Tergoda Poligami? Sebaiknya Renungkan 6 Hal Ini Dulu!
Poligami?
Ya, kata ini memang membuat kaum hawa meradang. Hanya membaca satu kata itu saja sudah banyak sekali kilasan pandangan negatif tentang poligami. Dan hal yang sebenarnya paling menyakitkan adalah ketika poligami begitu dibenarkan. Bahkan mereka para ‘poligamers’ menjadikan Al-Qur’an dan sunnah nabi sebagai ‘tameng’ atas apa yang mereka lakukan.
Saya sebagai seorang perempuan yang berstatus sebagai seorang Istri dan Ibu menganggap fenomena poligami yang terjadi ‘kebanyakan’ dilatarbelakangi oleh alasan yang salah. Kemudian, alasan yang salah membuat caranya menjadi salah dan akibatnya besar. Hal ini yang semestinya harus banyak dipertimbangkan oleh para suami sebelum membenarkan poligami. Sayangnya, terkadang pertimbangan dan penyesalan akan selalu datang terlambat.
Tergoda Ingin berpoligami? Sebaiknya renungkan 6 hal berikut dulu!
1. Mungkin Istri tak secantik dulu, ingatlah dia juga PERNAH CANTIK dan BISA CANTIK LAGI
Entah kenapa saya melihat fenomena poligami yang terjadi disekitar saya kebanyakan adalah karena godaan mata dan ‘bawah’.
Ya, memang itu tidak salah. Saya mengerti dengan kebutuhan biologis suami. Senang melihat perempuan cantik, senang dengan yang bisa memasak dan menyamankan lidah ataupun dengan passion yang lain yang turut menunjang. Dan satu lagi, senang ‘dilayani’ dengan baik. Dan pelayanan ini kebanyakan membutuhkan kecantikan secara fisik.
Pernah mendengar istilah rumput tetangga selalu terlihat lebih bagus? Itulah tanda kurangnya rasa syukur dari anda wahai para suami..
Jadi, Kenapa mesti bersyukur dengan istri yang sudah ‘menyusut’ kecantikannya?
Karena ingatlah! Dia juga PERNAH CANTIK!
Ingatlah dulu kau tersipu melihat kecantikannya. Betapa ingin memilikinya. Mendambakannya mengisi hari-harimu dengan memanjakanmu. Saat itu kau berpikir, “Jika ada dia untuk mengisi semangat dihari-hari yang kujalani, Alangkah senangnya”
Dan Doamu terkabul, Kau memilikinya..
Kau senang karena setiap hari ada seseorang yang memberimu semangat dan memanjakanmu. Hingga dia hamil dan memiliki anak.
Perutnya tak selangsing dulu, wajahnya lelah karena banyak begadang, badannya tak terawat karena sibuk denganmu dan bayimu. Dia senang dan ikhlas dengan kehidupan rumah tangganya denganmu sampai kemudian dia sadar bahwa kau kecewa dengan perubahannya.
Ya, dia tidak secantik dulu. Dia lengah karena TERLALU MENCINTAIMU. Maka, jika hal ini sudah terjadi..Rawatlah dia.. Bukan membuatnya kecewa dengan membandingkannya dengan seseorang.
Karena jika seseorang yang kau bandingkan itu suatu saat menjadi milikmu. Ingatlah bahwa hal sama akan terulang. Ya, benar..saat itulah kau berpikir..
“Wanita itu ternyata memang sama saja”
2. Yakinkah anda bisa ADIL?
Sebelum anda tergoda dengan poligami anda harus tau bahwa menikahi dua wanita berarti anda harus membagi nafkah lahir dan batin secara adil.
Bisakah demikian?
Dalam kasus nyata, para pelaku poligami dari rakyat jelata, kalangan pejabat hingga (maaf) kalangan agamis saja keadilan sangat sulit benar-benar diterapkan. Mungkin istri pertama tadinya diam, tapi didalam hatinya.. Kita tak pernah tau.
Ada yang adil dalam nafkah lahir namun nafkah batinnya terzholimi. Ada pula yang adil dalam nafkah batin namun nafkah lahirnya terabaikan. Kenyataannya, jika poligami disetujui oleh istri pertama maka permasalahan adil selalu muncul bahkan pada menit pertama anda menikahi yang kedua.
3. Pikirkan Kondisi Psikologis Anak
Jika anda tergoda ingin berpoligami sementara anda memiliki anak akan lebih baik jika anda memikirkannya dengan matang-matang.
Karena anak hanya akan menjadi ‘korban’.
Kenapa?
Karena pertengkaran dari orang tua mereka. Psikologis anak tentu merasa tidak siap dengan hadirnya ‘wanita asing’ didalam rumahnya. Dia akan stress mendengar tangisan dirumahnya.
Saya memiliki beberapa kasus tentang terganggunya psikologis anak pasca poligami yang dilakukan ayahnya. Ya, memang saya bukan psikolog yang menerapi mereka secara langsung ya… Bukan.. 😅
Tapi saya cukup sering mendengar cerita. Dan kau tau cerita siapa yang paling membuatku tersentuh? Ya, cerita suamiku. Dia salah satu anak dari korban poligami yang sempat mengalami stress. Karena itu, poligami membuatnya banyak belajar.
Perlu anda tau wahai suami, stress bukan hanya terjadi pada anak yang melihat ayahnya berpoligami. Namun tentu stress yang paling banyak dirasakan oleh ibunya.
Apakah anda tau stress pada Ibu hamil sangat berbahaya? Apa anda tau bahwa stress pada Ibu hamil bisa menyebabkan anaknya lahir dengan kondisi schizophrenia biologis? Ya, Jenis penyakit jiwa ini tidak dapat dideteksi mulai bayi karena akan muncul begitu saja ketika ia dewasa_ketika ia tertekan.
