Browsed by
Category: Kesehatan

Mengulas informasi kesehatan dari pengalaman penulis

Yuk, Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Cerdas dan Murah melalui Tes IVA! 

Yuk, Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Cerdas dan Murah melalui Tes IVA! 

Beberapa hari lalu aku mendapat undangan dari Kejaksaan Negeri Banjarmasin untuk menghadiri  tes IVA dan Sadanis. Tentu saja undangan ini adalah kabar yang membahagiakan. Ya, Bagaimana tidak? Selama aku menikah hingga sekarang, aku tidak pernah menjalani tes IVA apalagi papsmear. Pasti ini akan menjadi pengalaman yang menarik, pikirku. Dan hal apalagi yang lebih menggembirakan dibanding mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.

Ya, mungkin tes IVA dan papsmear dulunya tidak akan seramai ini jika berita tentang Julia Peres (Jupe) tidak menjadi pendahulunya. Beberapa Ibu yang dulunya menganggap remeh tentang pentingnya tes IVA kini mulai tergerak hatinya untuk memperdulikan kondisi Miss. V. Beberapa Ibu yang tadinya malu-malu kini mulai berubah menjadi berani. Tidak heran, moment gratis tes IVA ini menarik minat banyak ibu-ibu.

Beruntunglah saya yang mendapat antrian nomor 3 saat tes. Ya, saya memang sengaja datang pagi supaya lekas pulang nantinya. Tapi, eh tapi.. Seminar dan pengetahuan tentang Kanker Leher Rahim yang disajikan nara sumber akhirnya mengajak saya untuk berlama-lama duduk dengan betah disana. Hihi..

Lumayan lah.. Ilmu gratis.. Kapan lagi emak piknik otak? 😂

Jadi Apa itu Kanker Leher Rahim

Kanker leher rahim adalah kondisi dimana tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Pada penjelasan sesi ini dijelaskan beberapa gambar bagaimana bentuk ketidak-normalan leher rahim. Nah, kalau mau tau gambarnya search aja ya di google. Aku sengaja tidak menayangkan disini karena ngilu. 😖

Apa semua perempuan berisiko terkena kanker mulut rahim?

Ya, semua wanita yang sudah pernah berhubungan seks berisiko terkena kanker mulut rahim.

Apa saja sih faktor risiko terjadinya kanker leher rahim?

Banyak sekali ternyata risiko yang menyebabkan kanker leher rahim, diantaranya yaitu:

  1. Melakukan hubungan seks diusia muda <18 tahun
  2. Berganti-ganti pasangan seks
  3. Melakukan hubungan seks dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan
  4. Merokok atau terpapar asap rokok (perokok pasif)
  5. Kurang menjaga kebersihan kelamin

Baca juga: Cara merawat dan membersihkan Miss. V

Perlu ditekankan bahwa sebenarnya faktor risiko kanker leher rahim belum diketahui secara pasti. Kurang lebih 90% diduga penyebabnya adalah Virus Papiloma Manusia (HPV).

Apa sih Gejala Kanker Leher Rahim?

Seremnya nih, Kanker Leher Rahim itu seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang khas. Jadi, sulit sekali dikenali dengan cara biasa. Hmm..makanya mereka yang terkena kanker leher rahim biasanya baru sadar ‘bermasalah’ kalau sudah stadium 2, stadium 3. 😰

Gejala yang perlu dicurigai itu antara lain keputihan dan pendarahan sesudah senggama. Memang tidak semua keputihan merupakan gejala pada polip leher rahin atau radang leher rahim. Tapi biasanya mereka yang menyandang kanker tidak luput akan keputihan.

“Waduh, kok serem amat ya.. Aku juga sering keputihan nih menjelang mestruasi..” 😨

Tenang saja, aku juga begitu. Hihi.. Makanya baca lebih lanjut dulu ya!

Nah, Gejala Kanker Leher Rahim pada tingkat lanjut sering menunjukkan hal berikut:

  1. Haid tidak normal
  2. Pendarahan pada masa tidak haid
  3. Pendarahan pada masa menopause
  4. Keputihan atau keluar cairan encer putih kekuningan yang terkadang bercampur darah seperti nanah.

Nah, jika sudah mengalami 4 hal diatas SEGERA periksa diri anda ke dokter. Jangan pernah menganggap remeh penyakit dengan alasan ‘malu’.

“Terus, berarti kita-kita yang ga pernah mengalami 4 hal itu berarti aman-aman aja dong yah?” 😄

Kata siapa? Hidup tidak sesederhana itu teman.. 😛

Kita perlu melakukan deteksi dini kanker leher rahim. Deteksi dini dilakukan untuk menemukan kanker di leher rahim, dari sejak awal perubahan sel (displasia) sampai dengan pra kanker.

Terus, Bagaimana Cara Pemeriksaannya? 

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan 3 cara berikut:

  1. Pap Smear
  2. IVA
  3. Biopsi

Apa sih bedanya Pap Smear dengan IVA? 

Nah, aku juga sering banget nanya hal ini. Apa sih bedanya? Lebih akurat yang mana?

Pap Smear yaitu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari servik dan kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel-sel tersebut sedangkan IVA yaitu metode pemeriksaan servik dengan melihat langsung servik setelah memulas servik dengan larutan asam asetat 3 – 5 %. Nah, bila setelah pulasan asam asetat 3 – 5 % ada perubahan warna, yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan tahap pra kanker.

Bisa dilihat ya perbedaan dari pap smear dan IVA ada pada cara mendeteksinya. Kalau papsmear melalui mikroskop setelah diperiksa sedangkan IVA dengan larutan asam asetat yang dipulaskan ke Miss. V yang diketahui lewat perbedaan warnanya.

Jadi, Kenapa memilih IVA?

Karena gratis Ibu-ibu.. 😝

Hahaha.. 😂

Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan yang sederhana, murah, cepat dan cukup akurat untuk menemukan kelainan pada tahap kelainan sel (displasia) atau sebelum pra kanker bila dibanding pemeriksaan yang lain.

Jadi jelas ya alasannya, saya suka kesederhanaan.. 😂 *lempar batu

Apa sih syarat tes IVA?

Tidak sembarang cewek diperbolehkan tes IVA ya. Para remaja yang belum menikah tentu tidak diperbolehkan tes IVA apalagi masih balita. 😅

Nah, syarat tes IVA antara lain:

  1. Sudah menikah
  2. Tidak sedang datang bulan
  3. Tidak melakukan hubungan badan 1×24 jam sebelum tes

Bagaimana Pengalaman dalam proses Pemeriksaannya? 

Source: gayahidup-inilah.com

Alhamdulillah, setelah melewati moment mendebarkan dimulai dari buka payudara untuk memeriksa kanker payudara hingga adegan buka miss V saya sukses tegang dan keringat dingin. 😰

Maklum, ciri-ciri makhluk hidup tulen loh. ‘peka terhadap rangsang’ 😂

Ini terakhir kalinya ada yang pegang bagian sensitif setelah melahirkan. Jadi saya sukses gugup pemirsa. Sampai ketika adegan tes IVA aku bilang sama petugasnya, “Masih lama ya mba?”

