Tapi serius, dulu aku menganggap makai sheet mask itu ‘B’ aja. Karena selain rata-rata sheet mask harganya mahal, penggunaan sheet mask juga kunilai kurang efisien. Bagaimana tidak? Cuma bisa buat sekali pakai kan? Gerutuku.
Karena itu, cukup sekali lah aku mencoba pakai sheet mask kekinian. Sisanya aku tetap tim masker bubuk dan masker peel-of. Karena isinya bisa dipakai buat 2-3 kali maskeran. Ya.. Biasalah mamak-mamak ekonomis mah begini kelakuannya.
Tapi bukan mamak-mamak namanya kalau hidupnya enggak labil. Kemarin-kemarin bilang A, maka bisa saja hari ini bilang B, lalu besoknya lagi bilang C. Karena mamak-mamak ini suka trial and error, jadi jiwa idealismenya kadang kokoh kadang haha hihi.. Tergantung mood dan influence sekitar.. 🤣
Seperti kemarin misal, gara-gara melihat drakor diselingi adegan memakai sheet mask kok tiba-tiba pengen pakai sheet mask lagi. Yah, padahal rerata sheet mask kan mahal ya..! Duh…
Omo Sheet Mask, terjangkau dengan Harga 16k
Untunglah sekarang ada sheet mask yang harganya bersahabat dikantong para emak. Biasanya kan sheet mask yang aku beli rata-rata harganya 20k. Dan cuma sekali pakai itu.. Udah begitu kadang suka sayang liat essence nya netes-netes pas diambil. Dan pas udah 20 menit di muka.. Essensenya masih ada di sheet masknya..
Kok ya berasa sayang gitu kurang efisien..
Ya.. Untukku, harga 20k itu bisa buat macam-macam. Bisa buat beli gula 2 kg, beli pelembab muka biasa, bahkan bisa buat beli sunscreen diskonan. Jadi entah kenapa masih merasa sangat sayang kalau hanya untuk dibelikan ke sheet mask. Haha.. Mak Ngirit!
Tapi ketika melihat OMO sheet mask ini dengan harga yang terjangkau plus klaim halalnya aku goyah juga. Dan ternyata ini efisien banget digunakan. Jadi bener-bener enggak sia-sia buang duit 16k buat masker ini.
Omo Sheet Mask, Masker dengan Essense Melimpah dan Efisien digunakan
Nah, awal aku dapet Omo ini.. Aku langsung pencet bungkusnya, sambil bergumam.. Keknya essence nya mayan banyak nih. Dari pada entar netes-netes n gak efisien kek masker kemarin mending essencenya aku hemat.
Dan waktu pertama kali membuka aku enggak langsung pakai sheet masknya. Tapi olesin cairan essensenya ke mukaku. Khawatir sedikit mubazir kalau langsung ku pakai.
Setelah 2-3x mengoles essense diwajah.. Baru deh aku pakai sheet masknya. Dan aku langsung merasakan kalau masknya ini bahannya berbeda. Lebih menyerap essence nya sehingga gak menetes.
Sekitar 20 menit penggunaan.. Sheet masknya mulai mengering. I guess.. Essencenya masuk ke pori-pori wajah semua.. Seneng banget sih aku.. Berasa efisien dan enggak mubazir aja pakai sheet mask kalau begini.. Biasanya kalau pakai sheet mask itu sisa essence di maskernya aku oles-oles ke badan loh.. Nah, omo ini enggak.. Dia meresap ke kulit wajah. Mungkin karena bahannya beda kali ya sama sheet mask biasa..
Emang bahannya apa?
Omo Cupra Silk Mask, Masker korea yang Halal dan Nyaman dipakai.
Berikut adalah contoh rincian bahan dari Sheet Mask Omo varian Vitamin C
Omo sudah bersertifikasi halal. Jadi buat para muslimah pecinta masker korea, masker ini recomended digunakan. No worried!
