Browsed by
Category: Kesehatan

Mengulas informasi kesehatan dari pengalaman penulis

Pengalamanku Menghadapi Kulit Si Kecil yang Ruam dan Mengelupas

Pengalamanku Menghadapi Kulit Si Kecil yang Ruam dan Mengelupas

“Loh kenapa Farisha tangannya penuh bintik merah begini?”

“Pasti mamanya makannya sembarangan nih?”

Begitu kalimat yang sering muncul setiap kali aku membawa Farisha kecil ke tempat umum. Duh, mendengar judgemental demi judgemental para ibu di sekitarku itu, kadang aku merasa bersalah dan telah gagal melindungi kulit si kecil.

Farisha, anak pertamaku yang sekarang berumur 7 tahun itu dulu punya banyak sekali masalah kulit. Dari ruam popok, biang keringat, pengelupasan kulit, hingga yang terakhir dan paling membuatku stress adalah ia tidak bisa tidur kalau ruam itu tidak sambil digaruk.

Apakah aku tidak mengobatinya? Well, As a Mom.. I do my best. 

Selama memiliki Farisha dulu, aku tidak pernah memakan udang. Aku juga selalu mengoleskan pantatnya dengan baby cream. Sela-sela lipatan kulitnya selalu aku oleskan baby oil. Aku tidak tau juga kenapa semuanya susah sekali sembuh. Sampai stress aku dibuatnya.

Jika mengingat itu, rasanya mendadak tanganku ingin menggaruk-garuk. Aku berharap, anak keduaku nanti tidak memiliki kulit sensitif seperti kakaknya.

Ternyata Anak Keduaku Memiliki Masalah Kulit yang Sama, namanya Dermatitis Atopik

Jujur, awalnya aku senang sekali melihat anak keduaku hampir tidak pernah mengalami masalah kulit. Dari lahir, Humaira tidak pernah bermasalah dengan ruam popok. Pantatnya cenderung masih halus dan lembut walaupun sering memakai diapers. Aku sangat bersyukur karena tidak perlu repot memakaikan clodi seperti pada kakaknya dulu. Yaa.. Farisha dulu tidak pernah pakai diapers karena setiap kali memakai diapers ruam popoknya selalu semakin parah.

Ternyata, kesenanganku tersebut hanya sementara saja. Tepat ketika Humaira berumur satu tahun, tiba-tiba saja aku melihat bintik-bintik merah di bagian lipatan lengannya. Bukan hanya itu, bagian lutut Humaira juga mengelupas. Dan, ternyata itu gatal. Terbukti aku sering mendapati Humaira menggaruk lipatan lengannya sendiri. Kalau tidak digaruk, dia tidak bisa tidur.

Suamiku berkata, “Ini mungkin hanya biang keringat biasa. Nanti juga hilang.”

Ya ya ya.. Suamiku memang sesantai itu orangnya. Dia paling hanya berkata, “Kasih bedak bayi.. Bla bla..”

Dari salah seorang temanku, aku akhirnya tau kalau bintik merah pada kulit Humaira termasuk dalam kategori Dermatitis Atopik. Dermatitis Atopik adalah penyakit kulit yang biasanya muncul pertama kali saat bayi berusia di bawah satu tahun hingga satu tahun. Dermatitis atopik bisa terus kambuh hingga dewasa, meski bagi sebagian anak gejalanya dapat membaik atau bahkan hilang. 

Sebenarnya, bintik-bintik merah ini tidak terlalu mengganggu. Aku toh bisa saja membiarkan pemandangan biasa ini. Toh, anak pertamaku bintiknya jauh lebih parah dibandingkan ini. Tapi, proses menggaruk ini benar-benar menyebalkan. Masa setiap kali aku berhenti menggaruk, Humaira pasti nangis kejer. Please.. Kerjaan mamak juga banyak. Tanganku bukan hanya bertugas untuk menggaruk gatal saja bukan?

Atopiclair Cream, Jinakkan Monster Gatal

Belajar dari pengalaman anak pertama, maka aku sudah melakukan banyak eliminasi terhadap berbagai obat-obat salep. Karena melihat kemungkinan obat-obat tersebut tidak berpengaruh pada Humaira. Meski anak pertama dan kedua memiliki warna kulit yang berbeda, akan tetapi sepertinya basic kulitnya mirip-mirip saja.

Aku tidak mau memperberat efek samping dari obat obatan salep. Dulu, aku pernah melakukan kesalahan kepada kulit Farisha dengan mengoleskan salep sembarangan. Alhasil, kulitnya malah mengelupas. Padahal, saat itu dia masih bayi banget. Hiks. 

Sampai akhirnya aku bertemu dengan Atopiclair Cream.

Atopiclair Cream adalah krim hydrolipidic untuk memperbaiki barrier kulit yang bekerja dengan cara melapisi jaringan yang terluka, melembabkan dan mengurangi sensitifitas jaringan yang meradang serta membantu mengurangi rasa terbakar, gatal, dan nyeri dengan cara melindungi kulit dari iritasi berlanjut.

Well, paling tidak aku harus mengurangi aktifitas menggaruk yang tidak produktif bukan? 

Akupun langsung mengoleskan cream ini pada bintik merah di lipatan lengan Humaira. Aku juga mengoleskannya pada lutut Humaira yang mengelupas dan kering. Tipis-tipis saja dan dipijat dengan lembut selama 3x sehari.

Dan, setelah 3 hari aku memakaikan cream ini pada Humaira.. Aku merasakan kemajuan besar, diantaranya adalah

1. Tidak ada drama garuk-garuk lagi

Biasanya, sekitar jam 2 siang drama menggaruk ini dimulai. Akan tetapi, setelah memakaikan cream ini drama menggaruk ini frekuensinya mulai berkurang. Sampai di hari kedua aku tidak perlu menggaruk lagi. Cream ini sangat efektif untuk meredakan rasa gatal. Dan ini benar-benar Alhamdulillah.

2. Bintik merah pada lengan perlahan menghilang

Dihari ketiga aku mengoleskan cream ini, akhirnya aku speechless. Bintiknya mulai berkurang. Tinggal sedikit sekali sisa bintik merahnya. Dan kalau sudah begini, aku percaya diri sekali membawa Humaira kemana saja tanpa takut ditegur orang-orang. 

3. Kulit yang kering dan mengelupas menjadi lembut

Aku tidak begitu mengerti penyebab mengelupasnya kulit lutut kaki si kecil. Mungkin juga karena ia terlalu sering merangkak sehingga permukaan kulit lutut yang awalnya lembut menjadi sangat kasar, menghitam dan mengelupas. Memang bagian ini tidak gatal, hanya saja melihat kulit mengelupas itu sangat mengganggu pemandangan. Akhirnya, aku juga iseng mengoleskan atopiclair di lutut si kecil.

Dan setelah 3 hari, permukaan lututnya tidak begitu kasar lagi. Bagian yang mengelupaspun seakan terganti dengan skin barrier yang baru. Duh, aku senang sekali. 

