Browsed by
Category: Parenting

Belajar Bikin Komik Bersama Kreasa Comic Class

Belajar Bikin Komik Bersama Kreasa Comic Class

Bagi sebagian orang tua zaman dulu, apakah pernah terpikir bahwa hobi menggambar adalah sebuah bakat? Mungkin ada yang berpikir demikian, tapi juga tak jarang hobi menggambar dianggap sebelah mata dibanding nilai sempurna pada pelajaran. Padahal, hobi menggambar itu jika disalurkan melalui belajar membuat komik maka mungkin saja dimasa depan anak bisa menjadi komikus atau ilustrator hebat. 

Itulah yang aku pikirkan pada anakku Pica sekarang. Dari TK suka mewarnai, lanjut saat SD dia suka sekali menggambar. Namun, kadang ia tak lagi mendapatkan ruang untuk menyalurkan hobinya. Di sekolah, pelajaran matematika sungguh membuat pusing. Tak ada lagi perlombaan mewarnai seperti layaknya saat ia TK dulu. Kemampuan bisa menggambar pun seperti dianggap tak berarti. 

Anak Visual yang Tak Mendapat Ruang Belajar

Sekitar sebulan yang lalu, aku pernah bertanya pada Pica. 

“Di sekolah apa enggak ada ya ekstrakurikuler menggambar. Atau membuat mading gitu?”

“Gak ada ma.” Jawab Pica pendek. 

Aku bisa maklum. Memang Pica hanya sekolah di SD Negeri biasa. Dan selama covid, tidak ada ekstrakurikuler disana. Ada bagian kosong yang rasanya tak bisa diisi sejak Pica masuk SD. 

Ia suka menggambar, tapi rasanya tak pernah ikut berkompetisi seperti dulu lagi. Karena memang tidak ada lomba. Mungkin juga karena pandemo covid. Mungkin juga aku sebagai Ibu kurang tau pada lomba sehingga ketinggalan informasi. Tapi yang jelas, aku sebagai ibu sedikit merasa bersalah karena memaksakan Pica untuk mengubah kesenangannya selama ulangan. 

Jujur saja, aku sedih saat tau Pica remedial matematika. Kupikir, aku sudah begitu jelas mengajarinya. Nyatanya, dia masih kesulitan setiap kali ulangan. 

Akhirnya, setiap ada waktu luang aku memutuskan mengajarinya matematika. Karena menurutku, kalau anak tidak bisa itu harus diajarkan sampai bisa. Bukan dibiarkan. 

Lambat laun, Pica mulai kehilangan keseruannya menggambar. Dulu, Pica sering aku suruh untuk membuat cerita melalui gambar. Aku suka menulis, Pica suka menggambar. Siapa tau kami kelak bisa membuat buku cerita anak. Itulah pikiranku dulu. Tapi semua aktivitas itu hilang sejak Pica remedial matematika. 

Matematika menjadi topik utama pada ruang belajarnya. Ia mulai kehilangan sedikit kesenangan yang dulu. 

Akhirnya Kami berkenalan dengan Kreasa

Sebagai seorang Ibu, aku cukup aktif di media sosial. Selain karena itu memang sebagian dari pekerjaanku, sosial media juga membuat pola pikirmu meluas. Informasi yang aku dapatkan pun menjadi jauh lebih banyak. 

Iseng, aku mencari kelas belajar dengan hastag #kelaskomikanak di instagram. Dan aku menemukan akun kreasa. Aku melihat feed tentang kelas komik disana dengan foto melalui zoom. Waw, ini online. Pikirku. 

Aku lalu kepo dan membuka profilnya. Ternyata, tidak hanya ada kelas komik di Kreasa tapi juga berbagai kelas lainnya. Kita bisa belajar membuat animasi dan mengikuti kelas lain yang sesuai dengan minat dan bakat anak kita. 

Aku sungguh senang ada pusat kreativitas anak begini. Tak berpikir dia kali lagi, akupun langsung registrasi untuk mendaftarkan Pica mengikuti comic class. 

Pengalaman Mengikuti Comic Class bersama Kreasa

Ada 2 hal kenangan yang akan selalu kita ingat pada masa dewasa kelak. Yang pertama adalah ketika kita merasa didukung dan diapresiasi dan yang kedua adalah sebaliknya. Pica mungkin akan selalu ingat akan kenangan ia memperoleh piala pada lomba-lomba mewarnai yang ia ikuti. Pica mungkin juga akan selalu ingat pada begitu kerasnya ibunya mengajari matematika agar ia tak remedial lagi. Setidaknya, mendaftarkannya pada comic class akan membuat Pica merasakan bakatnya didukung kembali. 

Comic Class bersama kreasa berlangsung dari tanggal 17 sampai 21 Oktober 2022. Dan selama mengikuti Comic Class bersama Kreasa Pica mendapatkan 5 pengalaman seru dari berbagai karakter yang digambarnya. 

Mengikuti comic class bukan hanya sekedar tentang serunya menggambar. Tapi juga tentang menumbuhkan ide cerita dalam pikiran anak. Sering Pica bertanya padaku tentang ide komiknya di esok harinya. Aku hanya bilang padanya, jika ingin punya banyak ide. Banyak-banyaklah membaca buku. Hihi. 

Kelas membuat komik bersama Kreasa ini cukup seru menurutku. Gurunya begitu sabar dalam membimbing anak-anak. Ia juga suka memuji anak. Sehingga Pica merasa sangat cocok ikut kelas itu. Kelasnya berlangsung selama 1 jam. Selama 30 menit anak dipaparkan pada materi dan cara menggambar. 15 menit berikutnya, anak disuruh untuk membuat komiknya sendiri. Dan 15 menit berikutnya adalah satu per satu anak disuruh bercerita tentang komik yang dibuatnya. 

