Pentingnya Moment Bonding Bermakna bersama si Kecil

Pentingnya Moment Bonding Bermakna bersama si Kecil

Menjadi orang tua dengan seribu akses pengetahuan dan lingkup sosial. Itulah fakta yang dihadapkan pada orang tua zaman sekarang. Ya, menjadi orang tua zaman sekarang memang memiliki banyak kelebihan tersendiri karena sangat gampang mengakses ilmu. Bergaul dengan sesama pun tak melulu bisa dilakukan di luar rumah. Hanya berbekal gadget, orang tua zaman sekarang bisa mengakses berbagai informasi dan bersosialisasi.

Bisa dibilang, itulah sisi positifnya. Dunia yang begitu luas. Namun, sebagian lagi kadang mengandung pengaruh yang negatif pada pola parenting kita sendiri. Kita jadi banyak tau tentang apa pendapat orang lain pada kita. Awalnya, diri kita ingin terus menjadi ibu yang baik dan terus belajar.. Namun kemudian terperangkap pada circle mom shaming tak berkesudahan. Seolah-olah, kita sebagai perempuan dituntut untuk bisa serba sempurna. Seolah-olah kita harus bisa beradaptasi pada standar kesempurnaan orang lain.

Tapi, sejatinya kita adalah diri kita sendiri. Yang memiliki kemampuan terbatas. Memiliki banyak kekurangan. 

Manusia, dengan kecerdasan emosional dan kognitifnya nyatanya tak bisa menjadi sempurna. Manusia..khususnya seorang Ibu hanyalah butuh menjadi pribadi yang penuh dengan cinta. 

Cinta, untuk menciptakan moment bonding yang bermakna.

Tentang Bonding Yang Bermakna

Apakah definisi Ibu yang baik? Apakah ia yang selalu bisa membersamai anaknya 24 jam sehari? Ibu yang selalu memasak, tak pernah membiarkan rumah kotor, tak pernah membiarkan anaknya terpapar gadget hingga mandiri finansial?

Bagaimana seorang ibu yang sempurna menjadi istri yang sempurna pula? Selalu tampil cantik, pandai merawat diri, patuh dan selalu taat. Belum lagi, seorang ibu juga dituntut menjadi menantu dan ipar yang baik hati dengan menciptakan citra yang sesuai dengan standar mereka.

Adakah manusia yang bisa sempurna demikian? Kurasa tak ada. Seandainya ada pun, maka seberapa banyak topeng yang harus dipasang demi menciptakan citra yang sempurna?

Selagi kecil, manusia memang dituntut serba sempurna oleh lingkungan. Sampai kemudian kita menjadi lelah dan lupa tentang apa itu ikatan emosional yang bermakna. Apa itu bonding yang bisa membuat diri kita bermakna di mata orang-orang yang kita sayangi. Nyatanya, bonding yang bermakna tidak dibangun dalam standar kesempurnaan tapi dibangun dengan cinta.

Bagaimana membuat bonding yang bermakna? Apakah diri kita sendri bukanlah manusia yang sukses dengan bonding bersama orang tua kita? Hmm.. Kurasa tidak.

Pernahkah kalian begitu marah dan kecewa dengan orang tua kalian? Tapi kemudian, kalian sadar dan meminta maaf. Kalian berbaikan kembali, sayang kembali hanya dalam waktu singkat. Itu artinya, ikatan emosional kalian dengan orang tua begitu dalam dan bermakna. Ikatan dalam itu telah membangkitkan empati pada satu sama lain. Ikatan emosional demikian dibangun dengan bonding yang bermakna.

Di dalam bonding, hal yang terpenting adalah tentang kualitas. Tak melulu tentang kuantitas. Jadi, kita tak harus kok menemani anak 24 jam untuk menciptakan bonding bermakna. Bahkan sebenarnya 30 menit yang sangat bermakna pun sudah merupakan hal yang cukup. 

Jadi, tak ada alasan sang ibu bekerja tak bisa menciptakan bonding bermakna. Tak ada keluhan bahwa seorang ayah tak wajib kok punya bonding dengan anak karena sudah lelah bekerja. Memeluk, mengajaknya makan bersama, membacakan buku cerita hingga menemani anak tidur pun adalah moment bonding bermakna terbaik jika dilakukan dengan cinta di dalamnya.

