Browsed by
Tag: carrier covid 19

5 Hal Sederhana ini dapat Meminimalisir Potensi Menjadi Carrier Covid 19

5 Hal Sederhana ini dapat Meminimalisir Potensi Menjadi Carrier Covid 19

New normal sudah berjalan beberapa minggu. Beberapa sektor ekonomi sudah mulai dibuka. Negara-negara didunia termasuk indonesia tidak punya pilihan lain selain melakukan new normal untuk memulihkan kembali siklus ekonomi. Beberapa orang yang awalnya memilih #dirumahsaja selama beberapa bulan pun akhirnya terpaksa untuk berkerja. 

Ya.. Karena tidak mungkin bukan dengan hanya di rumah saja uang akan mengalir dengan sendirinya? Kecuali Anda ‘Horang Kayah’. Kalau spesies itu sih, jangan dipertanyakan lagi. 

Beberapa generasi pun mulai terjun unuk bekerja. Termasuk jajaran generasi milenial sepertiku. Mereka mulai aktif bekerja di luar rumah. 

Akan tetapi, dengan bekerja diluar seperti itu.. Bukan tidak mungkin kita menjadi carrier  suatu hari nanti. Karena berbagai paparan virus diluar sana bisa saja hinggap di tubuh kita. Dan akan sangat berpotensi jika paparan itu terkena saluran pernafasan kita secara langsung. Bisa dibayangkan kalau kita menjadi carrier virus covid 19? Maka orang-orang yang serumah dengan kita akan berpotensi ketularan pula. Termasuk itu pasangan kita, anak, hingga orang tua. Hiks

Tapi tenang dulu, karena ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar kita dapat meminimalisir potensi menjadi carrier. Beberapa hal itu diantaranya adalah:

1. Patuhi Protokol Kesehatan dengan Benar

Mungkin ini adalah hal yang paling dan paling sering kita ketahui. Karena sudah sangat amat gencar petunjuknya di beberapa media. Termasuk itu TV, poster hingga sosial media. 

Beberapa hal seperti rutin cuci tangan/hand sanitizer, memakai masker, jaga jarak, hindari keramaian dsb tentu sudah sangat umum kita dengar selama ini. Namun, sebenarnya sangat sedikit yang benar-benar paham dan mengaplikasikannya dengan benar. 

Salah satunya masih banyak yang menganggap memakai masker saja sudah cukup, sehingga abai dengan himbauan untuk jaga jarak. Kadang saat bekerja, kita menjadi lengah untuk menjaga kebersihan dan jaga jarak. Masker menjadi andalan satu-satunya. Padahal, fungsi masker tentu tidak bisa merangkap fungsi jaga jarak hingga cuci tangan. 

Protokol kesehatan selanjutnya yang sering diabaikan adalah protokol ketika sampai di rumah. 

Banyak sekali yang abai dengan hal ini. Langsung duduk dan bersantai ketika sampai rumah. Padahal, kita sangat rentan terpapar virus diluar sana saat bekerja. Banyak yang gagal paham soal ini dan berkata dengan enteng, “Toh sinar matahari sudah membunuh virus.. “

Kalau sesimple itu, kok corona bisa masuk negara tropis? Hehe. 

Dan masih banyak hal lainnya yang kadang sering kita abaikan. Sering kali, ketika diluar rumah kita terbawa ‘halu’ dan merasa bahwa kehidupan kembali normal sehingga lengah dengan protokol kesehatan. Padahal, musuh seperti virus yang tidak terlihat ini sangat senang sekali kalau kita lengah dengan keberadaannya. 

2. Tunda ke Fasilitas Kesehatan Sementara Waktu

Fasilitas kesehatan termasuk didalamnya puskesmas hingga rumah sakit dalam keadaan ‘super hectic’. Apalagi jika kita berada di zona merah. Sangat memungkinkan jika kita ke fasilitas kesehatan maka kita akan terpapar virus. 

Oleh karena itu, jika tidak urgent sekali maka sebaiknya kita menunda berkunjung ke fasilitas kesehatan. Dan jikapun kita terpaksa sekali ke fasilitas kesehatan maka sebisa mungkin tidak membawa anggota keluarga termasuk anak kecil ke dalamnya. 

