Hai.. Mungkin ini pertama kalinya ya aku bercerita tentang travelling. Kenapa ya tiba-tiba niche blog ini mulai ngalor ngidul kesana kemari? Apakah penulis blog ini tidak punya kompetensi khusus? 😂
Sepertinya tidak perlu sih aku cerita soal asal muasal penciptaan blog ini. Karena kalau kalian ‘kepo’ bisa saja baca di post-post aku sebelumnya. Salah satunya disini. Nah, kalau kalian bingung melihat label di blog ini kok banyak sekali? Karena eh karenaaa… Emak-emak dituntut serba bisa dan serba tau.. Akhirnya terciptalah dokumentasi begini.. 😂
Iya, kalau kalian jeli awalnya blog ini didominasi dengan konten food. Lama-kelamaan mulai muncul bau-bau konten lain termasuk diantaranya parenting, home, beauty dan berbagai perkembangan lifestyle. Sepertinya aku tipikal emak yang tidak bisa menulis khusus satu tema saja. Ada yang mulai merindukan konten food dariku? *lempar gayung..
Sebenarnya aku juga rindu.. Tapi apa boleh buat, sekarang perutku tak serakus dulu lagi. Selain itu, suamiku mulai menerapkan pola hidup yang baru yaitu mengurangi cemilan dan makan malam. Jadi, kalau aku masak-masak makanan lagi buat siapa? Apah? Tetangga? Iya.. Syukur-syukur kalau eksperimentnya berhasil. Kalau tidak enak siapa coba yang malu? Hahaha..
*Kok jadi makin ngalor ngidul?
Jadi, kenapa ceritanya jadi nulis travelling? Bukannya ini shezahome? Yang artinya semua aktivitas di rumah sheza lah yang akan mengisi konten-konten diblog ini. Katanya tidak mau nulis travelling karena tidak mungkin rumah jalan-jalan.. 😂
Baiklah, mari kita tiup balonnya.. Ramaikan.. *Up.. Up..Up.. Film Up.. Ada yang tau? 😂
Jadi disambung-sambungin aja lah ya.. Cerita awalnya dimulai dengan tema pembelajaran sekolah Farisha. Tema bulan januari ini adalah tentang Rekreasi. Dimana salah satu kegiatan wajib dalam tema ini adalah mengajak anak-anak berekreasi. Rekreasi yang kami pilih kali ini adalah Pantai Batakan-Taman Labirin-Gunung Timah. Ketiga lokasi itu bertempat di kecamatan Pelaihari.
Kami para ibu-ibu dan anak-anak memilih transportasi bus untuk kesana. Memang bus seperti ini terkenal dapat merekatkan kebersamaan antar emak dan anak ya. Khayalanku sih didalam bus itu kami akan bernyanyi bersama dengan tema lagu anak-anak. Seperti naik-naik kepuncak gunung, becak, pemandangan dll. Ternyata khayalan memang jauh dari kenyataan. Sepanjang jalan kami terpaksa harus menikmati lagu dangdut dengan penyanyi-penyanyi super seksi di layar TV bus. 😑 *ah.. Tidak mendidik sekali..
Ya, tidak bisa disalahkan juga sih. Sopir kan juga manusia yang mana dia punya rasa ngantuk. Dia pasti bosan dengan rutinitas monotonnya dan sangat jarang bertemu keluarga. Untuk menggantikan itu maka lagu dangdut cukup mewakili perasaannya. Yang mana mungkin suara anak-anak dan emak-emak yang malu-malu bernyanyi akan lebih terasa mengganggu ditelinganya. 😅
Rute pertama rekreasi kali ini adalah Taman Labirin. Taman ini dibuat menyerupai film Harry Potter 4..(apaan seh). Yah, ga mirip sih tapi lumayan menyenangkan bagi anak-anak yang suka teka-teki. Bagi emak realistis sepertiku sih tinggal tembus saja tanamannya. 😂
Bisa? Aku bisa kok.. Cuma harus kurus ya.. Catet.. Wkwk..
Sebenarnya ini kedua kalinya aku kesana jadi sudah tidak excited banget sih. Tetap lah hal yang paling bikin boring itu aku tidak bisa naik dan berfoto diatas panggung taman ini karena medianya sangat tidak memungkinkan anakku untuk mencegahnya tidak mengikutiku. Akhirnya aku hanya bisa selfie tidak jelas deh disana.. 😅
Oh iya, tiket masuk taman labirin ini tergolong murah. Hanya 2000 per orang anda bisa menikmati berjalan di taman labirin yang berliku, melihat rusa, main sepeda air juga melihat pemandangan kawanan sapi. Sangat mendidik sih bawa anak-anak kesini.
Minusnya? Minusnya itu disana sangat sedikit tempat sampahnya. Sehingga didalam dan diluar labirin lumayan banyak sampah berserakan. Farisha bahkan sempat kesal saat kusuruh membuang sampah dan butuh waktu cukup lama untuk menemukan tempat sampahnya.
Obyek wisata berikutnya adalah Pantai Batakan. Pantai ini terletak didaerah Panyipatan. Terakhir kali aku kesini adalah sekitar umur 9 tahun. Wow, sudah lama sekali ya? Yah, memalukan memang mengingat sebenarnya aku tinggal di pelaihari saat kecil hingga besar. Tapi begitulah, keluargaku termasuk jarang traveling dan bakat itu menurun hingga ke anaknya.
Seingatku Pantai Batakan dulu sangat bersih. Aku bahkan bisa bermain pasir disana sangat lama. Tau tidak bagaimana sekarang? Pantainya kotor sekali. Pasirnya bahkan tidak bisa dimainkan karena tercampur dengan something lengket.
“Becek ma”
Ya, begitu kata anakku. Ini pertama kalinya dia kepantai dan imajinasinya tentang pantai langsung sirna melihat kenyataannya. Ya ampun, mana pantai batakan yang dulu kukunjungi itu? Ini lebih tepatnya seperti kolam lumpur.
Sangat kecewa melihat keadaan pantai batakan sekarang. Namun membawa anak kecil seperti Farisha membuatku harus terlihat senang. Alhamdulillah, kami menikmati moment berdua ditepian pantai Batakan bersama dengan kuda.
Sebenarnya, aku sedikit kasian melihat kudanya. Ya, kuda disini kecil-kecil tapi disuruh bekerja. Tapi demi menyenangkan anak maka aku membuatnya senang dengan turut menaiki kuda itu. Hanya sebentar saja, karena kudanya lumayan kecil. Aku bahkan menaikinya hanya semenit saja untuk minta foto. Ah, maaf ya kuda atas tingkah narsisku ini.
Hal lain yang membuatku kecewa di Pantai Batakan ini adalah Tempat Mandi dan Toiletnya tidak bersih. Airnya kotor dan tidak layak untuk dimandikan. Huft, mungkin ini terakhir kalinya aku ke pantai ini.
Jika ingin mencari buah tangan di Pantai Batakan maka urungkan saja niatmu. Hampir tidak ada orang berjualan oleh-oleh disini. Yang ada hanyalah warung kecil yang menjual mie instan, berbagai air minum dan lain-lain. Akan lebih baik jika mencari buah tangan di pinggiran jalan yang mengarah ke pantai. Disana ada berbagai buah dan kerupuk.
Nah, rute terakhir dari wisata kali ini adalah Gunung Timah. Tidak seperti kedua tempat wisata sebelumnya, Farisha sangat excited saat melihat gunung ini. Ehm, lebih tepatnya sih ini bukit ya, bukan gunung. Tapi sebut saja gunung karena nama Obyek wisatanya begitu. 😅
Farisha langsung berlarian dengan temannya ditangga gunung. Dan aku? Sangat kewalahan mengejarnya. Ya, ampun emak-emak kalah jauh ternyata tenaganya dibanding anak-anak.
Hal yang paling menyenangkan dari kegiatan ‘menaiki, memanjat, dan terbang’ adalah kita dapat melihat pemandangan yang luar biasa ketika sampai di atas. Ya, persis seperti lagu tasya itu. Ada yang tau? Ehem.. Mau nyanyi dulu..
Memandang alam dari atas bukit..
Sejauh pandang kulepaskan..
Sungai panjang berliku..
Sawah hijau terbentang..
Bagai permadani di kaki langit..
Gunung menjulang.. Berpayung awan..
Ohh.. Indah pemandangan..
Dari ketiga tempat wisata tadi. Gunung Timah memang tempat penutup yang memuaskan. Kesejukan angin diatas bukit ini bahkan masih aku rasakan hingga sekarang. Letak Gunung Timah ini tidak jauh dari pantai Batakan. Anda pasti melaluinya jika ingin ke pantai Batakan. Bisa dilihat bukan penampakan dari atas gunung itu terlihat pantai bukan?
