anda termasuk orang yang laku” 😂

Siapa yang dapat? Aku? Ah enggak kok.. (malu) 😝

Ah biarlah.. Sebenarnya saya malu loh cerita hal konyol begini. Tapi biarlah ini menjadi semangat pembuka romantisme dibulan Februari dimana tulisan ini kupersembahkan sebagai kode_eh, maksudku kupersembahkan sebagai tulisan collaboration bareng Female Blogger of Banjarmasin (FBB) dengan tema Kisah Romantis. *Ciyeee… Uhuk

Emak punya kisah romantis?

Serius pasangan introvert punya sisi romantis juga? 😂

Jangan salah, begini-begini dulu dia pernah ngasih coklat loh. Packaging bentuk hati pula. Dibungkus pakai kotak yang dipenuhi dengan kertas-kertas kecil berbentuk hati layaknya salah satu scene cerita film the proposal itu pula. Perlu aku review disini? Jangan, terlalu sulit bagi para jomblo untuk membacanya. Kalian ga akan sanggup mblo.. 😂

Baca juga: Ketika Introvert Menikahi Introvert Pula

Saat remaja hingga pra nikah setidaknya coklat itu adalah coklat terindah yang pernah kuterima.. Coklat berbentuk hati berbungkus kotak berwarna pink dengan taburan kertas hati didalamnya. Tahun itu adalah tahun valentine terakhir bagi tahun ‘lajang’ ku.

***

Apa valentine itu perlu?

Perlukah sebuah hari kasih sayang?

Perlukah hari special untuk kasih sayang ditujukan maksimal pada hari itu saja?

Dan terakhir, bolehkah kita merayakan hari kasih sayang aka valentine?

Tak dipungkiri kita pasti senang dengan hal yang berbau spesial, termasuk diantaranya hari valentine. Ya, kapan lagi harga coklat mencapai titip terendah dengan packaging yang lucu-lucu? Kita pasti sangat menikmati hal itu bukan? Bahkan pasti ingin ikut membelinya.

Bagiku sendiri sangat penting mengungkapkan rasa kasih sayang ditanggal-tanggal yang spesial. Diantaranya adalah hari ulang tahun suami, hari ulang tahun anak, hari ulang tahunku hingga hari ulang tahun pernikahan. Rasanya seakan-akan rasa sayang pada hari itu menjadi berlipat-lipat banyaknya. Kita memerlukan semangat kasih sayang itu dengan adanya tanggal spesial berbentuk hati dikalender kita. Kita? Atau aku saja?

Ya, sampai suatu hari ketika masa remajaku sedang menggebu-gebu sebuah lembaran berita itu datang. Tentang asal usul hari valentine dan berbagai fakta dibalik hari valentine. Terus terang, bagi remaja polos pecinta coklat, warna pink dan kalender hati hal itu cukup membuat shock. Tapi, sebagai anak baik, tidak sombong dan rajin menabung maka aku menelan fakta valentine bulat bulat dan ikut meneriakkan, “Say No to Valentine!” dengan mata berapi-api. 😂

Saat Musim Remaja aku tak memiliki Kisah Romantis tapi..

Tapi valentine menyimpan sejuta kenangan bagiku. Ya, bulan Februari ini. Mungkin aku pernah bercerita bahwa sejak SMP aku mempunyai pergaulan yang tidak kusukai yang menyebabkan aku pernah pacaran tanpa sedikitpun rasa cinta didalamnya karena memang pikiranku saat itu masih polos.

Tapi di tahun pertamaku di SMP, aku mendapatkan coklat valentine pertamaku. Begitupun di tahun ke dua dan ketiga. Dan tahun ketiga adalah tahun terakhir kalinya aku bertekad tidak mau berhubungan apapun dengan valentine.

Karena pada tahun ketiga setelah seorang laki-laki memberiku coklat dan cincin itu, ia tidak ada lagi dimuka bumi ini.

Maksudnya? Ya, meninggal.

