Pernah enggak sih mak, merasa sunyi ditengah-tengah keramaian? Padahal, banyak para emak lain yang sedang asyik bercanda-ria disekitar kita. Tapi, kita malah merasa sendirian saja.
Tenang, jika emak pernah merasakan hal tersebut maka sebenarnya Anda tidak sendirian. Bisa jadi, Anda adalah salah satu emak berkepribadian introvert yang berbeda dari kebanyakan emak yang lain.
Aneh enggak sih hal tersebut?
Hmm.. Aku sih bilang hal itu bukanlah hal yang aneh. Ya, kita kan tidak bisa mengubah kepribadian kita yang sebenarnya merasa nyaman dengan hal itu. Memang, mungkin sebagian emak yang lain akan menganggap kita sedikit antisosial dan pilih-pilih teman. Tapi, ya.. Memang begitukan para emak intovert itu sejatinya? Hihi
Sedikit curhat, sebenarnya aku termasuk golongan emak introvert. Yah, walau di dunia maya sebenarnya kadang tulisanku terbilang sedikit konyol (yang udah pernah baca sebagian pasti tau 😂✌). Tapi, sebenarnya di luar aku sedikit jaim (jaga image) apalagi kalau berkumpul dikomunitas yang tidak terlalu aku senangi (baca: mak-mak hoby ngerumpi).
Aku sih emaknya hoby pakai topeng. Maksudnya, walau aku enggak terlalu senang dengan komunitas tersebut tapi aku tetap berusaha bisa bergabung. Apalagi nih kalau salah satu emak tersebut anaknya akrab dengan anakku. Tapi.. Tetap ya.. sampai kapan kita bisa terus bertahan dengan alur pembicaraan yang tak sesuai dengan kita. Puncaknya, akan ada yang bernama awkward moment. Betul?
Nah, jika sudah mengalami awkward moment ditengah-tengah komunitas emak ekstrovert. Ada beberapa hal yang biasanya aku lakukan supaya tidak BT (bosen terus), hal itu antara lain adalah…
1. Sok Pinter atau Pura-pura Serius Baca Buku
Emak-emak lain pada asyik ngegosip dan pamer ala sosialita? Sementara kita berada ditengah-tengah ledakan tawa yang bagi kita sih enggak lucu-lucu amat (hahahaha). Terus ngapain? Ambil kaca mata.. Cusss.. Baca buku..
Jika pada moment kalangan abegeh. Biasanya cewek cantik lagi baca buku sendirian terlihat lebih berkelas. Nah, kira-kira apa yang terjadi kalau yang membaca buku emak-emak yang sebenarnya enggak cantik-cantik amat plus dasteran plus IRT tulen ini? Image apakah gerangan yang terpancar.. 😅
Ah, apapun image yang terpancar dimata emak-emak ekstrovert biasanya sih emak introvert cuek ajah. Bahkan, aku pernah beberapa kali bertemu dengan emak introvert parah yang dengan juteknya berkata, “Berisik..” 😅
2. Sok Pencet-pencet HP
Siapa begini?
Ngakunya introvert tapi alergi obrolan dunia nyata, lebih suka hidup di dunia maya khususnya sosmed. Di dunia nyata jutek minta ampun tapi di dunia maya kerjaannya ‘haha’ ‘hihi’ dan tidak lupa selalu menampilkan icon tanda ekspresi.. 😀😁😄😆😂
Padahal di dunia nyata mukanya (begini 😑) sambil main hp. Hahahaha
Tapi, solusi ini menjadi musibah mati gaya kalau kuota atau pulsa habis. Ada sih memang emak introvert yang bisa bertahan dengan pura-pura pencet hp, tapi aku tidak bisa begitu. Pokoknya kalau pulsa habis harus beli disini supaya tidak mati gaya.
3. Sok Foto-foto
Siapa yang pernah travelling bareng emak-emak ekstrovert yang satu pun tak ada yang cocok dengan kita?
Pernah ya, suatu hari aku mati gaya saat travelling bersama dengan emak-emak ekstrovert dalam rangka wisata alam membawa anak di TK. Solusinya? Ambil HP dan mari bernarsis ria foto-foto dan bikin video di alam terbuka. Maksimalkan ekspresi dan gaya untuk di-upload di dunia maya agar emak tetap eksis walaupun aslinya kurang eksis. 😅
Tapi, hiburan dokumentasi foto dan video ala emak introvert ini jadi kendala kalau baterai habis. Ya, traveling memang memakan waktu yang lama bahkan mungkin seharian kita berada diluar. Aku pernah mengalami baterai habis begini dan itu bikin aku super mati gaya dan rencana dokumentasi travellingku hancur berantakan.
Alhamdulillah, akhirnya suami mengerti. Setelah cek harga power bank yang ternyata lumayan bersahabat, akhirnya tercapai juga keinginan punya power bank sendiri. Baterai habis saat travelling bareng emak ekstrovert yang ga asik banget? Tetep menyenangkan.. 😂
4. Sok Nyuekin Anak-Anak padahaaal…
Aku pernah loh denger emak ekstrovert bilang begini, “Ah, Mama Farisha itu kerjaannya kalau di sini pencet HP mulu. Mana pernah merhatikan anaknya.”
Padahal…
Ngapain juga kita memperhatikan anak secara berlebihan? Dia temenan diikutin, dia makan serba disuapin, dia begini-begitu ditegur. Halo? Kapan anak jadi mandiri bu?
Aku tipikal yang suka membiarkan anak memang. Apalagi kalau dia asik berteman, malu dong dia kalau diperhatikan terus. Tapi, bukan berarti cuek bebek banget. Siapa sih yang tau kalau dari kejauhan aku juga sering memperhatikannya? Sesekali memoto momentnya bermain bersama dan menulisnya di sosial media maupun blog. Dan mulai tegas mengajarinya di dalam rumah. Gitu gaya emak introvert didik anak di luar wilayahnya.
5. Kadang Suka (nguping) Gosip yang Menarik Perhatian
Ssst… Ini cuma aku atau ada yang sama? 😂
Emak Ekstrovert kadang kalau ngerumpi suka menarik perhatian. Bukan hanya karena gelak tawa yang memecahkan gendang telinga tapi bahan bercandanya kadang memang lucu sih. Hmm.. Bukan cuma topik bercanda, topik yang sering menarik perhatian bagiku adalah saat sudah memasuki topik rumah tangga, keuangan, cara mendidik anak di rumah.
Dalam dunia nyata, aku terkesan tidak peduli dengan hal itu. Padahal diam-diam topik perbincangan hangat ibu-ibu itu bisa menjadi bahan inspirasi dalam beberapa tulisan blogku. Ya, cukup banyak sebenarnya segi positif dari mendengarkan rumpi emak-emak.