Pada hari pertama, anak disuruh membuat komik dengan gambar karakter manusia. Dan ini adalah hasil dari komik Pica. 

Pada hari kedua, materinya adalah tentang benda. Pica bertanya bingung padaku harus menggambar benda apa. Kubilang, ingat saja tentang buku yang Pica baca. Eh ternyata dia menggambar tong sampah. Hihi

Hari ketiga, materinya adalah tentang Hewan Air. Lagi-lagi, Pica bertanya padaku sebaiknya menggambar hewan apa. Kubilang, ya terserah ikan apa.. Kan Pica sudah sering nonton Nemo. 

Dan ternyata, Pica menggambar Paus. Mungkin dia ingat dengan drakor yang aku tonton. Yup, Extraordinary Attorney Woo. Bahkan komiknya soo relate. Haha

Hari keempat, kupikir temanya adalah menggambar hewan darat. Aku sudah mempersiapkan kucing Pica untuk menjadi gambar modelnya. Eh, ternyata temanya adalah menggambar buah. Lagi-lagi, Pica bertanya idenya padaku. Dan aku cuek padanya karena asik bermain dengan Humaira kemudian spontan mengomelinya karena menaruh baju sembarangan. Mungkin, karena ingat tentang omelanku. Ia juga ingat moment ketika ia sakit karena tak mau makan buah dan sayur. 

Hari terakhir, aku sudah optimis bahwa temanya pasti tentang menggambar hewan darat. Lagi-lagi aku menyuruh kucing kami menjadi modelnya. Tetapi aku salah, ternyata temanya adalah benda langit. Haha. 

Saat itu, aku meninggalkan Pica dengan laptopnya karena aku juga punya kesibukan dengan Humaira. Ternyata ia menggambar Awan dan Bintang. Aku kemudian tertawa karena keduanya kok bisa bertemu pada malam hari. Wkwk

Tapi itulah imajinasi anak-anak. Lambat laun akan berkembang sesuai umurnya. Aku percaya, anak yang didukung bakat dan minatnya maka kelak akan tumbuh percaya diri dengan potensi yang ia miliki. 

Terima Kasih Kreasa, Telah Membuat Anakku Semangat Menggambar lagi

Kurasa bulan ini aku harus banyak berterima kasih pada Kreasa. Karena ia telah membuat Pica tersenyum kembali. Pica juga mulai kembali sibuk dengan kertas dan spidolnya. Bulan ini, aku sengaja meliburkannya belajar matematika demi kewarasanku dan kewarasannya sendiri. Haha

Kupikir ada mindset yang perlu kuubah tentang cara mendidik anak seusianya. Bahwa mungkin mencapai standar memang perlu. Tapi mencapainya dengan cara yang menyenangkan akan jauh lebih baik lagi. Dan aku pribadi tak bisa mengajari anak dengan cara yang menyenangkan. Apalagi pelajaran anak kelas 4 SD zaman sekarang sudah canggih sekali. Mungkin anak memang perlu ruang untuk merasa ia jauh lebih berharga dengan satu bakat yang terus diasah. 

Saat aku bertanya, apakah Pica ingin terus ikut kelasnya. Pica dengan semangat menjawab, “Iyaaa Ma.. Mau ikuttt lagii” 

Aduh, aku jadi gak sampai hati ingin menolaknya. Sepertinya, aku akan mendaftar lagi kelas komik untuk bulan November. Kurasa, itu akan sangat menyenangkan buat Pica. 

Nah, kalian ada yang bernasib sama sepertiku? Merasa bakat anak ingin diasah pada tempatnya? Yuk, ikut kelas kreatif bersama kreasa aja. ❤

Website : www.kreasa.id

Instagram : @kreasa.id

KISUBO: Rekomendasi Kolam Renang Kuat dan Aman Untuk Anak

KISUBO: Rekomendasi Kolam Renang Kuat dan Aman Untuk Anak

Anak lagi suka main air? Trus jadi pengen nyari kolam  untuk Anak? Jangan pilih produk sembarangan ya gaes. Karena ternyata, gak semua produk kolam anak di pasaran itu kuat dan nyaman dipakai. 

Eh, iya serius. 

Jadi, temen aku pernah beli kolam anak kan di marketplace. Kebetulan tuh kolam nongol di flash sale. Auto checkout dan jeng jeng.. 

Pas dateng ternyata kolamnya cm bisa buat sekali pake. Pasalnya, anaknya tuh aktif banget. Jadi dasar kolamnya itu agak sobek pas anaknya loncat-loncat di atasnya. Gak bisa dipakai lagi deh. Aduh, biarpun harganya murah tapi kalau ujung-ujungnya begini kan sayang juga yak. Hiks. 

Memilih Kolam Renang Aman & Nyaman untuk Anak & Keluarga

Atas dasar cerita temen aku tadi, aku tuh jadi gak mau deh beli kolam anak di market place. Liatnya udah parno duluan. Padahal, anak aku keduanya itu kalo liat kolam renang pada jingkrak-jingkrak. Langsung merengek minta beliin. 

Anak aku hobi berenang? 

Enggak sih. Cuma mereka suka main air. Mereka berdua yang waktu kecil suka nangis kalo disuruh mandi, eh pas udah gede suka banget main air. Sampai lantai kamar mandi tuh jadi licin banget karena sabun yang dipake melimpah. Langsung deh kepalaku bertanduk. Jadi, say no banget sih beliin anak kolam renang gitu. Udah lah mungkin bakal rusak, ngabisin sabun pula. Haha

Eh tapi, dasar mamak-mamak labil yang susah banget otaknya konsisten. Ketika liat ig temen aku main air di kolam anak sama anaknya kok jadi pengen. Dah gitu kolamnya kek kokoh banget gitu. Kuliat sekeluarga pada nyemplung disitu. Anaknya loncat-loncat pula. Tapi kolamnya kayak kokoh gitu. 

