Browsed by
Category: Uncategorized

Ketika Anak Ingin Pesta Ulang Tahun di Sekolah

Ketika Anak Ingin Pesta Ulang Tahun di Sekolah

“Ma, Humaira mau ulang tahun..!!” Kata Anakku usai sekolah hari itu

Aku meng’iya’kan sambil tersenyum dan berpikir.. “Ah, paling besok-besok sudah lupa”

Satu minggu kemudian, Humaira jingkrak-jingkrak sambil memberikanku undangan ulang tahun dan berkata, “Yeay, Humaira besok ulang tahun Ma..”

Aku mengernyitkan dahi sambil melihat undangannya, “Iya, ini memang Alisha yang ulang tahun. Tapi bukan Alisha Sheza Humaira.. Bukan Humaira, ini Alisha teman Humaira..”

Humaira manyun sambil bilang, “Oooow ukaan ya..”

“Iya, nanti kita beli kado besok ya..” 

“Oke mama.. Asik beli kado..”

“Kadonya buat teman Humaira ya, bukan buat Humaira..”

“Oooow.. Ukaan yaa”

Mama, Aku Mau Ulang Tahun Juga!

Malam itu, aku membungkus kado dengan Humaira. Lalu memasukkannya ke dalam tasnya. Kemudian bilang kepadanya, “Kado ini nanti buat teman Humaira ya. Nanti Humaira kasih ke temannya ya”

Humaira manyun sambil berkata, “Oh.. Bukan punya Ummai?”

“Iya, kan Humaira udah punya warna pink. Punya temannya warna putih” Kataku

Humaira manggut-manggut menyimak perkataanku. Yah, demikianlah drama yang terjadi setiap kali teman Humaira ulang tahun. Setiap membeli kado untuk temannya, kok gak tega kalau Humaira tidak ikut dibelikan. Hiks, padahal dulu ketika era Pica aku oke-oke aja sih kalau tidak membelikan Pica. Pica tidak begitu kecewa. Aku pun lebih bisa merem nafsuku. Mungkin juga sih karena kala itu ekonomi kami memang tidak sebagus sekarang.

Singkat cerita, esok harinya aku menjemput Humaira dengan tangisan di wajah Humaira. Aku bertanya sebabnya kepada Gurunya.. Ulala.. Ternyata drama tidak mau memberikan kado pada temannya. 

“Itu punya Ummai.. Itu kado Ummai!” Kata Humaira. Membuatku hanya bisa ‘nyengir’ sambil senyum pada anak yang berulang tahun. Lantas meminta maaf dan segera pulang dari pada ‘drama berlanjut’.

Di perjalanan, aku membelikan Humaira 1 pcs yupi untuk menghiburnya. Syukurlah drama itu berakhir. Tapi, ketika di rumah drama ulang tahun dilanjutkan. Kali ini, dengan ‘imajinasi ala Humaira’

“Mama.. tadi di sekolah Ummai ulang hahun.. Banyak hanal kadonya. Tadi tiup lilin sama-sama.. Teyus tepuk tangan semuanya”

Dan aku pun senyum sambil berkata dalam hati, “Dan Hum mulai ‘Halu’..”

HAHAHA

Merencanakan Ulang Tahun di Sekolah

Perkataan Humaira seringkali terngiang di kepala. Pada akhirnya, aku mulai iseng mencari perintilan pesta ulang tahun di shopee. Mulai dari Banner, Topper Kue, Lilin, Plastik Godie Bag, alas kue ulang tahun hingga Undangan. Scroll demi scroll hingga mendapatkan best price telah aku lakukan. Dan.. Ops.. Dasar emak-emak, keranjang penuh ‘harapan anak’ itu akhirnya di check out juga…

Ckckck

Perlahan malam-malam aku mengingat ulang moment ulang tahun Farisha di rumah dulu. Butuh apa saja ya? Dan tentu saja Kue Ulang Tahun. Berhubung aku tidak punya waktu untuk membuatnya maka jariku mulai berselancar mencari kue ulang tahun seputaran banjarmasin. Mulai dari di Go Food hingga di instagram dan facebook. Dan iseng-iseng percakapan harga pun dimulai.. Dan akhirnya, dipesen juga.. Ckckck

Tinggal mencari makanan untuk snack ringan anak dan nasi. Awalnya, aku hanya ingin yang praktis-praktis saja. “Ah, pesan di Rocket Chicken aja. Beress”

Ulala, rencana itu berakhir jadi melenceng hanya karena melihat kotak bento yang lucu di Shopee. Scroll demi scroll aku lakukan hingga menemukan best price. Dan ujung-ujungnya? Di Check Out juga.. Ckck…

Ya begitulah emak-emak. Tanpa pikir panjang. Best Price=Harus segera di check out.

Rencana Ulang Tahun dipikiran kini sudah berujung kepastian akan dilaksanakan. Apa hal selanjutnya yang dilakukan? Tentu saja.. Mengatur budget.. HAHA.

Budget Ulang Tahun Anak di Sekolah

Bu, anak di TK Humaira berapa ya jumlahnya? Saya berencana ingin mengadakan ulang tahun di sekolah..

Aku menanyakan kepada Guru sekolah Humaira via WA

Dan balasan pun aku terima dari WA.. 

Anak kelompok bermain sekitar 32 Bu, termasuk Humaira. 

Kalau jumlah Gurunya berapa Bu?

Gurunya sekitar 12 orang.

Aku menghitung jumlah pegawai pada kantor perusahaan kami. Sekitar 10 orang termasuk anak magang. Maka, fix jumlah nasi kotak sebanyak 60an. Termasuk memberi tetangga. Tapi tetangga dekat saja sih. Hehe

Maka aku pun mulai membuat perhitungan. Perhitungan ini mungkin juga bisa menjadi insight untuk kalian yang ingin mengadakan pesta ulang tahun di sekolah.

Untuk Nasi Box, karena aku sudah terlanjur membeli tempat makannya. Maka fix deh, ini bakal dibuat dengan tangan sendiri. Rencana awal sih, aku mau memesan saja untuk lauknya. Qadarullah gak jadi, karena penjualnya cancel mendadak. Jadi lah emak 3 hari sebelum acara membeli ayam mentah di pasar untuk.. Dibikin sendiri.. Hehe.. Berikut perhitungan Budget Nasi Box, Snack dll:

Jujur budgetku awalnya 1,2 juta saja. Tapi realitanya kan tentu saja berbeda. Dari budget diatas total pengeluaran termasuk biaya gocar dll mungkin sebesar 1,5 juta. Tapi, aku happy.. setidaknya dengan mengerjakan semuanya sendiri aku tidak memberatkan uang keluarga. Hehe.