Bahkan, aku pernah ternganga diam saat menyaksikan beberapa emak sempat perang dingin karena topik-topik tertentu. Yah, karena aku sudah cukup berpengalaman merasakan hal yang sama di dunia maya maka aku juga menuliskan tentang ‘9 Topik Obrolan Sensitif yang Dapat Menyebabkan Mommy War‘
Jadi, tidak selamanya mendengarkan ngerumpi itu buruk kok. Asalkan kita tidak menyebarkan aib orang lain dan dapat mengambil sari kebaikan. Hehe.
Nah, emak introvert juga? Apa saja yang dilakukan saat berada dikomunitas ekstrovert? Sharing Yuk!
Cerita Tentang Dampak Post Partum Depression pada Si kecil dan Cara Memperbaikinya
Maafkan telah nembuat luka pada hati putihmu. Aku tau itu tidak akan benar-benar sembuh…
Sejatinya.. Aku sudahtau itu..
***
Aku Pernah Menjadi Ibu yang Sangat Buruk
Saat itu, usia Farisha masih 6 bulan. Dia sangat lucu. Ya, aku masih memiliki beberapa video ocehannya yang tidak karuan beserta senyum manis dan kebiasaannya untuk mengemut jempol kaki. Hanya seorang iblis mungkin yang dengan tega memarahi dan membentak mahkluk kecil itu. Dan Iblis itu ternyata adalah Ibunya sendiri.
Saat itu, aku hanyalah seorang Ibu yang terus mengaku tidak siap memiliki anak. Cita-citaku masih panjang, namun anak ini menghambat semuanya. Awalnya, kupikir semua akan baik-baik saja. Kupikir lambat laun aku akan dengan mudah melepas cita-cita dan menerima statusku yang baru sebagai Ibu Rumah Tangga saja. Semua menjadi salah ketika Farisha mengalami GTM parah disertasi dengan omongan-omongan sekitar yang membuat aku menbenci diriku sendiri dan membenci Farisha. Ya, salah dia kan? Dia awal dari semua ini?
Tidak ada yang tau saat itu, betapa sering aku membentaknya yang menangis karena kelaparan. Betapa sering aku menyuapkan makanan secara paksa dan menumpahkan MPASI homemade di hadapannya dan berteriak marah-marah seperti orang gila. Tidak ada yang tau bahwa ASIku mulai sedikit, tangan dan badanku gemetar sementara hidangan makan siang tidak ada karena kesibukan yang tidak jelas. Hanya Farisha, ia yang selalu kumarahi untuk melepas energi itu.
Jangan tanya berapa bulan hal ini berlangsung. Ini cukup lama. Salahku, ya aku tau semua salahku. Salahku yang tidak pernah percaya lagi pada sosial media karena pernah di bully saat curhat. Salahku yang bersikeras memberikan ASI Ekslusif padahal aku tak mampu. Salahku yang tidak mengerti cara pemakaian KB. Salahku yang hamil dini. Salahku yang menikah muda. Salahku yang saat itu tidak bisa move on.
Ya, Aku sang Mantan terpidana Post Partum Depression.
Jangan kira hal ini tidak berefek negatif pada anakku. Penyakit psikologis ini menyebarkan aura negatif bukan hanya pada penderitanya tapi juga pada suami dan Anaknya sendiri.
Hari ini, aku ingin mengingatkan pada Ibu diluar sana yang mengalami gejala sama sepertiku dulu. Bahwa apa yang telah kau lakukan pada si Kecil sangat berefek negatif padanya dan masa pulihnya tidak pernah diketahui atau mungkin.. Tidak akan pulih.
Berikut adalah efek negatif PPD pada si kecil yang pernah aku hadapi:
1. GTM yang tak Kunjung Reda
Percaya tidak, anakku ASI Ekslusif selama 2 tahun. Ia tidak mau makan. Karena ia trauma pada makanan.
Ia tau bahwa setiap kali mangkuk itu datang, wajah ibunya seketika berubah menjadi kelabu. Ia tau bahwa Ibunya akan memaksanya. Ia tau adegan selanjutnya bahwa mangkuk makanan itulah yang membuatnya dan Ibunya menangis. Ia tau bahwa mangkuk makanan itu.. Sendok itu.. Membuat banyak tragedi tidak menyenangkan dalam hidupnya. Ia tau dan ia tidak akan pernah bersahabat dengan makanan lumat yang di isi pada mangkuk lagi.
Tahukah? Hingga sekarang Farisha tidak suka melihat mangkuk kecil dengan bubur didalamnya. Ia tidak suka makan bubur karena mungkin bubur selalu mengingatkannya pada adegan tidak menyenangkan.
Apa? Kenapa tidak coba BLW?
Ya, aku tau seharusnya saat itu aku melek informasi. Tapi saat itu, sejak aku tidak menyukai sosial media karena pernah di bully saat bertanya di salah satu grup parenting. Saat itu juga aku memutuskan untuk menjauhi dunia maya beserta informasi parenting sok tau dan memutuskan untuk sibuk dengan urusan domestik rumah tangga saja. Alhamdulillah, sekarang grup parenting tidak sekacau dulu. Dulu, para member sibuk membanggakan dirinya sendiri saja sehingga rentan memicu mommy war.
Kapan Farisha bisa makan? Saat aku menerapkan WWL dengan melibatkan peran suami. Akhirnya, Farisha tau dengan rasa lapar dan mulai bersahabat dengan berbagai cemilan. Sebenarnya, petualangan tentang cerita makan Farisha masih panjang. Ia sempat menjadi anak bule yang tidak mau makan nasi.
Mungkin aku akan bercerita lagi nanti..
2. Terganggunya Kelancaran Berbicara (Gagap)
Jika kalian membaca cerita-cerita parenting di blogku mungkin kalian tau bahwa Farisha bukanlah anak gagap. Sebaliknya ia lancar berbicara dan kritis terhadap permasalahan di sekitarnya. Tapi, tahukah kalian bahwa ia pernah gagap hingga beberapa bulan?
Jangan tanya bagaimana perasaanku. Aku sangat khawatir. Awalnya dia lancar berbicara. Tapi (lagi-lagi) karena hari itu dia mogok makan, aku membentaknya lagi dengan kalimat yang jauh lebih nyaring, mata melotot dan ingin rasanya aku mengeluarkannya dari rumah.
Ya, seperti itu. Aku menangis dan tak berhenti menyalahkan diriku sendiri.
Apakah ia masih gagap sekarang?