Terus dibilang begini, “Ada sedikit masalah bu”

Bisa dibayangin muka saya pucat pemirsa. 😰

“Kenapa Mba? Positif ya? ” Kata saya.

“Negatif kok mba.. Tapi ada lecet jadi saya olesin obat dulu ya..”

Terpaksa saya pasrah tergolek lebih lama. Tak apa lah, asal negatif. Pikirku. Hihi..

Ternyata mengerikan dan sakit ya tes IVA itu? 

Tidak, abaikan testimoni saya diatas..😂

Karena yang mengalami lecet itu hanya saya. Dan lecet itu bukan karena alatnya tapi diyakini lecet karena senggama. Berdasarkan pendengaran saya ketika menguping Ibu-ibu didepan saya terdengar bahwa tesnya begitu saja. Sebentar dan tidak sakit. Hihihi..

Tes IVA mirip dengan USG transvaginal. Anda yang pernah berpengalaman dengan jenis USG satu ini pasti tau sekali dong. Sakit sedikit, tapi lebih baik sakit sedikit dibanding tidak tau keadaan sama sekali. Betul? 😄

Gimana kalo ditemukan kelainan

Nah, kalau dalam pemeriksaan IVA terlihat kelainan berupa lesi warna putih dengan ukuran tidak melebihi besar kriotip, maka Dokter akan melakukan tindakan krioterapi. Tindakan ini dapat dilakukan dipuskesmas.

Bila bercak putih melebihi kriotip atau sampai keliang senggama maka petugas kesehatan akan merujuk ke rumah sakit.

Apa sih Krioterapi?

Krioterapi itu adalah tindakan pengobatan yang memakai alat kriterapi dengan cara pendinginan supaya terjadi pembekuan untuk menghancurkan sel yang tidak normal.

Setelah Krioterapi ngapain?

Setelah krioterapi, Dokter akan menjadwalkan pemeriksaan ulang pada 1 dan 6 bulan setelah tindakan.

Dimana aja sih bisa tes IVA?

Tes IVA dapat dilakukan ditempat-tempat berikut:

  • Bidan Desa
  • Puskesmas Pembantu
  • Puskesmas
  • Rumah Sakit
  • Rumah Bersalin

Kalau sudah pernah tes IVA mesti rutin tes terus ya?

Wanita yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seks, perlu melakukan deteksi dini minimal 5 tahun sekali.

Masih malu tes IVA?

Masih takut tes IVA?

Masih merasa itu tidak penting?

Be smart please!

Karena jika Kanker Leher Rahim ditemukan dan diobati pada tingkat dini, yaitu pada tahap perubahan sel (displasia) sampai dengan pra kanker, maka penyakit ini dapat disembuhkan.

DETEKSI DINI SANGAT PENTING!!!!

Sayangi Dirimu.. 😊


Ketika Anakku mengalami Sakit Telinga (Pengalaman Ibu dengan Anak yang terkena Otitis Eksterna dan Otitis Media) 

Ketika Anakku mengalami Sakit Telinga (Pengalaman Ibu dengan Anak yang terkena Otitis Eksterna dan Otitis Media) 

“Ma, telinga Farisha Sakit” 

Begitu kalimat yang terlontar oleh anakku Farisha beberapa bulan yang lalu. Ya, ini memang bukan cerita baru yang aku tulis. Namun, aku tergerak untuk menuliskan hal ini karena aku rasa ‘mungkin’ banyak Ibu diluar sana yang mengalami kejadian sama sepertiku. 

Semoga ceritaku dapat membantu…

Aku langsung melihat kearah telinga kanan Farisha. Tak ada yang aneh, namun aku beranikan menciumnya sambil menyinarinya dengan senter. Aku tak terlalu melihat jelas apa persisnya yang ada didalam. Ah, mungkin kotor. Tapi? Tapi kok bau amis begini? Pikirku. 

Aku kemudian membersihkannya memakai peniti. Ya, aku tak berani membersihkannya memakai cotton bud karena sepengetahuanku memakai cotton bud hanya akan membuat kotoran telinga semakin kedalam. Aku kemudian mengeluarkan kotorannya. Aku memberanikan diri melawan rasa jijik dengan mencium kotorannya. Dan bergumam, “kok bau ya?” 

Ya, bau yang tak biasa. Bukan bau kotoran telinga pada umumnya melainkan bau agak amis. Dan Farisha mengeluh sakit. Aku kemudian memberanikan diri bertanya padanya.. 

“Farisha ada masukin sesuatu ya ketelinga Farisha?” 

Dia hanya menggeleng sambil kesakitan. 

“Farisha ada masuk kekamar om dan main cotton bud ya?” 

Dia menggeleng. Tapi benar, aku menuduhnya bukan tanpa alasan. Aku pernah memergokinya memegang cotton bud dikamar adikku itu. Perasaan cemas pun langsung meliputiku. Aku terus memaksa Farisha mengaku. Namun dia bersikeras bahwa saat itu dia tak sampai benar-benar memasukkan cotton bud kedalam telinga. 

Aku akhirnya menyuruh Farisha istirahat. Selama Farisha tidur, aku tak bisa istirahat. Aku terus memikirkan tentang telinganya dan cotton bud. Ah, kesal sekali aku dengan adikku yang tidak mau disiplin dalam menyimpan barang. Sudah tau aku punya balita! 

Belum lagi rasa kesal itu hilang, tiba-tiba saja Farisha mengigau aneh. Ya dia jarang mengigau, tapi malam itu dia berbicara sendiri sambil tidur. Aku kemudian menyentuh kepalanya. Astaga, demam. Panas sekali badannya. Pikirku. 

Aku menyuruhnya bangun kemudian meminumkannya Paracetamol. Lalu Dia mengeluh lagi, “Mama, telinga Farisha sakit” 

Aku menyentuh daun telinganya hendak menyinari telinganya lagi untuk melihat lubang telinganya. Tapi baru saja aku sentuh sedikit dia langsung menangis lagi.. 

“Mama jangan dipegang sakit..” 

Ya, malam itu aku tak bisa tidur. Memikirkan kira-kira apa mungkin ada kapas didalam telinga Farisha?

Bukan hanya itu, aku lalu mulai mengurutkan kejadian sebelum Farisha sakit telinga hari itu. Berpikir, apa sebenarnya penyebabnya. 

Pagi itu Farisha memang flu. Aku tak terlalu worried. Rhinitis Alergi padaku memang menurun secara genetik pada Farisha. Kami alergi dingin, debu serta bulu kucing. Sehingga ketika pagi hari memang ‘bersin’ adalah rutinitas yang sangat biasa. 

Karena hari itu hari libur aku membiarkannya berlarut-larut tidak mandi. Baru jam 9 pagi dia memintaku mau berendam di baskom. Aku menuruti permintaannya. Kupikir sesekali tak apa menuruti kesenangannya bermain air dibaskom dengan para ikan plastik. Aku membiarkannya lama dikamar mandi. 

