Browsed by
Category: Renungan Hidup

Tulisan-tulisan yang berisi pengingat tentang kebaikan terinspirasi dari berbagai hal

8 Hal yang harus dilakukan mumpung kamu masih Single

8 Hal yang harus dilakukan mumpung kamu masih Single

Kamu masih single tapi kerjaan melongo mikirin jodoh yang tak kunjung datang? 

Udah ga zaman! 

Ayolah, pikirkan betapa banyak teman lugu yang tidak pernah pacaran toh bisa saja dapat jodoh. Jodoh tak perlu dipikirkan tapi hanya perlu dipertimbangkan… *Eaaa.. 

Rumah Tangga itu tidak sereceh yang kamu bayangkan. Percaya tidak? Beberapa orang yang sudah berumah tangga pasti suatu saat akan merindukan masa singlenya dulu. Masa ketika bisa bebas bereksplorasi, memiliki banyak waktu, memiliki banyak bakat dan itu hanya terjadi sekali seumur hidup. Single itu tidak bisa diulang-ulang! Merdeka Jomblo! *Ops.. (ini yang nulis emak-emak) 😂

Karena itu, mumpung masih single lebih baik lakukan 8 hal ini untuk memperbaiki kualitas diri. 

1. Let your passion to the Max, dont let MONEY Control u! 

Single itu punya banyak pilihan dalam hidupnya, Yes? 

Mau jadi ini, inu, ani, eno.. Eh terserah! Tapi syaratnya, lakukan dengan maksimal. Jadilah apa yang kamu mau.. Berusaha sebaik mungkin sebelum passionmu terbagi dengan status Ibu atau Ayah

Menjadi single itu belum memiliki orientasi duit. Single sejati lebih suka melakukan hal yang benar-benar ia senangi bukan semata-mata karena uang. Apalagi jika hal yang disenangi itu didukung oleh orang tua dan sekitar. Single yang keren itu akan selalu memilih menjalani hidupnya dengan passionnya dibanding menjalani hidup demi uang. 

Asal tau aja ya..  kalo udah berumah tangga itu liat uang 2000an yang baru aja mesti dibuka lebar dulu saking ngarepnya itu 20.000.. Betul? 

NB: Poin pertama ini  Situational sih sebenarnya, kalau orang tua dan ‘calon mertua’  pada materialistis susah juga. Hihi.. 

2. Perbanyak membaca buku 

Percayalah jadi single itu bahagia, dia punya banyak waktu untuk dirinya sendiri. Maka jangan lupa untuk membaca. 

Karena ketahuilah, ketika status Ibu atau Ayah sudah melekat, kesempatan membaca itu sulit sekali. 

Kesempatan bisa membaca ketika berumah tangga itu kecil, karena waktu didominasi dengan pekerjaan rumah yang menumpuk dan si kecil yang cerewet. Ketika berumah tangga kau akan lebih senang membaca content dibanding buku karena tanganmu lebih membutuhkan Handphone dan Google. Suka membaca fiksi? Percayalah, menonton film sambil menyusui lebih menghemat waktu untuk menghibur dibanding membaca buku fiksi. 😂

Jadi, Apa saja yang dibaca? 

Semuanya. Karena kita tidak akan pernah tahu kapan ilmu itu tiba-tiba menjadi begitu penting dalam kehidupan kita. 

Ahh.. Masa sih jadi Ibu ga punya kesempatan membaca.. Males aja kalees.. 

Sekali lagi ini terjadi jika beda situasi. Ya bisa aja masih punya waktu banyak membaca dengan catatan kamu punya pembantu atau minimal orang yang meringankan pekerjaan rumah_dan punya banyak uang untuk itu. 

Percayalah single itu lebih punya kesempatan menggali ilmu lebih banyak. Sementara menjadi Ibu/Ayah adalah output dari praktik bacaan tersebut.

Jadi mumpung masih single, baca yuk..! 


3. Jangan Lupa KERJAKAN Sunah Nabi

Selalu kagum dengan para Ibu yang bisa melakukan sholat malam, sholat dhuha, tadarus, dan rutin kemajelis ilmu meskipun memiliki anak. Kalau saya? Salah satunya saja bisa dilakukan sudah merasa hebat. Hihi

Percayalah, masa muda itu masa penuh harapan dan doa. Maka jangan lupa untuk selalu mengerjakan sunah nabi. 

Yang wajib aja dulu.. Sunah it belakangan.. 

Ya emang wajib itu ya wajib masa mau ditinggalin? 

Tapi kalian para single yang masih punya banyak impian dan harapan jangan pernah meremehkan kekuatan dari Doa. 

Dan Doa yang didengarkan itu adalah doa dari mereka yang banyak mengerjakan sunah nabi. Maka kerjakanlah selagi masih single dan punya banyak waktu untuk itu. 

4. Traveling sejati hanya dapat dilakukan ketika single! 

Weekend Jomblo mau kemana? 

Travelling aja! Mumpung masih single. Perbanyak menjelajah tempat baru dan bertemu dengan orang-orang baru. Buka pemikiran dan berbagi wawasan. Berfoto sebanyak-banyaknya. Simpan berbagai kenangannya karena kamu akan merasakan sensasi rasa senangnya mengabadikan foto itu suatu saat nanti. 

Apa ketika bekeluarga tidak bisa traveling? Sebenarnya bisa, tapi tidak maksimal. Jika ketika single anda travelling karena ingin bertemu dengan berbagai orang baru maka tujuan traveling keluarga hanyalah untuk menyenangkan anggota keluarganya saja. Disamping itu, kesempatan traveling sangat sulit didapatkan jika anda menikahi orang berkepribadian introvert. 

Baca juga: ketika Introvert menikahi Introvert pula

Baca juga: Lelaki Introvert atau ekstrovert? 

5. Hindari Shopping berlebihan, menabunglah! 

Punya banyak gajih dari bekerja? Menabunglah! 

Biasanya kemampuan menabung cowok single lebih terarah dibanding cewek single. Kenapa? 

Eh kenapa ya.. 

Karena cowok single lebih realitas memikirkan modal pernikahan sementara cewek single cenderung menghabiskan uangnya untuk shopping supaya dirinya terawat. (sebagian loh bukan semua cewek single) 😅

Menabung itu berguna sekali untuk masa depan. Masa depan apa sih? 

  • Melamar anak orang butuh modal
  • Yang dilamar juga butuh modal kalau saja suatu saat anda terkena krisis pengantin muda
  • Ingatlah anda butuh rumah untuk dihuni keluarga anda
  • Dan seterusnya… Kalau aku sebutin semua ga selesai-selesai ini tulisan😅

6. Jangan Sombong 

Usia muda, sukses, punya banyak relasi tapi sombong? Percuma meeen…👎

Tidak akan ada orang yang suka dengan seseorang yang sombong termasuk itu para calon mertua. Maka belajarlah rendah diri.. 

Sudah berapa banyak kita melihat orang sombong yang tiba-tiba berada dibawah karena kesombongannya? 

7. Perbanyak Relasi, tapi jangan pernah mengutamakan teman dibanding keluarga

Kapan lagi bisa punya banyak teman? Hanya ketika masih single saja kita dapat maksimal berteman. 