Alhamdulillah itu sudah berakhir. Ya, pada kasusku untung saja ini berakhir. Bukankah kita sering melihat anak gagap hingga usia dewasa? Pernahkan kita berpikir apa penyebab sebenarnya?
Lobang dihatinya.. Luka itu.. Tidak semua anak punya obat yang sama..
3. Si Kecil Lebih Sering berekspresi dengan Menangis
Saat Farisha kecil, aku sering memarahinya hingga ia menangis. Jangan tanya berapa lama. Aku sering membiarkannya menangis begitu saja di kamar sementara aku sibuk memasak di dapur. Perutku lapar. ASI ku kering. Ekonomi merintis dari bawah.
Sementara di luar sana berhamburan informasi bahwa… Anak kecil tidak boleh terpapar gadget terlalu lama. Ah, bodohnya aku yang tidak bisa membaca situasi saat itu. Bukankah gadget sebenarnya penolong yang baik? Dalam kondisi itu, siapa yang bisa menolongku kecuali TV dan handphone?
Sungguh teori parenting diluar sana kadang terlalu kejam untuk diterapkan pada semua Ibu, apalagi Ibu Muda dengan emosi yang terbilang labil. Pada siang hari aku tidak waras karena menelan prinsip perfeksionis. Pada malam hari, aku menangis memeluknya.
Hingga ia besar, ia hanya dapat menangis untuk mengungkapkan kesedihan. Anakku, tumbuh menjadi anak yang cengeng karena meniru segala kesedihanku. Apakah ini berlangsung lama?
Alhamdulillah tidak. Tangisan itu kini dapat ia ubah menjadi gaya curhat yang ekspresif padaku. Butuh waktu lama membuatnya menyadari bahwa tidak setiap kesedihan dapat diluapkan dengan menangis.
4. Innerchild Negatif
Jika suatu saat anak melakukan hal negatif yang persis sama dengan hal yang kita lakukan dulu percayalah bahwa itu adalah hal yang tidak sadar ia lakukan karena alam bawah sadarnya mengingatkan akan itu.
Farisha sempat melakukan hal-hal tidak menyenangkan itu. Ia pernah membentak dan berteriak pada ayahnya. Ya hal terparah selain 3 hal diatas. Ia juga pernah secara tidak langsung meniru bagaimana gaya ‘ngambek’ ala mamanya. Persis sama. Entahlah hal negatif apalagi yang tidak aku ketahui yang mungkin saja timbul gara-gara sifatku dahulu.
5. Tidak Percaya Diri
“Sering membentak anak akan menyebabkan ia tidak percaya diri..”
Ya, ya.. Aku tau. Aku sering membaca teori itu. Tapi aku mengabaikannya karena aku pernah kurang waras. Ah, jangan kemukakan lagi tentang teori hindari berkata ‘Jangan’ pada anak kecil. Aku adalah Mama nomor satu yang sering melanggarnya.
Akhirnya, dia pernah menjadi pribadi yang pemalu dan penakut. Tidak lama untungnya. Aku sangat bersyukur dengan hal ini. Kurasa ia memiliki hati baja yang kebal dengan bentakanku.
***
Luka dan dampak negatif pada anak yang timbul dari PPD diatas mungkin tidak dapat secara total disembuhkan.
Tapi, kita dapat BERUSAHA menyembuhkannya.
Dari potongan cerita diatas, kalian sudah tau bahwa lambat laun luka itu mulai membaik. Farisha bisa makan, Farisha tidak gagap, Farisha suka bercerita, dan siapa sangka ia termasuk pribadi yang percaya diri dan berani ketika sudah besar?
Beruntung, PPD dapat aku sembuhkan perlahan seiring berjalan waktu. Sehingga, tidaklah terlambat untuk mulai memperbaiki semuanya.
Ada 5 cara efektif yang telah aku bangun untuk memperbaiki kesalahan yang telah aku buat kepada si kecil, antara lain:
1. Membangun Komunikasi Positif
Aku memang sering memarahinya untuk melampiaskan ketidakwarasanku. Tapi, aku tidak pernah melewati malam hari tanpa bercerita untuknya. Membacakannya buku cerita sebelum tidur serta memeluknya adalah caraku untuk membangun kembali bonding romantis diantara kami seberapapun berat hari yang kami lewati saat itu. Hal itu terus berusaha aku lakukan untuk terus membuatnya percaya padaku. Bahwa sebenarnya, aku adalah Mama yang baik.
Dari bercerita aku sering menjadi pribadi yang berbeda untuknya. Meniru suara boneka yang sangat menyayanginya. Aku bisa membuat 4 suara berbeda untuk karakter antagonis dan protagonis. Farisha menyukai hal itu. Hal itu membuatnya suka bercerita pada boneka-boneka, juga padaku. Lambat laun, dia menjadikanku sebagai teman komunikasi terbaiknya.
Ya.. Ia pernah takut padaku. Ia pernah diam melihatku. Ia pernah menatapku penuh tanya seakan berkata, “Kapan Mama tersenyum dan mengajakku berbicara lagi?”
Sejatinya, kita adalah teman pertama baginya di dunia. Tersenyum dan berbicara padanya adalah semangat cinta untuknya. Tidak pernah ada yang salah dari terapi komunikasi. Bicaralah padanya, itu adalah solusi nomor satu yang tidak bisa di-skip.
2. Selalu Meminta Maaf
Ah, entahlah sudah seberapa banyak kesalahan yang aku lakukan pada Farisha. Jujur, sebelum menjadi Mama hal tersulit bagiku adalah meminta maaf. Aku gengsi sekali melakukannya sekalipun tau aku salah. Tapi, semenjak ada Farisha.. Semua gengsi itu luntur seketika.
Aku selalu mengingat bahwa semasa aku kecil dulu, mama sering meminta maaf padaku dan memelukku sewaktu tidur. Hal itulah yang membuatku terus mencintai mama, seberapapun sering mama marah padaku.
Mama tidak pernah bercerita tentang kesulitan hidupnya padaku sewaktu kecil. Mama selalu sukses berpura-pura tidak kesulitan tapi tidak sukses dalam menyembunyikan kemarahan. Meminta Maaf adalah cara Mama dalam mengungkapkan rasa sayangnya.
Mama selalu berkata, “Percayalah. Mama yang baik bukanlah Mama yang tidak pernah marah. Mama yang baik akan marah jika anaknya melakukan kesalahan. Karena ia takut terjadi hal yang tidak menyenangkan. Tapi selalu ada pelukan setelah itu. Selalu ada kata maaf. Lantas, Bagaimana bisa Mama tidak menyayangimu?”
