Go Back Couple: Rekomendasi Drakor terbaik sebagai Pembelajaran Kehidupan Rumah Tangga
Ngapain kamu bahas korea? Mau keranjingan demam korea kayak masa remaja lagi?
NYADAR MAK! UDAH EMAK-EMAK! MALU!
😂😂😂
Oke, tulisan kali ini kayaknya agak bertolak belakang ya sama tulisanku biasanya apalagi gaya menulisnya dengan post sebelumnya diawal januari. Haha.. Abaikan, anggap emak udah move on. 😂
Jadi kenapa ngebahas korea sih? Karena eh karenaaa emak lagi ikutan collaboration nulis bareng komunitas FBB atau Female Blogger Banjarmasin. Tema tulisan collaboration kali ini adalah all about Korea. Yah, kalian tau lah kalau para perempuan itu hoby banget ngerumpi_eh, maksudnya kami itu sering bertukar hoby bersama. Termasuk membicarakan kesenangan yang satu ini, apalagi kalau bukan “Menonton Drama Korea aka Drakor” 😂
Kenapa sih ya cewek hoby banget nonton drama? Hmm berikut kayaknya ulasan yang pas untuk hal ini:
1. Cewek itu suka mengkhayal. Ga tau sih apa ini jenis Cinderella Sindrom? Pokoknya cewek itu udah dari sononya hoby mengkhayal Pangeran Berkuda Putih hingga Pangeran Konyol yang nyari pasangan sepatu hingga kepelosok negeri. 😂
2. Cewek itu ngakunya ga suka sedih tapi hoby nonton konflik. Hayo.. Ngaku aja begitu! Siapa yang suka baper nonton film korea sambil sedia sapu tangan? Sedih ya padahal? Tapi senang bukan? Haha.. Sepertinya cewek itu perlu penyaluran untuk mengeluarkan air matanya agar kecerdasan emosinya stabil. 😂
3. Cewek itu demen liat artis ganteng. Ah, ini.. Siapa yang punya alasan gini? Yang kalau liat pemain drama mukanya ga oke langsung males? Sementara liat ‘si Ganteng’ langsung teriak “Opppaaaa” padahal ya filmnya ga rame rame amat. 😂
4. Menonton Drama adalah salah satu sumber inspirasi dan media pembelajaran yang menyenangkan. Nah, kalau yang satu ini aku banget (ngakunya sok banget padahal alasan no. 3 tuh.. Haha). Tapi serius, sejak berumah tangga aku mulai suka menonton drama tanpa pandang bulu. Mau mukanya kek lapangan badminton juga aku gak peduli kalau memang filmnya menyenangkan dan menyisakan pembelajaran yang luar biasa (catet ya mak). 😂
Seperti drama satu ini, judulnya “Go Back Couple”. Jujur ya aku tidak terlalu tau dengan aktor dari film ini tapi membaca narasi kisah dari drakor ini aku langsung penasaran ingin menontonnya. Ya, kalian tau kan biasanya nih drama korea itu dipenuhi dengan cerita perjuangan sebelum menikah. Entah itu bagaimana mendapatkan si cowok atau si cewek biasanya cerita cintanya dipenuh dengan bumbu romantisme dan komedi lalu endingnya adalah ‘Menikah’ lalu ‘TAMAT’
Sebelum berumah tangga sih aku suka banget nonton drama begitu. Apalagi nih.. Apalagi kalau aktor si cewek itu adalah pribadi konyol dan ceroboh serta si cowok suka bilang ‘Bodoh’ dengan cueknya. Yah remaja banget lah ceritanya. Tapi setelah berumah tangga huewww… Asli deh, aku itu mulai pensiun nonton drama cabe cabean begitu. Halah meeen.. Kata siapa Menikah itu adalah ending yang bahagia?? Kebanyakan makan micin lo.. 😂
Baca juga: “Pembelajaran dalam film Revolutionary Road”
Setelah emak menonton episode pertamanya ‘Go Back Couple’ langsung deh dengan pedenya emak menyeret sang suami. Tidak biasanya loh suamiku mau disuruh nonton drakor bareng tapi kali ini aku wajibkan kalau enggak aku guling-guling. 😂
Alhamdulillah.. Tiada moment yang lebih menyenangkan dibanding meracuni suami sendiri dengan virus korea. Aku sukses membuatnya nonton bareng hingga episode terakhir sambil berpelukan. *Ehm.. Ciee… 😛
Diceritakan bahwa Ma Jin Jo dan Choi Ban Do menikah dengan awal yang bahagia hingga akhirnya dikaruniai seorang anak. Pernikahan yang awalnya dipenuhi dengan romantisme kehidupan kini mulai berkurang semenjak konflik demi konflik mulai menerpa kehidupan rumah tangga mereka. Choi Ban Do sebagai tulang punggung keluarga telah dibebani dengan kerasnya kehidupan ekonomi dan sosialnya dilingkungan kerjanya, sementara Ma Jin Jo telah dibebani dengan setumpuk pekerjaan rumah tangga, depresi, tekanan finansial dan rasa kesepian ditengah kehidupan keluarganya dengan suaminya yang sangat sibuk. Akhirnya, pernikahan mereka hanya mampu berjalan hingga 14 tahun kemudian mereka memutuskan ingin segera bercerai.