Single punya banyak kesempatan untuk memiliki relasi. Relasi sangat dibutuhkan untuk menunjang peningkatan dari passion. Kalian tentu pernah melihat orang yang memiliki passion biasa saja namun bisa sukses? Percayalah itu karena mereka punya banyak relasi. 

Tapi, sebanyak apapun relasi diluar ingatlah.. Ingatlah bahwa ikatan dengan para ‘teman’ tidak akan pernah mengalahkan kuat dan tulusnya ikatan dengan keluarga. Maka, jangan terlalu berlebihan dalam berteman dan berelasi. 

8. Lakukan segalanya untuk Orang tua

Single dan masih memiliki orang tua? 

Bagus, anda punya tujuan mulia untuk hidup..

“Bahagiakan mereka selagi kamu memiliki waktu.. 

karena ketika kamu menikah.. 

kamu akan merasa jauh dengan mereka..

Apalagi ketika mereka telah tiada, kau akan menyesal jika tak melakukan yang terbaik untuk mereka.. 

Memiliki orang tua yang selalu mendukung dibelakang kita adalah berkah yang harus disyukuri oleh kaum single. Lakukanlah segala yang kita bisa untuk membahagiakan mereka. 

Bakti seorang anak lelaki selamanya terikat pada Ibunya. Maka bahagiakanlah Ibumu selagi kamu belum menikah dan memiliki kewajiban memberi nafkah pada istrimu. 

Ketika menikah, bakti utama seorang perempuan jatuh kepada suaminya. Maka, bantulah Ibumu melakukan pekerjaannya selagi masih single. 

Masih mikirin jodoh yang tak kunjung datang? 

Yuk, kerjakan 8 hal penting diatas dulu. Percayalah jodoh akan datang begitu saja jika kita ‘berusaha’ maksimal melakukan yang terbaik. 

*Bukan maksimal mengejar jodohnya saja tentunya.. 😛 

Sumber gambar 

Tergoda Poligami? Sebaiknya Renungkan 6 Hal Ini Dulu! 

Tergoda Poligami? Sebaiknya Renungkan 6 Hal Ini Dulu! 

Poligami? 

Ya, kata ini memang membuat kaum hawa meradang. Hanya membaca satu kata itu saja sudah banyak sekali kilasan pandangan negatif tentang poligami. Dan hal yang sebenarnya paling menyakitkan adalah ketika poligami begitu dibenarkan. Bahkan mereka para ‘poligamers’ menjadikan Al-Qur’an dan sunnah nabi sebagai ‘tameng’ atas apa yang mereka lakukan. 

Saya sebagai seorang perempuan yang berstatus sebagai seorang Istri dan Ibu menganggap fenomena poligami yang terjadi ‘kebanyakan’ dilatarbelakangi oleh alasan yang salah. Kemudian, alasan yang salah membuat caranya menjadi salah dan akibatnya besar. Hal ini yang semestinya harus banyak dipertimbangkan oleh para suami sebelum membenarkan poligami. Sayangnya, terkadang pertimbangan dan penyesalan akan selalu datang terlambat.

Tergoda Ingin berpoligami? Sebaiknya renungkan 6 hal berikut dulu! 

1. Mungkin Istri tak secantik dulu, ingatlah dia juga PERNAH CANTIK dan BISA CANTIK LAGI

Entah kenapa saya melihat fenomena poligami yang terjadi disekitar saya kebanyakan adalah karena godaan mata dan ‘bawah’. 

Ya, memang itu tidak salah. Saya mengerti dengan kebutuhan biologis suami. Senang melihat perempuan cantik, senang dengan yang bisa memasak dan menyamankan lidah ataupun dengan passion yang lain yang turut menunjang. Dan satu lagi, senang ‘dilayani’ dengan baik. Dan pelayanan ini kebanyakan membutuhkan kecantikan secara fisik. 

Pernah mendengar istilah rumput tetangga selalu terlihat lebih bagus? Itulah tanda kurangnya rasa syukur dari anda wahai para suami.. 

Jadi, Kenapa mesti bersyukur dengan istri yang sudah ‘menyusut’ kecantikannya? 

Karena ingatlah! Dia juga PERNAH CANTIK! 

Ingatlah dulu kau tersipu melihat kecantikannya. Betapa ingin memilikinya. Mendambakannya mengisi hari-harimu dengan memanjakanmu. Saat itu kau berpikir, “Jika ada dia untuk mengisi semangat dihari-hari yang kujalani, Alangkah senangnya” 

Dan Doamu terkabul, Kau memilikinya.. 

Kau senang karena setiap hari ada seseorang yang memberimu semangat dan memanjakanmu. Hingga dia hamil dan memiliki anak. 

Perutnya tak selangsing dulu, wajahnya lelah karena banyak begadang, badannya tak terawat karena sibuk denganmu dan bayimu. Dia senang dan ikhlas dengan kehidupan rumah tangganya denganmu sampai kemudian dia sadar bahwa kau kecewa dengan perubahannya. 

Ya, dia tidak secantik dulu. Dia lengah karena TERLALU MENCINTAIMU. Maka, jika hal ini sudah terjadi..Rawatlah dia.. Bukan membuatnya kecewa dengan membandingkannya dengan seseorang. 

Karena jika seseorang yang kau bandingkan itu suatu saat menjadi milikmu. Ingatlah bahwa hal sama akan terulang. Ya, benar..saat itulah kau berpikir..

“Wanita itu ternyata memang sama saja” 

Wanita itu SAMA-SAMA berbakat jelek jika tak terawat.. 😛

2. Yakinkah anda bisa  ADIL? 

Sebelum anda tergoda dengan poligami anda harus tau bahwa menikahi dua wanita berarti anda harus membagi nafkah lahir dan batin secara adil. 

Bisakah demikian? 

Dalam kasus nyata, para pelaku poligami dari rakyat jelata, kalangan pejabat hingga (maaf) kalangan agamis saja keadilan sangat sulit benar-benar diterapkan. Mungkin istri pertama tadinya diam, tapi didalam hatinya.. Kita tak pernah tau. 

Ada yang adil dalam nafkah lahir namun nafkah batinnya terzholimi. Ada pula yang adil dalam nafkah batin namun nafkah lahirnya terabaikan. Kenyataannya, jika poligami disetujui oleh istri pertama maka permasalahan adil selalu muncul bahkan pada menit pertama anda menikahi yang kedua. 

3. Pikirkan Kondisi Psikologis Anak

Jika anda tergoda ingin berpoligami sementara anda memiliki anak akan lebih baik jika anda memikirkannya dengan matang-matang. 

Karena anak hanya akan menjadi ‘korban’. 

Kenapa? 

Karena pertengkaran dari orang tua mereka. Psikologis anak tentu merasa tidak siap dengan hadirnya ‘wanita asing’ didalam rumahnya. Dia akan stress mendengar tangisan dirumahnya. 

Saya memiliki beberapa kasus tentang terganggunya psikologis anak pasca poligami yang dilakukan ayahnya. Ya, memang saya bukan psikolog yang menerapi mereka secara langsung ya… Bukan.. 😅

Tapi saya cukup sering mendengar cerita. Dan kau tau cerita siapa yang paling membuatku tersentuh? Ya, cerita suamiku. Dia salah satu anak dari korban poligami yang sempat mengalami stress. Karena itu, poligami membuatnya banyak belajar. 

