Browsed by
Month: March 2018

Tutorial Dandanan Emak Rumahan versi “Make Up No Make Up Look”

Tutorial Dandanan Emak Rumahan versi “Make Up No Make Up Look”

What? No Make Up Look?

Ngapain dandan kalau ujung-ujungnya no make up look juga?

Ada yang bilang begini? Sama dong, aku juga. Hihi..

Tapi tetap aja aku say ‘yes’ ketika komunitas FBB membuat tantangan collaboration nulis ‘Make Up No Make Up Look‘. Kenapa? Apakah karena aku sudah terbilang mahir ber make up dan beauty blogger?

Tentu tidak.. 😅 (yang jelas aku bukan beauty blogger 😂)

Ehm, jawabannya karena dengan mengikuti collaboration kali ini maka kegiatan menulis aku tidak mandeg. Lumayan kan sekalian latihan make up. *anaknya butuh tantangan tiap mau nulis blog, maklum.. 😅

Oh iya, ini bukan pertama kalinya komunitas kami mengadakan collaboration tentang make up. Sebelumnya aku juga pernah mengikuti tema ‘Nude Make Up’ juga untuk collab nulis.

Baca juga: Make Up Collaboration dengan Nude Make Up bersama FBB

Komunitas kami sekarang sudah konsisten loh mengadakan collaboration setiap sebulan sekali. Bulan maret ini ada 2 collaboration. Nah, yang pertama tentang hari kebahagiaan Internasional yang kedua ini adalah collaboration extra karena collab make up ini adalah collab tambahan usulan dari salah seorang member kami. Ingin tau lebih banyak tentang collaboration FBB? Yuk berkunjung ke www.fbbcommunity.com.

Finally, aku putuskan untuk mengikuti kedua collaboration karena dua bulan ini mood menulisku sedang naik turun. 😅

Nyurcol terus ya, kapan mulainya.. Hihi..

First, ada yang punya pertanyaan sama denganku?

Apa bedanya Nude Make Up dan Make Up No Make Up Look?

Beda loh ternyata. Nude Make Up itu menggunakan perlengkapan make up dengan varian warna nude sedangkan No Make Up Look itu seperti…

Suami : “Kamu udah Dandan?”

Istri : “Udah kok mas..”

Suami : “Kok kayak belum dandan..”

Istri : “Jelek ya mas.. Ya udah deh, bentar ya”

Suami : “Eh, enggak.. Cantik gini kok”

Istri : (klepek klepek)

😂😂😂

Hahaha.. Abaikan Khayalanku.. 😅

Jadi, make up no make up look itu adalah hasil make up dengan perlengkapan yang membuat pemilik wajah terlihat tidak mengenakan make up walaupun sebenarnya memakai make up. Hmm, penasaran bukan seperti apa?

Yuk, Intip Tutorial Make Up No Make Up Look versi aku..

Produk yang digunakan

Produk yang digunakan untuk Make Up No Make Up Look ini cenderung lebih sederhana dibanding nude make up. Kenapa? Ya.. Alasannya sesederhana kekonyolan penulisnya yaitu ‘Aku enggak punya make up yang variannya melebihi kalemnya nude make up’ 😂

So, aku enggak pakai blush on maupun eyeshadow begitupun maskara dan eyeliner karena menambahkan perlengkapan make up begitu akan membuat wajahku terlihat memakai make up dan tidak natural. So, perlengkapan make up yang aku gunakan adalah..

Jreng Jreng…

List Perlengkapan Make Up No Make Up Look versi shezahome:

1. Foundation / Alas Bedak Purbasari

2. Loose Powder Marcks

3. BB Cake Wardah

4. Pensil Alis Just Miss – Brown Color

5. Pixy Silky Fit Lipstick No 106 (Strawberry Milk Satin)

6. Purbasari Lipstick Color Matte No 95 *Optional

Step By Step Make Up No Make Up Look

1. Memakai Foundation dan Bedak

Foundation atau alas bedak sederhana yang aku pakai kali ini adalah Foundation dari Purbasari seharga 10k dengan warna Natural. Warna Natural dari Foundation ini sangat cocok dengan kulitku yang sawo matang namun (agak) putih (dikit). *Apaan seh.. Haha.. 😂

Baca juga: Review Foundation Purbasari shade Natural

Nah, setelah memakai Foundation Purbasari aku memakai bedak Marck dengan varian warna cream sebagai loose powder. So far, bedak ini yang yang paling cocok buat tone kulit aku.

Setelah itu, aku biasa memakai BB Cake Wardah untuk menyempurnakan tampilan wajah. BB Cake Wardah yang aku pakai adalah shade 03 (Natural). Kenapa pakai BB Cake bukan TWC biasa? Yuk, temukan jawabannya di tulisanku sebelumnya.

Baca juga: Review BB cake Wardah 03 (Natural)

Bagaimana penampakannya setelah memakai 3 produk ini? Bisa dilihat foto dibawah ini ya..

Baca dari kiri atas ke kanan bawah:

1. No Make Up

2. Setelah pakai Foundation Purbasari

3. Setelah pakai Loose Powder Marck

4. Setelah pakai BB cake Wardah

Nah, apakah make up look no make up ini sudah berakhir? Tentu saja belum.. 😅

Step selanjutnya adalah…

2. Memakai Pensil Alis

Siapa yang suka enggak pede keluar rumah kalau belum pakai alis? 🙋

Aku? Enggak, sebenarnya aku sih pede aja karena alisku lumayan tebal. 😜

Tapi karena ini make up collaboration kan malu kalau ketauan alis aku enggak rata. Hahaha..

Jadi pakai aja lah ya.. 😅

Kok alisnya masih berantakan? Enggak pakai concealer?

Ya namanya juga make up no make look up, kalau maksimal banget keliatan dong make up nya. Kan alis berantakan pun juga seni.. *Jawaban emak ga modal.. 😂

Pensil alis yang aku pakai kali ini adalah pensil alis dari Just Mist dengan warna brown. Sebenarnya kurang pas sih dengan alis aku yang berwarna hitam. Tapi sepengalaman aku selama ini, memakai pensil alis warna hitam dengan alis yang sudah hitam akan membuat alis aku seperti… Ya.. Shinchan.. 😂

3. Memakai Lipstik dan Ombre Lipstik

Siapa bilang make up no make up look enggak perlu lipstik?

Lipstik itu wajib ya emak-emak.. 😘

Karena tanpa lipstik bibirku agak ehm.. Item.. Jadi pemakaian lipstik itu wajib banget.