Oya, Omo punya lembar sheet yang berbeda dibanding sheetmask lain. Ini yang benar-benar aku rasakan berbeda. Karena baru sekali ini aku memakai sheetmask yang Cupra Fabric. Yang mana bahannya sangat menyerap cairan essensenya. Sehingga saat diaplikasikan juga plek nempel banget di muka. Dan yang paling aku suka gak ada essense yang terbuang. Karena semuanya menyerap ke muka.
Varian Omo Cupra Silk Mask
Omo punya dua varian, yaitu varian Vitamin C dan Aloe Vera. 3 Hari yang lalu aku baru menggunakan varian Vitamin C.
Biasanya saat menggunakan skincare yang basicnya vitamin C kulit aku agak sensitif. Saking sensitifnya, pasti besok harinya ada jerawat kecil-kecil bersemi dimuka. Agak super takut terus terang saat menggunakan ini.
Alhamdulillah, 3 hari ini enggak ada efek samping yang aku rasakan setelah memakai varian vitamin C. Mungkin karena didalamnya ada niacinamide. Aku selalu cocok dengan skincare yang mengandung niacinamide karena efek brighteningnya langsung berasa pada pemakaian pertama.
Nah, untuk varian Aloe vera adalah sheetmask yang aku pakai pertama kemarin. Aku suka wanginya. Segar sekali. Kebetulan kulitku jenis normal to dry. Jadi memakai varian aloe vera begini terasa sekali menutrisi dan melembabkannya.
So.. Yang mana yang paling aku suka diantara keduanya?
Tergantung mood dan keadaan kulit sih. Aku lebih suka varian aloe vera kalau merasa kulit wajahku gerah dan kering. Tapi, kalau aku sedang merasa kalai kulitku kusam.. Aku lebih suka pakai yang varian Vitamin C karena efek brighteningnya bikin aku pede buat bare face. Hahaha..
Kalian punya pengalaman seru dalam memakai sheetmask? Sheetmask apa favorit kalian? Sharing denganku yuk!
11 Pembelajaran Berharga Dalam Drama The World of The Married
“Yang janjinya bulan puasa fokus ibadah.. Bok ya nonton drakor lagi”
Haha..
Hihi..
Huhu..
Ya gimana ya. Sesungguhnya bukan tema tentang perselingkuhannya yang membuatku tertarik untuk menonton. Selingkuh mah sudah merupakan hal biasa di kalangan kita bukan? Apalagi film selingkuh, poligami dsb. Ah, sudah biasa sekali. Ikan terbang saksinya. *eh
Yang membuatku tertarik untuk menonton film ini adalah tentang psikologis para pemerannya. Yang mana katanya film the world of the married ini diadaptasi dari film doctor foster. Sebenarnya, aku juga belum nonton film doctor foster. Aku hanya membaca beberapa review filmnya. Tapi, seperti biasanya versi korea selalu lebih dalam menguras emosi. Ini aku rasakan setelah menonton filmnya hingga episode ke-6.
Konflik dalam film ini related sekali dalam kehidupan kita sehari-hari. Atau kehidupan sekitar kita. Dan semuanya dikemas dalam 1 cerita. Inilah yang membuatku setia untuk menanti setiap episodenya dihari sabtu dan minggu.
Ada beberapa pembelajaran berharga yang dapat aku petik dari film ini. Diantaranya adalah:
1. Marriage is hard, but Divorce.. Is Really Hard Choice
Berpikirlah berulang kali sebelum membuat gugatan perceraian. Berpikirlah dalam berbagai sudut pandang. Sekalipun faktor perceraian itu karena perselingkuhan.
Karena.. Bercerai itu benar-benar tidak mudah. Hiks..
Kalian mungkin terkagum-kagum dengan betapa elegan dan tenangnya Dr Ji dalam menghadapi suaminya yang selingkuh. Bahkan ketika selingkuhannya memeriksakan diri dengannya, dia sangat tenang. Tapi, ketika ada rasa dendam disana. Ketika ada tahap ia menyerang suaminya dan menuntut cerai. Disanalah konflik sebenarnya dimulai.
Dan dari film ini aku mendapatkan bayangan. Betapa sulitnya hal yang namanya perceraian. Betapa sulitnya berstatus menjadi janda. Beratnya beban stigma masyarakat. Bahkan yang lebih berat lagi, status seorang anak yang menjadi korban perceraian dan konflik kedua orang tuanya.