Kepo, akhirnya nanya juga deh. Katanya, milih kolam buat anak tuh bahannya jangan sembarangan. Pilih bahan PVC yang kualitasnya tinggi. Jadi gak masalah kalo anak-anak pada aktif diatasnya. Asal… ya jauhkanlah benda-benda tajam. Sebangsa peniti kerudung yang ditaroh sembarangan sampai tulang ikan bekas kucing makan. Eh, iya.. Kucing jangan disuruh mandi di kolam yee. Camkan tuh. 

Aku akhirnya mupeng juga kan beli kolam begini. Kasian anak-anak pada nagih jalan-jalan ke waterbom sebelum pandemi sampe sekarang belum juga bisa terealisasi. Positifnya, emak punya alasan kuat pandemi belum berakhir dan dompet emak aman. Negatifnya, eeh anak pada nelangsa sekali di rumah. Sampai baskom gede buat emak nyuci baju turut dihakimi. Mereka jadiin kolam renang mini. Pecahnya tuh baskom. Grrrrrr…

Aduh lah kenapa jadi curhat. 

Jadi, atas saran temen aku tadi aku nyari deh kolam renang yang bahannya terbuat dari PVC yang berkualitas tinggi. Dan yang terpenting harganya terjangkau. Plus enak juga dipandang. Duh, susah juga ya nyari kolam dengan kriteria demikian

Review Kolam Kisubo, Kolam Anak yang Kuat dengan Harga Bersahabat

Bertemulah aku dengan kolam kisubo di kisubo official. Saat kolamnya datang ke rumah, anak-anak pada teriak kegirangan. Langsung norak sekali sambil membawa gunting. Sinyal bahaya langsung terdeteksi. Haha

Kolam ini terbuat dari PVC yang berkualitas tinggi, Japan Quality. Hal yang pertama aku periksa saat membukanya adalah bagian bawah kolam. Waw, terasa kuat. Lebih tebal dengan permukaan yang tetap terasa halus. Aku yakin dengan kualitas demikian kolam jadi tidak mudah bocor. 

“Win, mompa kolam tuh gimana sih? Ditiup atau bisa pake pompa gymball?”

Salah seorang temanku bertanya ketika aku update status yang memperlihatkan kolam pada WA story. 

Ya, capek atuh kalo ditiup. Habislah nafas emak. Haha. 

Kalo pake pompa gymball juga susah banget lah kebayang capeknya. 

Beli kolam di Kisubo Official ini udah termasuk dengan set pompa Kisubo elektrik. Jadi tinggal colokan saja pompa nya kelistrikan dan alirkan ke kolam. Hanya memakan waktu 5 menit kolam langsung siap dipakai. 

Pompa ini juga bisa dipakai untuk mengempiskan kolam. Jadi, kita gak perlu mengeluarkan angin dari kolam secara manual. Cara pakainya juga sangat mudah. 

See? Warnanya menarik banget kan. Seperti di laut. Tinggal masukkan  saja berbagai jenis ikan. Haha. 

Warna dari kolam Kisubo ini ada 3 varian. Yaitu Pink, Biru dan Tosca. Tiga warna yang sangat cantik untuk kolam renang di rumah. Ukurannya pun tersedia dalam berbagai ukuran. Nah, untuk milik kami ini ukuran 200 x 150 x 50 cm. 

Serunya Bermain Air di Kolam Anak Kisubo

Aish.. Kamu ngapaiiin ikut nyebur ke kolam wiin? 

Seru soalnya! Haha. 

Aku lagi libur memasak makan siang. Gatal sekali rasanya ikut nyemplung dan bermain bersama anak. Aduh, anak-anakku senang sekali. Mereka berkata Terima kasih berulang-ulang. Katanya, ini lebih menyenangkan daripada di waterbom. 

Ya iya dong lebih menyenangkan. Karena sifatnya lebih privasi. Dan tentunya jauh lebih aman. Kita tak perlu mengawasi karena takut tenggelam. Anak pun senang karena bisa membawa mainan ke dalamnya dan bisa bermain gelembung sesuka hati. 

Mungkin terlihat receh, tapi kalian harus tau bahwa bermain air begini begitu banyak manfaatnya bagi masa kecil anak. 

Saat bermain air, Humaira anakku yang masih begitu terbatas dalam bicara langsung spontan berkata “Aiill”

Ini bikin aku seneng banget karena Humaira tuh kadang ngomongnya masih bahasa suka-suka dia. Mungkin karena ada rasa senang berpadu dengan rasa ingin berterima kasih dan dimengerti. Dia mulai bisa berkata benda-benda yang ada di dalam air, termasuk warna kolamnya.. 

“Inih.. Biyuuu..” Humaira berteriak riang

Pica pun tak kalah senang. Satu jam lebih di dalam kolam ia mengamati daun kecil yang jatuh dari pohon. Mengapung diatas air. Lalu, begitu Humaira melemparkan setumpuk mainan. Beberapa mainannya tenggelam. Mainan Humaira yang transparan pun berubah warna menjadi biru seperti warna kolam. Pun gelembung sabun yang ada diatas kolam terlihat bagai bola biru yang berkilauan. 

“Kenapa kita tidak coba membuat perahu kertas?” Kata Pica

“Ya, lalu kita buat rumah diatas sungai” Balasku bersemangat. 

“Wow, seperti kota Banjarmasin diatas kolam ya Ma”

Dan Humaira pun datang mengacaukan imajinasi itu dengan suara ‘Byur’

Kami tertawa bersama. Ternyata, bermain air itu seru! Aku gak nyesal sudah mempercayakan Kolam Kisubo untuk anak. 