Hingga tangannya mengerut dan badannya menggigil. Tapi, wajahnya puas kesenangan. Karena hari libur, kamipun mengajaknya kekebun binatang. 

Dan rasa sakit itu tiba-tiba saja ada sepulang dari kebun binatang. Ada apa gerangan? Pikirku bingung. Kenapa tiba-tiba saja telinganya menjadi bau begini? Seingatku tak terjadi apa-apa dikebun binatang.

Malam itu aku benar-benar tidak bisa tidur hingga pagi..

Pagi harinya aku dikejutkan dengan keluarnya sedikit cairan kuning kehijauan keluar dari telinga Farisha. Aku menciumnya. Baunya amis dan Ya Allah, Farisha kesakitan dan semakin demam. Aku lalu memutuskan untuk membawanya kepuskesmas pagi itu. 

Dipuskesmas, Farisha diberi antibiotik (aku lupa namanya) dan disarankan kedokter bpjs. Memang bpjs Farisha terdaftar pada dokter yang jadwal praktiknya sore. Tapi karena aku tidak sabar dan takut kenapa-kenapa akhirnya aku bawa kepuskesmas dulu. 

Aku lalu meminumkan Farisha obat antibiotik dan anti radang yang diberikan. Namun, Farisha tak kunjung sembuh dan masih merasa sakit walau demamnya mulai berkurang. 

Besok Sorenya aku membawa Farisha ke dokter bpjs. 

“Ada keluar cairan kuning dok, bisa minta rujukan ke THT?” 

Dokter kemudian menulis surat rujukan dengan diagnosanya sementara. Aku berterima kasih dan pulang kerumah. 

Aku membaca hasil diagnosa dokter disurat rujukan tersebut. 

Ya, kau tau sendiri. Tulisan dokter itu jelek tapi untungnya aku sudah cukup berpengalaman dengan tulisan jelek karena sebenarnya tulisanku tak kalah jelek. Haha.. 😅

Tertulis ‘Otitis Media‘. Dan dimulailah kekepoanku ini. Biasa, emak-emak kepo, dikit-dikit om google. 😂

Jadi, Apa itu Otitis Media? 

Otitis media adalah infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah, yaitu ruang di belakang gendang telinga yang memiliki tiga tulang kecil dengan fungsi untuk menangkap getaran dan meneruskannya ke telinga bagian dalam.

Semua orang bisa mengalami otitis media, namun kondisi ini lebih umum terjadi pada anak-anak berusia di bawah 10 tahun dan pada bayi berusia 6-15 bulan. Menurut perkiraan, sekitar 25 persen anak-anak mengalami otitis media sebelum berumur 10 tahun. 

Ya, Farisha banget. Pikirku. 

Bagaimana gejalanya?

Apakah sama dengan yang dialami Farisha? Berikut gejalanya:

  • Sering menarik, menggenggam, dan menggaruk telinga
  • Mengalami demam
  • Tidak mau makan
  • Mudah marah atau rewel
  • Mengigau saat tidur
  • Gejala berikutnya telinga sakit, mengeluarkan cairan hijau dan berbau

Jika sudah seperti gejala terakhir diharapkan SEGERA membawa kedokter supaya tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Karena Rasa sakit yang diakibatkan oleh infeksi ini terjadi karena peradangan dan penimbunan cairan di telinga bagian tengah. Ini bahaya Ibu-ibu.. 😰

Apa yang terjadi jika Otitis media tidak ditangani?

Jika otitis media tidak ditangani, pada kasus yang langka dapat menyebabkan beberapa komplikasi:

1. Infeksi yang menyebar ke tulang telinga

2. Infeksi yang menyebar ke cairan sekitar otak dan saraf tulang belakang

3. Kehilangan pendengaran permanen

4. Pecahnya gendang telinga.

Serem banget ya Ibu-ibu.. 😰

Kalau dalam bahasa familiarnya kita mengenal penyakit ini dengan sebutan Congek. Dan dalam bahasa banjar dikenal dengan sebutan ‘Becorekan’ 

Kenapa sih bisa kena Otitis Media? 

Sebagian besar kasus otitis media muncul karena terjadinya infeksi akibat virus atau bakteri. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya penimbunan mukosa atau lendir di telinga tengah dan mengganggu fungsi penyampaian suara ke telinga bagian dalam.

Tuba Eustachius adalah saluran yang berfungsi untuk menyalurkan udara ke dalam telinga bagian tengah. Pada anak-anak, saluran ini ukurannya lebih sempit dibandingkan dengan yang ada pada orang dewasa. Karena itulah anak-anak lebih rentan terkena otitis media.

Farisha sangat beralasan terkena otitis media. Hal ini karena disamping dia masih kecil juga karena riwayat rhinitis alergi yang menurun dariku. Ya, anak dengan riwayat alergi lebih rentan terkena otitis media. Karena anak seumur Farisha tidak bisa mengeluarkan ‘ingus’ dengan benar. Sedangkan kita tahu bukan, bahwa hidung, telinga dan tenggorokan saling berhubungan. 

Lalu, Bagaimana cerita lanjutan pengobatan Farisha? 

Ya, besok harinya aku kedokter THT dengan bekal ilmu om google malam harinya supaya bisa ‘nyambung’ berkomunikasi dengan Dokter. Biasalah, aku suka rada sok pinter dikit getooh.. 😂

Setelah lama mengantri (tau sendiri kan pasien bpjs sih sejibun Bu). Aku dan Farisha masuk dan Farisha langsung disuruh berbaring sambil kemudian ditanya. 

“Telinga yang mana yang sakit ini?” 

“Yang kanan Dok, kemarin sempat keluar cairan kehijauan dan bau. Sekarang dia bilang masih sakit telinganya” aku sengaja menjawab supaya Farisha tidak berceloteh ngalor ngidul seperti igauannya beberapa malam itu. 😂

“oke.. dibersihkan dulu yaaa..” kata Dokter sambil mempersiapkan peralatan membersihkan telinga. 

Setelah dibersihkan, Dokter lalu bertanya pada Farisha, “Masih sakit?” 

Farisha menggeleng. Aku bertanya pertanyaan serupa, takut dia berbohong pada dokter. Tapi Farisha dengan tegas bilang “Sudah ga sakit lagi ma” 

Sebenarnya aku bingung bercampur senang karena setau dan seyakinku anakku terkena Otitis Media karena sempat mengeluarkan cairan hijau ditelinga dan segala gejalanya membenarkan hal itu. Akhirnya aku bertanya kepada dokter untuk meyakinkan kembali. 

“Dok, gendang telinga anak saya gapapa ya?” 

Dokter berkata dengan santai “Gapapa itu, cuma kotor aja” 

Aku meyakinkan lagi “Tapi kenapa sempat bau dan sakit ya dok? Bau amis begitu?” 