Mungkin itulah kenapa banyak yang memutuskan ‘bertahan’ walau berat.
Bertahan walaupun tau bahwa suami sendiri ‘bangsat’.
Bertahan walaupun keputusan poligami menyertainya.
Bertahan walaupun sakit, demi sesuap nasi. Karena tidak bisa mencukupi kebutuhan finansial.
Tapi, bukankah Dr Ji termasuk kategori yang kokoh secara finansial? Lalu dimana masalahnya?
Oh, tidak sesederhana itu Marimar.. Kita akan bahas hal ini di point 10.
2. Pentingnya Untuk Mengenali dan Menerima Masa lalu Pasangan Sebelum Menikah
Dr Ji dan Tae Oh.
Kalau boleh menebak, Dr Ji berkepribadian Introvert. Sedangkan Tae Oh cenderung ekstrovert.
Dr Ji cenderung perfeksionis, tertutup.. Berpikir jauh ke depan. Sedangkan Tae Oh cenderung berjiwa bebas dan berpikiran santai.
Karena itu mungkin Dr Ji jatuh cinta pada Tae Oh. Karena ingin melengkapi sisi yang tidak ia miliki.
Sementara anak mereka, Joon Young cenderung ekstrovert dan berjiwa bebas seperti ayahnya.
Well, dibalik semua sifat itu. Mereka memiliki masa lalu kelamnya masing-masing.
Dr Ji yang yatim piatu karena ibu dan ayahnya kecelakaan. Dan diyakini oleh masyarakat bahwa itu disengaja ibunya karena ibunya mengetahui perselingkuhan ayahnya. Sedangkan Tae Oh juga memiliki masa lalu tanpa Ayah karena perceraian.
Dr Ji tumbuh menjadi seseorang yang tahan banting dan cenderung nyaris sempurna dalam hal apapun. Ia menularkan hal ini dalam mendidik anaknya. Sementara Tae Oh sangat dekat dengan anaknya secara emosional. Karena ia tidak ingin anaknya kehilangan sosok ayah dalam hidup.
Salah satu penyebab konflik yang terjadi adalah belum berdamainya mereka berdua dalam masa lalu masing-masing. Sehingga anak mereka kerap menjadi korban dalam emosi dari kelamnya innerchild orang tua mereka. Aku sendiri mencium bau kemiripan drama ini dengan dokter foster sejak episode 6. Aku cenderung lebih berpandangan negatif pada kepribadian Dr Ji. Menurutku, Dr Ji dan Tae Oh sama-sama kelam.
3. Semua Teman itu Tidak Sempurna, Mereka memiliki Topeng untuk Bertahan, dan itu Tidak Salah
Well, jujur saja aku bergabung dalam komunitas pecinta drama korea di facebook akhir-akhir ini. Simple sih tujuannya, hanya ingin tahu drama yang sedang rame saja. Hahaha..
Tapi isi dari grup tersebut adalah makian hingga hinaan serta spoiler dari drama ini. Dan salah satu tokoh yang paling sering dihina adalah sosok Dr. Ma yang merupakan teman dari Dr. Ji.
“Dasar muka dua”
“Dasar makan teman sendiri”
“Didepan lain.. Dibelakang lain”
“Pantes perawan tua”
Itu kalimat-kalimat yang diungkapkan netizen pada sosok Dr Ma. Well, menurutku sendiri Dr Ma itu tidak salah loh. Dalam film ini tokoh Dr. Ma adalah sebagai mediator antara Dr. Ji dan Tae Oh. Dia ini posisinya serba salah. Aku pernah berteman dengan teman yang mirip kepribadiannya dengannya. Lantas apa aku memusuhinya hanya karena ketidakjujurannya? Oh, tentu saja tidak.
Menurutku, sosok netral seperti ini sangat dibutuhkan dalam dua orang yang berkonflik. Sosok yang terlihat seperti agen ganda tapi peduli pada keduanya. Saran-saran yang dikemukakan Dr Ma pun menurutku adalah saran yang logis. Yang ia lakukan pun sepenuhnya adalah tindakan yang manusiawi. Persis sama dengan ambisi wanita pekerja pada umumnya.