Sekian cerita tentang travellingku bersama buah hati kali ini. Buat aku yang sangat jarang travelling pengalaman ini tidak akan terlupakan. Mungkin dalam setahun sekali aku perlu banget ya refreshing otak seperti ini. Waktu bersama keluarga sepertinya juga sangat menyenangkan ya jika terbawa dengan suasana baru ditempat – tempat yang indah begini.
Apa yang ada dibenak kalian saat mendengar kata Oxigenated Spray? Terlintas Sebuah Produk mahal kekinian ala MCI? Terlintas harapan cantik alami tanpa mahal? Atau terlintas tentang Spray Obat Nyamuk hingga Spray pelemput pakaian dan Spray penyemprot kaca? *Emak2 banget.. 😂 Atau nih ada yang salah persepsi hingga spray oksigen buat asma? 😅
Bukan ya.. Bukan.. Yang aku Review kali ini adalah Produk Kecantikan. Kali ini aku Review produknya Mustika Ratu yang terkenal sebagai brand lokal dengan produk berkualitas. Aku cukup suka loh dengan produk-produk dari Mustika Ratu karena rata-rata produknya cocok banget dengan kulitku yang indonesia banget. Point plusnya lagi, produk Mustika Ratu itu harganya terjangkau. Hehe..
Positif jadi Beauty Blogger ya sekarang? 😂
Enggak.. Aduh aku malu kalau dibilang beauty blogger. Soalnya aku juga cukup jarang kok review produk kecantikan. Kalaupun aku memang tiba-tiba bikin post tentang produk kecantikan itu artinya Aku cocok sama produk itu dan aku benar-benar suka. Sebenarnya banyak loh produk Mustika Ratu yang pernah aku pakai. Tapi yang benar-benar suka aja yang aku review disini.
Kenapa jadi tiba-tiba aku pakai Oxigenated Spray? Alasannya banyak sebenarnya. Tapi, alasan yang bikin aku pengen banget beli ini adalah karena aku pemaluuuu bangettt.. *terus apa hubungannya? 😂
Ada dong.. Jadi ceritanya karena sifatku yang pemalu ini maka aku itu males banget kalau diluar rumah itu ketauan dandan sama orang. Ya, kita tau kan kalau make up itu sifatnya ga abadi. Dalam kurun waktu 3-5 jam mulai deh kemancungan hidungku (eh) mulai mengkilap dan berubah warna aka luntur. Nah, sebagian cewek sih cuek aja ngeluarin sponge bedak buat ngilangin kilang minyak itu. Kalau aku? Malu beb.. Malu… Huhu
Pernah nih untuk melakukan reapply make up aku ke Toilet Cewek di area westafel. Liat Kaca sih udah aman ya kiri kanan ga ada siapa-siapa, pas siap-siap mengeluarkan ‘senjata’ tiba-tiba muncul deh cewek 1, cewek 2, cewek 3. Nah, jadi ga make up’an? Ga jadi.. 😂
Karena itu mempertahankan make up yang ada itu PR banget buat aku. Dulu sih waktu zaman Abegeh aku ga tau apa-apa soal make up dan skin care. Taunya cuma bedak, pelembab dan lipbalm. Karena itu dulu itu kucel, ga kenal sama foundation dan BB cream, apalagi sampai EE cream. Nah, karena emang ga pake apa-apa ya kilang minyaknya enggak ada. 😂
Sekarang pas udah zaman emak-emak kan udah tobat. Udah malu kalau jalan sama suami enggak terlihat cantik. Akhirnya mulai berdandan deh. Apalagi sejak bergaul dengan para Beauty Blogger, ya ampun.. Harus tahan iman. 😂
Ngelantur kan? Beginilah kalau yang nulis bukan beauty blogger sejati. 😅
Intinya aku beli Mustika Ratu Oxigenated Spray ini karena ngiler liat salah satu klaimnya yang bilang “menjadikan tata tias menempel dan lebih halus”
Akhirnya kepo, sebenarnya seberapa hebat si Oxygenated Spray ini? Nah, yang bikin makin tertarik buat beli ini adalah karena produk ini mengandung ekstrak Teh hijau. Aku suka banget teh hijau. Baik untuk diminum maupun dijadikan masker. Airnya bikin badan berasa enak dan maskernya bikin wajahku berasa segar dan nyaman. Saking nyamannya kalau pagi-pagi aku suka banget pake masker sebelum make up. Entahlah berasa segar dan sejuk aja dikulit gitu.
Nah, aku membeli produk ini sekitar 2 minggu yang lalu. Jadi, sudah cukup lama ya aku pakai baru deh berani review. Kalian bisa lihat detail kemasan belakangnya ya..
Mengandung ekstrak Teh Hijau dan Oksigen Komplek untuk memberi kesegaran pada kulit wajah. Menjadikan kulit terasa lebih sejuk, lembut, berseri, harum dan menyegarkan.
Cara pakai: Semprotkan pada seluruh wajah dan leher kapan saja diperlukan, atau sebelum memakai pelembab serta pada saat akan menambahkan tata rias wajah. Menjadikab tata rias lebih menempel dan lebih halus.
Ya, berikut diatas detail dari kemasannya. Oh iya, ada Exp Date juga loh, Maret 2021 masih lama ya.. Aman.. Hihi..
Perlu ga sih aku bahas packaging? 😂
Ya, ini point yang paling booring sih tiap kali liat post beauty blogger. Berhubung aku bukan beauty blogger aku nampakin sekilas aja ya. Pokoknya seperti namanya ini jenis spray gitu. Cuma banyak keluarnya gak kayak spray kaca juga kalees.. Ga banyak kayak spray parfum juga. 😅
Sekali semprot keluarnya sebanyak ini..
Rasanya gimana sih? Teksturnya atau apalah.. Apalah..
Teksturnya enak, udah gitu aja.. 😂
Aku ga ngerti sih bahasa-bahasa beauty blogger. Pokoknya enak di apply ke muka. Buat muka dan leher ku sendiri aku butuh 2-3x semprot kalau semprot ditangan dulu. Tapi kalau mau hemat langsung aja semprot dimuka. Kalau cuma buat muka 1x semprot aja cukup loh.
Makainya kapan sih sebenernya?
Aku makai ini sesudah memakai toner dan sebelum memakai pelembab. Masih belum berani sih makai ini pada saat akan menambahkan blush on atau bla bla bla.. Takut aneh.. Hihi
Terus gimana? Beneran awet ya make up kalau pakai ini?
Yang aku rasain sih ini lebih dari sekedar awet. Jadi, sebelum makai produk ini aku itu kadang merasa wajahku itu agak penuh kalau makai BB atau DD cream. Nah, sejak pakai ini entah kenapa bawaannya ringan. Dan yang jelas benar banget kalau kesan dari riasan itu terasa lebih halus.
Akhirnya aku ketagihan.. 😂
Iya, akhirnya aku makai ini bukan cuma buat sebelum makai make up. Tapi juga buat sehari-hari dirumah. Habisnya enak sih emang. Mungkin karena komposisi dari spray ini udah familiar duluan dengan kulit aku. Ya, komposisi seperti ekstrak teh hijau dan ektrak timun itu kan sudah lama berteman denganku sebagai masker alami. Jadi, serius deh.. Ini enak banget!
Harganya berapa?
Aku beli ini dengan harga sekitar 60ribu rupiah. Bagiku agak mahal sih, tapi kayaknya dengan hasil begini aku ga nyesel loh. Dan juga karena aku make cuma buat muka paling-paling sehari habis 2-3 semprot. Sepertinya 2-3 bulan sih baru habis. He..
Overall yang aku suka dari produk ini adalah:
Menyegarkan dan menyejukkan muka
Bikin Make up berasa halus dan awet
Praktis bisa dipakai dimana dan kapan aja
Masa expired lama, jadi kalo hamil bisa stop make tak apa.. *ngarep😂
Negatifnya ada ga? Hmm.. Sebenarnya hampir ga ada cuma karena aku mantan bumil tentu tau dong kalau Methylparaben itu tidak boleh di pakai ibu hamil. Efeknya apa?
Berikut kutipan dari aladokter.com
Metilparaben adalah pengawet yang menghentikan pertumbuhan bakteri dan jamur yang biasanya digunakan dalam berbagai produk kecantikan seperti kosmetik, pelembab, shampoo, kondisioner, tabir surya, toner, produk anti – penuaan, dll. Studi menunjukkan paraben dapat mengganggu hormone reproduksi dan meniru hormone estrogen. Dimana estrogen sendiri membantuk menjaga kehamilan, pemicu pertumbuhan janin dan mempengaruhi perubahan payudara sehingga dapat terjadi keguguran dll.
