Jadi, 2020 Ngapain Aja?
Kalau ditanya sepanjang perjalanan ngeblog kayaknya tahun 2020 adalah tahun terpasif aku dalam ngeblog.
I mean, see.. Dalam satu bulan bahkan ada saja yang cuma nulis 1-2 tulisan. Bulan desember bahkan hampir zonk. Bukan, ini bukan semata-mata karena pandemi. Ada hal lain disamping itu yang butuh perhatian lagi.
Kadang bertanya lagi pada diri sendiri, kok gini amat ya? Pemalas kah diriku? Tapi, saat aku melihat seisi rumahku.. Suami dan 2 anakku sendiri hingga kantor kecil kami. Aku tersenyum dan berkata. Its okay. Mereka mungkin tidak melihat perkembanganmu dari blog. Tapi sebenarnya, aku berkembang dengan cara yang lain di tahun ini.
Couse this year.. 2020 is so special.
Guilty Feeling di Tahun 2020
Entah kenapa aku sering merasa bersalah dengan tahun ini. Sering sekali. Dan maaf aku menuliskannya disini. Bukan apa-apa. Ini semata-mata untuk mengingatkan kepada diriku sendiri. Bahwa, “Win, kamu jangan begini lagi ya. Setidaknya berubahlah sedikit.. “
Tahun ini aku membuat amat banyak kesalahan. Dari mulai parno berlebihan kepada si virus, ngomel-ngomel nyampah dan khilaf sendiri, lalu kemudian terjatuh hingga menyebabkan jahitan di bibir hingga gigi seri yang patah dibagian ujung. Dan terakhir, gigi Humaira mengikuti nasib yang sama. Bahkan hampir nyaris ompong sekarang.
Semuanya terjadi karena 2 sifatku yang tidak bisa move on. Sifat jelek pertama adalah panik, sedang yang kedua adalah takut dan meledak-ledak. Dua sifat ini berkembang hampir dua kali lipat sejak pandemi menyerang. Aku jadi sulit untuk multitasking seperti pada hari-hari normal. Akibatnya sungguh banyak hal yang terbengkalai. Untukku sendiri aku masih bisa memaafkannya. Tapi ketika sifat jelek itu sudah berimbas ke anakku. Entah kenapa sulit sekali menghilangkan rasa bersalah itu.
Perkembangan Positif di tahun 2020
Ditengah musibah kecil namun menyisakan perasaan bersalah yang besar itu, jujur aku dan keluarga sangat bersyukur di tahun 2020 ini ternyata kami bisa sedemikian survive. Bahkan lebih.
Aku sempat memenangkan beberapa lomba blog. Beberapa job dan hadiah dari lomba blog bisa untuk membeli HP dan sepeda sendiri. Mungkin ini receh buat kalian. Tapi buatku ini luar biasa.
Dan hal yang membuatku sangat bersyukur lagi adalah perkembangan bisnis keluarga kami. Dari yang awalnya hanya berupa CV kecil, namun kini sudah bisa mempekerjakan 4 pegawai tetap dan berkembang menjadi sebuah PT. Ditengah pandemi, kami bersyukur bisa membantu ‘anak-anak berbakat’ yang telah kehilangan pekerjaannya.
Aku pun memiliki status baru selain menjadi blogger, yaitu belajar menjadi CEO. Itulah kenapa kemarin aku bersemangat sekali menulis review drama start up kemarin. Setidaknya aku merasa terwakili dengan keadaan Dal Mi. Tapi sungguh duhai Dal Mi.. Menjadi CEO dengan status emak-emak itu melelahkan. Aku bahkan masih sering bertanya-tanya. Apa aku ini hanyalah emak-emak yang bersembunyi dalam status CEO atau sebaliknya. 🤧
Sungguh untuk kembali menulis dan menjadi blogger normal adalah Peer untukku. Karena yah.. Seseorang pernah berkata padaku, “Untuk bisa mencapai tujuan dalam mimpimu, kadang kamu harus menurunkan standar mimpi yang lain.”
Efeknya, shezahome.com sedikit berdebu. Sangat disayangkan. Tapi entah kenapa, aku ingin memulai sesuatu yang baru. Bukan tentang shezahome dan rutinitas emak-emak saja. Aku ingin aktivitas baru. Yang lebih membuatku bersemangat.
Welcome 2021
Dan tahun 2021 pun tiba. Malam ini, petasan bersahut-sahutan di telingaku. Menggerakkan jempolku untuk merunut ceklis. Namun, aku masih tidak tau apa tepatnya hal yang harus kutulis. Lamunanku jatuh pada berita yang tak sengaja muncul di beranda sosial mediaku. Mutasi virus jenis baru katanya. Dan sungguh aku semakin stuck jika memikirkan kapan ini akan berakhir, kapan anakku bisa berteman dengan normal, kapan hidupku bisa kembali kurengkuh, dan kapan inspirasi seperti dulu tak sungkan untuk berteman dengan jari-jariku.
Aku masuk ke dalam kantor kecil di rumahku. Berdiskusi hangat dengan suami. Merangkai mimpi-mimpi baru kami. Bukan untuk sekedar mengumpulkan hal receh yang dulu sering kami tengkarkan. Kami melihat ke kursi-kursi itu. Ada beban disana.
“Dulu, kupikir pekerjaan paling gampang di dunia itu adalah menjadi bos. Ternyata, itu adalah pekerjaan paling susah di dunia. Rejeki orang lain bergantung pada kita. Semangat orang lain bergantung pada kita. Ketika kita terjatuh maka mereka ikut terjatuh pula.”
Mimpi itu pun perlahan kami ulas. Kami sudah tidak peduli dengan pandemi. I mean, apa yang bisa kami pedulikan saat ini? Memupuk rasa takut? Atau mulai move on dan memajukan ekonomi sekitar kami agar kami waras dan sehat bersama?
Kami memilih yang terakhir. Untuk berpikir luas dengan cara kami. Bahwa ini bukan sekedar mimpi kami saja. Ini adalah mimpi semuanya. Mimpi orang terdekat kami, hingga mimpi sebuah obsesi yang dulu sering kami sundul mundur keinginannya untuk eksis. Obsesi itu dulu sangatlah mustahil, tapi tahun 2020 membuka semuanya. Dan 2021 adalah tahun awal perjalanannya.
2020, 2021. Aku bukan lagi seorang blogger yang bersemangat menulis apa saja. Writing is not a healing anymore.
Aku mencoba move on dengan cara yang lain. Itulah langkah abstrack-ku di awal 2021.
5 thoughts on “Jadi, 2020 Ngapain Aja?”
semangat menjalani tahun 2021 sebagi CEO Windaa. semoga lancar terus usahanya
Mbak Winda inspiratif sekali tulisannya ❤️ Memang 2020 adalah tahun yang berat bagi kita semua. Tapi kita harus tetap semangat dan pantang menyerah.
Waah keren banget kak. Sepertinya aku pernah lewat kantornya deh kalau alamatnya sama seperti alamat rumah. Hohoho.
Selamat atas PT dan jabatan CEO nya mba. Semoga semakin banyak menciptakan lapangan kerja ya
Lanjutkan dong Sis nulisnya. Misalnya ttg gimana mengelola sebuah usaha hingga bisa menjadi PT. But, anyway, that’s your choice. Aku cuma ngasih saran aja.
Wah, selamat untuk PT dan status baru sebagai CEO nya ya Mbak ^^
Btw, suka banget sama quote tentang mimpinya itu <3<3<3