Acara Ulang Tahun Humaira di Sekolah

“Win, anak kamu ulang tahun pake MC n Badut gak?” Salah seorang temanku bertanya.

Alhamdulillah, sih.. enggak..wkwk..

Karena acara ulang tahun ini cuma sebentar saja durasinya. Dari jam 9.30 sampai jam 10.00. Kurasa sih tak akan sempat untuk menggelar berbagai acara. Waktu demikian hanya sempat untuk tiup lilin, potong kue, berdoa dan bernyanyi. Jadi ya.. Aku enggak menyewa MC apalagi badut.

Bahkan, pesta ulang tahun ini cuma aku yang tukang organisirnya. Dan cuma aku yang dateng standby disamping Humaira. Awalnya, suami memang datang. Tetapi kemudian ada klien perusahaan kami menelpon selama hampir 30 menit. Udah deh, kami akhirnya berdua saja. Haha. Untung teman-teman Humaira pada seruu aja. Seru ngomongnya. Ngomong macem-macem dengan lidah polosnya.

“Aku nanti mau ulang Tahun juga loh Tante..” Kata Azkia, salah satu teman Humaira

“Bagus banget Hum Kue Ulang Tahun kamu. Kuda Poni. Aku juga suka..” Habibah berseru.

Dan yang lain asik menarik perintilan dekorasi. Sebagian lainnya merengek minta balon. Duh, seru. Haha. Untung guru-gurunya baik sekali menengahi yang menangis dan yang over lincah.

Saat fase meniup lilin, baru saja api dinyalakan. Semua teman Humaira langsung meniup. Dinyalakan lagi, mereka serentak meniup lagi. Astaga, seru sekali. Anak-anak memang lucu dan polos. Katanya kita semua ulang tahun hari ini. Wkwk.

Awalnya, aku membawa 3 kado ke sekolah. Aku tidak berharap banyak teman-teman Humaira akan memberi kado. Tapi, Aku mengantisipasi kalau-kalau tidak ada yang memberi kado. Maka, aku meletakkan kado yang kubungkus sendiri di meja ulang tahunnya. Supaya sesuai dengan imajinasi Humaira.

Siapa sangka setelah adegan potong kue dan tiup lilin selesai.. Beberapa teman Humaira menuju lokernya masing-masing dan membawa kado. Alhamdulillah, Humaira dapat banyak hadiah di hari ulang tahunnya.

Tak sia-sia aku berlelah-lelah di pagi hari. Jam 3 sudah bangun untuk menggoreng puluhan potong ayam. Jauh-jauh hari sudah kepasar membeli bahan mentahnya dan mengungkap ayam untuk bisa langsung digoreng pada hari H. Sehari sebelumnya, aku membeli sayur segar agar masih fresh saat dimasukkan box. Dan malam harinya, aku memasukkan sendok dan tisue sambil menonton drakor untuk mencicil pekerjaan. 

Yang kuharapkan pada hari ulang tahun itu hanya satu. Kebahagiaan Humaira karena harapannya untuk bisa mengadakan pesta ulang tahun di sekolah telah terwujud. ❤️

Alhamdulillah, hari itu mungkin hari yang tak terlupakan untuk Humaira. Karena dia senang sekali.

Semoga Anak mama kelak menjadi anak sholehah. Putri yang membanggakan dan selalu memiliki rasa syukur di hatinya. Ingatlah hari ini nak, dimana mama berusaha untuk membuat senyum dan tawamu merekah sempurna. Kuharap ini akan menjadi salah kenangan paling indah dalam hidupmu. ❤️

Special Thanks buat guru-guru Humaira yang super baik dan teman-teman Humaira yang super lucu plus baik hati. Terima kasih doa dan hadiahnya. ❤️

Bekas Luka Yang Tak Bisa Hilang

Bekas Luka Yang Tak Bisa Hilang

Sebenarnya, aku ingin sekali membuang bekas-bekas luka yang ada.

Mengobatinya, mengolesnya dengan setumpuk krim.

Bahkan menutupinya dengan concealer dan foundation sebanyak mungkin.

Tapi ternyata, hal itu tak dapat mengubah apapun.

Yang luka tetaplah berbekas,

Aku benci dengan bekas, karena itu mengingatkanku pada masa lalu.

Aku benci dengan masa lalu yang buruk. 

Penyebab Bekas Luka yang Selalu Ada

Ada orang-orang yang membuatku selalu merasa iri. Bukan mereka yang punya segala. Punya kekuasaan hingga punya kepintaran setinggi langit. 

Mereka yang selalu membuatku iri adalah mereka yang dapat tertawa dan move on begitu saja ketika luka demi luka datang. Bahkan, mereka tak pernah mencerna dua kali tentang maksud perkataan seseorang yang mungkin menyakitkan. Mereka fokus ke depan. Fokus pada tujuan hidupnya sendiri. Fokus untuk berusaha lebih baik dalam menjalani hidup.

Sungguh, aku iri sekali dengan orang-orang tahan banting sedemikian. Kalau boleh bertukar, aku ingin sekali menukar hatiku yang seperti kaca ini dengan hati yang sedemikian. 

Namun, semakin aku kenal dengan karakter orang-orang yang ‘kuat’ aku semakin sadar bahwa dibalik kekuatan itu ada luka yang mereka sembunyikan dengan baik. Hingga aku sendiri pun tak sadar bahwa mereka punya luka. Luka-luka demikianlah yang membuat mereka tumbuh dengan baik. Salutnya diriku, bagaimana bisa orang-orang ini tak memiliki ‘bekas’ pada lukanya sendiri.

Namun kemudian, aku teringat kata-kata ini..

