Browsed by
Category: Travelling

Mudik Pake Motor Bawa Bocil? Why Not!

Mudik Pake Motor Bawa Bocil? Why Not!

source: mudikgratis.com

Masih dalam suasana lebaran gak sih? Pastinya masih dong ya. Bicara lebaran, tentu sudah hal biasa kalau kita mengaitkannya dengan mudik. Ya, kapan lagi kita dapat bersilaturahmi dengan sanak saudara dikampung halaman? Libur panjang dengan suasana lebaran adalah moment yang sangat pas.

Nah, emak juga terbiasa mudik dikala lebaran tiba. Namun, mudik emak beberapa tahun lalu sebenarnya memakai motor loh. Iya, bawa bocil ini. Gimana rasanya? Hmm.. Aku sih enak dan nyaman aja. Hihi

Bahkan sebenarnya, kalau boleh memilih aku lebih suka mudik memakai motor loh. Beberapa alasan emak mudik pakai motor akan emak tulis dengan lengkap disini:

1. Praktis

Mudik memakai motor menurut emak jauh lebih praktis. Walau sebenarnya memang terlihat ribet dalam pemandangannya. Haha

Iya, kalau mudik dengan memakai mobil biasanya aku lebih rempong mempersiapkan perlengkapan dimobil. Mulai dari cemilan, obat anti mabuk, minyak kayu putih dan perintilan lainnya hingga kantong plastik kecil. (eh, iya aku plus family orangnya memang mabukan kalau dimobil.. So perlengkapannya ribet.. 😂)

2. Terhindar dari Macet

Ke mall pake mobil makan waktu 30-40 menit. Ke mall pake motor cuma makan waktu 20 menit paling lama (sudah termasuk mampir beli bensin plus bla bla.. ✌). Kenapa pake mobil lama? Itu, body mobil yang lumayan gede bikin rawan macet dijalan, hihi.

Kekampung halaman naik mobil dalam arus mudik yang hmmm… Begitulah.. Kira-kira memakan waktu berapa lama? Yah, lumayan.. Sampai 2 episode mimpi tidur yang bersambung mungkin. Sementara kalau pakai motor? Emak gak bisa tidur. Malah asik terbawa curcolan ngobrol dengan suami atau asik melihat pemandangan kanan kiri.

3. Pemandangan Lebih Menyenangkan

Iya, bagi emak pemandangan mudik pakai motor itu lebih menyenangkan dibanding pemandangan mudik pakai mobil. Ini sih mungkin karena efek dari suka mabuk dimobil jadi pemandangannya cuma minyak kayu putih plus plastik aja. Haha.

Bahkan asiknya lagi, kalau berangkat pakai motor itu bisa foto-foto pemandangan. Iya, kampung aku kan lumayan pedesaan. Jadi memandang gunung dan hamparan permadani hijau itu dengan udara segar sekeliling itu benar-benar moment yang menyenangkan kalau dinikmati mamakai motor.

4. Terhindar dari Drama Pusing dan Mual

Ah, ini sih gak perlu dijelaskan lagi. Dari point 1 dst sudah disisipkan dikit-dikit. *dasar penulis yang tak terstruktur.. 😅

Aku sampai sekarang gak ngerti kenapa tiap mobil itu baunya sama. Bau pusing. Biar pakai parfum mobil yang begini begitu tetap aja baunya pusing. Aduh mak, ngebayangin baunya aja aku udah pusing beneran sambil nulis. Serius. 😂

Konon, untuk mengobati permanen mual dan pusing saat naik mobil itu adalah dengan punya mobil. Manjur gak sih? Menurut aku gak terlalu manjur ya kalau cuma punya doang kecuali mungkin kalau udah bisa nyetir sendiri. 😂

Dulu, sejak kecil sampai besar aku kan tinggal dengan orang tua. Orang tua aku punya mobil, tapi aku jarang ikutan naik. Alhasil ya tetap aja ya.. Hahhaha.

6. Gampang Mampir dan Parkir dimana Saja

Salah satu drama paling membosankan saat ikut naik mobil adalah sulitnya dapat tempat parkir. Kalah pakai motor? Cuss.. Tinggal taroh. Gampang.