Apa jadinya ketika ditengah-tengah konflik perceraian namun keduanya malah dikembalikan ke masa lalunya? Yaitu pada tahun 1999, saat beberapa waktu sebelum pertama kali mereka dipertemukan dengan umur yang sama-sama masih muda. Senang? Banget! Siapa sih yang menolak dikembalikan menjadi muda lagi? Semua orang pasti bermimpi untuk bisa kembali menjadi muda demi mengubah masa depannya.
Apakah mereka akan mengubah jalan hidup mereka? Apakah mereka akan mencari jodoh yang lain? Bagaimana mereka mengatasi kerinduan mereka dengan Seo Jin anak mereka? Akankah Rumah Tangga mereka bersatu kembali?
Hmm.. Sekilas melihat alur dari film ini aku jadi ingat dengan film ’17 Again’ yang di perankan oleh Zac Efron, tau? Yah, cerita awalnya mirip-mirip lah tapi bedanya di 17 Again cuma Zack yang kembali muda dan dia tidak kembali kemasa lalunya. Hanya sekedar fisiknya yang berubah menjadi muda. Tapi serius laaah, Go Back Couple bukan plagiat. Aku jauh lebih suka Go Back Couple karena pembelajaran di drama ini jauh lebih banyak.
Yuk! Segera nonton mak! Inget sama suami ya! 😂
Kenapa sih harus nonton sama suami? Karena kalo sendirian itu maka pembelajarannya ga bakal maksimal. Soalnya rumah tangga itu bukan cuma soal Istri saja, tapi suami juga. Rumah Tangga adalah tentang saling memahami satu sama lain. Nah, Berikut adalah point-point berharga dari pembelajaran menonton Drama Korea “Go back Couple” yang telah aku dapatkan:
1. Pernikahan memang bukanlah akhir yang bahagia
Hei.. Buat para remaja! Kalian wajib nonton film ini supaya kalian tau kalau Rumah Tangga itu ga sereceh yang kalian bayangkan!
Kalian pikir dengan menikah maka hidup kalian udah bahagia? Kerjaan tiap hari cuma guling-guling dikasur dan menatap indahnya dunia bersama diatas awan putih? Jangan mimpi ya! 😂
Perlu kalian ketahui konflik kehidupan berumah tangga itu banyak sekali. Masing-masing rumah tangga diberi cobaan yang berbeda. Ada yang diuji dengan perekonomian, lingkungan sosial, hingga beban psikologis. Kalau kalian kira dengan menikahi cowok tampan nan tajir akan mengatasi semua masalah itu maka kalian salah besar!
Lalu, apa yang dapat mengatasinya? Cinta?
Makan tuh Cinta! 😂
Iya, itu kata para tetua.. Terus emak pikir ya iya lah cara ‘Cinta’ tidak berhasil. Wong cintanya dimakan bak makanan dan dibuang begitu saja. Jadi, buat kalian yang sedang ngebet-ngebetnya ingin menikah maka ingatlah bahwa Cinta itu adalah alasan kalian menikah tapi kalian juga harus mengerti maksud dari CINTA itu sendiri.