Kemudian, pikiran isengku muncul. Akankah cream ini juga bisa menghaluskan lututku yang juga super kering ini? Hahaha..

Mengapa Memilih Atopiclair untuk Si Kecil? Apakah aman?

Well, ketika melihat kemajuan pada gatal-gatal Humaira.. Suamiku berkata, “Apakah cream ini punya efek samping? Jangan-jangan kulitnya bisa mengelupas kayak Farisha dulu?”

Iseng, akupun memeriksa komposisi pada atopiclair cream ini. 

Komposisi:

Aqua, Ethylhexyl palmitate, Butyrospermum parkii butter, Pentylene glycol, Arachidyl Alcohol, Behenyl Alcohol, Arachidyl Glucoside, Butylene glycol, Glyseryl stearate, Glycyrrhetinic acid, Capryloyl glycine, Bisabotol Tocopheryl acetate, PEG-100 stearate, Carbomer, Ethylhexylglycerin, Picoctone olamine, Sodium hydroxide, Allantoin, DMDM hydantoin, Sodium hyaluronate, Vitid vinifera seed extract, Disodium EDTA, Ascorbyl tetraisopalmitate, Propyl gallate, Telmesteine.

Ternyata atopiclair terbuat dari bahan alami seperti ekstrak biji anggur dan aman digunakan dalam jangka panjang. Bahannya memang berbeda jauh dengan cream yang biasa aku oleskan pada Farisha. Creamnya juga tanpa bahan pewangi.

Produk yang diformulasikan khusus untuk penderita dermatitis atopik ini sejak lama telah direkomendasikan oleh para ahli kesehatan di Dunia untuk mencegah kambuhnya dermatitis atopik. Dan aku sendiri merasakan sekali khasiatnya. Skin barrier kulit terpelihara bahkan juga memiliki efek hidrasi pada kulit. Seperti yang aku terangkan pada poin sebelumnya, cream ini melembutkan permukaan lutut Humaira yang kering dan mengelupas. Yaa..  Kualitas memang enggak pernah bohong ya.

Namun, untuk penderita yang memiliki alergi terhadap shea butter (B. parkii) dan memiliki riwayat hipersensitifitas terhadap komposisi diatas aku sarankan untuk berkonsultasi ke dokter dulu sebelum menggunakan produk ini.

Jenis atopiclair ini juga ada yang berupa lotion loh. Untuk kalian yang memiliki kondisi kulit serupa mungkin bisa membeli varian lengkap cream dan lotionnya. Lotionnya sendiri memiliki fungsi yang tidak kalah bagus. 

Bagaimana? Punya pengalaman dengan dermatitis atopik juga mom? Cerita yuk tentang cara kalian menghadapinya…

Oya, Atopiclair cream dan lotion ini bisa  didapatkan di berbagai apotek dan toko obat di indonesia ya. Bisa juga dengan beli di berbagai market place seperti shoope, tokopedia, lazada dan bukalapak.


Pengalaman Menghadapi Telinga yang Berdarah

Pengalaman Menghadapi Telinga yang Berdarah

“Wah.. Kok Ada Bercak Darah di Cotton Budnya” Desis ku panik malam itu

Kurasakan gendang telingaku mulai pedih. Tak lagi ku mengambil cotton bud untuk memasukkannya lagi ke telinga. Sumpah. Jera!

Yah, padahal.. Sudah berkali-kali aku bilang sama Pica anakku sendiri.. “Jangan pernah membersihkan telinga pakai cotton bud lagi.. “

Nyatanya.. Lihatlah kelakuanku malam itu. Membersihkan telinga memakai cotton bud dengan alasan ‘gatal’, lantas menyesal sekali kemudian.. Lihatlah warna merah ini..

Mengapa Telingaku Berdarah?

Hal pertama yang melintas dipikiranku ketika melihat darah pada cotton bud itu adalah, “Apa yang sedang terjadi dengan telingaku?”

“Apakah telingaku luka?”

“Apakah ada penyakit?”

“Apakah ini keren?”

Please, yang terakhir itu enggak banget. Haha..

Maklum, aku terlalu sering berimajinasi. Bermimpi suatu saat ketika mimisan akan ada pangeran ganteng yang membawa dan menolongku. #plak

Nyatanya, si Ganteng malah tertidur nyenyak disampingku malam itu. Mau dibangunkan kok kayaknya alasannya gak keren?

Masa begini?

“Pah, telingaku berdarah.. ” Sambil memperlihatkan cotton bud. *imajinasi ON

Yah, dimana-mana.. Adegan yang pas adalah seorang putri sedang tertidur. Tau-tau pengeran bangun dan melihat putri mulutnya berdarah.. Lantas menggendong panik sang putri dan menemaninya ke ambulans.

Skip! Berkomunikasi dengan suami saat begini sama sekali tidak keren.

Dan melongolah aku malam itu. Ketika telingaku berdarah. Tiba-tiba saja telingaku mendengung. Kulit didalamnya terasa pedih.

Fix, ini pasti luka. Pikirku.

Dan konyolnya. Aku menghadapkan telingaku yang berdarah tersebut kedepan kipas angin. Berharap di pagi hari nanti mungkin lukanya akan kering. Berharap nanti dia akan berhenti mendengung. Dan itulah yang aku lakukan malam itu. Semalaman. Gelisah memikirkan. Hahhaha..

Lalu, aku melihat kearah cotton bud. Apakah ini penyebabnya? Pikirku.

Sebelum membersihkan telinga dengan cotton bud, aku mengalami gatal yang luar biasa pada telinga. Gatal sekali. Sehingga tanpa berpikir dua kali aku langsung membersihkan telinga memakai cotton bud. Padahal, aku tau. Itu salah.

Aku sudah banyak belajar dari pengalaman Farisha ketika terkena Otitis Eksterna dulu, bahwa sangat tidak baik membersihkan telinga memakai cotton bud. Tapi apa daya, rasa gatal itu menggelitik tanganku untuk melakukan itu. Dan aku menyesalinya seketika. Darah yang menempel diujung cotton bud itu jelas mengisyaratkan bahwa telingaku malah semakin parah permasalahannya. Hiks.

Mengatasi Telinga Berdarah Memakai BPJS

Esok harinya, aku langsung meminta rujukan ke Faskes 1 yaitu di dokter praktek langgananku. Ternyata, rujukan tidak dapat dibuat segampang itu sekarang.

“Takutnya ini hanya luka biasa saja mba. Bukan Otitis.. ” Kata Dokter tersebut

“Lantas kenapa telinga saya berdengung? Kenapa sedikit mengeluarkan cairan bening?”