Mau makan dipinggir jalan? Kalau naik mobil, harus mikir beberapa kali soal tempat parkir. Bahkan pengalaman dulu, sempat dilewatin dulu tempat makannya. Dijalan sambil mikir, eh, kayaknya didekat situ bisa parkir. Terus dulu tuh, lurussss sampai ketemu belokan baru bisa parkir. Eh, iya kalau yang nyupir orangnya gak ngelamun. Haha..

7. Lebih Irit

Ini jelas ya. Irit. Kekampung halaman naik motor cuma makan bensin 1, 5 liter. Sementara pakai mobil? Hmmm..

Nah, tapi nih.. Mudik pakai motor itu enggak bisa sembarangan. Apalagi kalau membawa bocil. Harus banyak hal-hal yang perlu kita perhatikan, diantaranya adalah:

1. Yakinkan kondisi motor dalam keadaan baik

Ini adalah point utama yang penting banget. Sebelum berangkat kita harus sudah memastikan kondisi motor dalam keadaan baik. Akan lebih baik lagi kalau kita membawa perlengkapan kecil dalam memperbaiki motor untuk berjaga-jaga kalau saja di jalan nanti terjadi sesuatu.

2. Selalu gunakan helm dan pengaman lain yang mendukung

Mudik bawa bocil pakai motor memang rempong dalam segi pakaian tempur mak. Iya, mulai dari membawa helm, pengaman, jaket, masker, tisue dan lain-lain. Bahkan kalau diperhatikan, eh kok tiba-tiba anak udah kayak power ranger aja kostumnya. Haha

3. Jangan membawa penumpang maupun barang terlalu banyak

source: litbang-kemendagri.go.id

Nah, tips ini juga penting banget. Sebisa mungkin, bawalah barang seminimalis mungkin karena mudik pakai motor itu kita gak bisa bawa barang seenaknya aja. Seperti alat pel, jemuran, ya ditinggal aja lah. *eh, ya eya laah.. Haha

Kalau masih memiliki anak satu seperi keluarga kecil saya mungkin mudik membawa motor masih bisa dilakukan, tapi kalau sudah punya banyak pasukan lebih baik jangan memaksakan muatan motor karena dampak negatifnya jauh lebih buruk.

4. Yakinkan tubuh pengendara dalam kondisi fit dan tidak mengantuk

Sebelum naik motor untuk mudik, maka yakinkan dulu bahwa anda sudah cukup beristirahat. Naik motor untuk mudik itu cukup melelahkan loh. Kalau membawa bocil mungkin saja dijalan ia akan merengek dengan keluhan-keluhan seperti capek, mau minum susu dan sebagainya. Jari kita sebagai orang tua harus dalam keadaan prima juga untuk menghadapinya.

5. Sebaiknya kampung halaman yang dituju tidak terlalu jauh

Nah, ini juga pertimbangan penting. Seberapa jauh kampung halaman?

Kalau kami hanya pulang kekampung halaman dengan jarak tempuh yang cukup dekat. Sekitar 2 jam dengan kecepatan 60 km/jam sudah sampai kekampung halaman sehingga anti capek. Kalau jarak kampung halaman sangat jauh sebaiknya tidak memakai motor ya. 😊

6. Yakinkan arus mudik tidak terlalu padat

Sebelum memutuskan kapan dan tanggal berapa kita mudik, ada baiknya untuk memantau arus mudik. Hal ini agar kita terhindar dari kemacetan dan resiko kecelakan.

Terbayang kan mak, kalau kita bawa bocil mereka sumpek dan cerewet melihat kemacetan dimana-mana. So, cari jadwal keberangkatan yanh strategis demi kenyamanan si kecil diperjalanan. 😉

7. Jangan ngebut dan berhati-hati

Kalau tips ini tentu semua sudah sangat paham dan mengerti. Biasanya para laki-laki kalau berkendara suka lepas kontrol. Nah, sebelum itu yakinkan suami untuk terus berhati-hati karena lebih baik terlambat asal selamat.

8. Beristirahatlah jika lelah

Anak menangis dijalan, pinggang sudah terasa penat, mata mulai berkunang-kunang. Lebik baik kita mulai berhenti dan beristirahat. Yakinkan tubuh sudah fit kembali saat ingin memulai perjalanan.