Dokter masih menjawab dengan santai “Ah, itu kotor aja makanya bau. Masih sakit ga telinganya, dipegang gini sakit ga?” tanya dokter sambil memegang-megang daun telinga Farisha. 

“Enggak Dokter” kata Farisha. 

Dan aku speachless… Hilanglah perdebatan yang sudah emak siapkan berbekal om google malam tadi.. Hahahaha.. 😂

Tapi yang namanya emak kepo ya nanya lagi aja. 

“Tapi dok, diagnosanya bukannya Otitus Media ya? Dan gejalanya sama dok, telinganya itu bau loh dok..dan kemarin sakit”  (nanya ulang-ulang, ah pede aja) 

Dan sesantai tadi pula dokter lagi-lagi menjawab, “Bukan, ini enggak papa telinganya. Gendang telinganya juga tidak masalah” 

Akhirnya, walau masih banyak pertanyaan berkecamuk didiriku. Aku memutuskan untuk berterima kasih dan pulang. 

Ya, tanpa obat. Farisha dinyatakan tidak bermasalah dan sembuh. Aku kemudian mengambil kesimpulan bahwa mungkin ketika aku membawa Farisha ke Dokter THT waktu itu bisa saja obat antibiotik yang diberi Puskesmas bekerja dengan baik dan mengobati Otitis Media pada anakku sehingga tidak sampai merusak gendang telinganya. 

Apakah masalah sudah selesai? 

Ternyata belum pemirsa. 

Satu setengah bulan kemudian setelah pulang dari THT aku mencium aroma amis itu lagi dari telinga kanan Farisha. Aku kemudian menyinari telinganya dengan senter dan mendapati sedikit cairan kuning agak ‘cair’ yang berbau. Dan esok harinya aku langsung membawanya ke Dokter Bpjs. 

“Kemarin kata Dokter THT-nya apa?” 

“Katanya bukan Otitis Media Dok, tapi kotor aja. Tapi kemudian saya pikir mungkin aja waktu itu obat antibiotiknya sudah bekerja sehingga terlihat tidak apa-apa” 

“Kalau begitu mungkin tidak apa-apa bu” 

“Tapi telinganya bau Dok, dan baunya amis. Berbeda dengan telinga kirinya. Bukannya bau menandakan ada bakteri atau infeksi ya Dok?” sanggahku sambil dalam hati bergumam… 

Cium Dok.. Cium telinganya kalo ga percaya.. 😣

(Ya, maklum pemirsa.. Emak-emak sih gitu gayanya..) 😅

Akhirnya sang Dokter menyinari telinga Farisha memakai senter dan melihat sejenak lubang telinganya. Dokter akhirnya mengeluarkan obat tetes telinga dari lemarinya. 

“Dua tetes ya bu, tiga kali sehari.. Obat ini antibiotik. Dipakai seminggu secara teratur untuk mengeluarkan bakteri..”

Ya..ini yang aku tunggu pikirku.. Sebenarnya malam hari sebelum itu aku meneruskan kekepoanku lagi dengan membaca Google. Aku curiga, mungkin sekarang ini bisa saja anakku terkena Otitus Eksterna. Karena dia tidak kesakitan dan lubang terlinganya agak berselaput. Aku mengambil kesimpulan bahwa harus melakukan sesuatu dengan bakteri yang ada dilubang telinga anakku. Dan Obat ini adalah jawabannya. 

Oke, berikut keterangan lebih lanjut yang tertera pada obat:

Obat Tetes Telinga ErlaMycetin yang mengandung Chloramphenicol base 1% dalam larutan. 

Chloramphenicol adalah antibiotika spektrum luas, bekerja sebagai bakteriostatik terhadap beberapa spesies fan pada keadaan tertentu bekerja sebagai bakterisida. 

Indikasi: Infeksi superfisial pada telinga luar oleh bakteri gram positif atau gram negatif yang peka terhadap Chloramphenicol. 

Cara Pemakaian: Teteskan kedalam lubang telinga 2-3 tetes, 3 kali sehari. Atau menurut petunjuk Dokter. 

Peringatan dan Perhatian:

  • Hindarkan penggunaan jangka panjang karena dapat merangsang hipersensivitas dan superinfeksi oleh kuman resisten
  • Obat tetes ini hanya bermanfaat untui infeksi yang sangat superfisial, infeksi yang memerlukan terapi sistemik.

Efek samping: Iritasi lokal seperti gatal, rasa panas, dermatitis vesikuler, dan mokulopapular. 

Selama seminggu memakai obat ini secara teratur telinga Farisha bersih dan tak berbau lagi. Walau dalam proses pemakaiannya sempat mengalami beberapa kali rasa gatal. 

Alhamdulillah.. This is THE END. 

Jadi, apalagi itu Otitis Eksterna? 

Otitis itu sebenarnya adalah Radang telinga. Otitis dapat dikategorikan berdasarkan lokasi tempat terjadinya peradangan. Apabila infeksi terjadi di liang telinga bagian luar maka diklasifikasikan sebagai otitis eksterna. Sedangkan apabila infeksi terjadi di liang telinga bagian tengah, maka diklasifikasikan sebagai otitis media, yang biasanya disebabkan oleh robeknya gendang telinga yang disertai infeksi. Apabila infeksi terjadi pada telinga bagian dalam, maka diklasifikasikan sebagai otitis interna. Gimana? Ngerti kan? 

Trus, kenapa sih aku curiga anakku kena Otitis Eksterna? Hal ini karena gejalanya mirip. Anakku tidak mengeluh kesakitan tapi liang telinga luarnya agak berselaput dan ketika dicium berbau amis. 

Bagaimana mencegah Otitis Media maupun Otitis Eksterna? 

Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terkena otitis:

1. Jauhkan anak-anak dari lingkungan yang penuh asap atau berada di lingkungan perokok

2. Lengkapi vaksinasi pada anak-anak sesuai jadwal, terutama vaksin pneumokokus dan vaksin DTP/IPV/Hib

3. Utamakan pemberian ASI, bukan susu formula

4. Menghindari kontak langsung dengan anak-anak yang sedang sakit atau terserang infeksi

5. Jangan memberi makan pada anak saat mereka berbaring

6. Setelah anak berusia 6-12 bulan, jangan memberikan dot pada mereka.

7. Usahakan mengeluarkan ‘ingus’ dengan benar saat anak flu. 

Demikian Tulisan dari Ibu dengan pengalaman anak yang pernah terkena Otitis Eksterna dan media. Semoga dapat membantu. 😊

Disclaimer! 

Obat yang digunakan pada artikel ini diharapkan tidak digunakan tanpa resep Dokter. Jika anak anda mengalami gejala yang sama seperti diatas harap hubungi Dokter. 

Sumber bacaan : alodokterdotcom, idai.or.id

Sumber gambar 

Sakit Buang Air Kecil? Jangan dibiarkan! Ada Uricran! 

Sakit Buang Air Kecil? Jangan dibiarkan! Ada Uricran! 

Ada yang pernah mengalami gejala seperti dibawah ini? 

