Browsed by
Category: Kesehatan

Mengulas informasi kesehatan dari pengalaman penulis

Berdamai dengan GTM? Bisa Kok!

Berdamai dengan GTM? Bisa Kok!

“Humaira.. Sedikit lagi sayang…hayuk yuk… Aaaaaa”

Kurang lebih, beginilah kegiatanku selama satu bulan ini. Dalam waktu 3 kali sehari berputar-putar di rumah sambil mengejar Humaira yang merangkak dan menyuapinya. Jangan tanya berapa jam waktuku terbuang untuk ini. Satu kali makan.. Aku harus mengorbankan satu jam lebih waktuku yang berharga. Belum lagi kalau Humaira memuntahkannya..

Belum lagi.. Setumpuk pekerjaan rumah tangga..

Belum lagi.. Harus menjemput Farisha..

Jangan lupa makan siang.. Kepasar dsb dsb…

Disitulah kewarasanku diuji…

Aaaagrrrrh!

Curhatan Mamak Stress Menghadapi Anak GTM

Sesungguhnya, memiliki anak kedua ini aku cenderung lebih santai. Easy Going aja gitu… Apalah apalah.. Gak perlu deh terlalu perfeksionis. Aku sudah banyak belajar dari pengalaman anak pertama dulu. Iya, dulu aku sempat terkena babyblues..dan PPD

Bahkan, aku pernah menulis tentang baby blues secara rinci. Tak lupa juga tentang cara mengatasi babyblues. Aku dan suami sudah aware banget. Janganlah ini terulang kembali.

Dan tips mengatasi babyblues hingga PPD tersebut berhasil. Sampai Humaira berumur 8 bulan dan mulai tumbuh gigi 4 biji sekaligus.. Disanalah drama GTM (Gerakan tutup mulut) dimulai.

Humaira yang biasanya lahap makan, kini mulutnya selalu menutup. Bahkan saat tidak sedang makan sekalipun. Kalau dibuka.. Maka air liurnya berjatuhan. Kalau melihatku memegang mangkuk dan sendok dia langsung menangis di kursi makannya dan meronta ingin keluar. Saat dikeluarkan.. Ia langsung merangkak laju menghindariku.

Lalu aku menggendongnya.. Menyanyi dan menenangkannya.. Sesekali mengalihkan perhatiannya pada teethernya. Dan saat ia membuka mulut..tangan kananku langsung sigap memasukkan sesendok MPASI kemulutnya.

Jika kalian kira hanya begitu saja cerita dan solusinya.. Tentu kalian salah. MPASI itu diemut saja dimulutnya.. Tidak dikunyah.. Tidak diteguk.. Dan saat aku menyuapi air putih ia langsung sigap membuka mulutnya.. Dan keluarlah semua MPASI yang aku buat itu… huhuhu..

Jangan! Jangan dulu menyarankanku untuk ini dan itu.. Aku sedang membaca tau.. Aku googling kesana kemari. Rambutku mulai kusut dibuatnya. Huh, artikel-artikel itu sama sekali tidak membantu.. 

Santai katanya? Susui saja katanya?

Lihatlah.. Humaira tanpa makan.. Artinya dia selalu menyusu..

Jika Humaira selalu menyusu.. Maka aku yang jadinya terancam selalu lapar..

Jika Humaira selalu menyusu.. Maka aku tidak bisa bergerak bebas. Apa jadinya rumahku? Hei!

Dan jangan lupa.. Jika aku terlambat makan.. Jika aku kelaparan.. Jika pekerjaan rumah tak kunjung selesai.. Sementara isi kulkas zonk.. Maka tandukku bisa keluar kapan saja. Grrrrr..

Apah? Go Food? Ah.. tidak semudah itu ferguso.. Memangnya uang bulananku cukup jika memesan go food setiap hari?

Ah itulah.. Ekonomi dan kewarasan berumah tangga.. Dalam sekali kaitannya. Halah, jadi curcol kan emak. Hahahaha…

Drama GTM dan Demam yang berulang-ulang kayak zaman Missed Call lagi ABG

Yaelah.. Outlinemu gitu amat win.. Hahaha..

Yah, beginilah caraku menyenangkan diri sendiri. Ditengah bayi yang selalu bangun setiap malam. Kayak aku waktu zaman abege labil juga.. dimissed call cowok..kegeeran..enggak bisa bobo karena kegeeran.. Yaelah.. Malu-maluin kalau diingat.. Apalagi kalau kenyataan sekarang berbicara tuh cowok enggak ganteng kok aku geer ya? 

Oke, skip.. Aku memang agak labil orangnya. Padahal anak udah dua biji. Ckck

Jadi, Humaira itu hampir setiap jam bangun kalau lagi GTM begini. Badannya panas, giginya bengkak dan pipinya tembem (ini apaan? Sisi positifnya euy..). Hampir tiap malam aku begadang dan jangan ditanya nasib kantung mataku. Jangan ditanya ya.. Karena concealer aku cukup ampuh menutupinya… (tersenyum licik). *blog post ini sungguh ngalur ngidul..karena ditulis terjeda-jeda disela-sela sakitnya si kecil..

Demam Humaira ini cukup labil. Bentar-bentar turun..nanti naik lagi. Paling parah itu pas malam tiba sih. Sampai-sampai aku mengira mungkin saja Humaira terkena DBD. Karena cuaca juga cukup labi, bentar panas..bentar hujan pas banget timingnya buat si nyamuk khas ini.

Ketika Humaira demam parah selama 3 hari berturut-turut maka aku pun memeriksakannya ke Puskesmas. Aku langsung meminta untuk di cek darahnya. Karena hanya itu cara satu-satunya untuk mengetahui apakah ia terkena DBD atau tidak. Untungnya, hasil lab mengatakan tidak. Tapi, bukan aku dong namanya kalau langsung pulang ketika sudah mengetahui hasil lab.

Setelah berhasil bertemu dokter anak di puskesmas.. Aku langsung curhat seeeeepanjang-panjangnya.. Sebombay-bombaynya.. Tapi sungguh.. Tidak sekonyol blogpost ini.. Hahaha..

Anak GTM akut.. Mamak harus Apaaa?

Sejujurnya.. Solusi yang dikemukakan oleh Dokternya ya kurang lebih sama saja dengan artikel-artikel di google itu. Tapi, entah kenapa rasanya lebih plong saja kalau mendengar solusi tersebut secara langsung. Apalagi nih.. Apalagi sang dokter bilang begini, “Anak saya dulu juga begini.. Ya Allah mba.. Seminggu enggak mau makan.. Menyusu aja kerjaannya..”

Disitulah saya merasa senang.. Hahaha..

Mau berpelukan sambil bilang, “Senasib kita maak..!”

Lalu menari di padang ilalang.. (imajinasi yang ter-innerchild oleh film india).

Jadi, setelah sepulang dari puskesmas.. Aku mulai melakukan hal-hal yang disarankan oleh Dokter tersebut. Hal-hal itu diantaranya adalah:


Mamak tidak boleh Stress

Tekankan pada diri sendiri.. Ini adalah hal yang sangat wajar terjadi dan aku tidak sendirian. Setiap Ibu pasti melalui fase GTM. Hanya saja.. Support systemnya yang berbeda. Jangan dong ya membandingkan diri sendiri dengan Nia Ramadhani. Enggak salak to salak banget.. Hahaha..

Bahagialah menyambut proses ini. Bawalah si kecil keluar rumah jika sudah jenuh di rumah. Lakukan apa yang membuat mamak tertawa. Lakukan apa yang membuat si kecil tertawa. Kalau aku? Aku sudah mengetahui bahwa Humaira senang sekali melihatku berjoget ria. Jadi, aku selalu memutar musik anak-anak sambil (membawa sendok). Jadi kalau anak tertawaaaa… langsung seraaang!!!

Bersahabatlah dengan Teknologi

Siapa bilang anak tidak boleh terpapar gadget? Tidak boleh menonton TV? Siapa? Siapa?

Nia ramadhani? Enggak kan? (kok kesini?)

Lupakan sejenak mak.. Nasehat-nasehat pakar parenting yang seklek banget itu. Stress kalau dimasukin keotak semua. Beneran ini.

Nyatanya, para Emak tanpa ART itu butuh banget support system yang bisa menghemat budget. Dan itu adalah gadget. The Best Nanny for a Low Budget Mommy.. Hahaha..

