Browsed by
Category: Ekonomi Rumah Tangga

Curcolan Ibu Rumah Tangga yang mencoba mengaplikasikan ilmu Akuntansinya pada Ekonomi Rumah Tangga

Tips Menghemat Pengeluaran Rumah Tangga ala Shezahome

Tips Menghemat Pengeluaran Rumah Tangga ala Shezahome

Bicara tentang pengeluaran rumah tangga itu kayaknya tidak pernah ada habisnya ya? Ini habis terus mau beli itu lagi. Itu belum habis tiba-tiba ada yang beginian lagi. Beginian udah dibeli tiba-tiba ada yang lebih kekinian lagi. Nah, tanpa disadari kok makin runyam ya pengeluarannya. Sebenarnya yang dibeli ini kebutuhan semua ya? 😅

Kok bisa ya runyam? 

Basicnya, hal ini terjadi karena prinsip pertama dalam pengeluaran rumah tangga belum diterapkan dengan benar. Prinsipnya simple kok. Aku juga pernah menulis hal ini lama sekali disini

Ya, sebenarnya kebutuhan manusia itu terbatas, yang tidak terbatas itu adalah keinginannya. Maka, selama manusia hidup tidak dapat membedakan keinginan yang bijak maka selama itu pula pengeluaran rumah tangga menjadi tidak teratur. 

Apa maksudnya keinginan yang bijak? Hmm.. Apa yah.. Maksud disini adalah tentu wajar jika manusia memiliki keinginan karena itu sudah bawaan dari nafsu yang dimilikinya. Tapi nafsu itu juga anugerah. Karena tanpa nafsu kita juga tidak bisa merasakan pahit manis dunia. Tanpa nafsu kita tidak bisa merasakan manisnya berkah dari aktivitas jual-beli. 

Namun, nafsu yang dibiarkan tidak terkontrol dalam berumah tangga itu dampak negatifnya banyak sekali. Sebagai Ibu, aku sangat merasakan dampak yang terjadi kalau ditengah-tengah bulan suka tergoda dengan barang yang tak seharusnya. Budget yang seharusnya segini cukup malah menjadi lahir prematur. Akibatnya, pada akhir bulan aku malah mengambil stok uang tabungan. Ga banget kan? 

Nah untuk menghindari pola keinginan yang tak stabil dari emak-emak, maka penting sekali untuk memulai prinsip hidup hemat. Hidup hemat itu bukan pelit! Yes? 

*Ah.. Aku sebel sekali kalau diingat-ingat sering dibilang pelit oleh temanku dulu.. Padahal ya wajar lah anak sekolahan kalau pelit, wong uangnya kan terbatas dan eike toh bukan orang kayah.. 😅

Loh kok malah curcol? Okeh, aku tambahin curcolnya.. 😝

Ya, apapun itu hidup pelit dimasa muda itu ternyata lumayan berguna juga. Karena pada tahap menjadi Full Time Mother ini aku merasa seperti kembali pada zaman abegeh. Bedanya, kalau di zaman abegeh duit aku habis buat beli buku dan skincare sementara budget jajan diabaikan serta tabungan gaya celengan ayam. Kalau zaman emak-emak duit aku habis buat keperluan keluarga dan menabung pun buat keluarga dan gayanya dengan investasi. Jadi tetep, ga ada yang namanya prinsip, “Eh, ini uang saya” 

Tapi buat perawatan diri pake duit apa hayoo??

Ya duit bersama lah.. 😂 Ambil si merah selembar sisihin buat anggaran perawatan bulanan emak. Haha.. Ini bukan uang egois. Ini uang jaga mata loh ya mak.. Penting..😝

Okeh, sampai kapan kamu nyurcol? To the point aja ya.. 😑

Baiklah, berikut adalah point-point penting buat mengontrol pengeluaran rumah tangga ala shezahome. Yuk, simak! 

1. Ingat! Kita butuh Buku Catatan! 

Pernah dengar pribahasa, “Besar pasak dari pada tiang?”  

Tentu semua sudah tau apa arti dari pribahasa tersebut. Tapi apakah semuanya dapat menerapkannya? 😂

“Aku ga bisa deh, uang bulananku pas pas’an” 

“Aku ga bisa, coba hitung bayar cicilan rumah dan pengeluaran bulanan aja ngepass!” 

