Cara Asyik Mengajarkan Tentang Ilmu Ekonomi dan Keuangan pada Anak

Cara Asyik Mengajarkan Tentang Ilmu Ekonomi dan Keuangan pada Anak

“Mama, mama ini sarjana akuntansi ya?” Pica bertanya padaku hari itu.

“Iya Pica, trus kenapa?” 

“Abah ternyata jurusan akuntansi juga ya..” Pica kembali bertanya.

“Iya Pica.. Kalau Abah kamu itu S2 Akuntansi”

“Terus, Kenapa Mama gak kerja jadi akuntan? Kenapa Abah jadi Dosen Komputer? Kenapa jadi programmer?”

“Emangnya Pica mau Mama sama Abah jadi Akuntan? Akuntan itu kerjaannya ngitung duit, manage duit.. Tapi duit orang.. Hehe..” Celetuk aku sambil tertawa iseng

“Terus, ilmu mama sama abah waktu kuliah jadi apa dong sekarang?”

Pengalaman Mengajarkan Basic Ilmu Ekonomi Pada Anak

1. Transparan Dengan Keadaan Ekonomi Keluarga

“Hmm.. Jadi apa ya. Coba Pica kesini sebentar.” 

Pica melihat handphoneku dan aku memperlihatkan google sheet padanya. Tak hanya berisikan tentang pencatatan keuangan perusahaanku dan suami tapi juga berisi tentang pencatatan investasi. Oya, bagi yang belum tau cerita keluargaku. Keluargaku punya bisnis IT yang dikelola sendiri. Jadi, aku dan suami berbagi tugas. Suami mengelola project ITdan para programmer. Sedangkan aku mengelola administrasi, pencatatan akuntansi dan manajemen. 

Pica mengernyitkan dahi membaca catatanku itu lantas berkata, “Oh, ternyata ilmu mama berguna buat kantor bisnis abah ya..”

Aku tersenyum. Pica memang kurang paham tentang bisnis IT yang kami kelola. Dia cuma paham kalau itu usaha Abahnya. Yang mana awal mula merintis usaha memang hanya bermodalkan 4 orang programmer dan dibangun otodidak oleh suamiku. Jadi, dia tidak paham apa kontribusiku disana.

Aku kemudian menyuruhnya melihat catatan keuanganku lagi. Sambil memperlihatkan sheet demi sheet aku menjelaskan pada Pica kalau dahulu… Kondisi ekonomi keluarga tidak sestabil ini.

“Ini catatan waktu mama masih dapat uang bulanan sebanyak 1,5 juta. Dan ini ketika 2 juta sebulan.”

Pica melihat dengan detail caraku membagi pos keuangan. Untuk makan, listrik, jajan anak, hingga untukku sendiri. Kadang surplus, kadang juga minus. Tapi kadang aku juga menyisipkan adanya uang extra yang aku dapatkan dari bekerja freelance.

“Pica tau gak, ngatur keuangan itu susah. Ada saatnya kita berada diposisi mengatur apa yang ada karena tidak bisa produktif menghasilkan uang. Contohnya ketika Pica masih kecil. Mama gak bisa ikut nyari duit. Jadi, pemasukan sehari-hari hanya mengandalkan Gajih Abah. Yang mana gajih itupun harus terbagi lagi untuk biaya rumah, modal membangun bisnis, dan tumpuan sandwich generation. Saat itulah mama bersyukur karena sudah dididik tentang ilmu ekonomi baik di rumah nenek dulu maupun di dunia pendidikan. Mama gak pernah ngerasa ilmu mama gak bermanfaat. Semua bermanfaat. Meski mama saat itu hanya jadi Ibu Rumah Tangga aja.”

Sejak Pica menginjak usia 9 tahun, aku sudah mulai transparan tentang kondisi ekonomi pada Pica. Hal demikian aku lakukan sebagai insight buat anak agar mulai paham tentang ilmu ekonomi. Sebelumnya, mamaku sendiri juga menerapkan hal yang sama padaku. Mama bilang padaku bahwa jatah uang jajanku sebulan ‘segini’. Gajih mama ‘segini’ dan alokasinya tak hanya tentang keperluan hari ini. Tapi juga keperluan menengah dan masa depan. 