Boleh banget kok melakukan jurus genjutsu dengan gadget. Asal jangan kelamaan. Coba tanya Uchiha Itachi apa efeknya kalau genjutsu kelamaan. Iya.. mata sharingannya berdarah. Gak mau kan begitu? Udah stress.. Mata berkantung.. Berdarah lagi.. Untung masih cakep yak! 

Aku sendiri mulai bersahabat dengan TV dan Youtube loh. Humaira suka sekali dengan nyanyian. Jadi, kalau dia senang kesenangan aku bisa banget sukses menyuapinya beberapa suapan. Dan itu bikin aku bahagiaaa banget.

Jangan bikin MPASI yang ribet-ribet

Musim anak GTM begini.. Kalau saran aku.. Janganlah bikin MPASI yang ribet-ribet. 

Udahlah itu bikinnya lama banget. Makaninnya lama banget juga lagi. Kapan euy tugas domestik emak-emak kelarrr? Kapaan? (sambil ngambil pisau dapur)

Sudahlah.. Sejak anak kedua ini aku enggak mau lagi deh jadi mommy perfeksionis kayak anak pertama dulu. Mau jadi mommy yang balance aja kehidupannya. Kadang kalau rajin ya home made. Kalau enggak rajin dan enggak ada waktu ya pakai aja MPASI instan. Toh, itu tidak apa-apa loh

Iya,berdasarkan hasil curcol dengan Dokter Anak di puskesmas kemarin aku mengetahui kalau dokter tersebut juga tim MPASI instan. Katanya, its okayyy..

Justru MPASI instan sudah tertakar nutrisinya. SDan itu lebih komplit. Tapi, kalau bisa membuat sendiri MPASI dengan nutrisi yang lengkap kenapa tidak? Intinya.. Sesuaikan dengan kondisi masing-masing. 

Memang, MPASI instan itu tidak kaya rasa. Rasanya ya begitu-begitu saja.

Tapi, bisa kok diakali. Aku sendiri sering mencampur MPASI instan dengan berbagai bahan untuk cita rasanya.

Kadang, aku campur bubuk MPASI instan dengan kaldu haruan. Tergantung MPASInya juga ya. Kalau beras merah biasanya dicampur apa saja cocok. Kadang aku juga menambahkan parutan wortel dan kocokan telur yang direbus. Hasilnya jadi lebih enak.

Coba Metode BLW yang aman sesuai dengan umurnya

Sebenarnya, aku bukan penganut BLW atau Baby led Weaning yang mempercayakan makanan kepada tangan bayi sepenuhnya. Ada beberapa faktor yang membuatku tidak menganutnya. 

Yang pertama adalah BLW tidak direkomendasikan oleh IDAI maupun WHO. Sebenarnya responsive feeding lebih direkomendasikan.

Yang kedua, aku tidak sanggup melihat makanan berantakan dan terbuang. Aku sangat sanggup melihat rumah berantakan. Tapi tidak untuk makanan. Itu membuatku stress luar biasa saat melihatnya. Apa? Pakai kursi makan? Tetap saja berantakan. Pasti masih banyak yang berceceran dilantai dan tidak selamanya lantaiku bersih.

Tapi, aku kadang BLW juga sih.. Tapi BLW yang diawasi. Bagaimana itu?

Ya.. Humaira memang lebih suka memakan makanannya sendiri. Tapi dia masih sangat rentan tersedak. Karena itu aku masih memilah milih makanan yang cocok untuk tangannya. 

Untuk buah-buahan, Humaira bisa memakan pisang sendiri. Dan untuk yang lainnya aku mempercayakan pada MPASI instan lagi.

Gigi Humaira yang ingin tumbuh tidak bersahabat dengan MPASI hangat dan kental. Maka, dokter menyarankanku untuk mendinginkan MPASInya di kulkas. Aku berinisiatif untuk mengurangi kadar air MPASInya dan menaruhnya di freezer selama beberapa menit. Hasilnya? MPASI itu bisa dibentuk menjadi bulatan chewy layaknya marsmallow  yang kenyal. Alhamdulillah..Humaira suka memakannya dengan tangannya sendiri.

Jangan terlalu memaksakan porsi MPASI sesuai standar

Kadang, kalau sedang menyediakan MPASI.. Aku cuma menyajikan seperlunya saja.. Sebisanya saja.. 

Karena kalau harus sesuai standar maka status kewarasanku bisa tidak terkendali. Hahaha.. FYI, anak pertamaku si Pica dulu adalah korban kekerasan sendok MPASI. Karena aku sempat kesal dia tidak mau makan. Aku memaksanya untuk makan dan membuka mulutnya. Akhirnya.. Dia trauma.. Dan tau gak kaleyanss.. Si Pica dulu ASI ekslusif selama satu tahun. Huft.. 


Pengalaman itu terulang. Biasanya kalau sudah tidak mood makan Humaira bisa menangis kejer. Dan suaranya benar-benar menguji kewarasan. Sampai-sampai tetangga mendengar suaranya loh (Disitu kadang wajah jutek milikku dipertanyakan..). Untungnya, aku sudah bisa mengontrol emosiku. Ya sudahlah.. Suapin sebisanya saja.. 

Kadang aku memulai mempersiapkan MPASI dengan ⅓ porsinya saja. Kalau sudah habis dan dilihat mood humaira masih stabil maka aku akan menambahkannya lagi sedikit. 

Karena aku adalah tipe mamak yang anti mubazir. Jadi, kalau bubur tidak habis.. Maka pastilah ia berakhir di perutku. Jadi akan lebih baik jika mengolah MPASI seperlunya saja. 

Banyak Menyusui dan Sediakan Banyak Cemilan di rumah

Ya sudahlah.. Kalau anak GTM itu memang gentong emaknya harus selalu kenceng. Karena itu stok makanan di rumah harus tetap stabil. 

Untuk yang perekonomiannya masih labil sepertiku.. Maka membuat masakan dan cemilan homemade mungkin akan lebih baik. Karena selain hasilnya lebih banyak, juga lebih sehat, hemat dan menyenangkan suami. 

Iya, aku tim instan buat MPASI anak tapi tim homemade buat keluarga. Karena memang jauh sekali selisihnya kalau makanan serba beli. Huhu.. 

Tapi kembali lagi disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Kalau punya budget berlebih untuk membeli kenapa tidak? Perekonomian jadi lebih stabil kan jika membantu orang? 

Yang penting.. ASI selalu ada dan ibu bahagia..

Jangan Peduli Omongan Orang..

“Anaknya kok kurus.. Bukannya umurnya seumur ya sama anakku?”

“Iya nih.. Anaknya emang badannya proporsional sekali. Nurun dari emaknya mungkin.. ” *kibas alis..

Ah, inget banget sama berita yang berseliweran beberapa minggu lalu. Tentang bayi yang meninggal gara-gara digelonggong ibunya pakai air. Konon katanya, si ayah protes anaknya gak gemuk kayak kembarannya yang diasuh sama mamanya. 

Ya eya lah si Ibu emosi. Emangnya mudah bikin bayi gemuk? Apalagi genetiknya ya udah kurus.. Apalagi uang bulanan pas-pasan.. Masih ngontrak pula. Kalau kondisi ibunya sedang tidak waras.. Memperdulikan omongan orang itu bahaya loh. 

Jadi, cuek aja lah.. Menumbuhkan pikiran positif itu dimulai dengan menghindari orang-orang yang bermulut pedas. Kita punya sisi bahagia yang lain. Iyakan? Coba berkaca.. Pasti ada deh! 

Ya.. Begitulah.. GTM memang sangat menyita kesabaran. Kadang juga menguji kewarasan. Satu hal yang pasti bahwa tiap bayi punya fase GTM.. Itu pasti dan yakinlah kita tidak sendirian.

Bayi-bayi gemuk diluar sana pun pasti memiliki satu-dua masalah. Hanya saja kita tidak tau. 

GTM adalah fase dimana bonding Ibu dan Anak diuji. Peluklah ia.. Bicaralah padanya.. Abaikan sedikit pekerjaan domestik.. Bicaralah pada pasangan.. Serta tidak lupa berdoa.. 

Semoga lelah ini menjadi lillah.. Amiiin.. 

Nah.. Kalian punya pengalaman sama tentang anak GTM? Sharing yuk! 