1. Buang air kecil berkali-kali dan sangat sering serta tidak tertahankan. Durasi Buang air kecil sekitar 3-4 kali dalam satu jam.

2. Air pipis yang dikeluarkan sangat sedikit. 

3. Kemudian menimbulkan gejala nyeri panggul dan sakit.

4. Hingga_Ketika buang air kecil terkadang ada sedikit darah yang keluar kemudian badan terasa demam. 

Ada apa gerangan? Bisa jadi, anda terkena Anyang-anyangan atau dalam istilah kedokteran disebut juga Infeksi Saluran Kemih

Apa itu? Infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian dari saluran kemih. 

Penyebab Infeksi saluran kemih atau anyang-anyangan secara umum adalah akibat dari masuknya bakteri E-Coli kedalam saluran kencing. Bakteri ini berada di Usus Besar dan ikut keluar melalui anus pada saat kita buang air besar. Anyang-anyangan dapat diderita oleh pria maupun wanita. Namun kebanyakan yang mengalaminya adalah wanita karena jarak vagina dan anus yang sangat dekat akhirnya memungkinkan bakteri tersebut dapat memasuki saluran kencing wanita.

Nah, apa sih yang bisa menyebabkan bakteri E-Coli ini dapat masuk?

1. Melakukan cara pembilasan buang air besar serta buang air kecil yang salah. Cara membersihkan BAB dan BAK yang salah akan menyebabkan bakteri E-Coli masuk pada saluran kencing wanita. 

2. Alat kontrasepsi juga dapat beresiko menyebabkan masuknya bakteri ke saluran kencing, khususnya pada alat kontrasepsi diafragma yang menyebabkan pengosongan urine tidak berjalan dengan lancar, sebab ada tekanan pada uretra.

3. Pada wanita yang sudah menikah bakteri ini juga rentan masuk kedalam salurah kemih. Hal ini dikarenakan saat berhubungan kondisi masing-masing pasangan kurang bersih. Penyebab lainnya adalah tidak buang air kecil setelah berhubungan badan. 

4. Sering menahan pipis serta tidak menjaga kebersihan celana dalam juga dapat menyebabkan bakteri E-Coli dapat masuk lama kelamaan. 

5. Toilet yang digunakan tidak bersih. Air yang digunakan untuk membersihkan Miss. V kurang bersih dan mengandung bakteri E-Coli. 

5. Selain itu, Penderita Diabetes ternyata juga rentan terkena anyang-anyangan. Hal ini karena kurangnya sistem imun tubuh. 

Sekedar berbagi pengalaman, bahwa aku pernah mengalami anyang-anyangan. Rasanya benar-benar tidak enak. Aku tidak bisa jauh-jauh dari toilet untuk terus BAK. Kemudian aku membiarkannya karena berpikir mungkin ini reaksi pergantian pil KB. Aku pun berhenti mengkonsumsi pil tersebut untuk menghentikan gejala awal itu. 

Ternyata penyakit itu masih saja menempel. Hal yang menakutkan sekali adalah ketika saya BAK tiba-tiba ada sedikit darah yang keluar dan pinggulku terasa sakit. Malamnya, saya demam. 

Aku kemudian memutuskan untuk melakukan terapi air putih keesokan harinya. Memang keluargaku menyarankan untuk kedokter. Tapi aku takut karena ini berkaitan dengan ‘barang vital’. Akhirnya aku memutuskan untuk meminum segelas air putih 30 menit sekali dan tidak menahan BAK sebisa mungkin. 

Selama 3 hari melakukan terapi air putih akhirnya aku sembuh. Aku menemukan cara ini pada salah satu artikel kesehatan yang aku baca. Akupun akhirnya menemukan penyebab anyang-anyangan yang terjadi padaku. Yaitu karena tidak buang air kecil selesai berhubungan intim. 

Sebelum menikah aku tidak pernah mengalami anyang-anyangan. Ketika hamil 7 bulan aku memang sering BAK tapi hal itu masih tergolong wajar karena tidak terasa sakit. Bahkan ketika pasang keteter saat pasca operasi cesar pun aku tidak mengalaminya. Karena itu, aku sangat yakin bahwa penyebab anyang-anyangan yang pernah kuderita karena tidak buang air kecil selesai berhubungan intim. 

Kenapa harus pipis selesai berhubungan? Karena saat kita berhubungan bisa jadi terjadi proses masuknya bakteri E-Coli pada saluran kemih. Jika selesai berhubungan kita hanya membersihkan Miss. V secara biasa tanpa BAK sebelumnya maka akan menyebabkan bakteri E-Coli berlanjut masuk kedalam saluran kemih. 

Aku yang pernah mengalami anyang-anyangan tentu sekarang merasa jera. Hal yang dapat aku lakukan untuk mencegah hal itu terjadi lagi adalah dengan menerapkan pola kebersihan diatas standar biasa. Beberapa hal yang aku lakukan antara lain adalah:

1. Membersihkan Miss. V dengan benar, yaitu dengan membersihkannya dari depan kebelakang. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi bakteri jahat dari anus. Setelah bersih keringkan Miss. V dengan handuk bersih. 

2. Sering minum air putih dan tidak pernah menahan pipis. 

3. Selalu BAK selesai berhubungan intim. 

4. Menjaga kebersihan celana dalam hingga Toilet. 

Namun, trauma itu masih ada. Kupikir terapi air putih serta hal diatas tidaklah cukup untuk menghilangkan ketakutan pada anyang-anyangan selamanya. 

Karena itu aku mulai berinisiatif untuk melakukan tindakan pencegahan. Aku mulai mencari tau tentang obat alami untuk mencegah anyang-anyangan. 

Dan itu adalah Buah Cranberry!

Cranberry dengan nama latin Vaccinium oxycoccos adalah tanaman jenis berry yang termasuk jenis tanaman semak yang tumbuh liar. Konon, buah ini diketahui khasiatnya sejak zaman nenek moyang indian kuno sebagai obat luka. Beberapa tahun belakangan Cranberry digunakan sebagai sumber vitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah sariawan hingga sebagai antioksidant. 

Jus Cranberry efektif mencegah Infeksi Saluran kemih. Antioksidant dalam buah Cranberry yang disebut proanthocyanidins dapat mencegah pertumbuhan bakteri E-Coli. Antioksidant ini dikenal memiliki sifat anti-adhesi yang membuat bakteri tidak akan menempel pada saluran kemih, sehingga mencegah bakteri menularkan infeksi. 

Kebetulan didaerah saya buah Cranberry ini tidak ada. Setelah saya browsing ternyata ada loh ekstrak buah Cranberry ini.  Wow! 

Itu adalah Uricran. Bukan hanya mencegah. Uricran juga terbukti dapat mengobati anyang-anyangan. 

Uricran sendiri terdiri dari bentuk kapsul dan serbuk minuman. Kamu suka yang mana? Aku jelas suka yang kapsul dong. Karena kalo yang serbuk bisa-bisa anakku ikutan mau minum lagi. Warnanya itu loh, menggoda. Hihi.. 