Perlu anda tau wahai suami, stress bukan hanya terjadi pada anak yang melihat ayahnya berpoligami. Namun tentu stress yang paling banyak dirasakan oleh ibunya. 

Apakah anda tau stress pada Ibu hamil sangat berbahaya? Apa anda tau bahwa stress pada Ibu hamil bisa menyebabkan anaknya lahir dengan kondisi schizophrenia biologis? Ya, Jenis penyakit jiwa ini tidak dapat dideteksi mulai bayi karena akan muncul begitu saja ketika ia dewasa_ketika ia tertekan. 

Tidak percaya? Ayolah.. Apa aku harus bercerita lagi? 

4. Ingatlah siapa yang menerimamu dari Nol 

Ingatkah ketika ia menerimamu dalam kondisimu yang masih ‘payah’? 

Pengangguran.. Tidak punya uang.. Tidak punya semangat bangkit.. 

Namun ia menemanimu, mendukungmu. Ikhlas dengan sedikit yang kau berikan hingga akhirnya kau bisa bangkit dan sukses. 

Kini kau kaya raya_punya segalanya.. Akhirnya kau merasa membutuhkan ‘yang lain’ untuk memuaskan nafsumu. Ingatlah bahwa ‘yang lain’ tidak mencintaimu dengan tulus. Dia hanya ingin menikmati kepunyaanmu. 

Maka saat itu, tunggulah merosotnya karirmu, rezekimu dan kehormatanmu. 

Ini sudah banyak buktinya. Mau saya sebutin satu-satu? 😛

5. Ingatlah tidak ada Wonder Woman didunia ini, maka terima kami apa adanya.. 

Ingat ya para lelaki wonder woman itu Mitologi Yunani, Itu Mitos! Tidak ada wanita seperti itu. 

Eh, bukan, yang itu sih jelas mitos ya. 😂

Wonder woman yang aku maksud disini adalah tidak ada wanita yang sempurna. Punya Passion di segala bidang dan semua perfect. Tidak ada! 

Jika istri anda bekerja diluar dan punya kontribusi sosial yang lebih diluar sana sudah pasti dia tidak punya waktu untuk memasak. Maka, terima saja. Memasaklah untuknya. 

Jika istri anda Ibu Rumah Tangga saja yang hoby memasak dan tidak pandai bersosial serta tak pandai berdandan. Maka, terima saja. Setiap Wanita punya passion berbeda. 

Anda bisa saja membuat komunitas istri sempurna di rumah anda dengan birokrasi yang dipimpin oleh wanita ahli agama, psikolog, pengamat ekonomi, penulis, dan mantan Miss. Universe tapi ingatlah.. Semua punya kekurangan! Dan menyatukan mereka dalam satu rumah bukan membuat kerja sama. Tapi bencana besar! Hahahaha. 

Gambarannya begini, pernah melihat wanita bermain sepak bola? 

Ya, mereka tidak bisa menyusun strategi bahwa bola harus ditendang bergantian. Mereka akan berebutan.. 😅

Poligami adalah ide buruk untuk mengejar sebuah kesempurnaan. 😂

6. Pertimbangkan antara alasan Nafsu dan Sunah yang Benar

Sebenarnya bolehkah poligami? Nabi aja Poligami, kok! 

Ya, coba perhatikan para Istri Nabi? 

Ia menikahi Khadijah yang berumur 40 tahun sementara ia berumur 25 tahun. Lelaki sekarang? Doyannya yang muda-muda laah.. 

Ia menikahi Aisyah saat Istrinya Khadijah sudah meninggal. Nabi Muhammad menduda cukup lama, selama empat tahun. 

Poligami sendiri terjadi ketika banyak janda dari peperangan. Para sahabat Nabi yang dinilai “mampu” dimintanya untuk menikahi janda-janda korban perang sampai empat. Syaratnya, para sahabat itu harus mampu berbuat adil, baik terhadap istri-istrinya, maupun anak-anak yatim yang dalam perawatannya. Kalau tidak bisa berbuat adil, cukup beristri satu saja. Syarat yang dikemukakan Nabi ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat : (3).

Nabi sebagai penganjur poligami dalam keadaan darurat waktu itu, juga menikahi para janda sahabatnya, sehingga para janda itu selamat dari perlakuan semena-mena tentara musuh Islam. Anak-anak para janda yang berstatus yatim itu pun, terpelihara dan terjaga dengan baik.

Dari catatan sejarah, setelah Siti Khadijah Wafat, Nabi Muhammad SAW menikahi 11 wanita, tiga diantaranya adalah wanita budak atau tawanan perang (Siti Juwariyah, Siti Shafiyah, dan Maria Al-Qibtiyah), delapan lainnya adalah wanita merdeka yaitu (Siti Saudah, Siti Aisyah, Siti Hafsah, Siti Zainab Ummul Masakin, Ummi Salamah, Siti Zainab Putri Umaimah, Ummi Habibah dan Siti Maimunah). Dari delapan wanita merdeka itu, hanya seorang wanita yang berstatus gadis. Itulah Siti Aisyah, sedangkan yang lainnya berstatus janda.

Jadi, jika anda ingin berpoligami karena ‘nafsu’ sebaiknya anda perhatikan teladan kita, Nabi Muhammad SAW. Ia berpoligami untuk menolong wanita. Bukan untuk memuaskan nafsunya. 

NB: Ketika saya menulis ini suami saya ber ‘hehe’ disebelah saya. Sambil bilang, “Berarti boleh ya?” 

Dan saya menjawab, “Boleh, tapi saya yang nyarikan. Para janda yang ‘tidak laku’ lagi dipinggiran sungai. Mau? Saya punya calonnya..” 

Dan dia langsung bilang “Ogaaaaah” 😛

Hahahaha.. 😂

Sekian artikel dari saya. Tulisan ini merupakan ide yang tiba-tiba muncul begitu saja ketika geram melihat kasus poligami dan pelakor (perebut laki orang) ramai diperbincangkan. 

Akhirnya tulisan ini dijadikan salah satu collaboration #curcolanfikawinda. Emak Fika adalah salah satu member Female Blogger Banjarmasin dan juga merupakan Ipar saya. Tertarik ingin membaca tulisan Fika tentang ‘Pelakor’? 

Yuk, lihat tulisan kece emak ini disini.. 😊

Tentang Rumah Kenangan

Tentang Rumah Kenangan

Apa arti rumah buatmu? 

Bagiku, Rumah adalah tempat untuk pulang dimana didalamnya ada orang-orang yang menyayangimu dan menantikanmu selalu berada didalamnya. 

Bagiku, Rumah adalah tempat kehangatan. Tempat mengisi perut serta mengisi batinku dengan pelukan kasih sayang. 

Bagiku, Rumah adalah tempat berteduh. Tempat yang melindungi jasmani dan mengeluarkan semua isi hati agar selalu berada ditempat ‘teraman’. 

Hal yang dinamakan ‘rumah’ akan selalu menjadi surga dunia. Karena kenyamanan yang diciptakannya membuat seonggok telur ceplok dan kecap-pun terasa lebih enak dibanding restoran manapun. 