“Jikapun kamu sudah berusaha menghilangkan bekas luka dengan sebaik mungkin.. Maka mungkin bukan usahamu yang kurang. Namun, kemampuan regenerasi kita memang berbeda. Seperti halnya kulit. Kamu lihat kan seminggu yang lalu wajahku berjerawat besar. Seminggu kemudian jerawat itu mengecil. Minggu berikutnya, bekasnya hilang total. Tapi ketika si Anu berjerawat, beda cerita. Mungkin akan bertahun-tahun baru bisa hilang. Begitupun kamu. Kamu punya kemampuan dan latar belakang yang berbeda. Dan itu tak apa.” – Someone

Bekas Luka adalah Sebuah Ruang Untuk Belajar

Sebelum menonton Harry Potter, anak yang terkenal dengan bekas lukanya.. Aku memiliki tanda serupa di lengan kananku. Persis sama bentuknya seperti Harry Potter. Mama menyebutnya sebagai tanda lahir. Sedangkan imajinasi liarku berkata, bahwa itu adalah bekas luka dari kehidupanku sebelum dilahirkan.

Well, FYI aku tidak percaya dengan reinkarnasi. Haha..  Tapi, aku mempercayai bahwa ruh itu mengalami beberapa urutan fase di dunia atas sana sebelum ia ada pada tubuh yang sekarang. Imajinasi liarku berkata bahwa setiap manusia yang lahir memiliki tanda mungkin mengalami untold story di alam ruh yang tidak pernah bisa ia ingat.

Oke abaikan kehaluanku. 

Tapi sebenarnya hal yang ingin kuceritakan adalah.. Mungkin, dalam kehidupan ini ada beberapa kejadian menyakitkan yang begitu membekas dalam diri kita. Baik ingatan menyakitkan, mengharukan, menyenangkan dan membahagiakan. Ingatan itulah yang membentuk karakter emosi kita. Senang, sedih, takut, marah, excited. Setiap emosi mengandung memorinya masing-masing. Emosi senang kadarnya akan banyak ketika diisi dengan kenangan menyenangkan. Excited akan sering terjadi ketika kadarnya diisi oleh memori tentang betapa serunya mencoba dan mencoba. Sedih pun demikian, kadarnya akan banyak ketika begitu penuh kenangan menyakitkan yang pernah terjadi. Begitupun marah dan takut. Kadar dan kontrol akan emosi kita berada pada apa dan bagaimana pengalaman yang terjadi pada kehidupan kita. Apakah kebanyakan emosi itu kita pendam, kita keluarkan dengan baik, atau kita biarkan saja ia keluar tanpa terkontrol.

Pemendaman emosi inilah yang mungkin menyebabkan luka yang membekas. Bisa jadi, masa lalu kita begitu kelam dan tak pernah memiliki keberdayaan untuk sekedar mengeluarkannya dengan baik. Kita sadar hal yang kita alami itu ‘tidak nyaman’ namun kita membiarkannya demi relasi yang baik-baik saja. 

Time flies dan akhirnya kita menyadari luka itu membuat orang sekitar kita merasakan ketidaknyamanan atas emosi yang meledak. Maka, kita pun berusaha menyembuhkannya. Lama dan sangat lama prosesnya. Akhirnya luka itu sembuh dan membekas. 

Dulu, aku bersikeras menghilangkan bekas luka itu karena sangat menyebalkan.

Lambat laun, aku mulai bersahabat melihatnya. 

Bekas luka adalah ruang untuk belajar. Bahwa apa yang terjadi di masa lalu memang ‘harus’ selalu diingat namun tidak dilepaskan dengan membalas. Bekas luka adalah pengingat bahwa diri kita adalah pemutus rantai ketidaknyamanan dengan tidak melakukan hal yang sama.

Manusia Selalu Punya Pilihan

Emosi mungkin bisa lepas tak terkendali, tapi sejatinya manusia selalu punya pilihan atas keputusan hidupnya. Ingin membiarkan bekas luka itu memimpin dan mengontrol hidup atau menutupi dan membiarkannya begitu saja.

Tapi mungkin ada pilihan yang lebih baik dibanding itu. Yaitu membiarkan bekasnya. Memahami bahwa tak semua bekas luka bisa tertutup sempurna. Tapi setidaknya kita memiliki pilihan untuk tetap tersenyum. Pemahaman bahwa emosi berlebihan mungkin melegakan, tapi itu tak bisa mengubah apapun.

Aku belajar banyak dari anakku Humaira. Saat melihat gigi ompongnya yang terbilang cukup ‘dini’ aku paham bahwa kadang kita tak pernah punya kontrol akan luka kita sendiri. Luka menganga dan membekas. Tapi kita selalu punya pilihan untuk tertawa dan tersenyum apapun yang telah terjadi. Semua akan baik-baik saja. Ditahan ataupun dilepaskan. Tak akan mengubah apapun yang ingin berpikir buruk tentang kita.

Filosofi Topeng Pada Pola Parenting 

Hingga sekarang rasanya sering menyesal jika mengingat kadang.. sering sekali lepas kendali dalam memarahi anak-anakku. Bekas luka yang tak hilang sering kali menjadi pemicunya. Padahal kalau diingat, sering kali berucap pada diri sendiri bahwa parenting adalah ‘seni berpura-pura menjadi baik’. Tapi kadang, ah.. hanya sekedar teori 

Padahal kalau dipahami lagi, anak sekecil Pica dan Humaira paham apa tentang luka? Mereka hanya paham dunia mereka yang masih putih. Untuk apa aku sering memunculkan versi asli emosiku pada mereka? 

Jika pun ingin validasi tentang perasaan. Maka, suami adalah tempat sebaik-baiknya. Dialah pasangan hidup yang menyatakan siap menemani kita dan mendengarkan kita. Bukankah begitu?

Maka aku pun memutuskan untuk terus memasang topeng kebaikan pada anak-anakku. Mereka belum pantas mendapat luka di umur yang masih kecil. Mereka hanya pantas mendapatkan cinta dan kasih sayang. Topeng pun berlaku pada mereka yang tak perlu memahami diriku lebih dalam. Karena aku sudah paham apa akibat dari mengeluarkan emosi berlebihan tidak pada tempatnya. Itu membuat efek Boomerang pada diriku sendiri.

Pada akhirnya, sebagai manusia tak apa kok memiliki banyak topeng. Bukan tak punya karakter. Tak punya pendirian. Tapi kita sedang menjalani proses adaptasi. Adaptasi pada hati anak yang masih kecil dan polos. Adaptasi pada lingkungan sosial. 