Nah, bagaimana caranya terlihat no make up dengan lipstik? Caranya yaitu dengan memakai warna yang sangat amat natural. Tapi, perlu diingat bahwa varian lipstik nude mungkin membuat tampilannya berubah jadi look nude make up. So, aku memutuskan untuk memakai lipstik Pixy Silky Fit Lipstick No 106 (Strawberry Milk Satin) karena lipstik ini paling pas buat warna kulit aku.

Tapi.. Tapi jenis lipstik ini bukan matte namun glossy. Jadi kita perlu menambahkan blush on untuk membuatnya menjadi terlihat matte. Karena aku cuma punya varian blush on warna pink jadi aku putuskan untuk menambahkan loose powder marck saja untuk membuatnya matte.

Hasilnya? Keceh! Juara! Dan aku suka. 😍

Pada gambar bibir paling atas dapat dilihat warna asli dari lipstik pixy tadi. Warnanya enggak oke banget dengan efek glossy.

Nah, pada gambar tengah warnanya langsung berubah jadi natural karena penambahan loose powder marck.

Pada gambar bawah? Diapain?

Kalau itu sih… Pakai Ombre lips.. 😅

Sebenarnya aku cukup puas dengan tampilan tengah ya. Tapi karena bibir normal dan alami itu warnanya pasti enggak rata maka aku tambahin gaya ombre mamakai lipstik purbasari matte no 95 yang berwarna agak pink. So far, aku suka sih hasilnya masih terlihat no make up dan natural.

Baca juga: Punya Lipstik menor dan tidak cocok denganmu? Pakai cara ini agar terpakai

4. Finishing Flawless Look *Optional

Mau make up nya terlihat flawless dan lebih natural lagi?

Ada caranya loh, yaitu dengan menambahkan Mustika Ratu Oxigenated Spray sesudah selesai make up.

Kenapa jadi sesudah ya, bukannya lebih baik sebelumnya..?

Nah, karena aku sudah lumahan sering memakai Oxigenated Spray dari mustika ratu ini maka aku mendapatkan pengalaman kalau jika spray ini dipakai sebelum make up maka make up akan menempel lebih lama. Sementara jika dipakai setelah make up maka tampilan make up akan terlihat glowing dan flawless, keceh lah pokoknya.

Baca juga: Review Mustika Ratu Oxigenated Spray

Nah, berikut adalah hasil akhir dari make up ini..

Siapa bilang make up itu harus mahal? Seperti kalian lihat produk yang aku pakai untuk make up ini sangat terjangkau harganya dan hasilnya enggak kalah kece dengan produk mahal. 😊

Coba dirumah yuk!

Review Foundation Purbasari – Rekomendasi Foundation Ngirit ala Emak Rumahan

Review Foundation Purbasari – Rekomendasi Foundation Ngirit ala Emak Rumahan

Hai hai.. Kayaknya udah lumayan lama ya aku ga pernah nulis tentang perintilan make up. Jangan ditanya kenapa, karena jawabannya jelas sudah..

“aku hanyalah emak biasa yang nulisnya suka-suka hati saja” 😂

Kenapa jadi pengen review produk yang satu ini? Apakah ini sponsored post?

Tentu saja tidak.. 😝

Aku hanya ingin berbagi pengalamanku tentang produk ini karena kalian semua pasti kaget sama harganya. Iya, aku juga kaget loh waktu pertama kali di kasih tau sama penjualnya.

Tebak berapa?

50k?

30k?

20k?

Salah semuaaa… Ini cuma 10k pemirsa..

Serius???

Ya serius lah.. Hihiy.. Makanya tanpa timbang-timbang lagi foundation ini langsung masuk kekeranjang emak. 😆

Apakah dengan harga segini murah maka kualitasnya patut di pertanyakan? Yuk, baca review aku..

But, First… Hari gini ada ga sih yang ga tau sama Foundation?

Ngakunya mau review produk tapi pastilah curcol dulu.. Hahaha..

Pasti deh diantara kalian yang baca ada yang ga tau sama Foundation. Hayo? Ngaku aja..

Sama mak, aku juga baru-baru aja kok tau beginian..🙈 #Gubrak

Pastinya sih ada yang nanya:

“Apa bedanya sama BB cream?”

Tau ga mak hidup itu sulit.. *eaa..

Aku pernah mengulas pengertian tentang perintilan BB cream, CC cream, DD cream hingga EE cream pada review DD cream Wardah di blog ini. Kalian bisa baca kok.

Review DD cream Wardah Natural

Nah, kalau foundation itu apaan lagi sih?

Foundation itu disebut juga dengan alas bedak. Foundation ada yang berbentuk cair dan berbentuk padat. Foundation punya tekstur yang kental dan pekat jadi dia mampu menutupi kekurangan pada wajah dengan sangat baik.

Foundation itu biasanya digunakan apabila kita ingin tampil dengan tingkat make up tahan lama dan kokoh. Kenapa? karena foundation dikenal mampu membuat bedak menjadi lebih awet.

Oh ya, katanya Foundation yang bagus juga dapat melembabkan wajah yang kering dan meratakan warna kulit yang belang. Foundation punya berbagai varian warna yang dapat digunakan untuk sehari-hari pada jenis kulit berbeda.

Tingkat coverage foundation sangat tinggi. So, foundation cocok menjadi pilihan untuk anda yang sedang ingin pergi ke pesta atau arisan emak-emak. *Eaa.. 😂

Ini pertama kalinya aku beli Foundation loh..

Iya, jujur ini pertama kalinya aku beli foundation. Karena sepengetahuan aku, foundation itu harganya lumayan mahal. Hiks.. Akhirnya dari kemarin pengen beli malah maju mundur terus. Siapa sangka bakalan dapat produk murah begini?

Tapi.. Harap maklum karena ini pertama kalinya aku beli foundation jadi mungkin aku tidak bisa membandingkan kebaikan produk ini dibanding produk foundation yang lain. But, review ini aku buat sejujur-jujurnya. 😊

Varian warna Foundation Purbasari

Ketika aku di counter Purbasari dan menemukan produk kece ini aku di beri 2 pilihan warna yang cocok untuk aku yaitu sawo matang dan natural. So far ketika aku cobain disana si sawo matang pas ditangan aku tapi ga pas banget dimuka aku. *Yah.. Ketauan tangan dan muka beda warna 😂

Ehm, ya gimana ga beda kalau tiap siang panas-panasan pakai kendaraan tanpa sarung tangan. Haha.

