Browsed by
Tag: Faber Castel Colour to Life

Faber Castell Colour to Life, Sang Pembangun Semangat Anakku dalam Mengasah Bakatnya

Faber Castell Colour to Life, Sang Pembangun Semangat Anakku dalam Mengasah Bakatnya

“Farisha, ayo warnai lagi. Kok belum selesai aja mewarnanya.” Ucapku ketus saat melihat kertas gambar yang hanya ¼ telah diwarnai anakku, padahal sudah berjam-jam lamanya aku memberinya kertas itu.

“Tapi Farisha capek ma.” Sahut Farisha dengan wajah kusut sambil terus menonton TV.

“Nanti kalau menonton TV terus ga bisa juara lagi mewarnanya.”

“Tapi kemarin Farisha udah usaha keras dan kalah lagi.. Kalah lagi..”

Yah, itulah kilasan percakapanku dengan Farisha sore itu. Sudah cukup lama aku membujuknya untuk terus mengasah hobynya tapi belakangan beberapa bulan ini anakku sedang tidak mood dalam mewarnai. Sebagian besar buku mewarnanya hanya diwarnai sedikit saja. Sisanya, jika aku lengah ia mulai santai menonton TV saja.

Dear Mama: “Aku Bosan Mewarnai”

“Farisha sudah bosan mewarnai ma..” Keluh Farisha sambil menunduk.

Aku terdiam.

Rasa bosannya mungkin beralasan. Dia pernah berusaha keras belajar teknik gradasi dalam mewarnai saat latihan untuk mengikuti 3 perlombaan mewarna. Aku membujuknya bahwa jika ia berusaha keras tentu akan menang. Tapi selama 3 kali berturut-turut ia kalah. Ia hanya dapat termangu melihat para juara memegang piala mereka. Dan yang dapat aku lakukan saat itu hanya membesarkan semangatnya sambil berkata, “Tapi Farisha juga sudah punya 2 piala lomba mewarna juara 1. Ini sudah hebat sekali. Mungkin, Allah ingin rasa senang anak-anak dibagi-bagi jadi bukan Farisha terus yang menang. Dan Allah mau Farisha tidak sombong. Jadi kalah dulu supaya nanti menang lagi dengan usaha yang lebih keras..”

Liburan sekolah dan kekalahan belakangan telah mengikis hoby mewarnanya selama ini. Selama liburan sekolah, aku mengakui bahwa telah lengah dalam mengatur schedule harian Farisha. Kadang, setiap pagi karena kesibukanku maka aku membiarkannya menonton TV berjam-jam lamanya. Ia senang, ia sampai hapal dengan jadwal kartun kesukaannya. Hingga suatu hari aku mulai protes dengan hoby barunya ini. Bagaimana tidak? Lihatlah, hoby barunya ini benar-benar tidak produktif dan menghambat kreatifitasnya.

Aku berusaha membangun semangatnya dengan hoby mewarnanya namun ia hanya mengeluh dan terus mengeluh dengan rasa bosan. Sampai akhirnya suatu hari ia berkata, “Ma, coba kalau gambar yang Farisha warnai bisa bergerak dan bercerita layaknya kartun yang Farisha tonton. Tentu rasanya senang sekali ya..”

Deg..

Aku hanya bisa diam mendengar kalimat protesnya ini. Aku pun mulai memutar ide agar bakat menggambar dan mewarnainya tidak terhenti begitu saja. Ide pertama yang terlintas dikepalaku adalah..

Hei, kenapa tidak coba membuat komik saja

“Komik?” tanya Farisha dengan wajah heran.

“Iya komik, Farisha kan bisa menggambar, bisa mewarna. Farisha mau tidak karya Farisha bisa dibukukan layaknya buku cerita yang mama bacakan tiap malam. Yuk, Farisha coba buat komik seperti buku doraemon. Nanti setelah digambar komiknya diwarnai. Jadi Farisha senang.”

“Kalau begitu, Farisha mau bikin komik Tayo..!”