Karena jika ingin memilih terbuka, pasanganmu adalah tempat sebaik-baiknya memeluk luka. Dan teruslah ingat.. Ada Allah. 

Pentingnya Moment Bonding Bermakna bersama si Kecil

Pentingnya Moment Bonding Bermakna bersama si Kecil

Menjadi orang tua dengan seribu akses pengetahuan dan lingkup sosial. Itulah fakta yang dihadapkan pada orang tua zaman sekarang. Ya, menjadi orang tua zaman sekarang memang memiliki banyak kelebihan tersendiri karena sangat gampang mengakses ilmu. Bergaul dengan sesama pun tak melulu bisa dilakukan di luar rumah. Hanya berbekal gadget, orang tua zaman sekarang bisa mengakses berbagai informasi dan bersosialisasi.

Bisa dibilang, itulah sisi positifnya. Dunia yang begitu luas. Namun, sebagian lagi kadang mengandung pengaruh yang negatif pada pola parenting kita sendiri. Kita jadi banyak tau tentang apa pendapat orang lain pada kita. Awalnya, diri kita ingin terus menjadi ibu yang baik dan terus belajar.. Namun kemudian terperangkap pada circle mom shaming tak berkesudahan. Seolah-olah, kita sebagai perempuan dituntut untuk bisa serba sempurna. Seolah-olah kita harus bisa beradaptasi pada standar kesempurnaan orang lain.

Tapi, sejatinya kita adalah diri kita sendiri. Yang memiliki kemampuan terbatas. Memiliki banyak kekurangan. 

Manusia, dengan kecerdasan emosional dan kognitifnya nyatanya tak bisa menjadi sempurna. Manusia..khususnya seorang Ibu hanyalah butuh menjadi pribadi yang penuh dengan cinta. 

Cinta, untuk menciptakan moment bonding yang bermakna.

Tentang Bonding Yang Bermakna

Apakah definisi Ibu yang baik? Apakah ia yang selalu bisa membersamai anaknya 24 jam sehari? Ibu yang selalu memasak, tak pernah membiarkan rumah kotor, tak pernah membiarkan anaknya terpapar gadget hingga mandiri finansial?

Bagaimana seorang ibu yang sempurna menjadi istri yang sempurna pula? Selalu tampil cantik, pandai merawat diri, patuh dan selalu taat. Belum lagi, seorang ibu juga dituntut menjadi menantu dan ipar yang baik hati dengan menciptakan citra yang sesuai dengan standar mereka.

Adakah manusia yang bisa sempurna demikian? Kurasa tak ada. Seandainya ada pun, maka seberapa banyak topeng yang harus dipasang demi menciptakan citra yang sempurna?

Selagi kecil, manusia memang dituntut serba sempurna oleh lingkungan. Sampai kemudian kita menjadi lelah dan lupa tentang apa itu ikatan emosional yang bermakna. Apa itu bonding yang bisa membuat diri kita bermakna di mata orang-orang yang kita sayangi. Nyatanya, bonding yang bermakna tidak dibangun dalam standar kesempurnaan tapi dibangun dengan cinta.

Bagaimana membuat bonding yang bermakna? Apakah diri kita sendri bukanlah manusia yang sukses dengan bonding bersama orang tua kita? Hmm.. Kurasa tidak.

Pernahkah kalian begitu marah dan kecewa dengan orang tua kalian? Tapi kemudian, kalian sadar dan meminta maaf. Kalian berbaikan kembali, sayang kembali hanya dalam waktu singkat. Itu artinya, ikatan emosional kalian dengan orang tua begitu dalam dan bermakna. Ikatan dalam itu telah membangkitkan empati pada satu sama lain. Ikatan emosional demikian dibangun dengan bonding yang bermakna.

Di dalam bonding, hal yang terpenting adalah tentang kualitas. Tak melulu tentang kuantitas. Jadi, kita tak harus kok menemani anak 24 jam untuk menciptakan bonding bermakna. Bahkan sebenarnya 30 menit yang sangat bermakna pun sudah merupakan hal yang cukup. 

Jadi, tak ada alasan sang ibu bekerja tak bisa menciptakan bonding bermakna. Tak ada keluhan bahwa seorang ayah tak wajib kok punya bonding dengan anak karena sudah lelah bekerja. Memeluk, mengajaknya makan bersama, membacakan buku cerita hingga menemani anak tidur pun adalah moment bonding bermakna terbaik jika dilakukan dengan cinta di dalamnya.

Petualanganku Menciptakan #MomentBondingBermakna

Aku adalah seorang ibu yang memiliki 2 anak. Anak pertama sudah berusia 9 tahun. Sementara anak kedua sudah berusia 3 tahun. Sebagai ibu dari dua orang anak, aku menyadari hingga sekarang bahwa aku bukanlah ibu yang sempurna. Dan aku memutuskan tak pernah mau menjadi sempurna.

Aku hanya ingin menjadi ibu yang baik dan penuh cinta.

Dan tahukah kalian, ternyata untuk menjadi seorang ibu yang demikian itu tidak mudah. Aku memiliki pengalaman pahit setelah melahirkan anak pertama. Aku terkena babyblues. Aku pernah menghadapi fase dimana aku merasa tidak bahagia menyandang status sebagai seorang ibu. Penyebabnya mungkin karena aku tak siap dengan kehamilan diusia muda, aku memiliki ambisi yang kemudian harus hilang, rutinitasku berubah 180 derajat dan lingkunganku terlalu banyak mendektiku untuk terus menjadi ibu yang sempurna ditengah keadaan ekonomi yang belum stabil tanpa paham bagaimana caranya membuatku bahagia terlebih dahulu. Outputnya, aku pernah merasa begitu benci dengan kehadiran anakku.

Butuh waktu lama untukku mulai bangkit, membuang beban kesempurnaan dari standar orang lain. Menemukan kembali diriku yang dahulu. Mulai berani berkomunikasi dengan suami. Pada akhirnya aku bisa mencintai anakku dengan penuh makna ketika aku sudah mencintai diriku sendiri.