“Mungkin bukan jenis otitis akut.. Mungkin bisa diobati dulu.. “

“Tapi saya ada riwayat alergi. Dan itu terjadi setiap cuaca dingin. Ketika anak saya berobat, Dokter THT kemarin bilang bahwa memang ada relasinya antara rhinitis alergi dan otitis. Ini berdarah dok. Dan telinga yang berdarah terus berdengung dan tak bisa mendengar.. “

Akhirnya, sang Dokter menyerah menghadapi ‘Tuan Putri nanti Cerewet’ ini. Lantas memberi rujukan dengan diagnosa sementara ‘otitis eksterna’.

Fiuh.. Begitu memelasnya  aku meminta rujukan. Karena BPJS kan bayar setiap bulan. Dan sakit kan cuma beberapa bulan sekali saja. Masa sih meminta rujukannya gagal? Kan ngenes kalau aku harus berobat ke spesialis THT tanpa BPJS? Habislah jatah makan setengah bulan. Haha.. Mamak curhat.

Singkat cerita, di dokter THT aku diperiksa oleh Dokter. Kalau pada zaman mengobati Pica dulu, dokter tanpa basa basi langsung membersihkan telinga memakai suntikan air hangat.

Nah, untuk kasus ku. Dokter memeriksa telingaku terlebih dahulu. Dan beliau berkata, “Ini ada luka mba..”

“Kira-kira kenapa ya dok?” Jawabku pura-pura polos..

“Pernah dibersihkan pakai cotton bud?”

Dan aku pun meng ‘iya’ kan..

“Nah, jangan lagi ya mba. Itu bisa bikin luka. Dan ini telinganya agak sedikit basah karena efek dikorek itu.. “

Kemudian dokter membersihkan telingaku memakai alat khusus dan kapas. Ya Ampun, sumpah enak banget habis dibersihkan itu. Telingaku langsung berangsur membaik. Tidak berdengung lagi. Tidak Gatal lagi. Lantas, aku kemudian bertanya.

“Telinga saya ini sering agak gatal dok. Apalagi kalau cuaca dingin. Saya kan punya rhinitis alergi. Nah apa ada hubungannya ya dok?”

Dokter kali ini agak pendiam. Mungkin karena dia laki-laki. Sebenarnya, aku berharap dapat dokter yang suka berbicara dan memberi nasehat. Tapi ya sudahlah. Curhatanku hanya dijawab dengan secarik resep. Dan aku pun mengucapkan terima kasih.

Jangan tanyakan resepnya ya. Takutnya, ada yang membaca blog ini lewat google lantas membeli obatnya sendiri. Ah, tidak boleh begitu. Karena beda orang, beda obat. Walaupun ceritanya mungkin terlihat sama.

Dalam kasusku, dokter memberikan obat yang pas untuk menyusui. Dokter juga memberikan obat khusus untuk mengobati alergi ku. Dan selama meminum obat, rasa gatal ditelingaku berangsur-angsur membaik. Hingga sekarang, rasa gatal itu tidak pernah datang lagi.

Dan ya satu lagi.. Berobat memakai BPJS ini Gratis.

Jangan Pernah Anggap Remeh Telinga yang Berdarah

Jika ada yang mengalami kejadian sama sepertiku, kuharap tidak ada yang cuek lantas membiarkannya saja. Apalagi dengan alasan tidak ada waktu berobat, tidak ada yang mengantar, punya bayi dsb.

Kalian tau? Aku berobat membawa Humaira. Dari antri BPJS sampai antri di THT. Dan tentu saja aku berjauhan dari para pasien.

Hanya duduk dikejauhan saja. Karena, pada siapa aku bisa menitipkan Humaira? Suamiku bekerja. Keluarga disini ya.. Ya.. Begitulah.

Aku naik kendaraan sambil menggendong Humaira sebanyak 3x bolak balik RS. Dan RS tersebut tidak dekat. Tapi demi kesembuhan, aku memang harus egois sambil terus berdoa supaya Humaira baik-baik saja.

Telinga berdarah bisa mengarah pada berbagai diagnosa seperti infeksi telinga, barotrauma, gendang telinga pecah, kanker saluran telinga dsb. Seram bukan?

Untung saja penyebab telinga berdarahku hanyalah karena kecerobohanku dalam membersihkan telinga. Mungkin karena aku terlalu bersemangat. Wkwk..

Oya, akan lebih baik jika saat telinga berdarah.. Kita langsung tahan pendarahan dengan kain penutup telinga. Hal ini dilakukan untuk mencegah darah keluar juga mencegah air dan kotoran masuk ke telinga sehingga menyebabkan infeksi.

Jadi, jangan berkelakukan konyol sepertiku yang mengeringkan telinga dengan kipas angin. Sungguh itu unfaedah sekali. Haha

Punya drama yang sama dengan telinga? Yuk sharing!





Pengalaman Memakai Gendongan Ultimo dan Lite dari Cuddle Me

Pengalaman Memakai Gendongan Ultimo dan Lite dari Cuddle Me

“Ternyata, memeluk bayi itu bikin ketagihan..”

Itu yang aku rasakan sejak menimba ilmu baby wearing secara diam-diam di grup Indonesian Baby Wearers.

Yaa.. Sejak hamil Humaira, diam-diam aku bergabung dalam grup tertutup ini. Awalnya cuma iseng sih. Lama-lama, ketika aku sering melihat action pict para emak-emak dengan gendongannya ada pertanyaan lugu dalam hatiku.

“Kok sepertinya menggendong ini terlihat seperti seni yang baru ya.. Hihi.. “

Iya, aku menyebutnya seni karena aku baru tau dengan berbagai jenis gendongan di grup ini. Sebutlah itu Ring Sling, Baby Wrap, Onbuhimo serta SSC. Akupun juga baru tau kalau teknik menggendong itu bermacam-macam. Bahkan diam-diam aku juga sering manggut-manggut melihat berbagai tutorialnya.

FYI, aku adalah seorang silent reader di grup itu. Yang bahkan jujur saja ya.. Aku bahkan tidak pernah menyumbangkan like dengan jempolku sekalipun. Haha. Aku tidak pernah posting action pict disana. Aku juga tidak pernah bertanya. Aku hanya membaca berbagai catatan penting dan yaah.. Kupikir dengan berbulan-bulan menimba ilmu disana paling tidak aku paham dengan posisi ternyaman dalam menggendong. Sebutlah Itu M-Shape.

Ternyata Begini Posisi Menggendong Ternyaman itu

Selama berbulan-bulan aku berada di grup IBW, aku tidak pernah memberanikan diriku untuk action pict maupun bertanya. Jangan tanya kenapa. Aku punya sedikit trauma bertanya dengan banyak member emak-emak di dalamnya. Dan dari melihat berbagai post aku cukup banyak belajar. Bahwa ada saja emak-emak yang komentarnya cukup menyakitkan hati ketika ada yang bertanya polos tentang gendongan NBC. Entah kenapa, itu sudah membulatkan tekadku bahwa aku tidak akan pernah action pict di grup ini. Cukuplah grup Support ASI dan grup lainnya menjadi pembelajaran bahwa jangan pernah bertanya kebodohan ditengah-tengah emak-emak yang sudah pintar. Hahaha

Aku lebih memberanikan diri bertanya secara personal dengan yang ahli. Bagiku itu terasa lebih nyaman. Entah kenapa, kalau ada yang julid dengan pertanyaanku.. Aku malah malas sekali melanjutkan ilmu disitu. Jadi, Orang-orang yang aku tanyakan tentang ilmu ini pun adalah orang yang aku rasa baik.