Petualanganku Menciptakan #MomentBondingBermakna

Aku adalah seorang ibu yang memiliki 2 anak. Anak pertama sudah berusia 9 tahun. Sementara anak kedua sudah berusia 3 tahun. Sebagai ibu dari dua orang anak, aku menyadari hingga sekarang bahwa aku bukanlah ibu yang sempurna. Dan aku memutuskan tak pernah mau menjadi sempurna.

Aku hanya ingin menjadi ibu yang baik dan penuh cinta.

Dan tahukah kalian, ternyata untuk menjadi seorang ibu yang demikian itu tidak mudah. Aku memiliki pengalaman pahit setelah melahirkan anak pertama. Aku terkena babyblues. Aku pernah menghadapi fase dimana aku merasa tidak bahagia menyandang status sebagai seorang ibu. Penyebabnya mungkin karena aku tak siap dengan kehamilan diusia muda, aku memiliki ambisi yang kemudian harus hilang, rutinitasku berubah 180 derajat dan lingkunganku terlalu banyak mendektiku untuk terus menjadi ibu yang sempurna ditengah keadaan ekonomi yang belum stabil tanpa paham bagaimana caranya membuatku bahagia terlebih dahulu. Outputnya, aku pernah merasa begitu benci dengan kehadiran anakku.

Butuh waktu lama untukku mulai bangkit, membuang beban kesempurnaan dari standar orang lain. Menemukan kembali diriku yang dahulu. Mulai berani berkomunikasi dengan suami. Pada akhirnya aku bisa mencintai anakku dengan penuh makna ketika aku sudah mencintai diriku sendiri.

Self love yang telah membuatku bisa bersemangat kembali membacakan buku untuk anakku. Self love, yang membuatku memotivasinya untuk mengikuti berbagai lomba. Anakku yang pertama sampai sekarang masih begitu sayang padaku meski aku sempat down memilikinya. Ia tau bahwa aku menyayanginya.

Hingga kemudian aku siap memiliki anak kedua, Alhamdulillah keadaan ekonomi kami membaik dan aku memutuskan menabung sejak hamil demi bisa memiliki ART selama 3 bulan pasca melahirkan. Aku menyadari pada fase krusial sangat penting untuk memiliki support sistem. Tak peduli kata-kata orang seperti, “Padahal gak kerja diluar, tapi punya ART.”

“Padahal kan ini itu.. Tapi kok gak sempat begini”

“Kalau anak bobo itu, ibunya jangan ikutan bobo. Nanti kerjaan rumah gak beres”

Perkataan demikian sangat gampang terhapus begitu saja jika seorang Ibu punya ART dan suami yang menyemangatinya tanpa membebaninya setumpuk masalah. Jadi, kesabaran seorang ibu itu butuh dukungan dari orang sekitarnya. Kesabaran seorang ibu itu butuh diri yang maksimal berdaya dan positif. Itulah faktanya.

Sejak Humaira kecil, aku sudah memiliki ‘escape plan’ untuk bisa perlahan lepas dari tuntutan ibu rumah tangga. Oleh karena itu, sejak umurnya 2 tahun dan tak menyusu lagi aku memutuskan menitipkannya pada Day Care. 

Keputusan yang aneh mungkin bagi sebagian orang karena melihat diriku yang ‘tidak bekerja’. Namun, orang bahkan tak paham betul dengan keadaan dan mimpi kita bukan? Orang lain bahkan tak paham dengan keadaan ekonomi kita yang mungkin telah jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Jadi, kenapa harus peduli.

Fokus pada hal yang bisa dikendalikan. Itulah yang aku pelajari dari Mindfullness.

Diri kita yang bahagia dan dipenuhi rasa cintalah yang dibutuhkan oleh anak-anak kita. Bukan diri kita dengan versi yang sempurna.

Menjemput Humaira dari Day Care, dengan versi diriku yang telah sepenuhnya berdaya dan bahagia. Memeluknya di rumah sambil membacakan buku. Memandikannya sambil memijitnya dengan manja. Bahkan mengajak bermain pun seru rasanya. Bagiku, fase demikianlah yang bisa disebut sebagai #MomentBondingBermakna. Saat kami bersama dengan sepenuh hati kami. 