“Aku ga bisa, pemasukan ini aja kurang ya jelas lebih gede pengeluaran suami aku kan cumaaaa” 

Iya mak, aku ngerti. Ngerti banget. 

Hidup itu emang kejam ya mak..  Gas mahal, Listrik naik, Air ikutan naik, dirumah udah makan punya beras aja rejeki banget apalagi punya lauk, ditambah anak udah mulai sekolah dan mesti bayar SPP serta uang jajannya. Kenapa hidup emak begitu dilematis ya.. Apakah ini yang namanya kekerasan finansial? Ketika protes dibilang uang kurang eh kitanya dituduh cewek matre..  Banyak begini? Banyak mak! 😂

Baca juga: Penyebab Materialisme pada Istri

Makanya kita harus punya ‘Buku Catatan’ (gaya blues clues). Eh ada yang tau? Okeh, abaikan.. 😂

Apa yang kita butuhkan? Yes, buku Catatan! 😂

Sebagai emak yang dulunya sempat mendalami ilmu akuntansi maka sejak awal berumah tangga aku termasuk pribadi yang detail. Aku mencatat semua pengeluaran rumah tangga hingga ke uang parkir. Bukan hanya itu, aku juga membuat anggaran bulanan hingga arus kas. Kenapa hal ini dilakukan? Apakah aku sudah menjadi pribadi yang amat pelit? 😂

Tujuanku melakukan hal itu hanya satu. Yes, Pembuktian! 

Jadi, ketika suami bertanya, “Kok udah habis uangnya.. Kemana aja ya?” 

Noh, aku punya bukti pengeluaran beserta struknya. 

Ketika suami ngeles, “Kita beli ini yuk, gapapa kan?” 

Noh, aku punya rincian anggaran yang harus dibeli. Mau beli apa lagi sih boleh, tapi yang urgent harus lebih diutamakan. 

Dengan adanya bukti catatan pemasukan dan pengeluaran maka suami yang tadinya tidak mengerti akan lebih mengerti. Selain itu, fungsi buku catatan agar dapat mengontrol lebih baik pengeluaran urgent dan non urgent. Dengan begitu, pengeluaran lebih terkendali. 

2. Menerapkan metode memasak hemat namun Lezat 

Semua emak pasti setuju kalau memasak itu lebih hemat dibanding membeli makanan diluar. Selain itu makanan yang kita makan juga lebih terjamin kesehatannya. Tapi, sebenarnya bisa jadi loh karena addicted memasak anggaran pengeluaran malah bengkak. 

Ga percaya? Aku mengalami sendiri loh.. 😅

Ya, ini terjadi ketika zaman aku addicted pengen belajar skill baking. Alhasil aku jadi banyak banget beli stok telur, gula dan mentega. Ditambah lagi saat itu aku masih menyusui. Yah, emak-emak pasti tau dong kalau Busui itu tuntutan makannya gede. Zaman itu uang bulananku hanya habis untuk belajar baking, belanja dan membuat makanan. Yes, Dapur is My Life! 

Sebenarnya skill memasak itu bisa membawa keuntungan jika anda dapat mengalihkannya ke bisnis catering. Namun, sepertinya aku tidak bisa seperti itu. Memasak dan baking bagiku hanyalah hoby kecil. Jadi untuk mengorganisir hoby ini supaya lebih hemat aku menerapkan 3 aturan menu dalam memasak dirumah. 

a. Membuat menu praktis dipagi hari 

Aku yakin tiap emak pagi-pagi pasti rempong. Apalagi yang punya anak kecil atau suami yang kayak bayi gede. 😂

Karena itu di pagi hari aku biasanya hanya mengolah makanan praktis. Entah itu stok frozen food atau hanya sekedar telur dadar besar yang didalamnya penuh campuran supaya keliatan gede. 😂

Nah, kalau ‘urang banjar’ menu pagi ini biasanya praktis sekali. Mereka lebih suka makan iwak karing, wadi maupun pakasam. Tapi problematikanya adalah mereka terbiasa makan kue sebelumnya. Sebenarnya aku juga begitu, hehe.. 