So, aku pilih natural. Kan ga lucu kalau aku jalan-jalan dikira Chef Farah. *dilempar gayung.. 😅

Oh ya, ada 2 varian warna lagi selain sawo matang dan natural yaitu kuning langsat dan kuning gading. Waktu aku coba kedua warna ini sih enggak ada yang cocok di kulit aku. Keduanya sama-sama keputihan. Hehe. Nah, berikut penampakan tangan aku di tone yang natural. Terlihat keputihan tapi sebenarnya enggak kok pas di blend.

Bahan Aktif Foundation Purbasari

Dibawah ini adalah bahan aktif dari foundation ini:

Aqua, Talc, Cyclomethicone, Alcohol, Octyl Palmitate, Isopropyl Myristate, Cl 77891, Propylene Glycol, Cetyl Alcohol, Sorbitan Olivate, Silica Dimethyl silylate, Zinc Oxide, PEG-30 Dipolyhydroxystearate, Sodium Chloride, Cl 77499, Cl 77491, Propylparaben, BHT, Butylparaben, Tetrasodiom EDTA, Lactic Acid, Passiflora Edulis Seed OIL.

Packaging n Bla bla..

Kemasannya minimalis dan aku suka sih. Cuma dikemas dalam botol plastik pipih dengan tutup ulir tanpa dus atau segel sama sekali.

Tutup dari foundation ini juga pas dengan si alas bedak purbasari yang mengandung ekstrak markisa.

Dengan ukuran mini dan isi sebanyak 35 ml kurasa ini sangat travel friendly. Wadahnya juga sangat ramping.

Nah, untuk kemasan tutupnya bisa dilihat ya.. Maaf belepotan.. Hihi.. 😅

Bisa dilihat mulut botolnya juga kecil, jadi ga perlu khawatir kebablasan saat nuangin produknya. Hehe

Cara Memakai Foundation

Oh iya, karena aku pernah ikut Beauty Class 2x bersama Wardah jadi aku lumayan pengalaman dalam mengaplikasikan foundation. Caranya berbeda ya dengan aplikasi BB cream.

Baca juga: FBB Beauty Class with Wardah

Kenapa? Karena foundation ini sifatnyalebih kokoh dan lebih cepat mengering. Jadi dalam satu bagian wajah harus cepat di blend agar merata.

Tekstur dan Kesan Pemakaian

Tekstur dari Purbasari Alas Bedak ini agak cair, jadi mudah banget buat diratain pake brush atau jari. Finishing dari foundation ini menurutku semi-matte, cocok sih buat kulitku yang normal ini.

Nah, berikut penampakan before-after aku pakai foundation ini.

Warnanya benar-benar pas sih dikulit wajah aku. Enggak keputihan sama sekali karena sama dengan warna kulit. So, aku suka.. 😍

Coverage gimana? Ehm, menurutku biasa aja ya, ini sih lebih kayak pake BB Cream. Hihi

Yah, namanya juga foundation 10k.. 😂

Tapi buat aku foundation Purbasari ini udah lebih dari cukup buat dipakai emak sehari-hari.

Baca juga: Tutorial Make up Emak Harian

Oh ya, pori-pori aku sebenarnya sudah lumayan tertutupi dengan foundation ini tapi jerawat mini di bagian pipi tetep stay kece dan tak berubah penampakannya. Huhu. Agak kecewa sih tapi ketika udah dicover lagi dengan bedak tabur oke kok. 😉

Nah, ketika udah dipakaikan bedak tabur begini hasilnya..

Please abaikan tanganku yang item 😂

Mau versi dandanan complete yang pakai lipstik dan TWC? Begini.. *kagak ada yang nanya..😅

Overall aku suka sama Foundation ini. Dengan harga semurah itu dapat kualitas begini kece sih oke banget. Tapi harga emang ga boong kok. Setelah memakai foundation ini selama lebih dari 2 jam akhirnya aku sadar kalau foundationnya agak oxidized atau warnanya berubah menggelap dikulit aku. Dan itu… Enggak oke sama sekali. 😭

Kesimpulan emak….

Nah, overall yang aku suka dari foundation ini adalah:

(+)

– Sudah Halal MUI

– Mengandung UV filter

– Murah Banget

– Varian Warna Banyak (Warnanya cocok banget di kulit aku)

– Kemasan Travel Friendly

(-)

– Agak Oxidize setelah memakai lebih dari 2 jam

– Mengandung Paraben, so bukan busui n bumil friendly

Beli lagi?

Tergantung mak, kalau promil berhasil tentunya stop dulu makai beginian. Hihi..

Aku rekomendasiin banget foundation ini buat emak-emak yang pengen tampil cantik dirumah. Tinggal towel-towel cantik aja ah foundation ini dimuka abis mandi terus blend dan kasih bedak tabur. Minimalis banget buat dandanan menyambut suami datang. Hehey..

***

Suami: “Kamu kok cantik banget? Pakai bedak mahal ya?”

Istri: “Enggak kok mas, cuma pakai foundation 10ribuan”

Suami: “Wah, istriku memang pintar. Sudah cantik.. Pinter menghemat duit lagi” (peluk hangat)

Istri: (klepek klepek)

*Khayalan emak menjadi-jadi.. 😂😂

***

Nah, sekian review dari aku. Semoga berguna ya buat yang pengen beli foundation dibulan tua. Hihi..✌

Kenangan Semarang dan Yogyakarta: Study Tour Bareng Mahasiswa D3 Kompak Poliban

Kenangan Semarang dan Yogyakarta: Study Tour Bareng Mahasiswa D3 Kompak Poliban

Yogyakarta memang kota istimewa. Ya, itulah yang pertama kali aku ucapkan saat menginjakkan kaki di sana. Sebagai Ibu yang bisa dibilang sangat jarang travelling, maka memandang kota Yogyakarta bagaikan memandang surga dunia dengan segala obyek wisata yang menggugah minatku. Minatku? Ya, aku punya minat terselubung dibalik profesi Ibu Rumah Tangga, yaitu ingin berkeliling dunia.

Agaknya mustahil ya. Dari segi persiapan psikologis dan jasmani sebenarnya aku termasuk pribadi yang agak lemah dengan travelling. Bagaimana tidak? Aku jarang sekali naik pesawat dan aku tidak pernah naik pesawat sendirian. Selain karena punya sisi agoraphobia, hal ini juga karena aku tidak pernah merasa tertantang untuk mencoba naik pesawat sendirian.