I

Pengalaman Menjaga Asupan Zat Besi di 1000 Hari Kehidupan Pertama Buah Hatiku

Pengalaman Menjaga Asupan Zat Besi di 1000 Hari Kehidupan Pertama Buah Hatiku

“Mama bingung deh pah.. Kenapa ya tiap hamil itu bawaannya pusing kalau sudah jam siang begini. Padahal mama gak pernah mual kalau hamil.. “

“Mood swing aja kali mamah tuh..”

“Duh, mana ada hubungannya mood swing sama pusing.. Beda lah paah”

“Buktinya kalau dibawa ngemall langsung enggak pusing.. “

Yaelah.. Papah.. Gubrak deh.. 

Hahahaha

Sering Pusing dalam 2 kali Kehamilan, Ada Apa ya? 

Pada masa kehamilan pertama, aku sering sekali mengalami pusing dan kelelahan. Akibatnya, aku sering sekali tertidur. Waktu itu pengetahuanku masih sangat minim. Kalau pusing sedikit saja aku langsung minum paracetamol. Ah, entah sudah sebanyak apa paracetamol yang aku konsumsi saat kehamilan pertama itu. 

Pada tri semester kedua, barulah aku berinisiatif untuk memeriksakan diri ke puskesmas. Sebelumnya, aku hanya memeriksakan diri di dokter kandungan saja dan diberikan beberapa obat. Nah, ternyata di puskesmas ini pemeriksaannya lumayan lengkap loh. Dari pelayanan gizi hingga cek tekanan darah dan Hb atau Hemoglobin. 

Dan betapa terkejutnya aku saat mengetahui bahwa Hb ku saat hamil hanyalah 8 gr/dl, sementara batas normal HB saat hamil adalah 10 sampai 11 gr/dl. Ah, pantas saja aku sering sekali pusing saat hamil. 

Dokter di puskesmas menyarankanku untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi yang tinggi, selain itu dokter juga meresepkan Ferrous Sulfate atau Fe. Pasti dong kalian tau dengan obat ini. Itu loh, yang biasanya berwarna merah dengan bentuk bulat. 

Sesudah pulang dari Puskesmas, aku langsung berbicara dengan suami bahwa aku membutuhkan makanan yang zat besinya tinggi. Dan suamiku langsung berceramah.. 

“Nah kan, makanya jangan banyak-banyak ngemil gorengan bla bla.. Harusnya banyak makan hati ayam, daging dan bla bla.. Nanti coba deh bla bla.. “

(Duh, enak gak sih kena ceramah begitu? Haha) 

Oke, dan malam harinya aku langsung mencoba obat Fe berwarna merah yang diberikan dokter tanpa minum air putih. Kemudian, eh.. Kok malah merasa amis dan membuat mual? 

Yah, karena saat itu kondisi ekonomi keluarga kami terbilang pas pasan. Maka aku berusaha untuk tidak mengeluhkan obat yang aku dapat di puskesmas. Kadang, aku mengkonsumsi obat itu bersamaan dengan makanan yang aku sukai. Bisa berupa permen mint atau coklat. Kadang kala, aku juga mencoba memakannya dengan buah-buahan seperti pisang dan apel. Dan kalau sedang tidak memiliki senjata manis begitu.. Kadang aku juga menggumpalnya dengan nasi putih lalu meminumnya bersamaan dengan gumpalan tersebut. 

Dan cara seperti ini kadang berhasil tapi tak jarang membuatku ingin muntah juga. Drama sekali. Drama ini berulang kembali saat aku hamil anak kedua. Sering mengalami pusing dan ternyata HB rendah. Untungnya, saat hamil kedua drama ini hanya berlangsung di tri semester pertama kehamilan saja. 

Bukan Hanya saat Hamil, Ketika Menyusui pun Sering Sekali Pusing

Anak pertamaku si Farisha atau sering dipanggil Pica itu sangat kuat dalam menyusu. Apalagi saat Pica GTM, sering sekali dia menyusu. Pica ini terbilang agak spesial. Dia agak trauma dalam proses MPASI sehingga selama satu tahun penuh dia (hampir) ASI Eksklusif. Tidak heran jika selama proses menyusui badanku sering bergetar dan kepalaku sering pusing. 

Tapi sering pusing juga terjadi saat aku menyusui anak kedua yang bernama Humaira. Sedikit mengherankan karena anakku yang kedua ini cenderung lebih suka makan dibanding menyusu. Jadi, kalau sudah selesai makan kadang Humaira hanya menyusu sedikit saja dan ia langsung tertidur. Aku bahkan harus sering memompa ASI untuk menyeimbangkan kadar Fore Milk dan Hind Milk. 

Yah, awalnya aku pikir sering pusing saat menyusui ini karena bayi terlalu banyak menyusu dan aku terlambat makan. Ternyata, sering pusing juga aku alami ketika memiliki Humaira. Sang Bayi yang cenderung menyusu ketika sangat lapar saja. Aku pikir pasti ada yang salah disini. 

Akhirnya, hal ini terjawab ketika aku menghadiri acara dari Maltofer dengan tema ‘Peran Penting Zat  Besi dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak’ yang ada di Hotel Golden Tulip Banjarmasin pada pukul 09.00 WITA. 

Saat sesudah registrasi, aku langsung cek HB bersama teman-teman dari komunitas Female Blogger Banjarmasin. Ternyata, HB ku tergolong rendah. Hanya sekitar 11 gr/dl saja, sementara HB normal perempuan adalah 12-16 gr-dl.  Aku lalu berpikir, mungkinkah ini karena aku masih menyusui? 

HB Rendah Terlalu Sering, Apakah Aku Menderita Darah Rendah? 

Eits, jangan salah. Banyak yang salah paham loh ternyata. Mengira bahwa Anemia dan Darah Rendah adalah penyakit yang sama. Padahal ternyata berbeda. 

Anemia dan Tekanan Darah Rendah memang memiliki Gejala yang hampir sama (sering merasakan pusing), namun keduanya memiliki kondisi yang berbeda. Anemia disebabkan karena rendahnya jumlah sel darah merah dalam tubuh dan kurangnya asupan oksigen ke seluruh tubuh yang disebabkan karena sel darah merah kekurangan hemoglobin (hb) sedangkan Tekanan Darah Rendah disebabkan karena kondisi hipotensi, yaitu ketika angka tekanan darah menunjukkan angka sistolik dan diastolik di bawah 90/60. 

Kalau tekanan darah ku sebenarnya cenderung normal. Bahkan saat hamil pun tekanan darahku normal saja. Jadi, lebih tepatnya aku sering anemia, walaupun tidak pernah benar-benar parah sampai membutuhkan asupan kantong darah. Itu artinya, aku adalah salah satu Ibu yang kekurangan hemoglobin dan membutuhkan zat besi yang lebih banyak. Kondisi anemiaku juga disebabkan karena efek mengonsumsi obat-obatan yang salah dan pola makan yang buruk. Yeah, I told u.. Aku sering minum paracetamol dan terlambat makan pagi. 

Apa yang harus aku lakukan jika mengalami Hb rendah dimasa 1000 hari pertama kehidupan sang buah hati?

Apa yang harus dilakukan? 1000 hari pertama kehidupan anak itu terhitung dari hamil hingga anak berusia 2 tahun. Jadi, masa hamil dan menyusui itu begitu penting. Jika pada hamil dan menyusui saja aku sendiri sering anemia bagaimana bisa aku dapat memberikan yang terbaik untuk anakku? Bukan hanya psikologis anak yang penting bukan? Anak kita haruslah tumbuh menjadi anak yang kuat dan sehat. 

Rasa ingin tahu yang tinggi inilah yang membuatku nekat mengikuti acara Maltofer di Hotel Golden Tulip Banjarmasin kemarin. Walaupun tidak bisa menitipkan Humaira setidaknya aku bisa ikut mendengarkan ilmunya sambil menyusuinya di dalam ruangan. Ya, semangatku begitu tinggi kalau ada event yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Acara yang bertema ‘Pentingnya Zat Besi di 1000 hari Kehidupan Pertama’ ini membuka pengetahuan baru dan pengalaman baru untukku. Acara ini dihadiri oleh para  narasumber yang sangat kompeten. Diantaranya adalah:

  1. dr. Gladys Gunawan yang merupakan salah satu dokter anak senior di Banjarmasin
  2. dr Carlinda Nekawati yang merupakan medical junior manager combiphar
  3. Ika Puspita Sari yang merupakan blogger senior dan telah memenangkan kompetisi menulis dari Combiphar.