Jadi kue yang aku buat dipagi hari itu adalah kue praktis dan hemat. Entah itu membuat bikang, roti pisang, atau sekedar ‘untuk’ (roti goreng) yang adonannya aku olah dimalam hari. 

Anggaran sarapan dipagi hari aku kategorikan anggaran kecil. Biasanya dengan budget 10ribu sampai 15ribu untuk seluruh anggota keluarga (bertiga). Ga cukup? Karena itu, masak dong beib.. Hihi

b. Menu enak disiang hari

Keluarga kami biasanya makan enak itu disiang hari aja. Maksud disini yang complete version. Ada Lauk, Sayur, dan Buah. Berbeda dengan pagi hari yang biasanya diisi dengan kue dan susu. Kenapa begitu ya? Simple, karena siang itu laper! 😅

Biasanya budget makanan untuk siang hari ini sekitar 20ribu. Kami orang banjar biasanya suka membuat olahan ikan sungai untuk dimasak. Sebagai sayurnya kami suka membuat Gangan Banjar. Alhamdulillah budget masakan banjar tidak begitu mahal. 

c. Menu super hemat di malam hari

Biasanya kalian makan malam ga sih? 

Kalau keluarga kami sebenarnya kadang suka malas makan malam. Malah biasanya cuma ngemil buah selesai deh. Tapi kalau lagi kena nafsu ‘maruk’ nih kadang bisa juga jalan-jalan keluar beli bakso. Hehe.. 

Apah? Perut minimalis? 

Bukan, itu suami saya. Bukan saya. Sebenarnya saya anaknya juga maruk. 😂 

Sebelum menikah makan malam itu wajib. Ngemil sehabis makan malam itu wajib. Nah, ketika zaman menyusui malah nambah lagi yaitu stok cemilan tengah malam itu wajib. Tapi entah kenapa ya.. Ketika anakku udah gede gini aku jadi ikut-ikutan suamiku. Males banget makan malam. Perut rasanya suka kenyang. Hihi

Tapi sesekali kami makan malam kok. Biasanya menu makan malam itu super hemat dan praktis. Yah, kayak nasi goreng, ikan asin dan cacapan, hingga hanya membuat mie instan. Budget untuk makan malam ini biasanya 5ribu-10ribu. Hemat beib. 😂

d. Jadwal baking sebulan sekali

Nah, seperti yang aku ceritakan diatas bahwa aku itu dulu hoby baking. Puncak hoby aku itu ketika zaman menyusui. Jangan dikira loh ya apa-apa semua masak itu hemat. Kalau anda suka baking maka itu juga boros loh. 😂

Aku masih ingat loh zaman menyusui itu aku cuma punya 1 skincare buat muka dan bedak tabur bayi buat make up. Serius ini. Halah, jangan kira ya aku ini beauty addict cuma karena kadang review produk kecantikan disini. Kalian perlu tau emak juga punya masa lalu. Masa ketika emak gila-gilaan beli telur, butter, gula dan tepung. 😛

Karena nafsu makanku sekarang udah enggak gila-gilaan kayak zaman menyusui lagi makanya sekarang aku memutuskan untuk tobat. Lagian siapa juga yang makan kalau aku baking lagi? Anakku sih ga maruk-dia mirip bapaknya, Aku juga udah berhenti jualan. Makanya sekarang aku kasih jadwal khusus buat bikin menu baking yang mahal. Ya, cuma sebulan sekali. Dan terbukti aku bisa hemat dengan mengurangi jadwal bakingku. 

3. Tips berbelanja Hemat emak

Semua pasti setuju kalau emak-emak itu doyan banget belanja. Betul? 

Belanja is me time. 

Tapi kalau emak-emak ga pinter belanja maka pengeluaran ga terkontrol. Berikut adalah tips untuk berbelanja hemat versi emak:

a. Pilihlah pasar traditional

Kamu tim supermarket atau pasar tradisional? 

Aku tim pasar tradisional. Alasan aku memilih pasar tradisional diantaranya adalah harga lebih murah. Tentu ini bukan harga dari hasil tawar menawar yang ekstrem. Bagiku tawar menawar sih boleh, tapi cuma sekali dan pengecualian buat pedagang sayur. 