Setelah 4 tahun lamanya menjadi Ibu Rumah Tangga Sejati yang jarang piknik, maka ajakan suami untuk traveling aku terima dengan senang hati dan sedikit lebay. Ya, jika diingat-ingat lucu sekali ketika aku terlalu bersemangat hingga packing barang jauh-jauh hari. Panik dan bingung dengan adegan menitipkan anak, juga perasaan deg degan bukan main saat melihat pesawat seraya berkata dalam hati, “Bagaimana jadinya kalau Pesawat ini begini dan begitu..”

Tapi kurasa aku cukup menutupi rasa gugupku dengan baik. Aku dikelilingi oleh para mahasiswa D3 Komputer Akuntansi Poliban yang dengan asing menatapku malu-malu. Ah, apa kata dunia kalau aku terlihat mabuk di pesawat nanti? Wajah jutekku nan manis ini akan hilang imagenya. Hahaha.. *cuss minum antimo.

***
Ya, ini memang bukan perjalanan piknik biasa. Aku diajak untuk ikut menemani suamiku karena program study tour yang dilaksanakan mahasiswa Kompak (Komputer Akuntansi) di Politeknik Negeri Semarang. Kenapa aku diajak? Apakah tiket gratis berlaku untukku?

Aku diajak karena suamiku kasihan. Haha..

Serius, sejak kami menikah kami tidak pernah berbulan madu seperti pasangan pada umumnya. Selang beberapa bulan setelah menikah, aku ditinggalkan suamiku kuliah di UGM Yogyakarta selama 2 tahun. Kenapa tidak menyusul? Karena eh karena kami punya hal yang diproritaskan untuk masa depan rumah tangga. Sehingga kami harus berkorban untuk hal ini. Ini adalah babak pahit dalam awal rumah tangga kami.

Karena aku sudah terlalu lama kurang piknik dan mulai mengeluarkan tanda-tanda ketidakwarasan itulah akhirnya suami rela mengeluarkan budget khusus untuk mengajakku mengikuti study tour bareng mahasiswanya. Aku senang sekali tentunya. Saat melihat rombongan mahasiswa di bandara. Aku merasa seakan kembali ke zaman mahasiswa dulu.

***

Rute 1: Politeknik Negeri Semarang

Bagaimana rasanya saat emak-emak masuk ke ruang kelas mahasiswa politeknik semarang? Mengambil tempat duduk paling depan pula. Lantas sang Dosen pun bertanya, “Mba Mahasiswa? Dosen?”

Hahaha..

Awkward Moment banget. Lantas suamiku sebagai perwakilan dosen pun menjelaskan bahwa aku adalah Istrinya. Dalam hatiku berkata, “Seharusnya tadi membawa almameter saja supaya tidak awkward”

Politeknik Negeri Semarang itu keren. Studytour kesana memang tidak sia-sia. Mahasiswa Komputer Akuntansi Poliban sangat antusias disana. Apalagi mengingat bahwa ada program studi lanjutan untuk kuliah mereka disana. Wah, entahlah sudah dimana para mahasiswa itu sekarang. Aku masih ingat berbagai sinaran mata semangat mereka. Ya, kehidupan masa muda itu memang menyenangkan ya.

Rute 2: Simpang Lima Semarang

Setelah sampai di hotel pada malam harinya kami lalu memutuskan untuk jalan-jalan ke Simpang Lima Semarang. Akupun langsung antusias minta foto di deretan lampu besar yang membentuk tulisan simpang lima semarang. Yah, maklum.. Emak rumahan baru keluar kandang, agak udik dan norak.

Kenapa hanya ada fotoku saja? Mana Suaminya?

Sebenarnya ada loh fotoku dengan suami di sini, tapi karena pakai kamera mahasiswa jadi lupa minta atau sebenarnya agak gengsi minta. Hahaha.. Maklum, suamiku sangat sulit diajak kalau urusan berfoto.

Oh Iya, disini ada berbagai becak hias dengan lampu juga. Dalam sekali putaran kawasan simpang lima dikenakan biaya 35k. Nah, kalau sepeda tandem hias bisa disewa dengan harga 25k untuk 30 menit.

Apakah kami menaiki becak atau sepedanya?

Tentu Saja Tidak, terlalu kekanakan kata suamiku. Haha

Rute 3: Rawa Pening

Rawa Pening apaan sih ya? Eh, ternyata itu adalah danau seluas 2670 hektar yang ada di Jawa Tengah. Dan ketika kami sampai disini…Wah…

Berasa jalan-jalan ke sungai Banjarmasin pemirsa..

Bagaimana Tidak? Keadaan Danaunya mirip sekali dengan kawasan sungai dibanjarmasin yang dipenuhi dengan tanaman eceng gondok. Pokoknya ketika kesini saya berasa balik ke banjarmasin lagi. Haha..

Cuma.. Bedanya kalau di banjarmasin kiri dan kanan ada rumah penduduk. Disini adem, angin sepoi-sepoi dan enak sih ya, namanya juga jalan-jalan. Hihi..

Rute 4: Candi Borobudur

Tidak mau membuang-buang waktu di Rawa Pening terlalu lama maka kami akhirnya memutuskan ke Candi Borobudur yang berada di Magelang. Sebagai emak yang cukup udik dan baru pertama kali menjejakkan kaki di Borobudur maka mohon maklumi tingkah narsisnya yang kelewatan. Hahaha

Suamiku berkata, “Kalau ke Peninggalan bersejarah itu jangan cuma foto-foto saja, ngapain foto-foto kalau tidak bisa menikmati indahnya sejarah. Coba lihat relief-relief ini mengandung cerita yang sangat bersejarah”

Dengan santai aku menjawab, “Jalan-jalan begini 5 tahun sekali juga mungkin enggak lagi. Kapan lagi menciptakan kenangan yang menyenangkan untuk di bawa pulang?”

Dan sang Suami pun pasrah dengan kelakuan sang Istri.. Hahaha..

Setelah puas berfoto ria, barulah aku dan suami asik menterjemahkan relief candi dengan bahasa kami sendiri. Saking bersemangatnya, kami turun lagi kebawah tingkatan candi untuk menemukan relatednya lalu menyimpulkan berbagai posisi budha dan keragaman relief yang sama. Yah, seperti Arkeolog saja, sok tau dan pura-pura pintar dalam menterjemahkan relief. Haha..