3. Ciptakan Kenangan yang Baik
Kenangan buruk memang tidak akan pernah hilang begitupun juga dengan kenangan baik. Lalu, apa salahnya jika kita perbanyak kenangan baik dalam memorinya?
Keluarlah sesekali berdua saja dengan si kecil. Bersuka-rialah. Beli sesuatu yang ia senangi sesekali, ice cream mungkin. Makan berdua saja lalu berfoto bersama. Ini adalah terapi yang menyenangkan untuk Ibu maupun untuk anak yang dapay menciptakan kenangan positif.
Dulu, aku jarang sekali melakukan hal itu. Aku lebih sering mengajak Farisha kedapur untuk membuat dough kue maupun membuat cookies. Dia senang melakukannya. Hingga sekarangpun dia masih senang melakukan itu. Itu adalah salah satu kenangan indah yang dominan dalam ingatannya.
4. Jadilah Pahlawan Pendukung
Dulu, Farisha termasuk pribadi yang cengeng. Aku tau sebenarnya dia tidak cengeng, dia hanya meniruku bagaimana berekspresi tentang kesedihan. Karena ia tau bahwa kesedihan dapat diluapkan dengan menangis, bukan berbicara.
Saat anak menangis, hal yang sebenarnya ia butuhkan adalah figur pendukung yang dapat ia percayai untuk mengadu. Maka, jadilah figur tersebut. Jadilah pahlawan untuk setiap tangisannya.
Dulu pahlawan tangisan Farisha bukanlah aku, tapi ayahnya. Aku adalah figur yang bersifat bunglon dimatanya. Jika ia melihatku dengan warna hijau maka ia berani mendekatiku. Sebaliknya, jika ia melihatku dengan warna merah maka ia lari mendekati ayahnya. Ia takut.
Sebisanya, jangan ciptakan lagi aura negatif padanya. Ketika kita sudah berhasil menghilangkan aura itu, anak akan menjadikan kita sebagai pahlawannya. Ya, orang yang akan menjaga air matanya dan membuatnya berani menghadapi dunia.
5. Sering memberikan Pujian
Sempat khawatir dengan anak yang sangat tidak percaya diri? Mungkin salah satu penyebabnya adalah Innerchild negatif karena bentakan kita yang menjatuhkan mentalnya. Hal kecik yang dapat kita berikan untuk menyembuhkannya adalah pujian.
Anak kecil sangat suka pujian. Beri ia pujian dan apresiasi setiap kali berhasil melakukan sesuatu. Jika ia sedang tidak mood dan uring-uringan karena bersedih maka carilah sesuatu yang membuatnya bersemangat lagi. Setiap anak sejak kecil sejatinya punya hoby spesial. Anakku, sangat mencintai dunia warna. Maka, mengajaknya mewarnai dan memuji segala karyanya merupakan hal kecil yang bisa aku lakukan untuk membuatnya percaya diri lagi.
Setiap Ibu mungkin pernah merasa bersalah dengan masa lalu si kecil sehingga membentuk karakter negatif dan lubang luka yang mungkin tidak akan sembuh.
Tapi sesungguhnya apapun yang terjadi.. Kita tetaplah Ibu Baginya. Orang pertama yang ia percayai. Maka bangunlah harapannya lagi.
Hanya kita yang dapat membantu menyembuhkan luka itu..
Review Emina Matte Lipstik 05 (Feathers) – Rekomendasi Lipstik Buat Emak Sok Imut yang Ingin Tetap Keliatan Muda
Judul kamu ya mak.. Selalu mengganggu pemandangan.. Hahahaha.. 😂
Biarlah, ini blog saya. Blog emak yang ngakunya masih muda. Jangan heran kalau tiap mampir ke blog ini kadang banyak tulisan konyol, kadang mewek serius, kadang sok-sokan nulis kritis. Emak memang doyan membagi-bagi kepribadian dalam tulisan supaya kayak aktor serbaguna. *lah..
Emak bukan beauty blogger, tapi lumayan demen sama yang namanya lipstik dan dunia make up jadi jangan ditanya kenapa mom blogger satu ini kadang nulis parenting sok kalem, kadang foto narsis monyong-monyongin bibir. Karena eh karena, itu adalah solusi ampuh buat hidup emak yang mood booster.
Hari ini lagi pengen eksis. Ya, padahal bulan Ramadhan ya. Kok malah eksis? 😂
Ya.. hari ini saya ingin berbagi review produk nih dari emina. Siapa sih yang ga tau emina? Brand yang sekarang suka ngeluarin koleksi dengan pemandangan yang girly banget. Konon sih pasar emina memang anak-anak abegeh. Tapi masa emak yang satu ini ga boleh beli? Kan masih imut.. 😛
Masalah terbesar umat per(t)empu(r)an adalah dia enggak bisa ngebedain mana yang wajib dan mana yang sunah buat muka. Seharusnya sih kemarin saya beli sunscreen karena udah diwarning sama teman beauty blogger kalau wajib pakai sunscreen. Eh, Pas sampai di toko kosmetik bukannya beli sunscreen malah beli lipstik, padahal lipstik di rumah masih banyak. Dasar per(t)empu(r)an yang enggak bisa mikir pakai logika.
Iya, pas sampai rumah si Farisha nanya, “Ma? Beli lipstik lagi? Kan lipstik mama masih banyak? Jangan-jangan ini buat pica ya?”
😂
Biarlah, saya aslinya enggak nyesal emang beli lipstik ini. Ya, sebenarnya faktor yang bikin saya beli lipstik ini sih karena udah kalut mikirin bibir saya yang mulai menghitam karena keseringan pakai lip cream. Jadilah sesekali saya terkena racun beli lipstik matte batangan begini lagi. Ternyata ketika udah 3 hari pakai ini.. Beneran.. Deh.. Jatuh Cintah.. 😍
1. Packaging
Packaging emina memang juara. Sekilas mirip wardah sih tapi si emina ini lebih unyu. Kotaknya berwarna sama dengan warna lipstik didalamnya dan bertulisan SOUL gede yang memakan ruang dua sisi terus bikin dia look different, disisi lainnya tertulis ingredient, exp date and bla bla..
Cangkang lipstiknya oke, bulat dengan penampakan yang beda dibanding lipstik wardah batangan sata. Jadi ga mungkin ketuker lah ya walau sama-sama abu-abu. Dia punya ciri khas dengan tulisan SOUL di cangkang grey-Nya.
2. Tekstur
Sesuai namanya lipstik emina ini jenis matte tapi bukan dead matte. Maksudnya dia itu tidak seret dipakai dan masih creamy tanpa efek glossy.
Menurut saya tekstur emina ini ringan sekali, hampir mirip dengan matte version punya wardah.