Komik, kreasi pertama pengasah Bakat

Selama beberapa hari, Farisha bersemangat untuk menyelesaikan proyek komiknya. Setelah pulang sekolah, ia menyelesaikan satu lembar gambar komik. Komik yang ia buat tidaklah seperti komik pada umumnya sebenarnya. Namun hanya komik kecil mungil berukuran 5×10 cm. Apapun itu asalkan ia senang dan kreatif aku akan selalu mendukungnya.

Hingga suatu hari,

“Ma, kalau komik Farisha dijadikan kartun beneran bisa gak sih?”

“Bisa sayang, kalau yang bikin kartun Tayo tertarik dengan cerita di komik Farisha.”

“Bikin kartun? Bikin kartun itu bagaimana?”

“Hmm.. Bagaimana ya. Itu pakai animasi di komputer. Banyak skill yang harus dikuasai kalau ingin bikin kartun.”

“Farisha mau belajar bikin kartun. Wah, coba kalau gambar yang Farisha warnai bisa bergerak dan bermain, pasti Farisha senang.”

Aku tertawa mendengarnya.

“Iya, Farisha pikir dunia kartun itu berbeda dengan dunia kita. Ternyata itu bikinan manusia juga ya..”

Aku makin tertawa.

Ketika Komik saja tidak cukup.. Untung ada Inovasi terbaru dari Faber Castell

Tidak terkira bagaimana rasa senangku saat Produk terbaru dari Faber Castell tiba di rumahku. Aku langsung berseru memanggil Farisha dan memperlihatkan paket yang telah datang kerumah.

“Apa ini Ma?” Tanya Farisha bingung.

“Farisha mau hasil gambar yang Farisha warnai menjadi hidup bukan? Bisa bermain juga bukan? Ini kejutan buat Farisha supaya bisa mewujudkan keinginan itu.”

Farisha langsung membuka paket kiriman Faber Castell beserta buku mewarna di dalamnya.

“Lihat gambar disana? Kalau Farisha mewarnai gambar itu, nanti dia bakal hidup dan bisa bermain dengan Farisha.”

“Bagaimana caranya ma?”

“Warnai saja dulu, Farisha percaya dengan mama bukan?”

“Percaya ma..”

Faber Castell Colour to Life

Apa itu Faber Castell Colour to Life? Apa bedanya dengan Faber Castel biasa?

Faber Castell Colour to Life adalah sebuah paket terbaru dari rangkaian produk faber castel yang didalamnya terdiri dari 15 page Augmented Reality-Colour Book dan 20 connector pens

Familiar dengan kata Augmented Reality? Ya, benar. Ini bukan buku mewarnai biasa, namun buku mewarnai yang dapat dihidupkan karakternya melalui aplikasi Colour to Life. Jadi, setelah anak kita selesai mewarnai gambar pada buku ini maka ia dapat melihat karakter yang ia warnai dapat bergerak dan bermain.

Bermain? Ya, tidak sekedar berwujud layaknya kartun saja, tapi juga karakter tersebut dapat dimainkan. Caranya sangat mudah, Anda tinggal mengikuti instruksi yang tertera pada box Faber Castel ini.

1. Download Aplikasi Colour to Life di Play Store.

2. Warnai lembar dari buku mewarnai faber castel memakai connector pens Faber Castell. Ingat, hindari mewarnai bingkai dari gambar karena kalau bingkai diwarnai hasil mewarnanya tidak dapat di-scan pada Aplikasi Colour to Life.