Lewat berbagai tulisan blogger di google dan grup IBW aku mulai paham bahwa posisi M Shape adalah posisi terbaik yang membuat Bayi merasa sangat nyaman. Posisi yang terlihat ngangkang ini sebenarnya merupakan posisi yang sama ketika kita menggendong bayi dengan tangan saja. See? Sama kan?

Niat mengedukasi tapi yang digendong anaknya mereng2 pas gak pakai gendongan.. 😂

Tapi yaa.. Entah kenapa kalau dipakai dengan gendongan.. Posisinya terlihat ngangkang. Sehingga para orang tua sering memberikan reaksi ‘terkejoed’. Dan langsung ngomong..

“Itu gak papa ya kaki anaknya ngangkang gitu?”

“Itu umur berapa sih anaknya? Kok sudah digendong gaya begitu?”

“Pokoknya kalau nanti anak kamu kakinya ngangkang jangan salahin orang loh. Kamu sendiri dibilangin bla bla bla.. “

Apa tanggapan kita ketika mendengar itu? Ya udah.. Senyumin aja.. Hihi. Mereka itu enggak tau ilmunya. Jadi mah santai aja. Aku begitu sebenarnya kalau orang tua yang bilang. Kalau dengan omongan orang tua begitu saja tersinggung lantas apa bedanya kita sama para emak yang suka julid dengan emak lain yang memakai gendongan NBC?

Dibanding marah mencak-mencak. Mending jelaskan saja para orang tua itu pakai gambar diatas sambil berkata.. “Gimana? Sama aja kan sebenarnya sama gendong pakai tangan? Cuma kalau pakai gendongan Ibunya jadi enggak capek.. Hehe.. Bayinya juga berada lebih nyaman karena posisinya seperti dalam perut ibunya. Nah kan langsung tidur si bayi saking keenakannya.. Lihat deh.. Gak percaya? Cobain deh.. “

Alasan Aku Memilih Gendongan SSC

Dari beberapa action pict di grup IBW.. Serta dari berbagai tutorial yang aku lihat serta tidak lupa yang paling penting yaitu survey harga (haha).. Aku akhirnya memutuskan untuk memilih jenis gendongan SSC (Soft Structur Carrier)

Alasan pertama adalah karena aku sangat newbie dalam hal ini. Jadi ya aku mah pilih yang praktis-praktis aja. SSC dikenal gampang memakainya untuk emak yang mobilitasnya lumayan tinggi seperti aku.

Alasan kedua adalah karena SSC gampang sekali menyettingnya. Tinggal atur tali di bagian pinggang dan punggung. Set set set.. Ciat.. Udah deh. Jujur aja, aku kalau liat emak-emak pakai baby wrap suka ngiler. Tapi malas sekali belajar memakainya. Haha

Alasan ketiga adalah.. Karena SSC harganya juga terjangkau. Iya, berterima kasihlah sekarang sudah banyak SSC lokal yang harganya masih bisa dijangkau emak-emak golongan menengah ini. Kalau SSC non lokal emak angkat bendera putih aja dah. Enggak kuat beb. Apalagi kalau mengajukan anggaran khusus ke suami hanya untuk perihal beli gendongan. Bisa-bisa emak ditanyain dengan wajah gemes, “Mau beli gendongan atau kredit motor beib?”

*yah.. Begitulah lelaki.. Liat cewek koleksi lipstik yang warnanya sama semua aja dia bingung. Apalagi beli gendongan mahal. Bingung dia.. Gak masuk di logikanya. Hahaha..

Pengalaman Memakai Gendongan Cuddle Me Lite

Humaira sekarang udah 1 tahun. Dan aku baru berani nulis pengalamannya disini. Padahal, gendongan ini sudah aku beli sejak Humaira umur 4 bulan.

Btw, ini cerita pengalaman loh ya.. Bukan review. Soalnya aku merasa bukan emak yang pantas untuk memberikan sebuah review ‘detail’. Karena aku pun masih belajar. Hehe

Gendongan SSC merk Cuddle Me versi Lite ini terasa cukup nyaman buat aku yang baru mengenal ilmu pergendongan. Ya eyalah, ini pertama kalinya beli SSC. Gendongan ini bisa dipakai dari umur bayi 4 bulan dan BB minimal 7 kg.

Awal-awal agak kudet juga sih nyetingnya.. Berpikir kok agak pegel juga ya punggung. Eh ternyata, kalau tali bagian punggung ini diturunin rasanya jadi enak. Konon ada juga emak-emak yang lebih enak talinya agak diatas. Dan aku pun mengambil kesimpulan kalau kenyamanan orang beda-beda.

Buat aku gendongan ini standar nyamannya B. Yang aku suka, gendongan ini punya hoodie yang berguna sekali untuk menyusui. Tinggal longgarkan tali dibagian perut hingga kepinggang atau posisi mulut bayi sudah di payudara lalu tutupi dengan hoodie. Sangat membantu dikala ingin menyusui ditengah umum tanpa terlihat seperti menyusui. Hehe…

Gendongan ini dapat dipakai dengan 3 posisi. Meski aku hanya sering memakai 2 posisi saja yaitu Front Facing In dan Back Carry. Bagiku, posisi ternyaman adalah Back Carry.

Sebenarnya, ada gendongan yang lebih nyaman untuk Back Carry yaitu Onbuhimo, bisa juga Baby Wrap dengan teknik back carry. Untuk Gendongan Cuddle Me ini kurang nyaman bagi bayi untuk posisi backcarry karena posisi kepala bayi kurang tinggi. Sehingga, kalau bayi tertidur kepalanya jadi.. Yaaa.. Gitu deh. Haha..

Biasanya, posisi backcarry sangat aku andalkan jika banyak pekerjaan di rumah. Sambil ngepel lantai, nyapu, memasak.. Aku bisa dengan nyaman mengerjakan semuanya dengan menggendong posisi backcarry. Tapi, itu aku lakukan jika bayi tidak tertidur. Karena kasian juga kepalanya.

Sedangkan untuk jalan-jalan aku biasa memakai posisi Front Facing In. Ini adalah posisi ternyaman antara Ibu dan Bayi. Menggendong berjam-jam lamanya? Ikut event blogger? Ikut sosialita? Hayyuk.. Hajar semua. Haha.

Tadinya, aku ingin setia hanya memakai Cuddle Me Lite saja seumur hidup. Kupikir yaaa.. Ngapain punya banyak gendongan. Toh bentar juga si bayi bisa jalan. Eh ternyata, ideologiku runtuh juga. Yaa.. Siapa suruh kepo dengan kelakuan konsultan menggendong. Akhirnya dapat racun baru kan.