Nah, kalian mau membeli kolam anak? Yuk, ke Kisubo Official aja! 

Asah Otak Anak Dengan Bermain Game Solitaire

Asah Otak Anak Dengan Bermain Game Solitaire

Game Solitaire atau terkenal juga dengan sebutan game kartu. Aku pernah memainkan game ini di komputer jadulku dahulu. Saking sukanya. Aku sering mempraktikkannya di dunia nyata. Permainan itu benar-benar mengasah otakku sewaktu masih anak-anak dulu. 

Time flies, aku menjadi Ibu dengan dua anak. Iseng berselancar di google. Siapa sangka aku bertemu dengan game Solitaire lagi? 

Bukan pada aplikasi di komputerku, tapi aku menemukan websitenya. Dan wow.. Ini free! 

Berkenalan dengan Web Game Solitaire, Kini Bermain Kartu Bisa Segampang Ini! 

Aku membuka web www.solitaire.org . Waw, aku menemukan Ace of Heart. Game yang waktu SMA dulu sering aku mainkan sampai bosan saat praktik komputer di sekolah. Haha. 

Ada rasa kangen ketika membuka game ini. Apalagi di web Solitaire, game ini tidak memiliki opsi hint. Sehingga dahiku berkerut-kerut berpikir. Oh astaga, berpuluh tahun tidak memainkan game ini membuatku tak bisa memecahkan bahkan satu barispun. *seketika sadar bahwa otak mulai tumpul. Huh! 

Kecewa dengan kemampuan sendiri akhirnya aku membuka game lainnya. Astaga, banyak sekali pilihan permainan kartu yang ada. Aku membuka satu demi satu. Kepalaku sukses dibuat berpikir begitu lama. 

Cobalah kalian membuka solitaire.org . Kalian akan menemukan berbagai jenis permainan kartu. Yang aku tampilkan hanya sebagian saja. Masih banyak kategori permainan kartu yang lain. Jangan khawatir, semua permainannya bisa dimainkan secara gratis. Aku sangat merekomendasikan bermain game ini untuk kalian yang sedang jenuh dengan aktivitas monoton. Game ini membuatmu bisa mengasah otak. 

Dan bukan cuma buat kamu, anakmu pun bisa bermain. Bahkan belajar. Ya, belajar. 

Asah Otak Anak Dengan Card Game Solitaire

Tahukah kalian bahwa sudah 2 bulan belakangan ini aku begitu kesal dengan Pica? Ya, anak pertamaku yang sekolah di bangku kelas 3 itu kini mulai membuat otakku panas. 

Pasalnya, mengajarinya perkalian dan pembagian sudah begitu sulit dilalui. Tetapi, alamak.. Dia sering lupa begitu saja. Apalagi ketika pelajaran baru sudah harus dikuasai. Pelajaran lama hilang seketika. Bu ibuk.. Apakah kalian ada yang senasib denganku? Hiks hiks. 

Aku pernah curhat di instagram story tentang hal ini. Dan salah seorang followerku berkata padaku bahwa anaknya sangat mirip dengan Pica. Akhirnya, dia pun memasukkan anaknya pada kelas belajar di sore hari. Dan kalian tau? Ternyata di kelas belajar pun anak hanyalah disuruh bermain. Ya, bermain! 

Bermain berulang-ulang tentang penjumlahan berulang. Sehingga, ketika diberi latihan soal perkalian.. Anak sudah hapal di luar kepala. Karena saking seringnya bermain tentang hal serupa. 

Game Solitaire menjawab masalahku. Aku menemukan game Blackjack 21 Cards yang membuat anak ambisius untuk belajar berhitung. 

“Wah, apa hubungannya game ini dengan berhitung? Terlihat seperti game biasa win?”

Mungkin itu pertanyaan yang ada dibenak kalian bukan? Karena kalau dilihat sekilas, ini seperti susunan kartu biasa saja. 

Padahal, tidak begitu. 

Dalam setiap susunan menurun pada kartu, kita harus menghitung jumlahnya agar tak lebih dari 21. FYI.. kartu King, Queen, dan J bernilai 10. Sedangkan kartu As bernilai 1. Jadi, jika lebih dari itu akan ada warning. Dan jumlah keseluruhan itu deal terbaiknya adalah 100. 

Dengan memainkan ini, anak otomatis terbiasa berhitung dengan mindset yang menyenangkan. Karena setiap game itu selalu punya tantangan level. Setiap naik level kesulitannya meningkat. 

Pica juga bisa menyimpan scorenya sendiri. Jadi, andai membuka game lagi dia bisa melanjutkan dan membandingkan dengan game sebelumnya. 

Bosan bermain Blackjack 21 Cards, Pica pun mencoba permainan Blackjack yang lain. Yaitu Blackjack Chain

Aww, permainan ini seru sekali untuk anak seumur Pica. 

Permainan ini masih tak jauh-jauh dari permainan sebelumnya. Masih berhubungan dengan angka 21. Tapi bedanya, kita disuruh untuk mencari kartu yang hasil penjumlahannya 21 dan berada pada garis atau kolom yang berdekatan. Jika jumlahnya benar maka kartunya akan hilang dan scoremu akan bertambah. Mudahnya, game ini juga memiliki opsi hint dan shuffle. Tapi, jika opsi ini digunakan maka score kita akan berkurang atau bahkan bisa minus. Sebuah pelajaran unik sih buat anak bahwa ketika ia memilih sesuatu, ia harus siap dengan konsekuensinya. 

Setelah Main Game Solitaire, Anakku Mulai bisa.. 

Menjawab hasil pembagian apa saja dari 21. Hahaha. 