Alasan kedua itu yaitu pasar tradisional adalah media sedekah emak yang paling sederhana. Ya, kan kalian tau kalau emak rumahan yang pemasukan bulanan ngarep suami kayak aku menyebabkan aku tidak punya media uang khusus buat sedekah. Tapi dipikir-pikir ya, sedekah itu luas. Kita membeli barang-jasa dari orang aja sudah termasuk pahala. Apalagi nih ya, apalagi di pasar tradisional itu para penjualnya recomended banget buat dibeli barangnya. Karena dengan membeli barang dagangan mereka kita turut membantu hidup mereka juga. Rata-rata penjual dipasar tradisional itu memiliki ekonomi menengah kebawah. 

Kamu punya penjual langganan dipasar? 

Hmm.. Menurut kalian penting ga sih punya langganan itu? Sebenarnya aku ini tipikal Ibu-ibu yang jarang banget basa-basi sama penjual dipasar. Kalau udah beli barang terus bilang ‘Tukar lah’ (adat jual-beli urang banjar) dan sang penjual sudah bilang ‘Jual’ maka transaksi berakhir. Jadi jelas ya, aku sebenarnya tidak punya langganan tetap. 😂

Sebaliknya kalau ada ‘wajah baru’ dari penjual dipasar aku pengen mampir. Bukannya kenapa tapi aku itu suka mengetes kepribadian penjual. Kadang suka iseng menawar. Eh, ada loh penjual yang langsung pasrah dan manggut-manggut. Ada juga yang langsung marah-marah. Intinya, aku lebih suka membeli barang pada orang yang ramah dan tak meremehkan. 😅

b. Manfaatkan diskon

Diskon? Berarti kamu tim supermarket dan mall juga ya ternyata? 😂

Lebih tepatnya tim diskon sih ya..hihi..

Taukan kalau ketemu emak-emak berkendaraan didekat indo*aret atau al*amart harus hati-hati? Kenapa? Karena mereka bisa ngerem mendadak atau belok mendadak tanpa righting. Cuma gara-gara ngeliat minyak lebih murah 2-3ribu..😂

Ternyata kamu begitu ya win aslinya.. 😅

Bukan, bukan saya. Itu, saya pernah ketemu emak-emak begitu. (atau jangan-jangan tanpa sadar saya juga begitu ya?) 😂

Intinya mak, kalau di supermarket ada diskon gede-gedean sikattt aja mak! 

c. Stabilkan uang belanja untuk belanja barang pelengkap di akhir bulan

Sebenarnya untuk point ini juga masih PR sih buat saya. Kenapa? Karena pengeluaran tak terduga itu kadang banyak kadang enggak. Ya, namanya juga manusia. Kita enggak bisa mengontrol musibah yang sewaktu-waktu terjadi. Kita juga tidak bisa mengontrol jika sewaktu-waktu ada uang wajib yang harus dikeluarkan secara mendadak. Endingnya? Akhir bulan emak ga punya tabungan buat beli barang diskonan. 😥

Iya, kalau kalian tim ‘bulan muda’ maka keluarga kami ini tim ‘bulan tua’. Hal ini karena menurut analisa kami bulan tua itu bulan diskon. Entah kenapa ya kalau bulan tua malah banyak diskon, jadi kalau ingin berbelanja barang jenis komplimenter ya jadwalnya dibulan tua. 

Jadi prinsip ‘mumpung bulan muda’ itu tidak berlaku dikeluarga kami. Kami tipe yang stabil. 😅

d. Traveling ke tempat yang murah meriah

Menurut kalian bosen enggak sih kalau liburan itu dirumah aja? 

Bosen ya. Banget! 