3. Buka aplikasi Colour to Life kemudian pilih 5 jenis permainan yang tersedia sesuai dengan karakter yang sudah diwarnai. Setelah itu, scan gambar yang sudah diwarnai dengan mengarahkan kamera tepat di tengah-tengah bingkainya. Nah, aplikasi ini akan sukses melakukan scan jika layarnya berwarna hijau. Jika karakternya sudah muncul kita tinggal klik ‘play game’

5. Dalam satu buku mewarnai ini terdiri dari 5 jenis karakter yang berbeda. Setiap karakter memiliki 3 lembar gaya dan latar yang berbeda untuk diwarnai. Apakah jika tidak diwarnai gambar dapat di scan? Ya, bisa saja. Tapi gambarnya akan berwarna abu-abu tidak menarik seperti patung dibawah ini. Jadi, sudah tentu anak kita harus mewarnainya supaya karakter bermainnya tidak seperti patung ya. Hehe

6. Selain dapat bermain kita juga dapat berselfie dengan karakter yang sudah diwarnai loh. Caranya setelah memilih permainan dan sudah melakukan scan kita klik ‘take photo’ dan karakter tersebut sudah berada di camera hp kita, tinggal berfoto bareng deh.

Apa Gunanya Jika Ujung-ujungnya anak suka main HP?

Oya, saat aku ‘memamerkan’ aplikasi colour to life ini pada beberapa orang teman sempat ada yang bertanya, “Apa gak papa ya Mama Farisha kalau anak kita bermain game di hp begini. Bukannya kalau anak main game itu nanti akan… (bla bla bla)”

Aku hanya tersenyum mendengarnya. Ya, tiap orang tua kan punya kebijakan masing-masing terkait aturan menggunakan gadget. Ada yang bahkan melarang menyentuhnya, ada pula yang cuek dan tidak perduli pada anak dengan prinsip ‘asal’ – asalkan dia diam dan tidak mengganggu. Lalu, aku termasuk type yang mana?

Aku sih ‘yes aja’ soal gadget dan bermain gadget. Asaaaal.. Asal anak masih ingat waktu dan game yang ia mainkan mengasah otak. Iya, anak zaman now juga harus diperkenalkan dengan kemajuan teknologi dan manfaatnya bukan?

Seperti Game pada Aplikasi Colour to Life. Game ini betul-betul membuat Anak merasa hidup kembali setelah puas dengan hasil mewarnainya.

Kelima jenis game pada aplikasi ini memiliki manfaat loh, antara lain:

1. Giddy Up
Permainan ini sangat cocok untuk anak laki-laki. Permainan ini berfungsi untuk menyatukan koordinasi mata dan tangan, mengasah skill motorik, meningkatkan perhatian dan konsentrasi dan pelatihan rileks.

2. Pogo Boy

Walau karakter permainan ini laki-laki, namun anak perempuanku sangat suka memainkannya. Menurutnya permainan ini cukup mudah dan mengasyikkan. Permainan ini berfungsi untuk menyatukan koordinasi mata dan tangan, mengasah skill motorik, meningkatkan perhatian dan konsentrasi dan pelatihan rileks.

3. Dress Up Challange

Nah, kalau yang satu ini adalah permainan favorite anakku. Permainan ini mengasyikkan. Walau berkali-kali kalah ia tak bosan mencoba. Permainan ini menguji perhatian dan konsentrasi kita sehingga membutuhkan daya ingat yang cukup kuat. Anak Anda sering lupa saat diajari? Coba permainan ini dan kemampuannya mengingat mungkin akan meningkat.

4. Balance your Brain

Permainan ini berfungsi untuk merangsang perkembangan otak kiri dan kanan, mengembangkan perhatian dan konsentrasi serta meningkatkan kecepatan berpikir.

5. Safe Flight

Nah, kalau permainan pesawat yang satu ini berfungsi untuk menyeimbangkan koordinasi tangan dan mata, melatih keterampilan motorik, meningkatkan perhatian dan konsentrasi serta melatih refleks anak.

Semangatnya mulai bangkit lagi

Melihat hasil karyanya dapat hidup bahkan bermain bersamanya, Farisha seakan menemukan semangat baru. Dan game yang paling ia sukai adalah Dress Up Chalange.

Ia sangat suka dengan karakter anak perempuan. Terlebih jika permainannya adalah mengganti baju. Permainan ini menguji daya ingatnya dan memperluas imajinasinya tentang gaya berpakaian. Ini adalah pengetahuan baru yang bisa ia praktikkan saat belajar menggambar.