Receh ya? Tapi aku senang. 

Sebenarnya, kalau dilihat mungkin seperti tak ada hubungannya dengan perkalian dan pembagian. Tapi, dengan memainkan game ini secara berulang. Skill berhitung anak akan meningkat. Dimana tentu saja berhubungan dengan perkalian ya. Karena perkalian adalah penambahan berulang. 

Anak-anak memang selalu berada dalam fase bermain. Mereka menyukai tantangan. Ah, jangankan anak-anak. Kita yang sudah tua pun demikian bukan? 

Menang dan mendapatkan apresiasi, itu adalah surga bagi anak-anak. Makanya mereka selalu suka bermain. 

Kadang, ketika sudah menyelesaikan misi.. Pica tertegun melihat nominal bonus dari game. Lantas bertanya padaku, “Ma, kalau bonusnya terkumpul itu bisa jadi duit gak ya?”

Omo, hidup tak sesederhana itu Pica. Tapi, percayalah jika kamu konsisten belajar, bermain dan berdoa dengan seimbang maka Insya Allah money will follow.. Yang penting, teruslah berusaha menjadi baik. 

Mengasah otak anak itu penting. Tapi hal yang lebih penting adalah menikmati prosesnya. 

Jadi, asah otak anak dengan bermain game Solitaire? Kenapa enggak! 

Rekomendasi Tontonan Lagu Anak Indonesia dengan Nilai Moral dan Animasi Menarik

Rekomendasi Tontonan Lagu Anak Indonesia dengan Nilai Moral dan Animasi Menarik

Si Kancil anak nakal, suka mencuri ketimun.. 

Ayo lekas dikurung, jangan diberi ampun.. 

Lagu tersebut sayup-sayup terdengar di kamar sebelah. Memecah keheningan saat aku melihat hasil pekerjaan sekolah Pica. Sehingga, membuat Pica bertanya iseng padaku.. 

“Ma, kenapa sih si kancil mencuri timun aja kok gak diberi ampun.”

“Siapa yang enggak memberi ampun Pica?” Sahutku bingung. 

“Itu, lagu si kancil mencuri timun.”

Aku pun mengulang lirik senandung lagu si kancil di dalam hati. Lantas tersenyum. 

“Iya ya.. Harusnya dimaafkan aja. Bisa jadi kancilnya lapar.”

“Iya kan, bisa jadi kancilnya lapar. Kayak kucing Pica kemarin yang ngambil sarapannya mama… Eee.. Mama langsung marah ngomel panjang..”

Errrrr… 

Lirik-Lirik Lagu Anak Indonesia yang Memiliki Nilai Moral

Atas sanggahan Pica pada lagu si Kancil, akupun akhirnya ‘curhat’ pada suami. 

“Kenapa ya lirik lagu si kancil kok gitu? Bikin anak-anak bertanya-tanya. Mana sering pula langsung main gitu aja di youtube.”

“Tiap lagu ada latar belakangnya. Misal seperti si kancil, mungkin aja nilai moralnya adalah untuk menegaskan bahwa mencuri tanpa izin itu tidak baik. Lagi pula, bukan hanya lagu. Cerita-cerita anak pun selalu ada sudut empati yang lain juga. Jadi, tergantung kita yang bisa menilai.”

Aku pun langsung teringat tentang dongeng penggembala domba yang selalu berteriak “Serigala” untuk mencari perhatian. Sehingga seluruh penduduk desa tak ada lagi yang percaya padanya. Dongeng tersebut sebenarnya menegaskan tentang nilai sebuah kepercayaan. Akan tetapi, jika dilihat dari sudut yang berbeda selalu ada hal yang lain bukan? Layaknya Ko Mon Young di drama Its okay to be not okay yang berkata bahwa sang penggembala mungkin merasa kesepian. 

Yah, sebenarnya.. selalu ada nilai moral yang bisa kita ambil dalam setiap lirik lagu. 

Teringat masa kecil, bahwa aku termasuk anak yang sangat suka menyanyi. Menyanyi membuatku merasa didengarkan. Lirik-lirik lagu membuatku merasa bersemangat. Aku ingat sekali saat seumur Farisha, aku suka sekali dengan lagu Nenek Moyangku karya Ibu Sud. Kalian yang seumur denganku (generasi 90an) mungkin sudah sering mendengar lagu ini.. 

Nenek moyangku seorang pelaut

Gemar mengarung luas samudra

Menerjang ombak tiada takut

Menempuh badai sudah biasa

Lagu tersebut mengingatkanku pada tempat rekreasi yang paling sering kukunjungi waktu kecil. Pantai takisung namanya. Kapal-kapal para nelayan mewakili imajinasiku saat menyanyikan lagu itu. Diiringi dengan kisah Mama dan Abah tentang nelayan di zaman dahulu. Kisah nenek kakek yang naik haji dengan kapal. Hingga kisah ombak ganas yang menelan nasib nelayan selamanya. Imajinasiku melayang dibuatnya. Dan lagu itu, entah kenapa saat itu menjadi lagu favorit saat bermain. 

Huft, kenapa ya lagu ini tidak populer di zaman sekarang? 

Malah kadang, Pica jadi ikut-ikutan bersenandung lagu korea yang aku putar. Kadang juga menyanyi tak karuan meniru lagu barat yang diputar oleh suami. 

“Pica gak tau artinya, tapi lagunya bagus jadi Pica suka..”

Tidak cuma Pica yang merasa hal demikian. Humaira pun tak kalah ‘ngaco’. Anakku yang masih berusia 2 tahun itu kadang suka menyenandungkan lagu Masha and The Bear, Baby Shark dll. Kadang, aku merasa ‘ngehe’ sendiri karena lirik yang mereka ucapkan ngaco semua. Haha.. 