See? Jadi Ibu hamil sebaiknya jangan pakai ini ya.. 😊
*beberapa bulan lagi aku promil dan kayaknya harus mulai pilah pilih skincare dan make up nih.. 😭
*ngelantur lagi.. 😅
Nah, sekian review dari aku.. Semoga bermanfaat.. 😊
Aku? Ya, aku juga dong.. Aku kan cewek tulen. Cewek itu kan sudah dari sononya terlahir dengan kesenangan ‘ngaca’, dandan, juga pamer. Jadi, dari sepersekian penduduk cewek dimuka bumi_aku yakin sekali 60% lebih menyukai aktivitas selfie. Ya kaaan?
Eh eh.. Tapi aku enggak tuh.. Aku hobynya masak aja sambil dagang. Kadang risih liat cewek-cewek suka upload foto selfie di sosial media, kesannya gimanaa gitu..
Ya itu kamu.. Aku kan juga ga bilang semua cewek suka selfie kan?
Bagi dunia blogger, endorser hingga para influencer, selfie bukan lagi sekedar foto iseng dengan tujuan narsis semata namun sudah dijadikan sebuah karya tersendiri. Nah, bagi emak-emak biasa sepertiku berfoto selfie sering aku lakukan karena kenyamanan. Ya, bagiku terasa lebih nyaman mengambil foto dengan selfie kamera depan dibandingkan meminta pertolongan orang ketiga untuk mengambilkan foto. Point plusnya lagi adalah aku dapat melihat ekspresiku yang terbaik melalui selfie sehingga wajah terbaik akan mudah didapatkan.
Namun ada juga sebagian orang yang berpendapat bahwa foto selfie tentu lebih baik karena kamera handphone kekinian memang sudah didesain sedemikian rupa dengan fitur selfie yang ‘wow’. Bahkan, saking ‘wow’ nya banyak sekali orang terkecoh dengan foto dan wajah aslinya. Kamera selfie sekarang dinilai tidak dapat dijadikan acuan terhadap fisik asli foto karena efek yang berlebihan membuat wajah terlalu putih, terlalu bening dan mulus. Dan, yang paling membuatku merasa risih adalah saat melihat foto laki-laki yang terlihat seperti perempuan karena efek ‘beauty‘ dari kamera. Sudah sering kan melihat yang begini?
Sebenarnya apa sih kategori foto selfie terbaik itu?
1. Kulit terlihat berwarna asli, bukan diputihkan 2. Detail terlihat jelas, hingga kumis dan tahi lalat 3. Bibir terlihat tidak terlalu merah dan natural 4. Efek Cahaya disekitar tidak berpengaruh berlebihan pada obyek foto
Tapi, Bagaimana cara agar hasil foto selfie terlihat seperti aslinya? Berikut tipsnya:
1. Pilih latar foto dengan cahaya yang memadai
Sebelum berfoto, ada baiknya kita mempertimbangkan cahaya sekitar. Cahaya matahari pagi, siang, dan hampir sore sangat mempengaruhi kualitas cahaya dari foto selfie kita. Biasanya, foto selfie terbaik yang kulakukan akan lebih terlihat real mulai jam 9.30 hingga jam 2 siang walaupun didalam ruangan. *dengan syarat ruangan berkaca jendela ya..
Nah, untuk jam 3-4 sore akan lebih baik jika foto selfie dilakukan diluar ruangan. Hal ini karena disore hari cahaya matahari mulai menggelap sehingga wajah kita tidak terlihat maksimal.
2. Pilih Angle Favoritemu
Ada tidak sih yang wajahnya terlihat sangat berbeda jika pengambilan foto tidak dalam angle yang tepat? Pastinya ada ya, termasuk aku. Hehe
Angle favorite untuk bentuk wajah ovale dengan hidung pas pasan sepertiku adalah mengambil foto dari kemiringan wajah yang pas yaitu sisi agak samping. Aku sangat menghindari berfoto ala pas foto karena sudah pasti akan membuat wajahku terlihat bulat dan hidungnya tidak mancung.
Jadi, Jangan heran ya banyak foto cewek itu rata-rata suka miring. Karena bagi mereka beda angle maka beda hasilnya cukup jauh. 😂
3. Jangan menggunakan beauty effect
Kalian tim effect atau tim natural? Kalau aku? Aku tim keduanya..😂
Tapi aku say no untuk beauty effect buat selfie! Karena efeknya itu terlalu berlebihan. Kadang kala saat menggunakan beauty effect wajahku terlihat terlalu korea padahal aslinya tidak segitunya juga kali. Apa efeknya? Efeknya narsisku menjadi-jadi padahal tidak sesuai kenyataan.. Hihi..
Kalian tau yang bikin risih dengan beauty effect ini? Itu loh, ketika laki-laki juga mulai suka selfie pakai efek ini. Jadinya bagaimana? Kayak banci thailand cint.. Kinclong.. Kalah deh saya.. Haha..
4. Tes kualitas kamera depan melalui berfoto dengan teman yang berkulit berbeda dan gender berbeda
Mau tau kualitas kameramu udah oke atau belum? Yuk, langsung ajak temanmu selfie bareng. Bukan hanya teman cewek kita, tapi juga teman cowok kita atau suami kita.
Biasanya kamera selfie kekinian bisa detect umur dan gender obyek foto dengan akurat. Kalau aku? Biasanya dideteksi jadi umur 17 tahun harus bangga tidak ya? 😂
Kemungkinan ada 2, kameranya tidak oke atau memang aslinya aku awet muda. *eh *timpuk gayung
Biasanya, saking wajahku ada aura lelakinya karena kumis dan alis yang ‘lumayan’ maka sering sekali wajahku dideteksi male saat no make up. Saat berfoto dengan make up maka kamera langsung mendeteksi sebagai female. Ya, kamera kekinian bisa mendeteksi gender dengan cukup tepat. Jadi, kalau mau foto selfie yang sempurna kita juga harus memperhatikan point ini.
5. Yakinkan kamera dan obyek tidak bergerak saat berfoto
Kalau hal ini sepertinya sudah jelas ya. Jika ingin kualitas foto selfie yang bagus maka kita harus pause sejenak. Selain diri kita sebagai obyek utama foto maka yakinkan juga sekitar kita pun juga tidak banyak pergerakan atau hasil foto kita akan blur.
6. Hindari berfoto di tempat gelap maupun terlalu terang
Jika anda tidak punya wajah yang bercahaya kayak iklan pon*s maka jangan coba-coba berfoto ditempat gelap karena hasilnya sudah jelas zonk. 😂
Seperti point nomor satu cahaya sangat menentukan kualitas foto kita. Maka, jika ingin kualitas foto yang baik jangan berfoto ditempat gelap.
Tapi apakah tempat terlalu terang juga tidak boleh? Lebih tepatnya tidak dianjurkan karena sudah jelas hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Cahaya yang berlebihan dapat mengakibatkan wajah kita terlihat terlalu gelap jika membelakanginya maupun terlalu terang jika tidak membelakangi.
7. Berekspresilah! Jangan Malu dengan sekitar
Selfie tanpa ekspresi tentu akan terasa sangat hambar, betul?
Maka saat selfie jangan lupa untuk berekspresi maksimal agar mendapatkan hasil sesuai harapan. Karena salah satu kekuatan utama selfie adalah ekspresi kita.
Malu?
Ya, saat pertama kali mengenal dan mencoba untuk selfie aku juga sangat malu. Terlebih jika aku melakukannya ditempat ramai. Namun, seiring berjalan waktu selfie kini bukan lagi sesuatu yang dipandang risih. Jadi, untuk apa malu mengabadikan kenangan? Bahkan katanya nih selfie terbaik akan bisa didapatkan dari berpuluh-puluh kali berfoto. Jadi kalau mau selfie tidak boleh malu memajang adegan ‘pause’ lama-lama. 😂
8. Gunakan Peralatan yang maksimal
Ingin foto selfie terbaik? Pakai peralatan maksimal! Bukan edit! Catat.. 😅
Yah.. Mahal dong?
Ya, aku menyadari semua hal butuh modal untuk mendapatkan hasil maksimal. Setelah berkecimpung didunia blogger aku mulai peka dengan peralatan untuk berfoto. Memang sangat berbeda sekali foto dengan modal yang minim dan foto dengan peralatan yang maksimal. Nah, hal ini sangat aku rasakan saat mengikuti beauty class bareng wardah dan berfoto dengan Ring Light. Fotonya lebih amazing! 😍
Join Female Blogger Banjarmasin itu memang sangat bermanfaat. Selain aku mulai tau dengan peralatan berfoto aku juga mulai tau dengan teknologi Smartphone kekinian. Hari Selasa Tanggal 16 Januari lalu aku dan angggota FBB mengikuti lounching OPPO F5 terbaru di Mercure Hotel Banjarmasin.