3. Coverage
Saya kurang suka dengan coveragenya. Harus 2-3 kali apply. Mungkin karena ini pasarnya buat remaja kalee ya.. Jadi mereka disuruh pake lipstik itu yang tipis-tipis aja.. Soalnya bibirnya masih bagus. Lah, kalau emak-emak yang warna bibirnya udah hancur gini gak bisa dong coverage tipis.. 😂
Yah, kalau emak-emak bilang ‘gak ngirit’ lah coverage-nya. Tapi ngapain juga diirit? Toh nanti keracunan beli lipstik lagi bukan bahkan sebelum habis.. 😂
Jadi.. Habiskan sajaaaa…
4. Penampakan
Ini kan yang kalian tunggu-tunggu?
Bahkan mungkin ada yang enggak baca curcolan emak diatas dan langsung scroll kebawah cuma buat mantengin hasilnya… Hayoo.. Ngaku.. Kalian emang kepo banget liat muka saya.. 😂
Untung saya bukan guru ya, kalau saya guru udah saya kasih esaii kalian dengan pertanyaan konyol seperti..
“Apa latar belakang emak sheza beli lipstik padahal udah punya banyak?”
Noh, cari jawaban di atas.. *asli jengkelin banget mak blogger satu ini.. 😂
Baiklah, ini dia penampakan saya before-half-after pakai lipstik ini.
Dibagian atas saya enggak pakai lipstik ya. Udah, ga usah kritik bibir item.. Dosa.. Haha..
Dibagian tengah yang saya kasih lipstik cuma bibir bawah. Udah rada cantik… Yeeekan? 😂
Dibagian akhir udah dioles semua. 2x oles atau 3x ya? Saya lupa.. 😅
Yah, begitulah hasilnya.. Warnanya cantik dan kelihatan nude dan remaja banget. Cocok lah buat kalian para emak yang menolak tua. Haha.
Oya, di foto kali ini aku udah dandan ya. Bukan bare face (makanya ‘rada agak’ mendingan). Versi bareface aku banyak kok. Baca aja label kecantikan dan tutorial make up aku. 😉 5. Daya Tahan
Buat kalian yang bulan ramadhan ini suka bete hapus-hapus lipcream buat wudhu mungkin lipstik emina ini cocok loh. Karena dia enggak waterproof dan luntur kena air. Selama ramadhan ini, saya memakai lipstik emina ini untuk sehari-hari dan teraweh supaya terlihat natural dan wudhu friendly.
Kalau enggak kena air daya tahannya bagaimana?
Kalau kalian puasa, lipstik ini recomended banget karena kelihatan banget warnanya agak pucat jadi kalau orang liat bisa mikir gini.. “Oh, si anu kalem banget hari ini. Bibirnya pucat kayak gak pakai lipstik..”
*padahal aslinya nutupin bibir yang item.. 😂
Kabar baiknya adalah lipstik ini awet kalau gak kena air. Ya, kalau kita puasa itu mungkin tahan lah ya 3-4 jam. Kalau udah mulai luntur juga gampang pakainya.
Kesimpulannya…
(+) Hal yang aku suka dari lipstik ini:
-Tekstur ringan, creamy namun tidak glossy
-Travel Friendly
-Warna Cantik dan Natural
-Harga terjangkau (55.000 diskon menjadi 49.000)
(-) Hal yang tidak aku suka dari lipstik ini:
-Coverage kurang oke
-Mengandung Propylparaben – not bumil busui friendly
Beli Lagi?
-Kalau kalian mau beliin atau ada endorse dan give away bilang-bilang ya.. Mak mau ngirit dulu.. 😂
Yup, itu dia review lipstik ala ala dari saya. Punya lipstik emina juga? Curcol yuk.. 😉
10 Jurus Yang Perlu Istri Ketahui Ketika Jatah Bulanan Kurang
Banyak faktor yang menyebabkannya. Diantaranya adalah harga bahan pokok yang memang naik, kebutuhan yang bertambah hingga tekanan gaya hidup yang memaksa kita untuk menyesuaikan diri. Ya, problematika emak-emak pada umumnya memang mengatur uang bulanan yang ada agar terus bisa mencukupi kebutuhan, seberapapun itu harus cukup.
Tentu hal ini bukanlah hal mudah. Bahkan, untuk emak yang tidak meterialistis dan memegang prinsip kesederhanaan tingkat dewa pun_ini bukanlah hal yang mudah. Nah, shezahome punya jurus jitu buat para emak-emak rumahan yang mulai merasa jatah bulanannya tidak mencukupi lagi.
Dalam hal ini, saya mengkategorikannya menjadi 2 bagian yaitu jurus yang dianjurkan dan jurus terlarang. Apa saja sih? Cuss..
Jurus yang dianjurkan
1. Jurus Sharing Pengeluaran Bulanan
Yang namanya rumah tangga sangat perlu keterbukaan. Setuju gak sih?
Karena itu, tidak ada salahnya untuk mencatat pengeluaran sebulan hingga mengumpulkan struk belanja untuk menunjukkan bahwa pengeluaran kita bukanlah hal yang sia-sia. Dan yang lebih penting lagi, list pengeluaran ini harus ditunjukkan kepada suami.. *seberapapun pahitnya itu.. Tsah..
Dalam kenyataannya, biasanya suami saya mulai memisahkan pos-pos pengeluaran yang sebenarnya tidak penting.
Seperti pos belanja skincare n make up saya misalnya.. Musnahkan saja.. 😅
Atau pos jajanan ringan seperti beli es kepal milo diluar.. Di-black list..
Atau juga nih, pos anggaran protein mahal seperti daging yang kemudian diganti dengan ikan asin sapat atau wadi khas banjar.. 😅
Ya, itu sih kejadiannya kalau yang kita harapkan cuma jatah yang.. Yah, apa boleh buat udah sedikit dan gak bisa ditambah-tambah karena gajih suami memang segitu.
Tapi biasanya beda kasus sih kalau ternyata gajih suami naik. Mungkin saat melihat list pengeluaran bulanan yang tidak cukup dia akan bilang begini..
“Berarti perlu tambahan segini ya? Atau masih kurang?”
Hehehehe..
2. Jurus Politik Membandingkan
Kadang memang ada sih suami yang tidak terbuka dengan pemasukannya. Tapi yang namanya istri itu sinyalnya tinggi. Bener ga sih?
Ya, istri itu bisa mencium pemasukan-pemasukan yang tidak terbuka. Maka, tidak ada salahnya kok untuk mencoba jurus membandingkan. Dengan catatan membandingkannya dengan yang wajar aja lah ya.. *jangan sama Syahrini atau Paris Hilton.. 😅
Kita harus cari aman dalam trik membandingkan. Misal, sama tetangga yang suaminya berprofesi sama dengan suami kita.