“Ya.. Gimana anak-anak gak suka lagu yang demikian. Memang yang mereka tonton itu punya nilai lebih. Humaira suka karena animasi lagu kesukaannya menarik. Sementara, Pica suka karena lagunya enak didengar.” Kataku sambil tertawa. 

Membuka Channel Hoala & Koala Di Youtube, Ternyata Lagunya Punya Nilai Moral

Lalu, aku pun mencoba mencari channel lagu yang menarik untuk ditonton oleh kedua anakku. 

Dan, bertemulah aku pada lirik lagu baru yang unik ini di Youtube Lagu dan Animasi Anak Hoala & Koala.

Judulnya adalah Rubah yang baik. 

Aku adalah rubah yang baik, janganlah engkau takut kepadaku.. 

Aku tak pernah berbuat buruk pada orang lain..

Jangan menilai orang dari penampilannya.. 

Coba kenali dulu lebih dalam lagi.. 

Jangan mudah menilai dari yang kamu lihat.. 

Coba kenali dulu lebih dalam lagi.. 

Aku adalah rubah yang patuh kepada kedua orang tuaku.. 

Aku tak pernah mengingkari janji yang aku ucapkan.. 

Wah, aku sebagai orang dewasa manggut-manggut menyenandungkan liriknya. Lagu ini nilai moralnya bagus sekali. Aku jadi teringat tentang dongeng Kucing dan Ayam dari sudut pandang tikus yang aku bacakan pada Pica kemarin. Bahwa sungguh, kita tidak bisa menilai orang hanya dari penampilannya. 

Terkesima pada satu lagu, akupun akhirnya membuka channel Hoala & Koala. Wah, apakah ini channel baru? Sepertinya aku baru melihatnya. Aku mendengarkan 2-3 lagi lagu-lagunya. Waw, channel ini merupakan Lagu Anak Indonesia yang harus didengar oleh anak-anak. Lagunya seru dan musiknya juga unik. 

Mengenal Hoala & Koala, Karakter Musikal Animasi 3D di Youtube

Akhir tahun 2020, karakter musikal yang bernama Hoala & Koala diciptakan. Karakter Hoala & Koala ini diciptakan dengan visualisasi 3D layaknya kesukaan anak-anak zaman sekarang. Seperti Pica dan Humaira yang tumbuh berkembang di era digital.

Hoala & Koala adalah sepasang sahabat yang sangat gemar menyanyi. Selain Hoala & Koala, seluruh karakter yang ada di dalam animasi musik juga mampu bernyanyi, contohnya seperti tokoh Ayah, Ibu, Miss Jeruk, dan lainnya. Iya, berarti kita gak cuma mendengar suara Hoala & Koala saja, tapi juga ragam suara yang lain. 

FYI, sekarang Hoala & Koala sudah memiliki 5 album dan lebih dari 45 lagu anak-anak baru yang bisa dilihat di Youtube, Spotify hingga iTunes.

Dalam menggarap seluruh musiknya, banyak musisi internasional yang terlibat di dalam pembuatan aransemen dari musik Hoala & Koala. Tak hanya itu, banyak sekali alat musik yang tak lazim digunakan untuk lagu anak yang dipakai dalam penggarapan album-album Hoala & Koala, seperti saxophone, terompet, double bass, trombon, klarinet, cello, harpa, hingga instrumen etnik Indonesia seperti gamelan dan angklung.

Aku sangat merasakan perbedaan musik Hoala & Koala dibanding yang lain. Keunikan yang khas juga dalam pemilihan genre. Tak hanya satu genre children pop yang diangkat oleh Hoala & Koala, namun terdapat variasi genre lainnya seperti jazz, big band, swing, jpop, hingga etnik.

Pica pun mulai menyukai beberapa lagunya. Seperti Lagu Saling Bantu dan Car Free Day. 

Dan syukurlah Humaira juga suka dengan animasi Koala. Menurutnya, itu tidak kalah lucu dengan boneka beruang favoritnya. Bisa bernyanyi pula. Uh, gemes. 

Untuk lagu kesukaan mereke kompak dengan lagu cuci tangan. Lihat saja, keduanya langsung memperagakan mencuci tangan sambil menonton video Hoala & Koala. 

Waw, dengan kehadiran Hoala & Koala. Lagu Anak Indonesia mulai berwarna. Dan aku sangat suka lirik-liriknya yang berbeda dan punya nilai moral. 

Nah, masih bingung mencari tontonan buat anak kala kita sedang sibuk? Yuk, intip Hoala & Koala aja! 

Anak sudah bosan di rumah kala pandemi? Ajak main di plays.org aja! 

Anak sudah bosan di rumah kala pandemi? Ajak main di plays.org aja! 

“Mama, Pica Kangen Sekolah..”

Ucap Pica menunduk hari itu. Tidak semangat untuk beraktivitas. Pasalnya, Pica bilang dunianya menjadi kotak setelah pandemi melanda. Pica baru mengerti bahwa di rumah kadang bisa mengalami kebosanan sedemikian. 

Saat begini, Pica jadi mulai bisa berempati denganku. Eh kok gitu? Iya, dulu Pica kira jadi Ibu Rumah Tangga itu nyaman karena kerjanya cuma di rumah. Ternyata, di rumah itu rentan banget mengalami namanya rasa bosan. 

“Ruang yang dieksplore itu-itu aja. Kamar, dapur, ruang keluarga. Gak ada teman. Dan gak ada main-main bareng kayak dulu lagi.. Kok bisa sih mama setiap hari gini dan gak kunjung bosan?”

“Ya udah, kita main bebikinan apalagi nih? Cari ide di youtube yuk. Atau Pica mau main apa nih?”