Dr. Gladys berkata bahwa, “Its just Happen once Times.. Mom.. 1000 hari pertama anak ini sangat krusial terhadap tumbuh kembang anak. Baik secara fisik maupun emosional. Karena itu, rawatlah ‘bibit’ ini dari akar. Supaya ia bisa menjadi pohon yang kuat nantinya.. “

Aku merasa sangat tertohok. Ya, dokter Gladys berkata bahwa kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya. Karena itu status nutrisi Ibu itu berperan sangat penting. 

Pada masa kehamilan, zat besi berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin juga pada perkembangan otak janin. Karena itu, Ibu Hamil butuh asupan zat besi yang lebih dibanding dengan biasanya. Permasalahannya, kadang Ibu Hamil tidak bisa mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi seperti pada kondisi normal. Pada tri semester pertama kehamilan, biasanya Ibu hamil mengalami mual yang tidak mengenakkan. Hmm.. Ini berlaku juga untukku yang saat hamil sangat malas makan daging. 

Kebutuhan zat besi yang banyak juga berlaku untuk Ibu Menyusui, apalagi untuk bayi yang masih ASI Ekslusif. Hmm.. Siapa yang seperti aku? Ketika menyusui sering sekali pusing. Akan lebih baik jika Anda ke layanan kesehatan terdekat dan periksa Hb ya. Jangan sampai Ibu Menyusui kekurangan zat besi.

Apa Akibatnya Jika Ibu Mengalami Defisiensi Zat Besi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak?

Permasalahan kekurangan zat besi pada Ibu hamil ini ternyata terjadi hingga 40% di tri semester ketiga. Karena peningkatan kebutuhan akan zat besi terjadi hampir 10x lipat. Karena itu Ibu hamil perlu asupan zat besi jauh lebih banyak dibanding orang pada umumnya. Begitu pula Ibu menyusui, mereka perlu asupan zat besi yang lebih banyak.

Nah, jika Ibu mengalami defisiensi zat besi maka akan mempengaruhi status zat besi dan perkembangan otak pada janin, serta memungkinkan terjadinya risiko defisiensi zat besi dan perubahan perilaku bayi.

Kekurangan (defisiensi) zat besi pada bayi memberikan efek pada kinerja kognitif jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu juga mempengaruhi perilaku sosial-emosional dan perkembangan motoriknya. 

Karena itu, jika pada ilmu psikologis anak kita mendapatkan teori bahwa Ibu yang bahagia akan membuat anaknya bahagia pula. Maka pada ilmu kesehatan fisik kita juga harus ingat pada pola yang sama, Bahwa Ibu yang sehat akan membuat anaknya sehat pula. Jadi, para Ibu Hamil dan Menyusui.. Jangan sampai terlambat menyadari ketidaksehatan diri sendiri. Segera cek Hb jika sering mengalami pusing seperti aku.

Berbagai Asupan Zat Besi untuk 1000 hari Pertama Kehidupan

Dr. Gladys berkata bahwa banyak sekali makanan yang mengandung zat besi dan mudah untuk ditemui. Nah, buat para Ibu yang sedang memilih-milih makanan untuk meningkatkan zat besi mungkin dapat mencoba beberapa alternatif makanan penambah zat besi seperti dibawah ini:

  1. Daging Merah (1,98 mg)
  2. Kuning Telur (1,08 mg)
  3. Ikan (1,98 mg)
  4. Sayuran berdaun gelap atau hijau
  5. Kacang-kacangan,kacang polong dan kacang kedelai (1,08 mg)
  6. Buah kering (plum, kismis)

Dari semua makanan diatas, makanan yang paling tinggi kadar zat besinya memang Daging Merah dan Ikan. Parahnya, rata-rata Ibu Hamil sulit untuk memakannya saat hamil. Karena itu biasanya yang sering aku makan hanyalah kuning telur, sayur dan kacang-kacangan. Itupun juga sangat moody. Karena kadang (sebenarnya sering) aku lebih memilih makan gorengan dan martabak. Hahaha

Sungguh, memakan makanan yang mengandung zat besi pada saat hamil dan menyusui itu sangat sulit. Sulitnya lagi, kadang kita sudah berusaha makan makanan yang mengandung zat besi tapi tetap saja kadar hb rendah. Apalagi pada tri semester ketiga yang membutuhkan  asupan zat besi hampir 10x lipat. Kalau sudah begini, biasanya mengonsumsi makanan yang kaya zat besi saja tidak cukup. Hiks

Maltofer, Solusi tepat untuk mengatasi Kekurangan Zat Besi

Dr Carlinda Nekawati memberikan pencerahan terbaru perihal masalah defisiensi zat besi. Dari beliau akhirnya aku mengetahui bahwa sangatlah wajar jika ketika kita sudah mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tapi masih saja memiliki hb yang rendah. Ya, kondisi hamil dan menyusui memang sangat spesial. Kenapa? Karena gizi sang Ibu sedang terbagi.

Karena itu Ibu Hamil dan Menyusui butuh suplementasi penambah zat besi. Karena fase hamil dan menyusui akan mempengaruhi kualitas kesehatan, intelektual dan produktivitas pada masa yang akan datang. 

Maltofer menjadi jawaban yang tepat untuk permasalahan ini. Maltofer adalah produk Suplementasi besi dalam bentuk Iron Polymaltose Complex berkualitas dari PT. Combiphar pertama di indonesia dalam bentuk tablet kunyah original swiss dan sudah 50 tahun di dunia.

Maltofer adalah besi tablet kunyah dalam Iron – Hydroxide Complex (IPC) dimana setiap partikel-partikel terbungkus dalam sebuah gugus polimer karbohidrat (polymaltose). Hal ini untuk mencegah bahaya yang ditimbulkan besi pada sistem pencernaan. Proteksi ini juga mencegah interaksi besi dengan makanan.

Nah, berikut adalah alasan-alasan mengapa Maltofer merupakan pilihan yang tepat

  • Maltofer efektif dan ditoleransi dengan baik untuk ibu hamil dengan Iron Defesiensi Anemia

Nah, ini merupakan jawaban untuk para ibu hamil yang sering sekali mual saat meminum Ferrous (Fe 2+) . Maltofer memberikan toleransi yang baik terhadap efek mual dan muntah, konstipasi dan terbukti lebih signifikan dibandingkan Fe. 

Jika sudah pernah mencicipi Maltofer, Anda pasti akan sedikit ketagihan. Pasalnya, suplemen ini memiliki rasa coklat yang enak sehingga jauh berbeda dengan Ferrous yang biasa didapatkan di puskesmas itu. Sehingga tidak akan memberikan efek mual, yang ada malah keenakan.Haha

  • Maltofer dapat diberikan bersamaan dengan makanan maupun obat.

Iron Polymaltose Complex tidak bereaksi negatif dengan makanan, minuman maupun obat-obatan lain dan tidak menimbulkan stress oksidatif. 

Nah, kalian menyimak bukan cerita konyolku sebelumnya diatas tadi? Bahwa aku sering sekali mencampurkan obat Ferrous yang aku dapatkan di puskesmas dengan berbagai macam makanan untuk menghindari rasanya yang agak amis.Ternyata itu adalah cara yang terbilang bodoh. Karena Ferrous Sulfate akan bereaksi negatif jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan. 

  • Toksisitas yang Rendah dan tidak terjadi stress Oksidatif

Maltofer mempunyai toleransibilitas yang lebih baik dan tidak melukai lambung dibandingkan dengan dengan Ferrous (Fe 2+).

Ya.. Jika kalian simak ceritaku diatas tadi maka kalian tentu tau bahwa aku juga penderita magh. Artinya, lambungku bermasalah. Bisa dibayangkan jika aku hanya mengonsumsi suplemen zat besi yang tidak ‘lambung friendly’ maka mungkin saja penyakit magh yang aku derita makin parah.

  • Maltofer tersedia dalam 4 varian yang lengkap

Ada 4 varian maltofer, sehingga maltofer bisa dikonsumsi untuk semua usia. 4 varian itu diantaranya adalah:

Maltofer Fol : Varian maltofer yang diperkaya dengan asam folat untuk Ibu Hamil dan menyusui

Maltofer Chew: Tablet kunyah IPC pertama di indonesia untuk segala usia

Maltofer Syrup: Varian maltofer dengan kemasan sirup isi 150 ml dengan kandungan 1 mL=10 mg Fe untuk anak dan dewasa

Maltofer Drops: Kemasan tetes isi 30 ml untuk bayi dan anak

Dan berikut ini adalah dosis penggunaannya:

Dan aku memilih mengkonsumsi Maltofer Fol untuk keseharianku. Maltofer Fol ini adalah yang paling tepat dikonsumsi selama menyusui, karena selain mengandung Zat Besi juga mengandung asam folat yang sangat berguna untuk Ibu dan Bayi. 