Self love yang telah membuatku bisa bersemangat kembali membacakan buku untuk anakku. Self love, yang membuatku memotivasinya untuk mengikuti berbagai lomba. Anakku yang pertama sampai sekarang masih begitu sayang padaku meski aku sempat down memilikinya. Ia tau bahwa aku menyayanginya.

Hingga kemudian aku siap memiliki anak kedua, Alhamdulillah keadaan ekonomi kami membaik dan aku memutuskan menabung sejak hamil demi bisa memiliki ART selama 3 bulan pasca melahirkan. Aku menyadari pada fase krusial sangat penting untuk memiliki support sistem. Tak peduli kata-kata orang seperti, “Padahal gak kerja diluar, tapi punya ART.”

“Padahal kan ini itu.. Tapi kok gak sempat begini”

“Kalau anak bobo itu, ibunya jangan ikutan bobo. Nanti kerjaan rumah gak beres”

Perkataan demikian sangat gampang terhapus begitu saja jika seorang Ibu punya ART dan suami yang menyemangatinya tanpa membebaninya setumpuk masalah. Jadi, kesabaran seorang ibu itu butuh dukungan dari orang sekitarnya. Kesabaran seorang ibu itu butuh diri yang maksimal berdaya dan positif. Itulah faktanya.

Sejak Humaira kecil, aku sudah memiliki ‘escape plan’ untuk bisa perlahan lepas dari tuntutan ibu rumah tangga. Oleh karena itu, sejak umurnya 2 tahun dan tak menyusu lagi aku memutuskan menitipkannya pada Day Care. 

Keputusan yang aneh mungkin bagi sebagian orang karena melihat diriku yang ‘tidak bekerja’. Namun, orang bahkan tak paham betul dengan keadaan dan mimpi kita bukan? Orang lain bahkan tak paham dengan keadaan ekonomi kita yang mungkin telah jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Jadi, kenapa harus peduli.

Fokus pada hal yang bisa dikendalikan. Itulah yang aku pelajari dari Mindfullness.

Diri kita yang bahagia dan dipenuhi rasa cintalah yang dibutuhkan oleh anak-anak kita. Bukan diri kita dengan versi yang sempurna.

Menjemput Humaira dari Day Care, dengan versi diriku yang telah sepenuhnya berdaya dan bahagia. Memeluknya di rumah sambil membacakan buku. Memandikannya sambil memijitnya dengan manja. Bahkan mengajak bermain pun seru rasanya. Bagiku, fase demikianlah yang bisa disebut sebagai #MomentBondingBermakna. Saat kami bersama dengan sepenuh hati kami. 

Moment Bonding Bermakna dengan Skin to Skin

Pola parenting pada anak kedua adalah bentuk penyempurnaan dari pola parenting anak pertama, itulah kata orang-orang. Bagiku, itu memang kenyataan. Waktu memiliki anak pertama dahulu, sangat banyak yang bilang padaku bahwa anak itu jangan terlalu sering digendong. Jangan menyentuh anak terlalu banyak, nanti dia tidak bisa ditinggal. Demikianlah orang-orang memberikan ‘nasehat’ padaku. Nasehat-nasehat demikian membuatku tak ingin terlalu banyak menyentuh bayi. Takut, kalau-kalau dia tak bisa ditinggal saat aku sedang sibuk. 

Padahal, kalau dipikirkan lagi ternyata sebuah mindset yang terpola demikian akan menjadi kenyataan. Karena terlalu takut akan ‘kelengketan’ maka aku dan anakku jadi tidak menikmati hubungan skin to skin. Padahal skin to skin itu sangat baik untuk membangun bonding. 

Anak pertama berbeda dengan anak kedua yang sudah dibekali oleh ilmu. Sejak dalam kandungan, aku sudah mulai sedikit mengerti tentang ilmu babywearing. Aku mulai kepo dengan berbagai gendongan yang bisa dipakai sejak newborn. Belajar bagaimana cara memakainya. Anakku yang kedua, seperti anak kanguru yang senang sekali digendong. Dan akupun menikmati moment demikian karena sudah merasa nyaman.

Apakah dengan sering digendong dan disentuh membuat anak menjadi semakin ‘lengket’ dan tak mau ditinggal?

Awalnya iya, 3 bulan pertama anak memang sangat lengket dengan ibunya. Untunglah aku memiliki ART selama 3 bulan itu. Setelah itu, aku hanya berkomunikasi biasa padanya sambil bilang nanti pintar-pintar ya, terus diulang. Anehnya, ketika umurnya sudah 3 bulan, anakku Humaira kalau sudah digendong dan tertidur ia akan pulas saat ditaruh di tempat tidurnya. Dan biasanya, aku juga ikut tertidur memeluknya. Hehe. Aku suka sekali memandangi wajahnya yang sebentar-sebentar tersenyum dengan rambut landak yang berdiri semua.

Saat memiliki anak kedua, aku mulai menikmati bau minyak telon saat memijatnya. Menyadari bahwa bau bayi itu ‘candu’ sekali. Aku jadi suka sekali mencium dan menyentuh kulitnya.

Moment demikianlah yang seharusnya kita nikmati. Bukan kita campur dengan urusan kewajiban lainnya yang sebenarnya tidak darurat sekali. Memeluk dan menyentuh bayi, akan membuat kita merasa bahagia. Bahkan, psikolog menganjurkan kita untuk memeluk bayi setidaknya 8 kali sehari selama 20 detik. Taukah kalian kenapa sentuhan kasih sayang itu bermakna sekali bagi bayi? Karena sentuhan kasih sayang dapat mengeluarkan hormon oksitoksin. Hormon cinta dalam kehidupan.

Belajar Memaksimalkan Moment Bonding Bermakna Bersama Zwitsal

Pada hari kamis, tanggal 22 Desember 2022 kemarin adalah hari yang spesial bagi kita para Ibu. Hari itu, diperingati sebagai hari Ibu. Meski bagi keluarga kami sendiri hari ibu itu adalah ‘setiap hari’ namun, hari ibu pada tanggal 22 Desember adalah hari dimana mungkin sebagian ibu diluar sana ingin mengapresiasi dirinya sendiri. Hal demikianlah yang membuat Zwitsal turut hadir untuk membersamai para Ibu dengan acara Festival Moment Bonding Bermakna bersama Zwitsal.