Pengalaman Memakai Cuddle Me Ultimo

Ultimo, Gendongan yang tumbuh bersama bayi

Racun itu bernama Ultimo. Gendongan yang konon dapat dipakai dari New born hingga anak gede. Hingga iseng aku menggoda pica..

“Hei pica.. Kalau mau digendong mama bisa kok. Ini mama ada gendongannya.. “

Dan Pica pun berogah-ogah ria sambil kukejar…

Yaa.. Anakku yang pertama itu kadang suka iri dengan adiknya. Jadi sesekali boleh lah digodain begitu ya. Supaya dia merasa diperhatikan. *apaan sih ya.. Tulisannya nyorcol kesana kemari..

Alasan aku membeli Ultimo ini karena sebenarnya.. Aku gak mau keracunan beli gendongan lagi. Sumpah akutuh bukan tipe banci dalam  hal beginian. Jiwa pengiritanku selalu menjerit.. *manja

Karena aku tau Cuddle Me Lite ini gak bisa selamanya dipakai. Akan ada masanya kaki Humaira mulai memanjang dan bagian itu (apa sih namanya hei?).. Ah.. Dudukannya.. Body Panel ya? Haha.. (Doh.. Kan kan kubilang juga apa.. Ini bukan review.. Tapi pengalaman.. 😂).

Iya jadi bagian body panelnya si Lite itu gak bisa dilebarkan layaknya si Ultimo. Akan tiba saatnya kaki anak terasa gantung saat digendong. Kitanya enggak capek sih sebagai penggendong. Yang kasian itu si anak. Makanya Cuddle Me juga menyediakan atribut berupa footstrap yang dijual terpisah. Tapi kan mana mau emak beli gitu aja di online. Secara ekonomi, itu buang-buang biaya ongkir.. Haha.. Alesan.

Alasan kedua ya lumayan buat ganti-ganti gendongan. Selama anak aku ketagihan digendong ini.. Mau enggak mau aku juga harus rajin membersihkan gendongan. Jadi kalau gendongan yang satu dicuci masih ada gendongan yang lain.

Alasan ketiga karena buat ganti gaya aja. Lumayan lah emak-emak yang kadang punya gaya mood swing tinggi. Bosan kalau pakai itu lagi.. Itu lagi.. Paling enggak kalau punya dua gendongan kan ada juga variasinya. *karena hidup perlu banyaaak rasaa.. Eaa

Minusnya, aku harus rela mengeluarkan uang yang menurutku lumayan banyak. Hiks. Iya kalau si Lite harganya cuma 250ribu, sementara si Ultimo 560ribu. Dan ingat, itu belum termasuk ongkir sebanyak 2 kg ke banjarmasin buk!

(Huft. Untunglah duit ngeblog lumayan membantu. Biar tulisannya enggak karuan begini.. )

Selama 7 bulan memakai Ultimo, ada kenyamanan spesial yang aku dapat sih.

Pertama, Ultimo ini lebih Snug rasanya. Kalau kata konsultan menggendong itu.. Lebih dapet TICKS-nya.

Kedua, Kain Ultimo ini lebih nyaman dibanding Lite. Kalau harinya agak panas, aku lebih suka pakai Ultimo dibanding Lite.

Ketiga, untuk posisi backcarry maupun Front Facing In.. Lebih dapet si Ultimo. Lebih snug aja. Dan kepala bayi lumayan bisa ditopang lah ya. Walau masih gimana juga kalau dia lincah. Hihi

Keempat, Ultimo ini bisa dipakai posisi Facing Out juga. Lumayan buat jalan-jalan sama bayi sekalian bereksplorasi. Memang memggendong Facing Out begini enggak boleh lama-lama, maksimal cuma 30 menit katanya supaya si bayi enggak over stimulated. Menggendong posisi Facing in lebih direkomendasikan.

Kelima, Ultimo ini benar-benar work sepanjang usia bayi. Maksudku, ini benar-benar gendongan yang recomended buat kamu yang ingin punya gendongan sekali seumur hidup. Karena benar-benar gak ada ruginya. Dari umur 4 bulan sebenarnya Humaira itu beratnya masih kurang dari 7 kg. Sehingga versi lite kadang masih over spread. Jadi ketika memakai Ultimo lebih terasa snug dan nyaman. Dan hingga Humaira umur setahun dan memiliki kaki yang semakin panjang.. Ultimo masih selalu bisa digunakan. Karena bagian body panel nya bisa di setting panjang pendeknya. Juga bagian lehernya, bisa dikecilkan dan dilebarkan.

Plus Minus Cuddle Me Lite vs Ultimo

Hmm.. Apa ya Plus minusnya? Buatku semuanya punya kelebihan dan kekurangan sih. Nah, kalau mau tau lebih rinci nya begini:

1. Lite lebih murah dibandingkan Ultimo.

Jelas ya.. Diatas sudah aku sebutkan, lite harganya cuma 250ribu, sedangkan Ultimo harganya 560ribu.

2. Lite lebih gampang menyettingnya.

Ini sih yang sering aku temui dikalangan emak-emak, mereka bilang lite lebih gampang nyettingnya. Kalau menurut aku sih wajar ya gampang, karena ini type standar kan yang mana memang didesain buat bayi sejak umur 4 bulan sampai 20 kg. Beda dengan Ultimo yang punya banyak settingan untuk bisa menyesuaikan. Tapi, menurutku settingannya gak rumit amat. Cukup 2-3x melihat tutorial menggendong di youtube ala konsultan gendong.. Dijamin sudah mengerti. Jangan lupa latihan sedikit-sedikit.


3. Lite perlu aksesoris khusus untuk bisa dipakai disemua usia

Iya, si lite ini sebenarnya bisa dipakai dari newborn hingga toddler. Kalau dari New born harus punya infant insert untuk tambahannya. Pun kalau mau memakai hingga toddler, perlu membeli footstrap agar kaki bayi tidak menggantung. Cuma yaa.. Ribet. Haha. Kalau Ultimo kan praktis ya, tinggal disetting bagian body panel dan settingan lainnya.

Kalau aku sendiri, lebih merekomendasikan beli Ultimo dibanding lite. Karena ketika umur Humaira satu tahun ini, aku merasakan sendiri kakinya sudah agak panjang dan posisinya jika memakai gendongan cuddle me lite sedikit kurang M-Shape. Mungkin sekitar 3-4 bulan lagi, kakinya bakal gantung dan membutuhkan footstrap supaya tidak pegal.

Disamping itu, kalau membeli gendongan yang support dari newborn hingga toddler.. Maka ketika punya newborn lagi jadi masih bisa dipakai deh.. Ya kaaaan? Hahahaha.. (Ada yang ketagihan punya newborn)

Jadi, pengalaman menggendong apa yang kalian punya mak? Gendongan apa yang jadi favorit selama ini? Sharing yuk!