Nah, punya masalah dan pengalaman tentang kekurangan zat besi juga? Sharing denganku yuk!

#maltoferwomancommunity

#maltofer

#maltoferindonesia

#combiphar

sumber artikel:

www.maltofer.combiphar.com

nara sumber event maltofer banjarmasin

Toilet Training Sejak Usia 6 Bulan? Bisa Kok!

Toilet Training Sejak Usia 6 Bulan? Bisa Kok!

“Anak zaman sekarang sih enak pakai diapers. Coba anak zaman dulu. Duh.. Repot ngurusin pipis n pupnya..”

“Iya ya,, sekarang segalanya memang dipermudah.. Alhamdulillah jadi tenang soalnya gak perlu gonta ganti baju terus karena najis.. Hehe.. “

“Eits.. Tapi hati-hati loh.. Anak sekarang ada yang masih pakai diapers sampai umur 5 tahun.. Keenakan kali ya sampai lupa latih anak.. Anakku dulu loh… Bla bla bla..”

Dan aku langsung memasang wajah 😅😅😅

Perkenalkan, aku Mamak Tim Diapers

Bukan, aku bukan ngajak mom war loh ya.. Haha..Silahkan saja bagi yang tim clodi garis keras. Kita tetap bersahabat kok. Disini, aku hanya mengemukakan pendapat dan pengalamanku dalam mengasuh anak. Dan kali ini aku ingin mengemukakan alasan mengapa aku lebih merasa nyaman dalam memakai diapers dibanding dengan clodi.

Sebenarnya, dulu aku juga tim clodi. Anak pertamaku Farisha sangat alergi dengan diapers. Memakai diapers semalaman saja sudah bisa membuat kulitnya kemerahan dan bintik-bintik. Makanya dulu aku tim clodi garis keras. Tim nyuci tiap hari dan no tumpuk-tumpuk. Itu ada alasannya. Dan positifnya.. Memang sih, pakai clodi itu lebih go green dan hemat duit. Hihi

Ketika melahirkan anak kedua. Aku masih memakai metode dahulu. Bulan pertama dia hanya memakai popok tali dan lampin. Dan diganti setiap kali ia pipis dan pup. Bulan kedua aku memakaikan lapisan handuk kecil di popok talinya. Aku masih belum sreg untuk memakaikan clodi karena dengan metode sederhana anakku terlihat lebih nyaman. Nah, ketika Humaira berumur 3 bulan dan durasi pup nya tidak terlalu sering lagi aku jadi merasa nyaman deh bersahabat dengan diapers. Hal positifnya sih karena Humaira senang digendong, jadi rasanya lebih nyaman kalau sang penggendong tidak terkena najis. Hihi..

Diapers itu.. Boros duit yak?

Iya, boros sih.. Dan gak go green juga. Makanya aku mengusahakan untuk hanya memakai 2 diapers dalam satu hari. Ketika durasi pup humaira masih lumayan sering aku memakai cara agak unik sih untuk menghemat diapersnya. Yah.. Kalian pasti bakal tertawa kalau aku ceritakan bagaimana caranya.

Apa? Ceritakan saja?

Janji jangan bully aku ya please.. Hahaha..

Jadi, aku memakaikan jenis celana kain yang ‘ngepas’ dulu sama humaira. Baru deh aku Pakaikan diapers. Jadi, walau dia pup si diapers masih bagus n gak kena pup. Yaaa… Memang terkesan ribet sih. Tapi bagi mamak irit dan sok go green.. Skill receh gini mah cukup menyenangkan ya. Kalau dihitung selisih dengan membeli diapers tanpa trik begini ya lumayan deh ya selisihnya bisa buat beli lipstik. Ckck.. 🤣

Lambat laun, aku gak bisa konsisten juga sih dengan caraku yang terkesan ribet begini. Lumayan juga soalnya liat cuciannya. Walau perkara najis tetap aman sih ya. Akhirnya ketika Humaira sudah bisa duduk sendiri aku memakai cara baru untuk menghemat diapers yaituuuu… Dengan memanfaatkan pispot bayi.

Toilet training dengan Pispot bayi, cara efektif untuk menghemat diapers

Jreng jreng.. Ini dia alat penghemat diapers terbaruku.. Si kecil biru nan imut dan agak bau.. *eh

Ya gimana gak bau kan tiap hari dia kena ‘granat’ 🤣Ada yang mau tau beli dimana? Cari aja lah ya di toko bayi atau ditempat penjualan plastik. Biasanya ada kok. Gak ada linknya ya jeng karena ini bukan sponsored post. Blog aku mah misqueen sponsor post. Tapi kalo ada yang mau endorse email aku ya. Jangan ngirimin pispot begini lagi tapinya ya.. Aku udah punya.. *apaan sih.. 😅

Oya, ini pispot umurnya udah lama sih.. Dari zaman pica kecil dulu. Alhamdulillah masih bisa diwariskan ke Humaira dan sumpah INI TUH BERGUNA BANGET GILA.

Sejak si Humaira bisa duduk sendiri dan bisa pup di pispot bayi ini akhirnya diapers yang aku pakai dalam sehari bisa super hemat. Paling banyak sehari cuma 2 diapers. Dan diapersnya bersih dong karena gak ada granat. Cuma penuh sama pipisnya doang. Tapi.. Ya.. Ada tapinya sih.. Yaitu.. Emaknya harus peka dan rajin.. Ini sih yang peer banget biasa. Iya gak? 🤣

Tips toilet Training Part 1: Emak harus merasa berdosa

Di mana-mana yang namanya tekad itu harus diawali dengan niat yang teguh. Karena itu aku gak mau deh terbawa sama opini anak punya naluri sendiri dsb dsb.. Karena apa? Karena itu bikin aku mikir nyantai melulu.. Wkwkwk… Aku agak plegmatis sih jadi ya harus punya tekad besar dulu kalau mau mengerjakan sesuatu.

Dan aku mengawalinya dengan merasa berdosa jika memakai diapers terlalu banyak setiap hari. Ini harus kuat di pikiran. Versi aku loh ya soalnya ini tuh ‘work banget’. Kalau kalian punya versi lain mah monggo. Every mom is special.. Right?

Jadi, aku merasa berdosa aja kalau pengeluaran rumah tangga lumayan banyak untuk diapers. Efeknya ya males banget kan kalau minta budget tambahan. Proposal lagi.. Komunikasi lagi.. Kelon-kelonan lagi.. Lah iya kalau mempan.. Kalau enggak? Nangis dipojokan keun.. 😆

Dosa kedua ya merasa berdosa sama bumi dong tentu. Bayangin aja 2 bijik diapers tiap hari itu juga nyumbang sampah lumayan banyak loh. Kalikan aja tuh sampai 2 tahun misalnya. Ada kali ya 2 gunungan sampah dari bayi.. Heu.. Sedih gak? Sedih kan.. Mengingat kondisi bumi sekarang..Nah, kalau niat kita sudah kuat.. Hayuk lah ke level berikutnya..

Tips Toilet Training 2: Rajin memantau Siklus Pup anak

Pertama kali aku toilet training sama Humaira itu adalah ketika aku liat dia ‘ngejan-ngejan’ pas makan. Saat itu, Humaira baru saja selesai mandi dan ganti diapers. Ya.. Naluri mamak irit lah ya.. “Duh, diapers baru.. Masa langsung kena pup.. ” Wkwkwkw.. 😂

Bergegaslah aku mengambil pispotnya. Dan menyuruhnya untuk mengejan disitu saja. Pertanyaannya, apakah anak mengerti?

Jawabannya? Ngerti kok. Anak itu ngerti sama gaya bahasa kita. Apalagi kita kan ibunya ya. Sudah ada bonding tersendiri dong tentunya. Nah, kalau aku sendiri sih biasanya suka menatap matanya kalau sedang toilet training. Lalu aku bikin ekspresi ‘mengejan’ dan bersuara ‘eeeeggh eeeeeggh’. Biasanya anak meniru loh. Dan berhasil.. Asal.. Rajin nongkrongin dia pas pup..hahaha..