Meski hanya bisa mengikuti acara festival tersebut secara online, tetapi kebahagiaan dalam moment itu turut aku rasakan. Bagaimana tidak? Karena acara tersebut mendatangkan psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener M.Psi, juga mengundang Nikita Willy brand Ambasador  Zwitsal sekaligus ibu muda yang ingin membagikan pengalamannya sebagai seorang New Mom. Acara ini terasa menarik ketika dibuka dengan bincang-bincang seputar pengasuhan anak yang sebenarnya semua orang tua memiliki style yang berbeda-beda dalam menerapkan parentingnya.

“Karena keadaan kita berbeda, jadi tak mesti semua pendapat orang lain harus kita aplikasikan. Aku sendiri fokus pada apa yang bisa aku kendalikan dan diskusikan dengan suamiku. Kalau ada saran atau pendapat di sosial media, yang baik akan berusaha aku aplikasikan. Tapi kalau tidak baik atau tak cocok dengan kami maka akan kami abaikan” demikianlah Nikita Willy berkata.

Mendengarnya aku merasa ikut senang, karena Niki memilih untuk teguh dan fokus pada keluarganya dibanding memperdulikan omongan orang. Berbeda sekali dengan pengalamanku yang diatas bukan? Hehe

Psikolog Samanta Elsener pun mengapresiasi pada pola pikir Niki dan Suami, menurutnya sangat penting orang tua memiliki kerja sama dalam pengasuhan dan tidak memperdulikan pendapat negatif orang lain. Karena apa? Karena pola parenting kita boleh berbeda tapi yang terpenting adalah kita memiliki moment bonding bermakna yang bisa dibangun dengan si kecil setiap harinya. Sekecil apapun moment itu akan terasa spesial ketika cinta dan kasih hadir di dalamnya.

“Keluarga kami biasanya menciptakan moment bonding bersama itu ketika makan. Baik makan pagi, siang dan malam usahakan selalu ngumpul di meja makan bersama. Baik aku, anakku maupun suami.” tutur Nikki.

Yup, sebenarnya tak memulu kita meluangkan waktu khusus dalam moment bonding bermakna loh. Kita bisa sambil melakukan rutinitas biasa dengan cinta kasih saat membersamai anak. Memeluknya sebelum tidur, menemaninya makan, memandikannya hingga menggendongnya pun sudah termasuk dalam bonding bermakna. Asalkan, Ibunya juga sedang berbahagia dan penuh cinta.

“Kita terbiasa selalu merasa ’kurang‘ dalam menjalankan peran sebagai ibu, hingga terjebak dalam mom shaming, yang ternyata dialami oleh 88% ibu millennials dan Gen-Z di Indonesia, padahal membersamai anak dalam membangun bonding itu tak bisa disamakan antara satu dengan yang lain. Setiap Ibu itu spesial.” ujar Samanta.

“Aku selalu percaya bahwa aku dan suamilah yang paling tau apa yang terbaik untuk Issa, dan yang paling penting adalah bagaimana kami bertiga selalu punya waktu untuk membangun attachment secara fisik ataupun emosional” tutut Niki

Yup, yuk kita perbaiki cara mindset memandang sebuah ‘keluarga yang sempurna’. Semuanya punya pengalamannya sendiri tentang berbagi bonding dengan si kecil. Yang terpenting lagi, kita mulai biasakan untuk membangun bonding efektif dengan skin to skin. Dengan cara sederhana saja. Mulai dari menyusui, memeluk dan menggenggam tangan, hingga memijat si kecil. Apapun yang bisa kita lakukan dengan hati senang.

Mahnessa Siregar (Nessa) Head of Deodorant and Baby Care Unilever Indonesia mengatakan bahwa hal yang dituturkan oleh Samanta dan Niki sejalan dengan brand purpose Zwitsal: menjadikan momen perawatan bayi sehari-hari menjadi momen bonding yang bermakna melalui skin to skin contact antara orang tua dan anak.

Zwitsal menghadirkan formula baru Zwitsal Baby Bath Hair & Body yang mengandung 4x Prebiotic Moisturizer yang melembabkan kulit bayi sehingga tetap lembut dan sehat. Dilengkapi keharuman lembut khas Zwitsal, inovasi ini membuat momen mandi menjadi momen bonding yang bermakna.

Oya, Selain Zwitsal Baby Bath Hair & Body.. Aku juga sering memakai minyak telonnya. Karena wanginya khas banget. Hingga umur Humaira 3 tahun pun aku masih setia memakaikan minyak telon untuknya. Nah, pada event bersama Zwitsal kemarin, aku baru paham bagaimana cara memijat bayi yang benar. Kami para orang tua baik secara online dan offline pun dengan senang ikut mencobanya di rumah sambil melihat baby Issa.

Ternyata, kegiatan Festival Moment Bonding Bermakna bersama Zwitsal ini berhasil memecahkan rekor kelas Baby Spa dengan peserta terbanyak versi the Asian parent – selaku mitra penyelenggara festival loh. Wah, aku jadi turut senang bisa ikut serta mengikuti festival ini secara online.

“Ke depannya, kampanye #MomenBondingBermakna akan terus hadir melalui rangkaian signature activities dari Zwitsal seperti kelas-kelas Baby Spa dan talkshow 1.000 HPK Zwitsal dengan para ahli dan praktisi kesehatan yang diadakan secara berkala,” tutur Nessa. 

Tentu saja, aku sebagai seorang ibu yang ingin terus belajar akan menantikan rangkaian kegiatan seru lainnya seperti ini. Yuk, sebagai ibu mulailah memandang dunia dengan lebih luas. Stop berusaha menjadi sempurna bagi orang lain, yang terpenting adalah menjadi Ibu dengan penuh cinta agar bisa selalu menciptakan Moment Bonding Bermakna.

Mata Lelah dan Kabur? Jaga Kesehatan Mata dengan 5 Hal Sederhana

Mata Lelah dan Kabur? Jaga Kesehatan Mata dengan 5 Hal Sederhana

Belakangan, suamiku mengeluh hal yang tidak biasa. 

Ya, kalau biasanya setelah lelah bekerja di komputer seharian suamiku meminta pijat area pinggang. Sekarang dia cuma ingin melakukan satu hal. 

Memejamkan mata dan istirahat. 

Katanya, matanya sedikit kabur belakangan ini. Sehingga setelah bekerja, ia tidak bernafsu untuk sekedar menonton film atau memainkan gadget. 