(Ditulis oleh emak-emak yang mau beli gendongan SSC support newborn hingga toddler buat gantian.. tapi meringis melihat harganya.. 🤣)

Mencukupi Kebutuhan Nutrisi Bayi GTM

Mencukupi Kebutuhan Nutrisi Bayi GTM

“Bu.. Anak Ibu sudah 3 bulan berturut-turut tidak mengalami kenaikan berat badan. Kalau boleh tau.. Makannya bagaimana?”

Deg.. Wajahku langsung merah padam. Bingung harus berkata apa. 

Ya.. Sudah sekitar 1 bulan ini Humaira sulit sekali makan. Fase ini pernah aku ceritakan di blog postnya sebelumnya. Fase mengerikan yang bernama GTM atau Gerakan Tutup Mulut. 

Sesungguhnya, aku sudah sangat bisa berdamai dengan GTM. Akan tetapi, perkataan bidan di posyandu ini terus terngiang-ngiang di kepalaku. Apalah artinya aku yang kesana kemari menenangkan diri berdamai dengan GTM, kalau ternyata faktanya berbicara bahwa anakku tidak mengalami kenaikan berat badan selama tiga bulan. Wow, I’m Stuck. 

Disitulah saran demi saran terdengar di telingaku. Dari bidan yang merekomendasikan susu A sampai G. Dari Ibu Mertua yang kadang suka membandingkan Humaira dan sepupunya. Dan teman sosialita yang bercerita bahwa anaknya yang lahap makan karena diberikan tambahan cita rasa. Disitulah aku merasa.. Hmmm… Can I try? 

Its Okay, Motherhood just about Baby and Me

Aku selalu percaya bahwa sangat tidak penting mendengarkan apa perkataan ‘mereka’ tentangku. Tentang bagaimana pola asuh yang aku miliki, ideologiku dsb. Tentang perkataan mereka yang kadang menyudutkanku bahwa merekalah yang paling benar. Aku hanya percaya bahwa parenting yang benar adalah dengan menikmati proses cinta antara aku dan anakku. 

Setiap Ibu itu spesial. Begitu pula anakku dengan kekurangan berat badannya. Nyatanya, Humaira adalah anak yang aktif dan periang. Segala perkembangannya selalu mengagumkan. Bahkan ia sudah bisa berdiri sendiri disaat bayi lain yang seumuran dengannya bahkan masih terbata-bata untuk merangkak. I know it.. Humaira is special. 

Tapi, keangkuhanku luntur seketika begitu melihatnya sakit dan GTM sangat parah. Aku mengusahakan segalanya agar ada sesuap makanan pendamping yang dapat dimakannya. Dari homemade sampai instan. Mencoba berbagai cara yang aku cari-cari di google. Berkonsultasi dengan pakar kesehatan yang membuatku semakin galau. Sampai akhirnya, aku mencoba cara baru untuk mengakhiri GTM ini. 

Ya, Aku Berkenalan dengan Susu Organik

Apa itu Susu Organik?

Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 64 tahun 2013, organik adalah istilah pelabelan yang menyatakan bahwa suatu produk telah diproduksi sesuai dengan standar produksi organik dan disertifikasi oleh lembaga sertifikasi resmi. Contoh sertifikat resmi yaitu Sertifikat Organik Indonesia, atau sertifikasi tertinggi di dunia, yaitu Sertifikat Organik Eropa.

Nah, ternyata untuk memperoleh sertifikasi organik ini tidak mudah loh. Merk susu organik harus memenuhi Persyaratan Pangan Olahan Organik, yaitu dari segi kandungannya yang harus mengandung pangan organik paling sedikit 95% dari total berat atau volume (tidak termasuk air dan garam), kandungan pangan non organik di dalamnya bukan merupakan pangan yang sejenis dengan pangan organik yang digunakan, dan tidak mengandung bahan-bahan tambahan yang tidak diizinkan. Duh, sedetail itu loh pemirsa. 

Hmm.. Sejauh ini rasanya belum ada sih aku mendengar ada susu organik di indonesia. Memang kadang ada sih simpang siur melihat di market place. Tapi belum memenuhi persyaratan pangan olahan organik dan belum memiliki sertifikat resmi dari sertifikat organik indonesia maupun sertifikat organik eropa.

Merk Susu Organik Pertama di Indonesia

Nah, ternyata sekarang di indonesia sudah hadir merk susu organik. Namanya adalah Baby & Me Organic. Susu organik pertama di Indonesia yang tak hanya memperoleh Sertifikat Organik Indonesia, namun juga Sertifikat Organik Eropa. Baby & Me Organic dihasilkan dari peternakan susu organik terbesar di dunia, yaitu Arla dari Denmark.

FYI, Arla Foods amba adalah salah satu perusahaan produk susu terdepan di Eropa. Memulai perjalanannya sejak 130 tahun yang lalu, kini Arla Foods amba telah memasarkan berbagai jenis produk dairy di mancanegara. Arla Foods amba menerapkan sistem mutu ARLAGAARDEN yang memastikan bahwa susu yang dihasilkan peternak Arla tidak hanya memiliki kualitas yang baik, namun juga dihasilkan melalui proses yang ramah lingkungan.

Peternakan susu organik ini tentu berbeda dengan susu biasa. Sapi organik diberi makan rumput organik dan biji-bijian organik, serta dipelihara bebas di padang rumput organik di bawah kehangatan sinar matahari Eropa selama musim panas. Sudah bisa diimajinasikan belum mak? Jangan gagal fokus ya.. Membayangkan diri sendiri yang berjemur saking jarang pikniknya.. Hahahaha..

Bisa dibayangkan kan peternakan Baby & Me Organic yang selangkah lebih dekat dengan alam? Oya, Baby & Me Organic tak hanya mengandung segala manfaat baik dari susu organik loh, tapi namun juga mengandung:

  • Omega 3 & 6 Organik dan DHA untuk bantu optimalkan perkembangan kognitif Si Kecil.
  • Tinggi protein organik (Whey dan Casein dengan rasio seimbang), dan kalsium serta vitamin D untuk membantu mengoptimalkan pertumbuhan fisik Si Kecil.
  • FOS & GOS Organik dengan rasio seimbang, dan sumber serat pangan yang membantu meningkatkan fungsi pencernaan dan perkembangan bakteri baik, serta menjaga daya tahan tubuh Si Kecil.
  • Kandungan 15 vitamin dan 12 mineral yang penting untuk tumbuh kembang Si Kecil, juga tinggi zat besi, zink, dan vitamin A dan C yang tinggi untuk imunitas yang baik.

Review Susu Baby and Me Organik

Aku sudah mencoba susu organik dari
Baby & Me Organic loh, yaitu formula lanjutan untuk usia 6-12 bulan. Ya, Susu organik ini ada beberapa varian loh. Untuk yang 1 tahun keatas juga ada. Jadi, jika ingin mencoba bisa disesuaikan dengan usia anak ya. Dan juga akan lebih baik jika berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan saran berdasarkan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi. 