Nah, itu dia kilasan tips dan alasan emak mudik bareng bocil memakai motor saja. Kalian punya tips mudik yang menarik lainnya? Boleh sharing juga ya..
Tulisan ini merupakan post untuk #KEBloggingCollab kelompok Ghea Panggabean yang diawali dengan trigger post dari Faridilla Ainun.

Kenangan Semarang dan Yogyakarta: Study Tour Bareng Mahasiswa D3 Kompak Poliban

Kenangan Semarang dan Yogyakarta: Study Tour Bareng Mahasiswa D3 Kompak Poliban

Yogyakarta memang kota istimewa. Ya, itulah yang pertama kali aku ucapkan saat menginjakkan kaki di sana. Sebagai Ibu yang bisa dibilang sangat jarang travelling, maka memandang kota Yogyakarta bagaikan memandang surga dunia dengan segala obyek wisata yang menggugah minatku. Minatku? Ya, aku punya minat terselubung dibalik profesi Ibu Rumah Tangga, yaitu ingin berkeliling dunia.

Agaknya mustahil ya. Dari segi persiapan psikologis dan jasmani sebenarnya aku termasuk pribadi yang agak lemah dengan travelling. Bagaimana tidak? Aku jarang sekali naik pesawat dan aku tidak pernah naik pesawat sendirian. Selain karena punya sisi agoraphobia, hal ini juga karena aku tidak pernah merasa tertantang untuk mencoba naik pesawat sendirian.

Setelah 4 tahun lamanya menjadi Ibu Rumah Tangga Sejati yang jarang piknik, maka ajakan suami untuk traveling aku terima dengan senang hati dan sedikit lebay. Ya, jika diingat-ingat lucu sekali ketika aku terlalu bersemangat hingga packing barang jauh-jauh hari. Panik dan bingung dengan adegan menitipkan anak, juga perasaan deg degan bukan main saat melihat pesawat seraya berkata dalam hati, “Bagaimana jadinya kalau Pesawat ini begini dan begitu..”

Tapi kurasa aku cukup menutupi rasa gugupku dengan baik. Aku dikelilingi oleh para mahasiswa D3 Komputer Akuntansi Poliban yang dengan asing menatapku malu-malu. Ah, apa kata dunia kalau aku terlihat mabuk di pesawat nanti? Wajah jutekku nan manis ini akan hilang imagenya. Hahaha.. *cuss minum antimo.

***
Ya, ini memang bukan perjalanan piknik biasa. Aku diajak untuk ikut menemani suamiku karena program study tour yang dilaksanakan mahasiswa Kompak (Komputer Akuntansi) di Politeknik Negeri Semarang. Kenapa aku diajak? Apakah tiket gratis berlaku untukku?

Aku diajak karena suamiku kasihan. Haha..

Serius, sejak kami menikah kami tidak pernah berbulan madu seperti pasangan pada umumnya. Selang beberapa bulan setelah menikah, aku ditinggalkan suamiku kuliah di UGM Yogyakarta selama 2 tahun. Kenapa tidak menyusul? Karena eh karena kami punya hal yang diproritaskan untuk masa depan rumah tangga. Sehingga kami harus berkorban untuk hal ini. Ini adalah babak pahit dalam awal rumah tangga kami.

Karena aku sudah terlalu lama kurang piknik dan mulai mengeluarkan tanda-tanda ketidakwarasan itulah akhirnya suami rela mengeluarkan budget khusus untuk mengajakku mengikuti study tour bareng mahasiswanya. Aku senang sekali tentunya. Saat melihat rombongan mahasiswa di bandara. Aku merasa seakan kembali ke zaman mahasiswa dulu.

***

Rute 1: Politeknik Negeri Semarang

Bagaimana rasanya saat emak-emak masuk ke ruang kelas mahasiswa politeknik semarang? Mengambil tempat duduk paling depan pula. Lantas sang Dosen pun bertanya, “Mba Mahasiswa? Dosen?”

Hahaha..