2. Ajarkan Bahwa: Setiap Keluarga Memiliki Prioritas dan Kebutuhan yang Berbeda

Sederhananya, ekonomi adalah ilmu tentang bagaimana memenuhi kebutuhan manusia. Keinginan manusia tak terbatas sementara sumber daya itu terbatas. Maka, self control adalah kunci dalam ilmu ekonomi. Sebelum paham tentang teorinya. Jauh lebih baik mengatur psikis. Memahami kondisi diri. Menentukan mana hal yang primer, sekunder dan tersier. Dan setiap rumah tangga tentu tak sama kondisinya.

“Jadi, Pica jangan ngiri kalau liat teman Pica yang uang sakunya lebih banyak dari Pica. Pica juga jangan bingung kalau liat teman Pica yang hemat banget. Karena peraturan ekonomi tiap keluarga itu beda-beda. Prioritasnya beda. Basic banget dalam mengatur ekonomi adalah: Kita gak boleh iri dengan orang lain ataupun membandingkan mereka dengan kita”

Keluarga kami sendiri memiliki aturan bahwa kebutuhan tersier hanya boleh dibeli setahun sekali dengan budget yang sesuai. Sementara kebutuhan primer tak melulu tentang sandang pangan papan tapi juga pendidikan. Uang extra untuk memupuk skill dan minat anak, bagi kami adalah kebutuhan primer. Sementara kebutuhan sekunder kami beli sekitar 3 bulan sekali. 

3. Pentingnya Mengajarkan Dana Darurat dan Konsep Investasi 

Apakah penting anak diajarkan ilmu tentang dana darurat dan investasi? Menurutku, perlu. 

Berkaca dengan hidupku, Sejak kecil aku sudah paham tentang pentingnya mindset investasi dan dana darurat. Jauh sebelum aku kenal dengan para influencer keuangan.. Mama adalah teladanku dalam mengelola uang. Quote yang selalu mama ulang dan ulang adalah, “Karena kita tidak tau apa yang terjadi di masa depan.”

Sewaktu kecil, aku tidak memiliki dana darurat sendiri. Semua diatur oleh mama. Sedangkan Pica berbeda. Aku menyuruhnya untuk menyisihkan uang lebaran ke dana darurat. 50% dari dana darurat Pica disimpan secara cash olehnya sendiri. Sementara 50%nya lagi aku simpan di Reksadana Pasar Uang (RDPU). Selain memiliki Dana Darurat aku juga mengajarkan Pica untuk memiliki investasi biaya pendidikannya kelak. Jadi, sejak dini aku sudah menabung sedikit demi sedikit untuk investasi jangka panjang

Aku bilang pada Pica bahwa pada RDPU dan investasi lainnya, setiap tahun uangnya akan bertambah 3-4% bahkan lebih dan bisa diambil kapanpun diperlukan. Namun perlu waktu beberapa hari. Dana Darurat yang Pica miliki secara cash bisa langsung dipakai untuk keperluan darurat. 

Mengajarkan Anak Akan Pentingnya Memiliki Tujuan Keuangan

Kalau dari ceritaku diatas, terlihat bukan bahwa basic yang aku ajarkan sebenarnya adalah tentang cashflow keuangan agar bisa survive dalam mengatur ekonomi. Sebelum level mengatur cashflow, anak sebenarnya juga sudah harus mengerti tentang bagaimana menghasilkan uang. Lantas memiliki tujuan keuangan setelah itu.

Bukan mengajarkan anak jadi materialistis. Tapi menunjukkan fakta di dunia bahwa dalam hidup.. uang memang diperlukan. Dan dalam mencapai cita-cita di depan, kita harus memiliki tujuan keuangan yang bervalue. 