Moment Bonding Bermakna dengan Skin to Skin

Pola parenting pada anak kedua adalah bentuk penyempurnaan dari pola parenting anak pertama, itulah kata orang-orang. Bagiku, itu memang kenyataan. Waktu memiliki anak pertama dahulu, sangat banyak yang bilang padaku bahwa anak itu jangan terlalu sering digendong. Jangan menyentuh anak terlalu banyak, nanti dia tidak bisa ditinggal. Demikianlah orang-orang memberikan ‘nasehat’ padaku. Nasehat-nasehat demikian membuatku tak ingin terlalu banyak menyentuh bayi. Takut, kalau-kalau dia tak bisa ditinggal saat aku sedang sibuk. 

Padahal, kalau dipikirkan lagi ternyata sebuah mindset yang terpola demikian akan menjadi kenyataan. Karena terlalu takut akan ‘kelengketan’ maka aku dan anakku jadi tidak menikmati hubungan skin to skin. Padahal skin to skin itu sangat baik untuk membangun bonding. 

Anak pertama berbeda dengan anak kedua yang sudah dibekali oleh ilmu. Sejak dalam kandungan, aku sudah mulai sedikit mengerti tentang ilmu babywearing. Aku mulai kepo dengan berbagai gendongan yang bisa dipakai sejak newborn. Belajar bagaimana cara memakainya. Anakku yang kedua, seperti anak kanguru yang senang sekali digendong. Dan akupun menikmati moment demikian karena sudah merasa nyaman.

Apakah dengan sering digendong dan disentuh membuat anak menjadi semakin ‘lengket’ dan tak mau ditinggal?

Awalnya iya, 3 bulan pertama anak memang sangat lengket dengan ibunya. Untunglah aku memiliki ART selama 3 bulan itu. Setelah itu, aku hanya berkomunikasi biasa padanya sambil bilang nanti pintar-pintar ya, terus diulang. Anehnya, ketika umurnya sudah 3 bulan, anakku Humaira kalau sudah digendong dan tertidur ia akan pulas saat ditaruh di tempat tidurnya. Dan biasanya, aku juga ikut tertidur memeluknya. Hehe. Aku suka sekali memandangi wajahnya yang sebentar-sebentar tersenyum dengan rambut landak yang berdiri semua.

Saat memiliki anak kedua, aku mulai menikmati bau minyak telon saat memijatnya. Menyadari bahwa bau bayi itu ‘candu’ sekali. Aku jadi suka sekali mencium dan menyentuh kulitnya.

Moment demikianlah yang seharusnya kita nikmati. Bukan kita campur dengan urusan kewajiban lainnya yang sebenarnya tidak darurat sekali. Memeluk dan menyentuh bayi, akan membuat kita merasa bahagia. Bahkan, psikolog menganjurkan kita untuk memeluk bayi setidaknya 8 kali sehari selama 20 detik. Taukah kalian kenapa sentuhan kasih sayang itu bermakna sekali bagi bayi? Karena sentuhan kasih sayang dapat mengeluarkan hormon oksitoksin. Hormon cinta dalam kehidupan.

Belajar Memaksimalkan Moment Bonding Bermakna Bersama Zwitsal

Pada hari kamis, tanggal 22 Desember 2022 kemarin adalah hari yang spesial bagi kita para Ibu. Hari itu, diperingati sebagai hari Ibu. Meski bagi keluarga kami sendiri hari ibu itu adalah ‘setiap hari’ namun, hari ibu pada tanggal 22 Desember adalah hari dimana mungkin sebagian ibu diluar sana ingin mengapresiasi dirinya sendiri. Hal demikianlah yang membuat Zwitsal turut hadir untuk membersamai para Ibu dengan acara Festival Moment Bonding Bermakna bersama Zwitsal.

Meski hanya bisa mengikuti acara festival tersebut secara online, tetapi kebahagiaan dalam moment itu turut aku rasakan. Bagaimana tidak? Karena acara tersebut mendatangkan psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener M.Psi, juga mengundang Nikita Willy brand Ambasador  Zwitsal sekaligus ibu muda yang ingin membagikan pengalamannya sebagai seorang New Mom. Acara ini terasa menarik ketika dibuka dengan bincang-bincang seputar pengasuhan anak yang sebenarnya semua orang tua memiliki style yang berbeda-beda dalam menerapkan parentingnya.