Awkward Moment banget. Lantas suamiku sebagai perwakilan dosen pun menjelaskan bahwa aku adalah Istrinya. Dalam hatiku berkata, “Seharusnya tadi membawa almameter saja supaya tidak awkward”

Politeknik Negeri Semarang itu keren. Studytour kesana memang tidak sia-sia. Mahasiswa Komputer Akuntansi Poliban sangat antusias disana. Apalagi mengingat bahwa ada program studi lanjutan untuk kuliah mereka disana. Wah, entahlah sudah dimana para mahasiswa itu sekarang. Aku masih ingat berbagai sinaran mata semangat mereka. Ya, kehidupan masa muda itu memang menyenangkan ya.

Rute 2: Simpang Lima Semarang

Setelah sampai di hotel pada malam harinya kami lalu memutuskan untuk jalan-jalan ke Simpang Lima Semarang. Akupun langsung antusias minta foto di deretan lampu besar yang membentuk tulisan simpang lima semarang. Yah, maklum.. Emak rumahan baru keluar kandang, agak udik dan norak.

Kenapa hanya ada fotoku saja? Mana Suaminya?

Sebenarnya ada loh fotoku dengan suami di sini, tapi karena pakai kamera mahasiswa jadi lupa minta atau sebenarnya agak gengsi minta. Hahaha.. Maklum, suamiku sangat sulit diajak kalau urusan berfoto.

Oh Iya, disini ada berbagai becak hias dengan lampu juga. Dalam sekali putaran kawasan simpang lima dikenakan biaya 35k. Nah, kalau sepeda tandem hias bisa disewa dengan harga 25k untuk 30 menit.

Apakah kami menaiki becak atau sepedanya?

Tentu Saja Tidak, terlalu kekanakan kata suamiku. Haha

Rute 3: Rawa Pening

Rawa Pening apaan sih ya? Eh, ternyata itu adalah danau seluas 2670 hektar yang ada di Jawa Tengah. Dan ketika kami sampai disini…Wah…

Berasa jalan-jalan ke sungai Banjarmasin pemirsa..

Bagaimana Tidak? Keadaan Danaunya mirip sekali dengan kawasan sungai dibanjarmasin yang dipenuhi dengan tanaman eceng gondok. Pokoknya ketika kesini saya berasa balik ke banjarmasin lagi. Haha..

Cuma.. Bedanya kalau di banjarmasin kiri dan kanan ada rumah penduduk. Disini adem, angin sepoi-sepoi dan enak sih ya, namanya juga jalan-jalan. Hihi..

Rute 4: Candi Borobudur

Tidak mau membuang-buang waktu di Rawa Pening terlalu lama maka kami akhirnya memutuskan ke Candi Borobudur yang berada di Magelang. Sebagai emak yang cukup udik dan baru pertama kali menjejakkan kaki di Borobudur maka mohon maklumi tingkah narsisnya yang kelewatan. Hahaha

Suamiku berkata, “Kalau ke Peninggalan bersejarah itu jangan cuma foto-foto saja, ngapain foto-foto kalau tidak bisa menikmati indahnya sejarah. Coba lihat relief-relief ini mengandung cerita yang sangat bersejarah”

Dengan santai aku menjawab, “Jalan-jalan begini 5 tahun sekali juga mungkin enggak lagi. Kapan lagi menciptakan kenangan yang menyenangkan untuk di bawa pulang?”

Dan sang Suami pun pasrah dengan kelakuan sang Istri.. Hahaha..

Setelah puas berfoto ria, barulah aku dan suami asik menterjemahkan relief candi dengan bahasa kami sendiri. Saking bersemangatnya, kami turun lagi kebawah tingkatan candi untuk menemukan relatednya lalu menyimpulkan berbagai posisi budha dan keragaman relief yang sama. Yah, seperti Arkeolog saja, sok tau dan pura-pura pintar dalam menterjemahkan relief. Haha..

Hmm.. Kami akhirnya mengerti bahwa makna relief ini dalam sekali, ingin ditulis kesimpulan dari pengamatan relief versi kami? Janganlah ya, bisa-bisa tulisannya jadi banyak banget. Yah, bagi kami borobudur memang sangat pantas untuk dijadikan salah satu dari 7 keajaiban dunia.

Rute 5: Goa Pindul

Esok harinya kami memutuskan berjalan-jalan ke Goa Pindul. Belum tau Goa Pindul?