Hmm.. Kami akhirnya mengerti bahwa makna relief ini dalam sekali, ingin ditulis kesimpulan dari pengamatan relief versi kami? Janganlah ya, bisa-bisa tulisannya jadi banyak banget. Yah, bagi kami borobudur memang sangat pantas untuk dijadikan salah satu dari 7 keajaiban dunia.

Rute 5: Goa Pindul

Esok harinya kami memutuskan berjalan-jalan ke Goa Pindul. Belum tau Goa Pindul?

Nah, konon diantara beberapa wisata cave tubing, Goa Pindul ini adalah Primadonanya. Yang membuat aku sangat ingin kesana adalah karena konon salah satu stalaktit yang terletak ditengah goa adalah stalaktit terbesar no-4 di dunia. Wow banget kan?

Sayang sekali aku sangat sedikit memiliki dokumentasi di wisata ini. Pemandangan dalam Gua tidak sempat aku abadikan karena kamera HP ku tak bisa dipakai disana. Sedih banget lah pokoknya, padahal pemandangannya keren sekali. Berasa kayak di film adventure gitu. Banyak kelelawar sih dalamnya (namanya juga gua deng) tapi entah kenapa malah menambah kesan natural banget dengan adanya hewan serem itu. Hihiy

Jangan takut soal perjalanan masuk gua. Disini ada pemandunya kok dan kita sudah dijamin keamanannya dengan berbagai perlengkapan seperti pelampung dll. Jadi, buat kita-kita yang enggak bisa berenang tetep aman kok.

Hah? Kita? Kamu aja kali win…Haha

Rute 6: Pantai Baron

Konon kata Suami pantai di Yogya itu Indah banget beda dengan Pantai di Pelaihari. Nah, ini dia yang bikin penasaran, Seindah apa sih?

Kami memutuskan untuk ke Pantai Baron yang terletak di Desa Kemadang Kecamatan Tanjung Sari. Pantainya emang indah sih, airnya biru dan.. Wah.. Ini pertama kalinya aku lihat menara suar. Haduh, Udik banget ya.. Haha..

Tanpa memperdulikan pemandangan pantai apalagi berpikir untuk mandi, aku langsung saja memanjat bukit di dekat pantai sana bersama suami dan rombongan mahasiswa. Keren lah rasanya melihat menara suar itu, berasa syuting film Shutter Island. Hahaha..

Tinggi banget lah.. Tapi yang paling penting itu.. Foto-foto… Eaaa..

Sayang sekali tangga terakhir di menara suarnya agak horror. Akhirnya emak yang takut ketinggian ini menyerah tepat ditangga terakhir. Sayang banget ya, tapi bagaimana lagi? Aku merasa kekuatan angin seakan menggoyangkan menara suarnya. Daripada pingsan disana dan digendong suami mending tahan aja adegan romantis itu. Eaa..

Rute 7: Keraton Yogyakarta

Awal memasuki keraton ini aku langsung merasakan betapa kental adat jawa di dalamnya. Tanpa memperdulikan isi-isi didalamnya aku dan suami teralihkan pikirannya saat melihat mereka. Taukah kalian siapa yang kami maksud?

Ya, sang abdi dalam.

Bagi kami letak keistimewaan Yogyakarta sangat terasa ketika memasuki dan mengenal budaya keraton. Zaman begini budaya dahulu masih sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat disana. Bagaimana bisa ya sangat banyak abdi dalam yang lalu lalang didalamnya. Salah satu dari abdi dalam yang memandu kami pun mengaku sudah puluhan tahun disini.

source: hipwee.com

“Apakah ini perbudakan” Pikirku lugu dan polos. Haha

Abdi dalam adalah mereka yang rela dan sepenuh hati mengabdikan diri untuk keraton dan juga raja dengan segala peraturan yang berlaku. Uniknya, bukanlah pihak keraton yang menyuruh mereka untuk menjadi abdi dalam namun mereka lah yang mengajukan diri.

Ternganga? Ya, saya juga..Haha.. Anehnya itu adalah hal terhormat bagi mereka.

Abdi dalam terbagi menjadi 2 bagian yaitu abdi dalam keprajan dan punakawan. Keprajan biasanya bertuga di dinas dan instansi pemerintahan sedangkan punakawan bertugas di keraton saja.

Setelah bertanya cukup banyak tentang abdi dalam dengan guide kami kemudian suami saya iseng bertanya dengan tukang becak disana, “Sampeyan mau jadi abdi dalam mas?”

“Mau banget mas, seumur hidup juga aku mau.. Ini jabatan terhormat mas”

Wah, kalian tau berapa gajih dari abdi dalam? Sepengetahuan singkat kami gajih mereka hanya 15 ribu sebulan. Berdasarkan wawancara kami mereka yang sudah berstatus S2 dan S3 saja mengajukan diri sebagai abdi dalam. Dan kalian tau apa jawaban mereka?

“Ini bukan soal gajih, tapi tentang hati”

Ya, mereka percaya ada berkah luar biasa dalam pengabdian mereka.

Rute 8: Taman Pintar

Suatu hari nanti aku ingin sekali membawa Farisha jalan-jalan kesini. Ya, Taman Pintar benar-benar tempat belajar anak yang sangat edukatif. Sayangnya saat berjalan-jalan di taman ini baterai hpku mati dan dokumentasi itu nol besar. Yah, sayang banget. Padahal sekali seumur hidup aja mungkin kesini..huhu..

source: jejakpiknik.com

Setelah sampai ke hotel lagi barulah emak nangis bombay dan menyesal kenapa pakai acara gengsi minta foto dengan mahasiswa. Ya, beginilah emak-emak jaim. Huhu

Rute 9: Malioboro

Malam itu adalah malam terakhir di Yogyakarta. Suamiku dengan keras hati menyuruhku untuk istirahat di Hotel saja malam itu. Tapi Bagaimana bisa? Aku belum ke Malioboro loh.

Akhirnya berkat rayuanku bersama dengan para mahasiswa yang gatel banget pengen jalan pak dosen luluh juga untuk mengajak kami ke Malioboro. Haha..

Sebenarnya ada loh dokumantasi foto di malioboro ini. Tapi entah kenapa setelah aku cari ternyata tidak ada lagi. Yah, mungkin karena hasil fotonya jelek semua karena cahaya malam. Tapi serius, jalan-jalan di Malioboro memang berkesan.

Rute 10: Candi Prambanan

Pagi harinya kami menyempatkan diri untuk jalan-jalan ke Candi Prambanan. Candi Prambanan dikenal sebagai candi yang unik dengan bentuk dan jumlahnya. Karena baru pertama kali kesini aku sih ga menghitung apa benar jumlahnya ada seribu. Hihi..