“Karena keadaan kita berbeda, jadi tak mesti semua pendapat orang lain harus kita aplikasikan. Aku sendiri fokus pada apa yang bisa aku kendalikan dan diskusikan dengan suamiku. Kalau ada saran atau pendapat di sosial media, yang baik akan berusaha aku aplikasikan. Tapi kalau tidak baik atau tak cocok dengan kami maka akan kami abaikan” demikianlah Nikita Willy berkata.

Mendengarnya aku merasa ikut senang, karena Niki memilih untuk teguh dan fokus pada keluarganya dibanding memperdulikan omongan orang. Berbeda sekali dengan pengalamanku yang diatas bukan? Hehe

Psikolog Samanta Elsener pun mengapresiasi pada pola pikir Niki dan Suami, menurutnya sangat penting orang tua memiliki kerja sama dalam pengasuhan dan tidak memperdulikan pendapat negatif orang lain. Karena apa? Karena pola parenting kita boleh berbeda tapi yang terpenting adalah kita memiliki moment bonding bermakna yang bisa dibangun dengan si kecil setiap harinya. Sekecil apapun moment itu akan terasa spesial ketika cinta dan kasih hadir di dalamnya.

“Keluarga kami biasanya menciptakan moment bonding bersama itu ketika makan. Baik makan pagi, siang dan malam usahakan selalu ngumpul di meja makan bersama. Baik aku, anakku maupun suami.” tutur Nikki.

Yup, sebenarnya tak memulu kita meluangkan waktu khusus dalam moment bonding bermakna loh. Kita bisa sambil melakukan rutinitas biasa dengan cinta kasih saat membersamai anak. Memeluknya sebelum tidur, menemaninya makan, memandikannya hingga menggendongnya pun sudah termasuk dalam bonding bermakna. Asalkan, Ibunya juga sedang berbahagia dan penuh cinta.

“Kita terbiasa selalu merasa ’kurang‘ dalam menjalankan peran sebagai ibu, hingga terjebak dalam mom shaming, yang ternyata dialami oleh 88% ibu millennials dan Gen-Z di Indonesia, padahal membersamai anak dalam membangun bonding itu tak bisa disamakan antara satu dengan yang lain. Setiap Ibu itu spesial.” ujar Samanta.

“Aku selalu percaya bahwa aku dan suamilah yang paling tau apa yang terbaik untuk Issa, dan yang paling penting adalah bagaimana kami bertiga selalu punya waktu untuk membangun attachment secara fisik ataupun emosional” tutut Niki

Yup, yuk kita perbaiki cara mindset memandang sebuah ‘keluarga yang sempurna’. Semuanya punya pengalamannya sendiri tentang berbagi bonding dengan si kecil. Yang terpenting lagi, kita mulai biasakan untuk membangun bonding efektif dengan skin to skin. Dengan cara sederhana saja. Mulai dari menyusui, memeluk dan menggenggam tangan, hingga memijat si kecil. Apapun yang bisa kita lakukan dengan hati senang.

Mahnessa Siregar (Nessa) Head of Deodorant and Baby Care Unilever Indonesia mengatakan bahwa hal yang dituturkan oleh Samanta dan Niki sejalan dengan brand purpose Zwitsal: menjadikan momen perawatan bayi sehari-hari menjadi momen bonding yang bermakna melalui skin to skin contact antara orang tua dan anak.

Zwitsal menghadirkan formula baru Zwitsal Baby Bath Hair & Body yang mengandung 4x Prebiotic Moisturizer yang melembabkan kulit bayi sehingga tetap lembut dan sehat. Dilengkapi keharuman lembut khas Zwitsal, inovasi ini membuat momen mandi menjadi momen bonding yang bermakna.

Oya, Selain Zwitsal Baby Bath Hair & Body.. Aku juga sering memakai minyak telonnya. Karena wanginya khas banget. Hingga umur Humaira 3 tahun pun aku masih setia memakaikan minyak telon untuknya. Nah, pada event bersama Zwitsal kemarin, aku baru paham bagaimana cara memijat bayi yang benar. Kami para orang tua baik secara online dan offline pun dengan senang ikut mencobanya di rumah sambil melihat baby Issa.