Tentu ini adalah salah satu solusi alami pelengkap yang sangat menenangkan hati agar anyang-anyangan menjauh dari hidupku selamanya. 

Jadi, buat kamu yang terkena gejala anyang-anyangan. Yuk, mulai pola hidup bersih, konsumsi air putih yang cukup, jangan pernah menahan pipis dan pastinya konsumsi Uricran agar anyang-anyangan menjauh selamanya. 😊

Ceritaku dengan Kucing Kesayangan, Kehamilan dan TORCH

Ceritaku dengan Kucing Kesayangan, Kehamilan dan TORCH

Kucing. Ya, Dulu saat kecil aku takut sekali dengan kucing. Ketakutanku sangat beralasan, kucing pernah mencakarku. Sejak itu setiap kucing lewat aku lari ketakutan. Tapi segalanya berubah ketika aku mengenal si kuning. 

Saat itu Aku masih SD, duduk dibangku kelas 6. Aku asik memakan opor ayam buatan Ibuku di teras rumah. Makhluk itu mendekatiku dan menatapku dari jarak satu meter. Menelan-nelan liurnya seakan lapar sekali. Dengan tangan gemetar aku memberi tulang sisa opor ayamku kemudian masuk kedalan rumah dan memperhatikan kucing itu menghabiskan tulang ayam. 

Esok harinya kucing itu datang lagi kerumahku. Menunggu diteras rumah dengan wajah dan mata memelas. Aku langsung mengumpulkan segala jenis tulang dan memberikannya_lantas cepat-cepat masuk kembali kedalam rumah. Mataku tak berhenti menatap kucing itu hingga makanannya habis. 

Hari demi hari berlalu aku mulai berani memegangnya lalu menamainya si Kuning. Wajah si Kuning penuh dengan luka bekas cakaran dan sangat kotor. Aku tak membersihkannya. Aku tau Mama tak suka dengan kucing, tapi aku nekat membawanya kekamar untuk menemaniku. Sejak itulah aku menjadikan Kucing itu sebagai ‘Digimon’ ku. Ya, Saat itu aku sangat suka dengan anime Digimon. Aku menyebutnya Tailmon. 

Si Kuning adalah Kucing pertamaku kemudian digantikan dengan Usro. Usro adalah Jenis Kucing Domestik berwarna Hitam putih dan cukup besar. Mama yang memberikannya kepadaku. Menurut Mama tidak apa-apa memelihara Kucing asalkan tidak berlebihan. Jangan dibawa kekamar dan jangan ‘dicium’. Mama selalu mengingatkan padaku bahwa aku alergi. Itu benar. Aku alergi pada Debu, udara dingin dan bulu kucing. 

Tapi Aku Menyukainya

Kucing adalah jenis binatang yang entah kenapa bisa memberi Ikatan padaku. Aku membawanya kekamar, tidur dengannya bahkan jika gemas sekali aku bisa saja menciumnya. Satu-satunya hal yang tidak aku suka pada kucing adalah masa birahinya. Ia mulai suka meninggalkan jejak urine dirumah dan sering meninggalkanku. Kemudian Hilang. Itulah hal yang kebanyakan memisahkan kami. 

Usro adalah Kucing terakhir ku hingga SMA. Umurnya cukup panjang, aku memeliharanya sejak SMP kelas 1 sampai SMA kelas 3. Sebenarnya aku ingin sekali memelihara jenis kucing lain selain Usro. Tapi untuk satu ini saja Mama sudah sangat kesal setiap kali kedapatan melihatku memeluk hingga menciumnya. Mama bilang “Anak perawan jangan kebangetan sama kucing. Nanti perawan tua” 😅. Ketika memulai masa birahi fase ke-3, Usro hilang. Dan Saat kuliah aku memutuskan tidak memelihara kucing. Yah, siapa juga yang mau jadi perawan tua? 

Belum juga lulus kuliah aku memutuskan menikah dengan salah seorang asisten dosen dikampusku. Dan ternyata dia penggila kucing. Kegilaanku pada kucing mulai menampakkan bakatnya lagi ketika mendapatkan pasangan yang mendukung. Lihatlah, ada Kucing betina yang melahirkan dirumahku. Anaknya Tiga. Aku memberinya nama Choji, Junki dan Sifa.

Aku langsung Hamil ketika menikah dan Aku tergila-gila dengan kucing ‘saat itu’  

Choji dan Sifa tak berumur panjang. Hanya Junki satu-satunya yang aku pelihara dari bayi hingga besar. Bahkan saat Aku tinggal dirumah Mertua di Banjarmasin pun aku mengangkutnya dari Pelaihari. Aku membawanya tidur denganku dan suamiku. Kami sama-sama pecinta kucing. 

Junki mengalami stress karena perpindahan yang dialaminya. Dia sering diare. Akulah yang membersihkan *upnya dimana-mana. Saat itu kondisiku Hamil Trisemester pertama. 

Saat Suamiku Kuliah di Yogya, Aku kembali kepelaihari bersama dengan Junki. Junki berangsur membaik saat di Pelaihari. Tak lama kemudian entah kenapa dia seperti digigit oleh sesuatu dilehernya. Sejak saat itu dia sering muntah dan p*p sembarangan. Siapa yang membersihkan semuanya? Aku. Saat itu Aku hamil Trisemester kedua. 

Aku merawat junki dengan baik. Kondisinya berangsur membaik. Aku membawanya tidur dikamarku dengan perut yang mulai membesar. Sudah sering Mamaku bilang padaku “Hamil ga boleh dekat-dekat kucing” tapi aku cuek, paling-paling itu hanya mitos pikirku. 

Masa Birahi Junki pun tak bisa dihindarkan. Dia mulai suka keluar rumah. Aku khawatir, dia kucing rumahan. Bagaimana kalau dia memberanikan diri menyeberang jalan untuk mengejar kucing betina? Disini mobil dan kendaraan sangat laju. 

Firasatku benar. Beberapa hari kemudian aku menemukan Junki terdampar tak berdaya di pinggir jalan. Aku menangis kencang tak peduli dengan berapa umurku dan hamil besarku saat itu, sedih sekali rasanya kehilangan teman curhat dikamar. Saat itu Aku Hamil 7 bulan. 

Aku mengalihkan kesedihanku dengan dunia online. Mulai menulis thread di forum ibu hamil. Curhat tidak karuan. Sampai aku menemukan artikel tentang TORCH. 

Hidrostepalus. Penyakit kelainan janin yang bisa disebabkan oleh virus TORCH yang dibawa oleh virus Toxoplasma Gondii dari Kotoran Kucing. Ya Ampun. 

Badanku panas dingin membaca artikelnya. Penyakit ini tidak bisa dideteksi dengan USG biasa. Harus dilakukan tes TORCH, apalagi buat para pecinta kucing. Tes TORCH sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar mencegah Hidrostepalus. Dan saat itu? Aku sudah hamil 7,5 bulan. Sudah sangat terlambat. 