Nah, siklus pup anak juga ini sebenarnya teratur loh mak. Kayak kita juga tuh.. Tiap pagi habis minum air putih pasti deh ya keun.. *eh

Kalau Humaira sendiri suka sekali pup ketika makan pagi. Jadi yaaa.. Begitulah.. Pas sudah separo MPASI habis dia pasti mulai ngejan-ngejan. Langsung aja tuh lari.. Lariiiii mak.. Cepetan ambil pispotnya.. Semangat mak! Hahahaha..

Tapi kalau aku sih udah hapal ya.. Makanya pispotnya gak jauh-jauh dari kursi makannya.. 🤣

Yah.. kalau udah jadi emak-emak itu kita mah gak kenal istilah jorok bla bla lagi.. Yang penting sih waktu kita efisien dan irit selalu. Betul gak? Kek aku nih yang biasanya makan pagi sambil nyuapin bayi. Yah.. Gak kenal lagi tuh istilah ‘Tengah-tengah makan kok bersihin pan*at bayi’

Eh, jadi curcol..Jadi, ketika bayi mengejan itu. Langsung saja lepas celananya dan suruh dia pup di pispot. Kalau jarak ntara pispot n bayi lumayan jauh maka coba deh sounding ke bayinya.. “Tunggu mamak dulu ya ambil pispot..”Its work loh.. Coba deh..

Tapi kalau aku sih soundingnya bukan versi lemah lembut gitu ya.. Tapi langsung lari sambil teriak.. “Bentar humairaaa bentarrrrr… “

Work gak? Berhasil kok.. Hahahaha.. Tiap ibu kan punya sounding yang uniq.. *sebuah pembenaran..🤣

Nah, untuk jadwal toilet training sendiri pun aku punya jadwal khususnya.. Yaitu..

Sesudah bangun pagi
Ketika anak mengejan
Sesudah bangun sore

Tiga waktu itu aja sih. Sesimpel itu. Cuma ya memang kita harus peka dengan siklusnya.

Tips Toilet Training 3: Konsisten

Nah, kalau sudah tau dan hapal dengan siklus pup dan pee anak.. Tahapan selanjutnya adalah konsisten.

Buatku, ini yang paling susah luar biasaaah…

Kenapa? Karena please lah.. Biar IRT tulen tapi aku juga banyak kerjaan.

Contoh nih ya.. Ketika pagi hari si kecil sudah bangun.. Seharusnya sih dia langsung didudukkan di pispot ya supaya dia pipis disitu. Tapi realitanya..

Kadang aku sibuk memasak sarapan saat dia bangun. Kadang aku juga di toilet pas dia bangun. Kadang aku sholat pas dia bangun. Karena jam bangun tidurnya enggak sama walaupun memang sih.. Biasanya habis bangun tidur anak itu pasti pipis. Tapi melatih toilet training di pagi hari itu susah. Huhu..

Untuk moment pas mengejan dan bangun tidur siang sih biasanya aku enggak kebobolan ya. Kecuali kalau tetiba emaknya rebutan list blog walking atau sosmed walking.. Yah.. Kebobolan deh.. Hahaha..

Yah, soal konsisten ini memang peer sih. Tapi aku patut mengapresiasi diri juga dengan menuliskan blog post ini. Siapa tau ada yang sedang melatih anaknya untuk toilet training. Atau ada yang mau menghemat diapers dikala anak masih bayi.. Bisa kok..

Toilet training bisa dilakukan sejak anak bisa duduk sendiri. Humaira sendiri aku latih sejak umur 6,5 bulan. Dan sekarang Alhamdulillah di usia yang hampir menginjak 9 bulan dia sudah mulai pup di pispot saja. Entah kenapa kalau tidak didudukkan di pispot pup-nya jadi tidak maksimal. Nah, terbuktikan? Ini the power of kebiasaan. Padahal aku enggak konsisten banget loh orangnya. Cuma kalau Humaira ngejan.. Aku pasti ‘sounding’ dan dia ngerti kalau pup itu lebih enak di pispot dibanding di diapers.

Jadi, toilet training sejak anak masih bayi? Bisa kok! Semangat moms!

Drama Memilih KB untuk Mamak Menyusui

Drama Memilih KB untuk Mamak Menyusui

“Win.. Kamu pake KB ap sih? Kok masih langsing udah punya anak 2 gini?”

Apa reaksiku ketika ditanya hal demikian? Ketawa cekikikan macam Tante K?
Benih… Ihihihihihiy..👻

Atau sok kalem dengan hidung kempas kempis kegeeran? Wkwk..

Oh tidak pemirsa.. Jika ditanya soal KB apBsebenarnya, ada yg merenyot-renyot di bagian tubuhku. Mengingat 6 tahun silam aku pernah mengalami kejadian konyol terkait masalah KB ini. Yah, hidup aku memang gak jauh-jauh deh sama kekonyolan yang memalukan.

Tapi hari ini, aku memutuskan untuk sedikit bercerita tentang perjalananku mencari KB yang cocok untukku. Dan of course KB yang breast feeding friendly. Kalian yang sedang bingung mencari KB untuk menyusui.. Mungkin bisa membaca ceritaku dulu ya sebelum memutuskan ingin KB jenis apa.

Pengalaman Konyol Ketika Mencoba KB Spiral

First, aku gak bakal lupa pengalaman konyol yang amat sangat ini. Yaitu ketika 30 hari pasca melahirkan Farisha. Saat itu, aku pergi ke dokter kandungan atas saran dari mama.

“Pasang Spiral aja win.. Jelas aman buat anak yang pelupa minum kb kayak kamu..”

“Enggih Ma.. ” Sahutku.

Dan berangkatlah aku bersama mama ke dokter kandungan sore hari itu. Kenapa tidak dengan suami? Yaa.. Waktu itu aku LDM teman-teman. Kenapa LDM tapi pengen pasang spiral? Yaa.. Kali aja kan dia datang tetiba ditengah malam yang dingin. *apaan sih.. 🤣

Singkat cerita, masuklah aku keruang praktik dokter kandungan di daerahku. Dan setelah selesai basa basi.. beliau bertanya, “Sudah USG dulu mba sebelum ini?”

Ya please lah, bingung dong akutuh. Ngapain USG coba? Kan bayinya udah lahir. Haha..

“Kenapa harus USG dok?” Tanyaku heran.

“Karena ingin tau rahim mbaknya tinggi atau pendek.. Kalau pendek biasanya susah pasang spiral. Rentan jatuh..

“Reaksi aku pas dibilang begitu? Langsung berimajinasi.. Kek ada wadah jatoh dari situ.. Wahahaha.. Apaan sih dalam hatiku.

Dan mamaku langsung nyeletuk gini teman..”Tapi kayaknya rahim anak saya tinggi deh dok.. Soalnya badannya tinggi. Saya juga rahimnya tinggi..”

“Iya sih, Rata-rata kalau badan tinggi.. Rahimnya tinggi juga.. “

Dan, aku putuskanlah untuk segera memasang spiral. Terlebih dulu, sang dokter menyuruhku memilih spiral berdasarkan harganya. Aku? Bingung dong. Dan mamaku langsung bilang, “Yang paling mahal itu aja dok. Biar bagus.. “

Waktu itu sih harganya sekitar 550rb ya. Jangan ditanya merk apa. Lupa akutuh. Haha. Kalo diinget rasanya pen nanizzz deh beli itu spiral. You know lah awal hidup pernikahan itu tabungan aku hampir zero gegara spiral itu. Hiks. Iya, jangan dikira mama aku yang beliin. Udah gede juga masa minta mama.. 😝

Dan moment ter-awkward dalam hidup aku adalah moment dimana spiral dipasang oleh dokter. Ya Allah.. Bener-bener deh. Beginikah dramanya? Tau gitu aku enggak jadi aja deh. Malu akutuh. Mana dokternya cowok lagi. Mau tendang aja rasanya.. 🤣

5 menit berlalu…
10 menit berlalu..
15 menit berlalu

Hmmmm… Ini please deh ah.. Masih lama gitu?

Dan tau apa yang terjadi kemudian?

