Browsed by
Month: April 2017

Sari Ayu Facial Foam Review

Sari Ayu Facial Foam Review

Hai, Divergent Mom satu ini sedang mood cerita tentang kecantikan lagi. Kali ini mau review produk dari Sari Ayu. 

Jujur aja ya, aku bukan fans Sari Ayu. Aku Fans Gar*ier. Tapi berhubung mata ijo saya ini selalu tertarik liat kata-kata diskon dan label halal jadilah sang Facial Foam ini mendarat dikeranjang belanjaanku. Aku pikir, coba ahh.. Kali aja enak. Hihi. 

Dan Finally, aku benar-benar ga nyesal beli Facial Foam satu ini. Cucok deh dimukaku yang cenderung berminyak didaerah T. Wanginya juga enak, khas dari produk Sari Ayu. Dan plus-plusnya tentu saja ini udah berlabel Halal. 

Aku udah 1 minggu make ini dan mukaku fine. Plus-plusnya adalah terasa kenyal lebih lama, terasa sekali kalau kau memakainya sebelum tidur. Dan efek lanjutannya adalah no jerawat ketika PMS melanda. Hihi.. Entahlah apa karena hormon atau kebetulan yak. 

Facial Foam ini mengandung Bunga Hibiscus atau lebih dikenal dengan Kembang Sepatu. Aku terus terang aja ga tau nama ilmiah si kembang sepatu ini hibiscus. Kupikir bunga Hibiscus itu seperti yang ada pada gambar kemasan ternyata bukan. Itu gambar langsat, aduh dudul sekali aku ini. 😂

Sari Ayu ini dari dulu udah nempel dikepala kalo dia bisa bikin kulit kita putih sewajar kulit asia. Kali ini dia bikin Facial Foamnya mengandung buah langsat. What? Iya, aku juga baru tau buah langsat itu bisa bikin kulit putih. Aku pikir itu cuma enak dimakan. Hehe.. 

Buah Langsat adalah buah asli Indonesia yang memiliki kandungan antioksidan alami dan berperan penting dalam melindungi kulit. Kita kan tau ya.. Kulit bagian terluar dari tubuh sangat rentan terkena radikal bebas seperti sinar UV, polusi, ataupun asap rokok. Nah, jika ini terus-terusan masuk kedalam kulit maka kulit rusak sehingga sangat mudah terjadi penuaan dini. Tidak hanya itu ekstrak buah langsat memiliki peranan dalam menghambat enzim Tirosinase yang merupakan enzim yang dapat membuat kulit lebih gelap. Buah langsat kaya akan antioksidan juga vitamin C. Kandungan tersebut memang sangat ampuh menjadi obat pemutih wajah alami kulit Indonesia. 

Nah, buat kamu yang ngerti kekimiaan bisa liat ingredients nya disini yak. Saya ga ngerti, asal foto aja biar ngelengkapi review. 

Jadi, ngapain si Bunga Hibiscus ini ikut dicemplungin ekstranya disini? Berikut hasil Eksplorasi saya dari google. 

Kandungan minyak dalam Daun Bunga Hibiscus ini  dapat digunakan untuk membersihkan wajah, mengangkat sel-sel mati, dan menghaluskan kulit. Minyak/lendir yang ada dalam daun kembang sepatu mengandung inflamasi yang dapat mengatasi jerawat dan mencegah penuaan dini. Bahkan, selain dapat digunakan untuk masker airnya dapat diminum. Emejing ya? 

Yah, pantes aja ini dimasukin dalam Facial Foam ini pemirsa. Karena emang terbukti efeknya. Seger. 

Oya, supaya ga kaget aku kasih tau kalo kemasannya kek gini. Jadi jangan pencet-pencet sekuat tenaga kalo doi ga mau keluar. Soalnya lubangnya dilapisi aluminum Foil. 😂

Aku Jujur kurang suka sama teksturnya. Agak cair dibanding Facial Foam yang pernah kupakai sebelumnya. Efeknya apa? Ya, efeknya ini bakal cepet habis. 😅 jadi biar murah kayaknya ga ekonomis juga. 

Overall, plus-plusnya adalah:

  • Efek nyegerin, bikin muka kenyal lumayan lama. 
  • Bau harum dan terkesan nature banget. 
  • Busanya lembut diaplikasikan dikulit
  • Harga terjangkau meski dibulan tua😂
  • Halal

And negatifnya:

  • Tekstur agak cair
  • Tidak ekonomis

Beli lagi? Mau sih, tapi kalo harga nyampe 15rb aku pindah kelain hati lagi. Hihi. 