Mengapa dia tidak memberitahu Dr Ji bahwa Tae Oh selingkuh? Mengapa dia berusaha menjembatani keduanya? Karena keduanya adalah sahabatnya. Dan menjadi Dr Ma ini tidak mudah loh. Jadi, jika kalian bertemu dengan sosok seperti ini di dunia nyata. Please jangan judge.
4. Marriage Just About TRUST
Menikah itu adalah tentang kepercayaan.
Kamu percaya penuh denganku, aku percaya penuh denganmu.
Jika kepercayaan ini mulai renggang dengan adanya kebohongan. Maka pernikahan itu telah goyang.
Ketika Tae Oh berbohong kepada Dr Ji bahwa ia tidak selingkuh.. Sungguh ini sangat melukai perasaan. Memang jujurpun juga luka, tapi bohong? Bohong membuat lukanya sempurna.
Begitupun dengan kehidupan tetangga Dr Ji dan Tae Oh.. Yaitu kehidupan Ye Rim dan Ji Hyuk.
Berbohong sekali.. Dua kali.. Tiga kali.. Ye Rim masih bisa memaafkan..
Tapi jika sering? Luka itupun tidak bisa ditutup lagi. Akibatnya adalah hilangnya rasa kepercayaan. Dan itu menimbulkan trauma yang dalam.
Karena itulah dalam ending drama ini, Ye Rim lebih nyaman memutuskan bercerai. Karena ia tidak bisa hidup dalam ketidakpercayaan di pernikahannya.
Begitupun dengan kepercayaan Da Kyung yang luntur pada Tae Oh ketika ia mengetahui bahwa Tae Oh tidur dengan Mantan istrinya.
Karena Menikah itu adalah tentang membangun kepercayaan.. Bukankah begitu?
5. Sesulit Apapun Hubungan dengan Pasangan, Ingatlah Tentang Status Sebagai Orang Tua
Konflik dalam drama ini unik. Bahkan sempat menyerempet menjadi cerita detektif.
Mengapa menjadi sedemikian rumit? Karena Dr Ji dan Tae Oh menyimpan dendam pada masing-masing. Dan mereka berdua lupa bahwa segala tindakan mereka telah diawasi oleh anak mereka berdua, Joon Young. Bahkan telah meninggalkan luka yang dalam padanya.
Aku sangat amat kasihan pada sosok Joon Young dalam film ini. Dari awal perasaannya seakan diaduk-aduk oleh konflik kedua orang tuanya. Dari perceraian yang tidak ia mengerti hingga konflik kekerasan hingga kasus pembunuhan.
Tak cukup sampai disitu, ketika ia sudah menerima perceraian orang tuanya.. Hatinya kembali diombang-ambing saat melihat kedua orang tuanya tidur bersama lagi.
Joon Young sempat sangat stress gara-gara ini. Ia bahkan mengidap kleptomania.
Well, aku pernah tau tentang penyakit ini. Dan sejauh yang aku tau, penyakit ini muncul ketika kita kehilangan sosok yang amat berarti. Sementara teman-teman kita masih memiliki sosok itu..
Menurutku, Joon Young mengambil barang-barang milik teman-temannya karena ia ingin merasakan nyamannya memiliki barang hasil pemberian dari orang yang disayangi. Sedih banget kan? Seorang anak sampai harus menderita seperti ini?
Karena itu, sebelum bertengkar dengan pasangan.. Yakinkan anak tidak mengetahui hal tersebut. Bicarakan baik-baik dengan pasangan. Jangan langsung spontan marah didepan anak. Well, bahkan update status dengan pengaturan privasi jauh lebih baik dibanding membuat trauma dihati anak.
6. Jangan Pernah Jatuh Cinta dengan Orang yang Salah, Apalagi Berstatus Suami Orang
Semua mua mua konflik yang muter muter dan muter ini.. Enggak akan terjadi jika..