Lantas, sebagai seorang istri aku harus bagaimana? Hiks

Risiko menjadi Programmer: Sering Mengalami Astenopia

Belakangan, aku sering bertanya tentang kondisi penglihatannya. Apakah benda dekat ini terlihat jelas? Apakah kau bisa melihat benda jauh disana? Apakah bisa membaca tulisan di novel ini? Bagaimana wajahku? Apakah sudah terlihat kerutannya? Haha

Tapi, semuanya normal. Kecuali, ia memang tidak pernah bisa membaca tulisanku yang jelek. Yah, its so normal. 🤣

Penglihatannya hanya kabur ketika ia kelelahan bekerja. Maklum, suamiku adalah seorang proggrammer yang kadang harus 12 jam memelototi komputer dengan kode-kode hitam memusingkan. Jika aku menjadi dia, mungkin saja aku akan mengalami hal yang sama. 

Secara riwayat kesehatan, kami berdua tidak memiliki keturunan mata minus ataupun permasalahan yang lain. Aku pun mulai mencari tau apa sebenarnya hal yang terjadi pada suamiku. Akhirnya, aku berkenalan pada istilah Astenopia. 

Astenopia adalah kondisi kelelahan mata atau mata lelah. Astenopia adalah kondisi umum yang terjadi saat mata kita lelah karena penggunaan yang intens. Menatap layar komputer untuk waktu yang lama atau berusaha untuk melihat dalam cahaya redup adalah penyebab umum dari astenopia. 

Gejala astenopia antara lain adalah adanya rasa lelah, kemang atau berat pada mata (mengantuk), pusing, mata merah hingga disertai dengan penglihatan yang kabur. 

Meski gejalanya hanya sesekali, tetapi jika ini dibiarkan akan berakibat fatal pada kondisi kesehatan mata. Lantas, aku harus bagaimana? 

Lima Hal yang Aku Lakukan Untuk Menjaga Kesehatan Mata

Setidaknya, ada 5 hal yang aku lakukan untuk menjaga kesehatan mata suami. Antara lain adalah:

1. Mengatur ulang Cahaya Pada Gadget

Pencahayaan yang baik saat membaca maupun menggunakan komputer itu sangat penting untuk menjaga kesehatan mata. Terlihat sepele memang tapi itu benar-benar bekerja. 

Dulu, aku juga pernah merasakan hal sama dengan suamiku. Saat itu, aku masih kuliah dan sedang sibuk mengerjakan skripsi. Aku tidak pernah memperhatikan bagaimana cahaya yang baik untuk komputer dan mata. Aku hanya menggunakan semaksimal mungkin. Ternyata itu tidak baik. Setelah aku atur ulang menjadi medium, mataku berangsur membaik. 

2. Istirahat secara rutin

Segala obat dari rasa lelah memang istirahat. Termasuk itu rasa lelah pada mata. Jadi, ketika suami sudah lelah bekerja di depan komputer.. Usahakan dia bisa rebahan dengan maksimal. Tanpa TV ataupun mainan gadget. 

Biasanya, dalam gejala astenopia ringan segalanya bisa kembali normal ketika sudah maksimal beristirahat. Tidur cukup dengan lampu yang dimatikan juga merupakan hal yang memberi kenyamanan pada mata. 

3. Mengompres Mata Lelah

Ini adalah hal receh yang biasa aku lakukan ketika aku mengalami alergi. Ya, aku memiliki riwayat rhinitis, yang mana jika sudah kambuh.. Aku bisa pilek tanpa henti disertai dengan mata yang berair. 

Ternyata, mengompres mata dengan air hangat juga bisa mengurangi kemang pada mata yang lelah. Kita bisa mendiamkan sebentar kompresnya pada mata lalu rasakan mata yang kembali nyaman dan segar. 

4. Memelihara Kebersihan Tangan

Apa hubungannya kebersihan tangan dan kesehatan mata? 

Tentu ada. 

Tanpa kita sadari, kita menyentuh wajah tak terhitung loh setiap harinya. Apalagi mengucek mata. Pasti tanpa sadar sering dilakukan. 

Oleh karena itu, kita perlu sering mencuci tangan. Karena, bisa jadi mata kita sakit dan tidak nyaman ketika ada kuman yang masuk kedalamnya. 

5. Mengonsumsi Nutrisi yang Baik untuk Mata

Vitamin A dikenal sebagai nutrisi yang baik untuk mata. Sehingga segala makanan yang mengandung vitamin A selalu diklaim sebagai kunci untuk nutrisi kesehatan mata. 

Kita selalu mengutamakan makanan wortel untuk kesehatan mata. Dongeng kelinci yang memiliki mata sehat selalu melatar belakangnya. Tapi tahukah bahwa perpaduan dari Lutein dan Zeaxanthin merupakan salah satu nutrisi terbaik bagi mata? 

Ya, perpaduan Lutein dan Zeaxanthin belakangan diketahui dapat menjaga kesehatan makula dan retina pada mata. Sehingga diklaim bahkan bisa mencegah kerusakan mata dan penyakit mata lainnya. 

Dan aku kini sudah tau bahwa kini ada nutrisi vitamin mata yang mengandung keduanya. Namanya adalah Eyevi. 

Eyevi, Nutrisi Kesehatan Mata dengan Kombinasi Rasa Bill Berry dan Red Beet

Finally, aku sudah menemukan nutrisi tambahan yang komplit untuk kesehatan mata. Eyevi yang mengandung Lutein, Zeaxanthin, Blue Green Algae, Vit B Complex, Vitamin A dan Vitamin C. 

Eyevi ini sangat enak dikonsumsi karena berbentuk sebagai minuman serbuk. Yang mana kombinasi Ekstrak Anggur, Red Beet, dan Bill Berry membuat rasanya menjadi manis dan enak. 

Suamiku sudah mencobanya dan ia sangat suka dengan rasanya. Adapun khasiat yang mulai terasa adalah mata lelah mulai berkurang. Semoga, penglihatan yang kabur saat kelelahan juga mulai berkurang. 

Aku juga sudah mencoba rasanya. Untuk sekedar menjaga kesehatan mata aku sangat menikmati rasa dan khasiatnya. Karena aku juga bekerja sebagai blogger dan konten kreator. Sehingga mah tidak mau jadi sering terpapar gadget. 