Untuk anakku sendiri yang sudah berumur 8 bulan ke atas aku menggunakan 7 sendok takar (1 takar=4,6 gr) dalam 210 ml air dengan suhu 70 derajat Celcius.

Saat aku mencoba rasanya sekilas seperti susu UHT. Tentu saja enak. Dan susu ini tanpa tambahan gula loh. Syukurlah, Humaira sudah sering aku tinggalkan keluar rumah beraktivitas jadi dia sudah familiar dengan dot. Susu Arla ini terlihat nyaman dan aman untuknya karena susu ini tanpa zat tambahan apapun, sudah memiliki sertifikasi dan halal. Ini yang terpenting. 

Biasanya.. Aku meminumkan susu organik di dot saat mendampingi Humaira makan. Hal ini karena jika Humaira sudah menyusu padaku, ia jadi tidak mau makan lagi. Jadi, aku harus sedikit melepaskan sesaat saat makan agar ia dapat fokus pada makanannya. Aku juga menggunakan susu organik ini untuk campuran makanan pendamping Humaira. Dan responnya ternyata membuatku speachless. Humaira suka! 

“Lihatlah dia yang membuka mulutnya lagi dan lagi.. 

Its okay mom.. Just about baby and me!”

Sebelum berkenalan dengan susu organik, aku hanya mencampurkan MPASI instannya dengan air biasa. Mungkin saja dia kurang suka ya.. Karena rasanya kurang gurih. Setelah dicampurkan memang rasanya agak berbeda. Jadi lebih gurih dan enak. Dan yang paling penting.. Susu organik ini tidak membuatnya addicted, ia masih menyusu padaku jika ingin tidur dan diluar jam makan. Ya.. Moment terpenting baby and me tetap terjaga dan tidak hilang. 

Mungkin ada beberapa orang tua yang tidak biasa menggunakan susu organik seperti ini. Saranku, sajikan susu hanya untuk sekali minum. Lebih baik untuk segera mengkonsumsi susu dalam keadaan hangat. Jangan lupa buang susu yang tidak diminum setelah 1 jam. Gunakan bubuk susu dalam waktu 3 minggu setelah kemasan dibuka. Jadi kalau tidak habis dalam waktu 3 minggu lebih baik tidak usah dikonsumsi lagi ya. 

Cara menyimpannya cukup simple. Tutup rapat kemasan Baby & Me Organic dan pastikan bubuk susu tidak terkena cairan atau uap air. Selanjutnya, simpan Baby & Me Organic di tempat yang bersih, sejuk, dan kering, serta terhindar dari paparan sinar matahari langsung.

Oya, pastikan menyiapkan susu dengan air yang bersih dan matang ya, serta menggunakan dot yang telah dicuci bersih dan disterilisasi agar anak terhindar dari gangguan pencernaan. Cara mensterilisasi dapat menggunakan alat khusus atau dengan cara direbus.

Cara merebusnya cukup simple. Peralatan bayi harus terendam seluruhnya dalam panci tertutup dengan air mendidih selama 5-10 menit. Nah, jika peralatan bayi tidak langsung digunakan maka simpan saja ditempat yang bersih dan tertutup.

Prinsipnya simple kok, air yang tidak matang, botol yang tidak steril dan penyajian yang tidak tepat dapat mengakibatkan bayi sakit. Dan juga, penyimpanan dan penggunaan yang tidak tepat dapat mengganggu kesehatan bayi.

Oya, jika anak mengalami mual, kembung, sakit perut, dan diare setelah mengkonsumsi susu organik.. Lebih baik untuk menghentikan penggunaaannya ya. Gejala ini menandakan anak Anda mungkin memiliki alergi susu atau menderita intoleransi laktosa. 

Jadi, udah yakin kan dengan kandungan alami dari susu organik ini? 

Kini aku tidak khawatir lagi tentang kurangnya nutrisi karena GTM. Semoga nutrisi Humaira selalu tercukupi. Dan yang paling penting.. Semoga Baby and Me selalu bahagia.



Tumbuh Gigi dan Drama Menggigit Si Kecil serta Cara Menjaga Kebersihannya

Tumbuh Gigi dan Drama Menggigit Si Kecil serta Cara Menjaga Kebersihannya

“Humaira.. Kok digigit melulu sendoknya.. Yuk makan lagi yuk..”

Dan Si kecil Humaira hanya tertawa melihatku sambil menggigit sendok makannya sekuat tenaga.. 

Drama Menggigit si Kecil yang Membuat Mamak Pusing

Setelah drama GTM berakhir, si kecil Humaira kembali membuat drama baru dalam kehidupanku. Dan itu dimulai sejak gigi bawahnya mulai tumbuh satu. 

Awalnya, dia hanya menggigit payudara. Sebenarnya itu cukup ngilu dan sakit. Tapi hal yang lebih menyeramkan lagi adalah ketika dia berlari kesana kemari dan memasukkan segalanya kemulutnya. Ya ampun.. “She want to bites everything”

Ya.. Si kecil Humaira yang berumur 9 bulan itu sudah lincah merangkak kesana kemari. Dia sudah mulai protes jika aku selalu menggendongnya. Bahkan, kini dia sudah tidak mau lagi makan di kursi makannya. Dia ingin makan sambil merangkak dan bereksplorasi. Sayangnya, eksplorasi si kecil ini bukan eksplorasi biasa. Mari menyebutnya Eksplorasi Oral. Hahaha

Bayangkan saja, jika dia bertemu buku pasti dia gigit. Jika bertemu boneka dia tersenyum meniru ekspresi boneka.. Tapi kemudian pasti digigit. Yang paling ekstrim adalah saat dia melihat kucing tertidur. Dia akan langsung menarik buntut si kucing, lantas kemudian ingin memasukkannya ke mulutnya. 

Disitulah kewarasanku diuji.. Huft.. 

Pentingnya Menjaga Kebersihan di 1000 hari Pertama si Kecil

Peer besar saat si kecil mengalami fase oral begini bukan pada ‘kapan ia akan berhenti menggigit atau bagaimana menghentikan fase ini’. Fase menggigit seperti ini adalah fase yang wajar. Peer sebenarnya adalah Bagaimana aku bisa menjaga kebersihannya? Dia bahkan bisa merangkak begitu cepat jika melihat hal yang menarik. Rasanya sungguh kewalahan untuk terus menjaganya sementara setumpuk tugas domestik di rumah masih melambai-lambai. 

Iya.. Mamak kan gak punya ART genks.. 

Padahal, pada fase seperti ini penting sekali untuk menjaga kebersihan si kecil. Terutama segala yang masuk kedalam mulutnya. Karena itu akan mempengaruhi kesehatan pencernaannya. Please.. Humaira masih berumur 9 bulan dan itu adalah fase Golden Age. Yang mana 1000 hari pertamanya ini akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya kelak.