Tidak percaya? Ayolah.. Apa aku harus bercerita lagi?
4. Ingatlah siapa yang menerimamu dari Nol
Ingatkah ketika ia menerimamu dalam kondisimu yang masih ‘payah’?
Pengangguran.. Tidak punya uang.. Tidak punya semangat bangkit..
Namun ia menemanimu, mendukungmu. Ikhlas dengan sedikit yang kau berikan hingga akhirnya kau bisa bangkit dan sukses.
Kini kau kaya raya_punya segalanya.. Akhirnya kau merasa membutuhkan ‘yang lain’ untuk memuaskan nafsumu. Ingatlah bahwa ‘yang lain’ tidak mencintaimu dengan tulus. Dia hanya ingin menikmati kepunyaanmu.
Maka saat itu, tunggulah merosotnya karirmu, rezekimu dan kehormatanmu.
Ini sudah banyak buktinya. Mau saya sebutin satu-satu? 😛
5. Ingatlah tidak ada Wonder Woman didunia ini, maka terima kami apa adanya..
Ingat ya para lelaki wonder woman itu Mitologi Yunani, Itu Mitos! Tidak ada wanita seperti itu.
Eh, bukan, yang itu sih jelas mitos ya. 😂
Wonder woman yang aku maksud disini adalah tidak ada wanita yang sempurna. Punya Passion di segala bidang dan semua perfect. Tidak ada!
Jika istri anda bekerja diluar dan punya kontribusi sosial yang lebih diluar sana sudah pasti dia tidak punya waktu untuk memasak. Maka, terima saja. Memasaklah untuknya.
Jika istri anda Ibu Rumah Tangga saja yang hoby memasak dan tidak pandai bersosial serta tak pandai berdandan. Maka, terima saja. Setiap Wanita punya passion berbeda.
Anda bisa saja membuat komunitas istri sempurna di rumah anda dengan birokrasi yang dipimpin oleh wanita ahli agama, psikolog, pengamat ekonomi, penulis, dan mantan Miss. Universe tapi ingatlah.. Semua punya kekurangan! Dan menyatukan mereka dalam satu rumah bukan membuat kerja sama. Tapi bencana besar! Hahahaha.
Gambarannya begini, pernah melihat wanita bermain sepak bola?
Ya, mereka tidak bisa menyusun strategi bahwa bola harus ditendang bergantian. Mereka akan berebutan.. 😅
Poligami adalah ide buruk untuk mengejar sebuah kesempurnaan. 😂
6. Pertimbangkan antara alasan Nafsu dan Sunah yang Benar
Sebenarnya bolehkah poligami? Nabi aja Poligami, kok!
Ya, coba perhatikan para Istri Nabi?
Ia menikahi Khadijah yang berumur 40 tahun sementara ia berumur 25 tahun. Lelaki sekarang? Doyannya yang muda-muda laah..
Ia menikahi Aisyah saat Istrinya Khadijah sudah meninggal. Nabi Muhammad menduda cukup lama, selama empat tahun.
Poligami sendiri terjadi ketika banyak janda dari peperangan. Para sahabat Nabi yang dinilai “mampu” dimintanya untuk menikahi janda-janda korban perang sampai empat. Syaratnya, para sahabat itu harus mampu berbuat adil, baik terhadap istri-istrinya, maupun anak-anak yatim yang dalam perawatannya. Kalau tidak bisa berbuat adil, cukup beristri satu saja. Syarat yang dikemukakan Nabi ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat : (3).
Nabi sebagai penganjur poligami dalam keadaan darurat waktu itu, juga menikahi para janda sahabatnya, sehingga para janda itu selamat dari perlakuan semena-mena tentara musuh Islam. Anak-anak para janda yang berstatus yatim itu pun, terpelihara dan terjaga dengan baik.
Dari catatan sejarah, setelah Siti Khadijah Wafat, Nabi Muhammad SAW menikahi 11 wanita, tiga diantaranya adalah wanita budak atau tawanan perang (Siti Juwariyah, Siti Shafiyah, dan Maria Al-Qibtiyah), delapan lainnya adalah wanita merdeka yaitu (Siti Saudah, Siti Aisyah, Siti Hafsah, Siti Zainab Ummul Masakin, Ummi Salamah, Siti Zainab Putri Umaimah, Ummi Habibah dan Siti Maimunah). Dari delapan wanita merdeka itu, hanya seorang wanita yang berstatus gadis. Itulah Siti Aisyah, sedangkan yang lainnya berstatus janda.
Jadi, jika anda ingin berpoligami karena ‘nafsu’ sebaiknya anda perhatikan teladan kita, Nabi Muhammad SAW. Ia berpoligami untuk menolong wanita. Bukan untuk memuaskan nafsunya.
NB: Ketika saya menulis ini suami saya ber ‘hehe’ disebelah saya. Sambil bilang, “Berarti boleh ya?”
Dan saya menjawab, “Boleh, tapi saya yang nyarikan. Para janda yang ‘tidak laku’ lagi dipinggiran sungai. Mau? Saya punya calonnya..”
Dan dia langsung bilang “Ogaaaaah” 😛
Hahahaha.. 😂
Sekian artikel dari saya. Tulisan ini merupakan ide yang tiba-tiba muncul begitu saja ketika geram melihat kasus poligami dan pelakor (perebut laki orang) ramai diperbincangkan.
Akhirnya tulisan ini dijadikan salah satu collaboration #curcolanfikawinda. Emak Fika adalah salah satu member Female Blogger Banjarmasin dan juga merupakan Ipar saya. Tertarik ingin membaca tulisan Fika tentang ‘Pelakor’?
Yuk, lihat tulisan kece emak ini disini.. 😊