“Ternyata, desain baju macam-macam ya Ma..”

Asyiknya berselfie dengan tokoh yang sudah diwarnai

Point plus dari aplikasi ini adalah kita dapat berselfie dengan obyek yang telah kita warnai. Waw, seperti film digimon saja ya. Dunia digital seakan terlihat dapat hadir ditengah-tengah dunia nyata.

Manfaat dari selfie dengan karakter yang sudah ia warnai ini banyak loh, diantaranya adalah:

1. Membuat Mood Ceria Kembali

Lihatlah bagaimana keceriaan wajahnya saat selesai mewarna pesawat. Ia langsung bilang, “Ma, aku juga mau terbang jadi kupu-kupu buat nangkap pesawat.”

Segera ia mengambil sayap kupu-kupu miliknya dan berselfie ria dengan karakter pesawat. Ya, seakan-akan dia bisa terbang saja.

2. Merasakan Dunia yang Baru

Bisa berselfie dengan obyek yang telah ia warnai membuatnya merasa seakan telah masuk kedunia kartun. Lihatlah betapa semangatnya ia saat aku menyuruhnya bermain kuda-kudaan dengan prajurit kuda. Seakan berteman dengan teman imajinasi saja. Haha

3. Kembalinya Percaya Diri Anak

“Ternyata semua hal yang Farisha lakukan tidak sia-sia ya ma..” Kata Farisha.

Aku tersenyum dan mulai merasakan bahwa percaya dirinya bangkit kembali. Kekalahan demi kekalahan itu seakan hilang begitu saja dalam ingatannya. Ibu mana yang tidak bahagia melihat anaknya dapat percaya diri lagi?

“Coba bisa bicara juga Ma..” Sahut Farisha lagi.

Wah, permintaanmu tiada habisnya ya sayang. 😅

Tentang Cita-cita baru

Berbicara tentang cita-cita anak kecil itu adalah hal yang sangat menarik. Anak kecil selalu suka meniru. Suatu hari aku pernah bertanya padanya, “Apa cita-cita Farisha kalau sudah besar?”

“Farisha mau jadi Guru, Farisha mau bikin anak-anak jadi pintar semua..”

“Yakin gak jadi pelukis? Farisha kan suka mewarnai?”

“Pelukis gak bisa bikin anak jadi pintar ma..”

***

Aku tertawa mengingat jawabannya dan hari ini aku iseng bertanya lagi padanya, “Farisha, kalau sudah besar mau jadi apa?”

“Mau bikin kartun Ma, kayak di TV itu. Nanti kartunnya bikin anak-anak jadi pintar. Jadi, kalau Mamanya lagi sibuk, anak-anak bisa jadi pintar dengan nonton kartun..”

“Gak jadi Programmer kayak Abah? Bikin Game Kartun?”

“Farisha kan suka menggambar dan mewarna ma.. Bukan ketik-ketik layar komputer dengan abc pusing warna hitam kayak bapak..”

Aku tertawa mendengarnya. Ya, sejak mengetahui bahwa skill menggambar dan mewarna dapat mewujudkan impiannya membuat kartun maka ia punya cita-cita baru yaitu menjadi pembuat kartun yang edukatif di masa depan. Jika kalian bertanya sejak kapan cita-citanya tiba-tiba berubah? Yaitu, Sejak dia mengenal Faber Castell Colour To Life.

Terima Kasih Faber Castell Colour to Life. Kini cita-cita anakku menjadi lebih berwarna.

Punya pengalaman serupa dengan anak yang mulai bosan dengan hoby mewarna? Penasaran dimana beli produk ini?

Kita dapat membeli produk ini di Tokopedia, Gramedia atau toko buku terdekat. Buruan beli yuk dan download aplikasi Colour to Life yuk!

Ini adalah pengalaman nyata yang aku alami. Bagaimana denganmu? Yakin tidak mau mencoba?

Karena Rasa bosan itu wajar. Inovasi dari kitalah yang dapat membuatnya bersemangat kembali. 😉

IBX598B146B8E64A