“Peralatan yang digunakan untuk bayi dan balita juga harus terjaga kebersihannya, tidak hanya peralatan untuk makan dan minum, tetapi juga peralatan lain seperti baju, celana, buah dan sayur bayi dari kuman dan bakteri akan membantu menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh bayi sehingga tumbuh dan berkembang dengan baik,”


(Dr. Rini Sekartini, SPAk)

Kan? Berarti segala yang dimasukkan Humaira kedalam mulutnya itu paling tidak haruslah bersih. Dari dotnya hingga peralatan makannya tak lupa pula segala mainan yang sering dia gigit. Karena itu akan berpengaruh pada kesehatannya. FYI, Humaira sudah terserang batuk dan pilek sejak fase menggigit yang ekstrem ini. Mungkin karena aku sedikit lengah dengan kebersihan. Hiks

Cara Menjaga Kebersihan Si Bayi yang Sedang Hobi Menggigit

1. Belikan Bayi Teether yang Menarik

Dari zaman punya anak pertama, aku selalu membelikan teether atau gigitan bayi ketika fase menggigit. Karena konon gusi bayi pada fase ini gatal, sehingga ia suka sekali menggigit sesuatu yang kenyal. 

Kalau bisa, belikan bayi teether dengan mengajaknya ke toko peralatan bayi. Ini serius. Biarkan dia memilih teethernya sendiri. Karena dari pengalamanku, jika ia tak memilihnya sendiri maka besar kemungkinan teether itu tidak terpakai. Karena tiap bayi punya selera yang berbeda. 

Aku sendiri mengajak Humaira untuk memilih teethernya sendiri. Dan ternyata dia suka melihat teether berwarna pink. Aku pun membelikannya beserta dengan mainan yang lain. 

Memberikan teether begini punya dampak positif untuk menjaga kebersihan loh. Bayangkan saja kalau si kecil menggigit apapun yang ditemuinya. Sementara ‘apapun’ itu belum tentu bersih kan? Kalau hanya teether saja kan gampang dibersihkan. 

Hmm.. Tapi bagaimana kalau si kecil bereksplorasi keseluruh ruangan di rumah? 

2. Berikan Ruangan Khusus untuk Bayi bermain

.. Ya beri saja ruangan khusus untuknya bermain.. 

Kalau punya ruangan nganggur, ada baiknya jika ruangan itu untuk si kecil saja. Pada fase suka menggigit ini, bayi butuh ruangan khusus untuk bereksplorasi. Karena please deh ya.. Kalau semua ruangan jadi tempat eksplorasi bayi maka ‘mamak tidak bisa pencitraan’. Karena ruang tamu adalah salah satu ruang pencitraan ‘sok bersih dan rapi’ bagi emak.. Hahaha

Aku sendiri memutuskan untuk mengosongkan ruangan di dekat dapur. Aku biarkan dia merangkak dan bereksplorasi sendiri disana. Tidak khawatir dengan terbengkalainya tugas domestik juga, karena ruangannya berdekatan dengan dapur. Aku bisa sambil memasak di dekatnya. 

Biasanya, ruangan untuk eksplorasi ini hanya aku isi dengan teether, buku bayi dan mainan  yang bisa dicuci lainnya. 

Dan jauhkan si kecil dari mainan super mungil yang bisa saja masuk dalam mulutnya. Sumpah.. Ini bahaya banget. 

3. Bersihkan Mainan dan Peralatan Bayi lainnya Memakai Sabun Pembersih Khusus untuk Bayi

Nah, ini solusi yang super duper penting banget. 

Tadi aku cerita kan kalau Humaira sempat pilek dan batuk? Kalian tau gak kira-kira apa penyebabnya? 

Kalau aku boleh menebak sih, salah satu alasannya karena aku lengah dengan kebersihannya.

Ceritanya, dua minggu yang lalu.. aku mengajak Humaira ke rumah neneknya. Dan aku benar-benar lupa untuk membawa hal yang penting. Yaitu, sabun Pembersih peralatan bayi. 

Tadinya sih aku mau enjoy aja. Masa sih karena masalah sabun aja bikin macam-macam. Eh ternyata aku salah. Pasca pulang dari rumah nenek, Si Humaira langsung pilek dan batuk. Huhu.. 

Ternyata, aku memang gak boleh ketinggalan bawa Sleek Baby Bottle Nipple & Accessories Cleanser. Iya, aku percayakan kebersihan anakku dari yang pertama sampai yang kedua ini sama Sleek. 

Dari Humaira Bayi dan ASI aku masih super seret.. Aku selalu membawa Pompa ASI dan Sleek kemana saja. 

Dari Botol ASIP, Dot, serta peralatan MPASI aku selalu mempercayakan kebersihannya dengan memakai Sleek Baby Bottle Nipple & Accessories Cleanser. 

Hingga Humaira dalam fase menggigit ini pun.. Aku selalu memakai Sleek Baby Bottle Nipple & Accessories Cleanser untuk membersihkan semua mainan dan teether-nya. Pokoknya, terpakai banget dan please jangan lupa lagi deh dibawa. Karena sepenting itu punya sabun pembersih yang food grade. 

Oya, Sleek ini mengandung Stain Removal Formula. Jadi, dapat menghilangkan sisa lemak susu dan bau yang menempel pada peralatan botol bayi. Hayo.. Siapa kemaren yang mengaku cheating menyiapkan MPASI bayi dengan memberinya teether terlebih dahulu? Ngaku deh ngaku.. *malu.. 

Jadi, teether Humaira itu rata-rata dicuci 3x sehari. Karena saat makan, dia pasti sambil menggigit teethernya. Kalau diibaratkan dengan kelakuan orang dewasa.. Mungkin dia pikir teether itu kerupuk.. Haha.. 

Tapi aku enggak worried. Karena kalau dicuci dengan Sleek, baunya hilang loh. Selain efektif untuk menghilangkan lemak dan bau, 

Sleek Baby Bottle Nipple & Accessories Cleanser juga hadir dengan Formula Baru. Sleek kini dilengkapi dengan 8 Proteksi yang pastinya membuat kebersihan peralatan bayi lebih aman. 

Nah, itu dia pengalamanku dalam menghadapi drama si kecil yang suka menggigit apa saja. Fase ini adalah fase yang sangat normal loh. Kita tidak bisa melarang si kecil untuk bereksplorasi dengan mulut kecilnya itu. Yang bisa kita lakukan adalah menjaganya dan memperhatikan kebersihannya. Iyakan? Kalau moms yang lain bagaimana nih? Punya pengalaman seru juga gak dengan drama si kecil yang suka menggigit? 

Yuk, kunjungi sosial media Sleek untuk tahu lebih banyak.. 

Fb: Sleek Baby

Ig: sleekbaby_id

#SleekBaby #SleekBabyAlamiMelindungi #SleekBaby8Protection #1000HariPertama 

#PerlengkapanBayi #ProdukBayi #BayiBaruLahir #PembersihBotol 


IBX598B146B8E64A