Hadapi Mom Shaming dengan 6 Jurus Jitu Ini
“Wah, kok IRT aja pakai jasa ART.. Aku dulu loh..mana udah kerja..segalanya diurus sendiri di rumah habis melahirkan..”
“Aduh, anaknya kok dikasih sufor? Memang sih udah 7 bulan. Tapi sufor itu kan begini loh mom.. Bla bla..”
“Waduh, rumah kok berantakan sekali.. Padahal emaknya di rumah terus.. Masa ngurus anak n rumah aja keteteran..”
Dst dst..
Pernah mengalami hal ini? Di-nyinyirin sama emak-emak yang ngakunya nih paling sempurna. Bikin kita berasa jadi emak paling berdosa sedunia. Haha. Itu namanya adalah Tragedi Mom Shaming.
Mom Shaming ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Karena jika kita mengalaminya, besar kemungkinan kita akan rendah diri, tidak bersemangat bahkan juga depresi. Ya, mom shaming ini adalah salah satu pemicu Baby blues dan PPD.
Makanya, sebagai emak-emak pejuang kewarasan kita wajib tau apa saja jurus untuk melawan mom shaming ini. Nah, berikut adalah jurus-jurus yang biasa aku terapkan jika berhadapan dengan mom shaming.
1. Cuek, anggap saja pelaku Mom Shaming terkena Perfectionis Sindrom
Biasanya, Pelaku Mom Shaming adalah orang yang merasa dirinya paling sempurna sedunia dan dia selalu heran, Mengapa mama lain tak bisa seperti dirinya?
Hal yang harus kita lakukan jika bertemu mama semacam ini adalah cuek. Lalu, buat pikiran positif seperti..
Ah, mungkin mama yang satu ini lingkungannya menuntutnya untuk serba sempurna.
Ah, mungkin mama yang satu ini innerchildnya menuntut untuk selalu sempurna dan ia terbiasa dituntut sempurna sejak kecil.
Ah, mungkin mama yang satu ini kondisi ekonominya sedang down. Sehingga ia stress dan melampiaskan kesempurnaannya pada orang lain untuk mengharapkan pujian.
Pahamilah pelaku mom shaming itu juga mungkin tertular oleh lingkungannya. Jika kita tak bisa cuek dan menerima hal itu maka kita akan tertular. Apalagi jika kita sedang sensitif, besar kemungkinan kita juga menyebar aura negatif pada orang lain. Lantas, bagaimana caranya untuk menghentikan rantai mom shaming ini?
2. Fokus pada Passion Kita
Ya, selain CUEK kita juga harus FOKUS PADA PASSION KITA.Biarlah mereka bilang kita ibu pemalas yang tidak bisa memasak. Biarlah mereka bilang kita ibu yang boros karena suka travelling. Biarlah mereka bilang kita kecanduan gadget. Dikit-dikit liat hape.. Dikit-dikit senyum-senyum..
Yang penting, kita punya kesenangan yang dilakukan. Dan bentuk kesenangan itu berguna bagi orang lain. Mereka sih tau apa tentang dunia kita? Passion kita? Cara kita mencintai keluarga kita? Relationship khusus kita dengan gadget sebagai alat penghasil uang sampingan.
Oh.. U dont Know Nothing Jon Snow.. (Loh kok jadi begini? 😂)
Biarlah mereka bilang begini begitu. Yang penting, passion kita terus maju. Buktikan kepada mereka bahwa kita tuh bukan seperti yang mereka pikirkan.
3. Bentuk circle pergaulan yang satu arah dengan kita
“Tapi lingkunganku ini jelek mom.. Semuanya julid sama aku..”
Jawabannya, menjauh dari sana. Pindah ke circle pergaulan yang mendukung passionmu. Kita butuh itu. Kita butuh komunitas yang mendukung passion kita.. Suami yang memahami kita.. Teman-teman yang menggenggam tangan kita.. Fokuslah berteman dengan orang-orang yang memberikan semangat pada kita.
Mereka julid dengan Passion Memasak kita yang tidak bisa menghasilkan uang? Cari teman satu hobi.. Bersosialisasilah dengannya, bentuk bisnis bersama. Tidak bisa punya teman didunia nyata karena terlalu introvert? Buat blog memasak, cari circle yang mendukung didunia maya.
Mereka julid dengan kita yang hobi utak atik laptop dan gadget? Ngatain kita pemalas karena ini itu serba beli? Cuekin. Selama kita punya Suami yang mendukung di belakang kita dan teman komunitas yang satu hobi dengan kita.. Maka kita tidak sendirian.
Yah, yakinkan diri bahwa passion kita dihargai oleh circle pergaulan yang tepat.
4. Ingat.. Jika Pelaku Mom Shaming Ada di Status Sosial Media itu Sama Sekali Bukan Urusan Kita
Maksudnya? Apa? Maksudnya adalah.. Jika ada mama yang membuat status sok perfeksionis tentang kehidupannya.. Please JANGAN BAPER.
Misalnya:
“Menu hari ini: Sup Ikan bebas MSG.. Modal cuma 15ribu bisa buat makan satu keluarga..”
Lantas, Anda Baper karena hari itu menunya serba beli dan menghabiskan uang ratusan ribu untuk makanan yang belum tentu bebas MSG. Buat apa Baper? Itu adalah status orang. Kebahagiaan dia untuk memposting apa yang ia lakukan hari itu. Bisa saja ia melakukannya karena kurangnya apresiasi didunia nyata. Bisa saja ia melakukannya karena ia memang senang ‘pamer makanan’ dan bangga menjadi Ibu yang hemat. Dimana salahnya?