Tapi ada triknya juga loh, ga sembarangan. Kalau enggak kalian bakal di cap sebagai ‘istri yang kurang bersyukur’ 😅
Contoh nih:
“Mas, kemarin aku ketempat anu loh.”
“Iya ma.. Terus kenapa?”
“Enggak sih cuma dia cerita kalau dia diajakin jalan-jalan. Katanya ada gajih xxxxx dari atasan ya..”
“Oh ya? Emang ada sih..”
(yess..)
“Aku ga minta jalan-jalan sih, cuma ga ada salahnya kan sesekali kita belikan squishy buat hadiah karena dia udah berhasil mengisi sebagian buku tantangan hebatnya..”
(tips tambahan: kambing hitamkan anak, walaupun dia ga tau apa-apa.. Kita harus jaga image)
“Oh, ya udah.. Harga Squishy berapa? 20ribu? 50ribu?”
“Lima ratus ribu mas..”
(tips terakhir, cari alasan yang realistis harganya 😅)
3. Jurus Super Mom
Buat mommy yang punya kepribadian jaim tingkat tinggi dan paling anti dengan 2 jurus diatas tidak ada salahnya mencoba jurus Super Mom. Apa sih jurus Super Mom itu?
Sssst, ini jurus mama saya.. Hahahaha..
Yes, bekerja. Bekerja dengan memaksimalkan passion dan skill yang kita punya untuk menambah pemasukan rumah tangga. Bekerja dalam hal ini tidak melulu tentang bekerja diluar. Para Ibu zaman now tentu sudah sangat tahu bahwa media sosial dapat menghasilkan uang, berjualan tak melulu tentang toko fisik, dan blog pun bisa menghasilkan. Hehe
4. Jurus Wonder Woman
Tidak bisa menerapkan jurus super mom karena sejauh ini passion tidak menghasilkan output yang maksimal? Mari terapkan jurus selanjutnya, yaitu jurus Wonder Woman.
Laki-laki itu sejatinya suka diperhatikan dan dilayani dengan baik, maka jadilah istri yang maksimal untuk mendukung passion suami. Caranya tentu tidak mudah apalagi jika sudah mempunyai anak, otomatis perhatian kita akan terbagi. Tapi, tidak ada salahnya jika berusaha maksimal bukan?
Laki-laki itu makhluk visual yang suka dengan istri yang tampil cantik maka jagalah penampilan dihadapannya. Tidak ada salahnya sesekali kita membeli lingerie sebagai bentuk salah satu usahanya. Hehe
Nah, orang tua zaman dulu bilang bahwa rejeki kedua itu ada diperut suami. Hmm, tidak bisa dikatakan salah juga sih. Karena memang jika lidah dan perut suami terpuaskan maka ia dapat bekerja dengan maksimal. Bukanlah hal mustahil jika kita mendapatkan rejeki ekstra dari hasil memuaskan lidah dan perut suami. Kenapa saya berani berkata begini? Karena sudah terbukti, saya pernah melakukannya dan hasilnya cukup menyenangkan. 😉
5. Jurus Politik Kasihan
Bagaimana sih jurus ini?
Apa ngemis-ngemis gitu ke suami?
Ya, enggak lah.. Ini merupakan jurus yang lumayan ampuh dan terinspirasi dari kucing saya. Hahaha..
Iya, dia aja bisa bikin mata begini supaya suami kasian dengan dia. Masa saya gak bisa?
Bisa! Bisa tanpa harus ngemis. Caranya, Iya.. Nangis. 😂
Terus suami pasti nanya, “Kenapa?”
Terus, jangan langsung bilang jatah bulanan kurang lah sambil menangis makin kencang. Itu kurang ampuh. Hahahaha..
Diem aja.. Iya.. Diem.. Nangisnya masih lanjut tentu…😅
Kalau sudah dipeluk, disayang-sayang, di cup cup cup.. Dan berbagai drama lainnya percayalah suami akan mengerti dan mulai memahami masalah kekurangan pemasukan ini. Karena air mata perempuan itu adalah ekspresi bisu yang dahsyat sekali kekuatannya. Hehe
6. Jurus Ancam Dapur
Sudah tanggal 20an dan dompet emak mengering lalu budget tambahan tak jua nampak? Yuk, pakai jurus yang satu ini. Biasanya lumayan ampuh. 😅
Yes, jurus ancam dapur. Mari mulai atur menu ngirit ala emak-emak.
Menu pagi: iwak sapat
Menu siang: iwak sapat lagi
Menu malam: iwak sapat lagi 😂
Oya, iwak sapat ini adalah ikan kering khas Kalimantan Selatan yang memiliki harga sangat terjangkau, rasa gurih dan enak namun kurang bergizi.. 😅
Sesekali dimakan tidak apa-apa. Ikan kering ini enak dan gurih. Tapi, kalau terlalu sering? Kita bisa kekurangan gizi mak.. Haha..
Satu hari.. Masih belum peka..
Dua hari.. Belum peka..
Tiga hari kemudian..
“Sayang, jatah bulanan abis ya? Sini aku tambahin..”
Yess… 😂
Jurus Terlarang
Nah, kalau yang sebelumnya merupakan jurus yang dianjurkan sekarang mari kita bahas tentang jurus terlarang yang dalam praktiknya sering tidak sengaja kita lakukan. Akibatnya tentu bisa membahayakan kesejahteraan Rumah Tangga. Apa saja jurus itu?
Cuss
1. Jurus Over Super Mom
Dari namanya tentu kita sudah tau kalau ini adalah efek lanjutan negatif dari jurus super mom. Hmm.. Kenapa bisa over ya?
Banyak sih faktornya, antara lain terlalu banyak family time yang dikorbankan demi mencari tambahan. Ada pula yang ketagihan mencari uang tambahan hingga melupakan kewajibannya sebenarnya di rumah.
Bekerja dan memaksimalkan passion sih boleh saja. Tapi hal ini harus disepakati oleh dua belah pihak. Jangan sampai karena terlalu kebablasan bekerja maka rumah tangga menjadi runyam. Betul?
2. Jurus Dewi Perang
Dewi perang? Siapa ya? Kalau Dewa Perang kan Ares namanya.
Kalau Dewi Perang? Apakah itu wujud evolusi terakhir dari Ketidakwarasan Emak-emak? 😂
Yup, harus diakui kalau keterbatasan pemasukan tentu akan membuat kita sang manajer rumah tangga sangat pusing untuk mengatur pengeluaran. Sampai-sampai kita sebagai Ibu menjadi sering marah-marah. Sesekali marah sih wajar. Tapi, tidak sedikit loh para Ibu yang over ekspresif dalam mengeluarkan kemarahannya.