Ternyata smartphone oppo itu keren sekali untuk selfie. Fitur utama dari OPPO F5 diantaranya adalah AI Beauty Recognition technology yang inovatif. Oppo F5 dapat memindai lebih dari 200 titik pengenal wajah, merujuk setiap subjek dalam gambar ke sebuah database pemotretan wajah global untuk mempelajari setiap keunikan dari wajah, bentuk dan struktur, dan membuat penyesuaian dengan peningkatan kecantikan yang halus namun tampak alami. Jadi penampakan wajah dengan kumis halus hingga tahi lalat akan tetap ada sebagai keunikan wajah dan hasilnya sangat real.
Teknologi A.I. ini ternyata juga dapat mengenali warna plus jenis kulit, jenis kelamin dan usia subjek dalam gambar, A.I juga dapat mempelajari pencahayaan lingkungan sekitar subjek dan melakukan perhitungan untuk memberikan efek peningkatan kecantikan. AI dapat membedakan antara subjek pria dan wanita, orang dewasa dan balita, keadaan subjek sendiri atau berpasangan, di bawah situasi latar belakang dan kondisi pencahayaan yang berbeda – beda. Wow, jadi point 1, 4 dan 6 sudah terjawab dengan OPPO ini ya?
Oh ya, OPPO itu berarti saking naturalnya tidak punya effect kamera seperti beauty effect ya?
Ada dong, tapi efeknya tidak seperti yang kebanyakan. Perangkat lunak OPPO dirancang dengan saran dari fotografer profesional dan make-up artis profesional, dan umpan balik dari konsumen dan juga survei. Teknologi dari OPPO dapat menerapkan perangkat tambahan yang diterima secara universal.
OPPO merupakan Kamera Terbaik di Kelasnya. F5 dilengkapi kamera depan 20MP dengan aperture F2.0 dan kamera belakang 16MP dengan aperture F1.8. Dibandingkan dengan kamera 13MP atau 16MP pesaingnya dalam kisaran harga yang sama, F5 memiliki resolusi lebih tinggi (2160×1080) dan kualitas foto yang lebih baik. Kamera depan F5 dapat memberikan efek Bokeh dan HDR. ES anti-shake DSP memungkinkan pengambilan gambar multi frame dan mengaktifkan fitur de-noising sehingga mengurangi timbulnya noise pada gambar, terlepas dari kondisi kurang cahaya dan gambar yang buram.
Oh iya, kemarin aku juga berkesempatan berfoto dengan OPPO dengan kamera belakang. Saat aku ingin berfoto dengan latar ini padahal aku sudah tidak yakin hasilnya akan bagus karena kami membelakangi cahaya. Ehm, ternyata oke juga kalau dibandingkan kamera hp lain.😅
Bagaimana dengan penampakan kamera depannya? Tidak kalah keceh tentunya. Bisa dilihat dari foto dibawah ini bersama kedua temanku. Sangat terlihat perbedaan ketiga warna kulit kami, Leha (paling tengah) memang memiliki kulit putih dan mulus, Melisa (Paling kiri) terlihat sekali berdarah chinese, dan aku yang standar, hehe. Terlihat pula digambar itu bahwa Aku (yang berkerudung putih) benar-benar terlihat seperti wanita umur 27 tahun sementara Leha dan Melisa terlihat lebih muda karena keduanya memang masih berumur dibawah 25 tahun. Waw, this is the real picture!
Jadi, sudah siap untuk Capture the Real you? Karena selfie terbaik adalah saat fotomu itu terlihat benar-benar kamu!
Ternyata peralatan yang maksimal itu merupakan penyempurna dari poin-poin selfie yang sebelumnya ya. Kalau begini sih, aku tinggal beli OPPO F5 aja supaya selfie aku sempurna tanpa edit. *Ops *Kode.. 😂
Demikian tips untuk foto selfie sempurna tanpa edit. Semoga dapat membantu. 😊
Bukan, ini bukan gelar. MBA disini adalah singkatan dari Married By Accident. Sepertinya istilah ini sudah umum sekali ya, bahkan saking umumnya kalau liat anak muda kawin_sedikit banyak pasti ada aja deh yang bilang “bukan MBA kan ya, kok tiba-tiba banget?”
Apalagi nih ya.. Apalagi kalau tidak lama habis menikah tiba-tiba terdengar desas desus, “Si Anu Hamil loh”
Dan langsung deh obrolan bertambah
“Berapa bulan?”
“Katanya udah 4 bulan”
“Loh kok bisa.. Bukannya nikahnya tanggal ‘sekian’ ?”
“Nah, makanya itu aku juga bingung”
“Jangan jangaaan…”
Was wes wos wushhhhh….
Kabar berlanjut hingga satu kelurahan tahu. 😅
***
Pernah mengalami hal diatas? Atau anda termasuk salah satu yang suka sekali kepo dengan pernikahan muda dengan kehamilan instan? Hmm.. Ada baiknya anda membaca kisahku dulu.
Aku menikah diusia yang terbilang masih ‘agak’ muda, tepatnya umur 21 tahun 9 bulan. Saat itu aku masih belum selesai kuliah dan masih dalam proses mengerjakan Tugas Akhir. Kebetulan, suamiku adalah salah seorang asisten dosen dikampusku. Sehingga katakanlah kami ‘Cinlok’ aka Cinta Lokasi bukan Cilok loh ya.. 😛
Apa alasanku menikah dengan usia yang terbilang muda?
Jujur, jika berbicara urusan ‘kematangan’ maka aku adalah pribadi yang jauh dari kata dewasa dan bijak. Sehingga salah besar jika kalian mengira aku menikah karena merasa sudah pantas dan dapat berpikir dewasa. Salah pula kalian mengira jika alasan aku menikah karena merasa mapan dengan calon suami.
Apakah karena dorongan orang tua?
Sebenarnya ini adalah salah satu faktor pemicunya. Aku adalah pribadi yang suka curhat dengan orang tua. Aku tidak terlalu tau apakah hal itu dapat dikatakan baik? Yah, mengingat aku adalah anak perempuan satu-satunya dikeluargaku sehingga Mama ku ‘agak’ overprotective terhadapku. Terlebih ketika tau ada laki-laki mulai mendekatiku dan berkunjung kerumahku.
Yeah, Lets talk about ‘Boys’ who knew me
Rasanya agak munafik kalau aku bilang bahwa diriku orang suci yang tak mengenal status pacaran. Aku pernah pacaran, aku pernah merasakan asiknya disukai oleh lawan jenis dengan jantung berdebar, aku pernah bermimpi bahwa kisah cintaku akan romantis seperti drama korea. Yah, intinya emak pun pernah muda.
Tapi perlu digaris bawahi bahwa aku adalah pribadi pemalu yang punya sisi sedikit plegmatis. Masa SMP adalah masa kelam bagiku karena aku merasa harus ikut trend pacaran agar dihargai oleh teman-temanku. Setidaknya aku pernah memiliki 3 mantan yang sebenarnya aku tidak pernah mencintai mereka sedikitpun. Jujur saja, saat SMP aku tidak pernah merasakan debaran jantung yang disebut teman-temanku dengan Cinta.
Saat SMA aku terpisah dengan teman-temanku di SMP. Aku memulai babak baru hidup dengan teman-teman baru. Sebagian besar temanku adalah kutu komik dan anime. Hal ini membuatku ikut terbawa dengan mereka. Aku bahkan menjadi sosok yang sangat amat pendiam dikelas. Padahal, SMA adalah kali pertama aku pernah merasakan debaran itu. Tapi peduli apa? Walau sebenarnya aku tau kalau dia menyampaikan salam padaku dan bilang menyukaiku tapi aku tak pernah benar-benar jujur dengan perasaanku. Ya, aku orang seperti itu. Dan perasaan itu kubiarkan hingga tiga tahun lamanya. Aku tak pernah benar-benar berpacaran seperti remaja SMA pada umumnya.
Saat kuliah aku memutuskan untuk berubah total. Dari segi berpakaian, cara pandang, dan komunitas. Saat itu teman-teman SMA ku sangat terkejut melihat perubahanku. Beberapa dari mereka bahkan menasehatiku, “Kalau kamu begini terus bisa jadi perawan tua win, ingat loh nikah itu sunnah nabi”
Aku tau nasehatnya beralasan. Saat itu penampilanku berubah total. Aku mulai berani memakai jilbab dan wajahku berubah total. Sejak SMA memang teman-temanku selalu bilang bahwa wajahku terlihat sangat berbeda dengan dan tanpa jilbab. Jilbab dan wajah yang tergolong jutek membuatku tidak seperti dulu. Dahulu, walau tergolong jutek namun masih ada yang menyukaiku. Saat kuliah para lelaki yang kutemui hanya memandang remeh kearahku sambil bilang “Assalamualaikum” dengan nada meremehkan.