Ternyata, kegiatan Festival Moment Bonding Bermakna bersama Zwitsal ini berhasil memecahkan rekor kelas Baby Spa dengan peserta terbanyak versi the Asian parent – selaku mitra penyelenggara festival loh. Wah, aku jadi turut senang bisa ikut serta mengikuti festival ini secara online.

“Ke depannya, kampanye #MomenBondingBermakna akan terus hadir melalui rangkaian signature activities dari Zwitsal seperti kelas-kelas Baby Spa dan talkshow 1.000 HPK Zwitsal dengan para ahli dan praktisi kesehatan yang diadakan secara berkala,” tutur Nessa. 

Tentu saja, aku sebagai seorang ibu yang ingin terus belajar akan menantikan rangkaian kegiatan seru lainnya seperti ini. Yuk, sebagai ibu mulailah memandang dunia dengan lebih luas. Stop berusaha menjadi sempurna bagi orang lain, yang terpenting adalah menjadi Ibu dengan penuh cinta agar bisa selalu menciptakan Moment Bonding Bermakna.

Komentar disini yuk
0 Shares

41 thoughts on “Pentingnya Moment Bonding Bermakna bersama si Kecil

  1. Momenbonding bermakna dari zwitsal ini memang keren banget ya mba. Kita bisa belajar tentang baby spa dan juga semakin memahami betapa pentingnya bonding antara ibu dan anak

  2. Bonding dengan anak- anak memang baiknya kita lakukan sejak mereka kecil sampaibesar ya mba. Aku sampai sekarang masih menjadi fans berbagai produk Zwitsal yangmemang wanginya enak banget. Sampai aku bawa beberapa ke New Zealand juga nih mba hehe

  3. Mencintai diri sendiri ituPR paling penting ya mbak. Klo kita udh aware sama diri swndiri menerima segala kekurangan dan kelebihan insyaallah tugas jd ibu pun akan berjalan lancar. Anak2 kan dipenuhi cinta dan ikut bahagia krn ibunya pun bahagia dan penuh cinta.
    Bonding ini pentiing bgt dan harua tra dipertahankan bahkan sampe anak2 gwde nantj

  4. Switzal.jadi sahabat anakku sejak bayi, pijit2 sebelum mandi pakai baby oil, mandi buble buble….

    Salah satu menciptakan bonding anak ke ibu melalui bermain bersama, memijit baby dkk

  5. Bener nih, bonding dengan anak tuh harus disesuaikan sama sikon masing-masing keluarga ya. Nggak perlu deh dengerin apa kata orang, yang penting si ibu dan anak bahagia. Waah Zwitsal ada formula baru ya hair and body bath-nya, ponakanku pakai ini juga.

  6. Terasa banget ya kedekatan dengan si kecil saat mama melakukan aktivitas perawatan sehari-hari. Oles-oleh minyak telon, ataupun merasakan sensasi harum lembutnya shampo Zwitsal, hmmm… moment manis yang akan selalu terkenang dengan indah.

  7. Me time bareng anak itu penting banget, ya. Menghabiskan waktu dan berkegiatan bersama, biar bonding antara orang tua dan anak bisa terjalin dengan baik.

  8. Jadi Ibu, orang tua tuh banyak banget belajarnya. Kadang parenting ala si A, belum tentu cocok sama kita. Jadi harus trial error dulu. Btw, kujuga beliin Keponakan Zwitsal. Suka sama baunya

  9. Ahh kalo baca tentang Zwitsal jadi ingat dulu anak-anak kecil memakai minyak telon. Sekarang ada Baby Bath Hair & Body dengan 4x Prebiotic Moisturizer bikin kulit baby jadi lembab. Harum pasti ya aroma di tubuh anak-anak, dan momen mandi jadi bonding yang menyenangkan

  10. Jadi ingat dulu pas baru-baru melahirkan. Saya juga hampir baby blues. Aslii dah… stres banget. Masalah kecil aja aku langsung nanyis.

  11. Bonding itu ngomongin kualitas dan kuantitas yang dipupuk sejak kecil. Ngefek banget yah terbawa sampai anak dewasa lalu tinggal jauh dari orang tua. Kalau bonding masih kuat, anak bakal kangen dan rajin pulang. *eh ini mah curhat.