Nah, konon diantara beberapa wisata cave tubing, Goa Pindul ini adalah Primadonanya. Yang membuat aku sangat ingin kesana adalah karena konon salah satu stalaktit yang terletak ditengah goa adalah stalaktit terbesar no-4 di dunia. Wow banget kan?

Sayang sekali aku sangat sedikit memiliki dokumentasi di wisata ini. Pemandangan dalam Gua tidak sempat aku abadikan karena kamera HP ku tak bisa dipakai disana. Sedih banget lah pokoknya, padahal pemandangannya keren sekali. Berasa kayak di film adventure gitu. Banyak kelelawar sih dalamnya (namanya juga gua deng) tapi entah kenapa malah menambah kesan natural banget dengan adanya hewan serem itu. Hihiy

Jangan takut soal perjalanan masuk gua. Disini ada pemandunya kok dan kita sudah dijamin keamanannya dengan berbagai perlengkapan seperti pelampung dll. Jadi, buat kita-kita yang enggak bisa berenang tetep aman kok.

Hah? Kita? Kamu aja kali win…Haha

Rute 6: Pantai Baron

Konon kata Suami pantai di Yogya itu Indah banget beda dengan Pantai di Pelaihari. Nah, ini dia yang bikin penasaran, Seindah apa sih?

Kami memutuskan untuk ke Pantai Baron yang terletak di Desa Kemadang Kecamatan Tanjung Sari. Pantainya emang indah sih, airnya biru dan.. Wah.. Ini pertama kalinya aku lihat menara suar. Haduh, Udik banget ya.. Haha..

Tanpa memperdulikan pemandangan pantai apalagi berpikir untuk mandi, aku langsung saja memanjat bukit di dekat pantai sana bersama suami dan rombongan mahasiswa. Keren lah rasanya melihat menara suar itu, berasa syuting film Shutter Island. Hahaha..

Tinggi banget lah.. Tapi yang paling penting itu.. Foto-foto… Eaaa..

Sayang sekali tangga terakhir di menara suarnya agak horror. Akhirnya emak yang takut ketinggian ini menyerah tepat ditangga terakhir. Sayang banget ya, tapi bagaimana lagi? Aku merasa kekuatan angin seakan menggoyangkan menara suarnya. Daripada pingsan disana dan digendong suami mending tahan aja adegan romantis itu. Eaa..

Rute 7: Keraton Yogyakarta

Awal memasuki keraton ini aku langsung merasakan betapa kental adat jawa di dalamnya. Tanpa memperdulikan isi-isi didalamnya aku dan suami teralihkan pikirannya saat melihat mereka. Taukah kalian siapa yang kami maksud?

Ya, sang abdi dalam.

Bagi kami letak keistimewaan Yogyakarta sangat terasa ketika memasuki dan mengenal budaya keraton. Zaman begini budaya dahulu masih sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat disana. Bagaimana bisa ya sangat banyak abdi dalam yang lalu lalang didalamnya. Salah satu dari abdi dalam yang memandu kami pun mengaku sudah puluhan tahun disini.

source: hipwee.com

“Apakah ini perbudakan” Pikirku lugu dan polos. Haha

Abdi dalam adalah mereka yang rela dan sepenuh hati mengabdikan diri untuk keraton dan juga raja dengan segala peraturan yang berlaku. Uniknya, bukanlah pihak keraton yang menyuruh mereka untuk menjadi abdi dalam namun mereka lah yang mengajukan diri.

Ternganga? Ya, saya juga..Haha.. Anehnya itu adalah hal terhormat bagi mereka.

Abdi dalam terbagi menjadi 2 bagian yaitu abdi dalam keprajan dan punakawan. Keprajan biasanya bertuga di dinas dan instansi pemerintahan sedangkan punakawan bertugas di keraton saja.

Setelah bertanya cukup banyak tentang abdi dalam dengan guide kami kemudian suami saya iseng bertanya dengan tukang becak disana, “Sampeyan mau jadi abdi dalam mas?”