Tapi kalau dilihat bangunan candi ini sudah beberapa kali dilakukan pemugaran seperti halnya borobudur. Konon puing-puing candi tempat saya berfoto ini merupakan salah satu puing candi yang tidak bisa direnovasi lagi. Jadi, candi ini tidak utuh seperti awalnya lagi.

Aku senang sih disini, pemandangannya keceh dan sangat instagramable. Untungnya suamiku sedang dalam mood bagus untuk berfoto-foto disini. Huft, jarang-jarang kan dia begini? Haha

Nah, itu dia destinasi wisata kota semarang dan surabaya yang kami jelajahi dalam rangka study tour. Hah? Study Tour? Apa mungkin lebih tepatnya ini piknik murni? 😂

Apapun itu, setiap perjalanan adalah langkah yang berharga. Sekian lama tidak pernah piknik jauh begini aku akhirnya membuat tulisan ini untuk mengenang memory manis perjalanan kami. Semoga suatu saat bisa kembali kesana. 😍

9 Hal yang Menyebabkan Tulisan Emak-Emak Tak Kunjung Selesai

9 Hal yang Menyebabkan Tulisan Emak-Emak Tak Kunjung Selesai

Siapa suruh jadi Blogger Mom?

Enak? 😂

Ngakunya hoby nulis tapi punya draft yang tak kunjung publish mengendap berbulan-bulan hingga hampir setahun lamanya. Ketika draft dibuka lagi, bukannya lanjut nulis hingga finish tapi malah di tutup lagi karena bingung… Sebenarnya emak mau nulis apa lagi sih ini? 😅

Ada yang begini?

Yuk kita saling curcol kira-kira apa penyebabnya?

1. Tidak menetapkan Deadline

Siapa sih yang suka ngerjain sesuatu kalau udah mepet deadline? 🙋

Aku? Enggak.. Aku sih anak baik.. 😂

Sadar tidak? Kalau kita membuat perencanaan hingga deadline dalam mengerjakan sesuatu pastinya kegiatan kita akan terarah dengan baik, tidak terkecuali soal menulis. Nah, kalau kita tidak punya perencanaan matang dalam menulis dan tidak menetapkan deadline sudah pasti draft akan bertumpuk tidak jelas. *Iya, kayak emak satu ini.. hitung saja draft yang tak dilanjutkan tulisannya.. 😂

Sebagai golongan newbie dalam dunia blog, aku biasanya membuat jadwal sendiri dalam menulis. Meskipun jadwalnya abstrak, yang pasti dalam seminggu harus ada minimal 1 atau 2 tulisan. Nah, untuk membuat diri lebih termotivasi lagi biasanya aku mengikuti blog collab yang diselenggarakan oleh komunitas blogger. Sebenarnya akan lebih semangat lagi kalau ada event blogger yang bisa diikutin sih. *Eaaa… 😅

2. Godaan Sosial Media

Siapa sih yang suka nulis blog pake hengpong? 😂

Sudah jelas pastinya godaan melirik sosial media sangat besar. Contohnya nih…

TING..!

Tiba-tiba dapet inspirasi. Ga tau tuh inspirasi tiba-tiba suka nongol aja sendiri. Langsung cuss ambil hp sambil nulis draft. Tiba-tiba..

Teng tong.. (abaikan.. cuma grup WA biasa)

Teng tong.. (abaikan.. cuma pemberitahuan biasa)

Teng tong.. (biasalah.. Paling si anu heboh BC buat jualan..)

Teng tong.. (bentar.. Wah, ada job.. Close dulu mau ngisi entar kehabisan campaign)

Istirahat dulu.. Nanti inspirasi bisa nongol kalau liat Facebook.

Wah.. Berita apa nih? Wah.. Wah…

Koment? Gak usah deh, liat komentar orang aja..

10 menit… 20 menit… 1 jam..

“Wah udah jam segini aja?” 😱

Pas mau ngelanjutin ngedraft bilang, “eh, tadi harusnya aku nulis apa lagi?” 😂

Lalu pas udah ingat, lanjut nulis lagi.. Tapi.. Bentar.. Update status dulu..

Eaa.. 😅

Dst.. Dst.. 😂

3. Kehilangan Inspirasi karena Rutinitas Harian emak-emak

Suatu hari sang emak bertekad ingin menyelesaikan sebuah tulisan. Ia lalu mengikat kain perjuangan diatas kepalanya dan berkutat di dalam kamar bersama laptop dan cemilannya. Yah, mumpung si kecil tidur siang.. Kapan lagi sih?

30 menit kemudian…

“Mamaaaa..” 👶😭

😌😌😌

Dan sang emak pun ikut tertidur saudara-saudara… 😪

***

Di pagi hari saat sang emak sudah menyelesaikan kewajiban hariannya dan si kecil sedang sekolah, ia langsung menuju kamar dan bersiap mengetik, lalu..

Teng tong.. (eh.. WA suami)

Aku makan siang dirumah hari ini sayang.. ga jadi makan di kantor..

Gubrak.. 😌

***

Ini dia.. Malam hari..

Malam hari memang waktu terbaik untuk menulis. Semangat lagi mak!!

Tiba-tiba… Suami datang..

“Ehm.. Sayang…”

Eaaaa… 😂

to be continued

4. Kebanyakan Nonton Drakor

Sudah Emak-emak kok masih hoby nonton drakor?

Kayaknya bukan aku aja ya.. Banyak emak begini kok.. Tanya aja emak yang lain.. 😂

Katanya sih nonton drakor itu sebagian dari rutinitas me time dan benefitnya bisa menimbulkan inspirasi untuk menulis. Kalau satu episode buat sehari aja gak papa lah ya… Tapi…

Biasanya emak suka khilaf namatin drakor hingga beberapa episode dalam sehari.. 😂

Ngakunya sih kalau enggak tamat inspirasi menulis enggak datang-datang. Nyatanya?

Hayati lelah bang.. Kebanyakan inspirasi dan khayalan dari film korea.. Mau bobo dulu mimpiin oppa…

Eaaa.. *digetok gayung.. 😅

5. Baper berkepanjangan karena Traffic

“Traffic blog aku segini aja.. Ga ada peningkatan..” 😭

Ya gimana mau ada peningkatan nulis aja jarang banget.. 😅

Terus, belajar SEO apa kabar?

Fanpage berdebu apa kabar?