Resep Martabak Yummy, Simple, dan Murce

Resep Martabak Yummy, Simple, dan Murce

Salah satu cemilan favorite dikeluarga kami adalah Martabak Asin. Membuatnya cukup mudah, selain itu bahannya juga relatif murah dan gampang didapat. 
Untuk membuat 2 pcs martabak ukuran sedang kamu cuma butuh modal sekitar 8 ribu rupiah. Hemat betul kan? Kalo beli paling enggak harus ngeluarin duit 25 ribu ya? 😊

Jadi, yang membuat martabak Istimewa dikeluarga kami karena menu ini salah satu menu daur ulang. Hihi.. Saya biasa mengisi isian martabak dengan bahan-bahan sisa seperti sisa masakan daging, sisa masakan ayam, hingga terakhir saya mencoba mengisinya dengan sisa olahan Nugget Ayam kemarin.. 😁

Kamu juga bisa mengkreasikan bahan isiannya tentu. Saya bahkan pernah melihat ada yang mengisinya dengan tahu. Kalo tahu sih kayaknya ga cucok dilidah keluarga kami.hihi😅

Yuk, Intip resepnya

Martabak Asin

Bahan Kulit:

8 sdm tepung terigu protein tinggi 

1 butir putih telur

1 sdh garam

2 tetes minyak goreng

Air secukupnya

Bahan isian:

2 Butir Telur bebek

Nugget Ayam Goreng secukupnya

1 sdt garam

1 sdt bubuk kari

Daun Bawang secukupnya

Penyedap rasa secukupnya

Cara membuat:

Uleni bahan kulit hingga elastis. Hati-hati saat menambahkan air, Jangan sampai adonan menjadi over lembek. 

Bagi adonan menjadi 2 bulanan kemudian rendam dalam minyak goreng selama 1 jam. 

Campur dan kocok bahan isian menjadi satu. 

Pipihkan pada telpon bahan kulit yang sudah didiamkan direndaman minyak selama 1 jam. 

Nyalakan api. Masukkan bahan isian. Lipat sisi kanan, kiri, atas dan bawah. Kemudian balik. Lakukan seperti gambar dibawah ini:

Goreng dalam minyak banyak hingga kecoklatan. 

Martabak siap dihidangkan. Happy Cooking 😆

I Dont Have any Passion. I’m Divergent. 

I Dont Have any Passion. I’m Divergent. 

Sudah 4 tahun lamanya Aku menjadi seorang Ibu. Sungguh, bukanlah peran yang mudah ditengah Rutinitas full time yang aku lakukan dirumah. Yah, aku memborong semua pekerjaan rumah dengan mengabaikan ‘me time’ ku demi Suami dan Anak. Sudah cukup lama aku memperbaiki atau lebih tepatnya mengganti passionku yang dulu. 

Apa Passionku? Passionku adalah haus ilmu. Aku suka diajari, aku suka dengan dunia pendidikan, aku menyukai suasana kelas, aku suka menjadi yang terbaik dikelas, aku ingin menjadi Guru. Sementara memiliki anak telah mengubah hidupku. Aku menyingkirkan semua bukuku dan menggantinya dengan sapu, spatula, kain pel, dan kayu bakar. Aku bahkan lupa dimana aku menaruh pulpenku. Aku mengabaikan laptopku hingga handphoneku. Percayalah aku bahkan tidak membuka sosial mediaku kecuali Facebook untuk sekedar berbagi Foto Anakku. Hanya dua tahun terakhir aku aktif diinstagram, bbm, WA dan terakhir blog ini. 

Didalam komunitas teman kampus dan teman SMA aku termasuk yang paling Dini memutuskan menikah. Jadi, membuka sosial media kadang bukanlah hal yang bijak mengingat aku terkadang iri melihat teman-temanku bekerja, jalan-jalan, kuliner kesana kemari. Sementara aku hanya disini menyusui bayiku, memasak, membersihkan rumah, membuat cemilan, dan seterusnya hingga tak ada waktu untuk mengupgrade bahkan mempertahankan ilmu diotakku. 

