Belajar Bikin Komik Bersama Kreasa Comic Class
Bagi sebagian orang tua zaman dulu, apakah pernah terpikir bahwa hobi menggambar adalah sebuah bakat? Mungkin ada yang berpikir demikian, tapi juga tak jarang hobi menggambar dianggap sebelah mata dibanding nilai sempurna pada pelajaran. Padahal, hobi menggambar itu jika disalurkan melalui belajar membuat komik maka mungkin saja dimasa depan anak bisa menjadi komikus atau ilustrator hebat.
Itulah yang aku pikirkan pada anakku Pica sekarang. Dari TK suka mewarnai, lanjut saat SD dia suka sekali menggambar. Namun, kadang ia tak lagi mendapatkan ruang untuk menyalurkan hobinya. Di sekolah, pelajaran matematika sungguh membuat pusing. Tak ada lagi perlombaan mewarnai seperti layaknya saat ia TK dulu. Kemampuan bisa menggambar pun seperti dianggap tak berarti.
Anak Visual yang Tak Mendapat Ruang Belajar
Sekitar sebulan yang lalu, aku pernah bertanya pada Pica.
“Di sekolah apa enggak ada ya ekstrakurikuler menggambar. Atau membuat mading gitu?”
“Gak ada ma.” Jawab Pica pendek.
Aku bisa maklum. Memang Pica hanya sekolah di SD Negeri biasa. Dan selama covid, tidak ada ekstrakurikuler disana. Ada bagian kosong yang rasanya tak bisa diisi sejak Pica masuk SD.
Ia suka menggambar, tapi rasanya tak pernah ikut berkompetisi seperti dulu lagi. Karena memang tidak ada lomba. Mungkin juga karena pandemo covid. Mungkin juga aku sebagai Ibu kurang tau pada lomba sehingga ketinggalan informasi. Tapi yang jelas, aku sebagai ibu sedikit merasa bersalah karena memaksakan Pica untuk mengubah kesenangannya selama ulangan.
Jujur saja, aku sedih saat tau Pica remedial matematika. Kupikir, aku sudah begitu jelas mengajarinya. Nyatanya, dia masih kesulitan setiap kali ulangan.
Akhirnya, setiap ada waktu luang aku memutuskan mengajarinya matematika. Karena menurutku, kalau anak tidak bisa itu harus diajarkan sampai bisa. Bukan dibiarkan.
Lambat laun, Pica mulai kehilangan keseruannya menggambar. Dulu, Pica sering aku suruh untuk membuat cerita melalui gambar. Aku suka menulis, Pica suka menggambar. Siapa tau kami kelak bisa membuat buku cerita anak. Itulah pikiranku dulu. Tapi semua aktivitas itu hilang sejak Pica remedial matematika.
Matematika menjadi topik utama pada ruang belajarnya. Ia mulai kehilangan sedikit kesenangan yang dulu.
Akhirnya Kami berkenalan dengan Kreasa
Sebagai seorang Ibu, aku cukup aktif di media sosial. Selain karena itu memang sebagian dari pekerjaanku, sosial media juga membuat pola pikirmu meluas. Informasi yang aku dapatkan pun menjadi jauh lebih banyak.
Iseng, aku mencari kelas belajar dengan hastag #kelaskomikanak di instagram. Dan aku menemukan akun kreasa. Aku melihat feed tentang kelas komik disana dengan foto melalui zoom. Waw, ini online. Pikirku.
Aku lalu kepo dan membuka profilnya. Ternyata, tidak hanya ada kelas komik di Kreasa tapi juga berbagai kelas lainnya. Kita bisa belajar membuat animasi dan mengikuti kelas lain yang sesuai dengan minat dan bakat anak kita.
Aku sungguh senang ada pusat kreativitas anak begini. Tak berpikir dia kali lagi, akupun langsung registrasi untuk mendaftarkan Pica mengikuti comic class.
Pengalaman Mengikuti Comic Class bersama Kreasa
Ada 2 hal kenangan yang akan selalu kita ingat pada masa dewasa kelak. Yang pertama adalah ketika kita merasa didukung dan diapresiasi dan yang kedua adalah sebaliknya. Pica mungkin akan selalu ingat akan kenangan ia memperoleh piala pada lomba-lomba mewarnai yang ia ikuti. Pica mungkin juga akan selalu ingat pada begitu kerasnya ibunya mengajari matematika agar ia tak remedial lagi. Setidaknya, mendaftarkannya pada comic class akan membuat Pica merasakan bakatnya didukung kembali.
Comic Class bersama kreasa berlangsung dari tanggal 17 sampai 21 Oktober 2022. Dan selama mengikuti Comic Class bersama Kreasa Pica mendapatkan 5 pengalaman seru dari berbagai karakter yang digambarnya.