Tapi peduli apa? Niatku memakai jilbab saat itu hanyalah karena ingin berubah. Aku tidak terlalu peduli selama tidak ada yang memandang remeh kearahku. Tapi itu tidak benar, aku peduli hal itu dan rasa percaya diriku mulai berkurang. Finally aku menemukan dunia baru dengan teman baruku dikuliah. Bukan dunia islami namun dunia boyband korea.
2 tahun kehidupan kuliahku isi dengan menjadi fans fanatik korea. Aku tidak terlalu peduli tentang statement teman-temanku “Sudah punya cowok win?”
Ah.. Mereka berlebihan. Yang suka padaku pun tak ada. Haha..
Aku menghabiskan hari-hari remaja berkilauku diwarnet, buku komik dan majalah. Malam harinya aku menonton video klip boyband korea kesenanganku dan drama korea. Katakanlah aku kecanduan, sangat kecanduan. Hingga langganan cowok yang pernah menelponku dimalam hari pun aku racuni dengan virus korea. Dia illfeel? Tidak, dia berusaha menyadarkanku dan aku cuek tak peduli.
Tahun berikutnya boyband korea kesenangananku bubar. Teman yang dahulu dekat denganku kini tak seakrab dulu. Aku mulai mencari pelarian lain untuk hiburan hidupku. Tak butuh waktu lama untuk move on. Salah seorang teman laki-lakiku mengajakku untuk bermain game online. Dan aku menikmatinya. Sangat menikmati dunia baruku. Dunia game online yang diminati sebagian besar cowok dengan aku satu-satunya cewek didalamnya.
Aku sudah bilang kan? Aku bukan orang suci. Sesuci yang para lelaki telah kulewati bilang “Assalamualaikum”. Aku mulai dekat dengan beberapa cowok didunia maya karena keaktifanku bermain game online. Rasanya membosankan kalau tidak mengikuti dunia chat mereka yang ramai. Apakah aku pacaran?
Hmm.. Entahlah..
Aku sangat dekat dengan Mamaku. Saking dekatnya aku selalu curhat jika ada lelaki mendekatiku. Sampai suatu ketika aku curhat dengan mama bahwa aku ingin bertemu laki-laki didunia online ku.
“Singkat saja ma.. Cuma nonton bareng terus langsung pulang” Kataku memohon.
“Gak Boleh! Kamu belum kenal betul orangnya.. Kemarin pernah ada kasus ‘Bla bla’.. Kamu mau begitu juga?”
Yah, seperti itu akhirnya dan sebagai anak yang taat aku pastilah menurut. Sebenarnya, saat itu Mama lebih sering menanyakan tentang temanku yang sering aku tumpangi bareng saat pulang kerumahku di pelaihari. Mama tertarik sekali dan bilang bahwa dia anak sangat baik.
Sebenarnya, aku suka sekali jika dekat dengan laki-laki yang satu hoby denganku. Suka game dan sedikit punya jiwa ‘pujangga’. Alasan itulah yang membuatku dekat dengan salah seorang teman laki-lakiku itu. Ya, aku punya impian memiliki calon suami yang ekstrovert tapi nyatanya aku selalu dekat dengan laki-laki introvert.
Tapi perasaan suka dan lebih dari suka itu tentu berbeda. Aku lebih suka dengan laki-laki yang bisa membuatku bersemangat dan lebih dewasa. Satu lagi, seseorang yang bisa menerima dan menyukaiku dengan sebenar-benarnya. Kadang karena sifat pemilih itu aku sering dikritik temanku, “Nanti kamu perawan tua loh”
Ah peduli amat, toh cita-citaku masih panjang, Pikirku.
Ehm, Siapa sangka saat itu asisten dosen dikampusku mulai terlibat konflik denganku karena suatu insiden dengan adik kelasku. Perlu kuceritakan lebih lanjut? Sepertinya tidak. Hehe
Chit chat panjang itu akhirnya berujung pertemuan dengan Mama 😂
Apa yang kalian lakukan saat pertama kali kencan? Nonton bareng? Makan bareng?
Saat kuliah aku tinggal di rumah kontrakan berdua dengan kakakku. Sesekali, Mamaku datang berkunjung untuk menjenguk kami dan membawakan makanan. Ah, siapa sangka ia kerumahku dan langsung bertemu Mama? 😂
Akhirnya, pertemuan pertama itu bagaikan meminta sebuah restu. Aku terdiam lama di samping Mama dengan wajah malu-malu. Sementara Mama? Sangat antusias, luar biasa..seakan baru menyadari bahwa “akhirnya anakku laku juga” hahaha..
Ya, itulah awal hubungan kami. Tidak ada teman sekelasku yang tau. Kurasa itu hal yang harus dijaga karena rasanya gak enak banget kalau suatu ketika jika nilaiku bagus maka teman-temanku akan melirik hubunganku sebagai pemanis nilaiku.
Tapi lambat laun satu dua tiga orang mulai menyadari hubungan kami. Akhirnya, satu kelas mulai menyadarinya. Aku hanya diam dan berusaha membuat sebuah lelucon kalau hubungan kami toh juga cuma sebuah lelucon. Tapi, percaya apa mereka? Mungkin wajahku tak bisa berbohong.
Dan lamaran itu tiba-tiba datang
“Aku mau kuliah lagi” Katanya
“Waaah.. Hebat! Mau kuliah dimana?” Kataku
“di UGM Yogya.. 2 tahun loh”
Satu sisi aku sangat senang mendengarnya. Tapi disisi lain ada hal yang mulai menggangguku.
Bagaimana jika dia bertemu wanita lain disana?
Cewek Yogya cantik-cantik..
*eh, tapi kan katanya masih cantikan aku #halahgombal
Jujur, itu sedikit menggangguku.
Pada Kamis Malam seperti biasanya aku ke Sabilal untuk mengikuti Ceramah dengan ‘Calon Mertuaku’. Akhirnya, beliau berbicara padaku..
“Anakku mau kuliah lagi win..”
“Eh.. Iya ma.. Dia juga cerita kemarin”
“Rencananya ke yogya maunya sama kamu”
*Eeeehhh??? 😱
“Kamu mau lah kami beantaran kena tanggal 2? Kemarin aku sudah telponan sama Mama kamu”
*EEEEEEEH.. 😱
Singkat cerita aku akhirnya memutuskan Menikah pada tanggal 2 Juni 2012. Ya, tidak banyak yang tau bahwa kami menikah. Rasanya terlalu awkward kalau aku membagi undangan pernikahan di kala teman-temanku sedang sibuk dengan Tugas Akhirnya. Belum lagi teman-temanku dikenal suka menggoda. Ah, aku tak tahan kalau harus digoda saat bertemu mereka. Aku memutuskan untuk mengundang mereka saat resepsi saja di bulan September. Saat itu kami semua sudah lulus dan aku aman dari godaan mereka.
Akhirnya, karena keputusan bodohku itu maka gelar ‘MBA’ sempat aku sandang..
Siapa sangka aku langsung hamil? Saat resepsi perkawinan di bulan September aku sudah hamil 4 bulan. Walau saat itu aku terbilang masih kurus dan tidak terlihat hamil. Tapi wajah tak bisa berbohong, saat resepsi aku sangat pucat dan bahkan mual karena bau bunga melati. Beberapa orang pastilah sudah sadar kalau aku sedang hamil.
Gosip semakin panas ketika perutku semakin membesar. Orang-orang sok tau mulai menghitung hari resepsiku dengan tanggal kehamilanku tanpa memperdulikan tanggal pernikahan diundangan yang telah kusebar. Bahkan, orang yang kuundang saat pernikahan pun turut curiga dengan perhitungan kehamilanku. Bukan orang biasa melainkan keluarga dekatku sendiri.
Menyebalkan?
Banget!
Perlu diketahui kalau seminggu sebelum aku menikah itu aku baru selesai menstruasi. Dalam dunia kedokteran tanggalku menikah termasuk dalam hitungan subur. Lagipula, aku sudah berusaha menunda kehamilan dengan meminum pil kb. Siapa sangka ya aku langsung hamil? Bahkan saat aku memeriksakan diri ke Dokter Kandungan tanggal 15 Juli beliau berkata “Umur Kandungannya sudah 2 bulan mba”
Dan betapa bodohnya aku ketika menjawab jujur saat beberapa orang bertanya padaku, “Sudah berapa bulan win?”