Belum ngerti? Makanya jangan terburu-buru menikah. Belajar dulu ya! Belajar! 😛
2. Saat Pahit itu menghampiri, ingatlah kenangan Manis
Tidak dipungkiri bahwa seiring berjalannya waktu, rumah tangga akan mengalami masa-masa sulit. Baik itu masa jenuh hingga masa penuh tangisan. Apa yang kita lakukan saat masa-masa pahit itu datang?
Kita bertengkar!
Pertengkaran memang hal yang lumrah dalam berumah tangga. Bahkan, orang bilang rumah tangga tanpa pertengkaran akan terasa sangat hambar. Tapi apa jadinya jika pertengkaran terjadi diluar batas? Ya, Perceraian.
Uniknya disadari atau tidak, setiap pasangan yang bertengkar selalu mengungkap aib masing-masing pasangan. Mereka yang dulunya tidak tau sifat asli pasangan kini menyesal saat mengetahui sifat yang sebenarnya setelah menikah. Kenangan manis saat sebelum dan setelah menikah pun seakan sirna begitu saja. Padahal, kenangan manis itu penting loh.. Bukan sekedar gombal.. gombal..
Seperti inilah perasaan Ma Jin Jo dan Choi Ban Do saat kembali ke masa lalu mereka. Mereka sadar bahwa mereka pernah melewati masa-masa manisnya rasa cinta bersama. Masa saat mereka pernah mengalami puncak cinta dan bagaimana mereka melewati masa sulit bersama.
Maka, saat kita bertengkar.. Ingatlah kenangan manis.. Ingatlah kenapa kita memilihnya.. Ingatlah masa sulit yang bisa kita lalui..
3. Jangan menyesali masa muda, nikmati musim semi Rumah Tangga dan ambillah setiap jejak manis kehidupan
Choi Ban Do dan Ma Jinjo kembali muda dan hidup di masa lalu mereka. Mereka bertanya-tanya, Apa sebenarnya maksud Tuhan mengembalikan mereka ke masa lalu? Apakah agar mereka diberi kesempatan kedua untuk mengubah jalan hidup mereka? Atau ini hanyalah sekedar hiburan untuk mereka yang diberi oleh Tuhan?
Hmm.. Ayo kita berkaca dengan diri kita..
Apa yang kita lakukan jika kembali ke masa lalu? Yap, salah satu yang akan kita lakukan adalah memaksimalkan masa muda kita.. Kenapa? Hmm.. Kenapa ya..
Bagiku sendiri masa mudaku bagaikan musim semi yang tak pernah berbunga. Sama seperti cerita Choi Ban Do dan Ma Jinjo, aku juga merasakan bahwa masa muda yang pernah aku lewati dahulu berjalan kurang maksimal.
Baca juga: “8 hal yang harus kamu lakukan mumpung kamu masih single”
Enak dong ya.. Jika kita bisa mengubah masa lalu kita? Tapi apakah hal itu mungkin?
Tentu saja tidak, itu hanya terjadi di film.. 😂
Kesimpulan yang aku ambil dari film ini adalah kita tidak mungkin kembali kemasa muda kita, maka mumpung kamu masih muda maksimalkan potensimu. Dan, buat yang sudah terlanjur menua dan berumah tangga maka hal yang harus dilakukan adalah ‘menikmati musim semi dalam berumah tangga’.
Aku yakin, tidak semua moment dalam berumah tangga itu adalah moment pahit. Pasti ada moment manis didalamnya. Nikmati semuanya agar hidup terasa lebih bermakna. Karena makna bahagia adalah saat hidup kita berwarna bagai pelangi bukan hanya dihiasi satu warna saja. Warna warni kehidupan rumah tangga itu unik. Mungkin saat belum kenal satu sama lain kita hanya mengenal satu warna pada pasangan. Namun seiring berjalan waktu warna lain pada pasangan akan muncul, yakinlah itu bukanlah fase musim kering rumah tangga namun musim semi yang sebentar lagi akan berbunga.
4. Terkenang Cinta Pertama? Ingatlah Cinta Terakhirmu
Ehm… Ada yang masih ingat dengan Cinta Pertama dan masih terkenang manis hingga berumah tangga?