Contoh lainnya..
“Bahagianya jadi Ibu Rumah Tangga.. Bisa mengurus anak, dapur, dan berbisnis di rumah. Aku selalu takut saat bekerja dulu terutama saat menitipkan anakku pada mertua.. Bla bla.. Untuk itu aku akhirnya memutuskan resign.. Bla bla..”
Lantas, Anda yang bekerja dan menitipkan anak jadi Baper dengan status tersebut? Tidak ada gunanya. Itu adalah status mama yang butuh apresiasi. Bisa jadi ia tidak memperoleh pencapaian seperti saat bekerja dulu. Ia ingin membahagiakan diri dengan membuat status sok bahagia.
Kita tidak usah baper dengan drama-drama status mama lain di sosial media. Itu sama sekali bukan urusan kita.
Jika saja status mama lain tersebut amat sangat mengganggu solusinya sangat simple. Ada opsi unfollow, hide, mute supaya mata dan hati kita lebih terjaga. Sesimple itu. Beda halnya jika pelaku mom shaming didunia nyata.. Mau tidak mau harus bertemu setiap hari.. Bahkan serumah dengan kita.. Hihi..
Lantas, bagaimana jika pelaku mom shaming ada di komunitas sosial media? Menyerang kita secara blak blakan pada kolom komentar lalu begini dan begitu?
Aku sendiri pernah mengalami hal ini. Solusi yang kuambil adalah diamkan. Tidak usah melawan dan memperpanjang kolom komentar, terlalu keruh jadinya. Lebih baik lari kesolusi berikutnya yaitu menghibur diri sendiri.
5. Hibur Diri Sendiri dengan Cara yang Menyenangkan
Apa hiburan yang menyenangkan bagi kita? Lakukan!
Bagiku sendiri hiburan yang paling menyenangkan itu adalah menulis. Menulis kata-kata negatif maupun positif. Kenapa kata-kata negatif juga?Yah, bagaimana ya.. Sejak kecil menulis itu adalah candu buatku. Saat dibully temanku waktu kecil.. Aku menulis dibuku harianku. Mengatakan ujaran kebencian pada teman-teman yang membullyku dibuku harianku. Lantas, pada sore hari ketika mama menyuruhku untuk menyapu daun kering di halaman aku menyobek dan membakar kertas itu bersama daun-daun kering. Hatiku berkata, “Oke kita sudah berdamai.. Yang penting aku sudah menulis bahwa aku benci sekali. Besok, aku sudah berdamai dengan kalian..”
Seampuh itu the power of curhat dengan tulisan.
Makanya pada point sebelumnya aku berkata jangan baper dengan status mama lain di sosial media. Kita tidak tau bahwa mungkin saja status negatif yang ditulisnya adalah terapi bagi jiwanya. Yah, itu sih hiburan bagi mama introvert macam diriku. Menulis kata negatif untuk dapat ‘be positif’ dengan orang-orang di sekitar. Menulis kata negatif lalu menghilangkannya untuk dapat menulis kata positif yang abadi.
Mungkin, bagi mama yang lain hiburan untuk berhasil ‘cuek’ terhadap pelaku mom shaming adalah dengan traveling, membaca buku, olah raga dll. Apapun itu, lakukan mom. Make ur self Happy!
6. Anggap Pelaku Mom Shaming adalah Pelaku Pencitraan
Jujur, Ini adalah solusi yang baru saja aku temukan. Dan solusi ini terinspirasi dari akun instagram Mamambisius. Mungkin, para Mom Blogger dan Mom Influencer sudah tau dengan Akun Instagram ini. Sungguh, sejak memfollow akun instagram ini hatiku benar-benar terhibur.
Haha..Yaa.. Untuk diriku yang jujur saja pernah dikelilingi oleh pelaku mom shaming.. Aku sempat merasakan MINDER dan RENDAH DIRI tingkat akut.
Something like.. Ahh.. Apalah diriku ini cuma IRT biasa, beda sama dia yang bisa belikan ini itu buat anaknya. Perempuan kan harus mandiri secara Finansial katanya..
Ahh.. Apalah diriku ini suka masak tapi gak bisa ngebuka catering dan jualan kue. Ngurus anak aja kena babyblues sampai PPD.
Ahh.. Apalah diriku ini yang gak bisa kayak Mom A. Mom yang ngakunya gak punya ART tapi bisa Homeschooling anak-anaknya yang jumlahnya 5 orang, jarak dekat-dekat pula, bisa nulis buku pula, selalu aktif di sosial media pula. Aku? Dan instagram mamambisius ini muncul sebagai hiburan dengan kasus-kasus pencitraan versi dia. Captionnya yang menghibur membuat perutku sering sakit menahan tawa. Aku akhirnya bisa mengimajinasikan bahwa persaingan konyol antara mama mama dilingkunganku adalah terapi pencitraan semata (walau mungkin kenyataannya tidak).
Dari instagram itu aku dapat mengambil kesimpulan positif.Ah, kompetisi antar emak-emak itu konyol. Enggak usah diikuti. Cukup dibuat fun saja.Karena setiap Ibu punya cara masing-masing untuk membahagiakan keluarganya.Ibu yang baik tidak peduli pada persaingan antar mama yang membuat mom war berkepanjangan..
Ibu yang baik adalah ia yang dapat membahagiakan keluarganya dengan fokus pada kelebihannya. Ia percaya diri pada kemampuannya dan tidak minder saat melihat kelebihan Ibu yang lain.
Cause Everymom is Special.. Right?