Mau di BW tapi BW di blog lain aja enggak ada, kamu kira udah jadi artis papan atas? 😅

Yang baca tulisanku siapa sih? Nanti-nanti aja juga nulis ga pengaruh apa-apa. Haha

Sering begini? Aku sering.. Hihi..

6. Minder melihat tulisan orang lain

Tulisan emak yang menang lomba kok bagus amat sih.. Apalah aku, reremahan rengginang di kaleng khong guan yang sudah berkarat dan diasingkan.. *eaa.. 😅

Suatu ketika si emak mau belajar dari penulis-penulis terkemuka tapi apalah daya.. Malah keranjingan membaca dan tak memulai menulis. 😂

Dan ketika mau nulis? Lah, kok jadi pengen mengutip aja? Hahaha

Gak papa.. Kumpulin kuote-kuote berkualitas dari para penulis dan jadikan semangat.

Zzzzz… 😴

7. Kurang Piknik dan Silaturahmi

Apakah emak yang kerjaannya dirumah saja bisa dapat inspirasi?

Bisa ajah. Apalagi kalau rajin baca buku..

Masa? Aku kok enggak ya.. 😂

Sebagai emak yang kadar introvertnya kadang tulen dan kadang nanggung maka yang namanya piknik dan silaturahmi itu penting sih buat aku. Karena piknik itu bisa menyejukkan pikiran dan silaturahmi membuat aku bisa bertukar pikiran dengan yang lain.

So, emak yang kurang piknik dan silaturahmi itu pasti jiwanya agak kosong sehingga inspirasi pun jarang menghampiri.

Makanya mak, piknik bareng yuk.. 😆

8. Kurang Baca Buku

Mau konsisten nulis tapi jarang membaca buku? Lupakan Impianmu..

*ambil kaca.. 😅

Soalnya sebelum kita menulis hal-hal ‘berat’ kita harus melakukan berbagai riset dulu dong dari berbagai sumber tak terkecuali buku. Kalau tidak hasil tulisannya akan didominasi curcolan tidak jelas semata. *ini siapa?

Malas baca buku? Kelaut aja.. 😂

*tapi disini adanya cuma sungai.. 🏊

9. PMS

Ah, siapa sih emak yang belum kenalan sama siklus yang satu ini? PMS adalah singkatan dari Pramenstruasi. Pastinya semua emak sudah sangat bersahabat dengan siklus ini. Memangnya kenapa kalau siklus ini menghampiri? Efeknya apa?

Yes, emak jadi punya mood labil yang aneh. Itu aku.. Hihi..

Biasanya dimulai dengan sakit kepala yang bikin emak minum obat dan berakhir dengan bed rest. Setelah sakit kepala berakhir maka mood mulai tidak stabil. Ya, itu tuh yang suka nangis enggak jelas padahal penyebabnya cuma hal kecil kemudian guling-guling di kamar, bisa juga lari-larian ala film india. Konyol bukan? 😂

Maunya sih minta diperhatiin, lalu begini begitu. Tapi…

👨:”Wah, jerawat mama kok gede banget?”

👩: … (nelen ludah.. Masuk kamar)

Baper pemirsa.. Hahahaha

Ya, itu dia 9 hal yang bikin emak-emak tak kunjung menyelesaikan tulisan versi shezahome. Kalau versi emak yang lain? Bagaimana? 😆

Sepenggal Cerita tentang Seorang Ibu yang mencari Kebahagiaan

Sepenggal Cerita tentang Seorang Ibu yang mencari Kebahagiaan

Mereka berkata bahwa Bahagia itu Sederhana.

Tapi faktanya, bagi seorang Full Time Mother yang merawat anak dan suaminya 100% mencari kebahagiaan ternyata tidaklah sesederhana itu.

Kata siapa? Aku?
Ya, tidak semua wanita bisa menjadi full time mom yang sempurna dengan perasaan bahagia. Kenapa?

Itu berat.. Kamu gak akan sanggup.. Biar aku saja.. 😂

Ternyata jadi Ibu Rumah Tangga sejati itu berat. Hanya orang-orang terpilihlah yang sanggup menjalaninya dari awal tanpa lika-liku cobaan.

Dan hari ini, aku ingin sedikit bercerita tentang perjalananku mencari kebahagiaan. Ya, Aku.. Sang Full Time Mother.

Cerita 1: Mama memang selalu benar

Keputusan menjadi Full Time Mother memang bukanlah keputusanku sejak memulai pernikahan. Awalnya aku ingin bekerja. Sangat ingin bekerja. Namun keadaan membuatku harus menjadi Ibu Rumah Tangga. Keadaan yang tak sesuai dengan harapan ini sempat membuatku depresi dan mengalami gangguan psikologis.

Baca juga: Mengenal Baby Blues dan PPD serta penanggulangannya

Aku tak mengira menjadi Ibu Rumah Tangga akan sehorror ini. Selagi remaja, aku sering memandang remeh para Ibu Rumah Tangga yang suka bergosip ria. Dan aku selalu salut dengan para Ibu yang bekerja dan dapat bermanfaat bagi banyak orang. Ya, seperti Mamaku.

Mamaku, sang working mom selalu berkata bahwa jika aku menikah nanti janganlah mau jika hanya menjadi Ibu Rumah Tangga. Mama memberiku berbagai contoh untuk membuatku belajar dari kehidupan. Dia yang suaminya tak bertanggung jawab, dia yang ditinggal selingkuh suaminya dan dia yang ditinggal mati suaminya.

Merekalah segelintir contoh Ibu Rumah Tangga Sejati yang tidak sukses karena memutuskan untuk tidak bekerja.

Aku selalu menggelengkan kepala mengingat pesan Mama. Berharap dan berdoa bahwa nasibku akan jauh lebih beruntung dibanding dongeng nyata dari Mama.

Berkali-kali peringatan itu datang..

Bekerjalah.. Bekerjalah..

Kenyataannya, aku sudah sangat terikat dengan rutinitasku sebagai Ibu Rumah Tangga. Tak ada satu kegiatanpun yang bisa aku lepaskan demi mengejar karir yang sempat tertunda.

Baca juga: “Mama, Maafkan anakmu yang hanya bisa menjadi Ibu Rumah Tangga”

Aku tak menyalahkan Mama akan sikapnya padaku. Sebaliknya, aku mulai merenungi dan mencari apa maksud dari perkataan Mama yang benar. Bahwa profesi Ibu Rumah Tangga sejati tanpa kemandirian finansial sangat mengancam kebahagiaan seorang perempuan. Tapi bagiku, si anak lugu yang baru berprofesi sebagai Ibu Muda dengan satu anak menganggap kebahagiaan dapat kuperoleh dengan menyalurkan energi positif yang kudapat dari segala proses belajarku.