Hidup terpisah dengan Orang Tua tentu bukan hanya sekali ini aku rasakan. Aku sudah terbiasa mandiri. Aku bisa memasak, membersihkan rumah, dan mengatur uang belanja sejak mengontrak dengan kakakku. Jadi, ketika menikah Jujur saja Aku tidak terlalu terkejut dengan pekerjaan rumah. Yang membuatku terkejut adalah bayi yang selalu menyusu dan duniaku yang mendadak sunyi senyap. 

Tidak ada nilai, tidak ada penghargaan, tidak ada tantangan untuk membuat tujuan hidup yang lebih berguna. Inilah yang kurasakan. Kemana aku membuang semua energi positif ini? Apakah ini hanya akan habis begitu-begitu saja dengan invisble job ini? Aku perlu tantangan. Pikirku. 

Dunia masak adalah satu satunya pekerjaan yang kusukai saat masa menyusui. Aku menyukai Baking, karena suami dan anakku menyukai semua kueku. Disamping itu, jika sesekali aku gagal maka aku dengan rela menghabiskan kue yang kubuat karena menyusui sungguh membuatku lapar. 

Dunia membersihkan rumah adalah pekerjaan yang membuat aku pemarah. Yah, mau tak mau jika kau menyukai memasak kau harus rela membersihkan peralatan memasak. Sementara aku sudah terbiasa menjadi anak pembersih. Oh Tuhan, begini-begini saja waktuku kuhabiskan, Pikirku. 

Malapetaka besar adalah ketika Farisha mulai kreatif dalam bermain. Aku harus berusaha sabar menahan mental pembersihku. Pada akhirnya aku tak bisa menahan kekesalanku juga kalau tiba-tiba ada tamu berkunjung dan melihat rumahku tidak waras. Yah, Aku terbiasa dipandang sebagai Perfect luar dalam. Aku tak tahan menghadapi kritik tentang kebersihan dan kerapian. 

Bukan hanya itu kritik yang menggangguku. Beberapa ‘yang terdekat’ ada yang mengkritikku untuk memulai usaha. “Dari pada dirumah ja, kada beapa-apa, baik bejualan wadai”. Well, baiklah, aku sih kerjaannya apa juga ya? Makan-tidur, makan-tidur mungkin ya. Mungkin mereka pikir aku punya Jin karena jelas-jelas sudah aku tak punya ART dirumah untuk membantuku. Iyes lah, aku mencoba jualan Kue. Untuk apa? Untuk membuktikan Aku juga bisa. 

Akupun berjualan kue dengan menitipkan kue kepada Adikku di Fakultas Kedokteran. Lumayanlah hasilnya, bisa buat membeli oven sendiri. Semangat? Mm.. Iya, semangat hanya sebentar. Kenapa? Karena berjualan tak menambah ilmu apapun😂. Hanya sekedar menitipkan kue dan aku dapat untung selesai. Ini kegiatan yang tidak terlalu asik dilakukan. Aku lebih suka menerima pujian langsung dari Suami dan Anakku tentang kue yang kubuat. Aku lebih suka mendapatkan foto yang luar biasa bagusnya dibanding mengemas puluhan kue yang kubuat. 

99 Pintu Rejeki ada pada Berdagang… 

Well, kupikir itu benar. Tapi tidak bijak. Jika semua orang berdagang lalu siapa yang menjadi Guru? Dokter? Perawat? Bidan? Jurnalis? dan Pengelola-pengelola aset negara??? Siapa? Pedagang? 

Jika kau ingin berhasil maka berkonsistenlah dengan yang kau lakukan. 

Yah, itulah yang tak bisa kulakukan. Konsisten, aku tak bisa konsisten dalam berdagang. Aku sangat pembosan. Aku tak bisa melihat tepung, susu, santan, gula yang sama setiap harinya dan membuat kue sama setiap harinya. Itu membuatku seolah-olah seperti robot. Robot mungkin bisa konsisten dalam menjaga moodnya. Aku sangat tidak bisa. Dan jika aku tetap bersikeras melakukannya pasti ada yang salah dengan kue yang kubuat. Entah itu tiba-tiba bantat atau tiba-tiba kemanisan/hambar. 

Aku secara mantap menghentikan jualanku. Masih banyak hal yang jauh lebih menyenangkan dibanding berjualan yang memakan banyak waktuku untuk kegiatan seputar tepung, gula, dan telur. Walau baking adalah salah satu Passionku namun aku tak menyukainya secara berlebihan. Apalagi jika karena baking dan ingin uang tambahan aku harus mengorbankan Passionku yang lain, yaitu Nyurcol. 