Tak ada yang bisa menyamai.. Bau dari kamar nyaman itu hingga prasasti didinding-dindingnya.. Terlalu banyak cerita disini. Cerita yang menyenangkan. 

Sangat munafik, jika mereka bilang “Jangan meratapi Sejarah! Bangkitlah menatap masa depan!” Karena nyatanya sejarah menyenangkan. Sejarah adalah ilusi terindah yang mengenangnya selama apapun akan terasa menyejukkan hati. 

Karena Kenangan itu beralasan kuat. Ada keluarga yang membuat rumah itu terasa seperti surga. Ya, keluarga itu. 

Ibu yang tak pernah tidak ribut denganku minimal tiga hari sekali. 

Ibu yang memelototiku setiap kali aku mulai bertindak konyol. 

Ayah yang selalu bertindak konyol dan bertentangan dengan Ibu. 

Pertengkaran ‘konyol’ yang terjadi hampir tiap hari. Kemudian terlihat tak terjadi apa-apa beberapa jam kemudian. 

Celotehan setiap anggota keluarga saat makan malam yang berujung pada protes kecil dari mulutku yang cerewet. 

Dulu aku membencinya. Sangat membencinya. 

Dan sekarang aku merindukannya..

Kadang aku menyesal kenapa aku malas sekali merawat rumah dan isinya dulu. 

Tentang mama yang selalu menggerutu bahwa aku pemalas dan tak betah dirumah. Tapi, aku sama sekali tak merasa pemalas saat itu_dibandingkan teman yang lain aku jauh lebih introvert. Aku selalu membela diri bahwa aku butuh dunia lain untuk sekedar mengakui keberadaanku. Didalam hati aku selalu menggerutu “Hei Mama, sampai kapan aku harus berada di dunia kotak?” 

Tapi akhirnya aku sadar. Bagi orang sepertiku, dunia kotak adalah sebuah surga. Rumah dan kasih sayang didalamnya takkan bisa digantikan oleh apapun. 

Beberapa tahun lalu aku adalah anak pertama yang meninggalkan rumah itu. Tak sempat sebuah bakti aku sempurnakan. Hanya sebuah restu untuk meninggalkan rumah_menuju rumah yang baru. 

Hampir satu tahun dirumah mertua dan akhirnya keluarga kecilku mendapat rezeki untuk memiliki rumah sendiri. Rumah baru untuk menjadi sebuah surga yang baru. 

Aku yang berada pada rumah baru dan sebagai pusat kehangatan dalam keluarga akhirnya mengerti kenapa Mama memperlakukanku sedikit berbeda dengan saudara-saudara laki-lakiku. 

Karena perempuan terlahir spesial..

Karena menjadi apapun perempuan. Sebagai apapun dan sekeren apa passionnya membawanya ketingkatan level kehidupan. Tetap saja! Tetap saja ia perempuan. 

Tetap saja, jantung sebuah rumah adalah perempuan didalamnya. Karena itu ia harus bisa membuat suami dan anaknya berbahagia dirumah. Itulah yang menguatkan ikatan. Perempuan terlahir lebih sensitif karena memendam banyak cinta. 

Cinta adalah alasan kenapa telur ceplok didapur Mama terasa lebih enak. 

Cinta adalah alasan kenapa kamar berprasasti itu menjadi buah tidur penyimpan kenangan. 

Cinta adalah alasan kenapa aku merindukan kemarahanmu. 

Cinta adalah alasan kenapa aku berusaha menjadi lebih baik dibanding saudaraku. 

Rumahku dahulu, adalah tempat dimana banyak cinta dilahirkan. Karena itulah aku merindukannya.. 

Selama seminggu berada disini. Dalam moment idul fitri. Betapa banyak lubang kosong pertanyaan amunisi cinta selama ini mulai menemukan jawabannya. Aku hanya butuh tertawa, bercanda dan menangis bersama dengan orang-orang yang memiliki ikatan pertama denganku. 

Mama.. 

Abah..

Dan Kakak adik cuek bebek sekalipun yang kupikir aku tak terlalu peduli dengan mereka. Nyatanya malah cukup senang melihat mereka berkumpul. 

Dan Aku memiliki ikatan baru yang kupikir cukup menyenangkan memilikinya. 

Ipar perempuan pertama dan dua keponakan dari pihak keluargaku. 

Entah bagaimana kekosongan selama ini yang Mama dan Abah rasakan selama semua anaknya terpisah. Aku sendiri tak bisa membayangkan. Rumah yang dulunya ramai itu menjadi sunyi senyap. 

Ah.. Bukankah itu yang dulu selalu kau inginkan win? Sebelum memiliki Farisha kau ingin berdua saja dengan suamimu dan merajut karirmu? Betapa memiliki anak telah mengikis semua impianmu? 

Belakangan aku merenung dan berpikir bahwa itu adalah salah satu cara-Nya untuk membuatku mengekspresikan cinta dengan benar. Level baru yang mengubah hidupku selamanya. Menjadi Ibu. 

Karena itu aku tidak boleh sedih. Meratapi betapa menyenangkan menjadi seorang anak-anak dirumah kenangan itu. Tapi aku bukanlah anak-anak lagi bukan? 

Aku sudah menjadi Ibu! Seseorang yang mandiri di rumahnya sendiri dengan keluarga baru yang dibangunnya. 

Karena itu, rumah kenangan tak pantas diratapi. Hanya sebuah kunjungan bertahap untuk menepis kerinduan. 

Karena jika ia terus diratapi. Hati kecilmu selalu berharap selalu menjadi gadis kecil. 

Dan kau sudah besar bukan? 

8 Syarat Lelaki yang Patut di Jadikan Suami

8 Syarat Lelaki yang Patut di Jadikan Suami

Kamu kenapa nulis ginian win? Udah mau punya mantu buat Farisha? 😂

Semacam seperti itu tapi tidak sejauh itu ya.. Farisha sih masih kecil mungill. Bahkan dalam imajinasi Farisha yang namanya lelaki itu mesti dijauhkan dalam lingkup pertemanannya.

“Farisha ga mau berteman sama laki-laki!” 

Sound Familiar ya buat aku.. 😂

Dulu bahkan sejak mengenal keasyikan berteman dengan sesama perempuan aku sempat memutuskan bahwa ingin menjadi perawan tua selamanya dengan temanku. Ini serius! Ya.. Sampai kurasa temanku itu mengalami masa ketertarikan dengan lawan jenis dan itu sungguh menyebalkan buat aku karena harus mencari penerimaan yang lain. 

Salah satu bentuk penerimaan itu adalah dengan mencoba-coba trending pacaran. Ya, aku harus mengakui bahwa aku ini bukan cewek yang sempurna. Aku bukan perempuan shalihah yang tak mengenal yang namanya pacaran. Aku pernah berpacaran. Bagiku dulu, pacaran adalah salah satu bentuk status penerimaan agar diakui ‘laku’ dilingkunganku. Meski jujur saja, kalau bisa memilih aku lebih suka tidak pacaran. 