Ketika berbagai DIY di rumah sudah terasa membosankan

Hal yang aku lakukan jika sudah selesai dengan pekerjaan domestik dan PJJ biasanya adalah menonton video di youtube bareng Pica. Nah, video yang aku tonton itu biasanya beberapa kreasi mainan oleh para youtuber anak. Sejak awal pandemi, Pica memang lebih menyibukkan diri dengan berkreasi. Dari belajar menggambar, membuat squishy hingga karya-karya lainnya. 

Belakangan, kami juga ikut mencoba berbagai DIY dari mengikuti kegiatan di berbagai webinar. Mengikuti acara seru begini, kadang membuat anak merasa sensasi berbeda. Tapi, ketika acara sudah usai dan kreasi DIY sudah selesai dilakukan.. Rasa bosan itu datang lagi.

Ngapain lagi sekarang? Bikin apa lagi? 

Aku sih, sangat maklum ya jika Pica merasa hal demikian. Bukan tidak mau berkreasi lagi, tapi kadang manusia itu butuh semacam hiburan lain untuk mengusir rasa jenuh. Kadang rutinitas itu adalah pembunuh kreatifitas jika tidak segera menemukan jalan keluar. Maka, duh.. Musti ngapain ya? 

Sementata kondisi kan sedang begini? Varian delta dari covid 19 menyebar lebih cepat dari dugaan. Area kami yang tadinya hijau, berubah jadi merah kembali. Jadi, apa iya harus bawa anak main keluar rumah? 

Bahkan perkelahian antar saudara sering terjadi saat pandemi

“Ajak main sama Humaira aja win! Kan Pica punya adek. Jadi bisa diajak main di rumah aja”

Duh, kenyataannya.. Tidak semudah itu. Huhu. 

Kadang kala (sering bahkan) Pica itu suka bertengkar dengan adiknya. Aku tidak menyalahkan juga sih. Adiknya Humaira baru berumur 2 tahun. Yang mana saat itu memang sedang masa tantrum. Jadi, kadang Pica itu tidak salah loh. Humaira malah ngamuk-ngamuk saat dia dekatin. Jadi, kadang dua bersaudara ini bukannya bisa main bareng dengan akur. Malah layaknya tom and jerry. Selalu bertengkar. Sampai pusing aku dibuatnya. Huhu. 

Pernah suatu hari, keduanya aku ajak mewarnai di dinding kamar yang sudah aku tempelkan kertas lebar. Hasilnya? Alhamdulillah, selama 20 menit mereka damai. Tapi, gak lama kemudian mereka bertengkar lagi. Pasalnya, Hum mengamuk saat warna pink kesukaannya ada di tangan Pica. Duh, bukannya pewarnanya sudah dipisahkan satu sama lain. Huft.. 

Mereka berdua memang mirip dengan Tom and Jerry. 

Pica selalu protes kalau aku bilang demikian. Soalnya, saat dia bertanya, “Pica jadi Tom atau Jerry?”

Aku menjawab, “Pica itu Tom, Humaira yamg Jerry”

“Berarti Pica kalah terus dong.. Gak mau ah. Pica mau doraemon aja”

Ya, begitulah. Kadang memiliki dua anak itu tidak semudah yang dibayangkan. Tadinya bikin anak kedua supaya Pica tidak berasa lonely. Eh, ternyata jadi begini. Hahaha

Anak Main Game? Kenapa Tidak? 

Suatu ketika, aku keluar rumah bersama Pica dan Hum karena ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan. Kedua anak pun terpaksa aku bawa karena tidak tau harus menitipkan mereka kepada siapa. Lalu, saat mengantri kami bertiga berhadapan pada kakak-adek laki-laki yang sedang bermain game di depan kami. Umurnya bisa dibilang hampir sama dengan Pica dan Humaira. 

Aku menatap mereka berdua. Asik sekali. Si adek menyemangati, dan si kaka terlihat serius. Entahlah apa yang sedang mereka mainkan. Tidak berapa lama, si adek bertepuk tangan. Lalu mereka berdua kompak bersama. Sebuah pemandangan kontras dibanding realita kehidupan Pica dan Hum di rumah. Haha. 

“Anak laki-laki emang kompak sekali ya kalo lagi main game.” Ucapku kemudian kepada Pica. 

“Pica juga suka main game.” Jawab Pica kemudian. 

“Pica bisa gak main sama Hum dengan damai kayak mereka?”

“Gimana kalo kita coba aja Ma..”

Terdiam aku sebentar. Berpikir keras. Kira-kira game seperti apakah yang cocok mereka mainkan? 

Lalu, diriku yang lain langsung memberontak keras. 

“Win, anak umur segini jangan diajak-ajak main game. Nanti kecanduan.”

Akupun teringat pada sepupuku yang berbeda pulau disana. Dia yang umurnya sudah setua kakakku, pernah kecanduan game sejak kecil hingga dewasa. Sehingga di dunia nyata dia tidak bisa fokus dalam belajar. Hal itu membawa dampak ke masa depan. 

Tapi, disatu sisi aku melihat suamiku. Sang gamers sejati pada zamannya. Dia berkata padaku bahwa game lah yang membuatnya bisa menjadi programmer handal seperti sekarang. 

“Gamers terbiasa berpetualang pada tantangan demi tantangan. Ketika bosan dan stuck di dunia nyata. Game membawa semangat. Lalu memunculkan solusi saat stuck memecahkan kode program.” -Suamiku

Hingga kini, suamiku masih lah seorang gamer. Jika ia memiliki waktu luang, ia masih setia dengan gadget di tangannya. Serius memecahkan tantangan dalam game. Lantas bersemangat kemudian. Lalu, ia memberi saran padaku. 