Anehnya itu tidak berlaku untuk suamiku dan segala kiri kanan depan belakang keluargaku. Yah kupikir dilingkungan keluargaku cuma aku saja yang punya keinginan travelling terpendam. Pengennya sih ya.. Travelling itu ketempat jauh yang belum pernah dituju, yang pemandangannya indah dengan kuliner enak nan murah dengan fasilitas hotel yang menyenangkan. Tapi? Tapi saya mau hemat pemirsaa karena sekali lagi saya Ibu Rumah Tangga biasa yang pengen ngirit buat investasi masa depan. 😂

Jadilah saya ga pernah travelling kecuali diajak keluarga. 😂

Akhirnya, travelling versi keluarga kami sederhana diantaranya berjalan menyusuri sungai pangeran, sungai miai hingga siring. Disana kami punya pembelajaran sederhana tentang pola hidup masyarakat dari berbagai kalangan. Sesekali kami berjalan melintasi kawasan pasar lima untuk membeli bahan makanan bulanan hingga tetek bengek seperti ikan asin telang. 😂 

Tapi serius, traveliing versi keluarga kami itu banyak pembelajarannya. Diantaranya adalah untuk tidak selalu mendongak keatas namun juga menunduk kebawah. Simplenya, hal ini mengajari kami untuk selalu bersyukur. 

e. Mencari kesenangan yang sederhana

Me time itu butuh Duit!!! 

Eh, kata siapa? Ternyata bahagia itu S.E.D.E.R.H.A.N.A

Saat si kecil udah tidur dan si bapak masih kerja, si emak bisa menuangkan inspirasi dengan menulis di blog, memasak, membaca buku sambil mengelus kucing, hingga menonton korea. 

Saat si Bapak kerja dan tinggal si Emak dan si Kecil berduaan maka kami bisa berbagi kisah mengenai suka-duka si Kecil di sekolah. Kami bisa main bersama hingga tertidur. Senang? Senang lah! 

Saat si kecil tidur lalu tinggal si emak dan si bapak yang bangun. Yah, u know what happen lah.. 😝

4. Memakai prinsip Frugal Living Style

Beberapa hari lalu aku membayar tagihan air melalui loket pembayaran air di luar. Dari sana aku bertemu para konsumen lain yang juga membayar tagihan listrik dan air disana. Sekitar 5 dari 7 pembayar listrik dan air mengeluarkan uang sebesar 700rb-1juta perbulannya. Emejing ga tuh?

Loh, kok kamu bisa tau sih? Kamu nguping ya?

*Salahkan telinga saya ya, bukan saya.. 😂

Kenapa sih tagihan listrik dan air jadi sedemikian mahal? Ya, salahkan pemerintah! Ops.. 😂

Serius, sebenarnya selain karena subsidi listrik untuk pelanggan 900kwh sudah dihapus hal ini juga karena mereka tidak menerapkan prinsip frugal living style.

Nah, bagaimana prinsip frugal living style versi shezahome? Berikut rinciannya.

a. Memakai lampu hemat energi

Ini work banget! Dulu waktu awal pindah rumah masih ada tuh dua-tiga biji lampu biasa dan ketika kami ganti lampu LED biaya listrik bulanan jauh lebih murah. 

b. Mencuci baju dua kali seminggu 

Ih jorok amat kok baju ga dicuci-cuci? 

Bodo amat ya yang penting aku hemat listrik dan air.. 😛

Kenapa hemat ya kalau semakin jarang mencuci? 

Karena aku pakai mesin cuci dua tabung yang mana kata orang elite “Air sabun bekas cucian buang ajah, jorok” maka kata aku “sayang nih masih bisa buat nyuci yang lain” 😛

Bersih ga sih? Ya bersih lah, asal ngebilas bajunya jangan pelit-pelit air juga. Yah sebenarnya sih untuk mantan penduduk desa ngirit air itu susah. Dulu sejak kecil sampai SMA dirumah orang tuaku memakai air sumur. Jadi, memakai air itu sesuka hati. 

c. Menyalakan air PDAM hanya 1/4 bagian keran hingga memakai shower dan keran air kecil. 

Kenapa sih hanya 1/4 bagian keran? 

Karena jika keran air dibuka secara full maka air di kilometer PDAM itu akan laju sekali putarannya. Ini menurutku ga seimbang sama air yang keluar. Kebetulan di daerahku ini jika membuka air secara full tetap saja yang keluar sedikit. Jadi, aku bukan curang yah. Cuma kilometer airnya yang curang.. 😂

Kami punya penampungan untuk menampung air dari 1/4 air keran tersebut. Setelah penampungan itu penuh barulah kami sedot airnya ke tandon atas rumah kami. Air tandon itulah yang kami gunakan sehari-hari. Metode seperti ini juga efektif untuk membersihkan air yang terkadang kalau disedot secara langsung banyak banget kotorannya. 