3. Jika Memungkinkan, sediakan Rumah atau Ruangan Kosong untuk Isolasi Mandiri

source image: pixabay

Sejak corona merebak, kami selalu mengikuti perkembangannya. Dan kami sekeluarga selalu berpikir ke depan untuk berjaga-jaga. 

Karena itu ada rumah khusus milik keluarga besar kami yang sengaja dikosongkan. Mengingat beberapa anggota keluarga kami aktif bekerja diluar. Kami berpikir, jika saja ada salah satu dari kami yang positif dan tidak parah.. Mungkin lebih baik untuk isolasi mandiri di tempat khusus. 

Rumah tersebut juga kami gunakan jika ada anggota keluarga yang dari luar kota atau mudik ke tempat kami. Sebisa mungkin isolasi mandiri dulu sebelum bertemu dengan keluarga lainnya. 

4. Konsultasi dengan Dokter Jika Memiliki Gejala Covid 19

Jika kita mulai merasa tidak sehat dan mulai bergejala yang mengarah ke covid 19, maka ada baiknya kita segera berkonsultasi dengan dokter. 

But wait, bukannya aku tadi bilang untuk menghindari fasilitas kesehatan sementara waktu? 

Bukan masalah kok, konsultasi zaman now bisa dilakukan tanpa bertatapan secara langsung. Sekarang, segalanya kan serba online. Hehe.. 

Aku sendiri sudah terbiasa untuk berkonsultasi dengan dokter langgananku. Dulu sih aku hanya berkonsultasi lewat nomor WA dokter saja. Tapi semenjak kecelakaan kecil 2 minggu yang lalu, aku berinisiatif untuk menginstall halo doc demi konsultasi tentang masalah gigiku. 

Aplikasi Halo Doc ini sangat membantu sekali ditengah pandemi covid 19 ini. Hanya dengan download Halo Doc di PlayStore, kita sudah bisa terhubung dengan berbagai dokter umum hingga spesialis di seluruh indonesia. Dan ssst.. Konsultasi online pertamaku gratis loh.. Hehe

Bukan hanya bisa konsultasi saja. Kita dapat mendapatkan ilmu khusus tentang covid 19 disana, kita juga dapat membuat janji dengan dokter, dan lagi bisa banget kita konsultasi tentang masalah jiwa disana. Duh, siapa nih yang pas masa pandemi ini bawaannya pengen bersih-bersih dan cuci tangan mulu.. Padahal di rumah aja. Mungkin itu tandanya kita perlu menenangkan diri dan sedikit curhat dengan dokter. 

Jika kita memiliki gejala covid 19, sebaiknya kita konsultasi online dulu dengan dokter di halo doc. Dont worry, bayarnya gak mahal kok. Bahkan ada diskon dan beberapa dokter yang jadi free dari diskon tsb. Yakan.. Dari pada kita ke RS terus tidak sengaja terpapar virus disana, mending kita ‘santuy’ di rumah sambil berkonsultasi online. Siapa tau, gejala yang kita pikir mirip covid 19 itu hanya gejala alergi atau flu biasa. 

5. Melakukan Rapid Test

Nah, jika kita memiliki beberapa gejala covid 19.. Atau mungkin pernah tak sengaja berkontak dengan pasien positif. Ada baiknya jika kita melakukan rapid tes di tempat rapid test terdekat. Siapa tau ternyata selama ini kita termasuk dalam carrier tanpa gejala.

source image: freepik

Hal ini untuk mengetahui apakah kita termasuk reaktif atau tidak. Karena jika hasilnya reaktif, akan lebih baik jika kita isolasi mandiri dulu demi memutus rantai penularan ke orang terdekat kita. 

Rapid tes itu tidak horor kok. Tesnya sangat simple dan tidak menyakitkan. Dan jangan terlalu takut jika hasilnya reaktif karena belum tentu hasil swab nya positif loh. 

Hal yang tidak kalah penting dari berhadapan dengan covid 19 adalah meningkatkan imun kita. Jadi, sebisa mungkin buatlah pikiran positif dan menyenangkan. Jangan lupa untuk terus mengkonsumsi makanan bergizi lengkap serta minum Vit C. 

Aku yakin Covid 19 ini akan segera berlalu. 

IBX598B146B8E64A