Dokternya bilang begini, “Mba.. Rahim mba ternyata pendek mba. Gak bisa dipasang spiral. Takutnya nanti jatuh. Mau dipaksakan pun kasian nanti suaminya.. “

Dan muka akupun langsung.. 😳😳😳(Ini kenapa kasian suaminya? Lalu imajinasiku bermain.. 🤣)

Ya ampun malu banget tau. Udah malu.. Gagal lagi.. Buang duit lagi.. Duit segitu masa-masa krisis itu sungguh sangat berharga. Pengen nangis guling-guling di padang ilalang aja rasanya. 😭

Dah ah, itu aja ceritanya tentang kekonyolan mencoba memasang spiral. Saran aku buat kalian yang ingin coba spiral, cek dulu deh kondisi rahimnya. Jangan sampai malu-maluin kayak aku begini. Sayang banget tau duitnya itu.

Akhirnya Aku memutuskan Membeli Pil KB

Untungnya, dokter kandungan yang aku kunjungi kemarin itu tidak mematok pembayaran untuk pemasangan spiral. Mungkin, beliau merasa bersalah juga ya. Atau mungkin juga kasian melihat muka bokek’ aku.. Haha.

Tapi jangan salah. Beliau malah meresepkan aku pil KB. Dan aku sangat shock saat tau harga pil KB tersebut pemirsa.

“Berapa?”
“110000 mba.. “((What? 😱))

FYI, duit segitu buat aku saat ituh banyak banget. Itu adalah 1/3 uang jajan aku sebulan. Kan sudah kubilang.. Masa krisis awal pernikahan. Mana punya new born lagi. Yaa.. Tapi biarlah, dari pada entar jadi bayi lagi (haha) maka aku beli deh pil tersebut.Pil apa sih win?Nih, namanya Diane 35. Pil KB ini konon merupakan pil KB kecantikan. Makanya harganya mahal. Eits, tapi jangan salah. Ada kok yang lebih mahal lagi dibanding ini.

Review Pil KB Diane 35

Cyproterone Acetate 2 mg + Ethunylestradiol 0,035 mg

Pil ini terdiri dari 21 tablet salut gula. Diproduksi oleh Bayer Weimar GmbH und Co. KG, Weimar-Jerman untuk Bayer Pharma AG, Berlin-Jerman.

Kenapa aku dikasih dokter resep KB ini? Bukankah aku sedang menyusui? Apakah aku kurang cantik dan jerawatan jadi disuruh minum ini?Yaaa.. Kurang lebih begitu pertanyaanku saat membaca lembaran detail didalam KB Diane 35. Makin shock lagi ketika disana tertulis kalau KB ini tidak direkomendasikan untuk Ibu Menyusui.

Begini nih tulisannya

“Diane 35 tidak diperbolehkan selama menyusui. Siproteron asetat bisa masuk ke dalam ASI pada wanita menyusui. Sekitar 0,2 dari dosis ibu akan sampai kepada bayi melalui ASI dengan dosis sekitar 1 πg/kg. Selama menyusui, 0,02 % dosis ibu sehari dari etinilestradiol bisa pindah ke bayi melalui ASI.”

Serem gak tuh pas baca begitu? Ya iya. Galau kan jadinya. Duh kan, kenapa juga jadi diresepin sama aku dok? Aku kan anaknya kepo tingkat tinggi. Apalagi nih pas baca paragraf ke tiga paling awal itu.

“Pada saat Diane 35 diminum, peningkatan fungsi kelenjar sebasea yang berperan penting dalam terjadinya jerawat dan seborea akan berkurang. Setelah 3-4 bulan terapi, efflorensi jerawat akan sembuh. Umumnya, kelebihan lemak di rambut dan kulit lebih dulu hilang. Diane 35 diindikasikan untuk wanita usia subur dengan hirtusisme ringan, terutama dengan sedikit peningkatan rambut pada wajah; meskipun demikian, hasilnya baru terlihat setelah digunakan beberapa bulan”

Fix, dokter ngeresepin aku ini karena ngelihat aku jelek kali yaa… Pikirku kala itu. Hahaha.

Tak mau galau terlalu lama. Dan merasa jelek terlalu lama.. Maka akupun menanyakannya pada kakakku..

Bukan. Bukan bertanya wajahku jelek apa tidak..Jadi.. Kakakku itu juga dokter. Dan aku nanya dong apa serius ini aman buat aku yang menyusui?Dan dia bilang enggak papa. Apalagi kalau aku sudah jelas-jelas bilang sama dokternya kalau aku menyusui. Berarti memang ada pertimbangan khusus kenapa aku diresepkan pil KB Diane 35 saat itu.

Bagaimana keadaanku setelah mengkonsumsi Pil KB Diane 35 saat menyusui?

First… Produksi ASI aku baik-baik saja. Tidak berkurang. Ya.. Konon kata temen sih ya.. Katanya kalau minum KB saat menyusui itu, ASI nya jadi agak seret. Ternyata enggak loh buat aku yang minum Diane 35.

Kedua.. Siklus Haid aku lancar. Tamu bulanan selalu mampir setiap bulan. Nah.. Konon kata temen aku, Kalo pakai kb suntik itu enggak bakal haid. Dan badan jadi pegel enggak enak gitu. Ternyata enggak loh buat aku yang minum diane 35. Siklus haid bener-bener lancar dan badan juga enak aja rasanya.

Ketiga.. Beneran deh. Ada perubahan gitu dimuka aku. Biasanya kan akutuh selalu ada fase berjerawat setiap bulannya. Nah, itu tuh dimulai dari seminggu sebelum haid. Tapi, selama minum pil KB Diane 35 ini enggak ada yang namanya jerawat saat mau haid. Pokoknya berasa cantik lah.

Ya.. Emang beda ternyata ya barang mahal itu.. HahaFYI, sekarang harga pil KB ini adalah 120rb rupiah. Mahal banget kan. Mana anak aku 2 lagi.. Mana biaya hidup makin tinggi lagi..Duh.. Curcol..Makanya nih.. Makanya aku pindah beli pil KB yang lain aja.. Hiks..

Andalan Laktasi.. Recomended gak sih?

Taraaa… Aku beli Pil KB yang lain deh akhirnya. Enggak perlu lah tanya sama dokter boleh apa enggak pindah pil KB.. Karena udah jelas sih ya.. Ini KB khusus buat menyusui. Dan pastinya aman lah ya. Gak kek Diane 35 yang diminumnya harus dengan resep dokter.

Bagaimana reaksi setelah meminum Pil KB Andalan Menyusui?

First, produksi ASI aku baik-baik saja. Aku merasa tidak ada pengurangan produksi ASI sih selama mengonsumsi pil KB Andalan Menyusui ini. Kalau masalah ini sih lega banget ya.

Sayangnya, saat selesai meminum Pil KB Andalan ini.. Aku tidak menstruasi. Ini artinya, pil ini membuat siklus haid ku tidak lancar. Dan itu tuh enggak enak banget, serius deh. Huhu..

Enggak enaknya apa? Ya menurutku enggak enak aja gitu kalau dalam satu bulan enggak ada Menstruasi. Itu kan siklus wajib ya buat cewek. Kalau enggak menstruasi itu berarti ada sesuatu yang salah. Buktinya, badan aku berasa enggak enak dan muka aku jerawatan melulu. Hiks.. Ya, enggak parah-parah kayak tipe kulit acne prone sih tapi lumayan aja ada 3 bijik jerawat gede yang sempat mampir.

Akhirnya, Pilihan KB yang cocok untukku adalah…

Finally, aku memutuskan buat beli pil KB Diane 35 lagi. Kalian tau apa yang terjadi setelah habis meminum satu keping pil KB nya? Yaa.. Aku langsung Menstruasi 3 hari kemudian. Senang banget pokoknya.

Sepertinya sih sudah rumus baku si Diane 35 ya, pasca habis minum pil itu pasti deh 3-4 hari kemudian langsung Menstruasi. Pasti. Kecuali Anda pernah lupa minum pil nya sampai jangka waktu panjang. Bisa jadi deh tek dung lalala.. 😂

Iya, memilih KB pil berarti peer besarnya adalah Anda harus rutin meminum setiap hari. Jangan sampai lupa ya..

Eits, berarti kamu gak pernah lupa dong win?Siapa bilang? Sering banget akutuh lupa.. Hahahha..