Selanjutnya untuk mandi dan cuci piring, kami menggunakan shower dan keran air kecil agar hemat air. 😂

d. Tidak memakai AC, Oven Listrik dan Dispenser

Banjarmasin panas betah aja ga pake AC? 

Dibetah-betahin aja.. Kan buat hemat beib.. Emak gak sanggup kalau jatah bulanan harus dibagi buat listrik AC doang.. 😝

Iya berhubung keluarga kami masih merintis tertatih-tatih untuk membangun perekonomian yang lebih baik.. *tsah.. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak memakai AC bahkan Oven Listrik dan Dispenser. 

Menyesal juga sih kemarin buat apa ya beli oven listrik? Mungkin saat itu semangat baking saya sedang menggebu-gebu tanpa memikirkan dampak listrik yang akan naik. Akhirnya, oven itu cuma nangkring kece didapur tanpa dipakai. Sama halnya dengan dispenser, nangkring tanpa dipakai sama sekali. 😂
e. Setrika baju seminggu sekali dan hanya baju urgent saja

Ehm, kalau ini sih berlaku sejak aku remaja. Pokoknya yang namanya nyetrika itu males banget. Anehnya nih ada aja yang bilang aku anaknya rapi (Rapi dari hongkong?) 😂

Iya itu aku, tapi ada loh orang yang perfeksionis banget sampai baju kaos dan daster aja disetrika untunglah aku masih tidak sesempurna itu. Kadang mikir juga sih, Ini rajin atau kelewat rapi ya? Yang jelas sih lumayan listriknya. 😂

***

Ya, itu dia tips menghemat pengeluaran rumah tangga ala shezahome. Sekali lagi itu ala rumah tangga kami aja ya. Jangan baper bacanya kalai tak seirama. Ambil hal yang baik abaikan curcolan tidak jelas. 😂

Karena kayaknya saya udah lama ga nulis jadi tulisannya mau gaya nyurcol dulu. 

*kayak yang dulu-dulu bagus aja tulisannya.. 😛

Sekian maaak, Happy Ngiriiitttt!!! 😂

Belajar Mengatur Ekonomi Rumah Tangga Bagian 1 (Memahami pola ekonomi Rumah Tangga dari Sudut Pandang Akuntansi) 

Belajar Mengatur Ekonomi Rumah Tangga Bagian 1 (Memahami pola ekonomi Rumah Tangga dari Sudut Pandang Akuntansi) 

Tulisan ini bertujuan untuk memintarkan diriku (lagi). Pendidikan terakhirku adalah lulusan D4 Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah di Politeknik Negeri Banjarmasin. Sudah sekian lama aku tak pernah membuka buku Akuntansi lagi. Aku sudah beralih profesi dari Pencatat dan penghitung menjadi Pendongeng, Koki, Guru PAUD2an dan Manager keuangan Rumah Tangga. 

Yah, kupikir profesi pendongeng rumahan ini ga keren amat. Ia membuang waktu malamku dengan bukuku dan menggantinya dengan buku anak-anak. Penontonnya cuma satu biji, pertanyaannya beruntun tiada habisnya, bukunya ga cukup satu, harus banyak minimal tiga cerita. Dan Profesi koki, cleaning service dan Guru Paud2an  telah membuang banyak waktuku disiang hari, Dan yang terparah adalah otakku kini memorinya telah tergantikan oleh cerita anak-anak, seputar parenting hingga resep makanan. Oh otakku.. 😭

Aku tak mau mengucapkan good bye begitu saja dengan memori akuntansiku. Memori dasar tentu masih tersisa sedikit disini. Mungkin aku masih bisa membuat buku besar hingga laporan keuangan. Namun, untuk Akuntansi Intermediate hingga Akuntansi Biaya (Aku rasa otakku secara otomatis sudah membuangnya ke memory tak terpakai)😂