Tapi kadang hidup itu adalah sebuah pembelajaran. Ketika kita kesepian dengan status kita yang masih jomblo sementara teman kita dulu asik dengan dunianya yang lain maka kita pun otomatis turut membuka diri juga dengan makhluk yang bernama lelaki. Ya, walau jika boleh jujur yang namanya mantan itu bagiku tidak semuanya ditimbulkan oleh rasa cinta. Terkadang hanya sebuah hubungan ‘daripada’. Daripada lo kesepian win.. Hahaha.. 

Nyatanya memang benar ya. Seorang Pacar itu belum tentu akan menjadi suami masa depan. Bahkan bisa saja suami sekarang bukan seseorang yang didapatkan dari status pacaran. Beberapa pertimbangan kerap kali membuat kita mengambil keputusan begitu saja untuk menikah. 

Bagiku sendiri, menikah harus SEKALI SEUMUR HIDUP. Karena itu, menjadi karakter pemilih adalah hal wajib. Ya, memilih lelaki untuk menjadi imam selamanya berarti adalah sebuah penentu masa depan kita. Bukan hanya untuk masa depan dunia saja namun juga diakhirat kelak. 

Beberapa kriteria lelaki dibawah ini adalah poin-poin yang kuambil dari beberapa pengalamanku mengenal berbagai jenis lelaki (sok laku amat sih kamu win..). Bagi kamu yang masih menyandang status pencarian mungkin beberapa poin dibawah ini bisa dijadikan bahan pertimbangan.. 😊

1. Cari lelaki seiman

Ini adalah syarat utama dalam menentukan pilihan suami. Bagi kamu-kamu yang protes boleh saja ber’tapi-tapi dengan beribu alasan. 

“Tapi dia setia.. ”

“Tapi dia asik.. Ngertiin aku…”

“Tapi dia cakep kayak jejung…” *lah

Kalo ada temen yang ngomong gini mesti aku lempar pake ulekan biar otaknya agak waras. Mungkin dia lagi kena ‘Genjutsu’.. *Eaa.. 

Buat kamu yang bersikeras ingin menjadikan lelaki tak seiman sebagai imam hidup maka coba renungkan kembali. 

Iman adalah rasa percaya. Iman dalam hal ini adalah percaya akan hal-hal bersifat akhirat dan dunia. Sehingga percaya didalamnya bukan hanya sekedar saling percaya antar kedua belah pihak. Namun juga percaya pada Tuhan yang sama sehingga menghasilkan tujuan kehidupan mulia yang sama pula. 

Bagaimana bisa kita hidup bersama dengan orang yang memiliki keyakinan berbeda dengan kita. Bukankah Dunia hanyalah sekedar genggaman ditangan belaka? Akhirat adalah Final Destination. Bagaimana bisa kita hidup dengan seseorang yang berbeda dalam sudut pandang Tujuan Akhir dan untuk siapa hidup? Bukankah dia yang akan kita jadikan imam di rumah tangga kita? 

Iman yang sama adalah pondasi awal dari sebuah hubungan. Syarat ini mutlak_tak bisa diganggu gugat. 

2. Pilih dia yang selalu menomor satukan Ibunya

What? Jadi kita dinomor duain gitu? Ngapain pilih yang model gini win?? 

Ngapain ya? Karena itu adalah suatu bukti teman. Bukti tanda lanjutan dari step iman. Bukti takwa tahap satu! 

Bagiku sendiri agak aneh jika ada lelaki yang tergila-gila dengan perempuan tanpa mempertimbangkan perasaan Ibunya. Bukankah Ibu adalah orang nomor satu yang harus dihormati lelaki?? 

Jika Ibunya saja dia nomor duakan bagaimana dengan kita jika sudah ‘menyusut’ kelak? 

Ketika aku menjalin hubungan dengan suamiku dia pernah berkata padaku bahwa walau bagaimanapun cintanya dia denganku tapi dia tidak akan pernah mencintaiku diatas cinta pada Ibunya. Aku sempat mengalami beberapa konflik dengan pemahaman ini. Sampai akhirnya aku sadar dan mengerti kemudian bersyukur betapa beruntung aku memiliki suami yang luas cara berpikirnya dan sangat mencintai Ibunya. 

baca juga “Untuk apa Aku harus membenci mertuaku?” 

3. Pilih dia yang mencintaimu dengan ‘benar’ 

Tere liye pernah berkata dalam statusnya di facebook. Kalau tidak salah begini bunyinya “untuk wanita, mungkin lebih baik menikah dengan lelaki yang jelas-jelas mencintai dibanding menunggu yang tidak pasti” mungkin begitulah, mirip-mirip, saya lupa.. Haha

Apa itu berlaku bagiku? Ya.. Itu berlaku. Aku lebih suka dicintai dengan jelas daripada tergila-gila tidak jelas dengan lelaki yang bahkan tau sama aku aja enggak. Bagiku, cinta akan tumbuh seiring kita mengenal orang tersebut. 

Apa semua cewek berpikiran sama sepertiku? Tentu saja tidak! Beberapa memilih tergila-gila dengan sasuke dibanding naruto..*eh kumat..😂

Ketika kita memutuskan untuk mencintai seseorang ada baiknya untuk bertanya pada diri sendiri. Apa alasan kita mencintainya? Jika alasannya hanya karena tampan dan dia sering memuji kita semata maka aku yakinkan itu adalah… Genjutsu.. 😂

Jika lelaki benar-benar mencintai kita aku yakin dia akan melakukan apa saja saat kita terbaring sakit, dia akan melakukan apa saja saat kita kesulitan, dia akan cemburu melihat kita sedetik saja bersama orang lain, dia selalu mendengarkan kita, dia akan mencari tau apa kesenangan kita dan yang terpenting dia akan selalu membawa kita untuk tetap bersemangat dalam tujuan hidup. 

Maka, jika tiba-tiba ada lelaki berkunjung kerumahmu dengan membawa segerombol keluarganya, aku yakin dia adalah silent lover selama ini. Bisa jadi, dia adalah orang yang paling mencintaimu dibanding kau mencintai yang lain. 

Belajarlah mencintai dengan benar wahai wanita. 

Karena jika hanya kau yang mendominasi perasaan cinta pada lelaki bisa jadi saat berumah tangga dia akan mendominasi segala peraturan rumah tangga hanya karena merasa dapat memanfaatkan rasa cintamu yang berlebihan padanya. Banyak lelaki begini? Wuiiih… Buanyaaaak!! 

4. Pilih dia yang bertanggung jawab

Apa sih tanggung jawab lelaki ketika sudah menikah itu? 

Ya, nafkah! Bukan.. Ini bukan masalah duit! 

Nafkah lahir dan Nafkah Batin. Keduanya adalah tanggung jawab lelaki ketika menikah. 

Bagaimana cara mengetahui kadar tanggung jawab lelaki? 

Simple.. Dari kepedulian! 

Maka jangan mau dibohongin dengan muka cowok keren yang keliatan cuek, cuek tapi peduli sih oke.. Nah kalo cuek asik sama dirinya sendiri? Banyak ga cowok jenis gini? Banyaaakkk!!! 

Banyak nih cowok yang asik mentingin karir dia aja. Pas udah sukses dia nyari cewek yang super cantik. Pas udah nikah si cewek malah sering ditinggalin dirumah. Udah gitu pas udah punya anak disuruh jadi Stay At Home Mom dengan kondisi si suami jarang pulang. Apa yang kurang? 