Nyurcol didunia maya adalah salah satu hobyku. Aku bukan orang yang hobi pamer, tapi aku tipe pengabadi segala moment. Mungkin inilah yang dinamakan hoby menjurnal. Yah, sejak kecil hoby menjurnal hanya dicurahkan pada buku harian yang kemasannya sungguh kuno dan tidak awet. Tapi dunia maya? Tulisan kita abadi, bisa diubah2 jenis fontnya, bisa diedit kapan saja, dan secara tak langsung dapat merasakan kita tak sendiri ketika ada yang membaca tulisan kita. Ada kebanggaan tersendiri didalamnya. Seakan-akan kau sudah menjadi penulis walau tak satupun buku yang pernah diterbitkan. (ini benar-benar narsis ya) 

Kupikir kegiatan menjurnal adalah satu-satunya jenis konsisten yang bisa kulakukan.

Ide membuat blog sudah lama diusulkan oleh suamiku. Namun, secara bahasa aku mengerti bahwa suamiku ingin blog ini berisi hal ‘khusus’. Entah itu khusus tentang resep, khusus tentang rumah tangga, khusus parenting, khusus tentang kecantikan. Tapi aku? Aku hanya ingin menulis semuanya. 

Memasak-belajar berjualan, belajar parenting, belajar merangkai ilmu ekonomi rumah tangga, belajar cantik didalam rumah, belajar segalanya. Dari awal aku sudah bercerita bukan? Duniaku adalah belajar dan menggurui. Anakku yang masih kecil tentu tak cukup untuk menjadi bahan ajarku. Aku membutuhkan media lain untuk membuat otakku tersalur. Bukan, ini bukan tentang Passion. Aku tak punya Passion Khusus. Aku mencintai semuanya, aku ingin mencoba semuanya. Aku Ibu yang Divergent. 

Mungkin bagi beberapa orang akan mengklaim bahwa aku tidak tetap pendirian, peniru, dan sebagainya. Tapi aku tak merasa begitu. Aku hanya ingin menjalani hidup dengan mencoba dan menjurnal semuanya. Aku tidak terlalu tau persis apa tujuan dari catatan-catatan ini. Aku hanya ingin membuat remahan roti disepanjang jalan hidupku seperti pada dongeng Hansel and Gretel. 

Karena dalam perjalanan hidup tak selamanya kita akan bahagia. Susah senang hadir bersamanya. Menulis adalah salah satu media yang membuatku merasa bersyukur. Aku tak sungkan mencatat kepedihanku disini karena aku memiliki kesenangan yang aku abadikan. Saat kepedihan itu aku simpan dalam draft aku cukup tau diri untuk tak mempublishnya. Inilah kekuatan dari menulis. Ia mengingatkanmu. Mengabadikan moment bahagiamu dan menghadirkannya kembali saat kesedihan melandamu. 

Disinilah Aku. Aku membagi sebagian diriku pada tulisan. 

Jika kau bertanya apa Pekerjaanku? Apa Hobyku? Apa Style ku? 

Jawabannya tak cukup satu. 

Aku Ibu Rumah Tangga yang terlihat sangat santai dirumah. Tak pernah keluar. Jarang sekali. 

Tapi dirumah adalah tempatku belajar. 

Aku memasak, Aku menjadi Koki andalan di Rumah

Aku mencuci dan membersihkan semuanya.. Aku Tukang Loundry dan Cleaning Service. 

Aku Senang mempercantik diriku, terlebih dengan lipstik, Aku Sang Perias Amatir

Aku Senang Mendidik Anakku berdasarkan caraku dan mempelajari Ilmu Parenting..Aku senang melihat dan belajar Bagaimana Manusia berkembang dan bersifat, Aku pecinta Ilmu Psikologi. 

Aku Senang Memanagement ekonomi di Rumah Kami. Aku senang dapat mengelola segala kebutuhan ekonomi keluargaku dengan uang yang sebagian keluarga lain tentu merasa kurang. Aku Sang Manager Keuangan. 

Terakhir, Aku senang masih memiliki waktu untuk menulis agar semua passion warna warniku dapat tersalur baik dan diabadikan dengan rapi di blog. 

Aku Senang.. Aku menjadi serba bisa untuk mereka berdua. 

Jadi, jika kau tanya Apa sih Passionku? Aku tak punya Passion yang bisa membawaku ke Tingkat Diferensiasi Sosial yang lebih tinggi dimasyarakat. I’m just Nothing, Invisible. 