Mungkin Akuntansi Syariah masih terdengar asing dikepala kalian. Percayalah ilmu ini benar-benar dua kali lipat lebih sulit dibanding akuntansi biasa. Terlebih dulu kau harus belajar tentang akad dalam islam. Mulai dari Murabahah (Jual Beli), Mudharabah, dan Musyarakah (Kerja Sama), hingga Ijarah (sewa). Dan masih banyak beberapa akad lainnya. Dalam akuntansi syariah pencatatan dimulai dari akad hingga berakhirnya akad dan segalanya dicatat. Pencatatan akuntansinya 2x lipat lebih panjang dibanding Akuntansi Biasa. Mungkin aku akan belajar lagi nanti sambil merefresh materiku entahlah bagaimana caranya. *menyamar masuk jadi mahasiswi lagi mungkin😂

Aku tak mungkin menulis tentang akuntansi rumah tangga seperti kalian kira tadinya. Halo bu ibu??? Siapa sih yang mau nyatat akuntansi rumah tangga? Setiap beli barang dicatet masuk kebuku besar? Situ punya waktu buat gitu? Lagian siapa juga yang mengaudit laporan keuangan rumah tangga? Suami? Hihi.. 
Oke, mari kita sama-sama flashback ke pelajaran ekonomi teelebih dahulu. Saatku menulis tentang ekonomi aku tau kalian pasti berpikir uang. Mari kita tengok sejenak ilmu tentang ekonomi sebenarnya.

Secara garis besar ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbatas. Kebutuhan pokok manusia? Adalah Pangan, Sandang, dan Papan. Selebihnya adalah teori kebutuhan yang mengait-ngaitkannya dengan pelengkap dan prestise? Betul? Silahkan anda coba flashback tentang teori kebutuhan manusia yang menjadi basic dalam pelajaran teori ekonomi. Jadi, masih percayakah anda kebutuhan hanya sekedar uang? 

Mungkin, anda langsung bilang: “Ya eyalah uang kan alatnya. Emang gimana bisa beli kebutuhan tanpa uang?” 

Kalo anda bilang gitu ayo kita kompak dulu bentar.. Hihi.. 😆 berarti kita sama-sama orang kota yah. Bahkan air pun disini beli, susahnya jadi orang kota. 😂

Saya bilang gini karena saya dulu mantan orang desa. Disana sayur ada, air tinggal naruh mesin disumur, mau ayam tinggal potong (gini nih enaknya berternak ayam), mau cemilan tinggal nyabut singkong dikebun, tinggal beli beras, bawang, telur dst. Bulan tua? Don’t worry lah.. Masih banyak ayam dan singkong dikebun. Maka sungguh kejam ya jika ada yang membandingkan pengeluaran orang kota dan orang desa. Hihi.. 😂

Ada lagi yang suka bandingin pengeluaran versi Full time mother dan working mother. Nah, ini kejam ga ya? Hihi.. 😂 

Maaf ya kalo ada yang merasa terzolimi dengan tulisan nyurcol saya tentang mengatur rumah tangga versi IRT ini. Bukan maksud membandingkan, ini tulisan biasa yang ku harap bisa menginspirasi IRT dan Working Mom.😊

Sebelum kita masuk kepembahasan pengeluaran mari kita bahas mengenai HUMPB. Apa itu? Harta, Utang, Modal, Pendapatan, Beban. Aku bukan mau mengajari akuntansi tetapi sungguh rugi kan jika aku yang mengerti tentang pencatatan versi akuntansi harus membahas mengenai ekonomi rumah tangga seperti arus kas biasa.