“Hidup kita itu sebenarnya mirip games Pica. Ada gold untuk membeli apa yang kita butuhkan agar bisa naik level. Tanpa gold, kita gak bisa apa-apa. Nothing. Jadi mencari uang itu bukan simbol dari matre. Tapi simbol survive dan bisa naik level. Jadi, dengan paham cara memiliki uang kita bisa punya tujuan keuangan dimasa depan. Pica pengen apa? Pengen kuliah, pengen punya skill baru, bahkan pengen punya rumah atau impian memiliki anak.. Itu adalah tujuan keuangan.”

“Gimana caranya supaya dapet uang Ma?”

“Uang itu bisa didapatkan dengan banyak hal. Pertama dengan tenaga. Pica bisa aja ngambil jasa loundry atau setrika. Diluar sana ada yang berprofesi sebagai pembantu dan tukang untuk mendapatkan uang. Kedua, dengan otak dan skill. Itulah gunanya Pica sekolah dan mengasah apa yang Pica suka. Misal, Pica suka menggambar. Diluar sana mungkin Pica bisa jadi pembuat komik. Pica senang. Pica juga dapat uang.”

Banyak yang beranggapan bahwa tujuan keuangan adalah melulu tentang hal berbau materialis. Padahal, di dunia ini suka tak suka kita harus bisa mengatur dengan seimbang masa kini dan masa depan dengan uang. Masa produktif manusia untuk bekerja itu terbatas. Sementara manusia mungkin saja hidup lebih lama tanpa masa produktif. Tujuan keuangan meliputi kecukupan masa kini dan masa depan. Bagi anak, tujuan keuangan adalah tentang bagaimana ia bisa meraih cita-citanya sekarang dan tetap seimbang jalannya hingga di masa depan.

Wah, kalau membahas tujuan keuangan dengan seimbang demikian. Sepertinya tak cukup kalau hanya sekedar menjelaskan pada anak bahwa menjadi produktiflah yang selalu menghasilkan uang. Karena faktanya, ada yang namanya pasif income. Orang bisa mendapatkan uang tanpa terus bekerja di hari tua bukan?

Ngajarin Anak Tentang Pasif Income Melalui Game

“Tapi, Pica juga musti tau gimana cara orang-orang menghasilkan duit dengan cara yang diluar itu.. Pica tau gak, nenek sama kakek itu gak kerja lagi loh. Pertanyaannya, gimana cara mereka masih dapat uang?”

“Bukan dari Mama ya? Berarti Ada cara lain dong ma untuk dapat uang. Gimana tuh?”

“Namanya Pasif Income Pica. Kita bisa tetap dapat uang meski diam aja. Bisa lewat investasi. Bisa lewat menyewakan barang, menjual properti ketika harga tinggi, yang dulu dibeli dengan harga rendah. Banyak cara lainnya. Sini, Mama mau ngajarin Pica lewat game. Mau tau gak gimana?”

Aku lalu membuka laman money games . Aku baru tahu tentang website money game ini dari temanku. Surprise, ternyata disana ada berbagai game yang seru untuk mengedukasi anak tentang uang. Dari cara mendapatkan uang, simulasi uang, bahkan hingga saham dan NFT pun ada. Tapi buat anakku itu masih terlalu jauh. Sekarang aku hanya ingin mengajarkan kepada Pica tentang pasif income yang related dengan game. Nama-nama game itu antara lain:

Kingdoms War

Game Kingdoms War ini mirip dengan monopoly. Dulu, sewaktu SMP hingga SMA aku sering memainkannya dengan kakakku. Bahkan ketika muncul versi aplikasi game di komputer pun aku sering memainkannya. Nah, sekarang bisa dimainkan di website mortgage calculator juga.

Dimulai dengan bekal tabungan 500 koin. Dan kita memainkan game dengan lemparan dadu. Ketika mendarat di properti dan tersedia untuk dibeli maka  kita dapat membelinya. Jika orang lain menempati properti itu, maka ia harus membayar sejumlah sewa. Sewa di awal cukup terjangkau dan bisa bertambah mahal jika ada rumah diatasnya. Dengan memiliki 3 properti berturut-turut kita bisa membangun rumah dan meningkatkan pendapatan sewa. Kita juga bisa membeli tanah dan properti dari orang lain dan menyewakannya.