Saking penasarannya bahkan masih saja suka stalking sosial media si first love. Ikut gelisah saat tau dia sakit. Ikut senang saat dia bekerja. Bahkan nih, dia nikah malah kitanya sedih. Ada ga sih yang begitu?
Ops, ada juga loh emak-emak yang menyesali pernikahannya dan berandai-andai ‘Coba deh aku nikah sama si A aja kemaren, jadi orang kayah deh aku’
Ada juga bapak-bapak yang menyesali pernikahannya dan berandai-andai ‘Coba aku kemarin nikah sama si A aja, dia lebih awet muda dan dia lebih lemah lembut’
Terus apa??? Mau menyesal?? Mau kembali kemasa lalu trus ngedeketin si Do’i?
Yah, itu juga yang terjadi pada Drama Go Back Couple. Choi Ban Do mencoba mendekati Cinta Pertamanya Min Suh Young. Ia bersikeras ingin menjauhi Ma Jin Jo. Berbeda dengan Ma Jin Jo yang tak memiliki Cinta Pertama, ia akhirnya menyesali pernah menolak seniornya dikampus Jung Nam Gil dan berusaha memperbaiki masa lalunya dengan mendekati Jung Nam Gil. Nah, Bagaimana akhirnya? Akhirnya mereka malah saling cemburu pemirsa.. 😂
Kesimpulannya? Cinta Pertama itu Omong Kosong! Debaran jantung yang menggebu-gebu ketika kita bertemu dengan si Dia takkan bertahan lama jika kita sudah hidup lama dengannya. Cinta pertama adalah kenangan manis yang tak patut kita sesali dan kita kenang. Hal yang paling berarti sekarang di kehidupan rumah tanggamu adalah Cinta Terakhir. Maka, rawatlah cinta terakhirmu.
5. Belajarlah saling menghargai pasangan
“Ada satu titik dimana kita kurang menghargai kepedulian pasangan karena kita sudah merasa hal itu adalah hal biasa.”
Sudah melalui titik itu?
Melihat Suami kelelahan bekerja hingga tengah malam dan kita merasa itu adalah hal biasa karena ‘memang itulah kewajibannya’
Melihat Istri kelelahan mengurus anak, dapur, sumur hingga kasur dan kita merasa itu adalah hal biasa karena ‘memang itulah kewajibannya’
Kita tidak sadar bahwa pekerjaan yang ia lakukan bukan didasari karena kewajiban. Tapi didasari oleh rasa cinta. Dan kita tidak menghargainya karena merasa itu hanyalah hal biasa yang dilakukan. Haruskah kita membuat orang yang kita cintai menjadi robot? Bahkan robot-pun butuh baterai untuk bekerja!
Tak bisakah kita memberikan apresiasi? Uluran tangan tanda peduli hingga aliran semangat? Itulah tenaga yang dibutuhkan dalam kehidupan berumah tangga.
Choi Ban Do bekerja di Farmasi Han Kook. Menjadi sales obat yang menawarkan obat-obatnya pada para Dokter. Bukan hanya itu, ia juga dijadikan pesuruh oleh Dokter Kim. Ia menyembunyikan selingkuhan Dokter Kim hingga menemaninya di klub malam. Ia bekerja ‘Bagaikan Anjing Pesuruh’ hingga larut malam. Untuk siapa?
Untuk anak dan Istrinya..
Ma Jin Jo bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Lulusan sarjana tidak membuatnya dapat berkarir karena ia telah mengorbankan hidupnya untuk kehidupan Rumah Tangganya. Ia mengurus Dapur, anak, hingga mencukupi uang bulanan yang pas pasan untuk kehidupan keluarganya. Ia tak lagi cantik seperti saat muda dulu karena ia terlalu banyak berkorban. Untuk siapa?
Untuk anak dan Suaminya..
Namun saat keduanya bertemu dimalam hari. Masing-masing sibuk mengeluh dengan kesehariannya tanpa saling menghargai. Ma Jin Jo tak mengerti sekeras apa kehidupan pekerjaan diluar sana sementara Choi Ban Do juga tidak mengerti sesulit apa manajemen rumah tangga yang sudah Ma Jin Jo lakukan.