Tidak, ini tidak seperti sinetron pada umumnya itu. Sebab dan kronologis dari kejadian itu bahkan simpang siur. Dan yang melelahkan adalah aku harus menyandang status mantan arwah. Seakan-akan hal itu menyedihkan sekali. Status menyedihkan ini berlanjut hingga SMA yang membuatku terkesan seperti sang jomblo menyedihkan yang tidak bisa move on.

Aku tak punya kisah romantis di tahun remajaku yang berbunga-bunga. Saat rasa cinta mulai tumbuh, aku tak pernah mendapatkan coklat lagi. Ah, bukan.. Aku tidak berharap kok. Bukankah coklat di hari valentine itu haram? 😅

Menginjak Dewasa Coklat berbentuk hati itu Datang..

Ya, inilah lanjutan cerita tentang datangnya coklat hati dengan packaging ala scene film ‘the proposal’ yang dibintangi Sandra Bullock. Apakah aku harus mengatakan coklat itu ‘haram’ seperti ideologi yang masuk keotakku selama ini?

Ah tentu saja tidak, aku meloncat kegirangan. Setelah sekian lama, akhirnya aku dapat coklat lagi. 😂

Lanjutan dari kisah coklat ini berlanjut hingga tanggal pink selanjutnya dikalenderku. Diantaranya adalah ulang tahunku dan terakhir hari pernikahanku.

Aku mendapatkan buku dan buku lagi hingga akhirnya ‘hantaran’ dan ‘jujuran’ itu datang.

Valentine versi emak sekarang..

Tanggal berwarna pink saat remaja dan saat emak-emak itu sekarang sangat berbeda. Bagi remaja, hari valentine adalah hari curahan kasih sayang dengan simbolis hati, pink dan coklat. Jika saat remaja hari kasih sayang sangat dinantikan, maka bagi emak-emak hari valentine adalah hari biasa, bukanlah hari yang spesial.

Kecuali saat emak ke super market dan melihat harga coklat yang mulai diskon.. 😂

Karena emak punya banyak warna pink di kalender sekarang..

Hari Ulang Tahun Suami
Hari Ulang Tahun Anak
Hari Ulang Tahun Mama
Hari Ulang Tahun Pernikahan
Dan Hari-hari week end dimana kami dapat menikmati family time yang sebenar-benarnya..

Sudah berapa kali valentine yang berlalu begitu saja tanpa coklat? Lebih tepatnya kami sama-sama lupa dengan hari itu. Bahkan baru tahun ini aku ‘ngeh’ dengan valentine karena teguran Farisha di supermarket.

Masih suka bertanya-tanya, “Apa gerangan yang menyebabkannya dulu memberiku coklat dengan packaging semanis itu ya?”

Kupikir dia sama sepertiku yang menganggap tanggal 14 adalah hari spesial. Dan hari ini kuberanikan diri untuk bertanya padanya. Ehm, sebuah pertanyaan yang terinspirasi dari Farisha.

“Bah.. Di supermarket banyak coklat diskon loh”

“Oh ya? Ada apa emang?”

“Oh gapapa.. Coklat itu enak, apalagi yang bentuk hati”

Eaaa… Serangan blak blakan.. 😂

Tau dia bilang apa?

“Udah nikah ga musim lagi beli coklat hati.. Mending beli coklat batangan.. Rasanya sama aja”

Ah.. Ya sudahlah.. 😅

Sedih? Enggak, ga sedih seperti beberapa tahun silam dengan februari tanpa coklat. Karena remaja haus kasih sayang dan udah emak-emak itu kekenyangan. *sok teguh😝

Ya, sejak 2 Juni 2012 hidupku sudah berubah.

Setiap hari adalah hari kasih sayang..

Setiap hari adalah spesial walau tanpa sekotak coklat..

Tapi, bolehkah sesekali coklat berbentuk hati itu datang lagi? *eh..

IBX598B146B8E64A