“Mau banget mas, seumur hidup juga aku mau.. Ini jabatan terhormat mas”

Wah, kalian tau berapa gajih dari abdi dalam? Sepengetahuan singkat kami gajih mereka hanya 15 ribu sebulan. Berdasarkan wawancara kami mereka yang sudah berstatus S2 dan S3 saja mengajukan diri sebagai abdi dalam. Dan kalian tau apa jawaban mereka?

“Ini bukan soal gajih, tapi tentang hati”

Ya, mereka percaya ada berkah luar biasa dalam pengabdian mereka.

Rute 8: Taman Pintar

Suatu hari nanti aku ingin sekali membawa Farisha jalan-jalan kesini. Ya, Taman Pintar benar-benar tempat belajar anak yang sangat edukatif. Sayangnya saat berjalan-jalan di taman ini baterai hpku mati dan dokumentasi itu nol besar. Yah, sayang banget. Padahal sekali seumur hidup aja mungkin kesini..huhu..

source: jejakpiknik.com

Setelah sampai ke hotel lagi barulah emak nangis bombay dan menyesal kenapa pakai acara gengsi minta foto dengan mahasiswa. Ya, beginilah emak-emak jaim. Huhu

Rute 9: Malioboro

Malam itu adalah malam terakhir di Yogyakarta. Suamiku dengan keras hati menyuruhku untuk istirahat di Hotel saja malam itu. Tapi Bagaimana bisa? Aku belum ke Malioboro loh.

Akhirnya berkat rayuanku bersama dengan para mahasiswa yang gatel banget pengen jalan pak dosen luluh juga untuk mengajak kami ke Malioboro. Haha..

Sebenarnya ada loh dokumantasi foto di malioboro ini. Tapi entah kenapa setelah aku cari ternyata tidak ada lagi. Yah, mungkin karena hasil fotonya jelek semua karena cahaya malam. Tapi serius, jalan-jalan di Malioboro memang berkesan.

Rute 10: Candi Prambanan

Pagi harinya kami menyempatkan diri untuk jalan-jalan ke Candi Prambanan. Candi Prambanan dikenal sebagai candi yang unik dengan bentuk dan jumlahnya. Karena baru pertama kali kesini aku sih ga menghitung apa benar jumlahnya ada seribu. Hihi..

Tapi kalau dilihat bangunan candi ini sudah beberapa kali dilakukan pemugaran seperti halnya borobudur. Konon puing-puing candi tempat saya berfoto ini merupakan salah satu puing candi yang tidak bisa direnovasi lagi. Jadi, candi ini tidak utuh seperti awalnya lagi.

Aku senang sih disini, pemandangannya keceh dan sangat instagramable. Untungnya suamiku sedang dalam mood bagus untuk berfoto-foto disini. Huft, jarang-jarang kan dia begini? Haha

Nah, itu dia destinasi wisata kota semarang dan surabaya yang kami jelajahi dalam rangka study tour. Hah? Study Tour? Apa mungkin lebih tepatnya ini piknik murni? 😂

Apapun itu, setiap perjalanan adalah langkah yang berharga. Sekian lama tidak pernah piknik jauh begini aku akhirnya membuat tulisan ini untuk mengenang memory manis perjalanan kami. Semoga suatu saat bisa kembali kesana. 😍

Berlibur ke Taman Labirin, Pantai Batakan dan Gunung Timah

Berlibur ke Taman Labirin, Pantai Batakan dan Gunung Timah

Hai.. Mungkin ini pertama kalinya ya aku bercerita tentang travelling. Kenapa ya tiba-tiba niche blog ini mulai ngalor ngidul kesana kemari? Apakah penulis blog ini tidak punya kompetensi khusus? 😂

Sepertinya tidak perlu sih aku cerita soal asal muasal penciptaan blog ini. Karena kalau kalian ‘kepo’ bisa saja baca di post-post aku sebelumnya. Salah satunya disini. Nah, kalau kalian bingung melihat label di blog ini kok banyak sekali? Karena eh karenaaa… Emak-emak dituntut serba bisa dan serba tau.. Akhirnya terciptalah dokumentasi begini.. 😂

Iya, kalau kalian jeli awalnya blog ini didominasi dengan konten food. Lama-kelamaan mulai muncul bau-bau konten lain termasuk diantaranya parenting, home, beauty dan berbagai perkembangan lifestyle. Sepertinya aku tipikal emak yang tidak bisa menulis khusus satu tema saja. Ada yang mulai merindukan konten food dariku? *lempar gayung..