Eyevi juga sudah memiliki nomor BPOM. Jadi, jangan khawatir dengan keamanannya ya. 

Nah, itu dia pengalamanku untuk menjaga kesehatan mata. Kalau kalian bagaimana? Pernahkah mengalami gejala Astenopia? Sharing denganku yuk! 

Review Kampus J Universitas Gunadarma di Bekasi, Yuk Kepoin Bersama

Review Kampus J Universitas Gunadarma di Bekasi, Yuk Kepoin Bersama

            Masih ingat gak, pada artikel sebelumnya sudah dibahas mengenai seluruh isi kampus gunadarma yang terletak di Karawaci. Maka, kali ini akan dibahas mengenai kampus J Universitas Gunadarma yang berada di Bekasi.

            Sekali lagi, kampus Universitas Gunadarma memanglah memiliki keunikan tersendiri, yakni beberapa area kampusnya yang tersebar di beberapa wilayah. Namun, dari kesemua kampusnya memiliki fasilitas dan sarana penunjang kegiatan yang sama baiknya. Maka, tak mengherankan bila kita bisa membahas tentang kampus universitas gunadarma dari berbagai sis dan hal dengan sangat menarik.

            Namun, bisa dibilang bahwa kampus J Universitas Gunadarma Bekasi merupakan bagian dari kampus UG yang paling unik. Bagaimana tidak, lokasinya bahkan terbagi hingga ke beberapa alamat disekitar Bekasi. Tercatat ada 5 bagian dari kampus J Gunadarma, yakni kampus J1, kampus J2, Kampus J3, Kampus J4, hingga kampus J5.

            Adapun alamat rinciannya adalah sebagaimana berikut, kampus J1 terletak di Jl. KH. Noer Ali yang letaknya berada di daerah Kalimalang yang dulunya merupakan lokasi Mall Duta Plaza. Sedangkan kampus J2 lokasinya berada di dekat spot wisata kolam renang Jakasampurna.

            Lokasi kampus J3 sendiri berada daerah Kalimas, tepatnya berada di Plaza Kalimas Blok D Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang, Bekasi Timur. Kampus J4 berlokasi di daerah Kemang Pratama, tepatnya di jalan raya Kemang Pratama blok MM no 21, Bekasi. Terakhir, yakni kampus J5 universitas gunadarma agak sedikit berbeda lokasinya, yakni terletak di daerah Cakung, tepatnya berada di jalan sisi barat tol Cakung, Jakarta Timur.

            Kampus J yang terletak di Bekasi ini digunakan oleh beberapa jurusan S1 di Universitas Gunadarma untuk menggelar kegiatan perkuliahan. Adapun jurusan yang menggelar perkuliahan di kampus J yakni antara lain, jurusan psikologi, jurusan sastra inggris, jurusan teknik industri, dan teknik informatika.

            Selain itu, masih ada jurusan manajemen, jurusan akuntansi dan juga jurusan teknik sipil dan jurusan arsitektur. Kesemua jurusan tersebut menggelar rutinitas perkulihannya secara rutin di beberapa gedung kampus J universitas gunadarma yang tersebar di beberapa wilayah Bekasi dan Jakarta Timur.

            Bila pembahasan mengenai kampus J universitas gunadarma Bekasi ditarik ke aspek sarana dan fasilitas yang ada. Maka, jawabannya kurang lebih sama dengan kampus universitas gunadarma yang terletak di beberapa wilayah lainnya. Keberadaan fasilitas penunjang seperti sambungan WiFi dan AC, toilet, ruang komputer dan ruang laboratorium.

            Sedangkan untuk menunjang kegiatan perkuliahan menjadi sebuah iklim pembelajaran yang kompetitif, maka juga disediakan beberapa sarana penunjang yang ada di dalam ruang kelas perkuliahan. Sebut saja sound system, tape recorder, OHP serta komputer proyektor dan juga slide proyektor.

            Agar menunjang kepentingan hidup mahasiswa diluar kegiatan perkuliahan, maka tentu saja kampus J di Bekasi jug menyediakan beberapa fasilitas pendukung seperti kantin, musholla serta koperasi dan halaman parkir. Namun, sedikit perbedaannya hanya terletak pada area parkir di kampus J1 yang luasnya tak sebanding dengan jumlah volume kendaraan mahasiwa yang memasuki kampus setiap harinya.

            Sehingga, cara agar menyiasati agar tidak kehabisan ruang parkir adalah dengan datang lebih awal sebelum jam perkuliahan dimulai. Namun, satu hal yang jelas, kampus J di Bekasi diperkirakan masih akan terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan dari beberapa hal sarana dan fasilitas yang masih kurang representatif.

            Satu hal yang terpenting, yakni kampus J Universitas Gunadarma di Bekasi ini juga terletak di lokasi yang mudah diakses oleh berbagai kendaraan, tak hanya kendaraan pribadi namun juga kendaraan umum.

            Hal itu tentu menjadi kabar baik bagi para mahasiswa yang datang dari luar kota Bekasi, dikarenakan kampus J lokasinya terbilang dekat dengan stasiun Jalan Mahoni, yakni hanya 2369 meter. Sedangkan beberapa jalur Bus yang berhenti di dekat kampus J Universitas Gunadarma yakni diantaranya adalah Bus AC05 dan AC29.

            Kemudahan akses lokasi menuju kampus J Gunadarma Bekasi tersebut sekali lagi merupakan suatu keuntungan yang sangat memudahkan bagi mahasiswa yang datang dari luar Bekasi. Dilain sisi, kemudahan akses lokasi tersebut juga akan semakin memungkinkan Universitas Gunadarma untuk terus mendapatkan input mahasiswa yang berkualitas dari berbagai daerah di Indonesia.

            Maka, dengan segala penjelasan yang sudah dipaparkan mengenai kampus J Universitas Gunadarma di Bekasi, sekali lagi tak salah lagi bila menyebut kampus ini sebagai salah satu destinasi tujuan kuliah yang direkomendasikan bagi siswa-siswi SMA maupun SMK yang hendak mencari sebuah kampus yang berkualitas baik dari segi pendidikan dan sarana fasilitasnya.

IBX598B146B8E64A