Eh, emang di rumah tangga perlu Seribet itu ya? Kamu punya catatan pembukuan hingga laporan keuangan gitu? *eh.. Ga segitunya juga kali.. Emang ini perusahaan.. 😅

Mari kita bahas tentang Harta terlebih dahulu. Apa itu Harta? Semua yang kau punya adalah harta. Apa anak dimasukkan? Kalo aku, iya.. Masukkan. Rumah, Uang bulanan, peralatan rumah, perlengkapan hingga bawang goreng itu adalah Harta. *Masih ada yang nanya dicatat segitunya? Silahkan jika anda rajin. Aku sih ogah.. 😛 

Apa itu Utang? Apa hutang perlu. Oh iya, perlu. Utang bukan cuma masalah pinjem duit buat rumah, modal kerja bla bla bla. Kalau aku lebih suka menyebutnya kewajiban. Apa kewajiban? *Masak, ngepel lantai, mainan sama anak, nyuci, nyetrika.. Dst.. Dst.. Ah jd nyurcol kan.. 😂 aduh, serius? Hihi

Modal? Modal adalah sesuatu yang bisa kita olah untuk membuat pendapatan. Modal dalam ekonomi rumah tangga adalah potensi yang dimiliki oleh suami istri serta anak. Tidak dipungkiri suami adalah seorang tulang punggung keluarga. Namun, istri yang hanya Ibu Rumah Tangga non pekerja  juga tak luput dari lingkup potensi. Lantas, bagaimana bisa istri ada hubungannya dengan pendapatan? *mungkin dy jaga lilin tiap malam, Hihi.. Kamu kira babi ngepet apa.. 😂

Pendapatan, dalam ekonomi kau terbiasa menyebutnya gajih, tapi dalam rumah tangga kau akan mengenal arti rezeki. Apa bedanya? Oh, percayalah.. Sungguh berbeda. 😊

Beban, apa yang harus kau masukkan dalam pos beban? Biaya listrik, air, makan, minum, rekreasi, hingga penyusutan kulkas, TV, Kendaraan, Komputer sampai ke… staples😂? Catat? Eh, iya terserah aja kalo kamu rajin.. 😂

Aku membuat penjabaran HUMPB untuk mengenal pola pengaturan rumah tangga. Jika mau mencatat? Terserah saja. Akuntansi adalah seni mencatat yang tiada habisnya. Aku sendiri sih ogah nyatat segitu detailnya 😂, tapi “kita perlu ‘buku catatan’ 🙋” (mimik muka n gaya nurut nickelodeon blues clues😂, ada yang tau?eh ga ada ya..)*Abaikan😅

Aku sendiri selalu punya Anggaran Belanja Mingguan, Bulanan. Kemana catatannya? Dibukukan? Eh enggak, catatannya selalu berakhir hilang dipasar, hingga dicoret2 Farisha dan dibuang😂. Aku sudah meninggalkan dunia ribet dalam mencatat. Dulu, jujur saja waktu ngekost aku punya jurnal harian yang iseng kubuat seperti jurnal umum di akuntansi. Dan jurnal yang gak banget buat dilihat itu adalah:

Biaya Parkir            Rp. xxx

      Kas                                           Rp. xxx

😂😂😂😂 Maafkan Hambamu yang terkesan medit bin pelit ini Ya Allah. Percayalah catatan itu hanya sebuah jurnal yang kucoba aplikasikan dari hasil belajarku.😅

Ilmu mengatur ekonomi rumah tangga adalah ilmu yang tiada habisnya. Jika kau hanya melihat segalanya dalam bentuk kata-kata Simple seperti “cara menghemat pengeluaran” atau “cara berbisnis rumah tangga” maka kau termasuk dalam kategori menjadikan uang sebagai satu-satunya alat yang berfungsi sebagai penggerak ekonomi dalam keluarga. 

Ekonomi bukanlah ilmu yang dipelajari untuk memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Jika kau lebih jeli, uang hanyalah alat yang dibutuhkan untuk menggerakkan roda perekonomian. Ekonomi adalah ilmu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang terbatas Bukan keinginan yang tiada batasnya. 

Well? Begitu saja endingnya? Wah ga rame.. Hihi.. 😅

Catatan pertama ini kutulis untuk memahami ekonomi dalam Versiku dan memahami pola pengaturan rumah tangga dari mengelola HUMPB. Jadi, ini hanya sekedar pembuka. Masih banyak catatan lain yang ingin kutulis. Mungkin ada 10 bagian tentang ekonomi rumah tangga ini. 

Aku memiliki target menulis tiap bagiannya setiap minggunya. Akan terlalu panjang dan melelahkan jika semuanya kutulis sekarang disini.  😊

Just, Wait. 

IBX598B146B8E64A