Sebenarnya aku juga rindu.. Tapi apa boleh buat, sekarang perutku tak serakus dulu lagi. Selain itu, suamiku mulai menerapkan pola hidup yang baru yaitu mengurangi cemilan dan makan malam. Jadi, kalau aku masak-masak makanan lagi buat siapa? Apah? Tetangga? Iya.. Syukur-syukur kalau eksperimentnya berhasil. Kalau tidak enak siapa coba yang malu? Hahaha..

*Kok jadi makin ngalor ngidul?

Jadi, kenapa ceritanya jadi nulis travelling? Bukannya ini shezahome? Yang artinya semua aktivitas di rumah sheza lah yang akan mengisi konten-konten diblog ini. Katanya tidak mau nulis travelling karena tidak mungkin rumah jalan-jalan.. 😂

Baiklah, mari kita tiup balonnya.. Ramaikan.. *Up.. Up..Up.. Film Up.. Ada yang tau? 😂

Jadi disambung-sambungin aja lah ya.. Cerita awalnya dimulai dengan tema pembelajaran sekolah Farisha. Tema bulan januari ini adalah tentang Rekreasi. Dimana salah satu kegiatan wajib dalam tema ini adalah mengajak anak-anak berekreasi. Rekreasi yang kami pilih kali ini adalah Pantai Batakan-Taman Labirin-Gunung Timah. Ketiga lokasi itu bertempat di kecamatan Pelaihari.

Kami para ibu-ibu dan anak-anak memilih transportasi bus untuk kesana. Memang bus seperti ini terkenal dapat merekatkan kebersamaan antar emak dan anak ya. Khayalanku sih didalam bus itu kami akan bernyanyi bersama dengan tema lagu anak-anak. Seperti naik-naik kepuncak gunung, becak, pemandangan dll. Ternyata khayalan memang jauh dari kenyataan. Sepanjang jalan kami terpaksa harus menikmati lagu dangdut dengan penyanyi-penyanyi super seksi di layar TV bus. 😑 *ah.. Tidak mendidik sekali..

Ya, tidak bisa disalahkan juga sih. Sopir kan juga manusia yang mana dia punya rasa ngantuk. Dia pasti bosan dengan rutinitas monotonnya dan sangat jarang bertemu keluarga. Untuk menggantikan itu maka lagu dangdut cukup mewakili perasaannya. Yang mana mungkin suara anak-anak dan emak-emak yang malu-malu bernyanyi akan lebih terasa mengganggu ditelinganya. 😅

Rute pertama rekreasi kali ini adalah Taman Labirin. Taman ini dibuat menyerupai film Harry Potter 4..(apaan seh). Yah, ga mirip sih tapi lumayan menyenangkan bagi anak-anak yang suka teka-teki. Bagi emak realistis sepertiku sih tinggal tembus saja tanamannya. 😂

Bisa? Aku bisa kok.. Cuma harus kurus ya.. Catet.. Wkwk..

Sebenarnya ini kedua kalinya aku kesana jadi sudah tidak excited banget sih. Tetap lah hal yang paling bikin boring itu aku tidak bisa naik dan berfoto diatas panggung taman ini karena medianya sangat tidak memungkinkan anakku untuk mencegahnya tidak mengikutiku. Akhirnya aku hanya bisa selfie tidak jelas deh disana.. 😅

Oh iya, tiket masuk taman labirin ini tergolong murah. Hanya 2000 per orang anda bisa menikmati berjalan di taman labirin yang berliku, melihat rusa, main sepeda air juga melihat pemandangan kawanan sapi. Sangat mendidik sih bawa anak-anak kesini.

Minusnya? Minusnya itu disana sangat sedikit tempat sampahnya. Sehingga didalam dan diluar labirin lumayan banyak sampah berserakan. Farisha bahkan sempat kesal saat kusuruh membuang sampah dan butuh waktu cukup lama untuk menemukan tempat sampahnya.