Meski permainan ini bergantung pada kesempatan dan keberuntungan dalam pelemparan dadu. Namun ada satu hal baru yang dipelajari oleh Pica. Melalui game akhirnya ia paham maksud dari sewa. Dan menyewakan properti adalah salah satu bentuk dari pasif income.

Aku bercerita ini related dengan pasif income Nenek Pica. Nenek Pica memiliki lahan karet yang disewakan pada petani. Ketika panen, nenek akan mendapatkan pembagian hasil tanpa bekerja. Tentu saja ini tidak diperoleh secara instan. Ada kerja keras dan konsisten menabung sebelumnya agar bisa membeli lahan yang potensial.

Real Estate Tycoon

Game Real Estate Tycoon adalah game yang membuat anak belajar tentang harga properti yang naik dan turun. Dalam game ini, uang kita akan bertambah jika sukses membeli properti dengan harga rendah dan menjualnya saat harga tinggi. Hmm… related banget dengan kehidupan kita bukan?

Dalam game ini, sebagian besar bangunan naik nilainya saat pertama kali muncul dalam garis yang cukup lurus, lalu mendingin dan memperlambat apresiasinya sebelum berbelok ke selatan. Ketika kita masuk lebih jauh ke dalam permainan, bangunan muncul lebih cepat dan beberapa bangunan mengalami siklus harga berkali-kali. Waduh, related sekali dengan harga properti di sekeliling kita. Thats why, membeli property itu tricky. Terutama membeli rumah.

Game ini mengajarkan pada Pica bahwa ada pasif income yang tricky untuk ditiru. Aku mengajarkan padanya tentang harga properti yang bisa jatuh sewaktu-waktu. Namun ada pula yang bisa mengambil keuntungan dari jual beli properti. Dalam keadaan tertentu, kadang ada beberapa orang yang menjual propertinya dalam harga rendah dan dibawah harga pasar. Kalau ada kesempatan demikian maka itu boleh diambil. Karena potensi mendapatkan keuntungan ketika dijual masih tinggi. Namun, sangat penting untuk menghindari perasaan greedy dalam membeli properti. Atau uang kita akan menyusut nilainya.

Aku bercerita bahwa Nenek Pica sering kali membeli tanah yang dekat dengan jalan besar. Beliau membeli tanah yang memang saat itu harganya sedang murah. Bertahun-tahun kemudian, harga tanah itu 70% naiknya. Dan ketika menjualnya, Nenek bisa membiayai anak-anaknya kuliah di kedokteran. Menggunakannya untuk umroh. Dan sisanya bisa disimpan di deposito bank, dan tentunya keuntungannya menjadi pasif income.

Web Tycoon Simulator

Game Web Tycoon Simulator ini mungkin terlihat sederhana. Ini adalah game dimana anak hanya melakukan ‘click’ untuk mendapatkan penghasilan.Tapi tahukah dimana sisi uniknya dilihat dari potensi pasif income? Disini anak diajak untuk meningkatkan aspek bisnis berbasis web. Dimana kita tahu sendiri sekarang bukan? Bahwa bisnis digital adalah ladang untuk mendapatkan uang lebih cepat.

Dari Aspek Workstation, website, advertising, private server, dll.. Pica jadi tahu bahwa zaman sekarang ini untuk mendapatkan pasif income bisa dalam ladang digital. Dalam game ini, kita dapat klik di mana saja di layar untuk menghasilkan pendapatan. Jumlah tabungan kita pun ditampilkan di bagian atas layar.

Game ini mengajarkan penghasilan juga dapat dihasilkan secara pasif ketika kita tidak mengklik, meskipun mungkin hanya sekitar 20 persen dari tarifnya.

Kita dianjurkan untuk menggunakan penghasilan untuk membeli peningkatan workstation, situs web, strategi periklanan, server pribadi, merchandising, pasar, dan mengembangkan dominasi web.Uniknya, Setiap fitur dapat ditingkatkan berkali-kali dengan biaya peningkatan yang tumbuh secara geometris. Ketika kita ingin meningkatkan berbagai aspek bisnis, pendapatan pasif kita akan meningkat.