Nafkah batin! 

Intinya pilih suami yang bisa bertanggung jawab dengan mengerti kondisi kita. Suami yang tidak hanya mengartikan makna tanggung jawab sebagai uang semata tapi juga mengisi jiwa dalam rumah tangganya. 

Nah, tapi ada juga nih suami belum siap nafkah lahir tau-tau mau nikah aja? Situ mau? 

Hal ini masuk kepembahasan nomor 4 yak. 👇

5. Bukan pilih dia yang Kaya, punya pekerjaan tetap, tapi pilih yang selalu bersemangat dan punya cita-cita besar

Kalo kamu kayak gini ga bakal ada yang mau.. 😛

Sempat ada yang menyindir ketika aku menikah dengan suamiku. 

“Ya iya lah dia sudah PNS, punya pekerjaan tetap!”

Aku jujur kurang suka dengan statement diatas. Kesannya kok aku memilihnya karena dia mapan yah? 

Jujur saja, jika masalah mapan adalah nomor satu aku punya banyak pilihan selain suamiku.. (lemparin batu.. Sok laku banget..haha) 😂

Kamu tau kenapa aku memilih dia?

Karena dia yang selalu membuatku bersemangat! Dan dia punya banyak cita-cita didalam hidupnya! Dan aku bercita-cita untuk turut ambil andil dalam misi hidupnya

Setiap kali kami berbicara, ada semangat api yang aku rasakan. Suamiku adalah tipe imajiner-realistis_sesuatu yang tak pernah aku jangkau dari aku yang sepenuhnya imajiner. 

Kalau tidak salah aku pernah mendengar kata-kata ini dari mario teguh “Wanita itu tidak butuh mobil mewah, rumah mewah dan lain-lain untuk dilamar! Ketika dia melihat layar handphonemu dan disana terlihat rumah mewah dia bertanya ‘Itu Rumahmu?’ dan lelaki sejati akan menjawab ‘itu bukan rumahku, tapi aku bercita-cita akan membuatkan rumah itu untukmu’. Dijamin wanita pasti klepek-klepek”

Itu benar. Wanita tidak butuh lelaki kaya! Dia butuh orang bersemangat, optimis dan punya cita-cita tinggi untuk menemani hidupnya. Hal itulah yang akan menunjang nafkah lahir seperti pada pembahasan nomor tiga. 

6. Pilih yang memahami Passionmu

Sebelum kita memutuskan untuk menikah sangat penting untuk mengetahui hoby dan minat dari masing-masing pasangan. 

Iya, kan ga lucu ya kalo tiba-tiba nikah terus bukannya kita semakin maju malah semakin merosot dari passion kita. 

Baca juga Lelaki Introvert vs Ekstrovert, Pilih Mana? 

Ada pula pribadi yang berpikiran “Menikah itu asal mau mengalah..” 

Ya, terus kalo mengalah melulu kapan majunya? Jangan sampai rumah tangga kita termasuk dalam golongan tidak sehat hanya karena passion yang terhambat oleh rasa stress. 

Hal seperti ini sering terjadi pada pasangan muda. Bahkan tidak sedikit yang mengalami stress berkelanjutan hanya karena masalah passion dan salah memahami makna penerimaan. 

Baca juga Pembelajaran dalam film Revolutionary Road. 

Revolutionary Road adalah salah satu dampak dari stress masing-masing pasangan yang tak bekerja sesuai passionnya sehingga rumah tangganya tidak sehat. Karena itu ada baiknya sebelum anda menikah pahami passion masing-masing. 

7. Pilih sang penyuka anak kecil 

Aku sering mendengar kalimat “Semua Lelaki mungkin siap menjadi seorang Suami, tapi tidak semua Suami siap menjadi Ayah” 

Ngerti maksudnya? 

Agak lucu juga ya, soalnya sudah jelas kan ketika kita memilih calon suami sudah jelas didalamnya bahwa disana kita juga mencari sosok ayah untuk anak kita kelak. Pernyataan diatas kok seolah-olah mencari calon suami ‘yang siap’ itu gampang ya. Menurutku malah itu yang susah karena itu pondasi dasar. 😄 

Jadi buat aku, kriteria suami dan calon ayah itu gak bisa dipisah. Kecuali mau ga punya anak selamanya.. Hihi

Sudah menjadi rahasia umum sepertinya ya kalau lelaki penyuka anak kecil akan menjadi sosok Ayah yang baik. Kenapa? Karena ia akan lebih mengerti dengan kondisi Ibu yang rempong dan akan menggantikan peran ibu pengganti selama sang ibu berkutat pada kerempongannya. 

Lelaki penyuka anak kecil biasanya ditemukan pada anak sulung maupun anak tengah yang memiliki adik. Meski mungkin saja anak tunggal juga bisa menjadi sosok ayah yang baik karena rasa cintanya yang benar pada Ibunya. 

8. Lihat Lingkungan dan Latar Belakangnya 

Buah Jatuh tak Jauh dari pohonnya.. 

Memang, hal ini harus diakui benar. Hal yang membentuk diri kita sebagian adalah lingkungan dan latar belakang. 

Namun, sayang sekali aku adalah pribadi yang kurang mempercayai makna ‘Warisan’. Bukan, ini bukan tentang tulisan abege kekinian itu. 😂

Sebagian besar orang akan terbawa oleh faktor biologis dan lingkungan dalam pembentukan karakternya. Namun, adapula yang memilih jalannya sendiri ditengah lingkungannya yang dia pikir merupakan sesuatu yang salah. 

Sebagai contoh, tidak semua anak koruptor akan tumbuh menjadi koruptor pula. Bisa jadi_bisa saja suatu saat ia menyadari kesalahan orang tuanya kemudian mengambil jalan kebaikan setelahnya. 

Sebaliknya, tidak semua anak pesantren akan tumbuh menjadi orang sholeh dan sholehah. Bisa jadi_bisa saja, entah karena apa tiba-tiba saja dia menjalani jalan hidup yang berseberangan. 

Ketika naruto hidup sebagai jinchuriki belum tentu suatu saat dia akan jadi monster sepenuhnya. *lah kumat.. 😂

Dulu, jujur saja aku adalah tipe yang percaya tentang bibit, bebet dan bobot ini. Lambat laun aku mengerti, bahwa setiap manusia bisa berubah. Tak peduli sekeras apapun lingkungan terhadapnya. 

Warna Hitam adalah kumpulan dari gabungan seluruh warna. Jika salah satunya kemudian berpisah mungkin saja ia akan melunturkan warna hitam tersebut. 

Intinya, kita tak bisa men-cap mentah-mentah bahwa anak yang tumbuh dalam lingkungan ‘kotor’ adalah bibit yang ‘kurang baik’. Karena setiap orang memiliki proses evolusi yang tidak kita pahami prosesnya. Meskipun tak dipungkiri, lingkungan dan latar belakang harus kita selidiki pula. 

Namun hal lebih lanjut yang harus kita lakukan adalah melihat sejauh apa evolusi hidupnya pada jalan kebaikan, walau ditengah lingkungan kusam sekalipun. 