  12. sampai sekarang juga anak2 aku pakai zwitsal nih, emang itu yang paling cocok untuk anak. untuk momen bonding, iya gak harus dicari waktunya tapi dari kegiatan sehari2 pun bisa kita manfaatkan untuk membentuk bonding yang berkualitas bersama anak ya.

    kecuali memang mau meluangkan waktu khusus pada tiap anak, itu juga bisa jadi momen bonding yang bagus karena anak jadi merasa spesial dan masih tetap disayang walaupun punya adik atau kakak.

    memang bener, kita harus kompak dengan suami jadi kita berdua akan tau yang terbaik dan akan bisa menghempaskan segala omongan2 yang bikin kita galau jadi ibu atau orangtua yang baik itu seperti apa ya mbak. semangat terus membersamai anak dan membentuk bonding yang kuat yaa 😀

  13. Yup 24 jam berada di dekat anak pun belum tentu bisa membentuk bonding bermakna kalau tak ada interaksi antara ibu dan anak.

    Memandikan anak, mainan busa sabun, sambil ngobrol, berlama-lama berendam, mainan air memang bisa menciptakan bonding dengan anak. Apalagi kalau pakai Zwitsal yang harumnya khas.

  14. Baca rambut landak, aku jadi teringat anak kedua aku mba, waktu kecil rambutnya begitu. Terus sekarang lurus banget… Gemas ya melihat anak2 tidur, pemandangan yg nggak bisa diungkapkan deh bahagianyaaaa.

  15. Kak Aswinda cocok banget jadi mom ambassador Zwitsal. Rasanya setiap perempuan yang menjadi Ibu itu butuh banget apresiasi dan dukungan meski yang dilakukan masih banyak membutuhkan perbaikan. Mungkin sekarang jadi mudah marah atau salah dalam bertutur.

    Semoga dengan prose’s tersebut, Kita bisa semakin dekat dengan anak dan terjalin bonding dari sisi fisik dan mental.

  16. Selalu bersama anak tak bisa membentuk bonding permanen. Nantinya akan aus saat mereka besar. Apalagi jika si ibu tipe pelayan alias selalu menyiapkan semua tanpa diminta anak. Pesan yang sampai akan beda. Tapi bonding yang efektif dan berkualitas akan menghasilkan bonding yang sangat baik.
    Mandi jadi salah satu penguat bonding dengan anak saya, karena saya mengizinkannya berlama2 dan menikmatinya.

  17. Wah, sama dong. AKu juga selalu ingin menjadi ibu yang baik penuh cinta. Menciptakan keseruan dan kebahagiaan bersama si kecil itu harus tentunya dong. Nanti kalau anak2 sudah besar bisa teringat momen dan bikin terharu deh 😀 Zaman anak2ku masih kecil dulu juga pakai prdouk Zwitsal yang aman dan terpercaya merawat kesehatan kulit bayi.

  18. Kalau dengerin omongan orang, wah kapan bahagianya? Akupun pertama kali jadi ibu, belajar ilmu parenting secara teori, tapi kata orang ini itu, buyar semuanya. Btw, Zwitsal ini wanginya tuh identik bgt, dr baunya udah tahu itu Zwitsal. Suka bgt sama wanginya.

  19. Support system selama kehamilan hingga anak lahir tuh emang penting bgt. Aku jg ngerasain tuh. Sempat stres banget pas awal melahirkan, mana suami ada di luar kota. Utg ada ortu dan adikku yg selalu bantu ngurus. Jadi perlahan aku mulai adaptasi dan menikmati peran sebagai ibu

  20. Aku juga di rumah aja mbak jadi ibu rumah tangga sejak awal menikah. Tapi sepanjang aku menikah selama 18 tahun, 15 tahunnya pakai ART. Emang salah pakai ART kita di rumah? Sepertinya nggak karena tugas kita juga banyak dan nggak selesai – selesai.

    Satu tahun terakhir nggak pakai karena anak-anak sudah besar.

  21. Aku juga sering ditanya, jd IRT kok bajunya di laundry, hellow anak saya 3, total seragam yg harus disiapin sm baju kantor suami itu 20 stel per pekan, belum lagi baju rumah. Kalo orang lain sanggup2 aja ya monggo. Tapi aku nyadar diri aku gak sanggup, capek iya, stres iya, borosnya jg sama, karena tagihan listrik dan air pun banyak. Jd bener memang, istirahat itu mgkn hanya berlaku bagi mereka yg punya ART, dan hanya kita dan suami yg tau benar apa kebutuhan kita. Orang lain cuma komen, bantu jg enggak, eh malah curhat ???