But, I’m Divergent. 😊

Membuat Bumbu Sop Khas Banjarmasin yang serba Guna

Membuat Bumbu Sop Khas Banjarmasin yang serba Guna

Siapa disini penggemar soto banjar? Sup Ayam Kampung khas banjar? Sup Iga? Bubur Ayam? Mie Bancir? Mie Yamin? Hingga Bistik Khas Banjar? Angkat tangaaan… 🙋

Kalo anda salah satu penyuka makanan diatas dan penasaran dengan cara membuatnya maka Bumbu Sop ini adalah Bumbu Dasar yang wajib di stok dikulkas. Kayak akuu, aku nih hoby banget kalo masak itu ga perlu lagi bikin-bikin bumbu pake ngupas bawang lagi, ngulek lagi, nyuci lagi. Ribet yaw, Ribet. 

Lebih enak beli yang instan. Tinggal Cusss… Eh iya sih, tapi tetap beda ya.. Bedaaaa.. Rasanya sesuatu itu kalo bikin sendiri lebih berkesan dan cinta kita didalam masakan lebih masuk aja gitu. Hehe

Entah beberapa minggu lamanya ya bumbu sop ini dibuat dan aku baru aja nulis resepnya. Kau tau apa alasannya? Iyaaa.. Fotonya ga ada yang bagus pemirsa.. 😂😂

Maklum, aku bikinnya dirumah mertua (lebih tepatnya mertua yang bikin) sekalian ngajarin menantunya yang skill masaknya ini masih kelas sabuk abu-abu (ga jelas maksudnya). Aku memotonya dengan malu-malu sok anggun. Padahal kalo moto dirumah sendiri aku bisa bermenit-menit nungging cantik. 😅

Tapi, udah banyak banget temanku yang nanya resep mie bancir. Nah, gimana aku mau ngasih resep, sedangkan bumbu dasarnya aja aku masih nyolong punya mertua. 😂

Jadilah resep ini aku publish dengan tampilan apa adanya. Gapapa ya pemirsa. Nanti kalo ni bumbu abis, aku bikin sendiri deh biar fotonya lebih bagus. (kayak yang kemarin2 bagus aja) 😅 

Bumbu Sop Banjar Ala Mertua

Bahan:

500 gr Bawang Merah

250 gr Bawang Putih

6 ruas jahe

250 ml minyak goreng

100 gr mentega

5 lembar ganti ganti

1 sdm merica

3 buah bunga lawang

5 buah kapulaga

6 buah cengkeh

2 batang kayu manis

1 sdm adas manis 

1/2 biji pala

Cara membuat 

Haluskan Bawang merah, Bawang Putih dan Jahe menggunakan blender dengan air secukupnya. 

Tumis Jus Bawang tadi hingga mengental dan tidak cair lagi. Masukkan Minyak Goreng. Aduk-Aduk hingga harum. 

Sementara itu, haluskan merica, kapulaga, ganti ganti, adas manis dan pala memakai ulekan. Lalu tambahkan sedikit air pada ulekan dan saring. Masukkan air tadi di bumbu sop. 

Tambahkan mentega. Masak hingga bumbu sop berbau harum, mengental serta ‘mengeluar minyak’. 

U can see the process yaa.. 

Inget ya, tekstur bumbunya harus seperti gambar diawal tadi. Kalau belum seperti itu rasanya akan berbeda. Bisa-bisa nanti bau bawang mentah. Harus sabar pokoknya kalau bikin ini. 😂

Happy Cooking yaaa…. 

Yuk membuat Gangan Keladi, Sayur Khas Banjarmasin 

Yuk membuat Gangan Keladi, Sayur Khas Banjarmasin 

Jika anda orang banjar, tentu tidak asing dengan sayur yang satu ini. Namanya Gangan Keladi. Dibuat dari tanaman keladi yang tumbuh dibanjarmasin. Tanaman ini memiliki bongkah yang disebut keladi. Rasanya seperti tanaman berbongkah lainnya. Jika dikupas maka akan mengeluarkan getah dan jika direbus warna air berubah menjadi keputihan. Bukan hanya bongkahnya yang dimasak loh pemirsa. Batangnya juga enak, teksturnya klenyel-klenyel. 