Game ini related dengan kehidupan nyata sekarang. Banyak yang berprofesi sebagai youtuber, blogger, tiktoker, dan bisa mendapatkan pasif income dari adsense. Ketika menjelaskan hal ini, Pica jadi excited. Ternyata pasif income zaman sekarang bisa didapatkan dengan ‘memupuk proses’.

***

“Ah ternyata, belajar keuangan itu seru. Pica pikir awalnya.. Mencari uang itu selalu tentang kerja keras.”

“Ya awalnya memang harus kerja keras. Keras pada minat yang ingin kita gali sendiri. Bahkan membuat konten saja perlu konsep matang dulu agar menarik loh. Jadi, belajar tentang pasif income tak melulu mengajarkan untuk malas ya.. Tapi mengajarkan bahwa manusia itu tak selamanya bisa produktif maksimal. Karena itu kita perlu belajar untuk bisa merdeka finansial meski tak produktif lagi dengan belajar memiliki pasif income.. Contohnya seperti Nenek dan Kakek Pica. Jujur, mama bangga banget punya orang tua seperti mereka.”

Pendapatku pribadi, penting mengajari anak tentang pasif income untuk mengoptimalkan dana pensiun maupun rencana masa depan. Dan ternyata mengajarkan anak tentang keuangan dan pasif income itu bisa banget melalui game yang renyah dan seru. Kalau menurut kalian bagaimana? Penting gak ngajarin anak sejak dini tentang pasif income dan mengelola uang? Sharing yuk!

Komentar disini yuk
0 Shares

19 thoughts on “Cara Asyik Mengajarkan Tentang Ilmu Ekonomi dan Keuangan pada Anak

  1. Setuju, mengajarkan anak tentang keuangan sejak dini adalah salah satu langkah cerdas agar anak tahu menghargai jeri payah orang tuanya sekaligus menghargai uang itu sendiri. Mengajar lewat game seru juga yah.

  2. Sebenernya Children See, Children Do yaa..
    Dengan contoh yang baik dari kedua orangtua mengenai cara mengelola keuangan plus ditambah dengan bermain games mengenai literasi keuangan yang bikin anak-anak bisa mencerna berpikir mengenai makna uang dengan mendetil.

  3. Belum coba game Real Estate Tycoon. Kayaknya seru. Untuk diri sendiri maupun anak.
    Saya dan anak juga transparan soal penghasilan. Karena jumlahnya tidak tentu, mereka berhak tahu kenapa minggu ini harus berhemat sementara minggu sebelumnya dibelikan bakso atau diberi uang jajan lebih sebagai bonus.

  4. keren banget nih winda bisa mengajarkan istilah ekonomi melalui game-game di atas. memang tidak semua hal harus dijelaskan secara rumit yaa bisa juga dengan cara bermain game seperti ini

  5. Memang buat ngajarin anak literasi keuangan paling enak kalau dengan kegiatan yang menyenangkan seperti main game Mortgage Calculator. Anak saya senengnya main Cash Back ama Cashier Simulator

  6. Anak2ku juga belajar dari permainan kek monopoli gtu sih, selain itu juga dari game2 sejenis itu.
    Bener banget yang namanya literasi keuangan kudu diajarkan sejak dini soalnya supaya anak2 paham kalau uang tu gak turun dari langit tetapi perlu diajari cara dapatnya dari mana, lalu uang itu sebaiknya diprioritaskan utk apa, termasuk menabung dan investasi ya.

  7. Pintar nih Pica. Benaran Mba udah benarlah kita mengajarkan anak soal Keuangan sejak kecil. Yg paling mudah adalah mengenakan istilah. Jika ingin sesuatu apa beli harus lihat kondisi keuangan ada apa tidak, apa ayah dan bunda ada uang dan ijin ingin beli sesuatu. Tidak harus ada bagaimana lun caranya. Moga dengan begini anak kita juga paham dengan kondisi keuangan rumah tangga kita yang pastinya turun naik. Mengajarkan juga soal uang

  8. meskipun tidak mudah tapi kita bisa mulai mendidik anak – anak tentang keuangan dan berbagai prinsip ekonomi yang penting untuk diketahui. Aku juga sering ngobrol sama – anak agar mereka aware dengan kondisi kuangan dan apa yang mereka harus lakukan untuk mengatur keuangan mereka kelak

  9. Nah bener deh, kalau ngajarin anak sekarang tuh biar lebih enjoy belajarnya tuh enakan kayak gini ya. Main gamesnya jadi lebih bermanfaat sih menurutku, dia jadi lebih tau juga menggunakan uangnya.