Obyek wisata berikutnya adalah Pantai Batakan. Pantai ini terletak didaerah Panyipatan. Terakhir kali aku kesini adalah sekitar umur 9 tahun. Wow, sudah lama sekali ya? Yah, memalukan memang mengingat sebenarnya aku tinggal di pelaihari saat kecil hingga besar. Tapi begitulah, keluargaku termasuk jarang traveling dan bakat itu menurun hingga ke anaknya.

Seingatku Pantai Batakan dulu sangat bersih. Aku bahkan bisa bermain pasir disana sangat lama. Tau tidak bagaimana sekarang? Pantainya kotor sekali. Pasirnya bahkan tidak bisa dimainkan karena tercampur dengan something lengket.

“Becek ma”

Ya, begitu kata anakku. Ini pertama kalinya dia kepantai dan imajinasinya tentang pantai langsung sirna melihat kenyataannya. Ya ampun, mana pantai batakan yang dulu kukunjungi itu? Ini lebih tepatnya seperti kolam lumpur.

Sangat kecewa melihat keadaan pantai batakan sekarang. Namun membawa anak kecil seperti Farisha membuatku harus terlihat senang. Alhamdulillah, kami menikmati moment berdua ditepian pantai Batakan bersama dengan kuda.

Sebenarnya, aku sedikit kasian melihat kudanya. Ya, kuda disini kecil-kecil tapi disuruh bekerja. Tapi demi menyenangkan anak maka aku membuatnya senang dengan turut menaiki kuda itu. Hanya sebentar saja, karena kudanya lumayan kecil. Aku bahkan menaikinya hanya semenit saja untuk minta foto. Ah, maaf ya kuda atas tingkah narsisku ini.

Hal lain yang membuatku kecewa di Pantai Batakan ini adalah Tempat Mandi dan Toiletnya tidak bersih. Airnya kotor dan tidak layak untuk dimandikan. Huft, mungkin ini terakhir kalinya aku ke pantai ini.

Jika ingin mencari buah tangan di Pantai Batakan maka urungkan saja niatmu. Hampir tidak ada orang berjualan oleh-oleh disini. Yang ada hanyalah warung kecil yang menjual mie instan, berbagai air minum dan lain-lain. Akan lebih baik jika mencari buah tangan di pinggiran jalan yang mengarah ke pantai. Disana ada berbagai buah dan kerupuk.

Nah, rute terakhir dari wisata kali ini adalah Gunung Timah. Tidak seperti kedua tempat wisata sebelumnya, Farisha sangat excited saat melihat gunung ini. Ehm, lebih tepatnya sih ini bukit ya, bukan gunung. Tapi sebut saja gunung karena nama Obyek wisatanya begitu. 😅

Farisha langsung berlarian dengan temannya ditangga gunung. Dan aku? Sangat kewalahan mengejarnya. Ya, ampun emak-emak kalah jauh ternyata tenaganya dibanding anak-anak.

Hal yang paling menyenangkan dari kegiatan ‘menaiki, memanjat, dan terbang’ adalah kita dapat melihat pemandangan yang luar biasa ketika sampai di atas. Ya, persis seperti lagu tasya itu. Ada yang tau? Ehem.. Mau nyanyi dulu..

Memandang alam dari atas bukit..

Sejauh pandang kulepaskan..

Sungai panjang berliku..

Sawah hijau terbentang..

Bagai permadani di kaki langit..

Gunung menjulang.. Berpayung awan..

Ohh.. Indah pemandangan..

Dari ketiga tempat wisata tadi. Gunung Timah memang tempat penutup yang memuaskan. Kesejukan angin diatas bukit ini bahkan masih aku rasakan hingga sekarang. Letak Gunung Timah ini tidak jauh dari pantai Batakan. Anda pasti melaluinya jika ingin ke pantai Batakan. Bisa dilihat bukan penampakan dari atas gunung itu terlihat pantai bukan?

Sekian cerita tentang travellingku bersama buah hati kali ini. Buat aku yang sangat jarang travelling pengalaman ini tidak akan terlupakan. Mungkin dalam setahun sekali aku perlu banget ya refreshing otak seperti ini. Waktu bersama keluarga sepertinya juga sangat menyenangkan ya jika terbawa dengan suasana baru ditempat – tempat yang indah begini.

Happy Travelling.. 😊

IBX598B146B8E64A