Bahan lain yang juga dibutuhkan adalah jantung pisang. Jika jantung pisang ini ditinggalkan dalam memasaknya, maka tekstur kuah akan berbeda. Disamping itu, warnanya pun tidak akan berwarna putih. Warna putih yang dihasilkan dalam gangan ini bukan karena santan. Namun, dari perpaduan getah jantung pisang yang dominan dan getah keladi. Jantung pisang yang digunakan adalah jantung pisang dari pisang pulau laut. Jika menggunakan jenis pisang yang lain maka rasanya akan berbeda. So far, aku yang tidak terlalu bisa membedakan jantung pisang selalu bertanya dengan penjual “jantung pisang apa itu?”. Hal ini kulakuan karena aku pernah memasak dengan jantung pisang Awa, percayalah rasanya sungguh berbeda. 

Getah semua? Ah iya. Memang getah semua. Bahan getah lainnya adalah buah pisang pulau laut mentah. Kebetulan bahan ini aku skip karena aku dan suami kebetulan tidak suka. Jika anda menyukainya bisa ditambahkan agar melangkapi bahan getahnya. 😂

Bahan getah yang lain? Yaitu Kangkung Rawa. Kangkung ini berbeda dengan kangkung biasa. Biasanya tumbuh didaerah rawa. Jika ditumis kangkung ini kurang enak tapi jika diolah gangan keladi sungguh enak. Kenapa? Karena batangnya pun bergetah. 😂

Bahan lain yang sangat khas banjar adalah daun supan-supan. Daun ini menyerupai putri malu namun batangnya lebih tinggi dan tak memiliki bunga pink khas putri malu. Jika tak ada daun ini jangan coba-coba menggantinya dengan tanaman putri malu ya. Ini berbeda loh pemirsa. Untuk gangan yang kumasak ini kebetulan bahan ini aku skip karena aku udah muter-muter pasar ga dapat. Kata penjual daun supan-supan ini musiman tumbuhnya. By the way, bahan ini satu-satunya yang ga bergetah. 

Bahan lain yang sangat dibutuhkan dan janvan sampai ketinggalan adalah Kepala Ikan Haruan atau dalam bahasa indonesianya adalah Ikan Gabus.  Anda bisa menggantinya dengan ikan pepuyu atau ikan sungai lainnya. Namun, berdasarkan pengalamanku kepala Haruan adalah yang terenak dan menghasilkan cita rasa manis pada gangan ini. Yup, gangan ini tidak membutuhkan gula. Disamping itu, dengan menambahkan kaldu haruan membuat gangan ini menjadi kaya akan Albumin. Albumin ini sangat tinggi protein dan zat yang dibutuhkan bagi para penderita diabetes. 

Jadi ini namanya Gangan Getah ato Gangan Keladi sih? Bahannya ko getah semua?

Baiklah, untuk menghormati nama yang diberikan oleh para leluhur kita hormati aja kata mereka ya. Sebut aja Gangan Keladi, walau jika aku yang menemukan gangan ini terlebih dulu aku lebih senang menyebutnya Gangan GETAH. 😂

Eit, biar getah semua ini enak loh pemirsa. Sungguh.. Coba aja yak,, lebih sehat dibanding beli diluaran😄

Gangan Keladi

Bahan:

1 Buah Keladi dan batangnya

1/2 Buah Jantung Pisang

1 biji Buah Pisang Pulau laut mentah

1 ikat Kangkung Rawa

1 ikat Daun Supan-Supan

Kepala Ikan Haruan 

Bumbu Halus:

3 siung bawang merah 

1 siung bawang putih

1 biji Kemiri

1 ruas jahe

Sedikit Asam jawa

Sedikit terasi

Garam dan penyedap secukupnya 

Cara Membuat :

Kupas, bersihkan dan potong-potong keladi, Jantung pisang, pisang mentah, kangkung, dan daun supan-supan. Bersihkan keladi dengan memakai air hangat, garam, dan sedikit asam jawa agar keladi yang dimasak tidak gatal. 

Rebus Keladi dengan air hingga mendidih. Sementara itu, kita bisa menyiapkan bumbu halus dan membersihkan haruan. 

Masukkan jantung pisang dan pisang mentah hingga empuk. Kemudian masukkan bumbu halus dan kepala haruan. Biarkan sebentar hingga haruan matang. 

Terakhir, masukkan kangkung dan daun supan-supan. 

U can see the process yaa.. 

Happy Cooking.. 😊

IBX598B146B8E64A