Yuk, Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Cerdas dan Murah melalui Tes IVA!
Beberapa hari lalu aku mendapat undangan dari Kejaksaan Negeri Banjarmasin untuk menghadiri tes IVA dan Sadanis. Tentu saja undangan ini adalah kabar yang membahagiakan. Ya, Bagaimana tidak? Selama aku menikah hingga sekarang, aku tidak pernah menjalani tes IVA apalagi papsmear. Pasti ini akan menjadi pengalaman yang menarik, pikirku. Dan hal apalagi yang lebih menggembirakan dibanding mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.
Ya, mungkin tes IVA dan papsmear dulunya tidak akan seramai ini jika berita tentang Julia Peres (Jupe) tidak menjadi pendahulunya. Beberapa Ibu yang dulunya menganggap remeh tentang pentingnya tes IVA kini mulai tergerak hatinya untuk memperdulikan kondisi Miss. V. Beberapa Ibu yang tadinya malu-malu kini mulai berubah menjadi berani. Tidak heran, moment gratis tes IVA ini menarik minat banyak ibu-ibu.
Beruntunglah saya yang mendapat antrian nomor 3 saat tes. Ya, saya memang sengaja datang pagi supaya lekas pulang nantinya. Tapi, eh tapi.. Seminar dan pengetahuan tentang Kanker Leher Rahim yang disajikan nara sumber akhirnya mengajak saya untuk berlama-lama duduk dengan betah disana. Hihi..
Lumayan lah.. Ilmu gratis.. Kapan lagi emak piknik otak? 😂
Jadi Apa itu Kanker Leher Rahim
Kanker leher rahim adalah kondisi dimana tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Pada penjelasan sesi ini dijelaskan beberapa gambar bagaimana bentuk ketidak-normalan leher rahim. Nah, kalau mau tau gambarnya search aja ya di google. Aku sengaja tidak menayangkan disini karena ngilu. 😖
Apa semua perempuan berisiko terkena kanker mulut rahim?
Ya, semua wanita yang sudah pernah berhubungan seks berisiko terkena kanker mulut rahim.
Apa saja sih faktor risiko terjadinya kanker leher rahim?
Banyak sekali ternyata risiko yang menyebabkan kanker leher rahim, diantaranya yaitu:
- Melakukan hubungan seks diusia muda <18 tahun
- Berganti-ganti pasangan seks
- Melakukan hubungan seks dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan
- Merokok atau terpapar asap rokok (perokok pasif)
- Kurang menjaga kebersihan kelamin
Baca juga: Cara merawat dan membersihkan Miss. V
Perlu ditekankan bahwa sebenarnya faktor risiko kanker leher rahim belum diketahui secara pasti. Kurang lebih 90% diduga penyebabnya adalah Virus Papiloma Manusia (HPV).
Apa sih Gejala Kanker Leher Rahim?
Seremnya nih, Kanker Leher Rahim itu seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang khas. Jadi, sulit sekali dikenali dengan cara biasa. Hmm..makanya mereka yang terkena kanker leher rahim biasanya baru sadar ‘bermasalah’ kalau sudah stadium 2, stadium 3. 😰
Gejala yang perlu dicurigai itu antara lain keputihan dan pendarahan sesudah senggama. Memang tidak semua keputihan merupakan gejala pada polip leher rahin atau radang leher rahim. Tapi biasanya mereka yang menyandang kanker tidak luput akan keputihan.
“Waduh, kok serem amat ya.. Aku juga sering keputihan nih menjelang mestruasi..” 😨
Tenang saja, aku juga begitu. Hihi.. Makanya baca lebih lanjut dulu ya!
Nah, Gejala Kanker Leher Rahim pada tingkat lanjut sering menunjukkan hal berikut:
- Haid tidak normal
- Pendarahan pada masa tidak haid
- Pendarahan pada masa menopause
- Keputihan atau keluar cairan encer putih kekuningan yang terkadang bercampur darah seperti nanah.
Nah, jika sudah mengalami 4 hal diatas SEGERA periksa diri anda ke dokter. Jangan pernah menganggap remeh penyakit dengan alasan ‘malu’.
“Terus, berarti kita-kita yang ga pernah mengalami 4 hal itu berarti aman-aman aja dong yah?” 😄
Kata siapa? Hidup tidak sesederhana itu teman.. 😛
Kita perlu melakukan deteksi dini kanker leher rahim. Deteksi dini dilakukan untuk menemukan kanker di leher rahim, dari sejak awal perubahan sel (displasia) sampai dengan pra kanker.
Terus, Bagaimana Cara Pemeriksaannya?
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan 3 cara berikut:
- Pap Smear
- IVA
- Biopsi
Apa sih bedanya Pap Smear dengan IVA?
Nah, aku juga sering banget nanya hal ini. Apa sih bedanya? Lebih akurat yang mana?