Yup, demikian akhir dari catatan saya tentang kriteria lelaki yang patut dijadikan suami. Memang tak semua lelaki sempurna. Tapi paling tidak dari 8 poin diatas ada 5-6 poin yang sesuai dan jangan lupa nomor 1 ga boleh di skip. Hihi.. 

Nah, kalo ketujuhnya udah ceklist buruan bilang “Lamar aku Baaaaang!!!” 

😂

Sumber Gambar

Untuk Apa Aku Harus Membenci Mertuaku? 

Untuk Apa Aku Harus Membenci Mertuaku? 

Mertua. Ya, satu kata yang berarti adalah mama dari suami ini adalah nama yang entah kenapa selalu berkonotasi negatif dikehidupan emak-emak. Dimulai dari cerita mertua galak, mertua sok ngatur, mertua bla bla bla. Hingga tidak jarang karena hubungan complicated antar menantu dan mertua ini maka kehidupan mereka terlihat selalu tidak damai. 

Nah, soal mertua. Kenapa pula tanaman satu ini diberi nama lidah mertua? Aku pikir tadinya cuma orang indonesaah yang menamai tanaman ini begitu kejam. Ternyata nama versi bahasa inggrisnya juga mother in law tonge. Seolah-olah lidah mertua itu diibaratkan terlihat tajam dan panjang seperti tanaman ini. 

Semua tentang mertua selalu dipandang negatif. Dulu saja ya, kalau anak cewek macam aku gini ga bisa masak mama pasti bilang “gimana nanti kamu nih kalo satu dapur sama mertua?”. Hingga hal sepele seperti duduk didepan pintu aja diledek, “kada disayangi mertua nanti” padahal kan waktu itu aku masih single yak, apa hubungannya si calon mertua ini dibawa-bawa. Hihihi. Ini pengaruh juga ke inner child dari kita tentunya. Kita sudah terlanjur menempatkan kata mertua dengan konotasi negatif dilubuk pikiran kita_bahkan jauh hari sebelum menikah. 

Kebencian kepada mertua disebabkan oleh banyak faktor namun aku meyakini faktor utama yang beranak-pinak menjadi berbagai faktor penyebab lainnya adalah adanya rasa cemburu. Apakah wajar kita cemburu kepada Mertua? Apakah wajar Mertua juga cemburu kepada kita? 

Tentu saja wajar. Cemburu sangat manusiawi. Cemburu adalah perasaan tidak nyaman dimana orang yang sangat kita sayangi menomor dua-kan kita, lebih memperhatikan yang lain. Cemburu boleh-boleh saja, sebagian lelaki suka jika kita ketahuan cemburu padanya. Namun, jika cemburu salah obyek kemudian menimbulkan perasaan iri hingga dengki maka cemburu jenis ini harus segera diobati.

Cemburu yang berasal dari perasaan ingin lebih baik dari pada obyek adalah cemburu yang positif_tidak berbahaya. Sebaliknya jika cemburu dilandasi oleh perasaan benci maka akan menciptakan monster kecil dihati kita. Semakin kita memberi makan monster tersebut, ia akan tumbuh semakin besar dan menggerogoti hati kita. Ibarat Api yang tiba-tiba memakan habis kayu bakar. 

Kebencian_apapun asalannya, adalah hal negatif. Namun sangat manusiawi jika kita pernah membenci. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara kita menghilangkan kebencian tersebut dan mengubahnya menjadi kecemburuan yang positif? 

Jujur saja, Mertua adalah orang pertama yang aku cemburui setelah aku mengenal kehidupan Rumah Tangga. Segala yang aku lakukan sejak berumah tangga tak lepas dari pengawasan mertua. Dia yang aku pikir tadinya sebagai orang kesekian dalam kehidupanku tiba-tiba saja harus aku nomor satukan. Monster dalam diriku tentu sering merasa protes. “Emang dia siapa? Mau menggantikan posisi Mama dikehidupanku.. Tiba-tiba saja jadi si nomor satu dikehidupanku” 

Oh, rupanya hadis ini yang menjadi senjata ya. “Huh” Pikirku.

Kehidupan berumah tangga sungguh proses yang tidak mudah. Hal yang pertama kali harus kau terima adalah meninggalkan rumah mama. Mengganti peran Mama yang merupakan sosok paling dicintai menjadi suami. Aku perlu beberapa kali berkonflik untuk mengakhiri dengan damai keputusanku dengan mama. Kau bisa membaca tulisanku di sini

Memutuskan untuk berbakti kepada suami dan belajar menggantikan peran Mama adalah hal yang tidak sederhana. Suami bukanlah orang nomor satu pengatur hidupku. Dibelakang layar, sang mertua bagaikan dalang wayang yang turut mengatur pergerakan suamiku, membuatku mau tak mau harus mematuhinya pula. Jadi, bila kau bertanya siapa orang nomor satu pengatur hidupku? jawabannya adalah mertua. Dan saat itulah awal kebencian itu muncul. 

Awal kebencian muncul ketika cita-citaku kandas begitu saja karena larangan mertuaku kepada suamiku untuk meninggalkannya merantau di Pelaihari. Aku sudah sangat positif ingin sekali bekerja disana, aku pikir bukanlah jarak yang jauh antara Pelaihari dan Banjarmasin. Kami masih bisa seminggu sekali menengok beliau. Namun kemudian beliau menangis ingin anaknya tetap disini saja. Aturan darinya mengontrol tujuan hidupku. Sudah jelas tentu, suamiku selalu menomor satukan mamanya. Berarti segala langkah hidupku akan selalu dibayang-bayangi olehnya_Mertuaku. Kebencianku sangat beralasan. 

Kebencian semakin bertambah subur ketika aku kemudian harus serumah dengan mertua. Saat itu anakku masih berumur 3 bulan, sering menangis dan begitulah. Aku yang saat itu mengalami Post Partum Depression hanya menginginkan satu hal “jangan atur lagi hidupku”. Apa aku mengucapkannya? Tentu saja tidak. Kebanyakan dari pelampiasanku hanya menangis. Jika tak sembuh juga kadang aku meledak dimedia sosial dan menghapus ledakan itu dipagi harinya. 

Rasa cemburu, iri dan tak suka diaturku telah menggelapkan hatiku. Sebagai Ibu dengan anak yang sering terbangun dimalam hari dan memakai popok kain untuk menghemat keuangan aku cukup kelelahan. Kadang dipagi hari aku tertidur lagi sehabis sholat subuh. Terkadang juga aku bangun telat. Siapa yang menyiapkan sarapan? Aku cuma sesekali. Kebanyakan adalah mertuaku dan iparku. Penyakit anti-sosial dan introvert tingkat akut-ku membuatku sulit beradaptasi didapur yang sudah mempunyai 2 chef andalan. Aku lebih suka dikamar. Berpura-pura terlalu sibuk dengan bayiku. 

Kegelapaan hatiku telah menghapus segala kebaikan mertuaku. Aku hanya melihat segala tentang mertua dari sisi gelap saja, sang pengatur_pikirku. Dalang Suami pikirku. Kapan aku bisa terbebas dari kontrol mertua dan berada di ruang bebasku sendiri? 