Saat aku menjawab ekspresi mereka langsung bingung sambil menghitung jari. Ah, rasanya ingin lari saja sambil berkata, “Memangnya aku terlihat senakal apa sampai mereka bilang MBA?” 😝
“Harusnya jawab sebulan aja.. Polos banget sih.. ” kata suamiku
“Ah biarlah..” kataku pasrah.
Gosip must Go On
“Seiring berjalan waktu gosip harus menghilang” kataku tegas.
5 bulan pasca pernikahanku gosip ramai mulai terdengar.
Aswinda polos yang gitu-gitu ternyata nikah cepet.. Ga nyangka ya MBA..
Lama-kelamaan gosip mulai tak terdengar karena tertutup oleh lucunya bayiku. Aku juga mulai tak perduli lagi. Seberapa keras pun aku menjelaskan, jika memang penggosip adalah orang yang yakin dengan kata-katanya sendiri maka itu percuma. Yah, biarkan air mengalir sampai jauh hingga kelaut dan menguap.
Hei, tak perlu kau tanyakan alasanku menikah muda.. Lihatlah aku sekarang..
Aku menikah karena ingin berubah..
Aku menikah karena ingin menemukan semangat baru..
Aku menikah karena untuk menjaga diriku..
Aku menikah untuk menjaga dan menyenangkan hatinya..
Aku menikah karena yakin..
Yakin inilah langkah terbaikku..
Kalau kamu? Apa alasanmu menikah muda?
Yuk, baca ulasan pengalaman dan alasan emak lainnya dalam tema kenapa nikah muda. Kebetulan tulisan ini adalah collaboration dari #curcolanfikawinda. Kamu bisa baca tulisan emak fika juga.. 😊
Baca juga: “Alasan kenapa nikah muda”
Punya pengalaman yang sama tentang nikah muda? Sharing yuk!
😊
Go Back Couple: Rekomendasi Drakor terbaik sebagai Pembelajaran Kehidupan Rumah Tangga
Ngapain kamu bahas korea? Mau keranjingan demam korea kayak masa remaja lagi?
NYADAR MAK! UDAH EMAK-EMAK! MALU!
😂😂😂
Oke, tulisan kali ini kayaknya agak bertolak belakang ya sama tulisanku biasanya apalagi gaya menulisnya dengan post sebelumnya diawal januari. Haha.. Abaikan, anggap emak udah move on. 😂
Jadi kenapa ngebahas korea sih? Karena eh karenaaa emak lagi ikutan collaboration nulis bareng komunitas FBB atau Female Blogger Banjarmasin. Tema tulisan collaboration kali ini adalah all about Korea. Yah, kalian tau lah kalau para perempuan itu hoby banget ngerumpi_eh, maksudnya kami itu sering bertukar hoby bersama. Termasuk membicarakan kesenangan yang satu ini, apalagi kalau bukan “Menonton Drama Korea aka Drakor” 😂
Kenapa sih ya cewek hoby banget nonton drama? Hmm berikut kayaknya ulasan yang pas untuk hal ini:
1. Cewek itu suka mengkhayal. Ga tau sih apa ini jenis Cinderella Sindrom? Pokoknya cewek itu udah dari sononya hoby mengkhayal Pangeran Berkuda Putih hingga Pangeran Konyol yang nyari pasangan sepatu hingga kepelosok negeri. 😂
2. Cewek itu ngakunya ga suka sedih tapi hoby nonton konflik. Hayo.. Ngaku aja begitu! Siapa yang suka baper nonton film korea sambil sedia sapu tangan? Sedih ya padahal? Tapi senang bukan? Haha.. Sepertinya cewek itu perlu penyaluran untuk mengeluarkan air matanya agar kecerdasan emosinya stabil. 😂
3. Cewek itu demen liat artis ganteng. Ah, ini.. Siapa yang punya alasan gini? Yang kalau liat pemain drama mukanya ga oke langsung males? Sementara liat ‘si Ganteng’ langsung teriak “Opppaaaa” padahal ya filmnya ga rame rame amat. 😂
4. Menonton Drama adalah salah satu sumber inspirasi dan media pembelajaran yang menyenangkan. Nah, kalau yang satu ini aku banget (ngakunya sok banget padahal alasan no. 3 tuh.. Haha). Tapi serius, sejak berumah tangga aku mulai suka menonton drama tanpa pandang bulu. Mau mukanya kek lapangan badminton juga aku gak peduli kalau memang filmnya menyenangkan dan menyisakan pembelajaran yang luar biasa (catet ya mak). 😂
Seperti drama satu ini, judulnya “Go Back Couple”. Jujur ya aku tidak terlalu tau dengan aktor dari film ini tapi membaca narasi kisah dari drakor ini aku langsung penasaran ingin menontonnya. Ya, kalian tau kan biasanya nih drama korea itu dipenuhi dengan cerita perjuangan sebelum menikah. Entah itu bagaimana mendapatkan si cowok atau si cewek biasanya cerita cintanya dipenuh dengan bumbu romantisme dan komedi lalu endingnya adalah ‘Menikah’ lalu ‘TAMAT’
Sebelum berumah tangga sih aku suka banget nonton drama begitu. Apalagi nih.. Apalagi kalau aktor si cewek itu adalah pribadi konyol dan ceroboh serta si cowok suka bilang ‘Bodoh’ dengan cueknya. Yah remaja banget lah ceritanya. Tapi setelah berumah tangga huewww… Asli deh, aku itu mulai pensiun nonton drama cabe cabean begitu. Halah meeen.. Kata siapa Menikah itu adalah ending yang bahagia?? Kebanyakan makan micin lo.. 😂
Setelah emak menonton episode pertamanya ‘Go Back Couple’ langsung deh dengan pedenya emak menyeret sang suami. Tidak biasanya loh suamiku mau disuruh nonton drakor bareng tapi kali ini aku wajibkan kalau enggak aku guling-guling. 😂
Alhamdulillah.. Tiada moment yang lebih menyenangkan dibanding meracuni suami sendiri dengan virus korea. Aku sukses membuatnya nonton bareng hingga episode terakhir sambil berpelukan. *Ehm.. Ciee… 😛
Diceritakan bahwa Ma Jin Jo dan Choi Ban Do menikah dengan awal yang bahagia hingga akhirnya dikaruniai seorang anak. Pernikahan yang awalnya dipenuhi dengan romantisme kehidupan kini mulai berkurang semenjak konflik demi konflik mulai menerpa kehidupan rumah tangga mereka. Choi Ban Do sebagai tulang punggung keluarga telah dibebani dengan kerasnya kehidupan ekonomi dan sosialnya dilingkungan kerjanya, sementara Ma Jin Jo telah dibebani dengan setumpuk pekerjaan rumah tangga, depresi, tekanan finansial dan rasa kesepian ditengah kehidupan keluarganya dengan suaminya yang sangat sibuk. Akhirnya, pernikahan mereka hanya mampu berjalan hingga 14 tahun kemudian mereka memutuskan ingin segera bercerai.
Apa jadinya ketika ditengah-tengah konflik perceraian namun keduanya malah dikembalikan ke masa lalunya? Yaitu pada tahun 1999, saat beberapa waktu sebelum pertama kali mereka dipertemukan dengan umur yang sama-sama masih muda. Senang? Banget! Siapa sih yang menolak dikembalikan menjadi muda lagi? Semua orang pasti bermimpi untuk bisa kembali menjadi muda demi mengubah masa depannya.
Apakah mereka akan mengubah jalan hidup mereka? Apakah mereka akan mencari jodoh yang lain? Bagaimana mereka mengatasi kerinduan mereka dengan Seo Jin anak mereka? Akankah Rumah Tangga mereka bersatu kembali?
Hmm.. Sekilas melihat alur dari film ini aku jadi ingat dengan film ’17 Again’ yang di perankan oleh Zac Efron, tau? Yah, cerita awalnya mirip-mirip lah tapi bedanya di 17 Again cuma Zack yang kembali muda dan dia tidak kembali kemasa lalunya. Hanya sekedar fisiknya yang berubah menjadi muda. Tapi serius laaah, Go Back Couple bukan plagiat. Aku jauh lebih suka Go Back Couple karena pembelajaran di drama ini jauh lebih banyak.
Yuk! Segera nonton mak! Inget sama suami ya! 😂
Kenapa sih harus nonton sama suami? Karena kalo sendirian itu maka pembelajarannya ga bakal maksimal. Soalnya rumah tangga itu bukan cuma soal Istri saja, tapi suami juga. Rumah Tangga adalah tentang saling memahami satu sama lain. Nah, Berikut adalah point-point berharga dari pembelajaran menonton Drama Korea “Go back Couple” yang telah aku dapatkan:
1. Pernikahan memang bukanlah akhir yang bahagia
Hei.. Buat para remaja! Kalian wajib nonton film ini supaya kalian tau kalau Rumah Tangga itu ga sereceh yang kalian bayangkan!