‘Da Kyung tidak ngotot jatuh cinta dengan suami orang’
Iya.. Andai sosok Da Kyung disini di Ctrl-Alt-Del mungkin gak ada cerita muter-muter penuh tangisan cabai begini.
Sosok Da Kyung sendiri kukenal bukanlah sebagai pelakor yang sadis. Beuh, Da Kyung mah termasuk jenis pelakor yang baik kalau dibandingkan dengan Min Yu Ra di The Last Empress hingga Pelakornya Ikan Terbang. Bahkan, aku sendiri menilai bahwa Da Kyung bukanlah aktor antagonis disini.
Ya ampun. Da Kyung mah perfect. Udah cantik gila, auranya positif, pembawaannya tenang dsb. Perfect banget. Kekurangannya cuma satu..
Itu kenapa jadi jatuh cinta sama suami orang. Ngotot lagi. Percaya aja dibilang Tae Oh kalo dia lari ke Da Kyung karena istrinya gila. Hadeuh..
Insting ditipu nya kurang main..
Eh, kok aku emosi? Ini kan cuma film? Hahaha..
Ya.. Inget ya.. Nonton film harus realistis juga kalii. Jangan nyerang-nyerang gak jelas ke official instagram orang. Malu-maluin.. Heu
7. Jangan Mengulang Masa Lalu, Perbaiki dan Yakinkan Generasi Selanjutnya Jauh Lebih Baik
Kalian yang mungkin memiliki masa lalu yang mirip dengan Dr Ji dan Tae Oh.. Berjuanglah agar masa depan kalian jauh lebih baik..
Bagaimana meyakinkan masa depan yang baik?
Setidaknya, jangan mewariskan innerchild buruk itu pada anak. Jangan. Jangan diulangi.. Hiks..
Pada episode 14, aku tak terasa meneteskan air mata saat Dr Ji berjuang untuk hidup kembali karena ingat bahwa anaknya akan kehilangan Ibu jika ia bunuh diri. Masa lalunya yang buruk menyadarkannya bahwa anaknya tidak boleh memiliki nasib yang sama sepertinya.
“Aku mungkin telah kehilangan pernikahanku. Tapi aku tidak boleh kehilangan masa depan cerah untuk anakku”
Kehidupan Dr Ji seakan berputar pada kesedihan sejak perceraian. Akan tetapi, selalu ada cahaya harapan yang bisa dibangun seorang Ibu.
Ibu akan bercahaya jika anaknya bahagia.
8. Hidup Perempuan Itu Harus Seimbang
Harus diakui, kehidupan Dr Ji penuh dengan ambisi. Lihat saja, ia sudah mendapatkan berbagai penghargaan. Kariernya bisa dibilang sempurna.
Tapi, selalu ada ketidaksempurnaan dibalik kesempurnaan.
Dr Ji yang perfeksionis, sukses hingga pintar memasak bukanlah sosok ibu yang memiliki ikatan kuat dengan anaknya.
Terbukti bahwa diawal perceraian, anaknya lebih memilih bersama Ayahnya dibanding dengan Dr Ji. Karena anaknya merasa lebih dekat dengan Ayahnya secara emosional. Kehidupan yang dilaluinya tanpa Ayahpun mengubah perilakunya dengan drastis.
Jadi, sebagai perempuan kita harus memilih apa?
Karir? Cinta sempurna kepada suami? Atau Ibu yang baik kepada Anak? Atau bagaimana?
Drama ini mengajarkanku untuk belajar bahwa kehidupan wanita setelah menikah memang harus mengutamakan suami dan anak terlebih dahulu..
Lalu bagaimana dengan karir? Karir akan mengikuti seiring dengan suksesnya hubungan dengan suami dan anak. Itulah yang aku yakini selama ini. Adapun kalian yang mungkin berbeda pendapat denganku.. Boleh saja..
Tapi bagiku sendiri, bangunlah karir dengan maksimal ketika masih single. Namun ketika sudah berkeluarga.. Letakkanlah karir di nomor 3. Dia tidak akan menurun. Tapi akan dibangun dengan pondasi yang penuh cinta.
9. Puber Kedua itu Nyata, Terus Berusaha Menjadi Istri yang Baik
Ayolah, tidak setuju dengan hal ini?