Mengikuti comic class bukan hanya sekedar tentang serunya menggambar. Tapi juga tentang menumbuhkan ide cerita dalam pikiran anak. Sering Pica bertanya padaku tentang ide komiknya di esok harinya. Aku hanya bilang padanya, jika ingin punya banyak ide. Banyak-banyaklah membaca buku. Hihi.
Kelas membuat komik bersama Kreasa ini cukup seru menurutku. Gurunya begitu sabar dalam membimbing anak-anak. Ia juga suka memuji anak. Sehingga Pica merasa sangat cocok ikut kelas itu. Kelasnya berlangsung selama 1 jam. Selama 30 menit anak dipaparkan pada materi dan cara menggambar. 15 menit berikutnya, anak disuruh untuk membuat komiknya sendiri. Dan 15 menit berikutnya adalah satu per satu anak disuruh bercerita tentang komik yang dibuatnya.
Pada hari pertama, anak disuruh membuat komik dengan gambar karakter manusia. Dan ini adalah hasil dari komik Pica.
Pada hari kedua, materinya adalah tentang benda. Pica bertanya bingung padaku harus menggambar benda apa. Kubilang, ingat saja tentang buku yang Pica baca. Eh ternyata dia menggambar tong sampah. Hihi
Hari ketiga, materinya adalah tentang Hewan Air. Lagi-lagi, Pica bertanya padaku sebaiknya menggambar hewan apa. Kubilang, ya terserah ikan apa.. Kan Pica sudah sering nonton Nemo.
Dan ternyata, Pica menggambar Paus. Mungkin dia ingat dengan drakor yang aku tonton. Yup, Extraordinary Attorney Woo. Bahkan komiknya soo relate. Haha
Hari keempat, kupikir temanya adalah menggambar hewan darat. Aku sudah mempersiapkan kucing Pica untuk menjadi gambar modelnya. Eh, ternyata temanya adalah menggambar buah. Lagi-lagi, Pica bertanya idenya padaku. Dan aku cuek padanya karena asik bermain dengan Humaira kemudian spontan mengomelinya karena menaruh baju sembarangan. Mungkin, karena ingat tentang omelanku. Ia juga ingat moment ketika ia sakit karena tak mau makan buah dan sayur.
Hari terakhir, aku sudah optimis bahwa temanya pasti tentang menggambar hewan darat. Lagi-lagi aku menyuruh kucing kami menjadi modelnya. Tetapi aku salah, ternyata temanya adalah benda langit. Haha.
Saat itu, aku meninggalkan Pica dengan laptopnya karena aku juga punya kesibukan dengan Humaira. Ternyata ia menggambar Awan dan Bintang. Aku kemudian tertawa karena keduanya kok bisa bertemu pada malam hari. Wkwk
Tapi itulah imajinasi anak-anak. Lambat laun akan berkembang sesuai umurnya. Aku percaya, anak yang didukung bakat dan minatnya maka kelak akan tumbuh percaya diri dengan potensi yang ia miliki.
Terima Kasih Kreasa, Telah Membuat Anakku Semangat Menggambar lagi
Kurasa bulan ini aku harus banyak berterima kasih pada Kreasa. Karena ia telah membuat Pica tersenyum kembali. Pica juga mulai kembali sibuk dengan kertas dan spidolnya. Bulan ini, aku sengaja meliburkannya belajar matematika demi kewarasanku dan kewarasannya sendiri. Haha
Kupikir ada mindset yang perlu kuubah tentang cara mendidik anak seusianya. Bahwa mungkin mencapai standar memang perlu. Tapi mencapainya dengan cara yang menyenangkan akan jauh lebih baik lagi. Dan aku pribadi tak bisa mengajari anak dengan cara yang menyenangkan. Apalagi pelajaran anak kelas 4 SD zaman sekarang sudah canggih sekali. Mungkin anak memang perlu ruang untuk merasa ia jauh lebih berharga dengan satu bakat yang terus diasah.
Saat aku bertanya, apakah Pica ingin terus ikut kelasnya. Pica dengan semangat menjawab, “Iyaaa Ma.. Mau ikuttt lagii”
Aduh, aku jadi gak sampai hati ingin menolaknya. Sepertinya, aku akan mendaftar lagi kelas komik untuk bulan November. Kurasa, itu akan sangat menyenangkan buat Pica.
Nah, kalian ada yang bernasib sama sepertiku? Merasa bakat anak ingin diasah pada tempatnya? Yuk, ikut kelas kreatif bersama kreasa aja. ❤
Website : www.kreasa.id
Instagram : @kreasa.id