Saran aku, kalau lupa tuh langsung aja diminum pilnya. Jangan nunggu jam rutin minumnya. Bahkan, kalau lupa sampai 2-3 hari tetap aja minum 2-3 pil sekaligus. Jangan di tunda-tunda karena takut dsb. Kenapa? Ya karena begitu aturannya. Ada kok di petunjuk penggunaannya.. Ehehehe.. (Sok pake saran aku segala dia, padahal ngebaca juga.. Doenkk😝)

Dari pengalamanku memakai pil KB Diane selama 3 tahun, memang terbukti sih pil ini cocok buat aku. Walau sering sekali lupa meminum karena toh kalau ada pengingat kadang dimatiin aja.. Tapi ya tetep bisa menstruasi asalkan langsung diminum ketika ingat.

And.. As you can see.. Badan aku memang segini-segini aja. Masih kurus kek anak SMA walau sudah punya anak 2. Mungkin juga sih karena pil KB ini.. Mungkin yaa.. Enggak tau juga sih karena faktor genetik atau apa ya..

Dan sisi positifnya lagi… Memang jerawat hormonal itu jarang sekali mampir sejak memakai pil KB ini. Makanya banyak yang bilang ini KB kecantikan gitu.

Ada harga ada kualitas lah ya.. Buat aku sih.. Pil KB Diane 35 ini masih kemahalan di saku aku. Kalau bisa sih pil yang cocok itu yang murah aja. Jadi lumayan kan duit jajannya bisa buat beli barang yang lain. Haha.. Tapi ya apa boleh buat. Terpaksa deh aku pangkas anggaran lain buat beli ini.

Sebenarnya, aku punya ide konyol sih. Yaitu memakai Pil KB Andalan dan Diane 35 berselang seling. Kalau bulan ini sudah memakai Diane 35, bulan depan pakai Andalan Menyusui. Maksudnya sih supaya hemat ya. Tapi pengen konsul dulu sama Dokter, boleh gak sih cara konyol begini. Apa enggak mengganggu hormon ya?

Mungkin aku akan update artikel ini suatu hari nanti. Kalau sudah menemukan cara yang pas.Nah, kalian punya cerita suka duka juga tentang memilih pil KB untuk menyusui? Sharing donk!

Happy Breast Feeding Moms!

Drama MPASI Anakku, Oh ternyata Sembelit Gara-Gara Pepaya

Drama MPASI Anakku, Oh ternyata Sembelit Gara-Gara Pepaya

Pagi itu aku disibukkan dengan tangisan Humaira yang tiada hentinya. Matanya menangis sambil sesekali mengejan saat mandi. Tidak biasanya loh ia begini. Diingat-ingat lagi.. Memang sih sudah 2 hari ia tidak pup. Tapi apa sih yang salah? Kan aku hanya memakaninya buah pepaya. Pure pepaya saring dan ASIP sebagai MPASI pertamanya.

Apakah ada yang salah? Keluhku…

Yaa… Sebagian besar Ibu selalu memberikan MPASI buah-buahan untuk pertama kalinya. Banyak yang merekomendasikan kepadaku untuk memulainya dengan pisang. Namun, jika mengingat ekspresi Farisha dan trauma nya pada makanan dulu maka menurutku MPASI pertama dengan pisang bukanlah ide yang bagus. Jadi, tertarik lah aku dengan memberikan Humaira Pepaya saring untuk pertama kalinya.

Senang sekali rasanya saat ia memakannya dengan lahap. Bahkan, Humaira menarik sendoknya. Akupun tanpa ragu memberikannya lagi dan lagi hingga Humaira merasa kenyang.

Tapi lihatlah ia hari ini. Ia menangis tiada henti sambil mengejan. Ibu mana yang tega melihat anaknya demikian?

Benar saja, setelah Humaira berusaha keras.. Akhirnya keluar pup keras dengan bau pepaya. Duh, kasihan sekali aku melihatnya.

Sejak saat itu, aku bertekad.. Tidak mau lagi memberikannya buah pepaya. Sesuka apapun Humaira pada pepaya.

Kenapa sih Pepaya bikin Sembelit Buat bayi?

Ada yang bertanya kenapa? Ya aku juga kebingungan. Pasalnya, bukankah buah pepaya selalu direkomendasikan buat penderita sembelit?

Bagaimana bisa bayiku sembelit saat memakannya

Konon, hal ini bisa terjadi karena kualitas dari pepayanya. Bisa juga pepaya yang aku beli di toko buah tersebut mengandung enzim berbeda, juga tekstur yang berbeda. FYI, aku membeli pepaya California yang rasanya manis sekali itu. Kupikir, anakku pasti senang jika makanannya pertamanya manis. Ternyataaa… Huft..

Nah, faktor kedua juga dapat terjadi karena setiap bayi itu unik.. Yaaa.. Bukan cuma bakat anak yang berbeda. Tapi juga pencernaannya. Kebetulan, anakku sepertinya pencernaannya tidak cocok dengan buah pepaya.. Itu membuatnya sembelit.

Lantas, Bagaimana Cara Mengatasi Sembelit Pada Bayi?

Nah, sebagai ibu kita tuh harus peka dengan pencernaan anak. Kalau bisa, untuk MPASI pertama mulailah dengan satu macam jenis buah saja. Jadi, kita bisa mengobservasi kira-kira makanan apa yang cocok untuk anak kita? Kira-kira yang mana yang membuat perutnya sakit? Kira-kira yang mana yang tidak ia sukai?

Saat pertama kali mengetahui Humaira sembelit aku nangis loh. Takut banget dia kenapa-kenapa. Sampai aku temenin pas ngejan-ngejan dan bilang minta maaf melulu. Merasa bersalah banget lah. Dan itu pun punya belum tuntas.. Hiks..

Lantas, aku pijit-pijit gak pakai baby oil diarea situ? Enggak… Cuma berusaha mendorong diarea kulitnya supaya keluar pup kerasnya. Dan setelah ituuu…. Aku dapat solusinya..

Ternyata anakku cocok makan Buah Naga, sembelitnya langsung tuntas

Atas saran seorang teman, aku akhirnya membeli buah naga pada sore harinya. Agak gimana sih ya beli buah naga ini. Soalnya, mama dan abahku sendiri berkebun dan berjualan buah naga. Setiap mereka ke banjarmasin, pasti deh aku dibawakan banyak sekali buah naga. Hanya saja, saat ini stok buah naga habis. Haha..

Dan akhirnya, aku membeli buah naga seharga 10rb untuk satu biji. Agak shock ternyata harganya semahal itu. Haha..

Dan rasanya.. Asem sekali. Sangat beda dengan hasil panen dari mama yang buah naganya sangat manis dan segar. Tapi.. Ya sudahlah, namanya juga usaha untuk memberikan yang terbaik buat anak.

Setelah menyaring buah naga dan menyuapi Humaira dengan itu.. Ajaibnya beberapa jam kemudian keluarlah pup lagi. Dan teksturnya sudah agak lembek dan berwarna agak kemerahan layaknya buah naga. Bukan.. Bukan darah loh yaa..

Duh.. Lega banget rasanya..

Pengen loh akutuh moto ‘itu’ saking pengen berbagi leganya.. Tapi, aku cukup tau diri lah ya.. Hahahaha..

Bisa-bisa Humaira protes saat sudah besar nanti ketika tidak sengaja membaca blog emaknya.

Bagaimana dengan mencoba Ide mencampurkan buah naga dan pepaya?

Humaira suka sekali pepaya.. Sangat. Karena itu saat pertama kali mencoba pepaya, tanpa pikir panjang aku menyuapi nya pagi, siang dan malam.

Ketika drama itu terjadi dan aku mengetahui solusinya maka terlintas ide untuk mencampur pepaya dan buah naga. Ya… Kali aja kan jadi stabil pup-nya.

Ternyata sekali lagi aku salah. Ketika mencoba itu beberapa hari yang lalu ternyata Humaira mengalami sembelit lagi. Hiks.. Sedih banget deh aku ya kenapa juga dicoba-coba begitu. Fixed deh, Humaira sama sekali tidak bisa memakan buah pepaya karena pencernaannya tidak bersahabat dengan buah tersebut.

Akhirnya, aku menyuapi Humaira dengan Pure Buah naga di pagi, siang dan malamnya. Untungnya kali ini aku dapat banyak stok buah naga dari mamaku di kampung. Hehe

Dan syukurlah akhirnya keluar juga pemirsaaah… Huft!!

Jadi, kalian punya pengalaman yang sama dengan sembelit bayi saat MPASI? Sharing yuk! Supaya aku bisa waspada juga nih sama bahan makanan yang mungkin menyebabkan alergi.

IBX598B146B8E64A