Kalian pikir dengan menikah maka hidup kalian udah bahagia? Kerjaan tiap hari cuma guling-guling dikasur dan menatap indahnya dunia bersama diatas awan putih? Jangan mimpi ya! 😂
Perlu kalian ketahui konflik kehidupan berumah tangga itu banyak sekali. Masing-masing rumah tangga diberi cobaan yang berbeda. Ada yang diuji dengan perekonomian, lingkungan sosial, hingga beban psikologis. Kalau kalian kira dengan menikahi cowok tampan nan tajir akan mengatasi semua masalah itu maka kalian salah besar!
Lalu, apa yang dapat mengatasinya? Cinta?
Makan tuh Cinta! 😂
Iya, itu kata para tetua.. Terus emak pikir ya iya lah cara ‘Cinta’ tidak berhasil. Wong cintanya dimakan bak makanan dan dibuang begitu saja. Jadi, buat kalian yang sedang ngebet-ngebetnya ingin menikah maka ingatlah bahwa Cinta itu adalah alasan kalian menikah tapi kalian juga harus mengerti maksud dari CINTA itu sendiri.
Belum ngerti? Makanya jangan terburu-buru menikah. Belajar dulu ya! Belajar! 😛
2. Saat Pahit itu menghampiri, ingatlah kenangan Manis
Tidak dipungkiri bahwa seiring berjalannya waktu, rumah tangga akan mengalami masa-masa sulit. Baik itu masa jenuh hingga masa penuh tangisan. Apa yang kita lakukan saat masa-masa pahit itu datang?
Kita bertengkar!
Pertengkaran memang hal yang lumrah dalam berumah tangga. Bahkan, orang bilang rumah tangga tanpa pertengkaran akan terasa sangat hambar. Tapi apa jadinya jika pertengkaran terjadi diluar batas? Ya, Perceraian.
Uniknya disadari atau tidak, setiap pasangan yang bertengkar selalu mengungkap aib masing-masing pasangan. Mereka yang dulunya tidak tau sifat asli pasangan kini menyesal saat mengetahui sifat yang sebenarnya setelah menikah. Kenangan manis saat sebelum dan setelah menikah pun seakan sirna begitu saja. Padahal, kenangan manis itu penting loh.. Bukan sekedar gombal.. gombal..
Seperti inilah perasaan Ma Jin Jo dan Choi Ban Do saat kembali ke masa lalu mereka. Mereka sadar bahwa mereka pernah melewati masa-masa manisnya rasa cinta bersama. Masa saat mereka pernah mengalami puncak cinta dan bagaimana mereka melewati masa sulit bersama.
Maka, saat kita bertengkar.. Ingatlah kenangan manis.. Ingatlah kenapa kita memilihnya.. Ingatlah masa sulit yang bisa kita lalui..
3. Jangan menyesali masa muda, nikmati musim semi Rumah Tangga dan ambillah setiap jejak manis kehidupan
Choi Ban Do dan Ma Jinjo kembali muda dan hidup di masa lalu mereka. Mereka bertanya-tanya, Apa sebenarnya maksud Tuhan mengembalikan mereka ke masa lalu? Apakah agar mereka diberi kesempatan kedua untuk mengubah jalan hidup mereka? Atau ini hanyalah sekedar hiburan untuk mereka yang diberi oleh Tuhan?
Hmm.. Ayo kita berkaca dengan diri kita..
Apa yang kita lakukan jika kembali ke masa lalu? Yap, salah satu yang akan kita lakukan adalah memaksimalkan masa muda kita.. Kenapa? Hmm.. Kenapa ya..
Bagiku sendiri masa mudaku bagaikan musim semi yang tak pernah berbunga. Sama seperti cerita Choi Ban Do dan Ma Jinjo, aku juga merasakan bahwa masa muda yang pernah aku lewati dahulu berjalan kurang maksimal.
Enak dong ya.. Jika kita bisa mengubah masa lalu kita? Tapi apakah hal itu mungkin?
Tentu saja tidak, itu hanya terjadi di film.. 😂
Kesimpulan yang aku ambil dari film ini adalah kita tidak mungkin kembali kemasa muda kita, maka mumpung kamu masih muda maksimalkan potensimu. Dan, buat yang sudah terlanjur menua dan berumah tangga maka hal yang harus dilakukan adalah ‘menikmati musim semi dalam berumah tangga’.
Aku yakin, tidak semua moment dalam berumah tangga itu adalah moment pahit. Pasti ada moment manis didalamnya. Nikmati semuanya agar hidup terasa lebih bermakna. Karena makna bahagia adalah saat hidup kita berwarna bagai pelangi bukan hanya dihiasi satu warna saja. Warna warni kehidupan rumah tangga itu unik. Mungkin saat belum kenal satu sama lain kita hanya mengenal satu warna pada pasangan. Namun seiring berjalan waktu warna lain pada pasangan akan muncul, yakinlah itu bukanlah fase musim kering rumah tangga namun musim semi yang sebentar lagi akan berbunga.
Ehm… Ada yang masih ingat dengan Cinta Pertama dan masih terkenang manis hingga berumah tangga?
Saking penasarannya bahkan masih saja suka stalking sosial media si first love. Ikut gelisah saat tau dia sakit. Ikut senang saat dia bekerja. Bahkan nih, dia nikah malah kitanya sedih. Ada ga sih yang begitu?
Ops, ada juga loh emak-emak yang menyesali pernikahannya dan berandai-andai ‘Coba deh aku nikah sama si A aja kemaren, jadi orang kayah deh aku’
Ada juga bapak-bapak yang menyesali pernikahannya dan berandai-andai ‘Coba aku kemarin nikah sama si A aja, dia lebih awet muda dan dia lebih lemah lembut’
Terus apa??? Mau menyesal?? Mau kembali kemasa lalu trus ngedeketin si Do’i?
Yah, itu juga yang terjadi pada Drama Go Back Couple. Choi Ban Do mencoba mendekati Cinta Pertamanya Min Suh Young. Ia bersikeras ingin menjauhi Ma Jin Jo. Berbeda dengan Ma Jin Jo yang tak memiliki Cinta Pertama, ia akhirnya menyesali pernah menolak seniornya dikampus Jung Nam Gil dan berusaha memperbaiki masa lalunya dengan mendekati Jung Nam Gil. Nah, Bagaimana akhirnya? Akhirnya mereka malah saling cemburu pemirsa.. 😂
Kesimpulannya? Cinta Pertama itu Omong Kosong! Debaran jantung yang menggebu-gebu ketika kita bertemu dengan si Dia takkan bertahan lama jika kita sudah hidup lama dengannya. Cinta pertama adalah kenangan manis yang tak patut kita sesali dan kita kenang. Hal yang paling berarti sekarang di kehidupan rumah tanggamu adalah Cinta Terakhir. Maka, rawatlah cinta terakhirmu.
5. Belajarlah saling menghargai pasangan
“Ada satu titik dimana kita kurang menghargai kepedulian pasangan karena kita sudah merasa hal itu adalah hal biasa.”
Sudah melalui titik itu? Melihat Suami kelelahan bekerja hingga tengah malam dan kita merasa itu adalah hal biasa karena ‘memang itulah kewajibannya’ Melihat Istri kelelahan mengurus anak, dapur, sumur hingga kasur dan kita merasa itu adalah hal biasa karena ‘memang itulah kewajibannya’ Kita tidak sadar bahwa pekerjaan yang ia lakukan bukan didasari karena kewajiban. Tapi didasari oleh rasa cinta. Dan kita tidak menghargainya karena merasa itu hanyalah hal biasa yang dilakukan. Haruskah kita membuat orang yang kita cintai menjadi robot? Bahkan robot-pun butuh baterai untuk bekerja! Tak bisakah kita memberikan apresiasi? Uluran tangan tanda peduli hingga aliran semangat? Itulah tenaga yang dibutuhkan dalam kehidupan berumah tangga.
Choi Ban Do bekerja di Farmasi Han Kook. Menjadi sales obat yang menawarkan obat-obatnya pada para Dokter. Bukan hanya itu, ia juga dijadikan pesuruh oleh Dokter Kim. Ia menyembunyikan selingkuhan Dokter Kim hingga menemaninya di klub malam. Ia bekerja ‘Bagaikan Anjing Pesuruh’ hingga larut malam. Untuk siapa?
Untuk anak dan Istrinya..
Ma Jin Jo bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Lulusan sarjana tidak membuatnya dapat berkarir karena ia telah mengorbankan hidupnya untuk kehidupan Rumah Tangganya. Ia mengurus Dapur, anak, hingga mencukupi uang bulanan yang pas pasan untuk kehidupan keluarganya. Ia tak lagi cantik seperti saat muda dulu karena ia terlalu banyak berkorban. Untuk siapa?