Contoh:
Tangan Super Dewi Perang yang membanting pintu sampai dinding kalsiboard rusak.. 😅
Tendangan Super Dewi Perang yang mampu menghancurkan jendela hanya dengan menggunakan kelapa.. 😅
Tatapan Mata Merah Sang Dewi Perang yang membuat suami dan anak membisu ketakutan sambil berpelukan.. 👿
Banyak begini? Banyak loh.. Hahaha..
Jurus ini memang ampuh, terlalu ampuh bahkan. Sampai Suami dan Anak mungkin saja kabur dari rumah atau diam-diam mulai menyarankan Anda berkonsultasi ke psikiater. 😅
3. Jurus Pelit
Jurus pelit? Sama dengan jurus ancam dapur?
Oh tidak.. Jurus ancam dapur masih masuk kategori aman dipraktikkan. Yang terlarang itu jurus pelit.
Apa sih bedanya? Bedanya jurus pelit ini bertujuan untuk menyimpan uang bulanan sebisa mungkin buat keegoisan diri sendiri bukan untuk investasi masa depan. Banyak ga yang begini? Banyak loh..
Entahlah zaman sekarang apakah masih banyak yang menganut jurus ini. Jurus ini memang sangat efektif tapi akan berakibat buruk terhadap kepuasan suami dan juga pola pikir anak.
Kalau jurus satu ini tentu tidak perlu dipertanyakan lagi. Efektifnya kebablasan. Sampai beberapa hari kemudian mungkin Rumah Tangga yang dibangun akan hancur berantakan. 😅
Jurus ini sangat terlarang dipraktikkan ya. Sebisa mungkin masih satu ranjang walau misah beberapa cm. Soalnya besar kemungkinan tengah malam bakal berpelukan lagi.. *eaaa..
Nah, itu dia jurus-jurus yang terbukti efektif digunakan jika jatah bulanan ternyata kurang. Ingat, selalu hindari jurus terlarang demi keutuhan rumah tangga. 😊
Karena Rumah Tangga itu bukan hanya sekedar tentang seberapa banyak tapi tentang saling memahami dan mengerti..
Dampak Positif dan Negatif Menonton Drama Korea Bagi Ibu Rumah Tangga
Drama Korea.. Hmm.. Siapa sih yang enggak tau dengan yang satu ini? Mulai dari kalangan abege, wanita karir hingga ibu rumah tangga pastinya sangat tau dengan drama korea aka drakor. Bahkan, belakangan saya baru tau bahwa ada juga loh ternyata laki-laki yang suka nonton drakor. Yah, tidak banyak sih, cuma perbandingannya mungkin 1 banding 10 (yang jelas bukan suami saya.. 😅).
Konon, virus kecanduan drakor ini bukan hanya dominan ada di kalangan cewek abege. Ya, bahkan Ibu-ibu Rumah Tangga pun suka sekali menonton drakor untuk mengisi waktu luangnya. Beberapa IRT bahkan mengaku bahwa menonton drakor merupakan me time yang sangat menyenangkan. Siapa yang begini? Hayo.. Ngaku!
Apakah menonton drama korea bagi Ibu Rumah Tangga merupakan hal yang salah? Apakah rutinitas harian tidak terabaikan karena kegiatan ini? Terakhir, seberapa besar dampak positif dibanding dampak negatifnya?
Cuss.. Kita bahas sampai tuntas disini yaaa.. 😆
Dampak Positif Menonton Drakor Bagi Ibu Rumah Tangga
Nah, sebagai emak rumahan yang mengaku senang menonton drakor sebagai salah satu rutinitas me time tentu saya sangat merasakan dampak positif dari kegiatan ini. Dampak positif itu antara lain adalah:
1. Meningkatkan Kewarasan Emak-Emak
Siapa sih yang kadang suka kehilangan kesabaran karena rutinitas rumahan yang membuat emak kadang emosi tingkat tinggi? Konon, sebutan yang terkenal untuk hal ini adalah ‘kurang waras’.. 😅
Menonton drama korea dengan berbagai selak beluk kisah yang tidak membosankan akan membuat emak rumahan terhibur dan merasa hidup kembali. Emak yang tadinya merasa kurang waras akhirnya terobati rasa bosannya dengan hiburan drama korea yang dapat memenuhi ruang emosinya dengan warna warni rasa.
Emak yang tadinya uring-uringan melihat rumah yang pekerjaannya tak kunjung habisnya.. Ngadem dulu, nonton drakor lalu bisa senyum berbunga-bunga saat masak, jangan lupa ditemani soundtrack album drakor favoritenya..😅
Emak yang tadinya kurang nuansa romantisme dari suami yang agak pasif akhirnya dapat senyum merona merah layaknya remaja lagi dan dapat menyambut suami dengan senyum ikhlas malu-malu seperti malam pertama.. Eaa…
Yes, terima kasih drakor.. Kau buat kalangan emak-emak mulai waras dan berbunga-bunga.. 😂
2. Membuat Hidup Emak Lebih Berwarna
Pernah merasa hidup kadang cuma di dominasi oleh rasa yang begitu-begitu saja? Tidak ada hal baru, tidak ada tantangan. Bahkan saking suramnya hidup seakan seperti TV dengan warna hitam putih saja. Yes, How Boring?
Tapi dengan menonton drama korea emak dapat merasakan tantangan mendebarkan disetiap episodenya. Perasaan senang, sedih, kecewa, bangkit, semangat akan dapat emak rasakan ketika ‘berempati’ dengan tokoh pada drama korea. Bahkan saking empatinya, kadang sampai menangis dan ikut-ikutan merona malu. Hahahaha.. *tuh.. Banyak rasa kan hidupnya? Aseek.. 😂
3. Meniru Gaya Hidup Positif Budaya Korea
Ada enggak sih emak yang mulai suka meniru budaya korea karena saking keseringannya menonton drama korea?
Nah, saya mau sharing salah satu perubahan positif saya saat menonton drama korea. Yaitu berubah menjadi lebih manis. *digetok gayung.. 😂
Ya bagaimana tidak manis kalau semenjak menonton drama korea saya jadi suka iseng menyajikan tampilan masakan ala korea (walau kebanyakan gagal.. 😅). Selain itu, gaya mengikat rambut hingga gaya melipat pakaian pun sekarang mulai saya tiru. Menurut saya, ini perubahan positif lah. Bahkan suami saya senyum-senyum melihatnya. Hehe..