Jangan berinteraksi dengan kotoran kucing secara langsung. 

Ya, ampun. Aku melakukannya dari Trisemester pertama, kedua, hingga ketiga. 

Selama satu minggu pikiranku tidak karuan. Bolak balik membuka foto USG anakku memperhatikan bentuk kepalanya.

Apakah besar? Apakah mungkin jika Hidrostepalus? Oh ya, USG tak bisa mendeteksi. Hanya tes TORCH yang bisa. Oh Astaga, mahalnya tes ini. Oh astaga, ini sudah terlambat juga untuk tes.

Aku panik, aku dilanda ketakutan. Bagaimana jika Anakku….. 

Selama satu minggu aku mencari artikel yang bisa membuatku berpikir positif. Tapi tidak ada, tak ada satupun penulis artikel tentang TORCH yang cinta dengan kucing. Tak ada yang menganggap bahwa kucing tak akan membawa virus itu. Kebanyakan hanya menyuruh untuk tes dan memvaksin kucing sebagai bentuk pencegahan. Semua tulisan di google ini membuatku gelisah. Tak bisa tidur karena dilanda ketakutan. 

Aku kemudian teringat bahwa Kucing adalah binatang kesayangan Nabi. Aku memutuskan untuk membaca cerita tentang Nabi dan Kucingnya, Moezza. Aku kemudian mendapatkan sebuah solusi konyol untuk menenangkan hatiku diesok harinya.

Solusi itu adalah membaca Doa. Haha. Aku membacakan Yasin dikuburan Kucingku. Bagi kalian mungkin itu terdengar lucu tapi bagiku itu adalah penenang hatiku. Aku berharap dengan berdoa dan yakin maka bayiku akan baik-baik saja. Bukankah selama ini aku merawat junki dan kucing-kucingku yang lain dengan penuh kasih sayang? Masa sih aku harus terkena TORCH sebagai balasan perbuatan baikku? 

Pikiranku mulai positif sejak itu. Aku memutuskan untuk berbincang dengan suami ditelpon agar pikiranku teralihkan. Aku harus yakin Bayi yang Aku kandung tidak apa-apa. 

Aku masih memberanikan diri menulis curhat diforum ibu hamil. Tak tanggung-tanggung aku menulis tentang betapa yakinnya aku bahwa kecintaanku dengan kucing tak akan berakibat buruk pada kandunganku. Hasilnya? Banyak yang nyinyir tentu. Apalagi yang bukan pecinta kucing. Hihi. Ga.. Aku ga akan baper hanya karena itu. 

Kemudian aku dikejutkan dengan thread baru bahwa ada anggota yang terkena virus TORCH beberapa minggu kemudian. Aku menelaah penyebabnya. Surprised! Dia bukan pecinta kucing. Benci banget malah. Bahkan bulu kucing sedikit saja dia anti sekali. 

Lalu kenapa dia bisa terkena virus ini? 

Ternyata dia pecinta makanan jepang. Rata-rata yang makanan disukainya memang memiliki tingkat kematangan yang low. Bahkan suka mengkonsumsi Fast Food, Telur setengah matang, dan Steak. 

Aku semakin berpikir positif dan yakin bahwa kandunganku akan baik-baik saja. 

Sebulan kemudian anakku lahir. Sempat cemas sekali dengan kelahiran cesar. Namun aku bahagia melihat anakku sehat sempurna tanpa kurang satu apapun. Bahkan dia terlihat paling besar dibanding bayi lain.

Inilah Bayi yang kukandung saat hamil itu.

Bayi yang kukandung saat aku begitu menyayangi Kucing..merawatnya saat sakit hingga membersihkan p*pnya.. 

Inilah Bayi yang kukandung saat aku berdoa dikuburan kucing..

Beginilah Hasilnya.. 

Dan sampai sekarang aku masih yakin. Kucing adalah satu-satunya hewan yang bisa memiliki Ikatan denganku. 

Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Miss. V

Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Miss. V

sumber gambar: bibliotika.com

Hai, hari ini aku sedang mood menulis tentang Miss. V. Apa itu Miss. V? *Haduh tolong😂.  Ini tulisan khusus buat perempuan yak, yang lelaki silahkan menyingkir. Kecuali jika anda para suami, silahkan perlihatkan ke istri untuk dibaca. 👌

Sebagai perempuan perawatan luar bukan hanya meliputi wajah dan body, tetapi juga meliputi hingga kedaerah Miss. V. Daerah Miss. V adalah organ kewanitaan yang paling penting dirawat. Mengabaikan perawatan Miss. V akan menyebabkan keputihan yang jika tak diatasi akan menyebabkan Penyakit seperti Kanker serviks yang merupakan pembunuh wanita nomor 1 didunia. 

Mencegah tentu lebih baik dari pada mengobati. Seringkali keputihan muncul dikarenakan perawatan Miss. V  yang tidak benar. Lantas, Bagaimana merawatnya?

Well, Perawatan Miss. V sebenarnya tergolong mudah dibanding merawat wajah dan lainnya. Anda tentu tidak perlu pelembab, bb cream hingga minyak rambut apalagi shampoo dan hair tonic 😂. (abaikan, penulis memang gini orangnya) 

Berikut adalah cara-cara merawat Miss. V yang benar. 

1. Bersihkan Miss. V dengan benar

Cara membersihkan Miss. V yang benar adalah dengan membersihkannya dari depan kebelakang. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi bakteri jahat dari anus. 

Setelah bersih keringkan Miss. V dengan handuk bersih. Saranku, tidak usah menggunakan tissue karena tissue mungkin saja mengandung pemutih. 

2. Rutin menjaga kekeringan celana dalam

Seringkali kita malas untuk mengeringkan Miss. V dengan handuk karena terkesan ribet dengan mencuci handuknya dan tidak enaknya melihat pemandangan handuk spesial itu (ini kalo aku ya). 

Karena itu aku sering mengganti celana dalam jika sudah dalam kondisi tidak kering. Celana dalam yang basah akan berpotensi menimbulkan jamur. Bahan dari celana dalam juga disarankan adalah katun yang menyerap keringat. 

Sedikit curcol, ketika hamil menginjak usia 7 bulanan aku mulai sering bolak balik BAK. Terkadang, aku malas mengganti celana dalam kemudian tak lama aku keputihan. Seumur hidup baru kali itu aku keputihan seperti itu. Rupanya setelah memeriksakan diri kedokter penyebabnya adalah jamur. Aku disarankan untuk sering mengganti celana dalam dan selalu menjaganya area Miss. V tetap kering. 

So, Why not with Pentyliner? Aku sarankan lebih baik sering mengganti celana dalam dibanding Pentyliner, kecuali pentyliner anda terjamin sehat dan tak mengandung pemutih. Disamping itu pentyliner akan menyebabkan Miss. V sulit bernafas. 

3. Menghindari penggunaan sabun Miss. V

Membersihkan Miss. V cukup hanya dengan air putih (ga perlu dididihkan juga ya😂). Bersih? Oh iya bersih lah asal caranya seperti yang kubahas pada nomor 1.