“Tidak apa-apa memperkenalkan anak pada game. Sebatas untuk hiburan mereka. Siapa tau game tersebut bisa memercikan api semangat dalam mendorong mimpi mereka. Kita tidak tau bukan? Di era digital seperti sekarang, kadang memulai mimpi bisa dari game..”

Bermain di plays.org memupuk rasa kasih sayang Pica dan Humaira

Akupun mencoba memperkenalkan Pica pada situs game yang terlihat nyaman untuk dicoba. Namanya adalah plays.org

Ada berbagai macam jenis mainan disini. Jika terus scroll halaman websitenya kebawah maka akan terlihat katalog A-Z yang sangat banyak ragamnya. Anak tinggal memilih, dia sedang suka apa sekarang? 

Pertama kali mencoba, Pica langsung tertarik dengan game coloring. Maklum, selama ini Pica hanya mewarnai di kertas saja. Jadi, dia penasaran bagaimana mewarnai di game? 

Humaira pun antusias melihatnya. Ia yang memiliki hobi ekstrem ‘memecah crayon’ mulai excited melihat goresan warna bisa timbul di layar laptop. 

Sesuai kondisi, aku mencoba game Tom And Jerry Arts and Craft: Coloring & Art Game for Kids. Aku tersenyum licik. Kartun yang mirip dengan Pica dan Hum. Haha. 

Meski Pica kesal dengan pilihanku tapi ia menikmatinya. Apalagi, saat mencoba menghias cupcake. Wow, mereka berdua bersemangat. Pica membuat hiasan dan Humaira bertepuk tangan. Lantas mencoba membuat sprinkle di bagian atasnya. 

Aww.. Mereka senang sekali. Mereka lalu mencoba berbagai pilihan mewarnai lainnya. Hasilnya? Seru! 

Siapa sangka game di play.org bisa mendamaikan Tom and Jerry di rumahku? Memperkenalkan rasa kerjasama lalu memupuk kasih sayang kemudian. 

Bermain bisa menyalurkan hobi dan mengasah otak? Tentu! 

Bukan hanya game coloring yang sudah kami coba. Game dengan keyword cat juga sudah kami jelajahi. Dan ternyata seru juga bermain Playful Kitty Yarn Ball Rolling Logic Puzzle Game. 

Dari game ini anak bisa belajar strategi. Secara tidak langsung mereka sedang mengasah otak untuk berpikir sebuah solusi. Pica tak bosan terus mengulang misi saat gagal. Dan Humaira? Dia fokus pada ekspresi kucingnya. Apalagi saat gagal, dia tertawa terbahak-bahak. Dan jika misinya berhasil, ia ikut bertepuk tangan. Jadi, apa Pica kesal ditertawakan Humaira? Tidak, dia malah ikut tertawa. Haha. 

Humaira pun mulai mencoba level yang terkecil. Dan saat berhasil, ia girang sekali. Dalam dunia nyata ia mencoba memberikan bola kasti pada anak kucing di rumah kami. Menaruhnya di bagian perut. Berharap si kucing bisa senang. 

Dan, jika kedua anak sudah tertidur. Saatnya emak beraksi. Ngapain? Main juga dong. Haha

Karena melihat begitu banyak kategori pada game di plays.org maka aku merasa kangen dengan masa laluku. Ssst.. Aku juga seorang gamer loh saat masa kuliah dulu. Dulu, aku ikut game online di facebook dan memiliki komunitas sendiri dalam klan. Klan tersebut membawaku berkenalan dengan berbagai teman di dunia maya. Dan ya.. Game membuatku bersemangat! 

Aku ingin merasakan semangat itu kembali. 

Lalu aku iseng memainkan Be Cool Scooby Doo The Mysterious Mansion Hidden Objects. 

Permainan ini mengingatkanku pada masa kecilku. Kartun scooby doo adalah kartun pertama yang membuatku suka dengan film berbau detektif. Jadi, menemukan hidden objects itu jadi keseruan sendiri. Iya awalnya iseng main sendiri. Besoknya, ngajakin Pica main sama Humaira. Eh, ternyata mereka lebih jago dong. Hihi

Berbagai kelebihan plays.org menurut kami

Cara bermain sangat mudah

Cukup membuka website dan bermain sesuai kategori. Tidak perlu mendownload aplikasi dll dsb. Sangat ringan dipakai di laptop maupun smartphone. 

Pilihan levelpun bisa diatur sesuai umur dan mood pemain. Dalam setiap game ada petunjuk dan cara bermain. 

Pilihan Permainan Banyak

Katalognya saja sudah sedemikian lengkap. Dan setiap satu kategori ada 3-5 bahkan lebih isinya. Jadi, ya.. Iya. Ratusan game disini. Tinggal pilih sesuai kesukaan saja. 

Tidak ada iklan hingga maintenance di sela-sela game

Siapa nih kalo main game di aplikasi kadang terganggu dengan iklan? Aku banget. 

Seumur emak-emak sih masih aman ya. Kalau anak-anak? Main game yang kadang dipenuhi dengan iklan? Bahaya bukan? Senangnya di plays.org tidak ada iklan dalam game. Dan webnya lancar. So far selama hampir sebulan bermain kami tidak pernah merasa terganggu

Cocok untuk semua umur

Siapa bilang yang cocok main di plays.org cuma anak-anak. Orang tua sepertiku pun senang loh bermain disini. Bahkan main Playful Kitty Yarn Ball Rolling Logic Puzzle Game aja aku juga ikut-ikutan. Suami juga kadang ikut bermain menyalurkan ide. Akhirnya, kami semua bermain. Haha.

Duh, jadi ramai kan bonding antar keluarga karena keseruan main game di plays.org

Kalian musti coba juga main di plays.org ! Wajib! XD

IBX598B146B8E64A