Dampak Negatif Menonton Drakor Bagi Ibu Rumah Tangga
Tapi nih tapi.. Menonton drakor itu juga banyak dampak negatifnya. Dan dampak negatif ini ternyata sangat saya rasakan ketika saya mulai ikut nimbrung percakapan antar emak-emak pecinta drakor. Apa aja dampaknya? Cuss…
1. Kecanduan yang Membuat Emak Lupa Waktu dan Mengabaikan Kegiatan Rumah Tangga
Setuju enggak sih kalau nonton drakor itu bikin emak kecanduan?
Ngakunya satu episode dulu tapi eh tapi jadinya lagi, lagi, dan lagi. Sampai mengabaikan rutinitas membacakan dongeng sebelum tidur lalu kemudian tidur tengah malam bahkan ada juga yang tidak tidur semalaman. Akhirnya, pagi harinya bangun kesiangan lalu anak disuruh bolos sekolah saja. Telpon guru ngakunya si anak sakit padahal emaknya yang teler. Ada begini? Ada.. 😂
Siang hari pada umumnya diisi dengan kegiatan hectic memasak untuk menyambut suami datang makan siang. Tapi (lagi-lagi) karena drakor maka makanan yang disajikan berakhir gosong dan kekeringan. Ada begini? Oh, adaaa…
Malam hari adalah waktu suami untuk bermanja-manja namun karena emak sedang ‘sibuk’ dengan drama yang katanya sedang hits akhirnya suami pun mengisi hiburannya dengan main ‘enemy has been slayed’.. 😂
2. Meniru Gaya Hidup yang Tidak Sesuai dengan Keadaan Dompet
“Aduh, baju yang dipakai si jung jung itu aku pernah liat di sini loh.. Tapi harganya mahal”
“Masa? Ah iya.. Persis ya.. Aduh, aku jadi pengen!”
“Liat deh topi yang ini.. Unyu banget kan kayak di film bla bla punya si Min Min”
“Eh, iya.. Berapa harganya.. Omegadd”
“Eh, tau ga si Song Song itu pakai lipscrub ini supaya bibirnya ga item”
“Ah, masa.. Bukannya dia pake liptint yang ini ajah”
“Enggak bibirnya merah asli kok”
“Berapa harga lipscrubnya? Omegadd”
Ya.. Ya.. Percakapan diatas cukup familiar bukan? Kosmetik dan gaya baju trend korea kini telah merajai industri fashion wanita. Media promosi yang sangat berpengaruh salah satunya adalah dengan kekilauan drama korea. Tentu saja tidak sedikit para wanita termasuk ibu rumah tangga yang rela mengeluarkan uang berlebih untuk trend korea kekinian ini. Yang dipertanyakan, apakah keadaan dompet sudah memadai? Hehe
3. Tenggelam Dalam Dunia Khayalan dan Tak Kunjung Move On
Melanjutkan dari point no. 1, apa yang akan terjadi jika kecanduan drakor tidak segera diatasi? Yes, emak tak kunjung move on dan tetap asik hidup di dunia khayalan.
Yah, sepertinya ini poin tambahan untuk tulisan saya sebelumnya ya.. Hihihi..
Banyak loh, kalangan emak-emak rumahan yang kecanduan nonton drakor dan anime sehingga lupa dengan kehidupannya yang asli. Akhirnya ia lupa dengan tujuan dan list-list task to do yang seharusnya ia utamakan.
Jika sudah terjadi hal begini, lalu bagaimana?
Seret Sang Suami.. Katakanlah, “Hei Suami, mulai sekarang kalian harus jadi lelaki romantis.. Supaya istrimu tidak mencari ‘pelarian’.” 😂
4. Terancam Gagal Menjadi Role Mode yang Baik untuk Anak
Katanya sih mau supaya anak tumbuh baik, pinter, bertenggang rasa, sholeh, dan bla bla bla. Tapi apa jadinya kalau anak tau sang emak hobynya nonton drakor? 😂
Mungkin sang anak akan berpikir, “Oh, ternyata mama suka dengan si Min Min ini. Berarti aku nanti kalau sudah besar harus cakep begitu.”
Atau..
“Wah, kayaknya mama suka dengan style si Song Song ini. Berarti aku nanti kalau sudah besar harus cantik dan bergaya begitu juga dong.”
Atau..
“Wah, mama nonton drakor yang kemarin ya.. Ikut nonton juga ahh, mau tau lanjutannya.”
😅
Ingat mak, anak itu meniru tingkah polah kita dan kebiasaan kita. Apa yang kita sukai kemungkinan besar akan ditiru olehnya. So, sudah siap jika ketika anak besar nanti dia ingin menjadi seperti artis korea.. 🙈
Atau sama-sama penggila drama korea.. Tentukan pilihanmu..hihi..
5. Membuat Emak Terancam Puber Kedua
Ada yang begini?
Ada..
Udah gitu aja. Kayaknya enggak perlu diceritakan lebih detail. Hahahaha..
Lantas, Apakah menonton Drakor itu Salah?
Sama seperti pisau, keberadaan drakor dapat berguna namun juga dapat melukai perasaan suami.. *loh.. 😅
Menonton drakor bagiku bukanlah hal yang salah. Bahkan jika dalam drakor banyak pembelajaran berharga kehidupan yang dapat diambil, kenapa harus say no dengan keberadaan drakor?
Tapi, jangan menjadikan menonton drakor sebagai hoby namun jadikanlah ia sebagai hiburan saja. Dan yang terpenting, jangan sampai menonton drakor mendominasi jadwal harian emak. Tontonlah drakor ketika benar-benar dalam waktu yang senggang.
Seseorang berkata padaku, bahwa hoby adalah sesuatu yang paling suka kita kerjakan dan memberi manfaat bagi orang lain. Sementara hal yang tidak memberi manfaat dan sering dikerjakan adalah hiburan semu saja. Lalu, menonton drakor termasuk kedalam hal yang mana?
Banyak para wanita yang menjadikan menonton drakor sebagai hobynya yang pada akhirnya tidak membawanya kepada perubahan berarti. Hanya sekedar rasa senang yang kemudian hilang begitu saja ketika hal itu berakhir. Kita dapat melihat contoh hal ini dari para penggemar fanatik dari artis korea. Tidak sedikit loh, para penggemar yang sedih luar biasa sampai stress mendapati sang artis meninggal bunuh diri.
Menjadi Ibu apalagi Ibu Rumah Tangga sejati memang harus waras. Tapi, sampai kapan kita mengisi kebahagiaan dengan drakor saja? Yuk, cari hoby menyenangkan yang benar.
Karena hidup Ibu pun sesungguhnya penuh warna loh. Ya, kita sendiri yang dapat mewarnai hidup itu bukan drakor. 😊