Pap Smear yaitu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari servik dan kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel-sel tersebut sedangkan IVA yaitu metode pemeriksaan servik dengan melihat langsung servik setelah memulas servik dengan larutan asam asetat 3 – 5 %. Nah, bila setelah pulasan asam asetat 3 – 5 % ada perubahan warna, yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan tahap pra kanker.
Bisa dilihat ya perbedaan dari pap smear dan IVA ada pada cara mendeteksinya. Kalau papsmear melalui mikroskop setelah diperiksa sedangkan IVA dengan larutan asam asetat yang dipulaskan ke Miss. V yang diketahui lewat perbedaan warnanya.
Jadi, Kenapa memilih IVA?
Karena gratis Ibu-ibu.. 😝
Hahaha.. 😂
Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan yang sederhana, murah, cepat dan cukup akurat untuk menemukan kelainan pada tahap kelainan sel (displasia) atau sebelum pra kanker bila dibanding pemeriksaan yang lain.
Jadi jelas ya alasannya, saya suka kesederhanaan.. 😂 *lempar batu
Apa sih syarat tes IVA?
Tidak sembarang cewek diperbolehkan tes IVA ya. Para remaja yang belum menikah tentu tidak diperbolehkan tes IVA apalagi masih balita. 😅
Nah, syarat tes IVA antara lain:
- Sudah menikah
- Tidak sedang datang bulan
- Tidak melakukan hubungan badan 1×24 jam sebelum tes
Bagaimana Pengalaman dalam proses Pemeriksaannya?
Alhamdulillah, setelah melewati moment mendebarkan dimulai dari buka payudara untuk memeriksa kanker payudara hingga adegan buka miss V saya sukses tegang dan keringat dingin. 😰
Maklum, ciri-ciri makhluk hidup tulen loh. ‘peka terhadap rangsang’ 😂
Ini terakhir kalinya ada yang pegang bagian sensitif setelah melahirkan. Jadi saya sukses gugup pemirsa. Sampai ketika adegan tes IVA aku bilang sama petugasnya, “Masih lama ya mba?”
Terus dibilang begini, “Ada sedikit masalah bu”
Bisa dibayangin muka saya pucat pemirsa. 😰
“Kenapa Mba? Positif ya? ” Kata saya.
“Negatif kok mba.. Tapi ada lecet jadi saya olesin obat dulu ya..”
Terpaksa saya pasrah tergolek lebih lama. Tak apa lah, asal negatif. Pikirku. Hihi..
Ternyata mengerikan dan sakit ya tes IVA itu?
Tidak, abaikan testimoni saya diatas..😂
Karena yang mengalami lecet itu hanya saya. Dan lecet itu bukan karena alatnya tapi diyakini lecet karena senggama. Berdasarkan pendengaran saya ketika menguping Ibu-ibu didepan saya terdengar bahwa tesnya begitu saja. Sebentar dan tidak sakit. Hihihi..
Tes IVA mirip dengan USG transvaginal. Anda yang pernah berpengalaman dengan jenis USG satu ini pasti tau sekali dong. Sakit sedikit, tapi lebih baik sakit sedikit dibanding tidak tau keadaan sama sekali. Betul? 😄
Gimana kalo ditemukan kelainan
Nah, kalau dalam pemeriksaan IVA terlihat kelainan berupa lesi warna putih dengan ukuran tidak melebihi besar kriotip, maka Dokter akan melakukan tindakan krioterapi. Tindakan ini dapat dilakukan dipuskesmas.
Bila bercak putih melebihi kriotip atau sampai keliang senggama maka petugas kesehatan akan merujuk ke rumah sakit.
Apa sih Krioterapi?
Krioterapi itu adalah tindakan pengobatan yang memakai alat kriterapi dengan cara pendinginan supaya terjadi pembekuan untuk menghancurkan sel yang tidak normal.
Setelah Krioterapi ngapain?
Setelah krioterapi, Dokter akan menjadwalkan pemeriksaan ulang pada 1 dan 6 bulan setelah tindakan.
Dimana aja sih bisa tes IVA?
Tes IVA dapat dilakukan ditempat-tempat berikut:
- Bidan Desa
- Puskesmas Pembantu
- Puskesmas
- Rumah Sakit
- Rumah Bersalin
Kalau sudah pernah tes IVA mesti rutin tes terus ya?
Wanita yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seks, perlu melakukan deteksi dini minimal 5 tahun sekali.
Masih malu tes IVA?
Masih takut tes IVA?
Masih merasa itu tidak penting?
Be smart please!
Karena jika Kanker Leher Rahim ditemukan dan diobati pada tingkat dini, yaitu pada tahap perubahan sel (displasia) sampai dengan pra kanker, maka penyakit ini dapat disembuhkan.
DETEKSI DINI SANGAT PENTING!!!!
Sayangi Dirimu.. 😊