Tapi malu sama suami kalo bau.. 

Banyak yang nanya gini? Oke kita kompak dulu😆. Aku juga dulu adalah salah satu korban racun iklan di TV. Aku beli pembersih Miss. V karena aku merasa akan membanggakan memiliki Miss. V harum ketika bersuami. Kemudian setelah satu minggu memakainya barulah aku merasa ada yang aneh. Seperti gejala keputihan tapi belum parah. Kemudian aku stop memakainya dan mulai membersihkan Miss. V hanya dengan air putih. Then, its work.. 

Miss.V memang memiliki bau yang khas. Kita tak bisa mengset bau Miss. V harus berbau mawar, melati, anggrek karena Miss. V bukan kebun bunga yah pemirsa😂. Jadi, buat anda yang sudah terlanjur membeli pembersih Miss. V aku sarankan berhenti menggunakannya pada Miss. V karena itu akan menghilangkan passion Miss. V. (abaikan bahasaku yang aneh😅). Percayalah, suami lebih suka Miss. V dengan bau apa adanya. Tetapi, jika Miss V berbau amis dan gatal-gatal mungkin itu salah satu gejala keputihan. Saran saya konsultasikan dengan Dokter jika mengalami ini. 

Mubajir? Belinya mahal? Ya udah, pake aja buat parfum baju,  Wkwkwk.. 😂. Aku sendiri memakai sisanya untuk pembersih toilet supaya toiletku bau kebun sirih. 😅

Bagaimana dengan sirih? Hmm.. Aku tetap percaya bahwa air putih adalah yang terbaik dalam membersihkan Miss. V. Air Sirih biasanya kugunakan hanya setelah selesai menstruasi. 

4. Ganti Pembalut sesering mungkin ketika Menstruasi

Jika anda sedang menstruasi kusarankan mengganti pembalut sesering mungkin. Hal ini berkaitan dengan menjaga area Miss. V agar tidak over lembab. Terlalu lama mengganti pembalut bisa menyebabkan gatal diarea Miss. V

5. Menggunting bulu di area Miss. V 

Gunting bulu disekitar area Miss. V minimal sebulan sekali. Jika anda membiarkannya tumbuh lebat maka akan membuat  Miss. V menjadi lembab terlebih jika Miss. V sering di bersihkan sehingga membuat bulu juga basah (kecuali jika anda rajin membawa hair dryer ketoilet😂). 

Kenapa harus gunting? Kenapa tidak dicukur?

Mencukur lebih rentan menimbulkan iritasi. Saran saya, gunting lebih baik karena tidak menimbulkan iritasi. 

6. Jangan Lupa membersihkan Miss. V selesai berhubungan Intim

Ini benar-benar penting. Usahakan bersihkan Miss. V selesai berhubungan intim karena Miss. V yang tidak dibersihkan akan menyebabkan masuknya mikroba kedalam saluran kemih ketika berhubungan. 

Apa efeknya? Well, aku menulis berdasarkan pengalaman. Aku pernah malas membersihkannya, tidak lama kemudian aku menjadi ingin BAK terus menerus. Tidak pernah begini sebelumnya, seminggu kemudian ada sedikit tetesan darah yang mungkin keluar dari Miss. V lalu perutku terasa sakit. 

Iseng, aku kemudian browsing untuk mencari tau informasinya. Sepertinya aku terkena infeksi saluran kencing. Dan obatnya? Ada yang kedokter kemudian meminum antibiotik ada juga salah satu artikel terpercaya yang menyebutkan obat alaminya hanyalah sering-sering minum air putih dan jangan pernah menahan BAK. Aku menuruti saran dari artikel tersebut dan 3 hari kemudian Miss. V sehat kembali. Aku tak pernah terkena penyakit ini lagi. 

Aku tentu mendapat pelajaran berharga. Jangan pernah  tidak membersihkannya selesai berhubungan. 
Bagaimana jika sudah terlanjur mengalami Keputihan? 

Saat saya mengalami keputihan, saya langsung berkonsultasi dengan kakak saya yang kebetulan adalah Dokter. Dari sanalah saya mendapatkan ilmu ini dan mau berbagi. 

Berikut adalah tips-tips untuk menghilangkan keputihan

1. Jangan Panik, apalagi mencoba-coba produk yang belum terjamin baik

Kebanyakan perempuan memiliki sifat langsung panik dan khawatir berlebihan. Kemudian mencari jalan instan berharap keputihan akan hilang dalam kurun waktu yang singkat. 

Pada akhirnya perempuan pun mencoba pembersih yang konon bisa menghilangkan keputihan hingga sampai mencoba mengobatinya dengan produk yang sedang booming akhir-akhir ini seperti C*y*tal X. 

Mungkin, ada beberapa pembaca disini yang protes dengan keberhasilan produk tersebut. Tapi, maaf saja aku tidak percaya dengan produk diatas. Jadi tidak usah baper ya jika ada konsumen, distributor maupun produsen produk tersebut yang membaca tulisan ini. 

2. Segera periksakan diri ke Dokter

Ada beberapa perempuan disini yang anti dokter? 

Pasti banyak ya perempuan yang anti dokter dan lebih mempercayakan kesehatannya pada konsultan-konsultan produk yang tidak jelas. Izinkan aku untuk sedikit membuka pemahaman kalian. 

Kemana kita lari jika kita tidak tau? 

Kepada orang yang lebih ahli dan jelas lebih tinggi pendidikannya tentang sesuatu yang tidak kita ketahui. 

Kita belajar ilmu, perlu guru. Kita ingin memperdalam agama, perlu guru agama dengan sanad yang jelas. Kita ingin sehat? Perlu dokter dong. 

Kenapa dokter? Kenapa tidak membaca artikel penjual tentang C*ist*l X lantas aplikasikan. Jawabannya karena Dokter lebih tau. 

Tapi malu buka-buka gitu sama dokter

Kalahkan malu dengan keinginan ingin sehat yang besar. Aku sudah beberapa kali mengabaikan rasa maluku yang juga kebangetan ini sebenarnya. Dimulai dari malu bertanya dengan guru, kemudian menyebabkan sok tau tentang ilmu agama padahal belum banyak belajar sampai malu meminta maaf dengan teman. Ya, rasa malu mengajari segalanya. (nyurcol lagi.. Ujung-ujungnya) 

Penyebab keputihan bukan hanya disebabkan jamur. Pada kasusku kebetulan ini disebabkan oleh jamur, kasus lainnya sebenarnya banyak juga yang tidak disebabkan jamur. Siapa yang tau jika tidak diperiksa? Maka, konsultasikan penyakit anda kepada Dokter. 

Yang jelas jangan konsultasikan dengan saya ya. Saya bukan dokter. Saya hanya memberikan informasi berdasarkan pengalaman dan mengutip pesan-pesan dari Kakakku yang kebetulan adalah Dokter. 

Sayangi dan Jagalah dirimu hei perempuan.. 😊

IBX598B146B8E64A