  22. Urusan bonding kl aku wuaduh.. awalnya berbagi kerja sama dg suami. Eh, kai & nini juga mau ikutan ternyata (ortuku sampe om & tante). Jadi, ya gitu, ikatan anak gak hanya dg ortu akhirnya.

  23. Jadi ingat ketika anak2 kecil, paling seneng pijat2 si kecil dan olesin Zwitsal di badannya. Aku suka banget loh dengan wanginya yang lembut. jadi pengin cium2 terus deehh..

  24. Sepakat, Mak. Katena kualitas itu lah yang menjadikan momen bonding lebih bermakna, ya.

    Seneng banget bisa ikut acara ini, ya. Banyak insight positif yang didapat.

  25. Aku merasakan sekali pentingnya bonding antara orang tua dan anak. Padahal bonding sendiri sebenarnya mudah diciptakan, ya. Bisa dengan kegiatan sederhana asalkan berkualitas. Hanya saja memang seringnya orang tua lupa akan hal ini.

    Semoga kedepannya nanti aku bisa menerapkan ilmu perenting ini ke anak-anakku.

  26. Self love penting agar kita menjadi ibu yang bahagia menemani anak tumbuh. Namun tentunya juga butuh dukungan dari suami, ini nomer satu. Dan kalo tinggal dekat dengan keluarga besar, juga dukungan mereka menjadi penting.
    Aku dulu nggak mau dengerin komentar orang, apalagi kalo menyesatkan. Percaya pada diri sendiri, dengan bantuan orang yang ahli di bidang bonding/parenting, dan pengasuhan anak itu hak orang tua bukan tetangga atau kenalan

  27. Penting banget bonding bersama anak supaya anak2 dekat dengan kita orang tuanya ketika dewasa nanti. Orang terdekat kalau ada apa2 keluarga so supaya anak terbuka dg kita wajib kita bangun bonding / kedekatan dg mereka.

  28. Favoritku bagian ini nih:

    “… Diri kita yang bahagia dan dipenuhi rasa cintalah yang dibutuhkan oleh anak-anak kita. Bukan diri kita dengan versi yang sempurna!”

    Iyes!
    Afdolnya, Ibu bahagia dulu, barulah kemudian kelak bisa menularkan bahagia ke anggota keluarga lainnya.

    End of discussion!

    Hahaha.
    Tegas banget aku yak.
    Begitulah.

  29. Momen terindah saat anak kecil ya saat kita mendampingi tumbuh kembang mereka. Setuju deh kita menjadi ibu yang baik dan penuh cinta dengan bonding yg kita ciptakan. Apalagi ada Switsal yang lembut dan wangi, wah makin dekat deh bunda sama si kecil.

  30. MashaAllah~
    Memang anak pertama dan kedua ini menjadi perjalanan yang berharga bagi seorang Ibu ya.. Sungguh beruntung sekali bagi yang sudah memiliki ilmu ketika pengasuhan anak pertama. Acara kampanye #MomenBondingBermakna bersama Zwitsal tentu akan sangat membantu sekali.

  31. Suka sekali membaca tulisan ini, dan sepakat banget. Sebagai ibu, bahagiakan diri sendiri dulu, baru aura bahagianya akan membawa bahagia pula untuk anak dan suami.

    Saya dulu malah sering dibilangin sama ibu saya “kalau anak tidur, kamu juga harus tidur. Supaya kalau pas anak melek dan ngajak main, kamu nggak ngantuk dan lemes”

  32. Zwitsal ini dari dlu selalu jadi andalan. Bahkan walau anak remajaku juga pakai Zwitsal karena pas buat kulitnya yang sensitif. Kalau anak di daycare juga sekalian belajar juga termasuk bersosialisasi dengan yang lain ya mba

  33. Harumnya ku juga suka.. shamponya pake ini si bocil paling kcil.
    Ibu harus dibantu, ya kan di rumah jg ibu bekerja yaa. Aku pun ibu rumahan bkn kantoran tapi ada ART
    Membantu sekali keremponganku anak 3 ? bonding dgn kakak2 bisa lancar…

Komentari dong sista

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IBX598B146B8E64A