Ingatlah, setiap hal yang dilakukan oleh Suami dan Istri bukanlah ‘Hal Biasa’. Ia melakukannya dengan sungguh-sungguh. Maka, hargai usahanya untuk berusaha mencintaimu dengan lebih baik. Ya, setiap pasangan harus saling menghargai.
6. Kecantikan Wanita adalah saat ia bisa menjadi Dirinya Sendiri
Saat muda, kupikir usia hanyalah angka yang meresap begitu saja tanpa membuat perubahan. Sekarang aku sadar, usia tidak meresap begitu saja dalam tubuh tanpa perubahan. Seiring bertambah tua kau akan menyesuaikan diri dengan usia.
Sudah merasakan hal itu?
Saya belum.. Merasa masih muda.. *siram gayung 😂
Walau aku belum benar-benar merasakannya namun aku yakin sekali masa itu lambat laun akan datang. Masa ketika kecantikan tak lagi berarti. Masa ketika kulitku mulai keriput dan tulangku mulai lelah.
Apa kekuatan yang masih ada dalam diri kita jika kita menua? Kekuatan itu adalah Inner beauty yaitu saat kita menjadi diri sendiri yang menyenangkan. Hal itulah yang membuat kita bersinar bahkan diusia senja.
Ma Jin Jo diajak kencan oleh Jung Nam Gil karena ketidaksengajaan. Ma Jin Jo langsung dengan cuek menolaknya. Namun, Ma Jin Jo ingin memperbaiki kesalahannya dahulu dengan mendekati Jung Nam Gil. Awalnya, hal itu membuat Jung Nam Gil kebingungan. Sebenarnya, saat itu dia tidak benar-benar menyukai Ma Jin Jo.
Akan tetapi semakin sering bertemu dengan Ma Jin Jo membuat Jung Nam Gil benar-benar jatuh cinta. Kurasa, hal ini bukan karena kecantikan Ma Jin Jo namun karena kedewasaannya. Yah, sebagai emak-emak yang sudah berumur maka tingkah polah Ma Jin Jo jauh berbeda, dia sangat dewasa dan perhatian kepada Jung Nam Gil. Baginya, Jung Nam Gil adalah seorang anak non ekspresif yang sedang tersesat dan mencari jati dirinya.
Dari potongan drama ini aku belajar bahwa hal yang membuat wanita tetap menarik sejatinya adalah karena ia dapat menjadi diri sendiri dan peduli kepada orang lain.
7. Pentingnya keterbukaan dan kerjasama antar pasangan
Salah satu adegan yang membuatku tersentuh adalah ketika Ma Jin Jo dan Choi Ban Do bekerja sama untuk memberi pelajaran kepada Dokter Kim Muda. Mereka menyusun rencana agar Dokter Kim tertangkap basah selingkuh oleh pacarnya dimasa lalu yang akan menjadi istrinya dimasa depan.
Dimasa depan, Choi Ban Do adalah suruhan Dokter Kim. Ia melakukan apa saja yang diperintahkan Dokter Kim, termasuk untuk menyembunyikan selingkuhan Dokter Kim hingga menemani Dokter Kim di klub malam. Hal inilah yang membuat Choi Ban Do sering pulang larut malam hingga merasakan keterpurukan dilingkungan kerjanya.
Ma Jin Jo dan Choi Ban Do ingin merubah hal itu. Mereka merasa kasihan dengan istri Dokter Kim yang sebenarnya dimanfaatkan kekayaannya oleh Dokter Kim. Maka, mereka berencana untuk merubah takdir Dokter Kim untuk menikahi pacar kayanya.
Akhirnya mereka berhasil melakukan hal itu. Semuanya karena Choi Ban Do mulai terbuka dengan Ma Jin Jo tentang pribadi ‘bos’ nya. Kerja sama yang mereka lakukanpun telah menumbuhkan rasa cinta yang kuat diantara keduanya.
Hal yang dapat kupetik dari adegan ini adalah seandainya suami istri saling terbuka denhan masalahnya masing-masing dan bekerja sama untuk masalah tersebut maka rumah tangga mereka akan langgeng dan menyenangkan.
8. Cinta adalah Senjatamu melawan dunia yang sulit
Apa cita-cita kalian sebenarnya? Apakah cita-cita kalian sudah benar-benar tercapai?