Yah, kau memang benar Ma.. “Tidaklah baik jika Seorang Perempuan mengabaikan potensinya dan menyalah-artikan profesi Ibu Rumah Tangga”

Cerita 2: Aku dan Passion yang membuatku Bahagia

“Sebenarnya apa hal yang benar-benar kau sukai?”

Aku selalu bingung setiap kali pertanyaan itu datang. Sejak remaja hingga menjadi Ibu Rumah Tangga, aku tak pernah menggeluti passion secara khusus. Lebih tepatnya, aku tak pernah serius dengan passionku. Inilah kelemahan sang melankolis yang memiliki negatifnya sisi plegmatis, ia suka terbawa arus dan lengah akan potensinya sendiri.

Baca juga: 8 Hal yang membuat Stay at Home Mom Gagal Move On

Aku suka belajar dan mengenal hal-hal baru, namun memiliki masalah dengan kontrol kegelisahan-magh-dan ujian. Baru-baru ini aku mengetahui bahwa itu salah satu ciri dari agoraphobia. Ini benar, aku selalu memiliki nilai baik dalam latihan dan berakhir kacau dalam ujian. Keadaan ini sudah berlangsung sejak aku SMA. Kalian punya masalah yang sama? Sebenarnya apa itu Agoraphobia?

Agorafobia (agoraphobia) adalah jenis gangguan kecemasan di mana penderitanya akan menghindari berbagai situasi yang mungkin menyebabkan panik. Penderita mungkin tidak mau meninggalkan rumah. Saat berada di luar rumah, mereka bisa merasa terjebak atau malu yang akan memicu serangan panik.

Karena itu aku hanya dapat berkembang dalam media online. Aku memiliki hoby memasak, membaca dan belajar hal-hal baru. Aku tak pernah bisa menampilkan passionku dengan benar di dunia nyata. Sejak kuliah aku telah mengontrol agoraphobia dengan banyak bertanya dan berusaha menampilkan diri. Tapi, hal itu hanya untuk mengurangi phobiaku saja. Selebihnya, dunia maya jauh terasa lebih aman untukku.

Cerita 3: Menyalurkan Passion dengan Cara yang benar

Apakah bekerja di luar rumah adalah satu-satunya cara untuk menyalurkan passion?

Aku melirik para Ibu-Ibu teladan.

Ibu A yang hoby memasak memilih membuka katering untuk menyalurkan passionnya.

Ibu B yang hoby belajar dan mengajari memilih menjadi Guru walau dengan gajih kecil.

Ibu C yang pintar berbicara memilih belajar berdagang dan memiliki banyak koneksi.

Ibu D yang ahli Ilmu Parenting mulai membuka kelas online dan diundang sebagai pembicara seminar dimana-mana.

Apakah kita bisa meniru Ibu-ibu tersebut?

Kita bisa mencoba, namun jika kita tidak senang menjalaninya maka berarti itu bukanlah passion yang benar atau kita salah dalam cara menyalurkan passion.

Apa jadinya jika Ibu Introvert yang hoby memasak namun memiliki sisi agoraphobia belajar untuk berjualan?

Aku pernah bercerita bahwa hoby memasak yang kusalurkan dengan cara berdagang ternyata tidak membuatku bahagia. Sebaliknya, rasa panik dan mual melihat bahan memasak dalam jumlah banyak sering kurasakan. Akhirnya aku menyadari bahwa passion yang tidak disalurkan dalam cara yang benar pun tidak akan membuatku benar-benar bahagia.

Aku memutuskan untuk menyalurkan passion warna-warniku pada tulisan dan foto. Dan hal itu membuatku bahagia. Aku menyalurkan hobiku dengan menulis blog dan aktif mengelola media sosialku. Sebagian mungkin berkata bahwa hal ini sedikit ‘pamer’. Tapi, setiap orang memiliki gaya ekspresi yang berbeda bukan?

Cerita 4: Kebahagiaan dan Makna Pengorbanan Seorang Ibu

“Hidup seorang Ibu sejatinya adalah Pengorbanan”

Sebenarnya, apa makna dari pengorbanan itu sendiri? Apakah seorang Ibu harus menguras kebahagiaannya demi tercapainya kebahagiaan suami dan anak-anaknya?

Jika di jurnal dalam ilmu akuntansi maka akan tercipta pencatatan:

D: Investasi Suami dan Anak

K: Kebahagiaan Ibu

Aku tertawa membaca jurnal yang kukarang dengan sendirinya ini. Kenyataan bahwa Wanita materialistis itu ternyata memang sangat beralasan. Bagaimana tidak? Ia melakukannya untuk Investasi Suami dan Anaknya. Akan lain ceritanya jika posisi Kebahagiaan Ibu berada di Debit dengan posisi kredit adalah Kas Keluarga.

Baca juga: Hal yang menyebabkan Istri menjadi Matre

Secara rasional, Apa jadinya jika Kebahagiaan Ibu selalu berkurang untuk Investasi Suami dan Anak? Apa Jadinya jika Kebahagiaan Ibu tak pernah ditambah dengan optimalisasi passion? Apa jadinya jika Kebahagiaan Ibu tak pernah disirami dengan curahan ilmu? Apa jadinya jika Kebahagiaan Ibu tak pernah distabilkan dengan indahnya komunikasi dengan sang pencipta?

Ya, Akan tercipta Keluarga yang tidak sehat karena sumber kebahagiaan keluarga telah terdepresiasi secara berlebihan.

Seorang Ibu akan selalu berusaha membahagiakan keluarganya walaupun mungkin mengorbankan kebahagiaannya sendiri.

Tapi Ibu yang sesungguhnya, tak akan pernah membiarkan dirinya terdepresiasi.

Ia akan tumbuh dan berkorban dengan cara yang benar. Ia akan tumbuh bahagia bersama keluarganya.

Tulisan ini dibuat sebagai tulisan collaboration bersama Female Blogger Banjarmasin dengan tema tentang Hari Kebahagiaan International yang diperingati setiap tanggal 20 Maret yang telah dicetuskan PBB sejak 2013. Sebagai seorang Ibu maka aku membuat tulisan ini khusus untuk para Ibu yang sedang mencari kebahagiaan. Semoga ceritaku dapat menginspirasi.

Selamat Hari Bahagia

IBX598B146B8E64A