  10. Penting banget, jangankan buat anak-anak, emaknya pun harus lebih rajin lagi belajar soal keuangan, Apalagi yang nggak punya basic ilmu keuangan kayak saya, harus ekstra banget belajarnya biar bisa ditularin ke anak. Iya sekarang hobipun bisa jadi uang ya mbak, termasuk ngegame yang anak-anak nggak bakalan nolak hihi.. makasih banget sharingnya

  11. Aku sependapat Mbak, memang penting banget mengajarkan anak-anak mengenai manajemen keuangan sejak dini. Begitu mereka tumbuh desawa, mindsetnya sudah terbentuk. Jadi gak ada tuh cerita terjerat hutang kartu kredit, belanja impulsif, dan macam-macam lagi yang membuat seseorang selalu “kekurangan” uang. Selamat ya Mbak, sambil bisnis, sambil mendidik anak mengenai keuangan, berjalan seiring

  12. Penting dooong… memang sudah sewajarnya sejak dini anak diajarkan tentang mengelola uang. Mulai dari cara mendapatkannya, mengatur pengeluaran sesuai prioritas, dan mulai memikirkan pasif income agar nantinya setelah dewasa ilmu ekonomi dan keuangan yang diajarkan itu melekat dalam ingatan dan dipraktikkan di masa depan.

  13. memberikan pemahaman tentang literasi keuangan pada anak sejak dini memang sangatlah penting ya dan harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan

  14. Setuju sih memang penting mengedukasi anak2 soal keuangan tweutama soal kondisi keuangan keluarga suoaya mereka paham dan ga hanya.menuntut ini itu. Kebetulan anakku yg abege udh mulai juga belajar jualan kecil2an di skolah. Aku pesan utk mencatat hasilnya sgn rapi trs dibagi utk sadaqah, jajan dan ditabung jd klo pengen apa2 bisa beli sendiri
    Btw bagus juga ya game literasi keuangan gini aku baru tau. Mau ah nyobain main sama anak2

  15. Aku suka banget kalo pas di sekolah ada market day, bisa mengasah bakat dagang anak2 dan bagaimana memanage uang jajan. Karena hanya pada hari itu anak2 boleh bawa uang jajan. Kalau main game memang harus di pilah dulu sih, soalnya takutnya aku yg gak bisa jelasinnya wkwkwk

  16. “Fakta di dunia bahwa dalam hidup uang memang diperlukan” aku setuju dengan ini mbak, makanya aku ga pernah relate dengan: “gapapa miskin, asal bahagia.” Atau, “gpp ga punya uang, yang penting kumpul.” Hello…hidup ini susah kalau ga punya uang hahaha. Dan kalo punya uang, harus diatur biar cukup untuk apa aja.

  17. Aku bukan orang ekonomi. Jadi jujur termasuk agak bingung juga awalnya gimana cara ngajarin konsep keuangan ini ke anak. Trus pemilihan bahasa yang tepatnya seharusnya apa dll 😂. Jadi beberapa kali aku ngelakuin kesalahan bahasa ktika ngenalin k anak jadinya. Tapi semakin berkembangnya edukasi tentang finansial ini, aku pelan pelan jadi belajar juga. Skrang mengajarkan anak soal keuangan jadi lebih gampang lewat game ya mba. Memudahkan jadinya 😊

  18. Kalau saya awalnya dari jajan. Gak pernah membiarkan anak menjadi konsumtif. Selalu ada batasannya. Ya, biasanya dari hal sehari-hari. Seru juga ngajarin lewat game. Karena seperti bermain.

Komentari dong sista

Your email address will not be published.

IBX598B146B8E64A