Diceritakan dalam Drama Go Back Couple bahwa Choi Ban Do adalah mahasiswa lulusan dari Teknik Sipil. Namun ia bercita-cita kuat ingin menjadi Sutradara. Ia bekerja keras bersama kedua temannya untuk menciptakan hal itu. Ia bahkan membuat hal yang tak terlupakan bersama ketiga temannya hingga ia merasa malu bahwa pernah melakukan hal konyol.
Apakah ia berhasil mewujudkan cita-citanya? Sayangnya dunia itu kejam. Ia kini hanyalah sales obat di Farmasi Han Kook. Salah seorang temannya sekampus yang dulu sangat ambisius untuk menjadi Arsitek pun kini berakhir menjadi sales asuransi.
Ma Jin Jo sendiri pernah menyesali karirnya sekarang yang hanya diisi dengan kesibukan Rumah Tangga. Ia berpikir bahwa jika saja ia dulu lebih rajin maka mungkin saja ia bisa menjadi Jaksa atau Pengacara atau berbagai pekerjaan bergengsi lainnya.
Namun apa yang membuat Choi Ban Do dan Ma Jin Jo tetap bersemangat untuk hidup?
Cinta adalah jawabannya. Melihat senyum dan tawa anak mereka adalah hal yang menguatkan mereka untuk terus hidup dan bekerja.
Ya, hidup itu sulit dan rumit. Kadang hal yang kita upayakan sejak lama tidak tercapai. Kita jatuh merangkak untuk sekedar mencari sesuap nasi namun kita dapat terus bertahan jika mengingat sebuah senyuman selalu menanti kita dirumah.
9. Belajar Adab Kepada Orang Tua dan Mertua
Apa yang kalian lakukan jika dapat kembali menemui Ibu kalian dalam kondisi hidup sementara sebenarnya ia sudah mati?
Memeluknya?
Mengungkapkan penyesalan?
Menangis?
Hal itulah yang dilakukan oleh Ma Jin Jo saat mendapati Ibunya yang masih hidup dimasa lalunya. Di masa depan, Ma Jin Jo bahkan tidak sempat menemui Ibunya dikesempatan terakhir. Ia sangat marah pada Choi Ban Do yang tidak dapat menyempatkan waktu untuk itu.
Ma Jin Jo pun membuat daftar hal-hal yang ingin dilakukannya dengan Ibunya, tidur dengan Ibunya, hingga memastikan kesehatan Ibunya dimasa depan. Ia tidak mau kehilangan moment berharganya bersama Ibunya.
Chi Ban Do pun tidak jauh berbeda dengan Ma Jin Jo. Ia langsung meneteskan air mata saat berpapasan dengan mertuanya yang masih hidup. Perasaan bersalahnya muncul begitu saja. Ia pun langsung menemui mertuanya dan membelikan buah kesukaannya. Ia juga pergi ke Rumah Sakit untuk meyakinkan kondisi kesehatan mertuanya baik-baik saja.
Adegan ini membuatku belajar bahwa walaupun kita sudah berumah tangga dan memiliki kehidupan sendiri, tapi orang tua adalah hal pertama yang membuat kita merasakan kasih sayang. Kasih sayang tersebut tidak bisa kita balas sampai kapanpun. Oleh karena itu, sayangi dan hargailah mereka selagi mereka masih hidup. Kita akan sangat menyesal sekali jika mereka telah tiada.
Baca juga: “Surat untuk mama, maafkan aku hanya bisa menjadi Ibu Rumah Tangga”
Kasih sayang yang diberikan oleh Choi Bando kepada mertuanya pun membuatku tersentuh. Ia telah menganggap mertuanya bagaikan orang tuanya sendiri. Dari mertua, ia belajar untuk menyayangi Ma Jin Jo.
Baca juga: “Untuk apa aku membenci mertuaku”
Hmm.. Itulah kiranya pembelajaran penting dalam rumah tangga yang aku petik dari Drama Korea “Go Back Couple”. Kalian sudah nonton dan sependapat dengan hal diatas? Yuk, sharing!
Dan buat emak-emak yang belum nonton, yuk segera nonton! Film ini benar-benar recomended ditonton buat kamu yang sudah berumah tangga!