Jatuh cinta lagi itu nyata bisa terjadi pada suami siapa saja. Apalagi jelang umur 35+. Sangat mungkin laki-laki yang berstatus suami bisa jatuh cinta lagi.
“Ya boleh sih poligami tapi harus sama janda miskin, bla bla.. Dan yang penting ada duitnya”
Ya.. Ya itu kan maunya kita.. Namanya jatuh cinta lagi itu.. Kadang tidak bisa dikontrol. Tidak bisa kita membelokkan dan mengontrolnya untuk jatuh cinta sama janda tidak laku miskin saja. Tidak semudah itu. Dan jika lengah.. Hal yang bernama perselingkuhan itu bisa saja terjadi.
Karena itu berusahalah sebisa mungkin menjadi Istri yang baik. Yang memanjakan mata dan perut suami. Dan jangan lupa untuk sering-sering curhat suka dan duka di rumah. Supaya daya empati suami terbuka. Jadi, ketika dia melihat yang ‘kinclong-kinclong’ diluar sana.. Dia akan ingat kita.. “Kasian istriku.. ” Begitu.. Hahaha
Kata seorang Guru, tidak mungkin kita bisa mengontrol mata lelaki untuk tidak tertarik melihat gadis cantik. Karena lelaki memang sudah diciptakan sedemikan. Maka, sering-seringlah berdoa.. Supaya suami selalu ingat dengan istri di rumah, dengan anak di rumah. Bangun daya empatinya.
Kalau daya empatinya zonk bagaimana?
Oke, sering-seringlah bercerita horor..
Aku sendiri sering sekali bercerita tentang topik Istri Gila dan Anak Broken Home. Ceritanya diputar-putar. Diulas dari berbagai sudut pandang. Kadang ada yang benar, ada juga yang aku karang-karang sendiri supaya dramatis. Dan kadang aku juga ambil ide dari sinetron yang suka berlebihan. Hahaha.. Kejam memang aku.. 🤣
Tapi memang harus begitu. Jadilah istri yang berusaha maksimal. Dan terus asah daya empati suami agar ia ‘tidak tega’ untuk selingkuh.
10. Jadi Wanita Mandiri Finansial Bukan Jaminan Untuk Bahagia
Ah.. Masa?
Tapi kan siap-siap win, kalau suami ini itu.. Bla bla.. Kita bisa tenang aja karena ada duit.
Well, belajar dari drama ini. Aku menyadari bahwa mandiri secara finansial pun ternyata bukan jaminan untuk bahagia.
Meskipun ia sih.. Di ending terlihat banget susahnya hidup Tae Oh yang terbiasa melorotin istrinya. Bahkan Dr Ji yang menolong.
Tapi terkadang.. Terkadang aja loh ya..
Karena wanita terlalu berpijak pada mandiri secara finansial.. Akhirnya ia lengah pada pos-pos yang lain. Bahkan pos yang wajib sekalipun. Kalau sudah begini, sebanyak apapun duit yang dipunya.. Gak akan sanggup membeli sebuah kebahagiaan.
Did u know what I mean?
Ya.. Begitu begitu lah.. Aku tidak akan membahas panjang lebar tentang ini.
11. Apapun yang Terjadi.. Memaafkan, Melupakan dan Menerima adalah Hal yang Terbaik
This.. Is the best conclusion.
Andai saja dari awal manusia itu mudah memaafkan seseorang tanpa ada dendam yang menyertainya. Mungkin hidup akan menjadi lebih mudah.
Aku sangat suka dengan ending drama ini. Karena masing-masing dari tokohnya sudah move on.
Sudah memaafkan, melupakan dan menerima.
Rasanya lega sekali menonton endingnya. Dimana masing-masing sudah mendapatkan tempat yang sesuai. Termasuk Da Kyung, Ye Rim.. Daaan.. Ya.. Tae Oh.
Dari drama ini sungguh banyak pembelajaran yang aku dapatkan tentang pernikahan. Dan pembelajaran yang sangat berharga adalah tentang memaafkan.
Sudah menonton drama ini? Mari sharing ceritanya denganku!