Untuk anak dan Suaminya..
Namun saat keduanya bertemu dimalam hari. Masing-masing sibuk mengeluh dengan kesehariannya tanpa saling menghargai. Ma Jin Jo tak mengerti sekeras apa kehidupan pekerjaan diluar sana sementara Choi Ban Do juga tidak mengerti sesulit apa manajemen rumah tangga yang sudah Ma Jin Jo lakukan.
Ingatlah, setiap hal yang dilakukan oleh Suami dan Istri bukanlah ‘Hal Biasa’. Ia melakukannya dengan sungguh-sungguh. Maka, hargai usahanya untuk berusaha mencintaimu dengan lebih baik. Ya, setiap pasangan harus saling menghargai.
6. Kecantikan Wanita adalah saat ia bisa menjadi Dirinya Sendiri
Saat muda, kupikir usia hanyalah angka yang meresap begitu saja tanpa membuat perubahan. Sekarang aku sadar, usia tidak meresap begitu saja dalam tubuh tanpa perubahan. Seiring bertambah tua kau akan menyesuaikan diri dengan usia.
Sudah merasakan hal itu?
Saya belum.. Merasa masih muda.. *siram gayung 😂
Walau aku belum benar-benar merasakannya namun aku yakin sekali masa itu lambat laun akan datang. Masa ketika kecantikan tak lagi berarti. Masa ketika kulitku mulai keriput dan tulangku mulai lelah.
Apa kekuatan yang masih ada dalam diri kita jika kita menua? Kekuatan itu adalah Inner beauty yaitu saat kita menjadi diri sendiri yang menyenangkan. Hal itulah yang membuat kita bersinar bahkan diusia senja.
Ma Jin Jo diajak kencan oleh Jung Nam Gil karena ketidaksengajaan. Ma Jin Jo langsung dengan cuek menolaknya. Namun, Ma Jin Jo ingin memperbaiki kesalahannya dahulu dengan mendekati Jung Nam Gil. Awalnya, hal itu membuat Jung Nam Gil kebingungan. Sebenarnya, saat itu dia tidak benar-benar menyukai Ma Jin Jo.
Akan tetapi semakin sering bertemu dengan Ma Jin Jo membuat Jung Nam Gil benar-benar jatuh cinta. Kurasa, hal ini bukan karena kecantikan Ma Jin Jo namun karena kedewasaannya. Yah, sebagai emak-emak yang sudah berumur maka tingkah polah Ma Jin Jo jauh berbeda, dia sangat dewasa dan perhatian kepada Jung Nam Gil. Baginya, Jung Nam Gil adalah seorang anak non ekspresif yang sedang tersesat dan mencari jati dirinya.
Dari potongan drama ini aku belajar bahwa hal yang membuat wanita tetap menarik sejatinya adalah karena ia dapat menjadi diri sendiri dan peduli kepada orang lain.
7. Pentingnya keterbukaan dan kerjasama antar pasangan
Salah satu adegan yang membuatku tersentuh adalah ketika Ma Jin Jo dan Choi Ban Do bekerja sama untuk memberi pelajaran kepada Dokter Kim Muda. Mereka menyusun rencana agar Dokter Kim tertangkap basah selingkuh oleh pacarnya dimasa lalu yang akan menjadi istrinya dimasa depan.
Dimasa depan, Choi Ban Do adalah suruhan Dokter Kim. Ia melakukan apa saja yang diperintahkan Dokter Kim, termasuk untuk menyembunyikan selingkuhan Dokter Kim hingga menemani Dokter Kim di klub malam. Hal inilah yang membuat Choi Ban Do sering pulang larut malam hingga merasakan keterpurukan dilingkungan kerjanya.
Ma Jin Jo dan Choi Ban Do ingin merubah hal itu. Mereka merasa kasihan dengan istri Dokter Kim yang sebenarnya dimanfaatkan kekayaannya oleh Dokter Kim. Maka, mereka berencana untuk merubah takdir Dokter Kim untuk menikahi pacar kayanya.
Akhirnya mereka berhasil melakukan hal itu. Semuanya karena Choi Ban Do mulai terbuka dengan Ma Jin Jo tentang pribadi ‘bos’ nya. Kerja sama yang mereka lakukanpun telah menumbuhkan rasa cinta yang kuat diantara keduanya.
Hal yang dapat kupetik dari adegan ini adalah seandainya suami istri saling terbuka denhan masalahnya masing-masing dan bekerja sama untuk masalah tersebut maka rumah tangga mereka akan langgeng dan menyenangkan.
8. Cinta adalah Senjatamu melawan dunia yang sulit
Apa cita-cita kalian sebenarnya? Apakah cita-cita kalian sudah benar-benar tercapai?
Diceritakan dalam Drama Go Back Couple bahwa Choi Ban Do adalah mahasiswa lulusan dari Teknik Sipil. Namun ia bercita-cita kuat ingin menjadi Sutradara. Ia bekerja keras bersama kedua temannya untuk menciptakan hal itu. Ia bahkan membuat hal yang tak terlupakan bersama ketiga temannya hingga ia merasa malu bahwa pernah melakukan hal konyol.
Apakah ia berhasil mewujudkan cita-citanya? Sayangnya dunia itu kejam. Ia kini hanyalah sales obat di Farmasi Han Kook. Salah seorang temannya sekampus yang dulu sangat ambisius untuk menjadi Arsitek pun kini berakhir menjadi sales asuransi.
Ma Jin Jo sendiri pernah menyesali karirnya sekarang yang hanya diisi dengan kesibukan Rumah Tangga. Ia berpikir bahwa jika saja ia dulu lebih rajin maka mungkin saja ia bisa menjadi Jaksa atau Pengacara atau berbagai pekerjaan bergengsi lainnya.
Namun apa yang membuat Choi Ban Do dan Ma Jin Jo tetap bersemangat untuk hidup?
Cinta adalah jawabannya. Melihat senyum dan tawa anak mereka adalah hal yang menguatkan mereka untuk terus hidup dan bekerja.
Ya, hidup itu sulit dan rumit. Kadang hal yang kita upayakan sejak lama tidak tercapai. Kita jatuh merangkak untuk sekedar mencari sesuap nasi namun kita dapat terus bertahan jika mengingat sebuah senyuman selalu menanti kita dirumah.
9. Belajar Adab Kepada Orang Tua dan Mertua
Apayang kalian lakukan jika dapat kembali menemui Ibu kalian dalam kondisi hidup sementara sebenarnya ia sudah mati?
Memeluknya?
Mengungkapkan penyesalan?
Menangis?
Hal itulah yang dilakukan oleh Ma Jin Jo saat mendapati Ibunya yang masih hidup dimasa lalunya. Di masa depan, Ma Jin Jo bahkan tidak sempat menemui Ibunya dikesempatan terakhir. Ia sangat marah pada Choi Ban Do yang tidak dapat menyempatkan waktu untuk itu.
Ma Jin Jo pun membuat daftar hal-hal yang ingin dilakukannya dengan Ibunya, tidur dengan Ibunya, hingga memastikan kesehatan Ibunya dimasa depan. Ia tidak mau kehilangan moment berharganya bersama Ibunya.
Chi Ban Do pun tidak jauh berbeda dengan Ma Jin Jo. Ia langsung meneteskan air mata saat berpapasan dengan mertuanya yang masih hidup. Perasaan bersalahnya muncul begitu saja. Ia pun langsung menemui mertuanya dan membelikan buah kesukaannya. Ia juga pergi ke Rumah Sakit untuk meyakinkan kondisi kesehatan mertuanya baik-baik saja.
Adegan ini membuatku belajar bahwa walaupun kita sudah berumah tangga dan memiliki kehidupan sendiri, tapi orang tua adalah hal pertama yang membuat kita merasakan kasih sayang. Kasih sayang tersebut tidak bisa kita balas sampai kapanpun. Oleh karena itu, sayangi dan hargailah mereka selagi mereka masih hidup. Kita akan sangat menyesal sekali jika mereka telah tiada.
Kasih sayang yang diberikan oleh Choi Bando kepada mertuanya pun membuatku tersentuh. Ia telah menganggap mertuanya bagaikan orang tuanya sendiri. Dari mertua, ia belajar untuk menyayangi Ma Jin Jo.
Hmm.. Itulah kiranya pembelajaran penting dalam rumah tangga yang aku petik dari Drama Korea “Go Back Couple”. Kalian sudah nonton dan sependapat dengan hal diatas? Yuk, sharing!
Dan buat emak-emak yang belum nonton, yuk segera nonton! Film ini benar-benar recomended ditonton buat kamu yang sudah berumah tangga!