Setiap malam aku mengadu kepada suamiku. Tentang ketidaksukaanku pada Mamanya. Dia berusaha mendamaikan perasaanku. Tapi itu selalu tidak berhasil. Hatiku gelap. Aku tak bisa melihat sedikitpun kebaikan dari mertuaku. 

Setiap pagi, siang dan malam. Mertuaku selalu menyetok bayam dan katu dikulkas. Dia menyuruhku untuk selalu memakan sayur agar ASI ku lancar. Jika aku tak membuat karena malas maka mertuaku pasti membuatkannya. Sepanci penuh. Aku tak protes, memang benar Katu melancarkan ASI, tapi apa jadinya jika itu dijadikan seperti cemilan yang harus kau konsumsi setiap saat? Ya, muak. Bosan. Terlebih kondisi Ibu Menyusui sebenarnya bukan hanya butuh sayur, tapi karbohidrat. Aku sukses menjadi anak super kurus disana. 

Sejak kecil aku anti sekali berbicara dengan orang yang lebih tua. Tapi sejak berumah tangga aku harus bisa agar terlihat normal. Sayangnya pembicaraanku kadang tak selalu berjalan mulus. Alasan Pertama adalah aku amatiran dalam berbicara. Alasan Kedua, mertuaku sudah tua, perasaannya tentu mudah tersinggung jika menerima kritik. Maka, diam dan pura-pura setuju adalah pilihan terbaik.

Setiap hari Mertuaku memasak untuk suamiku. Aku yang masih menyusui kadang membantu sesekali. Aku tak terlalu suka dengan sistem dapur ala mertuaku. Setiap pagi harus memasak air dikayu bakar, kuno sekali. Padahal kompor gas sudah tersedia disana. Beliau bersikeras tentang peraturan yang satu itu walau banyak anak yang membantah. Aku sebenarnya alergi dengan bau asap. Dan kamar adalah tempat teraman dari asap. 

Semakin hari aku semakin mengerti bahwa suamiku tergila-gila dengan masakan Mamanya. Segala masakan yang dimasak oleh mertuaku selalu berhubungan dengan asap_ikan panggang, wadai bikang. Akupun diam-diam mengingat segala bahan dan cara memasak ala mertuaku didapur. Aku bertekad, aku harus bisa nanti. 

Bermalas-malasan dirumah mertua adalah hal yang dinamakan serba salah. Aku adalah anak tercanggung dalam penyesuaian dilingkungan yang baru_terlebih jika pada lingkungan itu banyak sekali orangnya. Iparku banyak dan masih berkumpul. Setiap pagi masing-masing memiiki job description tersendiri. Tinggallah aku melongo atau berpura-pura sibuk dengan bayi. 

Ketika anakku menginjak usia satu tahun 2 bulan kami memberanikan diri mengambil rumah secara kredit. Suamiku Sepertinya mengerti dengan aku yang serba salah dirumah mertua. Aku benar-benar bersyukur dapat memiliki rumah dan merenovasinya dengan uang tambahan dari pekerjaan sampingan suamiku. Aku mulai mantap untuk mengganti peran pelayan yang selama ini selalu diambil alih oleh Mertuaku. Sebenarnya, jauh dilubuk hatiku aku ingin melakukannya juga, ingin dapat pujian juga.

Aku mulai belajar memasak. Semua masakan favorit suamiku mulai aku tekuni prosesnya. Dari mulai menyalakan api tanpa minyak gas, membuat bikang, membersihkan ikan sungai hingga mencoba memberi penilaian plus pada diriku dengan mengeksplorasi skill baking. Aku terobsesi untuk melebihi Mertuaku. Aku cemburu setiap kali disebut masakan Mertuaku lebih baik dibanding masakanku. Lihatlah, tanpa disadari aku menjadikan Mertuaku sebagai Rule Mode dalam kehidupan pertama Rumah Tanggaku. 

Hubunganku dengan mertua semenjak berpisah rumah berangsur-angsur membaik. Walau Aku sebenarnya masih agak kesal jika kerumah beliau selalu bertanya “Makan apa tadi? Kalo bikin anu tu begini begini jangan begini nanti bisa begini…. Bla bla”. Sebenarnya aku sudah lumayan memperhatikan cara memasak beliau kan? Dan suamiku selalu bilang enak kok. Aku sudah berusaha melayani suamiku melebihi mertuaku. 

Hal yang lebih menyebalkan adalah jika aku sudah capek-capek menyiapkan makan untuk suamiku, tiba-tiba saja sang mertua memberi makanan untuk dimakan suamiku pula. Seolah-olah tak mau kalah denganku. Aku, dengan sifat kekanakanku sering sekali ngambek dirumah. Ngambek dengan kekalahan. Merajuk dan tak mau memasak. “Makan ditempat mama aja sudah sana” kataku. 

Butuh waktu lama untukku agar bisa memahami apa sebenarnya yang ada dalam pikiran Mertuaku. Mengapa mertuaku tak henti-hentinya mencuri perhatian suamiku. Rasa Cemburu dan obsesi untuk melebihinya telah membuatku lupa. Lupa akan Bagaimana rasanya menjadi Ibu tua yang Janda. 

Suamiku, sepertinya adalah salah satu anak yang memiliki ikatan erat dengan Mamanya_melebihi saudara lainnya. Sejak Ayah suamiku meninggal, suamiku adalah salah satu anak yang mengisi kebahagiaan batin Mamanya_Mertuaku. Dan bagaimana mengisinya? 

Yaitu dengan memasak. Mertuaku memiliki passion memasak. Rasa cinta tersalur untuk orang-orang yang disayanginya melalui memasak. Menerima pujian dari Suaminya adalah hal yang paling membahagiakan. Sejak suaminya meninggal, pujian dari anaknya_lah yang diharapkan untuk membuatnya merasa senang. 

Aku kemudian menyadari bahwa semua pujian dari suamiku_semua pujian yang dilebih-lebihkannya dihadapan mertua ku sama sekali tak layak untuk aku cemburui. Pujian itu adalah salah satu bentuk rasa bakti yang ditunjukkan suamiku untuk Mamanya. Orang yang merawatnya sejak bayi, membesarkannya dan menyayanginya hingga sekarang. Ah, lantas siapa aku ini, yang selalu cemburu buta dan memasang wajah cemberut setiap kali pujian itu ada. Aku hanya orang yang baru beberapa tahun mengenal suamiku. 

… Namun ia telah memutuskan untuk hidup serumah denganku..


Aku menatap tanaman lidah mertua dibalik jendela kamarku. Tanaman dengan bentuk daun menyerupai lidah yang terkesan tajam. Yah, lidah mertua. Memang sesuatu sekali tanaman ini. Dengan namanya terdengar negatif namun ia telah menyerap udara racun yang ada disekitarku, menciptakan udara segar untuk kuhirup. Mertua memang ikatan unik yang kusyukuri karena telah merubah hidupku. 

Dari rasa Cemburu aku akhirnya belajar untuk lebih baik. 

Dari Cemburu aku memiliki cita-cita baru, ingin menjadi seperti-nya. 

Dari Cemburu aku mengenal arti cinta yang sebenarnya. 

Terima kasih telah mengenalkanku pada rasa Cemburu ‘yang benar’ Mertuaku.. 

IBX598B146B8E64A